BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian atau pengambilan data ini akan dilakukan di PLTU Labuhan
Angin.Penelitian atau Pengambilan Data akan dilaksanakan setelah proposal diseminarkan dan disetujui.
3.2 Peralatan dan Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan untuk melakukan penelitian ini diperoleh dari data PLTU Labuhan Angin yaitu data generator, data beban yang dilayani
generator, data temperatur pada bagian stator generator. Karena Penelitian ini merupakan study kasus pada PLTU Labuhan Angin maka percobaan tidak
dilakukan oleh kami secara langsung tetapi dapat diamati dan diperoleh data tersebut dari PLTU Labuhan Angin.
3.3 Variabel yang Diamati
Dalam penelitian iniada beberapa hal yang menjadi variabel untuk diamati dan akan dianalisa yaitu sebagai berikut:
Karakteristik udara tekan
Temperatur pada stator generator (keadaan aktual).
Rugi-rugi pada generator.
Daya output yang dihasilkan generator.
Tegangan & arus eksitasi.
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dalam tugas akhir ini dapat dilihat pada flowchartdibawah ini:
Diagram Alir (Flowchart)
1. Pengambilan Data
Data yang dibutuhkan dari PLTU Labuhan Angin. Berikut ini spesifikasi generator :
• Generator sinkron 143,7 MVA
• Rating Tegangan 13,8 KV
• Rating Arus 6,014 A
Berikut ini data-data yang dibutuhkan dalam penelitian.
Karakteristik udara tekan.
Temperatur pada stator generator (keadaan aktual).
Rugi-rugi pada generator.
Daya output yang dihasilkan generator.
Tegangan & Arus eksitasi.
Tahanan DC pada belitan stator.
2. Analisa Data
Data-data yang telah diperoleh tersebut kemudaian digunakan untuk dilakukan perhitungan berdasarkan rumus yang telah ditentukan.Data-data yang
dibutuhkan tersebut telah diuraikan pada poin “pengambilan data” diatas.
3. Melakukan Perhitungan Suhu dengan Asumsi Beban
Berdasarkan data-data tersebut dilakukanlah perhitungan untuk mencari
4. Menganalisa Hasil Perhitungan dengan Keadaan Aktual
Data-data hasil perhitungan perlu dilakukan analisa terhadap suhu keadaan aktualgenerator.
5. Melakukan Perhitungan Nilai Efektivitas
Setelah dilakukan analisa terhadap hasil perhitungan, selanjutnya dibandingkan hasil yang diperoleh secara perhitungan dengan hasil yang diperoleh dalam
keadaan aktual. Dengan membandingkan kedua hasil ini, maka dapat ditentukan besarnya nilai efektivitas udara tekan dalam mendinginkan stator
BAB IV
HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
4.1 Hasil Survey Lapangan
Nuansa Cina terekam pengerjaan proyek dipinjam dari pemerintah Cina.
Para pekerja asal jelas dalam proyek pengerjaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuan Angin, Tapanuli Tengah. Para pekerja asal Shanghai, Cina
berseliweran. Tulisan beraksara Cina terpampang di berbagai sudut proyek. Material bangunan buatan Cina. Tak usah heran, karena memang uang
Cina tampak berseliweran di antara sejumlah pekerja lokal, di lokasi proyek
pengerjaan PLTU Labuan Angin, Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapteng, Sabtu (18/10) dua hari lalu. Kebanyakan masih berusia muda.
Dalam kontrak pinjaman dengan pemerintah Cina, memang diatur mengenai ketentuan soal pelaksana proyek, yang dimenangkan China National Machinery Export and Import Corporation (CMEC) sebagai kontraktor utama. Pihak
CMEC-lah yang mendatangkan para pekerja Cina ke PLTU Labuan Angin berkapasitas 2×115 MW.
Tak hanya SDM, material konstruksi bangunan pun sebagian besar didatangkan langsung dari Cina.Tak heran kalau sejumlah tulisan di konstruksi PLTU itu beraksara Cina.
Mengenai total biaya pengerjaan proyek, Aji menjelaskan, mencapai 220 juta dolar AS atau sekitar Rp2 triliun. Dana itu dipinjam PT PLN dari pemerintah
“PLTU ini berbahan bakar batubara. Pemasok batubara untuk pengoperasian
PLTU Labuan Angin diperoleh dari tiga pemasok, dua pemasok dari Muara Bungo, Provinsi Sumatera Selatan, dan satu pemasok lain dari Kalimantan Selatan
Adapun cara kerjanya, batubara dari tambang dikirim ke “coal hoper” dan dihaluskan sampai ukuran 5 cm. Setelah itu dikirim ke pembangkit melalui konveyor. Selanjutnya batubara dihancurkan melalui crusher, dari ukuran 50 mm
menjadi paling besar 10 mm, sebelum dibakar di ruang pembakaran, untuk memanaskan air di dalam boiler sampai menjadi uap
PLTU berbahan bakar batubara, termasuk murah mengingat Indonesia adalah eksportir batubara terbesar kedua di dunia (setelah Australia, 2006).Saat ini, harga batubara sekira Rp500 ribu-Rp600 ribu per ton kalori 4.200-4.800.Per
hari, diperkirakan Unit I PLTU membutuhkan 1.500 ton batubara.Artinya, cost untuk batubara mencapai Rp750 juta-Rp900 juta per hari.Jumlah batubara sebesar itu untuk mendidihkan air sebesar 1.000 kubik menjadi uap.
Unit I PLTU Labuan Angin ditargetkan beroperasi penuh mulai Desember nanti, dengan kapasitas 115 MW (Mega Watt) daya masuk system jaringan
interkoneksi SUAR (Sumatera Utara, Aceh, dan Riau).Pertengahan September lalu, uji coba sudah dilakukan dengan melepaskan 50 MW masuk SUAR. Jika pengoperasian Unit I yang akan menghasilkan power sebesar 115 MW ini
benar-benar sudah maksimal, maka CMEC selaku pelaksana proyek, akan menyerahkan pengoperasian sepenuhnya kepada pihak PLN.
Dengan beroperasinya kedua unit PLTU Labuan Angin ini, diharapkan krisis
energi listrik di wilayah Sumut, Aceh dan Riau (SUAR) benar-benar akan teratasi. Saat ini, kebutuhan listrik untuk ketiga daerah yang masuk dalam jaringan SUAR
ini sebesar 1.050–1.100 MW.Sedangkan energi yang diproduksi selama ini hanya sebesar 1.000 MW.
Dengan masuknya daya sebesar 115 MW tahap pertama, secara otomatis
akan menambah kapasitas daya untuk sistem jaringan interkoneksi SUAR, dan dapat dimanfaatkan untuk dikomersilkan kepada konsumen atau pelanggan umum
yang berada di wilayah Sumut, Aceh dan Riau.
Pembangkit seharusnya bisa memproduksi listrik 2 x 115 MW, hanya bisa menghasilkan kurang dari 50 MW.Pembangkit ini merupakan perwujudan dari
dipulihkannya kerjasama ekonomi antara Indonesia-Tiongkok.Inilah proyek yang dananya diberikan oleh Tiongkok.Inilah proyek yang jadi simbul penting dari dimulainya babak baru hubungan ekonomi Indonesia-Tiongkok.
Kerusakan yang terjadi adalah karena banyaknya batu yang tercampur dengan batubara.Akibatnya batu-batu itulah yang menghantam boiler tiap hari
secara terus-menerus. Diharapkan control yang begitu keras akan pemasokan batu bara yang masuk ke PLTU Labuhan Angin serta kontraktor-kontraktor untuk dapat menangani kerusakan-kerusakan yang telah terjadi. Dengan resiko ada pada
dirinnya.
Foto tumpukan batubara itu tidak ada bedanya dengan tumpukan
juga kurang tepat.Atap gudang batubaranya kurang lebar.Akibatnya, di musim
hujan seperti sekarang ini, sangat sengsara.Batubara yang kandungan ash (debu) nya sangat tinggi itu kena hujan, sehingga terjadi lumpur.Itulah yang
menyebabkan batubara tidak bisa mengalir lancar ke dalam boiler.Juga tidak bisa dibakar dengan sempurna. Tapi proses penggantian pemasok ini perlu waktu.
Kini diketahuilah dengan pasti bahwa kualitas batubara memegang peranan
penting dalam meningkatkan kinerja PLTU Labuhan Angin.Bagian-bagian tertentu dari PLTU ini sudah terlanjur “babak belur” kena hajar batu-batu yang
menyelundup atau diselundupkan ke dalam batubara selama lebih dari setahun ini.Maka pada saat yang tepat nanti, PLTU ini harus dipaksa berhenti secara bergantian selama dua bulan.Untuk diadakan perbaikan.
Kami sangat menginginkan agar krisis listrik di Sumut yang sudah berlangsung selama empat tahun dan sudah teratasi seminggu yang lalu itu bisa berlangsung seterusnya.Minggu lalu adalah tonggak penting teratasinya krisis
listrik di Sumut.Bahkan beberapa hari terakhir Sumut sudah bisa “mensedekahkan” listriknya sebanyak 50 MW ke Riau.
4.2 Data Hasil Percobaan
Rating generator : 115 MW
Data Umum
Rating tegangan : 13,8 kV
Rating arus : 6014,1 A
Frekuensi : 50 Hz
Faktor daya : 0,8
Kecepatan putar : 3000 rpm
Tahanan rotor (RF) saat 75o C : 0,1491 Ω Tahanan stator (RA) saat 75o C / fasa : 0,001226 Ω
4.3 Perhitungan Temperatur pada Belitan Stator
Berdasarkan besarnya nilai arus dan tegangan eksitasi yang diukur, temperatur rata-rata pada belitan stator dapat dihitung menggunakan persamaan
Tabel 3. Data Percobaan Untuk Asumsi Beban 15%
Berdasarkan hasil pengukuran resistansi DC pada belitan stator, diperoleh nilai
Beban 25%
Tabel 4. Data Percobaan Untuk Asumsi Beban 25%
Daya Aktif
Berdasarkan hasil pengukuran resistansi DC pada belitan stator, diperoleh nilai
Beban 35%
Tabel 5. Data Percobaan Untuk Asumsi Beban 35%
Daya Aktif
Berdasarkan hasil pengukuran resistansi DC pada belitan stator, diperoleh nilai
Beban 45%
Tabel 6. Data Percobaan Untuk Asumsi Beban 45%
Daya Aktif
Berdasarkan hasil pengukuran resistansi DC pada belitan stator, diperoleh nilai
Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Temperatur pada Stator
Generator
Dari grafik diatas dapat kita simpulkan bahwa setiap perubahan beban yang
dilayanai generator pada PLTU Labuhan Angin maka temperatur pada generator tersebut juga berubah-ubah secara berkala. Pada pelayanan asumsi beban 15%
temperatur rata – rata pada stator generator 74,297 0C, pada pelayanan asumsi beban 25% temperatur rata – rata pada stator generator 73,03 0C, pada pelayanan asumsi beban 35% temperatur rata – rata 74,837 0C, pada pelayanan asumsi beban
45% temperature rata-rata 66,01280C.
40
10,00 20,00 30,00 40,00 50,00
T
4.4 Perhitungan Efektivitas Pendingin stator Generator
Berdasarkan perhitungan tempertur pada stator generator, maka dapat ditentukan efektivitas dari pendingin stator generator dalam setiap keadaan beban, seperti
berikut:
Beban 15%
Tabel 7. Data Temperatur Asumsi Beban 15%
No
Temperatur Aktual
ºC
Temperatur Perhitungan
ºC
1 72 62,401
Maka didapat nilai efektivitas pendingin stator generator saat berbeban 15%, yaitu sebesar :
Efektivitas 1 = �������������������
���������������� � x 100%
= 62,401
72 x 100%
Beban 25%
Tabel 8. Data Temperatur Asumsi Beban 25%
No
Maka didapat nilai efektivitas pendingin stator generator saat berbeban 25%, yaitu
sebesar :
Tabel 9. Data Temperatur Asumsi Beban 35%
No
Maka didapat nilai efektivitas pendingin stator generator saat berbeban 35%, yaitu
sebesar :
Efektivitas 3 = ����������������������������������� � x 100%
= 58,483
68 x 100%
Beban 45%
Tabel 10. Data Temperatur Asumsi Beban 45%
No
Temperatur Aktual ºC
Temperatur Perhitungan ºC
1 68 54,435
Maka didapat nilai efektivitas pendingin stator generator saat berbeban 45%, yaitu
sebesar :
Efektivitas 4 = ����������������������������������� � x 100%
= 54,435
68 x 100%
= 80,05 %
Sehingga diperoleh efektivitas rata-rata dari pendingin stator generator, yaitu :
Efektivitas = ����������� 1+����������� 2+����������� 3+����������� 4
4
Efektivitas = 86,67 % + 82,68 % + 86 % + 80,05 %
4
Efektivitas = 335,4 %
4
Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Efektivitas Pendingin
Dari gambar grafik diatas dapat dijelaskan bahwa perubahan beban yang dilayani
generator sangat mempengaruhi juga pada perubahan nilai efektivitas pendinginan generator untuk mengamankan kinerja generator dari temperature yang
meningkat. Pada beban 15% efektivitas sebesar 86,67%, pada beban 25%
efektivitas sebesar 82,68%, pada beban 35% efektivitas sebesar 86%, pada beban 45% efektivitas sebesar 80,05%. Pendinginan generator menggunakan udara tekan
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari penelitian ini, diperoleh kesimpulan sebagaiberikut :
1. Perubahan beban yang dilayani generator akan mempengaruhi perubahan temperature pada belitan di stator generator. Setelah analisa data
temperature pada stator generator diperoleh bahwa temperature tidak konstan. Pada beban 15% temperature sebesar 62,401ºC, pada beban
25% temperature sebesar 61,184ºC, pada beban 35% temperature sebesar 58,483 ºC, pada beban 45% temperature sebesar 54,435ºC
2. Perubahan beban yang dilayani generator juga akan mempengaruhi
perubahan efektivitas pendingin belitan di stator generator. Dari analisa perhitungan nilai efektivitas pendingin kita peroleh bahwa tidak konstan.
Kita lihat data percobaan bahwa pada beban 15% efektivitas sebesar 86,67%, pada beban 25% efektivtas sebesar 82,68%, pada beban 35% efektivitas sebesar 86%, pada beban 45% efektivitas sebesar 80,05%.
3. Dari penelitian ini diperoleh bahwa kenaikan perubahan beban yang dilayani sangat mempengaruhi perubahan temperature yang ada di
generator dan juga mempengaruhi perubahan nilai efektivitas pendingin generator, namun dari grafik yang ada menunjukkan akan ketidak stabilan perubahan nilai efektivitas pendingin terhadap perubahan
4. Dari analisa data percobaan diperoleh efektivitas rata-rata pendingin
generator menggunakan udara tekan sebesar 83,85%. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Udara Tekan sebagai media pendingin generator
adalah baik dan layak untuk digunakans ebagai pendingin generator untuk mengurangi panas pada generator tetapi bersifat tidak stabil disamping itu udara tekan tidak lebih baik dari pada jenis media
pendingin lain seperti gas hydrogen yang lebih efektiv.
5. Masalah PLTU Labuhan Angin sering terjadi dan tidak dapat menyuplai
daya bahkan hanya 60 MW, ternyata dikarenakan salah satu alasan. Batubara yang digunakan sebagai bahan bakar tidak sesuai dengan standard dan banyak tercampur dengan batuan lain.
5.2 SARAN
Dari penulisan tugas akhir ini adabe berapa saran yang diajukan penulis, sebagai berikut :
1. Sebaiknya peneliti selanjutnya dapat meneliti dua atau lebihjenis media pendingin generator dan membandingkan efektivitasnya.
2. Untuk pendinginan menggunakan udara tekan kurang efektive makas
ebaiknya pendinginan generator ada baiknya jika menggunakan media yang lebih efektive dibanding udara tekan.
4. Untuk pengolahan uap diharapkan lebih teliti dan cermat terhadap bahan