• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEDIAAN TETES MATA FENILEFRIN HIDROCHLORIDA DAN INJEKSI ANTALGIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEDIAAN TETES MATA FENILEFRIN HIDROCHLORIDA DAN INJEKSI ANTALGIN"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

SEDIAAN TETES MATA

FENILEFRIN HIDROCHLORIDA

(2)

PENDAHULUAN

Semua larutan untuk mata harus dibuat steril jika diberikan dan bila mungkin ditambahkan bahan pengawet yang cocok untuk menjamin sterilitas selama pemakaian (Ansel, 1989).

Larutan ini biasanya dikemas dalam wadah untuk dosis tunggal dan dosis ganda yang sering beredar di pasaran.

(3)

Rumusan Masalah

Apa saja bahan tambahan yang dibutuhkan dalam pembuatan sediaan steril tetes mata

Phenylephrine?

Bagaimana cara pembuatan sediaan steril tetes mata Phenylephrine?

Metode sterilisasi apa yang digunakan pada sediaan steril tetes mata Phenylephrine?

Tujuan Praktikum

Mengetahui bahan tambahan yang dibutuhkan dalam pembuatan sediaan steril tetes

mata Phenylephrine .

Mengetahui cara pembuatan sediaan steril tetes mata Phenylephrine.

(4)
(5)

Syarat Sediaan Tetes Mata

Faktor-faktor dibawah ini sangat penting dalam sediaan larutan mata :

Ketelitian dan kebersihan dalam penyiapan larutan;

Sterilitas akhir dari collyrium dan kehadiran bahan antimikroba yang efektif

untuk menghambat pertumbuhan dari banyak mikroorganisme selama penggunaan dari sediaan;

Isotonisitas dari larutan;

pH yang pantas dalam pembawa untuk menghasilkan stabilitas yang

(6)

FARMASIS SEHARUSNYA MENYIAPKAN LARUTAN

MATA YANG :

Steril

Dalam pembawa yang mengadung bahan-bahan germisidal untuk

meningkatkan sterilitas;

Bebas dari partikel yang tersuspensi;

Bahan-bahan yang akurat;

Isotonik atau sangat mendekati isotonic;

Dibuffer sebagaimana mestinya;

Dimasukkan dalam wadah yang steril;

(7)

Faktor yang paling penting dipertimbangkan ketika

menyiapkan larutan mata adalah tonisitas, pH,

(8)

KEUNTUGAN DAN KERUGIAN SEDIAAN TETES MATA

Keuntungan

Tidak mengganggu penglihatan ketika digunakan

USP XXI menggambarkan larutan mata, dengan definisi semua bahan-bahan

adalah lengkap dalam larutan, keseragaman tidak menjadi maslah, hanya sedikit pengaruh sifat fisika dengan tujuan ini.

Salep mata umumnya menghasilkan bentuk yang lebih besar daripada

larutan berair ( RPS 18th ;1584 )

Secara umum larutan berair lebih stabil daripada salep, meskipun salep

(9)

Kerugian

Kerugian yang prinsipil dari larutan mata adalah waktu kontak yang relatif

singkat antara obat dan permukaan yang terabsorpsi ( RPS 18th : 1585 )

Bahan aktif obat mata diakui buruk jika larutannya digunakan secara topikal

(10)

Indikasi

Fenilefrin digunakan langsung sebagai agen simpatomimetik yang digunakan secara topikal yaitu pada mata sebagai dekongestan mata.

Kontraindikasi

Kontraindikasi pada pasien yang terdapat hipersensitivitas terhadap komponen sediaan tetes mata.

Efek Samping

Lokal

Nyeri pada mata, dan ada rasa tersengat, penglihatan kabur, fotofobia, alergi konjungtiva, hiperemi reaktif dan keratitis dapat juga terjadi. Efek samping lokal lainnya yaitu lakrimasi, edema kornea, vasokonstriksi konjungtiva

berulan, dilatasi pupil

Sistemik

(11)

Dosis dan Penggunaan

Dewasa

Tetskan pada mata 1 tetes untuk setiap mata. Jika diperlukan dapat diulang , setidaknya 1 jam setelah tetesan pertama

Anak-anak dan Lansia

Teteskan larutan 2,5 % untuk mata. Hal ini biasanya tidak diperlukan untuk melebihi dosis ini. Penggunaan fenilefrin 10 % merupakan kontraindikasi pada anak-anak dan lansia karena dapat meningkatkan risiko toksisitas sistemik.

Penyimpanan

Disimpan pada suhu 20 C - 80 C di kulkas, terhindar dari cahaya matahari

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

CARA KERJA

Disterilkan alat yang akan digunakan

Ditimbang bahan yang akan digunakan yaitu antalgin 10 g, Na-tiosulfat 0,04

g

Di ukur benzalkonium klorida sebanyak 4 ml

Dimasukkan antalgin 10 g ke dalam beaker glass dan larutkan dengan water

for injection. Aduk ad larut. (Campuran 1)

(19)

Dimasukkan benzalkonium klorida 4 ml ke dalam campuran 1, aduk ad homogen.

Cek pH larutan, jika pH tidak memenuhi rentang 6-7 maka di adjustkan dengan menggunakan

NaOH jika pH >7 ; HCl jika pH < 6. Kemudian pH di cek lagi

Jika pH sudah memasuki rentang, ditambahkan water fo injection ad 40 ml

Disaring dengan kertas saring. Tujuannya untuk mencegah partikel yang dapat

mengkontaminasi. Tetesan 1-2 dibuang dan sisanya ditampung dalam erlenmeyer.

Dimasukkan ke dalam vial dengan menggunakan spuit 5,3 ml, kemudian tutup dengan karet vial

dan alumunium cup.

Lakukan sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit atau pada suhu 115oC

(20)

PEMBAHASAN

• Pembuatan sediaan steril dibutuhkan teknis khusus sehingga diperlukan proses tahapan- tahapan untuk

menunjang hasil akhir sediaan steril yang sesuai dengan standart yang berlaku. Informasi terkait sifat fisiko

kimia suatu bahan aktif juga diperlukan sebagai penunjang pembuatan sediaan steril yang sesuai dengan

standart. Pemilihan bahan tambahan yang sesuai dengan bahan aktif yang digunakan juga perlu menjadi

pertimbangan dalam proses pembuatan. Wadah yang digunakan juga harus sesuai dengan sediaan steril yang

dibuat, misalnya pada pembuatan injeksi Metampiron merupakan bahan aktif yang tahan terhadap pemansan

sehingga metode sterilisasi yang digunakan adalah metode sterilisasi dengan Autoklaf.

• Larutan hipertonis adalah larutan yang memiliki osmolalitasnya lebih besar dari plasma. Larutan hipertonis

terjadi apabila sel darah merah terdapat di dalam plasma hipertonis (lebih pekat dari pada sitoplasma sel) maka

akan melepaskan air kedalam plasma dan menjadi berkerut. Jika larutan hipertonik masuk ke dalam tubuh akan

(21)

Pada praktikum ini kelompok kami didapatkan hasil dari perhitungan tonisitas yaitu 0,0243 g dan dari hasil tersebut dinyatakan larutan methampiron kami hipertonis karena < 0,18 g dari NaCl. Sehingga perlu ditambahkan NaCl sebanyak 0,14 gram karena nilai tersebut mendekati isotonis sediaan tetes mata fenilefrin berdasarkan perhitungan teoritis.

Kesimpulan

1. Bahan tambahan yang diperlukan dalam formulasi sediaan tetes mata yaitu bisa meliputi

Antioksidan, Antimikroba, Buffer, Gas inert, Chelating agent, Protectant, Solubilizing agent,

Surfaktan, Tonisity adjusting agents. Namun dalam sediaan tetes mata fenilefrin bahan

tambahannya meliputi larutan pengisotonis, chelating agent, antioksidan dan preservatif.

2. Pembuatan sediaan tetes mata fenilefrin dilakukan didalam ruang kelas A yang terdiri dari

Laminar Air Flow.

(22)

SEDIAAN INJEKSI

ANTALGIN/METAMPIRON

(23)

PENDAHULUAN

(24)

RUMUSAN MASALAH

Apa saja bahan tambahan yang dibutuhkan dalam pembuatan sediaan

steril injeksi antalgin?

Bagaimana cara pembuatan sediaan steril injeksi antalgin?

Metode sterilisasi apa yang digunakan pada sediaan steril injeksi

antalgin?

(25)

TUJUAN PRAKTIKUM

Mengetahui bahan tambahan yang dibutuhkan dalam pembuatan

sediaan steril injeksi antalgin .

Mengetahui cara pembuatan sediaan steril injeksi antalgin.

Mengetahui metode sterilisasi yang sesuai pada sediaan steril injeksi

antalgin

(26)

TINJAUAN PUSTAKA

(27)

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SEDIAAN

INJEKSI

keuntungan :

Aksi obat biasanya lebih cepat.

Untuk obat-obat yang tidak efektif bila digunakan peroral atau obat-obat

yang dirusak oleh cairan pencernaan.

Untuk pasien yang tidak sadar, atau tidak bisa minum obat

(non-cooperative).

Untuk mendapatkan efek local.

Untuk pembenan elektralit dan cairan bila terjadi gangguan kesetimbangan

(28)

kerugian :

Pada umumnya pasien tidak dapat menggunakan sendiri tetapi oleh tenaga

terdidik dan terlatih.

Memerlukan peralatan khusus.

Menimbulkan rasa sakit

Relatif lebih mahal

(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)

SKEMA KERJA

(35)

SKEMA KERJA

(36)
(37)

UJI STERILITAS

Media Tioglikolat

Untuk menumbuhkan

bakteri

Suhu inkubasi pada 30-35

derajat celcius

Media Casa Amino

Untuk menumbuhkan jamur

Suhu inkubasi 20-25 derajat

(38)

UJI STERILITAS

1. Menyiapkan alat , bahan dan atribut praktikum yang sudah bersih

2. Panaskan/bakar ujung pinset

3. Buka tutup vial antalgin menggunakan pinset, lap karetnya menggunakan kasa steril

4. Buka spuit, keluarkan udaranya. Atur spuit hingga volume 2 ml

5. Tusukkan spuit kedalam vial melalui karet, sudut kemiringan spuit 45 derajat

6. Ujung spuit jangan dikenakanke cairannya, dorong spuit lalu cairan akan turun

sebanyak 2 ml

7. Ujung pinset dibakar, lepaskan tali dan aluminium foil pada media

8. Bakar mulut tabung rx, masukkan media sebanyak 1 ml ke masing-masing media uji

9. Bakar mulut tabung, bakar ujung pinset, bakar aluminium foil, tutup sediaan dan

(39)
(40)

PEMBAHASAN

Bahan tambahan yang diperlukan dalam formulasi sediaan injeksi yaitu bisa meliputi Antioksidan, Antimikroba, Buffer, Gas inert, Chelating agent, Protectant, Solubilizing agent, Surfaktan, Tonisity adjusting agents. Namun dalam sediaan injeksi bahan tambahannya hanya antioksidan dan preservatif.

Pembuatan sediaan antalgin dengan melarutkan bahan aktif kedalam air lalu ketika sediaan sudah selesai akan dilakukan proses sterilisasi, setelah itu akan di uji sterilitas.

Metode sterilisasi yang sesuai dengan sediaan injeksi antalgin adalah metode panas basah (autoklav).

(41)
(42)

Referensi

Dokumen terkait