• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Nilon Termoplastik Dalam Bahan Pembersih Alkalin Peroksida Terhadap Kekuatan Impak Dan Transversal Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Nilon Termoplastik Dalam Bahan Pembersih Alkalin Peroksida Terhadap Kekuatan Impak Dan Transversal Chapter III VI"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Basis Gigi Tiruan 2.1.1 Pengertian

Basis gigi tiruan adalah bagian dari gigi tiruan yang bersandar pada jaringan lunak rongga mulut, sekaligus sebagai tempat melekatnya anasir gigi tiruan.26 Basis gigi tiruan berfungsi menerima tekanan pengunyahan dan menyalurkan gaya tersebut ke struktur jaringan pendukung.27 Daya tahan, penampilan dan sifat-sifat dari suatu basis gigi tiruan sangat dipengaruhi oleh bahan yang digunakan untuk membuatnya.28

Syarat-syarat bahan yang dapat digunakan sebagai basis gigi tiruan yaitu, biokompatibel, sifat termal baik, stabilitas dimensi, stabilitas kimia, tidak larut dalam cairan rongga mulut, tidak menyerap cairan rongga mulut, tidak berasa, tidak berbau, terlihat alami, stabilitas warna baik, kemudahan manipulasi dan perbaikan, biaya yang terjangkau dan bebas dari porositas.29 Sampai sekarang, belum ditemukan basis

gigi tiruan yang memenuhi syarat-syarat sebagai basis gigi tiruan yang ideal.26.29

Akan tetapi, bahan basis yang terbuat dari resin maupun logam harus memiliki sifat-sifat yang mendekati bahan basis gigi tiruan yang ideal.26

2.1.2 Bahan Basis Gigi Tiruan

Berdasarkan bahan yang digunakan, basis gigi tiruan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu basis gigi tiruan logam dan basis gigi tiruan non logam.29

2.1.2.1Basis Logam

Beberapa jenis logam yang digunakan pada umumnya berupa aluminium kobalt, logam emas, dan stainless steel. Basis yang terbuat dari bahan logam memiliki beberapa kelebihan, yaitu penghantar termis yang baik, stabilitas dimensi yang baik dan kekuatan yang maksimal dengan ketebalan yang minimal. Kekurangan

(2)

dari basis yang terbuat dari bahan logam adalah harga yang mahal, estetis yang buruk dan sulit diperbaiki apabila patah.27

2.1.2.2 Basis Non-Logam

Bahan basis non-logam terbagi atas dua jenis berdasarkan sifat termalnya, yaitu termoset dan termoplastik.29

2.1.2.2.1 Termoset

Termoset atau disebut juga polimer termoset adalah bahan yang akan mengalami perubahan kemis dan menjadi keras secara permanen ketika dipanaskan pada suhu polimerisasi bahan tersebut. Bahan ini juga tidak akan menjadi lunak jika dipanaskan kembali dengan temperatur yang sama. Ketika sudah mengalami polimerisasi bahan ini tidak akan larut dan tidak akan melunak jika dipanaskan kembali, namun akan mengalami dekomposisi jika dipanaskan pada suhu yang lebih tinggi. Salah satu contoh bahan termoset adalah resin akrilik. 30

2.1.2.2.2 Termoplastik

Bahan termoplastik sudah digunakan selama lebih dari 50 tahun.3

Termoplastik adalah bahan yang dapat menjadi lunak ketika dipanaskan di atas suhu tertentu dan kembali mengeras ketika didinginkan tanpa mengalami perubahan secara kimia. 1,3,30 Bahan termoplastik dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut bahan dasarnya, yaitu nilon, asetal, akrilik, dan polikarbonat termoplastik.1-3

2.2Nilon Termoplastik

Bahan nilon termoplastik pertama kali dipakai untuk membuat basis gigi tiruan pada tahun 1950. Bahan ini dibuat melalui reaksi kondensasi antara diamine

dan dibasic acid. 3 Nilon merupakan polimer crystalline. Sifat crystalline inilah yang menyebabkan nilon memiliki sifat yang tidak dapat larut dalam pelarut, ketahanan panas yang tinggi, dan kekuatan yang tinggi serta kekuatan tensil yang baik. 3,31

(3)

Gambar 1. Reaksi polimerisasi nilon termoplastik secara kimia1

Nilon adalah bahan serbaguna dan juga memiliki sifat kekuatan fisik yang tinggi, resistensi terhadap panas dan juga resistensi terhadap bahan kimia. Bahan ini juga mudah dimodifikasi untuk meningkatkan kekakuan dan juga ketahanannya terhadap keausan. Oleh karena sifat tersebut, nilon adalah bahan yang paling sesuai untuk dijadikan gigi tiruan fleksibel.1

Pada beberapa tahun terakhir, nilon termoplastik telah menarik perhatian sebagai bahan basis gigi tiruan karena memiliki beberapa kelebihan yaitu hasil estesis yang baik, tidak toksik untuk pasien alergi, elastisitas lebih tinggi daripada resin akrilik polimerisasi panas, kekuatan yang cukup untuk digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan, tidak terjadi perubahan bentuk selama proses polimerisasi dan tidak terdapat monomer sisa.32

Gambar 2. Basis gigi tiruan nilon termoplastik (Valplast)5

(4)

2.2.1 Manipulasi

Nilon tidak dapat dimanipulasi dengan teknik yang biasa melainkan harus dilelehkan terlebih dahulu, lalu diinjeksikan ke dalam kuvet dengan tekanan menggunakan pres hidrolik (injection-molding). Nilon dimasukkan dalam satu

cartridge dan dilelehkan pada suhu 222ºC (nilon 6) dengan furnace elektrik.

Selanjutnya nilon yang telah meleleh ditekan kedalam kuvet dengan plugger di bawah tekanan yang diberikan oleh pres hidrolik atau manual. Tekanan injection-molding dijaga pada tekanan 5 bar selama 3 menit kemudian kuvet beserta cartridge

segera dilepaskan. Kuvet kemudian dibiarkan dingin pada suhu kamar selama 30 menit sebelum dibuka.4,24

2.2.2 Kelebihan

Beberapa kelebihan nilon termoplastik sebagai bahan basis gigi tiruan adalah sebagai berikut:1,2,4

1. Harganya lebih murah daripada gigi tiruan logam 2. Lebih estetis dibandingkan resin akrilik

3. Tidak menggunakan cangkolan logam 4. Tidak mudah patah

5. Lebih nyaman

6. Hipoalergenik, karena tidak memiliki monomer sisa.

2.2.3 Kekurangan

Kekurangan penggunaan nilon termoplastik sebagai bahan basis gigi tiruan adalah sebagai berikut:1-5

1. Memerlukan peralatan yang mahal dan kuvet khusus 2. Kesulitan dalam pembuatan mold

3. Sulit diperbaiki bila terjadi kerusakan

4. Perlekatan anasir gigi tiruan dengan basis hanya secara mekanis sehingga anasir gigi tiruan masih memungkinkan untuk lepas dari basis.

(5)

5. Penyerapan air yang tinggi 6. Stabilitas warna rendah

2.2.4 Sifat-sifat 2.2.4.1 Sifat Mekanis 1. Modulus Elastisitas

Modulus elastisitas adalah ukuran dari kekakuan bahan serta merupakan salah satu sifat yang memengaruhi kekuatan impak.30 Nilon termoplastik memiliki modulus elastisitas yang rendah sehingga bersifat fleksibel. Hasil penelitian Kohli (2013) menunjukkan modulus elastisitas pada bahan Valplast adalah 1211,09 MPa. 33

2. Kekuatan Fatique

Fatique adalah rusaknya atau patahnya suatu bahan yang disebabkan beban

berulang di bawah batas tahanan bahan. Fraktur gigi tiruan dapat terjadi sebagai akibat dari fatique.34 Mathews dan Smith (1955) menyatakan bahwa daya tahan nilon

terhadap fatique atau stressing yang berulang juga merupakan salah satu kelebihan utama nilon.35 Strinskas AV dkk (1965) Kekuatan fatique nilon 6 yang diuji

sebanyak 106 siklus adalah sebesar 170 kgf/cm2.36

3. Kekuatan Impak

Kekuatan impak adalah suatu ukuran kekuatan bahan yang diukur dari energi yang diperlukan untuk memulai dan melanjutkan retakan melewati sebuah spesimen dengan dimensi tertentu.26 Hasil penelitian Syahputra S (2010) nilai kekuatan impak nilon termoplastik dengan ketebalan 2 mm adalah 34,58 x 10-3 J/mm2.37

4. Kekuatan Transversal

Kekuatan transversal merupakan kombinasi dari kekuatan kompresi, kekuatan tarik dan kekuatan geser.30 Hasil penelitian Kohli (2013) menunjukkan kekuatan transversal bahan Valplast adalah 77,28 MPa.33 Hasil penelitian lainnya melaporkan bahwa kekuatan transversal bahan nilon termoplastik adalah 117,22±37,80 MPa.1

(6)

2.2.4.2 Sifat Fisis 1. Kekasaran Permukaan

Salah satu faktor yang memengaruhi kekasaran permukaan pada gigi tiruan adalah jenis bahan basis gigi tiruan yang digunakan seperti bahan nilon termoplastik yang memiliki permukaan yang sulit dipoles bila dibandingkan dengan resin akrilik sehingga menyebabkan basis gigi tiruan nilon termoplastik memiliki permukaan yang lebih kasar.32,35 Permukaan yang kasar pada basis gigi tiruan nilon termoplastik disebabkan nilon termoplastik memiliki titik leleh yang rendah sehingga bahan nilon termoplastik menjadi sulit untuk dipoles.38

2. Stabilitas Warna

Stabilitas warna adalah kemampuan dari suatu lapisan permukaan atau pigmen untuk bertahan dari degradasi yang disebabkan pemaparan dari lingkungan. Stabilitas warna merupakan salah satu sifat yang penting untuk bahan restorasi di bidang kedokteran gigi.24

Yu-lin dkk (2003) membandingkan stabilitas warna dari nilon, silikon, dan resin akrilik yang direndam dalam air, kopi, dan teh. Hasilnya menunjukkan kopi menyebabkan perubahan warna yang paling besar pada silikon, kemudian pada nilon, lalu resin akrilik. Selain itu, hasil penelitian tersebut juga menunjukkan teh menyebabkan perubahan warna yang paling besar pada bahan nilon.24

3. Perubahan Dimensi

Teknik injection molding menunjukkan stabilitas dimensi yang baik dibanding dengan teknik compression molding. Garfunkel dan Anderson dkk. (1988) menyatakan bahwa dari hasil penelitian menunjukkan perubahan dimensi pada

injection molding lebih rendah daripada compression molding. 24 4. Penyerapan Air

Penyerapan air yang tinggi merupakan kekurangan dari nilon. Hal ini karena nilon termoplastik mempunyai serat yang menyerap air. Nilon termoplastik juga memiliki sifat hidrofilik yaitu kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari lingkungannya. Hasil penelitian Ariyani (2013) menyatakan bahwa nilai penyerapan

(7)

air basis nilon termoplastik tanpa penambahan fiber glass reinforced adalah 2,034 mg/mm3.39

2.3 Kekuatan Impak 2.3.1 Pengertian

Kekuatan impak adalah ukuran bagi kekuatan suatu bahan ketika bahan tersebut patah akibat benturan yang terjadi secara tiba-tiba.40 Kekuatan impak minimal untuk suatu bahan yang akan dijadikan basis gigi tiruan harus > 2 kJ/m2.41 Kekuatan impak yang tinggi merupakan salah satu kelebihan bahan nilon jika dibandingkan dengan PMMA. Sharma dkk (2014) menyatakan kekuatan impak bahan nilon termoplastik adalah 0,76±0,03 kN.1 Hal ini disebabkan karena bahan

nilon memiliki sifat fleksibilitas sehingga tahan terhadap fraktur ketika terjadi benturan yang kuat.15 Hasil penelitian Syahputra S (2010) nilai kekuatan impak nilon

termoplastik dengan ketebalan 2 mm adalah 34,58 x 10-3 J/mm2.37

2.3.2 Faktor-Faktor Memengaruhi Kekuatan Impak

Kekuatan impak basis gigi tiruan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Kandungan amida

Kandungan amida pada nilon dapat memengaruhi kekuatan impak bahan nilon. Hal ini disebabkan karena kandungan amida yang dimiliki nilon merupakan senyawa polar sehingga ikatan hidrogen yang terkandung didalam gugus ini dapat meningkatkan kekuatan ikat antar rantai. Sehingga semakin banyak kandungan amida, maka semakin tinggi pula kekuatan impak bahan nilon.42

2. Berat molekul

Secara umum, semakin tinggi berat molekul suatu bahan, maka sifat mekanisnya akan semakin tinggi, namun ada juga beberapa sifat mekanis yang tidak terpengaruh seiring meningkatnya berat molekul. Harper C (2002) menyatakan bahwa bahan termoplastik termasuk kedalam bahan yang memiliki berat molekul

(8)

yang tinggi sedangkan bahan termoset adalah bahan yang memiliki berat molekul yang rendah. Hal inilah yang menyebabkan nilon termoplastik memiliki kekuatan impak yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan resin akrilik polimerisasi panas.42

3. Derajat kristalinitas

Derajat kristalinitas adalah banyaknya jumlah kristalin yang terbentuk ketika nilon mengalami polimerisasi yaitu ketika terjadi penurunan suhu pada saat nilon selesai diinjeksikan ke dalam mold dan dibiarkan dingin pada suhu ruangan. Pada nilon yang suhunya diturunkan dengan perlahan, jumlah kristalin yang terbentuk mencapai sekitar 50-60%, sedangkan pada nilon yang suhunya diturunkan dengan cepat, jumlah kristalin yang terbentuk hanya sekitar 10%. Hal ini berdampak kepada sifat mekanis bahan nilon tersebut yaitu semakin tinggi derajat kristalinitas bahan nilon, maka semakin tinggi kekuatan impaknya.42

4. Ukuran partikel polimer

Dharmarajan NR (2000) menyatakan bahwa kekuatan impak nilon menurun dengan cepat seiring bertambahnya ukuran partikel diatas 0,7m. Pada penelitian yang dilakukan dengan ukuran partikel dari 0,3m sampai 0,6m memiliki kekuatan yang tinggi, namun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ukuran partikel 0,5m adalah yang paling baik.43

5. Teknik processing

Teknik injection-molding yang digunakan untuk processing nilon termoplastik dapat memengaruhi kekuatan impak nilon termoplastik. Hal ini disebabkan karena setelah bahan nilon diinjeksikan kedalam kuvet, maka suhu pada bagian permukaan nilon akan lebih cepat turun daripada suhu nilon di bagian dalam. Akibatnya derajat kristalinitas yang terbentuk menjadi berbeda antara di permukaan dan bagian dalam nilon yang berdampak pada penurunan kekuatan impak.30 Jadhav R dkk (2013) menyatakan bahwa teknik processing pada basis gigi tiruan memiliki peranan yang penting terhadap kekuatan impak.14

(9)

6. Porositas

Porositas suatu bahan terdiri atas dua yaitu porositas eksternal dan porositas internal. Porositas eksternal akan berdampak kepada permukaan yang lebih kasar sedangkan porositas internal akan lebih berdampak kepada sifat mekanik. Semakin banyak porositas suatu bahan, maka akan semakin mengurangi sifat mekanik suatu bahan yaitu salah satunya kekuatan impak karena dengan adanya porositas, maka bahan tersebut semakin mudah untuk mengalami fraktur karena adanya udara yang terperangkap sehingga bahan tidak sepenuhnya padat.30

7. Perubahan suhu

Perubahan suhu ketika processing bahan nilon termoplastik sangat berpengaruh terhadap kekuatan impak bahan nilon termoplastik. Hal ini disebabkan karena ketika cartridge dipindahkan dari furnace ke injector, dapat terjadi perubahan suhu yang tidak dapat dikontrol, sehingga derajat kristalinitas juga menjadi terganggu. Selain itu perbedaan suhu nilon termoplastik ketika cair dengan suhu mold juga tidak dapat dikontrol, sehingga berpengaruh juga terhadap kekuatan impak.3

8. Penyerapan air

Penyerapan air dapat memengaruhi kekuatan impak nilon termoplastik45

karena pada dasarnya bahan nilon bersifat higroskopis sehingga mudah menyerap air. Air yang terserap dapat menyebabkan bahan tersebut mengembang karena adanya ekspansi linear.3 Molekul air masuk ke dalam ruang di antara ikatan molekul yang membentuk rantai utama poliamida nilon.18 Air yang terserap ke dalam polimer akan bertindak sebagai plasticizer17 dan akan menurunkan sifat mekanis bahan tersebut.24,46

2.3.3 Metode Pengukuran Kekuatan Impak

Pengukuran kekuatan impak menggunakan sampel dengan ukuran tertentu yang diletakkan pada alat penguji dengan lengan pemukul yang dapat diayun. Pemukul tersebut kemudian diayun dan membentur sampel hingga patah selanjutnya

(10)

energi yang tertera pada alat penguji dibaca dan dicatat. Terdapat dua tipe alat penguji kekuatan impak yaitu Izod dan Charpy.47 Pada alat penguji Izod sampel dijepit secara vertikal pada salah satu ujungnya sedangkan alat penguji Charpy kedua ujung sampel diletakkan pada posisi horizontal. Pada penelitian ini digunakan alat penguji Charpy. Perhitungan kekuatan impak menggunakan rumus:40,47

Kekuatan Impak = E

b x d

Keterangan: E = Energi ( Joule) b = Lebar batang uji (mm) d = Tebal batang uji (mm)

2.4 Kekuatan Transversal 2.4.1 Pengertian

Kekuatan transversal merupakan kombinasi dari kekuatan kompresi, kekuatan tarik dan kekuatan geser.30 Uji kekuatan transversal sering digunakan untuk

mengukur sifat mekanis dari suatu basis gigi tiruan karena cukup mewakili tipe-tipe gaya yang terjadi selama proses pengunyahan.Kekuatan transversal basis gigi tiruan tidak boleh dibawah 65 MPa.24 Hasil penelitian Kohli (2013) menunjukkan kekuatan

transversal bahan Valplast adalah 77,28 MPa.33

2.4.2 Faktor-Faktor Memengaruhi Kekuatan Transversal

Kekuatan transversal basis gigi tiruan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Kandungan amida

Kandungan amida merupakan senyawa polar yang memiliki ikatan hidrogen, sehingga semakin tinggi kandungan amida, semakin tinggi pula kekuatan transversal bahan tersebut.42

(11)

2. Jumlah plasticizer

Kortrakulkij K (2008) menyatakan bahwa perendaman basis gigi tiruan dalam air dapat menyebabkan basis gigi tiruan menyerap air yang diikuti dengan loss of soluble component dan juga plasticizer. Ketika plasticizer dalam basis semakin berkurang, maka basis tersebut akan semakin kehilangan kelenturan dan akan menjadi semakin kaku dan menyebabkan peningkatan kekuatan transversal.24,

3. Derajat kristalinitas

Derajat kristalinitas adalah banyaknya jumlah kristalin yang terbentuk ketika nilon mengalami polimerisasi yaitu ketika terjadi penurunan suhu pada saat nilon selesai diinjeksikan ke dalam mold dan dibiarkan dingin pada suhu ruangan. Pada nilon yang suhunya diturunkan dengan perlahan, jumlah kristalin yang terbentuk mencapai sekitar 50-60%, sedangkan pada nilon yang suhunya diturunkan dengan cepat, jumlah kristalin yang terbentuk hanya sekitar 10%. Hal ini berdampak kepada sifat mekanis bahan nilon tersebut yaitu semakin tinggi derajat kristalinitas bahan nilon, maka semakin tinggi kekuatan transversalnya.42

4. Ketebalan basis gigi tiruan

Pada kasus gigi tiruan penuh yang dibuat menggunakan bahan nilon, sifat fleksibilitas nilon tidak akan terlihat karena basis yang dibuat terlalu tebal. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tebal bahan nilon, semakin tinggi kekuatan transversalnya namun fleksibilitasnya berkurang.3 Gharechahi J (2014) menyatakan faktor-faktor seperti ukuran, bentuk, dan ketebalan basis dapat memengaruhi sifat mekanis suatu bahan.48

5. Porositas

Porositas suatu bahan terdiri atas dua yaitu porositas eksternal dan porositas internal. Porositas eksternal akan berdampak kepada permukaan yang lebih kasar sedangkan porositas internal akan lebih berdampak kepada sifat mekanik. Semakin banyak porositas suatu bahan, maka akan semakin mengurangi sifat mekanik suatu bahan yaitu salah satunya kekuatan transversal.49

(12)

6. Penyerapan air

Penyerapan air dengan cara berdifusi ke dalam matriks resin akan menurunkan kekuatan transversal. Molekul air masuk ke dalam ruang di antara ikatan molekul yang membentuk rantai utama poliamida nilon.18 Air yang terserap ke dalam polimer akan bertindak sebagai plasticizer17 dan akan menurunkan sifat mekanis bahan tersebut.24

2.4.3 Metode Pengukuran Kekuatan Transversal 30

Kekuatan transversal atau fleksural adalah beban yang diberikan pada sebuah benda berbentuk batang yang terdukung pada kedua ujungnya dan beban diberikan ditengah-tengahnya, selama batang ditekan maka beban akan meningkat secara teratur dan berhenti ketika batang uji patah. Beban yang diperoleh dimasukkan ke dalam rumus kekuatan transversal.30 Alat yang digunakan untuk uji kekuatan

transversal adalah Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine.

Perhitungan kekuatan transversal adalah sebagai berikut: σ = 3

2™ –2

Keterangan:

σ = Kekuatan transversal (MPa) P = Beban maksimum diterapkan (N) L = Jarak antara kedua mendukung (mm) w = Lebar batang uji (mm)

t = Ketebalan spesimen (mm)

2.5 Metode Pembersih Gigi Tiruan

Gigi tiruan dapat dibersihkan dengan beberapa cara, yaitu dengan cara mekanis, kemis, dan gabungan antara mekanis dan kemis.10

(13)

2.5.1 Metode Mekanis

Salah satu metode pembersihan gigi tiruan secara mekanis yang paling sering dilakukan adalah dengan menyikat gigi tiruan menggunakan sikat gigi.10,13 Sebagian orang membersihkan gigi tiruannya dengan menggunakan sikat gigi dengan sabun, air, ataupun pasta gigi. Cara ini memiliki kelebihan yaitu pembersihannya cepat dan efektif dalam membersihkan plak, sisa makanan, dan stain pada gigi tiruannya.

Pasta gigi konvensional dan pasta gigi yang khusus diperuntukkan bagi gigi tiruan sering digunakan oleh pasien. Kekhawatiran yang selalu timbul adalah bahwa bahan tersebut dapat mengikis basis gigi tiruan. Penelitian menunjukkan bahwa pasta yang mengandung kalsium fosfat kurang abrasif daripada pasta yang mengandung kalsium karbonat, tetapi jumlah keausan yang terjadi tidak penting asalkan tekanan penyikatan tidak berlebihan. Pasta dengan daya abrasif yang tinggi diperlukan untuk menghilangkan noda tembakau.19

2.5.2 Metode Kemis

Metode pembersihan gigi tiruan secara mekanis yang paling sering dilakukan adalah dengan cara merendam gigi tiruan dalam bahan pembersih gigi tiruan.10 Ada

beberapa kelebihan pembersihan gigi tiruan secara kemis dibandingkan dengan secara mekanis, yaitu:13

1. Bahan pembersih kemis dapat mencapai seluruh permukaan gigi tiruan sehingga memberikan pembersihan secara menyeluruh.

2. Kerusakan karena pembersihan yang salah dapat diminimalisir. 3. Abrasi tidak mungkin terjadi dan prosedurnya mudah dilakukan. 4. Mudah dilakukan bagi pasien yang memiliki keterbatasan.

Adapun persyaratan sebuah bahan pembersih yang harus dipenuhi agar dapat digunakan oleh pasien, yaitu:13

1. Tidak beracun, mudah dibersihkan dan tidak meninggalkan sisa bahan yang dapat mengiritasi.

(14)

2. Dapat melarutkan zat organik maupun non-organik yang melekat pada gigi tiruan.

3. Tidak merusak bahan yang digunakan untuk membuat gigi tiruan termasuk polimer basis gigi tiruan, aloi, gigi tiruan akrilik dan porselen, dan juga bahan pelapis lunak.

4. Tidak berbahaya terhadap mata, kulit, atau pakaian jika tumpah atau tepercik.

5. Stabil dalam penyimpanan.

6. Sebaiknya bersifat bakterisidal dan fungisidal.

Terdapat 5 jenis pembersih kemis untuk gigi tiruan, yaitu: 1. Alkalin Hipoklorit

Dari semua bahan pembersih kemis yang ada, jenis hipoklorit adalah bahan yang pertama kali dipakai secara rutin untuk merendam gigi tiruan. Hipoklorit sangat berguna untuk membersihkan gigi tiruan karena dapat menghilangkan noda (stain) dan melarutkan musin dan juga zat lainnya.13

2. Alkalin Peroksida

Alkalin peroksida adalah pembersih gigi tiruan yang paling banyak digunakan. Jenis ini tersedia dalam bentuk bubuk atau tablet yang akan menjadi larutan alkalin dari hidrogen peroksida ketika dilarutkan dalam air.13

3. Asam

Bahan asam yang paling sering digunakan adalah larutan cuka.13,50 Bahan pembersih lain yang tergolong jenis ini adalah larutan hidroklorin, fosfor, dan asam sulfur. Oleh karena bahan ini menyerang komponen fosfor anorganik dari kalkulus, bahan ini sangat efektif untuk menghilangkan noda (stain) yang tidak hilang dengan larutan alkalin peroksida.13 Perendaman gigi tiruan selama satu malam dalam larutan cuka 10% atau 5% dapat menghilangkan perlekatan sel C.albicans pada gigi tiruan. Efektifitas larutan cuka 5% ataupun 10% dapat disamakan dengan efek larutan sodium hipoklorit 1%.50

(15)

4. Desinfektan

Contoh dari golongan ini adalah klorheksidin glukonat yang dipakai sebagai obat kumur dan pembersih gigi tiruan. Pemakaian klorheksidin sebagai desinfektan untuk merendam gigi tiruan dianjurkan 15 menit setiap hari. Hasil penelitian David dan Munadziroh (2005) melaporkan bahwa perendaman gigi tiruan akrilik dalam klorheksidin selama 15 menit tidak menyebabkan perubahan warna yang bermakna, sedangkan perendaman selama 105 menit dan 210 menit menyebabkan gigi tiruan akrilik mengalami perubahan warna yang bermakna.51

5. Enzim

Golongan enzim ini dapat menghancurkan makromolekul dari glikoprotein, mukoprotein dan mukopolisakarida yang terdapat pada plak gigi tiruan menjadi unit-unit yang lebih kecil. Golongan ini juga efektif terhadap bakteri dan jamur, dapat menghilangkan deposit keras dari gigi tiruan dan mencegah terbentuknya formasi plak yang baru. Golongan ini tidak menyebabkan kerusakan pada basis gigi tiruan dan komponen gigi tiruan lainnya.52

2.5.3 Metode Gabungan Mekanis dan Kemis

Salah satu contoh dari gabungan mekanis dan kemis adalah unit ultrasonik dengan komponen vibrasi. Gigi tiruan diletakkan pada unit pembersih kemudian diisi dengan bahan pembersih kemis sesuai dengan petunjuk pabrik. Aksi pembersihan dari bahan pembersih kimia didukung oleh aksi mekanis dari vibrasi ultrasonik. Walaupun teknik ini efektif, tetapi tidak adekuat dalam menghilangkan plak dari permukaan gigi tiruan. Biasanya teknik ini digunakan pada rumah sakit.53

2.6 Alkalin Peroksida

Alkalin peroksida tersedia dalam bentuk bubuk ataupun tablet effervescent

yang jika dilarutkan dalam air akan membentuk larutan alkalin dari hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida juga tersedia dalam bentuk cairan tidak berwarna.

(16)

Tablet effervescent diklasifikasikan menjadi produk kemis yang memerlukan perendaman. 13

Alkalin peroksida efektif untuk membersihkan plak yang baru terbentuk dan juga stain. Untuk mendapatkan keefektifannya, alkalin peroksida harus dibiarkan berkontak dengan gigi tiruan dalam waktu yang lama.52 Namun sekarang sudah tersedia jenis alkalin peroksida yang dapat digunakan dalam waktu yang singkat yaitu Polident. Polident tersedia dalam beberapa jenis, salah satu diantaranya adalah

Polident 5 minutes yang penggunaannya hanya perlu direndam selama 5 menit.

contoh alkalin peroksida yang diproduksi khusus untuk gigi tiruan nilon termoplastik adalah Val-Clean. Cara penggunaannya sama dengan pembersih gigi tiruan pada umumnya yaitu direndam, namun sedikit berbeda pada frekuensi pemakaiannya yaitu hanya direndam tiga kali dalam seminggu dengan lama perendaman selama 10 menit setiap kali pemakaian.14 Penggunaan alkalin peroksida dalam jangka waktu yang

panjang dapat menyebabkan bleaching pada basis resin akrilik.53

a. Polident

Polident adalah salah satu pembersih gigi tiruan berbahan dasar alkalin

peroksida yang paling sering digunakan dan paling mudah didapatkan di pasaran. Cara penggunaan Polident adalah dengan cara melarutkan satu tablet Polident

kedalam 200 mL air hangat, lalu rendam gigi tiruan sesuai dengan petunjuk pabrik (5 menit). Komposisi dari Polident tersebut adalah : sodium bikarbonat, asam sitrat, sodium karbonat, potassium monopersulfat, sodium perborat, sodium heksametafosfat, sodium benzoate, sodium laurel sulfoasetat, sodium stearat dan bahan tambahan lainnya seperti PVP (polyvinyl pyrolidone) dan perasa.54

b. Val-Clean

Val-Clean adalah pembersih gigi tiruan yang dibuat khusus untuk

membersihkan gigi tiruan fleksibel, namun bahan ini masih sulit didapatkan di pasaran. Pembersih khusus ini juga termasuk kedalam golongan alkalin peroksida namun komposisi nya sedikit berbeda dengan pembersih gigi tiruan komersil lainnya yaitu pada Val-Clean alkali yang lebih dominan adalah potasium. Cara penggunaan

(17)

Val-Clean adalah dengan cara melarutkan ¼ bungkus bubuk Val-Clean kedalam 250 mL air hangat dan direndam selama 10 – 15 menit perhari sebanyak tiga kali dalam seminggu. Komposisi dari Val-Clean tersebut adalah : Potasium peroksimonopersulfat, potassium peroksidisulfat, potassium sulfat, potassium bisulfate, asam sitrat, magnesium karbonat, ekstrak pepermin, dan sukrosa.14

2.6.1 Mekanisme Kerja Alkalin Peroksida

Ketika dilarutkan dalam air, kandungan sodium perborat akan mengalami dekomposisi untuk membentuk larutan alkalin peroksida.13 Alkalin pada larutan ini berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan, sedangkan peroksida akan melepaskan oksigen55, sehingga terjadi pembersihan secara mekanis oleh gelembung

oksigen selain daripada pembersihan secara kemis dari bahan itu sendiri.13

Perbedaan alkalin pada larutan pembersih juga memiliki efek yang berbeda. Pada Polident alkalin yang digunakan adalah sodium sedangkan pada Val-Clean

alkalin yang digunakan adalah potasium.11,14 Dalam tabel perioduk unsur, sodium

dan potasium berada pada satu golongan yaitu golongan 1A yang berarti kedua alkalin tersebut memiliki sisa 1 elektron pada lintasan terluar struktur elektronnya. Jika dibandingkan kedua alkalin tersebut, sodium kurang reaktif dibandingkan dengan potasium ketika berkontak dengan air. Hal ini disebabkan oleh karena perbedaan nomor atom kedua alkalin tersebut. Nomor atom pada sodium adalah 11 sedangkan nomor atom potasium adalah 19. Dilihat dari perbedaan nomor atom tersebut, diketahui juga terdapat perbedaan jumlah lintasan elektron pada kedua alkalin tersebut.56

(18)

Gambar 3. Perbedaan struktur elektron sodium dan potasium55

Pada gambar 3 di atas terlihat perbedaan jumlah lintasan elektron kedua alkalin tersebut. Pada sodium hanya terdapat 3 lintasan elektron sedangkan pada potasium terdapat 4 lintasan elektron. Jumlah lintasan elektron ini menentukan kekuatan ikatan antara elektron terluar dengan inti atom. Semakin banyak lintasan elektron suatu unsur, semakin jauh pula jarak inti atom dengan elektron terluar, maka kekuatan ikatannya semakin berkurang yang mengakibatkan elektron terluarnya mudah terlepas ketika bereaksi dengan bahan lain. Hal inilah yang menjadi penyebab potasium lebih reaktif daripada sodium.56

2.6.2 Pengaruh Alkalin Peroksida Terhadap Kekuatan Impak dan Transversal

Kandungan ion sodium dan potassium yang tinggi pada bahan pembersih gigi tiruan alkalin peroksida dapat memutus ikatan hidrogen yang menyebabkan loss of soluble component yang mengarah kepada terjadinya penyerapan air.24 Vojvodic D dkk (2008) menyatakan bahwa air yang diserap oleh bahan basis gigi tiruan dapat bertindak sebagai plasticizer yang dapat memengaruhi sifat mekanis dari bahan tersebut. Air berdifusi ke dalam polimer sehingga melonggarkan ikatan kimia polimer dan mengurangi sifat mekanis dari suatu polimer, yaitu kekuatan

(19)

transversal.57 Kortrakulkij K (2008) menyatakan bahwa perendaman nilon termoplastik dalam alkalin peroksida (Polident) sangat memengaruhi kekuatan transversal. Hal ini disebabkan karena alkalin peroksida mengandung ion potasium dan sodium dalam konsentrasi yang tinggi sehingga semakin banyak pula komponen

dan plasticizer pada bahan nilon yang larut ketika direndam dalam alkalin

peroksida.24

(20)

2.7 Kerangka Teori

Basis Gigi tiruan

Logam Non-Logam

Termoset Termoplastik

Akrilik Asetal Polikarbonat Nilon

Sifat Fisis Sifat Mekanis

Kekasaran Permukaan

Penyerapan Air Perubahan Dimensi Stabilitas Warna

Modulus Elastisitas Kekuatan Fatique

Kekuatan Impak Kekuatan Transversal

Metode Pembersihan Gigi tiruan

Kemis Mekanis

Alkalin Hipoklorit Alkalin Peroksida Asam Desinfektan Enzim

Kelebihan Kekurangan

Stabilitas Warna Rendah

Penyerapan Air Tinggi

Gabungan Kemis dan Mekanis

Estetis

Hipoalergenik

Perendaman

(21)

2.8 Kerangka Konsep

Bahan Basis Nilon Termoplastik

Kelemahan pembuatan dan sifat akhir

nilon

Sifat Mekanis Menurun

Bahan Pembersih Basis Gigi tiruan

Kemis

Alkalin Peroksida

Peroksida dalam air dapat melepaskan oksigen, dengan Perendaman Nilon Dalam Alkalin Peroksida

Polident(30 Jam) Val-Clean (24 Jam)

Alkalin dapat memutus ikatan hidrogen polimer

Loss of Soluble Component

Sodium Potasium

Kereaktifan ↑ Kereaktifan ↑↑

(22)

2.9 Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh perendaman basis gigi tiruan nilon termoplastik dalam alkalin peroksida yang mengandung sodium dengan alkalin peroksida yang mengandung potasium terhadap kekuatan impak.

2. Ada pengaruh perendaman basis gigi tiruan nilon termoplastik dalam alkalin peroksida yang mengandung sodium dengan alkalin peroksida yang mengandung potasium terhadap kekuatan transversal.

(23)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian adalah eksperimental laboratoris post-test control group design.

3.2 Sampel dan Besar Sampel Penelitian 3.2.1 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini menggunakan nilon termoplastik dengan ukuran batang uji (80x10x4)mm sesuai dengan ISO (International Standard Organization) No. 1567 untuk uji kekuatan impak dan ukuran batang uji (64x10x2,5)mm sesuai dengan ISO No. 1567 untuk uji kekuatan transversal.33,58

Gambar 4. Ukuran batang uji kekuatan impak

Gambar 5. Ukuran batang uji kekuatan transversal 80 mm

10 mm 4 mm

64 mm

10 mm 2,5mm

(24)

3.2.2 Besar Sampel

Besar sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus Federer:

Keterangan:

t = jumlah perlakuan r = jumlah ulangan

Pada penelitian ini terdapat empat perlakuan yaitu:

1. Kelompok sampel untuk uji kekuatan impak yang direndam dalam alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident). (Kelompok A)

2. Kelompok sampel untuk uji kekuatan impak yang direndam dalam alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean) sebagai kontrol. (Kelompok B)

3. Kelompok sampel untuk uji kekuatan transversal yang direndam dalam alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident). (Kelompok C)

4. Kelompok sampel untuk uji kekuatan transversal yang direndam dalam alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean) sebagai kontrol. (Kelompok D)

Jumlah (r) tiap kelompok dapat ditentukan sebagai berikut: (t-1) (r-1) ≥ 15

(4-1) (r-1) ≥ 15 3(r-1) ≥ 15 3r-3 ≥ 15 3r ≥ 15 + 3 r ≥ 18/3

r ≥ 6

Dari hasil diatas, jumlah sampel minimal untuk tiap kelompok adalah 6 sampel. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan untuk tiap kelompok adalah 8 sampel, maka jumlah sampel untuk empat kelompok adalah 32 sampel.

(t-1) (r-1) ≥ 15

(25)

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Klasifikasi Variabel Penelitian 3.3.1.1 Variabel Bebas

1. Nilon termoplastik 2. Alkalin peroksida

3.3.1.2 Variabel Terikat 1. Kekuatan impak

2. Kekuatan transversal 3.3.1.3 Variabel Terkendali 1. Ukuran sampel

2. Jenis nilon termoplastik yang digunakan 3. Jenis gips keras

4. Perbandingan adonan gips keras 5. Waktu pengadukan gips keras 6. Suhu pemanasan nilon termoplastik 7. Waktu pemanasan nilon termoplastik 8. Teknik pemolesan

9. Waktu perendaman sampel 10.Volume air perendaman sampel 11.Suhu perendaman sampel

3.3.2 Definisi Operasional

Tabel 1. Definisi operasional variabel bebas Variabel

Bebas Definisi Operasional

Skala

Bahan termoplastik yang digunakan sebagai

bahan basis gigi tiruan. - -

Alkalin peroksida

Bahan pembersih gigi tiruan berbentuk tablet

effervescent. - -

(26)

Tabel 2. Definisi operasional variabel terikat Variabel

Terikat Definisi Operasional

Skala

Ukur Alat Ukur Kekuatan

impak

Energi yang dibutuhkan untuk mematahkan sampel secara tiba-tiba dengan cara dipukul menggunakan bandul yang diayunkan pada bagian tengah sampel dalam satuan J/mm2.

Rasio Wolpert Werke Amslerotto

GMBH, Germany

Kekuatan transversal

Energi yang dibutuhkan untuk mematahkan sampel dengan cara ditekan pada bagian tengah sampel dalam satuan MPa.

Tabel 3. Definisi operasional variabel terkendali Variabel

Terkendali Definisi Operasional

Skala

Ukur Alat Ukur Ukuran sampel Sampel dengan ukuran 80mm x

10mm x 4mm untuk uji kekuatan impak dan ukuran 64mm x 10mm x 2,5 mm untuk

Gips keras Bahan yang digunakan untuk penanaman model induk dalam pembentukan mold.

- -

Perbandingan adonan gips keras

Perbandingan antara jumlah gips keras dan air yang digunakan untuk menanam sampel dalam kuvet, yaitu 100 gram gips keras : 30 ml air.

Waktu yang dibutuhkan untuk mengaduk gips selama 15 detik.

- Stopwatch

Suhu pemanasan nilon termoplastik

Suhu yang digunakan untuk melunakkan bahan nilon termoplastik pada alat furnace, yaitu 225ºC.

- -

(27)

Variabel

Terkendali Definisi Operasional

Skala

Ukur Alat Ukur Waktu pemanasan

nilon termoplastik

Lamanya pemanasan bahan nilon pada alat furnace, yaitu 15 menit.

- Stopwatch

Teknik pemolesan Teknik pemolesan secara mekanis, yaitu dengan cara dihaluskan dengan kertas pasir

waterproof ukuran 800, 1000,

dan 1200. Dilanjutkan dengan menggunakan Scotch-Britebrush dan coarse pumice.

- -

Waktu perendaman sampel

Waktu yang digunakan untuk merendam sampel ke dalam alkalin peroksida, yaitu selama 30 jam untuk menyimulasikan penggunaan Polident selama 5 menit sehari selama setahun (5 menit x 365 hari = 30 jam) dan 24 jam untuk menyimulasikan penggunaan Val-Clean selama 10 menit perhari sebanyak tiga kali dalam seminggu dalam satu tahun (10 menit x 3 x 4 x 12 = 24 jam).59 (Sesuai petunjuk pabrik).

- Stopwatch

Volume air perendaman

sampel

Volume air perendaman sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 200 ml untuk

Polident dan 250ml untuk Val-Clean.

- Gelas ukur

Suhu Perendaman Suhu perendaman sampel adalah 37ºC.

- Inkubator

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian 3.4.1 Tempat Penelitian

3.4.1.1 Tempat Pembuatan Sampel

1. Unit UJI Laboratorium Dental Fakultas Kedokteran Gigi USU

(28)

3.4.1.2 Tempat Perendaman Sampel 1. Laboratorium Biokimia FMIPA USU

3.4.1.3 Tempat Pengujian Sampel

1. Laboratorium Pusat Penelitian FMIPA USU

3.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2016 sampai selesai

3.5 Alat dan Bahan Penelitian 3.5.1 Alat Penelitian

1. Model induk dari logam berbentuk batang dengan ukuran (64x10x2,5)mm. 2. Model induk dari logam berbentuk batang dengan ukuran (80x10x4)mm.

3. Injection flask

4. Mangkuk karet dan spatula

5. Lekron

6. Gelas ukur 7. Oven pemanas

8. Vibrator (Pulsar 2 Filli Manfredi, Italy)

9. Cartridge

10. Plugger

11. Furnace

12. Injector

13. Polishing motor

14. Scotch-Brite brush

15. Portable Dental Engine (Olympia, Japan) 16. Straight handpiece

17. Mata bur fraser 18. Disc pemotong

(29)

19. Stopwatch

20. Inkubator

21. Alat uji kekuatan impak (Amslerotto Wolpert Werke GMBH, Germany) 22. Alat uji kekuatan transversal (Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine, Japan)

23. Timbangan digital

24. Alat ukur (penggaris atau jangka sorong)

3.5.2 Bahan Penelitian

1. Nilon termoplastik (Bioplast, Japan)

2. Alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident)

3. Alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean) sebagai kontrol

4. Air

5. Gips keras 6. Malam spru

7. Vaselin sebagai bahan separasi

8. Tinfoil

9. Cincin plastik

10. Kertas pasir waterproof ukuran 800, 1000, 1200 11. Coarse pumice

3.6 Cara Penelitian

3.6.1 Pembuatan Model Induk

Model induk dibuat dari logam stainless steel dengan ukuran 80 mm x 10 mm x 4 mm untuk uji kekuatan impak dan ukuran 64 mm x 10 mm x 2,5 mm untuk uji kekuatan transversal.

3.6.2 Pembuatan Sampel Nilon Termoplastik 1. Penanaman model induk pada kuvet bawah

(30)

a. Siapkan kuvet khusus untuk injection moulding

b. Kuvet diolesi dengan bahan separasi vaselin

c. Membuat adonan gips dalam mangkuk karet dengan perbandingan 100 gram gips keras : 30 ml air

d. Adonan diaduk dengan spatula hingga homogen dan dituang ke kuvet bawah yang telah disiapkan di atas vibrator

e. Model induk diletakkan pada adonan gips yang mulai mengeras f. Diamkan selama 20 menit hingga gips mengeras

Gambar 6. Penanaman model induk pada kuvet bawah

2. Pemasangan spru dan pengisian kuvet atas

a. Setelah gips mengeras, spru sebagai jalan masuk bahan dilekatkan pada tepi model induk dengan menggunakan malam

b. Spru yang berlebihan dibuang dengan lekron

c. Setelah model induk dipasang spru, oleskan vaselin pada permukaan gips, model induk, dan kuvet atas

d. Kuvet atas dipasang di atas kuvet bawah dan dikunci hingga rapat

(31)

e. Membuat adonan gips dalam mangkuk karet dengan perbandingan 100 gram gips keras : 30 ml air

f. Adonan di aduk dengan spatula hingga homogen

g. Kuvet diletakkan diatas vibrator dengan posisi vertikal dan vibrator dijalankan

h. Adonan gips dituang ke dalam kuvet melalui salah satu lubang pengisian pada kuvet hingga adonan keluar dari lubang lainnya

i. Diamkan selama 60 menit hingga gips mengeras

Gambar 7. Pemasangan spru

3. Pengangkatan model induk dan pembuangan spru a. Kunci kuvet dibuka dan kuvet dipisahkan

b. Model induk diangkat dari gips dengan menggunakan lekron

c. Kuvet dipasangkan kembali, kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit untuk membuang spru

d. Kuvet dibuka dan disiram dengan air mendidih hingga tidak ada lagi sisa spru pada gips

4. Injeksi bahan nilon termoplastik ke dalam mold a. Kuvet dipasangkan kembali dan dikunci

(32)

b. Cartridge untuk injeksi disiapkan, kemudian letakkan tinfoil yang telah dipotong berbentuk lingkaran pada dasar cartridge

c. Bahan nilon termoplastik ditimbang sebanyak 12 gram dengan menggunakan timbangan digital dan dimasukkan dalam cartridge

d. Cartridge berisi bahan nilon termoplastik ditempatkan dalam furnace

untuk melunakkan bahan nilon termoplastik dengan suhu 225°C selama 15 menit

Gambar 8. Cartridge ditempatkan

dalam furnace

e. Setelah bahan nilon termoplastik meleleh seluruhnya, lapisi plugger

penutup cartridge dengan cincin plastik dan tempatkan pada cartridge

Gambar 9. Plugger yang dilapisi dengan cincin plastik

(33)

f. Cartridge berisi bahan nilon termoplastik yang telah dipanaskan dipasang di atas kuvet dan kuvet dipasang pada alat injector

g. Bahan nilon termoplastik diinjeksikan ke dalam kuvet

Gambar 10. Cartridge dipasang di atas kuvet dan diletakkan pada alat injector

lalu diinjeksikan

h. Biarkan di bawah tekanan selama 3 menit, lepaskan dari alat injector dan biarkan selama 30 menit hingga mengeras

5. Penyelesaian akhir dan pemolesan

a. Sampel dikeluarkan dari kuvet dan dirapikan dengan fraser bur untuk menghilangkan bagian yang tajam

(34)

Gambar 11. Hasil sampel yang belum dirapikan

b. Permukaan sampel dihaluskan dengan kertas pasir waterproof ukuran 800, 1000, dan 1200 yang dipasangkan pada rotary grinder dengan air mengalir masing-masing selama 5 menit dengan kecepatan 500 rpm. Untuk mencegah terlepasnya sampel pada saat pemolesan maka sampel diletakkan pada pemegang sampel yang terbuat dari stainless steel

c. Pemolesan dilanjutkan dengan Scotch-Brite brush yang dipasangkan pada

polishing motor dengan kecepatan 500 rpm dan menggunakan coarse pumice hingga mengkilat

Gambar 12. Hasil sampel yang telah dipoles

(35)

3.6.3 Perendaman Sampel

Sampel akan direndam dalam dua buah wadah yang dibagi sesuai dengan jenis bahan pembersih yang telah ditentukan dengan tahapan seperti berikut:

a. Atur suhu pada inkubator menjadi 37ºC.

b. Sediakan dua buah wadah lalu isi dengan air dengan jumlah 200 mL untuk wadah A dan 250 mL untuk wadah B lalu masukkan kedalam inkubator.

c. Pada wadah A dilarutkan satu tablet Polident

d. Pada wadah B dilarutkan ¼ saset Val-Clean (kontrol).

e. Pada masing-masing wadah direndam 16 batang sampel yang terdiri dari 8 batang sampel untuk uji kekuatan impak dan 8 batang sampel untuk uji kekuatan transversal.

f. Perendaman pada wadah A dilakukan selama 30 jam untuk mensimulasikan pemakaian selama 5 menit sehari selama 1 tahun dengan perhitungan 5 x 365 = 1.825 menit. 1.825 : 60 = 30,4 jam, dibulatkan menjadi 30 jam,59 dan setiap delapan jam larutan tersebut diganti dengan larutan yang baru.

g. Perendaman pada wadah B dilakukan selama 24 jam untuk mensimulasikan pemakaian 3 kali seminggu dan direndam selama 10 menit setiap kali pemakaian selama 1 tahun dengan perhitungan 10 x 3 x 4 x 12 = 1440 menit. 1440 : 60 = 24 jam.59

h. Setelah direndam, sampel diangkat lalu dikeringkan dengan handuk kering, lalu sampel akan dilakukan pengukuran kekuatan impak dan kekuatan transversal.

3.6.4 Pengukuran Kekuatan Impak

Pengukuran kekuatan impak dilakukan dengan menggunakan alat Amslerotto

Wolpert Werke GMBH, Germany. Kekuatan impak didapat menggunakan sampel

dengan ukuran tertentu yang diletakkan pada alat penguji kekuatan impak dengan lengan pemukul yang dapat diayun. Pemukul tersebut kemudian diayun dan

(36)

membentur sampel hingga patah selanjutnya energi yang tertera pada alat penguji dibaca dan dicatat lalu dilakukan perhitungan kekuatan impak.

Gambar 13. Alat uji kekuatan impak. (Amslerotto Wolpert Werke GMBH, Germany)

Perhitungan kekuatan impak menggunakan rumus: Kekuatan Impak = E

b x d

Keterangan: E = Energi ( Joule) b = Lebar batang uji (mm) d = Tebal batang uji (mm)

(37)

3.6.5 Pengukuran Kekuatan Transversal

Pengukuran kekuatan transversal dilakukan dengan menggunakan alat

Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine, Japan. Alat ini memiliki

kelajuan tekan 1/10 mm per detik. Jarak antara kedua penyangga adalah 50 mm.

Gambar 14. Alat uji kekuatan transversal (Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine, Japan)

Perhitungan kekuatan transversal adalah sebagai berikut : σ = 3

2™ –2

Keterangan:

σ = Kekuatan transversal (MPa) P = Beban maksimum diterapkan (N) L = Jarak antara kedua pendukung (mm) w = Lebar batang uji (mm)

t = Ketebalan spesimen (mm)

(38)

3.7 Analisis Data

Data dianalisis secara statistic menggunakan :

1. Analisis uni varian untuk mengetahui nilai rerata dan standar deviasi

masing-masing kelompok.

2. Uji T tidak berpasangan untuk mengetahui pengaruh perendaman basis

gigi tiruan nilon termoplastik dalam bahan pembersih alkalin peroksida yang

mengandung sodium dengan alkalin peroksida yang mengandung potasium terhadap

kekuatan impak dan kekuatan transversal.

(39)

3.8 Kerangka Operasional

Model induk dari logam

Penanaman model induk pada kuvet bawah Pemasangan spru

Kuvet atas dipasangkan dengan kuvet bawah dan dikunci dengan rapat Pengisian kuvet atas

Pengangkatan model induk dan pembuangan spru

Mold

Cartridge berisi bahan nilon termoplastik dimasukkan ke furnace selama 15 menit pada suhu 225°C Injeksi bahan nilon termoplastik ke dalam mold

Proses akhir/pemolesan

Pengukuran kekuatan impak Pengukuran kekuatan transversal

Pengumpulan data

Analisis data

Hasil

Sampel nilon termoplastik Perendaman dalam alkalin peroksida

Polident (30 jam) Kontrol (Val-Clean 24 jam)

(40)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Kekuatan Impak Basis Gigi Tiruan Nilon Termoplastik yang Direndam dalam Bahan Pembersih Alkalin Peroksida yang Mengandung Sodium dan Alkalin Peroksida yang Mengandung Potasium

Kekuatan impak diuji dengan memberikan energi impak terhadap sampel

menggunakan alat uji impak dan dinyatakan dalam satuan Joule/mm2. Untuk

mengetahui apakah sebaran data mempunyai sebaran normal atau tidak secara analitik, digunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan diperoleh nilai p=0,200 untuk kedua kelompok yang menunjukkan bahwa sebaran data penelitian yang diperoleh memiliki sebaran yang normal secara analitik karena nilai p>0,05.

Dari penelitian yang dilakukan terhadap sampel nilon termoplastik yang direndam dalam alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident) diperoleh hasil kekuatan impak terbesar adalah 91,50 x 10-3 J/mm2, sedangkan nilai terkecil adalah 71,00 x 10-3 J/mm2 dengan nilai rerata dan standar deviasi adalah 80,50 ± 6,88 x 10-3 J/mm2.

Dari penelitian yang dilakukan terhadap sampel nilon termoplastik yang direndam dalam alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean) diperoleh hasil kekuatan impak terbesar adalah 87,50 x 10-3 J/mm2, sedangkan niai terkecil

adalah 66,75 x 10-3 J/mm2 dengan nilai rerata dan standar deviasi adalah 76,62 ± 7,10

x 10-3 J/mm2.

(41)

Tabel 4. Kekuatan impak basis gigi tiruan nilon termoplastik yang direndam dalam bahan pembersih alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident) dan alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean)

Sampel

Kekuatan Impak ( x 10-3 J/mm2 )

Alkalin Peroksida yang Mengandung Sodium (Polident)

Alkalin Peroksida yang Mengandung Potasium (Val-Clean)

1 73.50 66.75 *

4.2 Kekuatan Transversal Basis Gigi Tiruan Nilon Termoplastik yang Direndam dalam Bahan Pembersih Alkalin Peroksida yang Mengandung Sodium dan Alkalin Peroksida yang Mengandung Potasium

Kekuatan transversal yang diuji dengan memberikan tekanan terhadap sampel

menggunakan alat uji transversal dan dinyatakan dalam satuan MPa. Untuk mengetahui apakah sebaran data mempunyai sebaran normal atau tidak secara analitik, digunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan diperoleh nilai p=0,101 untuk kelompok alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident) dan nilai p=0,200 untuk kelompok alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean) yang menunjukkan bahwa sebaran data penelitian yang diperoleh memiliki sebaran yang normal secara analitik karena nilai p>0,05.

(42)

Dari penelitian yang dilakukan terhadap sampel nilon termoplastik yang direndam dalam alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident) diperoleh hasil kekuatan transversal terbesar adalah 74,11 MPa, sedangkan nilai terkecil adalah 64,41 MPa dengan nilai rerata dan standar deviasi adalah 70,58 ± 3,56 MPa.

Dari penelitian yang dilakukan terhadap sampel nilon termoplastik yang direndam dalam alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean) diperoleh hasil kekuatan transversal terbesar adalah 74,14 MPa, sedangkan nilai terkecil adalah 61,58 MPa dengan nilai rerata dan standar deviasi adalah 67,75 ± 5,04 MPa.

Tabel 5. Kekuatan transversal basis gigi tiruan nilon termoplastik yang direndam dalam bahan pembersih alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident) dan alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean)

Sampel

Kekuatan Transversal ( MPa ) Alkalin Peroksida yang

Mengandung Sodium (Polident)

Alkalin Peroksida yang Mengandung Potasium(Val-Clean)

1 64.41 * 71.52

2 73.44 72.62

3 72.55 66.12

4 70.72 61.58 *

5 72.69 74.14 **

6 70.81 70.62

7 74.11 ** 62.80

8 65.91 62.64

X = 70.58 ± 3,56 X = 67.75 ± 5,04 Keterangan: *) = Nilai terkecil

**) = Nilai terbesar

(43)

4.3 Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Nilon Termoplastik dalam Bahan Pembersih Alkalin Peroksida yang Mengandung Sodium dengan Alkalin Peroksida yang Mengandung Potasium Terhadap Kekuatan Impak

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh perendaman basis gigi tiruan nilon termoplastik dalam alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident) dengan alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean) terhadap kekuatan impak dilakukan analisis menggunakan uji t tidak berpasangan. Dari hasil uji t tidak berpasangan diperoleh nilai signifikan sebesar p=0,288. Karena nilai p>0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh perendaman basis gigi tiruan nilon termoplastik dalam alkalin peroksida yang mengandung sodium dengan alkalin peroksida yang mengandung potasium terhadap kekuatan impak

Tabel 6. Pengaruh perendaman basis gigi tiruan nilon termoplastik dalam bahan pembersih alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident) dengan alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean) terhadap kekuatan impak

Kelompok Kekuatan Impak Nilai p

n X ± SD ( x 10-3 J/mm2) Alkalin Peroksida yang

Mengandung Sodium (Polident)

8 80,50 ± 6,88

0,288* Alkalin Peroksida yang

Mengandung Potasium (Val-Clean)

8 76,62 ± 7,10

Keterangan: *)= Tidak Signifikan

(44)

4.4 Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Nilon Termoplastik dalam Bahan Pembersih Alkalin Peroksida yang Mengandung Sodium dengan Alkalin Peroksida yang Mengandung Potasium Terhadap Kekuatan Transversal

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh perendaman basis gigi tiruan nilon termoplastik dalam alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident) dengan alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean) terhadap kekuatan transversal dilakukan analisis menggunakan uji t tidak berpasangan. Dari hasil uji t tidak berpasangan diperoleh nilai signifikan sebesar p=0,217. Karena nilai p>0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh perendaman basis gigi tiruan nilon termoplastik dalam alkalin peroksida yang mengandung sodium

(Polident) dengan alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean)

terhadap kekuatan transversal.

Tabel 7. Pengaruh perendaman basis gigi tiruan nilon termoplastik dalam bahan pembersih alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident) dengan alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean) terhadap kekuatan transversal

Kelompok Kekuatan Transversal Nilai p

n X ± SD ( MPa ) Alkalin Peroksida yang

Mengandung Sodium (Polident) 8 70,58 ± 3,56

0,217* Alkalin Peroksida yang

Mengandung Potasium (Val-Clean)

8 67,75 ± 5,04

Keterangan: *) = Tidak Signifikan

(45)

BAB 5 PEMBAHASAN

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris yaitu kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengungkapkan suatu gejala atau pengaruh yang timbul akibat adanya perlakuan tertentu. Penelitian ini untuk melihat kemungkinan adanya pengaruh antara beberapa kelompok penelitian dengan cara memberikan perlakuan kepada satu atau lebih kelompok penelitian, kemudian hasil dari kelompok yang diberi perlakuan tersebut dibandingkan dengan kelompok kontrol.60

5.1 Kekuatan Impak Basis Gigi Tiruan Nilon Termoplastik yang Direndam dalam Bahan Pembersih Alkalin Peroksida yang Mengandung Sodium dan Alkalin Peroksida yang Mengandung Potasium

Dalam penelitian ini, semua sampel yang diuji kekuatan impaknya tidak mengalami fraktur namun pada alat uji tetap tertera besar energi yang digunakan ketika pendulum memukul sampel. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Kamath SS (2011) yang juga mendapati sampel nilon termoplastik tidak fraktur ketika diuji kekuatan impaknya dengan menggunakan energi mulai dari 2 Joule hingga 25 Joule, sehingga menurut peneliti tersebut nilai kekuatan impak untuk bahan nilon termoplastik tidak dapat ditentukan karena sampel yang diuji belum bisa mengalami fraktur meskipun sudah menggunakan energi yang paling besar dari alat uji yang digunakannya.61

Pada tabel 4 terlihat nilai terbesar kekuatan impak basis gigi tiruan nilon termoplastik yang direndam dalam bahan pembersih alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident) adalah 91,50 x 10-3 J/mm2, sedangkan nilai terkecil adalah 71,00 x 10-3 J/mm2 dengan nilai rerata dan standar deviasi pada kelompok ini

(46)

adalah 80,50 ± 6,88 x 10-3 J/mm2. Berbeda dengan kekuatan impak basis gigi tiruan nilon termoplastik yang direndam dalam alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean), kekuatan impak terbesar adalah 87,50 x 10-3 J/mm2, sedangkan nilai terkecil adalah 66,75 x 10-3 J/mm2 dengan nilai rerata dan standar deviasi pada kelompok ini adalah 76.62 ± 7,10 x 10-3 J/mm2.

Kekuatan impak pada kelompok alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean) yang sedikit lebih rendah daripada kekuatan impak pada kelompok alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident) dapat terjadi kemungkinan karena terdapat perbedaan jenis alkali yang digunakan pada kedua bahan pembersih tersebut. Fungsi alkalin pada bahan pembersih adalah untuk menurunkan tegangan permukaan.55 Dalam tabel periodik unsur, sodium dan potasium berada pada satu golongan yaitu golongan 1A yang berarti kedua alkalin tersebut memiliki sisa 1 elektron pada lintasan elektronnya. Jika dibandingkan kedua alkalin tersebut, sodium kurang reaktif dibandingkan dengan potasium ketika berkontak dengan air. Hal ini disebabkan oleh karena perbedaan nomor atom kedua alkali tersebut. Nomor atom pada sodium adalah 11 sedangkan nomor atom potasium adalah 19. Dari perbedaan tersebut, diketahui jumlah lintasan elektron pada kedua alkalin tersebut juga berbeda. Pada sodium terdapat 3 lintasan elektron sedangkan pada potasium terdapat 4 lintasan elektron. Jumlah lintasan elektron ini menentukan kekuatan ikatan antara elektron terluar dengan inti atom. Semakin banyak lintasan elektron suatu unsur, semakin jauh pula jarak inti atom dengan elektron terluar, maka kekuatan ikatannya semakin berkurang yang mengakibatkan elektron terluarnya mudah terlepas ketika bereaksi dengan bahan lain, sehingga potasium lebih reaktif daripada sodium.56 Hal ini menyebabkan tegangan permukaan air pada kelompok alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean) lebih rendah daripada kelompok alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident) sehingga penyerapan air lebih mudah terjadi pada kelompok alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean) daripada kelompok alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident).62 Selain itu, kandungan sodium dan potasium pada

(47)

bahan pembersih alkalin peroksida dapat memutus ikatan hidrogen yang menyebabkan loss of soluble component yang mengarah kepada terjadinya penyerapan air.24 Vojvodic D (2008) menyatakan bahwa air yang diserap oleh bahan basis gigi tiruan dapat bertindak sebagai plasticizer yang dapat memengaruhi sifat mekanis dari bahan tersebut. Air berdifusi ke dalam polimer sehingga melonggarkan ikatan kimia polimer dan mengurangi sifat mekanis dari suatu polimer.57

5.2 Kekuatan Transversal Basis Gigi Tiruan Nilon Termoplastik yang Direndam dalam Bahan Pembersih Alkalin Peroksida yang Mengandung Sodium dan Alkalin Peroksida yang Mengandung Potasium

Dalam penelitian ini, semua sampel yang diuji kekuatan transversalnya tidak mengalami fraktur25 melainkan sampel yang diuji terlepas dari kedua tumpu pendukung. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Kamath SS (2011) yang juga mengalami hal yang sama.61 Perhitungan kekuatan transversal tidak didasarkan pada

beban yang dibutuhkan untuk mematahkan sampel melainkan didasarkan pada beban maksimum yang dapat diterima oleh sampel.

Pada tabel 5 terlihat nilai terbesar kekuatan transversal basis gigi tiruan nilon termoplastik yang direndam dalam bahan pembersih alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident) adalah 74,11 MPa, sedangkan nilai terkecil adalah 64,41 MPa dengan nilai rerata dan standar deviasi pada kelompok ini adalah 70.58 ± 3,56 MPa. Berbeda dengan kekuatan transversal basis gigi tiruan nilon termoplastik yang direndam dalam alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean), kekuatan transversal terbesar adalah 74,14 MPa, sedangkan nilai terkecil adalah 61,58 MPa, dengan nilai rerata dan standar deviasi pada kelompok ini adalah 67,75 ± 5,04 MPa.

Kekuatan transversal pada kelompok alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean) yang sedikit lebih rendah daripada kekuatan transversal pada kelompok alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident) dapat terjadi

(48)

kemungkinan karena terdapat perbedaan jenis alkali yang digunakan pada kedua bahan pembersih tersebut. Seperti yang sudah diketahui bahwa potasium pada kelompok alkalin peroksida (Val-Clean) lebih reaktif daripada sodium pada kelompok alkalin peroksida (Polident) sehingga menyebabkan penurunan tegangan permukaan air pada kelompok alkalin peroksida yang mengandung potasium ( Val-Clean) lebih besar daripada kelompok alkalin peroksida yang mengandung potasium (Polident) yang berujung pada penyerapan air yang tinggi dan disertai penurunan sifat mekanis bahan, terutama kekuatan transversal.11,14,24,55-57

5.3 Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Nilon Termoplastik dalam Bahan Pembersih Alkalin Peroksida yang Mengandung Sodium dengan Alkalin Peroksida yang Mengandung Potasium Terhadap Kekuatan Impak

Dari hasil uji t tidak berpasangan pada tabel 6 diperoleh nilai p=0,288. Karena nilai p>0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh perendaman basis gigi tiruan nilon termoplastik dalam alkalin peroksida yang mengadung sodium dengan alkalin peroksida yang mengandung potasium terhadap kekuatan impak. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kandungan amida, berat molekul, derajat kristalinitas, ukuran partikel polimer, teknik

processing, porositas, perubahan suhu, dan juga penyerapan air.30,42-46 Derajat

kristalinitas dipengaruhi ketika bahan nilon selesai diinjeksikan kedalam mold lalu dibiarkan mendingin secara perlahan pada suhu ruangan. Nilon yang didinginkan secara lambat akan memiliki derajat kristalinitas yang lebih baik daripada didinginkan secara cepat. Kandungan amida pada nilon juga mempengaruhi kekuatan impak bahan nilon. Hal ini disebabkan karena kandungan amida yang dimiliki nilon merupakan senyawa polar sehingga ikatan hidrogen yang terkandung di dalam gugus ini dapat meningkatkan kekuatan ikat antar rantai.30,42 Penyerapan air sangat memengaruhi kekuatan impak suatu bahan yang akan dijadikan basis gigi tiruan karena pada umumnya pembersihan gigi tiruan dilakukan dengan cara perendaman,10

(49)

selain itu didukung pula dengan sifat bahan nilon yang higroskopis sehingga mudah menyerap air ketika direndam dalam larutan pembersih.3,17

Dalam penelitian ini faktor-faktor seperti derajat kristalinitas, kandungan amida, teknik processing, dan perubahan suhu dapat dikendalikan sehingga hanya faktor penyerapan air yang tidak dapat dikendalikan dan juga faktor tersebut dipengaruhi oleh jenis bahan pembersih yang digunakan. Dalam penelitian ini juga digunakan bahan pembersih yang merupakan satu jenis yaitu jenis alkalin peroksida yang memiliki reaksi yang sama ketika digunakan untuk merendam basis gigi tiruan nilon termoplastik sehingga hasil yang diperoleh menunjukkan hasil yang tidak signifikan.

5.4 Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Nilon Termoplastik dalam Bahan Pembersih Alkalin Peroksida yang Mengandung Sodium dengan Alkalin Peroksida yang Mengandung Potasium Terhadap Kekuatan Transversal

Dari hasil uji t tidak berpasangan pada tabel 7 diperoleh nilai p=0,217. Karena nilai p>0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh perendaman basis gigi tiruan nilon termoplastik dalam alkalin peroksida yang mengandung sodium dengan alkalin peroksida yang mengandung potasium terhadap kekuatan transversal. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kandungan amida, komposisi plasticizer, derajat kristalinitas, porositas, ketebalan basis gigi tiruan dan penyerapan air.30,42,43,48,49 Dalam penelitian ini faktor-faktor

seperti derajat kristalinitas, kandungan amida, dan ketebalan basis dapat dikendalikan sehingga hanya faktor penyerapan air yang tidak dapat dikendalikan dan juga faktor tersebut dipengaruhi oleh jenis bahan pembersih yang digunakan. Dalam penelitian ini juga digunakan bahan pembersih yang merupakan satu jenis yaitu jenis alkalin peroksida yang memiliki reaksi yang sama ketika digunakan untuk merendam basis gigi tiruan nilon termoplastik sehingga hasil yang diperoleh dapat menunjukkan hasil yang tidak signifikan.

(50)

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Shah VR dkk. (2015) yang menyatakan bahwa kekuatan transversal basis gigi tiruan nilon termoplastik yang direndam dalam dua jenis alkalin peroksida (Polident dan Val-Clean) menunjukkan hasil yang tidak berbeda jauh.25

(51)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Nilai rerata dan standar deviasi kekuatan impak basis gigi tiruan nilon termoplastik yang direndam dalam bahan pembersih alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident) adalah 80.50 ± 6,88 x 10-3 J/mm2. Nilai rerata dan standar deviasi kekuatan impak basis gigi tiruan nilon termoplastik yang direndam dalam kelompok alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean) adalah 76.62 ± 7,10 x10-3 J/mm2.

2. Nilai rerata dan standar deviasi kekuatan transversal basis gigi tiruan nilon termoplastik yang direndam dalam bahan pembersih alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident) adalah 70.58 ± 3,56 MPa. Nilai rerata dan standar deviasi kekuatan transversal basis gigi tiruan nilon termoplastik yang direndam dalam kelompok alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean) adalah 67.75 ± 5,04 MPa.

3. Tidak ada pengaruh perendaman basis gigi tiruan nilon termoplastik dalam bahan pembersih alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident) dengan alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean) terhadap kekuatan impak dengan nilai p=0,288 (p>0,05).

4. Tidak ada pengaruh perendaman basis gigi tiruan nilon termoplastik dalam bahan pembersih alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident) dengan alkalin peroksida yang mengandung potasium (Val-Clean) terhadap kekuatan transversal dengan nilai p=0,217 (p>0,05).

Pada penelitian ini terlihat bahwa pada kelompok alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident), kekuatan impak dan kekuatan transversal sedikit lebih tinggi daripada kelompok alkalin peroksida yang mengandung potasium (

(52)

Clean), namun secara statistik hasil ini tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok tersebut. Sehingga pemakaian alkalin peroksida yang mengandung sodium (Polident) dapat digunakan untuk membersihkan gigi tiruan nilon termoplastik tanpa memberikan pengaruh terhadap kekuatan impak dan transversal.

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang perendaman basis gigi tiruan nilon termoplastik dalam bahan pembersih alkalin peroksida dengan jangka waktu pemakaian yang lebih lama terhadap kekuatan impak dan transversal.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang perendaman basis gigi tiruan nilon termoplastik dalam bahan pembersih alkalin peroksida dengan suhu yang berbeda terhadap sifat mekanis bahan tersebut.

Gambar

Gambar 2. Basis     gigi       tiruan      nilon
Gambar 3. Perbedaan struktur elektron sodium dan potasium55
Gambar 4. Ukuran batang uji kekuatan impak
Tabel 1. Definisi operasional variabel bebas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai sifat fisik dan mekanis termoplastik nilon pernah dilakukan sebelumnya, yaitu penelitian mengenai perbedaan kekuatan impak bahan basis gigi

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang Kedokteran Gigi tentang perbedaan kekuatan tekan basis gigi tiruan berbahan termoplastik

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Nilai Kekasaran Permukaan Basis Gigi Tiruan Nilon Termoplastik yang Direndam dalam Larutan Sodium Hipoklorit 0.5% Selama 61

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kekasaran permukaan basis gigi tiruan nilon termoplastik yang direndam dalam larutan sodium hipoklorit 0,5% selama 61 jam masih

Namun, bahan basis gigi tiruan nilon termoplastik Biotone dapat digunakan sebagai alternatif dalam pemilihan bahan basis gigi tiruan pada pasien yang

daur ulang terhadap kekerasan permukaan basis gigi tiruan nilon termoplastik. 1.4

Pengaruh penambahan nilon termoplastik murni ke dalam nilon daur ulang terhadap penyerapan air basis gigi tiruan nilon termoplastik.. Gupta R,

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh alkalin peroksida terhadap kekasaran permukaan basis gigitiruan nilon termoplastik dapat disimpulkan bahwa tidak ada