IM MUHAMM
FAK
MPLEMEN MADIYAH
KULTAS K
UNIV
NTASI PEM PROGRAM
J
SITI
K
KEGURU
VERSITA
SUR
MBELAJAR M KHUSUS
JURNAL
Oleh:
SOLEKH
K8410055
UAN DAN
AS SEBEL
RAKART
2014
RAN TEMA S KOTA BA
HAH
ILMU PE
LAS MAR
TA
ATIK DI SD ARAT SURA
ENDIDIKA
RET
D
AKARTA
PENGESAHAN
Jurnal ini telah disahkan oleh dosen pembimbing skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta Juni 2014
PembimbingI
Drs. BasukiHaryono, M.Pd
NIP. 19500225 197501 1 002
PembimbingII
SianyIndriaLiestyasari, S.Ant, M.Hum
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS SURAKARTA
Oleh : Siti Solekhah ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Pelaksanaan pembelajaran tematik, (2) Permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, dan (3) Strategi pemecahan masalah dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di SD Muhammadiyah Program Khusus.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus. Teknik sampling menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi pasif, dan studi dokumen. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Analisis data menggunakan metode interaktif terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, intepretasi data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran tematik masih memerlukan perbaikan dari berbagai sisi. (1) Pelaksanaan pembelajaran tematik diawali dengan persiapan, yakni guru membuat RPP dan menyiapkan media pembelajaran. Selanjutnya proses pembelajaran menggunakan metode diskusi dan permainan. Terakhir yakni evaluasi yang dilihat dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. (2) Permasalahan dalam pembelajaran tematik muncul dari siswa yang sulit mengubah pemahaman dari pembelajaran KTSP menjadi pembelajaran tematik. Dari segi orang tua siswa, belum memahami konsep pembelajaran tematik, sedangkan guru mengalami kesulitan menyusun RPP dan hasil evaluasi tematik. (3) Strategi pemecahan masalah dalam pembelajaran tematik yakni guru membantu siswa beradaptasi dengan konsep tersebut. Selain itu guru mengikuti pelatihan dari pemerintah dan diskusi internal sekolah untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada. Sedangkan sekolah memberikan sosialisasi kepada orang tua tentang pembelajaran tematik.
Simpulan dari penelitian ini bahwa pembelajaran tematik dapat membantu anak mengkonstruksi pengetahuannya melalui pendekatan saintifik, berpikir kritis dan diskusi kelompok. Kreatifitas guru dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dalam pembelajaran tematik, khususnya yang berasal dari siswa.
THEMATIC LEARNING IN IMPLEMENTATION OF SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS SURAKARTA.
Oleh : Siti Solekhah ABSTRACT
The objectives of this study were to understanding (1) The implementation thematic learning, (2) problems in their learning theme, and (3) strategy in their learning problem solving thematic learning in primary school Muhammadiyah Program Khusus.
This research method using descriptive qualitative research strategy with case studies. Sampling techniques using purposive sampling techniques and snowball sampling. Technical data collection to use an interview in-depth, the observation are passive, and a study documents. The Validity is data using triangulation source and triangulation method. Analysis of data using interactive methods consists of data collection, reducing data, intepretasi data, and the withdrawal conclusion.
The results showed that the thematic learning still requires improvements of the various sides. (1) Implementation of thematic learning begins with the preparation, the teachers make lesson plans and prepare instructional media. Furthermore, the learning process using the method of discussion and games. Last seen the evaluation of cognitive, affective and psychomotor. (2) Problems in thematic learning of students who appear difficult to change the understanding of learning SBC into thematic learning. In terms of the student's parents do not understand the concept of thematic learning, while teachers have difficulty preparing lesson plans and thematic evaluation results. (3) problem-solving strategies in thematic learning that teachers help students adapt to the concept. Besides the training of teachers of government schools and internal discussions to find a way out of the problem. While schools provide outreach to parents about thematic learning.
Conclusions from this research that the thematic learning can help children construct knowledge through a scientific approach, critical thinking and group discussion. Teacher’s creativity can solve various problems in thematic learning, particularly from students.
A. PENDAHULUAN
Piaget mengatakan bahwa anak
usia 7-11 tahun berada pada usia
sekolah dasar yang biasa dinyatakan
dengan masa operasi konkrit yang
secara umum telah mampu
mengembangkan kemampuan
berfikir sistematis, namun hanya
ketika mereka dapat mengacu kepada
obyek-obyek dan aktivitas-aktivitas
konkrit (William Crain, 2007:171).
Seharusnya pembelajaran yang
diterapkan mampu memenuhi
karakteristik dan kebutuhan anak
usia sekolah dasar tersebut. Akan
tetapi masih ada berbagai
permasalahan yang ada di
pembelajaran sekolah dasar. Antara
lain, disebutkan bahwa sistem
pendidikan di Indonesia masih
menekankan pada pengetahuan yang
harus dihapal, bukan pada
pengembangan berpikir kreatif siswa.
kondisi gurumemberi kontribusi
permasalahan pembelajaran, yakni
masih banyak guru-guru di Indonesia
yang melakukan pekerjaan lain, di
luar mengajar, untuk mendapatkan
penghasilan tambahan. Keadaan ini
dinilai sebagai salah satu faktor
penyebab kualifikasi minimal guru
yang tidak terpenuhi, yang mencakup
lebih dari separuh jumlah guru di
Indonesia.
Sedangkan berdasarkan
wawancara dengan seorang guru
Sekolah Dasar di Tasikhargo,
Jatisrono, Wonogiri bernama Budi
Setiawan, S.Pd, mengatakan bahwa
permasalahan pembelajaran di SD
antara lain, ada beberapa guru yang
sudah tua sehingga masih
menggunakan metode mengajar yang
konvensional. Kondisi guru yang
sudah tua menyebabkan mereka
lamban dan sulit update dengan
perkembangan yang ada.
Dari permasalahan
pembelajaran di sekolah dasar di
atas, terdapat beberapa implikasi
yang terjadi. Prestasi belajar peserta
didik menurun, mereka mengalami
kebosanan atau jenuh. Guru yang
memiliki tugas sampingan yang
banyak membuat mereka tidak dapat
bekerja (mengajar) dengan maksimal
akibatnya anak hanya diberi tugas
menulis sehingga pembelajaran
kurang maksimal. Guru yang lamban
dan kurang mampu mengkondisikan
kelas membuat murid menjadi hiper
mengganggu kelancaran belajar kelas
lain. Ketika guru tidak bisa
menguasai kelas, fokus belajar anak
menjadi rendah.
Dampak yang sangat terasa
akibat persoalan pembelajaran di
sekolah dasar tersebut adalah angka
putus sekolah di SD yang masih
tinggi. Berdasarkan data BPS, pada
tahun 2011, rata-rata nasional angka
putus sekolah untuk kelompok umur
7-12 tahun (jenjang SD) adalah 0,67
persen. Dari segi angkanya, secara
nasional terdapat 182.773 siswa SD
yang putus sekolah alias tidak
sampai tamat. Angka putus sekolah
merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan bidang
pendidikan.
Ketika permasalahan tersebut
memuncak, maka terjadi akibat yang
sangat besar, yakni pengaruhnya
terhadap kualitas sumber daya
manusia indonesia yang rendah. Dari
adanya berbagai permasalah diatas,
pemerintah mensiasati dengan
beberapa upaya, misalnya
diberlakukannya sertifikasi guru,
akreditasi sekolah dan standarisasi.
Dari beberapa siasat pemerintah
tersebut, peneliti tertarik untuk lebih
mengetahui bagaimana peningkatan
mutu pendidikan melalui
standarisasi, khusunya dari standar
isi tentang pelaksanaan pembelajaran
tematik.
Istilah pembelajaran tematik
pada dasarnya adalah model
pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa
(Depdiknas, dalam Trianto 2012:79).
Sekolah dasar yang telah
menerapkan pembelajaran tematik
adalah SD Muhammadiyah Program
Khusus Kota Barat. Sekolah ini
merupakan salah satu sekolah yang
menjadi sasaran pelaksanaan
kurikulum 2013 dimana model
pembelajarannya adalah
pembelajaran tematik. Peneliti
tertarik untuk meneliti bagaimana
pelaksanaan pembelajaran tematik
yang dilaksanakan di SD
Muhammadiyah Program Khusus
Kota Surakarta tersebut. Selanjutnya
masalah yang dikaji dalam skripsi ini
dengan judul Implementasi
pembelajaran tematik di SD
kota barat surakarta. Dalam hal ini
dilihat dari 3 hal yaitu untuk
mengetahui pelaksanaan
pembelajaran tematik, permasalahan
yang timbul dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik dan strategi
yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan
permasalahan tersebut.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Belajar seperti yang kita
ketahui secara umum adalah sebagai
kegiatan membaca dan memhami
materi yang ada dalam suatu buku
cetak baik di sekolah maupun di
tempat lain. Goodman, mengatakan
bahwa siswa belajar dengan
menggunakan tiga cara, yaitu melalui
pengalaman (dengan kegiatan
langsung atau tidak langsung),
pengamatan (melihat contoh atau
model), dan bahasa. Menurutnya
dengan cara-cara seperti itu, siswa
belajar melalui kehidupan secara
langsung. Mereka menggali,
melakukan, menguji coba,
menemukan, mengungkapkan, dan
membangun secara aktif
pengetahuan yang baru melalui
konteks yang autentik(Abdul Majid,
2013:108).
Jika belajar identik pada
kegiatan yang dilakukan oleh siswa,
maka pembelajaran sendiri diartikan
sebagai kegiatan untuk
membelajarkan siswa. Hal ini bisa
dilakukan oleh orang lain untuk
membantu anak melakukan kegiatan
belajar tersebut melalui beberapa
upaya yang telah direncanakan.
Sedangkan tokoh lain mengatakan
bahwa pembelajaran berupaya
mengubah siswa yang belum tahu
menjadi tahu, yang belum bisa
menajdi bisa dan yang belum mampu
menjadi mampu. Belajar bisa terjadi
tanpa pembelajaran akan tetapi
hasilnya akan terlihat jika anak
melakukan kegiatan pembelajaran.
Anak dikatakan belajar jika terjadi
perubahan dalam dirinya. Untuk itu
guru perlu merancang terlebih dahulu
pembelajaran yang akan dilakukan
agar hasilnya lebih optimal.
(Aunurrahman 2008:34)
Ada beberapa karakteristik
anak usia sekolah dasar yang perlu
diketahui, agar lebih mengetahui
keadaan peserta didik khusunya
ditingkat sekolah dasar. Sebagai guru
harus dapat menerapkan metode
keadaan siswanya. Selain
karakteristik, hal lain yang perlu
diperhatikan adalah kebutuhan
peserta didik. Adapun karakteristik
dan kebutuhan peserta didik yaitu
anak SD senang bermain, anak SD
senang bergerak, anak SD adalah
anak yang senang bekerja dalam
kelompok, dan anak senang
melakukan/memperagakan sesuatu
secara langsung
(sekolahdasar.net5/10/2011).
Pembelajaran tematik
merupakan bagian dari pembelajaran
terpadu. Hal tersebut seperti yang
telah dirumuskan oleh Depdiknas
(2006:5) yang menyatakan bahwa
pembelajaran tematik sebagai model
pembelajaran termasuk salah satu
tipe/jenis dari pada model
pembelajaran terpadu. Istilah
pembelajaran tematik pada dasarnya
adalah model pembelajaran terpadu
yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa
(Trianto 2012:79). Pembelajaran ini
menggunakan pendekatan saintifik.
Menurut Kemendikbud (2013),
pembelajaran dengan pendekatan
saintifik adalah proses pembelajaran
yang dirancang sedemikian rupa agar
peserta didik secara aktif
mengkonstruks ipengetahuan,
keterampilan, dan lainnya melalui
tahapan mengamati, menanya,
menalar, mencoba, dan membentuk
jejaraing untuk semua mapel.
Tujuan pembelajaran dalam
pendekatan saintifik :
a) Meningkatkan kemampuan
intelek, khususnya
kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa.
b) Membentuk kemampuan
siswa dalam menyelesaikan
masalah secara sistematik.
c) Siswa merasa bahwa belajar
itu merupakan suatu
kebutuhan.
d) Diperoleh hasil belajar yang
tinggi
e) Untuk melatih siswa dalam
mengkomunikasikan ide-ide
khususnya dalam menulis
artikel ilmiah
Slavin (1994) dalam bukunya
yang berjudul Teori Perkembangan
Konsep dan Aplikasi, mengatakan
bahwa teori pembelajaran
pembelajaran kognitif yang baru
dalam pskologi pendidikan yang
menyatakan bahwa siswa harus
menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi
kompleks, mencetak informasi baru
dengan aturan-aturan lama dan
merevisinya apabila aturan-aturan
itu tidak sesuai lagi. Agar siswa
benar-benar memahami dan dapat
menerapkan pengetahuan, mereka
harus bekerja memecahkan masalah,
menemukan sesuatu untuk dirinya,
berusaha dengan keras melalui
ide-idenya (Trianto, 2013:74). Melalui
konstruksi berfikir ini, anak berusaha
menemukan pengetahuannya sendiri
dalam kegiatan belajar, tentunya
dengan bantuan dari guru.
Pembelajaran tematik yang
hadir dengan konsep mengaitkan
beberapa mata pelajaran, mampu
memenuhi prinsip kontruktivisme
bahwa dalam proses pembelajaran
anak harus aktif dalam menemukan
pengetahuan mereka sendiri.
Pembelajaran tematik memberikan
pengalaman langsung kepada anak
karena mereka lah yang menjadi
subjek belajarnya. Guru berusaha
membangun nalar berfikir dari
kegiatan pembelajaran yang
dilakukan sehingga anak mendapat
makna dari proses belajar mereka.
Dalam pelaksanaan pembelajaran,
tema yang diambil berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari
sehingga akan memudahkan anak
untuk memperoleh gambaran dari
pembelajaran tersebut.
C. METODE PENELITIAN
Bentuk penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kualitatif yakni
berusaha menggali informasi
sebanyak-banyaknya tentang
persoalan yang dijadikan topik
penelitian. Penggalian informasi
dilakukan dengan wawancara yang
mendalam, observasi dan studi
dokumen untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan
pembelajaran tematik di SD
Muhammadiyah Program Khusus
Kota Barat Surakarta.
Dalam penelitian ini sumber data
diperoleh dari informan, peristiwa,
dan dokumen. Adapun informan
dalam penelitian ini antara lain guru
kelas 1 dan 4, kepala sekolah, serta
siswa SD Muhammadiyah Program
Tempat dalam penelitian ini adalah
SD Muhammadiyah Program Khusus
Kota Barat Surakarta di Jl. dr.
Moewardi No. 24 Surakarta.
Sedangkan peristiwa atau interaksi
yang dilakukan dalam penelitian ini
berupa wawancara dengan guru kelas
1 dan 4, kepala sekolah, serta siswa
SD Muhammadiyah Program Khusus
Kota Barat. Sedangkan sumber data
sekunder diperoleh dengan
melakukan pemotretan dari
pengamatan aktivitas dan tindakan
guru-guru dalam kegiatan belajar
mengajar dan kegiatan lain yang
berhubungan dengan pembelajaran.
Selain itu dokumen berupa buku
pegangan guru.
Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik observasi untuk
mengamati aktivitas yang ada di SD
Muhammadiyah Program Khusus,
wawancara terhadap guru kelas 1,
guru kelas 4 dan kepala sekolah SD
Muhammadiyah Program Khusus,
serta studi pustaka untuk
memperoleh kajian teori seputar
pembelajaran SD Muhammadiyah
Program Khusus dan penelusuran
dokumen dari SD Muhammadiyah
Program Khusus.
Analisis data menggunakan
model interaktif yang terdiri dari
pengumpulan data, reduksi data,
intepretasi data, dan penarikan
kesimpulan.
D. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, diperoleh hasil bahwa
pembelajaran tematik di SD
Muhammadiyah Program Khusus
dilaksanakan sesuai dengan
langkah-langkah yang ada di buku pegangan
guru dan buku pegangan siswa.
Pelaksanaan pembelajaran tematik
terdiri dari tiga tahap yakni
pendahuluan, inti dan penutup.
Dalam melaksanakan pembelajaran,
guru menggunakan media konkrit
yang berhubungan dengan tema agar
siswa lebih udah paham.
Pembelajaran tidak hanya
dilaksanakan di dalam kelas namun
juga di luar kelas. Penilaian
pembelajaran terdiri dari tiga aspek
yakni afektif atau sikap, baik
spiritual maupun sosial, kognitif atau
pengetahuan dan psikomotor atau
keterampilan.
Permasalahan yang timbul
dalam pembelajaran tematik timbul
permasalahan dari siswa terjadi
khususnya pada kelas empat yang
sudah terbiasa dengan pembelajaran
di KTSP sehingga sulit mengubah
cara belajar menjadi tematik.
Permasalahan dari orang tua siswa
terjadi karena mereka mengalami
kebingungan pada pembelajaran
tematik baik dalam pelaksanaan
pembelajaran maupun format
evaluasi yang ada. Sedangkan
permasalahan dari guru terjadi dalam
hal pembuatan RPP dan evaluasi. Hal
ini disebabkan oleh format dari
pemerintah yang selalu
berubah-ubah.
Strategi pemecahan dilakukan
baik oleh guru maupun sekolah
dalam upaya menangani berbagai
permasalahan seputar pembelajaran
tematik. Dari pihak sekolah
memberikan sosialisasi berulang kali
kepada anak dan orang tua siswa
mengenai pembelajaran tematik yang
saat ini tengah dilaksanakan di
sekolah tersebut. Sekolah juga
berusaha menyediakan media belajar
siswa dengan baik. Sedangkan dari
guru sendiri membekali diri dengan
mengikuti pelatihan dan diskusi
dengan sesama guru dalam
pemecahan masalah seputar RPP dan
evaluasi. Guru menggunakan metode
dan model belajar yang sesuai
dengan kondisi anak agar dapat
memahami karakteristik dan
kebutuhan mereka.
E. PENUTUP Kesimpulan
Simpulan dari penelitian ini
adalah pembelajaran tematik
dilakukan oleh guru melalui tiga
tahapan yakni persiapan, guru
membuat RPP dan menyiapkan
media pembelajaran, pelaksanaan,
guru mengajar dengan menggunakan
metode diskusi kelompok dan
permainan, evaluasi diambil dari
aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Permasalahan yang
timbul dalam pembelajaran tematik
adalah anak masih sulit mengubah
mindsetnya dari pembelajaran di
kurikulum KTSP menjadi
pembelajaran tematik. Orang tua
siswa masih belum paham tentang
konsep pembelajaran tematik. Guru
kesulitan dalam membuat RPP dan
evaluasi karena formatnya yang
Strategi pemecahan masalah
dilakukan dengan memberi
pemahaman kepada siswa dan orang
tua tentang konsep pembelajaran
tematik yang saat ini dilaksanakan di
SD Muhammadiyah Program
Khusus. Guru mengikuti pelatihan
dari pemerintah dan melaksanakan
diskusi internal dengan sesama guru
untuk mencari jalan keluar dari
masalah yang dihadapi.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilaksanakan maka
penulismengajukan saran bagi kepala
sekolah SD Muhammadiyah
Program Khusus, pertama kepala
sekolah hendaknya menyediakan
layanan tanya jawab dengan orang
tua siswa mengenai pelaksanaan
pembelajaran tematik di SD
Muhammadiyah Program Khusus.
Kedua, kepala sekolah hendaknya
memperbaiki prosedur pembuatan
RPP. Terakhir kepala sekolah
hendaknya membuat forum diskusi
dengan guru.
Bagi guru, yang pertama
hendaknya meningkatkan
profesionalitasnyadengan mengikuti
berbagai pelatihan dan menambah
wawasan. Kedua guru hendaknya
membuat RPP tepat waktu. Terakhir
guru sebaiknya mengembangkan
metode mengajar demonstrasi dan
ekperimental mengingat
pembelajaran tematik bersifat
learning by doing
DaftarPustaka
Anonym. (2011). Karakteristik dan
Kebutuhan Anak Sekolah
Dasar. Diperoleh 11 Maret
2014, 15.33 dari
Crain, W. (2007). Theories of
Defelopment, Concept and
Applications. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Trianto. (2012). Mengembangkan
Model Pembelajaran Tematik.
Jakarta : PT. Prestasi
Pustakaraya.
Sugiono. (2009). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Majid, A. (2013). Belajar dan
Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya Offset.
http://www.sekolahdasar.net/2