• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tiga Paradigma Ilmu Sosial dalam Memaham

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tiga Paradigma Ilmu Sosial dalam Memaham"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Tiga Paradigma Dalam Memahami Administrasi

Disusun oleh :

Frianto Daud

E01112181

Jurusan Ilmu Administrasi

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Tanjungpura Pontianak

2013

(2)

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan tugas

resume ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak

akan sanggup menyelesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Tugas ini disusun sebagai syarat memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Teori

Pengembangan Organisasi dan agar dapat mengetahui berbagai paradigma dalam ilmu

sosial yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Resume ini

disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan baik itu yang datang dari diri penyusun

maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan

dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Ressume ini memuat tentang “Tiga Paradigma Dalam Memahami Administrasi”

dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan

dari semua pihak yang peduli terhadap dunia sosial dalam pengembangan organisasi

secara khusus.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai sumber yang telah

banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan resume ini.

Semoga resume ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Walaupun resume ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk

saran dan kritiknya. Terima kasih.

Penulis

(3)

Bagian 1 Paradigma Fakta sosial

Yang menjadi pusat perhatian dalam paradigma fakta sosial terdiri dari dua tipe, yaitu

Struktur Sosial dan Pranata Sosial .Fakta sosial bersifat eksternal, umum (general), dan

memaksa (coercion).

Secara lebih terperinci fakta sosial itu terdiri atas : kelompok, kesatuan masyarakat

tertentu, system sosial, peranan, nilai-nilai, keluarga, pemerintahan dan sebagainya. Menurut

Peter Blau ada dua tipe dasar dari fakta sosial :

1. Nilai-nilai umum ( common values )

2. Norma yang terwujud dalam kebudayaan atau dalam subkultur.

Ada 4 varian teori yang tergabung kedalam paradigma fakta sosial Yaitu :

 Teori Fungsionalisme- Struktural

 Teori Konflik

 Teori Sistem

 Teori Sosiologi Makro

Salah satu tokoh paradigma fakta sosial adalah Karl Marx (1818-1883). Secara singkat ,

paradigma ini melihat masyarakat dari sudut pandang struktur sosialnya. Menurut paradigma ini,

kehidupan masyarakat dilihat sebagai realitas yang berdiri sendiri, lepas dari persoalan apakah

individu-individu anggota masyarakat itu suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju.

Masyarakat jika dilihat dari struktur sosialnya (dalam bentuk pengorganisasiannya) tentulah

memiliki seperangkat aturan (apakah itu undang-undang, hierarki dan wewenang, sistem

(4)

kebudayaan) yang secara analitis merupakan fakta terpisah dari individu warga masyarakat, akan

tetapi dapat mempengaruhi perilaku kesehariannya.Veeger : 1993

BAB 1 Mengenal Tokoh Paradigma Fakta Sosial

A. Karl Marx (1818-1883), menjelaskan bahwa semua perubahan sosial yang terjadi

dalam masyarakat kolektif sangat ditentukan oleh basis material dan ekonomis B. Emile Durkheim (1858-1917), masyarakat tidaklah selalu homogen dan juga tidak

drastis dalam perkembangannya

C. Robert King Merton (1910), teori struktural fungsional

BAB 2 Prespektif Teori Struktural Fungsional

Teori fungsional menganggap masyarakat terintegrasi atas dasar kata sepakat

anggota-anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan tertentu.Teori struktural fungsional

oleh socrates, Spencer, Plato,Aguste Comte, Durkheim. Konsep ini menganggap individu

sebagai aktor atomistik, terpisah, dan berdiri sendiri , yang berlaku rasional dengan

memaksimalkan keuntungannya dalam berinteraksi. Socrates menganalogikan sistem

sosial dengan tubuh manusia, Plato menyatakan bahwa di dalam sistem sosial ada

pembagian tugas dan peran, Aguste Comte menggugat individualitas yang bebas dan

rasional, dan menginginkan konsensus sosial serta masyarakat diibaratkan tubuh organik,

Spancer mengatakan masyarakat mengalami proses evolusi melalui adaptasi.

(5)

Penganut teori konflik menunjukan presepsi yang sangat berbeda dengan

kalangan fungsionalisme dalam memahami masyarakat. Karl marx melihat konflik sosial

terjadidiantara kelompok atau kelas daripada di antara individu yaitu mark lebih

menekankan konflik dipicu oleh masalah kesenjangan ekonomi, seperti buruh dengan

upah yang diperoleh dan kaitannya dengan kekerasan.

Konflik sebagaimana konsensus merupakan realitas dan unsur dasar kehidupan

manusia. Konflik merupakan perselisihan mengenai nilai-nilai atau tuntutan-tuntutan

yang berkorelasi dengan status, kekuasaan, dan sumber-sumber kekayaan yang

persediaannya terbatas. Teori konflik merupakan alternatif utama dari fungsionalisme

untuk menganalisis struktur sosial.

Pihak yang berselisih sering tidak hanya bermaksud untuk memperoleh sesuatu

yang diinginkan, melainkan juga memojokan, merugikan, bahkan saling menghancurkan.

Teori konflik berpendapat bahwa konflik yang terjadi di dalam masyarakat tidak

semata-mata menunjukan fungsi negatifnya saja, tetapi dapat pula menimbulkan dampak

positif seperti solidaritas dan integrasi suatu kelompok.

(6)

Paradigma ini mengarahkan perhatian pada definisi-definisi sosial dalam cara pelaku

sosial mendefinisikan situasi-situasi sosial mereka dan efek yang timbul dari

definisi-definisi sosial itu.

paradigma ini menekankan pada hakikat atau substansi dari kenyataan sosial bersifat

Subyektif dan individual teoritisi interaksionisme simbolik memiliki pandangan bahwa

kenyataan sosial didasarkan pada definisi subyektif individu dan

interpretasinya.Sementara struktur sosial maupun institusi sosial merupakan definisi

sosial bersama yang dimiliki individu yang saling berhubungan satu sama lainnya

Menurut paradigma ini , proses-proses aksi dan interaksi yang bersumber pada

kemauan individu itulah yang menjadi pokok persoalan dari paradigma ini . Paradigma

ini memandang bahwa hakikat dari realitas sosial itu (dalam banyak hal) lebih bersifat

subjektif dibandingkan objektif menyangkut keinginan dan tindakan individual. Dengan

kata lain, realita sosial itu lebih didasarkan pada definisi subjektif dari pelaku-pelaku

individual. Jadi menurut paradigma ini tindakan sosial tidak pertama-tama menunjuk

kepada struktur sosial itu merujuk pada agregat definisi (makna tindakan) yang telah

dilakukan oleh individu-individu anggota masyarakat itu.

Bab 4 Mengenal Tokoh Paradigma Definisi Sosial

Tokoh dalam paradigma ini max weber, talcott parsons, g. H. Mead, ch. Cooley, t.

Berger, h.blumer dan e. Goffman mengenai tindakan sosial.

(7)

Karakter dasar teori ini adalah suatu hubungan yang terjadi secara alami antara

manusia dalam masyarakat dan hubungan masyarakat dengan individu.

Bab 6 Teori Fenomenologi

Teori ini merupakan teori untuk menganalisis masalah sosial dengan memperhatikan

fenomena sebelumnya dan mulai membandingkan dengan fenomena yang sekarang.

Bab 7 Teori Etnometodologi

Etimologi dikenal dengan dengan cabang sosiologi yang mempelajari tentang upaya ,

langkah, dan penerapan pengetahuan umum pada kelompok komunitas, untuk

menghasilkan dan mengenali subjek , realitas, dan alur tindakan yang bisa dipahami

sama-sama.

(8)

Paradigma ini lebih menekankan pada pendekatan obyektif empiris terhadap

kenyataan sosial. Tema paradigma perilaku sosial: perilaku reflek (unthinking behavior) dari

individu.

paradigma ini dianggap cenderung lebih dekat pada gambarannya mengenai

kenyataan sosial dengan asumsi-asumsi implisit mendasari pendekatan teori konstruksi

sosiolog yang menonjol: b. F. Skinner, melalui bukunya: fscience and human behavior

Yang menjadi pusat perhatian dalam paradigma perilaku sosial adalah hubungan

antar individu dan hubungan individu dengan lingkungannya. Teori yang tergabung adalah

Teori Behavioral Sociology dan Teori Exchange. Tokoh aliran ini antara lain : BF Skinner

dan George Homan. Metode penelitian empiris yang digunakan cenderung ke arah metode

kuesioner, interviu dan observasi. Variabel penelitian lebih ke Individual.

Bab 8 Teori Pertukaran Sosial

Teori pertukaran sosial adalah teori yang berkaitan dengan tindakan sosial yang

saling memberi atau menukar objek-objek yang mengandung nilai antar individu berdasarkan

tatanan sosial tertentu.

Teori exchange yang dibangun George Homans merupakan reaksi atas paradigma

fakta sosial , terutama ide yang dikemukakan Durkheim. Pertukaran sosial terjadi akibat

memerlukan sesuatu dan mempunyai tujuan serta gabungan keduanya.

(9)

Fokus teori pilihan rsional adalah para pelaku yang sering pandang sebagai identitas

yang memiliki tujuan berarti bahwa para pelaku memiliki batas akhir atau tujuan dari

tindakan-tindakan mereka.

Bab 10 Tokoh-Tokoh Teori Sosial Modern dan Postmodern

A. Jeffrey C. Alexander

B. Foulcault

C. Jurgen hebermas

D. George Ritzer

E. Pierre Bourdieu

F. Jaques Derrida

Bab 11 Teori Strukturasi Anthony Giddens

Sejarah pemikiran ilmu sosial dibentuk oleh perdebatan dua kubu teoritis besar. Kubu

pertama di atas pengalaman pelaku perorangan ( Fungsionalisme, Strukturalisme) dan kubu

kedua mengajukan prioritas tindakan pelaku perorangan di atas gejala keseluruhan.

(10)

Berdasarkan penjelsasn ketiga paradigma di atas , saya lebih setuju dengan

pemahaman paradigma Fakta sosial, Bahwa setiap manusia tidak bisa lepas dari Struktur Sosial

dan Pranata Sosial dimana kedua inilah yang mengikat manusia hidup sebagai makhluk sosial.

Dikaji secara dalam fakta sosial yang ada saat ini terlihat banyak perilaku-perilaku sosial yang

menyimpang namun masyarakat telah mampu mengatasi sendiri secara otomatis masalahnya

oleh struktur sosial, seperti misalnya konflik , masyarakat akan berusaha menyelesaikan

mungkin melalui perdamaian oleh pengurus desa, kepala suku, kepala kampung. Ini merupakan

kompleksitas maysarakat melalui segala kemampuannya berusaha menciptakan kedamain,

kerukunan, namun ada pula di antara mereka yang berusaha menghancurkan itu semua, dan kita

kenal denga teori konflik. Namun pada dasarnya masyarakat yang ideal tampak pada

kesempurnaan struktur sosial dan pranata sosial, kemudian berguna melawan konflik serta

masalah-masalah di masyarakat.

Sedangkan dalam paradigma definisi sosial dan perilaku sosial ialah pendekatan yang

berdasarkan opini dan subjekifitas sehingga pemikiran terhadap masyarakat itu berbeda dan

tergantung dengan siapa yang menilai kemudian mengambil kesimpulan berdasarkan sudut

pandang masing-masing. Sulit dalam memaksakan keseragaman sebuah pemikiran apabila hal

tersebut tidak sesuai fakta yang terjadinya.

(11)

Sosiologi adalah ilmu yang berparadigma banyak. Dalam bukunya Ritzer

menguraikan pandangannya tentang status dan perluasan ide-ide yang dikemukakan dalam

karyanya terdahulu. Berdasarkan bukunya Ritzer menawarkan garis besar exemplar bagi

paradigma terpadu.

Yang diketengahkan di sini hanya garis-garis paradigma terpadu. Masih banyak yang

dikerjakan untuk mengembangkan , namun seperti dikemukakan khun, satu hal yang

menyebabkan suatu paradigma menjadi menarik, ialah karena kenyataan bahwa paradigma itu

tak mampu menjawab semua persoalan dan masih banyak yang tertinggal untuk digarap oleh

paradigma yang lain. Diharapkan bahwa kebutuhan untuk mengisi kekosongan itu, menyebabkan

paradigma terpadu ini akan menarik kita dalam menerangkan realitas sosial dan melihat manfaat

paradigma sosial ini.

(12)

Ritzer, George.1985.Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda.Jakarta.: CV.Rajawali

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian “Rancang Bangun Rumah Pintar Berbasis IoT (Internet of Things) sebagai Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran

2 N30.0 Cystitis Acute P eradangan Kandung Kemih yang sifatnya keras dan sering mematikan berjangkit secara mendadak, berlansung secara singkat dengan perkembangan

Menurut Ismaun sedikitnya terdapat empat langkah atau tahapan yang ditempuh oleh peneliti sejarah dalam mengembangkan metode historis, yakni: (1) heuristik, (2)

Maka permasalahan yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah Kriteria apakah yang dipakai pihak bank untuk menentukan debiturnya telah melakukan wanprestasi dan

Seiring dengan berjalannya waktu, Gus Dur telah tumbuh berkembang reputasinya bukan hanya sebagai pemimpin agama yang memiliki komitmen terhadap nilai toleransi, tetapi juga

Pagilaranberada pada klasifikasi warna biru dengan nilai fungsi kawasan < Rp 200.000.000.000,- Kawasan agrowisata pagilaranmemiliki nilai fungsi kawasan sebesar

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Café X bersaing pada atribut kesegaran bahan-bahan minuman, minuman yang ditawarkan di dalam menu selalu tersedia, rasa makanan

egitu jelas sikap umat Islam menjaga dan menghormati umat Islam yang beda agama. Islam sebagai keyakinan keagamaan, kebudayaan dan jati diri pada dasarnya mendorong umatnya