BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian
Dalam dunia pendidikan terdapat dua pendekatan penelitian yaitu kualitatif dan
kuantitatif. Sedangkan metode penelitian menurut Wirartha (2006: 76) adalah “suatu
cara atau prosedur untuk memperoleh pemecahan terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Jadi, metode penelitian ini memandu peneliti sesuai urutan kerja penelitian
dari awal penelitian sampai akhir suatu penelitian.” Adapun metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan
pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2015 : 107) “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
3.1.2 Desain Penelitian
Dalam penelitian eksperimen, terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan, yaitu: Pre-Experimental Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain
penelitian Pre-Experimental Designs. Sugiyono (2015 : 108-109) menjelaskan “Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh.
Karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel
kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random”.
Bentuk pre-experimental designs ada beberapa macam yaitu: One-Shot Case Study, One-Group Pretest-Posttest Design, OneGroup Pretest-Posttest Design, dan Intact-Group
kemampuan berbicara bahasa Perancis siswa (O). Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.1
Desain Penelitian One Shot Case Study
X O
Keterangan :
X = Treatment (perlakuan) dengan menggunakan metode TPR.
O = Tes kemampuan berbicara bahasa Perancis siswa setelah diberi perlakuan. (Sugiyono, 2015:74)
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 117). Jadi, populasi dapat diartikan sebagai keseluruhan objek/subjek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu untuk dianalisis dan disimpulkan hasilnya. Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah empat keterampilan berbahasa siswa SMA dari SLB Negeri A Kota Bandung tahun pelajaran 2016 – 2017 yang berjumlah 32 orang.
3.2.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2015 : 118). Dengan demikian, sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah keterampilan berbicara siswa kelas X SLB Negeri A Kota Bandung tahun pelajaran 2016 – 2017 sebanyak 9 orang.
3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMALB Negeri A Kota Bandung yang berlokasi di Jalan Pajajaran No. 52 Bandung.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Sugiyono (2008: 38) bahwa
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.” Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan variabel terikat. Sedangkan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Maka dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah metode TPR. Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah kemampuan berbicara bahasa Perancis siswa kelas X SLB Negeri A Kota Bandung.
3.5 Definisi Operasional
Berikut adalah beberapa definisi operasional yang terdapat dalam penelitian ini : 3.5.1 Metode Pembelajaran
Menurut Djamarah dan Zain (2006: 46), “seorang pengajar akan lebih mudah
melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai guru jika menguasai metode pembelajaran,
karena metode tersebut akan membantu dalam pencapaian pembelajaran.” Jadi, metode
adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal(Sanjaya, 2011:3).
Dengan demikian, metode pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu metode Total Physical response (TPR).
3.5.2 Metode Total Physical Response (TPR)
Total Physical Response (TPR) merupakan salah satu metode pembelajaran bahasa asing. Menurut Richards dan Rodgers (2010, p.73), “Total Physical Response (TPR) is a language teaching method built around the coordination of speech and action; it attempts to
teach language through physical (motor) activity”. Maksudnya, TPR merupakan sebuah metode pembelajaran bahasa yang dibangun melalui gabungan antara lisan dan tindakan yang diterapkan untuk mengajarkan bahasa melalui aktivitas motorik.
Sehubungan dengan subjek pada penelitian ini adalah siswa berkebutuhan khusus dengan gangguan penglihatan (visuals imperments) dan merujuk pada tahapan penerapan metode TPR menurut beberapa sumber yang telah diuraikan pada Bab II, maka peneliti melakukan
beberapa modifikasi dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Perancis di SLB Negeri A Kota Bandung, agar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa, yaitu sebagai berikut:
dan kemudian diikuti oleh seluruh peserta didik.
2) Tahap 2 : guru menuntun satu-persatu siswa untuk melakukan tindakan sambil guru dan siswa melafalkan kalimat-kalimat yang telah didengar.
3) Tahap 3 : guru mengucapkan kalimat-kalimat perintah tersebut, namun siswa diminta melakukan tindakan tersebut sendiri.
4) Tahap 4 : guru meminta salah satu siswa untuk memberi perintah kepada teman-temannya.
3.5.3 Keterampilan Berbicara
Menurut Chaney (1998: 13) dalam Hayriye Kayi, “Speaking is the process of building and sharing meaning through the use of verbal and non-verbal symbols, in a variety of
contexts", speaking is a crucial part of second language learning and teaching.” Maksudnya,
berbicara merupakan suatu proses membangun dan saling menyampaikan maksud dan tujuan dengan menggunakan simbol verbal dan non verbal dalam berbagai konteks dan keterampilan berbicara merupakan bagian penting dari pembelajaran dan pengajaran bahasa kedua atau bahasa asing. Dalam penelitian ini, keterampilan berbicara yang dimaksud yaitu keterampilan berbicara bahasa Perancis tingkat yang paling dasar, yakni setingkat A1 Junior DELF (Diplôme d’Etudes en Langue Française).
3.6 Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2015: 148), “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.” Mengingat penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif, maka peneliti adalah instrumen utama, yang mengamati dan mengobservasi dalam seluruh kegiatan. Untuk mendapatkan data penelitian, peneliti menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut:
3.6.1 Lembar Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai aktivitas guru/peneliti dan siswa di dalam kelas. Maka, dalam penelitian ini terdapat dua lembar observasi yaitu lembar observasi aktivitas guru/peneliti dan lembar observasi aktivitas siswa yang akan diisi oleh seorang observator ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Aadapun lembar observasi dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1
No Aspek yang dinilai Nilai*
c. Mengaitkan materi ajar sebelumnya dengan
materi yang akan diajarkan.
d. Memberi acuan materi ajar yang akan
diajarkan.
2 Sikap dalam proses pembelajaran
a. Kejelasan suara dalam komunikasi dengan
siswa.
b. Tidak melakukan gerakan dan/atau ungkapan
yang mengganggu perhatian siswa.
c. Antusiasme dalam penampilan mengajar. d. mobilitas selama pembelajaran. 3 Penguasaan materi pembelajaran.
a. Kejelasan memposisikan materi ajar yang
disampaikan dengan materi terkait.
b. Kejelasan menerangkan berdasarkan tuntutan aspek kompetensi (kognitif, psikomotor, afektif).
c. Kejelasan dalam memberikan
contoh/ilustrasi sesuai tuntutan aspek kompetensi.
d. Memperlihatkan penguasaan materi ajar
secara proporsional.
4 Penerapan metode TPR dalam proses
pembelajaran.
a. Memperkenalkan konsep metode TPR dan menjelaskan tata cara pembelajaran dengan menggunakan metode TPR melalui tahapan sebagai berikut:
- Guru mengucapkan kalimat-kalimat atau kata-kata dalam bahasa Perancis yang akan dipelajari.
- Guru meminta siswa mengulangi kembali secara bersama-sama kalimat-kalimat atau kata-kata yang diucapkan oleh guru.
- Guru menuntun siswa untuk mempraktikkan kalimat-kalimat atau kata-kata tersebut.
- Guru mengucapkan kalimat-kalimat atau kata-kata tersebut dan siswa memperagakannya bersama-sama. - Guru mempersilahkan satu-satu persatu
siswa secara bergiliran untuk memberi instruksi-instruksi yang telah dipelajari tersebut kepada teman-temannya.
- Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
b. Proses pembelajaran mencerminkan
komunikasi berpusat pada siswa. c. Antusias dalam menanggapi dan
menggunakan respons dari siswa. d. Kecermatan dalam memanfaatkan waktu
sesuai alokasi yang direncanakan. 5 Penggunaan media pembelajaran
a. Memperhatikan prinsip penggunaan jenis
media (meja, kursi, lemari, dan alat tulis)
b. Tepat saat penggunaan.
c. terampil dalam mengoperasikan. d. Membantu kelancaran proses pembelajaran.
6 Evaluasi
a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan
aspek kompetensi.
b. Melakukan evaluasi sesuai dengan butir soal
yang telah direncanakan dalam RPP. a. Melakukan evaluasi sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan.
b. Melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang dirancang.
7 Kemampuan menutup pelajaran
a. Meninjau kembali / menyimpulkan materi yang diajarkan.
b. Memberi kesempatan untuk bertanya atau berkomentar.
c. Menugaskan kegiatan ko-kulikuler. d. Menginformasikan materi ajar berikutnya.
(P2JK, 2016 : 43 – 44) Keterangan :
1 : kurang 2 : cukup 3 : kurang baik 4 : baik
mengamati aktivitas siswa. Adapun lembar observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No. Aspek dan Kriteria Penilaian
Nilai
Ya Tidak
1 Siswa memperhatikan penjelasan guru.
2 Siswa serius mendengarkan tujuan yang dijelaskan oleh guru.
3 Siswa mengajukan pertanyaan dan pendapat terkait dengan penerapan metode TPR dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4 Siswa melaksanakan pembelajaran berbicara dalam bahasa Perancis dengan menggunakan metode TPR.
5 Siswa mengajukan pertanyaan terkait materi yang telah disampaikan.
(Mauliyani, 2012)
3.6.2 Tes
Tabel 3.3
Skala Penilaian Kemampuan Berbicara Bahasa Perancis Tingkat A1 Junior DELF
Selanjutnya, deskripsi kriteria dari masing-masing aspek penilaian tes berbicara bahasa Perancis pada tabel 3.3 di atas adalah sebagai berikut.
Tabel 3.4
Deskripsi Kriteria Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis 1) Pemahaman
Nilai Kriteria Penilaian
5 Memahami segala sesuatu dalam pembicaraan formal dan koloqial (asing: seperti penutur asli).
4 Memahami segala sesuatu dalam percakapan normal, kecuali yang bersifat koloqial.
3 Memahami agak baik percakapan normal, kadang-kadang membutuhkan
No. Aspek Penilaian Bobot
1 Compréhension de la consigne (Pemahaman terhadap perintah)
5
2 Performance globale : la fluidité, l’attitude, la vitesse (Penampilan umum: kelancaran, sikap dan kecepatan dalam berbicara)
5
3 Structure correcte : grammaire (Ketepatan penggunaan tata bahasa)
5
4 Lexique approprié : vocabulaire (Ketepatan pemilihan kosakata)
5
5 Correction phonetique : prononciation
(Koreksi fonetik: pelafalan)
5
pengulangan dan penjelasan.
2 Memahami dengan baik percakapan sederhana, dalam hal tertentu masih perlu penjelasan dan pengulangan.
1 Memahami dengan lambat percakapan sederhana, perlu penjelasan dan pengulangan.
2) Kelancaran
Nilai Kriteria Penilaian
5 Pembicaraan dalam segala hal lancar dan halus (asing: seperti penutur asli yang terpelajar).
4 Pembicaraan lancar dan halus, tetapi sekali-kali masih kurang ajek. 3 Pembicaraan kadang masih ragu, pengelompokan kata
kadang-kadang juga tidak tepat.
2 Pembicaraan sering tampak ragu, kalimat tidak lengkap.
1 Pembicaraan sangat lambat dan tidak ajek kecuali untuk kalimat-kalimat pendek dan telah rutin.
3) Tata Bahasa
Nilai Kriteria Penilaian
5 Tidak lebih dari dua kesalahan selama berlangsungnya kegiatan wawancara.
4 Sedikit terjadi kesalahan, tetapi bukan pada penggunaan pola.
3 Kadang-kadang terjadi kesalahan dalam penggunaan pola tertentu, tetapi tidak mengganggu komunikasi.
2 Sering terjadi kesalahan dalam pola tertentu karena kurang cermat yang dapat mengganggu komunikasi.
1 Adanya kesalahan dalam penggunaan pola-pola pokok secara tetap yang selalu mengganggu komunikasi.
Nilai Kriteria Penilaian
5 Penggunaan kosakata teknis dan umum luas dan tepat sekali (asing: seperti penutur asli yang terpelajar).
4 Penggunaan kosakata teknis lebih luas dan cermat, kosakata umum pun tepat sesuai dengan situasi sosial.
3 Penggunaan kosakata teknis tepat dalam pembicaraan tentang masalah tertentu, tetapi penggunaan kosakata umum bersifat berlebihan.
2 Pemilihan kosakata sering tidak tepat dan keterbatasan penguasaannya menghambat kelancaran komunikasi dalam masalah sosial dan
profesional.
1 Penguasaan kosakata sangat terbatas pada keperluan dasar personal (waktu, makanan, transportasi, keluarga).
5) Tekanan
Nilai Kriteria Penilaian
5 Ucapan sudah standar (asing: sudah seperti penutur asli).
4 Tidak terjadi salah ucapan yang mencolok, mendekati ucapan standar. 3 Pengaruh ucapan asing (daerah) dan kesalahan ucapan tidak menyebabkan
kesalahpahaman.
2 Pengaruh ucapan asing (daerah) yang memaksa orang mendengarkan dengan teliti, salah ucap yang menyebabkan kesalahpahaman.
1 Sering terjadi kesalahan besar dan aksen kuat yang menyulitkan pemahaman, menghendaki untuk selalu diulang.
(Nurgiyantoro, 2014 : 415 – 416)
3.6.3 Pedoman Wawancara
Tujuan dilakukannya wawancara ini adalah untuk mengetahui kesulitan apa saja yang dihadapi siswa ketika mengikuti pembelajaran berbicara bahasa Perancis dengan metode TPR tersebut.
Adapun pedoman wawancara yang akan dilaksanakan tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 3.5 Pedoman Wawancara
No. Kisi-kisi Pertanyaan Nomor
Pertanyaan
2 Tanggapan siswa mengenai berbicara bahasa Perancis. 2 1 3 Kesulitan yang dihadapi siswa dalam berbicara bahasa
Perancis.
3 1
4 Tanggapan siswa mengenai penerapan metode TPR dalam pembelajaran berbicara bahasa Perancis (jenis TPR dan materi yang paling disukai).
4, 5, 6, 7 4
5 Kesulitan yang ditemukan oleh siswa dalam pembelajaran berbicara bahasa Perancis dengan menggunakan metode TPR dan saran untuk solusi pemecahannya.
8 1
6 Tangapan siswa mengenai berbicara bahasa Perancis dan minat mereka terhadap bahasa Perancis setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode TPR.
9, 10 2
Jumlah 10
3.7 Validitas dan Reliabilitas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah
data ”yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian(sugiyono, 2015: 363). Sedangkan reabilitas menurut Susan Stainback (1988) dalam Sugiyono (2015) menyatakan bahwa ”reliability is often defined as the consistency and stability of data or findings. From a positivistic
produced by observations made by different researchers (eg interrater reliability). by the
same researcher at different times (e.g test retest), or by splitting a data set in two parts
(split-half)”.
Jadi, validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap apa yang diukurnya. Sedangkan reabilitas berkenaan dengan konsistensi dan stabilitas data hasil temuan walaupun terdapat dua atau lebih peneliti yang melakukan penelitian terhadap objek yang sama dalam waktu yang berbeda.
Untuk mengetahui apakah instrumen penelitian tersebut reabel dengan tujuan penelitian ini, peneliti berkonsultasi kepada dosen pembimbing skripsi dan kemudian melakukan expert judgement kepada dosen ahli untuk menguji tingkat kevalidannya.
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut:
3.8.1 Studi Pustaka
Kajian pustaka yang dilakukan peneliti bertujuan untuk menambah dan mengumpulkan informasi-informasi yang berhubungan dengan penelitian ini melalui berbagai sumber pustaka yang dikemukakan oleh para ahli, baik yang bersumber dari media cetak (buku, jurnal, kamus dan lain-lain) maupun media online/internet (artikel, journal, e-book dan lain-lain) ataupun sumber-sumber tertulis lainnya yang diperlukan dan sesuai
dengan topik penelitian. 3.8.2 Tes
Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan memberikan satu kali tes kepada siswa setelah diberi perlakuan. Adapun tes yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan berbicara dalam bahasa Perancis dalam bentuk lisan. Tujuan diadakannya tes tersebut adalah untuk mengetahui kemampuan berbicara bahasa Perancis siswa setelah mendapat perlakuan dengan penggunaan metode TPR. Siswa diharapkan mampu memperkenalkan dirinya yang berisi keterangan mengenai nama (le nom), tempat tinggal (le lieu d’habitation), profesi (la profession), kewarganegaraan (la nationalité), kegemaran (le goût), dan dapat mengajukan pertanyaan mengenai hal tersebut, serta dapat memahami dan menggunakan kalimat-kalimat perintah sederhana.
approprié (les vocabulaires), la fluidité, la structure correcte (la grammaire) dan compréhension de la consigne.
Sebelum melaksanakan tes, peneliti berkonsultasi terlebih dahulu kepada expert judgement agar tes yang akan diberikan teruji validitas dan reabilitasnya.
Dari hasil perhitungan data tes berbicara, peneliti menentukan kriteria dengan perhitungan presentase skala sepuluh. Berikut ini merupakan tabel penentuan patokan dengan perhitungan presentase untuk skala sepuluh tersebut.
Tabel 3.6
Perhitungan Presentase Skala Sepuluh
Interval Prosentase Nilai Ubahan
Skala Sepuluh Keterangan
96% - 100% 10 Sempurna
86% -95% 9 Baik sekali
76% - 85% 8 Baik
66% - 75% 7 Cukup
56% - 65% 6 Sedang
46% - 55% 5 Hampir sedang
36% - 45% 4 Kurang
26% - 35% 3 Kurang sekali
16% - 25% 2 Buruk
1% -15% 1 Buruk sekali
(Nurgiyantoro, 2013: 253)
3.8.3 Wawancara
Wawancara yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini merupakan wawancara terbuka. Wawancara terbuka hanya mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden, yang sangat luas wataknya. Tujuannya adalah mengumpulkan jenis informasi yang sangat berbeda dari individu (Mertler, 2011: 201).
Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini, berupa sejumlah pertanyaan terbuka. Peneliti melakukan wawancara kepada siswa untuk mengetahui apa saja kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Perancis, usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut dan tanggapan siswa mengenai penerapan metode TPR dalam pembelajaran bahasa Perancis.
3.8.4 Observasi
yang dilakukan (Riduwan, 2004: 104). Observasi yang dilakukan selama pembelajaran dengan menggunakan metode TPR ini dimaksudkan untuk mengetahui antusiasme siswa terhadap materi pembelajaran dan penerapan metode TPR dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Perancis siswa kelas X SLB Negeri A Kota Bandung.
3.9 Prosedur Penelitian
Dalam sebuah penelitian, peneliti harus mengikuti prosedur penelitian mulai dari tahap persiapan, tahapan proses dan penyusunan skenario Pembelajaran, hingga akhirnya sampai pada penyusunan laporan penelitian.
Adapun ketiga tahapan tersebut, dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Penelitian
a) Tahapan pengumpulan data teori
Tahapan ini dilakukan sebelum menyusun proposal penelitian. b) Kajian pustaka
Adapun sumber pustaka yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu dari berbagai buku dan artikel ilmiah baik yang berupa media cetak, maupun yang bersumber dari internet, yang sesuai dengan topik penelitian, yakni mengenai keterampilan berbahasa, metode dan teknik pengajaran bahasa asing, serta mengenai kebutuhan khusus terutama tunanetra dan low vision.
c) Observasi
observasi yang dilakukan ke lokasi yaitu SMALB Negeri A Kota Bandung adalah untuk mengetahui keadaan sekolah, kondisi siswa, dan cara belajar siswa, terutama dalam pembelajaran bahasa asing.
d) Penyusunan instrumen penelitian dan expert judgement
selain peneliti sebagai instrumen utama dalam penelitian ini, terdapat juga instrumen penelitian lain berupa hand out materi pembelajaran, soal tes, rancangan pelaksanaan pembelajaran, format penilaian keterampilan berbicara, format lembar observasi dan pedoman wawancara.
Setelah itu, peneliti melakukan pengujian instrumen penelitian kepada dosen ahli atau disebut juga expert judgement.
sebelum memulai penelitian, peneliti mengajukan perizinan kepada pihak sekolah dengan menyerahkan surat izin penelitian, proposal penelitian, rancangan pelaksanaan pembelajaran, hand out materi pembelajaran dan format penilaian objek penelitian. b) Pelaksanaan pembelajaran (perlakuan)
Metode TPR akan diterapkan dalam setiap pertemuan. Adapun tahapan pembelajarannya adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan awal
- Menjelaskan proses pembelajaran dengan metode TPR. - Menjelaskan materi yang akan disampaikan.
2) Kegiatan inti
- Guru mengucapkan kalimat-kalimat atau kata-kata dalam bahasa Perancis yang akan dipelajari.
- Guru meminta siswa mengulangi kembali secara bersama-sama kalimat-kalimat atau kata-kata yang diucapkan oleh guru.
- Guru menuntun siswa untuk mempraktikkan kalimat-kalimat atau kata-kata tersebut.
- Guru mengucapkan kalimat-kalimat atau kata-kata tersebut dan siswa memperagakannya bersama-sama.
- Guru mempersilahkan satu-satu persatu siswa secara bergiliran untuk memberi instruksi-instruksi yang telah dipelajari tersebut kepada teman-temannya.
- Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
3) Kegiatan penutup
- Guru meminta siswa mencatat kata-kata yang telah diajarkan.
- Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru merencanakan kegiatan untuk pertemuan selanjutnya. c) Pengolahan data