SEDIAAN TETES MATA
FENILEFRIN HIDROCHLORIDA
PENDAHULUAN
• Semua larutan untuk mata harus dibuat steril jika diberikan dan bila mungkin ditambahkan bahan pengawet yang cocok untuk menjamin sterilitas selama pemakaian (Ansel, 1989).
• Larutan ini biasanya dikemas dalam wadah untuk dosis tunggal dan dosis ganda yang sering beredar di pasaran.
Rumusan Masalah
• Apa saja bahan tambahan yang dibutuhkan dalam pembuatan sediaan steril tetes mata
Phenylephrine?
• Bagaimana cara pembuatan sediaan steril tetes mata Phenylephrine?
• Metode sterilisasi apa yang digunakan pada sediaan steril tetes mata Phenylephrine?
Tujuan Praktikum
• Mengetahui bahan tambahan yang dibutuhkan dalam pembuatan sediaan steril tetes
mata Phenylephrine .
• Mengetahui cara pembuatan sediaan steril tetes mata Phenylephrine.
Syarat Sediaan Tetes Mata
• Faktor-faktor dibawah ini sangat penting dalam sediaan larutan mata :
• Ketelitian dan kebersihan dalam penyiapan larutan;
• Sterilitas akhir dari collyrium dan kehadiran bahan antimikroba yang efektif
untuk menghambat pertumbuhan dari banyak mikroorganisme selama penggunaan dari sediaan;
• Isotonisitas dari larutan;
• pH yang pantas dalam pembawa untuk menghasilkan stabilitas yang
FARMASIS SEHARUSNYA MENYIAPKAN LARUTAN
MATA YANG :
• Steril
• Dalam pembawa yang mengadung bahan-bahan germisidal untuk
meningkatkan sterilitas;
• Bebas dari partikel yang tersuspensi;
• Bahan-bahan yang akurat;
• Isotonik atau sangat mendekati isotonic;
• Dibuffer sebagaimana mestinya;
• Dimasukkan dalam wadah yang steril;
•
Faktor yang paling penting dipertimbangkan ketika
menyiapkan larutan mata adalah tonisitas, pH,
KEUNTUGAN DAN KERUGIAN SEDIAAN TETES MATA
• Keuntungan
• Tidak mengganggu penglihatan ketika digunakan
• USP XXI menggambarkan larutan mata, dengan definisi semua bahan-bahan
adalah lengkap dalam larutan, keseragaman tidak menjadi maslah, hanya sedikit pengaruh sifat fisika dengan tujuan ini.
• Salep mata umumnya menghasilkan bentuk yang lebih besar daripada
larutan berair ( RPS 18th ;1584 )
• Secara umum larutan berair lebih stabil daripada salep, meskipun salep
Kerugian
• Kerugian yang prinsipil dari larutan mata adalah waktu kontak yang relatif
singkat antara obat dan permukaan yang terabsorpsi ( RPS 18th : 1585 )
• Bahan aktif obat mata diakui buruk jika larutannya digunakan secara topikal
• Indikasi
Fenilefrin digunakan langsung sebagai agen simpatomimetik yang digunakan secara topikal yaitu pada mata sebagai dekongestan mata.
• Kontraindikasi
Kontraindikasi pada pasien yang terdapat hipersensitivitas terhadap komponen sediaan tetes mata.
Efek Samping
• Lokal
Nyeri pada mata, dan ada rasa tersengat, penglihatan kabur, fotofobia, alergi konjungtiva, hiperemi reaktif dan keratitis dapat juga terjadi. Efek samping lokal lainnya yaitu lakrimasi, edema kornea, vasokonstriksi konjungtiva
berulan, dilatasi pupil
• Sistemik
• Dosis dan Penggunaan
• Dewasa
Tetskan pada mata 1 tetes untuk setiap mata. Jika diperlukan dapat diulang , setidaknya 1 jam setelah tetesan pertama
• Anak-anak dan Lansia
Teteskan larutan 2,5 % untuk mata. Hal ini biasanya tidak diperlukan untuk melebihi dosis ini. Penggunaan fenilefrin 10 % merupakan kontraindikasi pada anak-anak dan lansia karena dapat meningkatkan risiko toksisitas sistemik.
• Penyimpanan
Disimpan pada suhu 20 C - 80 C di kulkas, terhindar dari cahaya matahari
CARA KERJA
Disterilkan alat yang akan digunakan
• Ditimbang bahan yang akan digunakan yaitu antalgin 10 g, Na-tiosulfat 0,04
g
• Di ukur benzalkonium klorida sebanyak 4 ml
• Dimasukkan antalgin 10 g ke dalam beaker glass dan larutkan dengan water
for injection. Aduk ad larut. (Campuran 1)
• Dimasukkan benzalkonium klorida 4 ml ke dalam campuran 1, aduk ad homogen.
• Cek pH larutan, jika pH tidak memenuhi rentang 6-7 maka di adjustkan dengan menggunakan
NaOH jika pH >7 ; HCl jika pH < 6. Kemudian pH di cek lagi
• Jika pH sudah memasuki rentang, ditambahkan water fo injection ad 40 ml
• Disaring dengan kertas saring. Tujuannya untuk mencegah partikel yang dapat
mengkontaminasi. Tetesan 1-2 dibuang dan sisanya ditampung dalam erlenmeyer.
• Dimasukkan ke dalam vial dengan menggunakan spuit 5,3 ml, kemudian tutup dengan karet vial
dan alumunium cup.
• Lakukan sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit atau pada suhu 115oC
PEMBAHASAN
• Pembuatan sediaan steril dibutuhkan teknis khusus sehingga diperlukan proses tahapan- tahapan untuk
menunjang hasil akhir sediaan steril yang sesuai dengan standart yang berlaku. Informasi terkait sifat fisiko
kimia suatu bahan aktif juga diperlukan sebagai penunjang pembuatan sediaan steril yang sesuai dengan
standart. Pemilihan bahan tambahan yang sesuai dengan bahan aktif yang digunakan juga perlu menjadi
pertimbangan dalam proses pembuatan. Wadah yang digunakan juga harus sesuai dengan sediaan steril yang
dibuat, misalnya pada pembuatan injeksi Metampiron merupakan bahan aktif yang tahan terhadap pemansan
sehingga metode sterilisasi yang digunakan adalah metode sterilisasi dengan Autoklaf.
• Larutan hipertonis adalah larutan yang memiliki osmolalitasnya lebih besar dari plasma. Larutan hipertonis
terjadi apabila sel darah merah terdapat di dalam plasma hipertonis (lebih pekat dari pada sitoplasma sel) maka
akan melepaskan air kedalam plasma dan menjadi berkerut. Jika larutan hipertonik masuk ke dalam tubuh akan
Pada praktikum ini kelompok kami didapatkan hasil dari perhitungan tonisitas yaitu 0,0243 g dan dari hasil tersebut dinyatakan larutan methampiron kami hipertonis karena < 0,18 g dari NaCl. Sehingga perlu ditambahkan NaCl sebanyak 0,14 gram karena nilai tersebut mendekati isotonis sediaan tetes mata fenilefrin berdasarkan perhitungan teoritis.
•Kesimpulan
1. Bahan tambahan yang diperlukan dalam formulasi sediaan tetes mata yaitu bisa meliputi
Antioksidan, Antimikroba, Buffer, Gas inert, Chelating agent, Protectant, Solubilizing agent,
Surfaktan, Tonisity adjusting agents. Namun dalam sediaan tetes mata fenilefrin bahan
tambahannya meliputi larutan pengisotonis, chelating agent, antioksidan dan preservatif.
2. Pembuatan sediaan tetes mata fenilefrin dilakukan didalam ruang kelas A yang terdiri dari
Laminar Air Flow.
SEDIAAN INJEKSI
ANTALGIN/METAMPIRON
PENDAHULUAN
RUMUSAN MASALAH
• Apa saja bahan tambahan yang dibutuhkan dalam pembuatan sediaan
steril injeksi antalgin?
• Bagaimana cara pembuatan sediaan steril injeksi antalgin?
• Metode sterilisasi apa yang digunakan pada sediaan steril injeksi
antalgin?
TUJUAN PRAKTIKUM
• Mengetahui bahan tambahan yang dibutuhkan dalam pembuatan
sediaan steril injeksi antalgin .
• Mengetahui cara pembuatan sediaan steril injeksi antalgin.
• Mengetahui metode sterilisasi yang sesuai pada sediaan steril injeksi
antalgin
TINJAUAN PUSTAKA
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SEDIAAN
INJEKSI
keuntungan :
• Aksi obat biasanya lebih cepat.
• Untuk obat-obat yang tidak efektif bila digunakan peroral atau obat-obat
yang dirusak oleh cairan pencernaan.
• Untuk pasien yang tidak sadar, atau tidak bisa minum obat
(non-cooperative).
• Untuk mendapatkan efek local.
• Untuk pembenan elektralit dan cairan bila terjadi gangguan kesetimbangan
kerugian :
• Pada umumnya pasien tidak dapat menggunakan sendiri tetapi oleh tenaga
terdidik dan terlatih.
• Memerlukan peralatan khusus.
• Menimbulkan rasa sakit
• Relatif lebih mahal
SKEMA KERJA
SKEMA KERJA
UJI STERILITAS
Media Tioglikolat
•
Untuk menumbuhkan
bakteri
•
Suhu inkubasi pada 30-35
derajat celcius
Media Casa Amino
•
Untuk menumbuhkan jamur
•
Suhu inkubasi 20-25 derajat
UJI STERILITAS
1. Menyiapkan alat , bahan dan atribut praktikum yang sudah bersih
2. Panaskan/bakar ujung pinset
3. Buka tutup vial antalgin menggunakan pinset, lap karetnya menggunakan kasa steril
4. Buka spuit, keluarkan udaranya. Atur spuit hingga volume 2 ml
5. Tusukkan spuit kedalam vial melalui karet, sudut kemiringan spuit 45 derajat
6. Ujung spuit jangan dikenakanke cairannya, dorong spuit lalu cairan akan turun
sebanyak 2 ml
7. Ujung pinset dibakar, lepaskan tali dan aluminium foil pada media
8. Bakar mulut tabung rx, masukkan media sebanyak 1 ml ke masing-masing media uji
9. Bakar mulut tabung, bakar ujung pinset, bakar aluminium foil, tutup sediaan dan
PEMBAHASAN
• Bahan tambahan yang diperlukan dalam formulasi sediaan injeksi yaitu bisa meliputi Antioksidan, Antimikroba, Buffer, Gas inert, Chelating agent, Protectant, Solubilizing agent, Surfaktan, Tonisity adjusting agents. Namun dalam sediaan injeksi bahan tambahannya hanya antioksidan dan preservatif.
• Pembuatan sediaan antalgin dengan melarutkan bahan aktif kedalam air lalu ketika sediaan sudah selesai akan dilakukan proses sterilisasi, setelah itu akan di uji sterilitas.
• Metode sterilisasi yang sesuai dengan sediaan injeksi antalgin adalah metode panas basah (autoklav).