Annisa Widyarni//071311233084//Globalisasi dan Masyarakat Informasi//Week 7
Kemunculan Jaringan Masyarakat dan Budaya Virtual dalam Era Globalisasi Kehadiran globalisasi telah menjadikan suatu fenomena yang telah menyebabkan adanya pergeseran dalam berbagai aspek. Dalam aspek sosial, globalisasi juga telah mempengaruhi pola interaksi yang dilakukan oleh masyarakat. Beberapa penstudi juga telah menjelaskan pandangannya terhadap situasi yang teradi pada era globalisasi. Salah satu karya Manuel Castells (2004) yang berjudul Informationalism, Network , and the Network Society dalam bukunya The Networked Society: A Cross- cultural Perspective telah menyebutkan istlah Network Society. Istilah tersebut digunakan oleh Castells sebagai upaya untuk menjelaskan adanya pergeseran terhadap hubungan dan struktur sosial akibat adanya globalisasi.
Selanjutnya, Castells (2004) dalam tulisannya juga menjelaskan mengenai informationalism yang merupakan sebuah technological paradigm bagian dari masyarakat jaringan. Paradigma ini mulai menjadi perhatian pada awal abad-21. Sebelumnya, indutrialism menjadi dominan didalam paradigma teknologi, hal tersebut dapat dilihat ketika sistem organisasi lebih menggunakan mesin-mesin buatan manusia didalam memproduksi suatu energi dan tidak lagi memilih alam sebagai sumber energi. Memasuki awal abad-21 industrialism tidak lagi menjadi dominan, namun adanya pergeseran didalam paradigma teknologi berdasarkan augmentasi dari kapasitas manusia dalam pengolahan informasi dan komunikasi oleh revolusi mikroelectronika, software, dan rekayasa genetik. Tahap inilah yang disebut sebagai tahap informationalism (Castells, 2004: 9). Pernyataan tersebut juga turut didukung oleh Hardt dan Negri (2000) dalam pernyataannya informationalism manifests itself in the added importance of knowledge, information, and communication in the globalized world where human labor is increasingly involved in the production of immaterial goods.
Penulis setuju dengan penjelasan Castells terkait dengan network society. Secara jelas, Castells menjelaskan bahwa masyarakat jaringan merupakan hal yang nyata dengan berbagai argumen-argumennya. Fakta nya yang dilihat pada saat ini, hampir sebagian besar masyarakat dunia menggunakan internet sebagai alat bantu untuk berkomunikasi. Tanpa disadari, globalisasi telah menyebabkan antar satu indivdu dengan individu lainnya mudah untuk saling terhubung. Kumpulan-kumpulan indivdu tersebut dapat disebut sebagai masyarakat jaringan. Ketika seseorang berada disuatu negara, dengan sangat mudah untuk melakukan interaksi dengan indivu yang berada di negara lain. Castells menekankan bahwa didalam masyarakat jaringan, lokasi seseorang tidak menjadi penting lagi, namun interaksi didalam dunia maya lebih penting.
abad ke-21 paradigma teknologi memasuki tahap informatinalism. Pada tahap ini adana proses augmentasi dari kapasitas manusia dalam pengolahan informasi dan komunikasi oleh revolusi mikroelectronika, software, dan rekayasa genetik. Tahap inilah yang disebut sebagai tahap informationalism. Dalam tahap ini lokasi fisik seseorang tidak lagi menjadi hal yang penting, namun interaksi didalam dunia maya lebih penting.
Referensi
Castells, Manuel, 2004. “Informationalism, Network, and the Network Society,” dalam Castells, Manuel (ed.), 2004. The Networked Society: A Cross- cultural Perspective. Cheltenham: Edward Elgar Publishing Limited, hlm. 3-48.