• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kadar Protein Pada Biskuit Bayi Dan Balita Menggunakan Metode Kjeldahl

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penetapan Kadar Protein Pada Biskuit Bayi Dan Balita Menggunakan Metode Kjeldahl"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hlm 96-99.

Badan Standarisasi Nasional. (1998). Biskuit untuk bayi dan balita. SNI 01-4445-1998. Jakarta : Dewan Standarisasi Nasional. Hlm 1-5.

Badan Standarisasi Nasional. (1992). Cara Uji Makanan dan Minuman. SNI 01-2891-1992. Jakarta : Dewan Standarisasi Nasional. Hlm 7-9.

Bakhtra, D.D., Rusdi ., dan Mardiah, A. (2016). Penetapan kadar protein dalam telur unggas melalui analisis nitrogen menggunakan metode kjeldahl. 2(8): 144-145

Budiyanto, A.K. (2004). Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang: Jakarta: Universitas Muhammadiyah Malang. Hlm 37-45.

Etiasih, T., Ahmadi, K. (2009). Teknologi Pengolahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Girindra, A. (1986). Biokimia I. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hlm 80-82.

Jumiati. (2014). Pemberian MP-ASI setelah anak usia 6 bulan. Diunduh dari 2017.

Kusmiyati. (2012). Nutrisi di Awal Perkembangan. 1(7):9.

Lehninger, A.L. (1982). Dasar-Dasar Biokimia. Penterjemah: Dr. Ir. Maggy Thenawijaya. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hlm 139-142

Mardatillah. (2008). Karakteristik dan Nilai Gizi Biskuit Bayi yang Dibuat dari Tepung Terigu yang Disubsitusikan Dengan Tepung Labu. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas.

Martoharsono. (1988). Biokimia. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Hlm 45

Martin, D.W., Mayes, P.A., dan Rodwell, V.W. (1981). Harper’s Review of Biochemistry.California: Lange Medical Publication. Hlm 48.

Nurhidayati. (2011). Kontribusi MP-ASI Biskuit Bayi dengan Subsitusi Tepung Labu Kuning (Cucurbita Moschata) dan Tepung Ikan Patin (Pangasius Spp) Terhadap Kecukupan Protein dan Vitamin A. Skripsi. Fakultas Kedoteran Universitas Diponegoro.

(2)

Owusu, R.K. (2002). Food Protein Analysis. New York: Marcel Dekker,Inc. Hlm 1-2

Rustanti, N., Noer, E.R., dan Nurhidayati. (2012). Daya terima dan kandungan zat gizi biskuit bayi sebagai makanan pendamping ASI dengan subsitusi tepung labu kuning (Cucurbita Moschata) dan tepung ikan patin (Pangasius Spp). 3(1):59-60

Sastrohamidjojo. (2009).Kimia Organik.Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Hlm 118.

Sudarmadji, S., Haryono., B., dan Suhardi. (1989). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Liberty Yogya. Hlm 119;141-146.

Sudarmadji, S., Haryono., B., dan Suhardi. (1996). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Liberty Yogya. Hlm 120

Toha, A.H. (2001). Biokimia: Metabolisme Biomolekul. Bandung: Alfabeta. Hlm 51-53

Winarno, F.G. (1997). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hlm 105-107

Zulfa, N.I. (2013). Nilai Cerna Protein In Vitro dan Organoleptik MP-ASI Biskuit Bayi dengan Subsitusi Tepung Kedelai, Tepung Ubi Jalar Kuning, dan Pati Garut. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan: Ekstrak daun Kemangi dapat diformulasikan dalam sediaan krim yang baik secara fisik, dan sediaan krim ekstrak daun Kemangi tidak dapat

Desain ceilling ruang pamer museum pada Perancangan Interior Omah Batik Solo di

Perusahaan dan entitas anak dapat mereklasifikasi aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, jika aset keuangan tidak lagi dimiliki untuk tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Kinerja Keuangan dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan

pakaian dan atribut santri) dan stigma sosial yang positif; Terdapat sejumlah simbol menyangkut komunikasi verbal dan nonverbal yang digunakan oleh para santri dengan penggunaan

Pertambangan yang Terdaftar di Bursa f,fek Indonesia Periode 2012-2015).'. adalah benar dan merupakan hasil karya saya sendin, Segata surnber clan

[r]

Hal ini menunjukkan bahwa responden dengan persepsi yang baik mengenai manajemen prioritas K3, komitmen, dan kompetensi memiliki potensi 6,29 kali lebih tinggi