BAB II
KERANGKA TEORETIS
Untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang dikemukakanpada latar belakang, maka didalam Bab 2 ini peneliti menggunakan beberapa teori sebagai landasan teoritisnya, yaitu peneliti menggunakan teori dari Spencer dalam Vathanophas (2007) mengemukakan bahwa komponen pembentuk kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Ketiga karakteristik yang ada di dalam personal akan membentuk keahliannya untuk bekerja yang menghasilkan kinerjanya.
2.1 Teori Tentang Kompetensi
Istilah kompetensi pertama kali diperkenalkan ke literatur psikologi pada tahun 1973, McClelland (1973) yang dikutip Vathanophas (2007) menggunakan istilah tersebut sebagai simbol untuk pendekatan alternatif pada pengujian kecerdasan tradisional. Menurut penulis, kompetensi adalah suatu sifat karakteristik dari orang yang berhubungan dengan kinerja yang unggul dan demonstrasi bakat tertentu dalam praktek dan penerapan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan.
Menurut Boyatzis (1982) dikutip Vathanophas 2007kompetensi adalah karakteristik-karakteristik yang berhubungan dengan kinerja unggul dan atau efektif didalam pekerjaan.
Menurut Spencer and Spencer (1993) yang dikutip Moeheriono (2014) mengartikan “ A competency is an underlying characteristic of an individual that is causually related to
criterian referenced effective and or superrior performance in a job or situation.”
hubungan kausal atau sebab akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif atau berkinerja prima atau superior di tempat kerja atau pada situasi tertentu.”
Menururt Wibowo (2012) kompetensi merupakan karkateristik yang mendasar pada setiap individu yang dihubungkan dengan kriteria yang direferansikan terhadap kinerja yang unggul atau efektif dalam sebuah pekerjaan atau situasi. Pendapat lain juga diungkapkan Santiasih (2013) yang menyatakan bahwa kompetensi merupakan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan atau karakteristik personal seseorang yang menentukan tingkat prilaku dan keahlian individu dalam melakukan pekerjaannya yang diharapkan dapat memberikan kinerja yang unggul dalam pekerjaannya. Menurut Spencer (1993) yang dikutip Vathanophas (2007) mengemukakan bahwa komponen pembentuk kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan , dan sikap.
Kompetensi (competence) merupakan cerminan dari kemapuan profesionalisme petugas/karyawan dalam melaksanakan fungsinya. Memiliki pengetahuan (knowladge), keterampilan (skill), bisa dilakukan (ability) ditunjang dengan pengalaman (experience). Oleh karena itu, keprofesionalan tidak mungkin muncul tiba-tiba tanpa melalui perjalanan waktu. Kemampuan karyawan terdiri dari kemampuan teknis yang dimiliki oleh setiap orang untuk menyelesaikan tugasnya, kemampuan interpersonal (hubungan antar pribadi), dan konseptual, dengan kadar kebutuhan yang berbeda.
a. Kemampuan teknik adalah kemampuan menggunakan ilmu pengetahuan, metode, teknik dan alat yang diperoleh melalui pengalaman, pendidikan dan pelatihan, untuk melakukan tugas-tugasnya.
c. kemampuan konseptual, adalah kemampuan mengetahui kekompakkan organisasi dan keseluruhan peranan dirinya dalam organisasi.
2.1.1 Pengetahuan(Knowladge)
Pengetahuan merupakan informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu. pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Tes pengetahuan mengukur kemampuan peserta tes untuk memilih jawaban yang paling benar, tetapi tidak bisa melihat apakah seseorang dapat melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perlikau yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Pada penelitian ini pengetahuan perawat diukur pada pengetahuan perawat tentang praktek asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktik keperawatan langsung pada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya berdasarkan kaidah profesi keperawatan dan merupakan inti praktik keperawatan (Putra, 2016). Komponen proses keperawatan yaitu :
a. pengkajian
b. diagnosa keperawatan c. perencanaan
d. implementasi e. evaluasi
perkembangan IPTEK, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien.
Ada beberapa metode sistem pemebrian asuhan keperawatan kepada pasien. Mc Laughin, Thomas, dan Barterm (1995) yang dikutip Nursalam (2015) mengidentifikasi delapan model pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum digunakan di rumah sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan keperawatan primer. Dari beberapa metode yang ada, institusi pelayanan perlu mempertimbangkan kesesuaian metode tersebut untuk diterapkan . tetapi, setiap unit keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi model untuk mengelola asuhan keperawatan berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit.
Jenis model metode asuhan keperawatan (MAKP) menurut Grant dan Massey (1997) dan Marquis dan Huston (1998) dikutip Nursalam (2015) yaitu :
1. Model Fungsional
- berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan
- perawat melaksanakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada - metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan - penanggung jawab atas tindakan yaitu perawat yang bertugas
2. Model Kasus
- berdasarkan pendekatan holistis dari filosofi keperawatan
- perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi pada pasien tertentu
diterapkan satu pasien satu perawat. Umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk khusus seperti isolasi, perawat intensif.
- penanggung jawab oleh manajer keperawatan 3. Model Tim
- berdasarkan pada kelompok filosofi keperawatan
- enam sampai tujuan perawat professional dan perawat pelaksana bekerja sebagai satu tim, di supervise oleh ketua tim
- metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien, perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/group yang terdiri atas tenaga professional, teknikal dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
- penanggung jawab oleh ketua tim 4. Model Primer
- berdasarkan pada tindakan yang komprehensif dari filosofi keperawatan - perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan keperawatan
- metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
2.1.2 Keterampilan (Skill)
Keterampilan merupakan kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara fisik ataupun mental. Tugas fisik dan mental yang dilaksanakan sehari-hari oleh perawat yaitu :
1. memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan dengan sentuh kasih sayang :
a. menyusun rencana perawatan sesuai dengan masalah pasien b. melaskanakan tindakan perawatan sesuai dengan rencana c. mengevaluasi tindakan perawatan yang telah diberikan
d. mencatat atau melaporkan semua tindakan perawatan dan respons pasien pada catatan perawatan
2. melakasanakan program medis dengan penuh tanggung jawab a. pemberian obat
b. pemeriksaan laboratorium
c. persiapan pasien yang akan dioperasi
3. memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial dan spiritual dari pasien a. memlihara kebersihan pasien dan lingkungan
b. mengurangi penderitaan pasien dengan member rasa aman, nyaman dan ketenangan c. pendekatan dan komunikasi terapeutik
4. mempersiapkan pasien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan keperawatan dan pengobatan atau diagnosis.
5. melatih pasien untuk menolong dirinya sendiri sesuai dengan kemampuannya 6. memberikan pertolongan segera pada pasien gawat atau sakaratul maut
b. sensus harian atau formulir c. rujukan harian atau formulir
8. mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan menurut fungsinya supaya siap pakai
9. menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan keindahan ruangan
10. melaksanakan tugas dinas pagi, sore, malam atau libur secara bergantian sesuai jadwal tugas
11. memberi penyuluhan kesehatan sehubungan dengan penyakitnya
12. melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan pasien baik lisan maupun tulisan 13. membuat laporan harian pasien.
Jaminan atas pelayanan yang diberikan oleh perawat sangat ditentunkan oleh performance atau kinerja pelayanan, sehingga diyakini bahwa perawat tersebut mampu
memberikan pelayanan yang andal, mandiri dan professional yang berdampak pada kepuasaan pelayanan yang diterima . selain dari performance tersebut, jaminan dari suatu pelayanan juga ditentukan dari adanya komitmen organisasi yang kuat, yang menganjurkan agar setiap perawat memberikan pelayanan secara serius dan sungguh-sungguh untuk memuaskan orang yang dilayani.
2.1.3 Sikap
Sikap merupakan sikap petugas dalam menjalin hubungan kepada pasien dengan penuh perhatian atau keramahan dan bisa dipercaya (Putra.2016). Sikap tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat karakteristik sikap yaitu :
c. perhatian, yaitu ketertarikan berkomunikasi dengan hangat dan harmonis d. kestabilan, yaitu keadaan seimbang tidak mudah terbawa emosi dan kecewa.
Prinsip utama dalam melaksanakan peran perawat adalah moral dan etika keperawatan. Dalam setiap memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, perawat harus selalu berpedoman pada nilai-nilai etika keperawatan dan standar keperawatan yang ada serta ilmu keperawatan. Hal ini penting, guna menghindarkan kesalahan-kesalahan yang dapat berakibat fatal terhadap konsumen dan eksistensi profesi keperawatan yang sedang mencari identitas diri. Dalam melaksanakan peran profesionalnya, perawat harus menerapkan prinsip-prinsip etis yang meliputi : keadilan (justice), asas menghormati otonomi (autonomy), asas manfaat (beneficience) dan tidak merugikan ( non-maleficiency), asas kejujuran (veracity), serta asas kerahasiaan (confidentiality). Untuk
menghindari kesalahan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, maka perlu diterapkan tindakan keperawatan dengan prinsip CWIPAT – Check the order, wash your hands, identifity the client, provide safety and privacy, assess the problem; and teach or
tell the client (Nursalam,2008).
2.3. Hubungan Kompetensi dengan Kinerja
Menurut Spencer (dalam Moeheriono, 2010) hubungan antara kompetensi karyawan dengan kinerja sangat erat dan penting sekali, relevansinya ada dan kuat akurat, bahkan karyawan apabila ingin meningkatkan kinerjanya, seharusnya mempunya kompetensi yang sesuai dengan tugas pekerjaannya (the right man on the right job).
Hasil penelitian McClelland ( dalam Sutrisno, 2012), menunjukkan bahwa kompetensi yang bersifat non-akademik, seperti kemampuan menghasilkan ide-ide yang inovatif, management skills, kecepatan mempelajari jaringan kerja, dan sebagainya berhasil