• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan Perundangan PP NO 20 TH 1990

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peraturan Perundangan PP NO 20 TH 1990"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa air merupakan sumber daya al am yang memenuhi haj at hidup orang banyak, sehingga perl u dipel ihara kual it asnya agar t et ap bermanf aat bagi hidup dan kehidupan manusia sert a makhl uk hidup l ainnya;

b. bahwa agar air dapat bermanf aat secara berkel anj ut an dengan t ingkat mut u yang diinginkan perl u dil akukan pengendal ian pencemaran air;

c. bahwa sehubungan dengan hal t ersebut di at as dipandang perl u menet apkan Perat uran Pemerint ah t ent ang Pengendal ian Pencemaran Air;

Menimbang : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 t ent ang Pokok-pokok Kesehat an (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2063);

3. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1966 t ent ang Hygiene (Lembaran Negara Tahun 1966 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2084);

4. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 t ent ang Pengairan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046);

5. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 t ent ang Pokok-pokok Pemerint ahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

(2)

Pokok Pengel ol aan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215);

7. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 t ent ang Perindust rian (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274);

8. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 t ent ang Perikanan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3299);

9. Perat uran Pemerint ah Nomor 22 Tahun 1982 t ent ang Tat a Pengat uran Air (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3225);

10. Perat uran Pemerint ah Nomor 29 Tahun 1986 t ent ang Anal isis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Tahun 1986 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3338);

MEMUTUSKAN :

Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dal am Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan:

(3)

2. Pencemaran air adal ah masuknya at au dimasukkannya makhl uk hidup, zat , energi, dan at au komponen l ain ke dal am air ol eh kegiat an manusia, sehingga kual it as air t urun sampai ket ingkat t ert ent u yang menyebabkan air t idak berf ungsi l agi sesuai dengan perunt ukkannya;

3. Pengendal ian adal ah upaya pencegahan dan at au penanggul angan dan at au pemul ihan;

4. Baku mut u air adal ah bat as at au kadar makhl uk hidup, zat , energi, at au komponen l ain yang ada at au harus ada dan at au unsur pencemar yang dit enggang adanya dal am air pada sumber air t ert ent u sesuai dengan perunt ukannya;

5. Beban pencemaran adal ah j uml ah suat u paramet er pencemaran yang t erkandung dal am sej uml ah air at au l imbah;

6. Daya t ampung beban pencemaran adal ah kemampuan air pada sumber air menerima beban pencemaran l imbah t anpa mengakibat kan t urunnya kual it as air sehingga mel ewat i baku mut u air yang dit et apkan sesuai dengan perunt ukannya;

7. Baku mut u l imbah cair adal ah bat as kadar dan j uml ah unsur pencemar yang dit enggang adanya dal am l imbah cair unt uk dibuang dari suat u j enis kegiat an t ert ent u;

8. Ment eri adal ah Ment eri yang dit ugasi mengel ol a l ingkungan hidup.

BAB II

INVENTARISASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR

Pasal 2

(4)

Pasal 3

(1) Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I, menet apkan priorit as pel aksanaan invent arisasi kual it as dan kuant it as air,

(2) Apabil a sumber air berada at au mengal ir mel al ui at au merupakan bat as dari dua at au l ebih Propinsi Daerah Tingkat I, priorit as sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dit et apkan ol eh Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I di bawah koordinasi Ment eri.

Pasal 4

(1) Dat a kual it as dan kuant it as air disusun dan didokument asikan pada ist ansi t eknis yang bert anggung j awab di bidang pengel ol aan l ingkungan hidup di daerah.

(2) Dat a kual it as dan kuant it as air sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) diol ah ol eh inst ansi t eknis yang bersangkut an dan l aporannya disampaikan kepada Ment eri dan Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I yang bersangkut an, sekurang-kurangnya sekal i dal am set ahun.

Pasal 5

(1) Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I mengident if ikasi sumber-sumber pencemaran air.

(2) Berdasarkan hasil ident if ikasi sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I yang bersangkut an menet apkan t indak l anj ut pengendal iannya.

Pasal 6

(5)

dipakai sebagai:

a. dasar pert imbangan penet apan perunt ukan air dan baku mut u air pada sumber air yang bersangkut an;

b. dasar perhit ungan daya t ampung beban pencemaran air pada sumber air yang t el ah dit et apkan perunt ukannya;

c. dasar penil aian t ingkat pencemaran air.

BAB III

PENGGOLONGAN AIR

Pasal 7

(1) Penggol ongan air menurut perunt ukannya dit et apkan sebagai berikut :

Gol ongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara l angsung t anpa pengol ahan t erl ebih dahul u;

Gol ongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum;

Gol ongan C : Air yang dapat digunakan unt uk keperl uan perikanan dan pet ernakan;

Gol ongan D : Air yang dapat digunakan unt uk keperl uan pert anian, dan dapat dimanf aat kan unt uk usaha perkot aan, indust ri, pembangkit l ist rik t enaga air.

(6)

Pasal 8

(1) Ket et apan t ent ang baku mut u air unt uk gol ongan air sebagaimana dimaksud dal am Pasal 7 dit et apkan sebagaimana t ercant um dal am l ampiran Perat uran Pemerint ah ini.

(2) Dengan Perat uran Pemerint ah dapat dit et apkan penambahan paramet er dan baku mut u unt uk paramet er t ersebut dal am baku mut u air sebagaimana dimaksud dal am ayat (1).

(3) Penil aian kual it as air yang menyangkut paramet er yang bel um t ercant um dal am baku mut u air sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dil akukan dengan meruj uk kepada f ungsi dan guna air sert a at au kepada il mu penget ahuan.

Pasal 9

Met oda anal isis unt uk set iap paramet er baku mut u air dan baku mut u l imbah cair dit et apkan ol eh Ment eri.

Pasal 10

(1) Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I menet apkan:

a. Perunt ukan air sesuai dengan penggol ongan air sebagaimana dimaksud dal am Pasal 7 ayat (1), kecual i kemudian dit ent ukan l ain ol eh Ment eri;

b. baku mut u air unt uk perunt ukan air menurut penggol ongan sebagaimana dimaksud dal am huruf a.

(7)

Tingkat I yang bersangkut an di bawah koordinasi Ment eri.

(3) Perunt ukan air dan baku mut u air pada sumber air yang berada di bawah wewenang pengel ol aan suat u badan pengel ol a sebagaimana dimaksud dal am Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 t ent ang Pengairan dit et apkan ol eh Ment eri yang bert anggung j awab di bidang pengairan set el ah berkonsul t asi dengan Ment eri.

Pasal 11

Apabil a kual it as air l ebih rendah dari kual it as air menurut gol ongan yang t el ah dit et apkan, Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I menet apkan program peningkat an kual it as air.

Pasal 12

Apabil a kual it as air t el ah memenuhi kual it as menurut penggol ongannya sesuai yang t el ah dit et apkan, Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I menet apkan program peningkat an penggol ongan perunt ukannya.

BAB IV

UPAYA PENGENDALIAN

Pasal 13

(1) Pengendal ian pencemaran air di daerah dil akukan ol eh Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I.

(8)

Pasal 14

Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I menent ukan daya t ampung beban pencemaran.

Pasal 15

(1) Ment eri set el ah berkonsul t asi dengan Ment eri l ain dan at au Pimpinan l embaga pemerint ah non-depart emen yang bersangkut an menet apkan baku mut u l imbah cair.

(2) Unt uk mel indungi kual it as air, Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I set el ah berkonsul t asi dengan Ment eri dapat menet apkan baku mut u l imbah cair l ebih ket at dari baku mut u l imbah cair sebagaimana dimaksud dal am ayat (1).

Pasal 16

Baku mut u air, daya t ampung beban pencemaran dan baku mut u l imbah cair dit inj au secara berkal a sekurang-kurangnya sekal i dal am l ima t ahun.

Pasal 17

(1) Set iap orang at au badan yang membuang l imbah cair waj ib menaat i baku mut u l imbah cair sebagaimana dit ent ukan dal am izin pembuangan l imbah cair yang dit et apkan baginya.

(9)

Pasal 18

Pembuangan l imbah dengan kandungan bahan radioakt if diat ur ol eh Pimpinan l embaga pemerint ah yang bert anggung j awab di bidang t enaga at om set el ah berkonsul t asi dengan Ment eri.

Pasal 19

Pembuangan l imbah cair ke t anah dapat dil akukan dengan izin Ment eri berdasarkan hasil penel it ian.

Pasal 20

Penanggung j awab kegiat an waj ib membuat sal ut an pembuangan l imbah cair sedemikian rupa, sehingga memudahkan pengambil an cont oh dan pengukuran debit l imbah cair di l uar areal kegiat an.

Pasal 21

(1) Pembuangan l imbah cair ke dal am air dikenakan pembayaran ret ribusi.

(2) Tat a cara dan j uml ah ret ribusi dit et apkan dengan Perat uran Daerah Tingkat I.

Pasal 22

Dal am hal Pemerint ah Daerah menyediakan t empat dan at au sarana pembuangan dan pengol ahan l imbah cair, Pemerint ah Daerah dapat memungut ret ribusi.

Pasal 23

(10)

l imbah cair at au bahan l ain t idak mel al ui sarana yang dibuat khusus unt uk it u dan at au yang bukan berupa sumber yang t ert ent u t it ik masuknya ke dal am air pada sumber air diat ur ol eh Ment eri at au Pimpinan l embaga pemerint ah non depart emen yang bersangkut an set el ah berkonsul t asi dengan Ment eri.

Pasal 24

Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I menet apkan dan mengumumkan sumber air dan sal urannya yang dinil ai t ercemar dan membahayakan kesel amat an umum.

BAB V PERIZINAN

Pasal 25

Baku mut u l imbah cair yang dizinkan dibuang ke dal am air ol eh suat u kegiat an dit et apkan ol eh Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I berdasarkan baku mut u l imbah cair sebagaimana dimaksud dal am Pasal 15.

Pasal 26

(1) Pembuangan l imbah cair ke dal am air dil akukan dengan izin yang diberikan ol eh Gubernur Kepal a Daerah Tingkat 1.

(2) Izin sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dicant umkan dal am izin Ordonansi Gangguan.

(3) l zin pembuangan l imbah cair yang dicant umkan dal am izin Ordonansi Gangguan sebagaimana dimaksud dal am ayat (2) harus menyebut kan :

(11)

b. kual it as dan kuant it as l imbah cair dan at au bahan l ain yang diizinkan unt uk dibuang ke dal am air sert a f rekuensi pembuangannya;

c. t at a l et ak sal uran pembuangan l imbah cair;

d. sumber dari air yang digunakan dal am proses produksi at au unt uk menyel enggarakan kegiat annya, sert a j uml ah dan kual it as air t ersebut ;

e. l arangan unt uk mel akukan pengenceran l imbah cair,

f . sarana dan prosedur penanggul angan keadaan darurat .

Pasal 27

(1) Pembuangan l imbah rumah t angga diat ur dengan Perat uran Daerah.

(2) Pembuangan l imbah cair ke l aut diat ur dengan perat uran t ersendiri.

Pasal 28

(1) Unt uk kegiat an yang waj ib membuat anal isis mengenai dampak l ingkungan berdasarkan Perat uran Pemerint ah Nomor 29 Tahun 1986 t ent ang Anal isis Mengenai Dampak Lingkungan, maka persyarat an dan kewaj iban yang t ercant um dal am rencana pengel ol aan l ingkungan dan rencana pemant auan l ingkungan bagi kegiat an t ersebut waj ib dicamt umkan sebagai syarat dan kewaj iban dal am izin Ordonansi Gangguan bagi kegiat an yang bersangkut an.

(12)

sebagaimana disyarat kan ol eh Anal isis Mengenai Dampak Lingkungan.

BAB VI

PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN

Pasal 29

(1) Set iap orang yang menget ahui at au menduga t erj adinya pencemaran air, berhak mel aporkan kepada :

a. Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I at au aparat Pemerint ah Daerah t erdekat , at au

b. Kepal a Kepol isian Resort at au aparat Kepol isian t erdekat .

(2) Aparat Pemerint ah Daerah t erdekat yang menerima l aporan t ent ang t erj adinya pencemaran air waj ib segera meneruskan kepada Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I yang bersangkut an.

(3) Aparat Kepol isian t erdekat yang menerima l aporan t ent ang t erj adinya pencemaran air waj ib segera mel aporkan kepada Kepal a Kepol isian Resort yang bersangkut an unt uk keperl uan penyidikan.

(4) Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I segera mel akukan penel it ian t ent ang l aporan t erj adinya pencemaran air.

(5) Apabil a hasil penel it ian sebagaimana dimaksud dal am ayat (4) membukt ikan t erj adinya pencemaran air, Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I segera mel akukan at au memerint ahkan dil akukannya t indakan penanggul angan dan at au pencegahan mel uasnya pencemaran.

Pasal 30

(13)

Tingkat I.

(2) Dal am mel aksanakan t ugas pengawasan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I dapat menunj uk sebuah inst ansi di daerah.

(3) Tugas pengawasan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) mel iput i:

a. pemant auan dan eval uasi baku mut u l imbah cair pada t empat yang dit ent ukan;

b. pemant auan dan eval uasi perubahan kual it as air;

c. pengumpul an dan eval uasi dat a yang berhubungan dengan pencemaran air;

d. eval uasi l aporan t ent ang pembuangan l imbah cair dan anal isisnya yang dil akukan ol eh penanggungj awab kegiat an.

(4) Pel aksanaan pengawasan dil akukan secara berkal a dan sewakt u-wakt u apabil a dipandang perl u.

(5) Apabil a hasil pengawasan menunj ukkan t erj adinya pencemaran air, Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I memerint ahkan dil akukannya penanggul angan dan at au pencegahan mel uasnya pencemaran.

(6) Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I mel aporkan hasil pengawasan kual it as air kepada Ment eri dan Ment eri l ain yang t erkait .

(7) Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I menet apkan t at a l aksana pengawasan di daerah.

Pasal 31

(1) Dal am rangka mel aksanakan t ugasnya, pet ugas dari inst ansi sebagaimana dimaksud dal am Pasal 30 ayat (2) berwenang :

(14)

b. memeriksa bekerj anya peral at an pengol ahan l imbah dan at au peral at an l ain yang diperl ukan unt uk mencegah pencemaran l ingkungan;

c. mengambil cont oh l imbah;

d. memint a ket erangan yang diperl ukan unt uk menget ahui kual it as dan kuant it as l imbah yang dibuang, t ermasuk proses pengol ahannya.

(2) Set iap penanggungj awab kegiat an waj ib :

a. mengizinkan pet ugas sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) unt uk memasuki l ingkungan kerj anya dan membant u t erl aksananya t ugas pet ugas t ersebut ;

b. memberikan ket erangan dengan benar, baik secara l isan maupun t ert ul is, apabil a hal it u dimint a.

Pasal 32

(1) Set iap penanggungj awab kegiat an waj ib menyampaikan kepada Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I :

a. l aporan t ent ang pembuangan l imbah cair dan hasil anal isisnya sekurang-kurangnya sekal i dal am 6 (enam) bul an.

b. pernyat aan bahwa l aporan yang t el ah disampaikan adal ah benar mewakil i kual it as l imbah cair yang sebenarnya dibuang.

(2) Pedoman dan t at a cara pel aporan dit et apkan ol eh Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I at au inst ansi yang dit unj uk unt uk it u.

Pasal 33

(15)

penanggungj awab kegiat an unt uk memenuhi persyarat an baku mut u l imbah cair dal am wakt u yang dit et apkan.

(2) Apabil a pada akhir wakt u yang dit et apkan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), pembuangan l imbah cair bel um mencapai persyarat an baku mut u l imbah maka Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I mencabut izin pembuangan l imbah cair.

Pasal 34

(1) Ment eri menunj uk l aborat orium t ingkat pusat dal am rangka pengendal ian pencemaran air.

(2) Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I menunj uk l aborat orium di daerah unt uk mel akukan anal isis kual it as air dan kual it as l imbah cair dal am rangka pengawasan dan pemant auan pencemaran air.

BAB VII PEMBIAYAAN

Pasal 35

(1) Pembiayaan invent arisasi kual it as dan kuant it as air sebagaimana dimaksud dal am Pasal 2 dibebankan pada anggaran daerah yang bersangkut an.

(2) Pembiayaan pengawasan pencemaran air dibebankan pada anggaran daerah masing-masing.

Pasal 36

(16)

(2) Apabil a penanggungj awab kegiat an l al ai mel aksanakan penanggul angan pencemaran air sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) at au mel aksanakan t idak sebagaimana mest inya, maka Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I dapat mel akukan at au memerint ahkan unt uk mel akukan penanggul angan pencemaran air t ersebut at as beban pembiayaan penanggungj awab kegiat an yang bersangkut an.

(3) Apabil a dipandang perl u Bupat i/ Wal ikot amadya Kepal a Daerah Tingkat II at as nama Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I dapat mengambil t indakan sebagaimana dimaksud dal am ayat (2) at as beban pembiayaan penanggungj awab kegiat an yang bersangkut an.

BAB VIII SANKSI

Pasal 37

(1) Barang siapa mel anggar ket ent uan dal am Pasal 17, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 32 Perat uran Pemerint ah ini dikenakan t indakan administ rat if ol eh Bupat i/ Wal ikot amadya Kepal a Daerah Tingkat II.

(2) Tindakan administ rat if sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) t idak menut up kemungkinan dikenakan t indakan hukum l ainnya.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 38

(17)

t ersebut dit et apkan ol eh Gubernur Kepal a daerah Tingkat I set el ah berkonsul t asi dengan Ment eri.

Pasal 39

Apabil a pada saat diundangkannya Perat uran Pemerint ah ini t el ah dit et apkan baku mut u l imbah cair yang dibuang ke dal am air ol eh suat u kegiat an l ebih ket at dibandingkan dengan perhit ungan menurut baku mut u l imbah cair sebagaimana dimaksud dal am Pasal 15, maka unt uk kegiat an t ersebut t et ap berl aku baku mut u l imbah cair yang t el ah dit et apkan it u.

Pasal 40

Apabil a pada saat diundangkannya Perat uran Pemerint ah ini t el ah dit et apkan baku mut u l imbah cair yang dibuang ke dal am air ol eh suat u kegiat an l ebih l onggar dibandingkan dengan perhit ungan menurut baku mut u l imbah cair sebagaimana dimaksud dal am Pasal 15, maka baku mut u l imbah cair kegiat an t ersebut waj ib disesuaikan dengan baku mut u l imbah cair sebagaimana dimaksud dengan Pasal 15 dal am j angka wakt u sel ambat -l ambat nya sat u t ahun t erhit ung sej ak diundangkannya Perat uran Pemerint ah ini.

Pasal 41

Bagi kegiat an yang sudah beroperasi maka dal am wakt u sat u t ahun set el ah dikel uarkannya Perat uran Pemerint ah ini, harus sudah memperol eh izin pembuangan l imbah cair dari Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I.

Pasal 42

(18)

dimaksud dal am Pasal 7 Perat uran Pemerint ah ini bel um dit et apkan, maka gol ongan air pada badan air t ersebut dinyat akan sebagai air gol ongan B sampai ada penet apan l ebih l anj ut ol eh Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I sesuai dengan ket ent uan Pasal 10 Perat uran Pemerint ah ini.

(2) Air pada badan air sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) Pasal ini dit et apkan sebagai gol ongan A, apabil a :

a. memenuhi kual it as air gol ongan A sebagaimana dimaksud dal am Pasal 7 Perat uran Pemerint ah ini, at au

b. berada di kawasan hut an l indung, at au

c. berada di sekit ar sumber mat a air.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 43

Perat uran Pemerint ah ini mul ai berl aku pada t anggal diundangkan.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dal am Lembaran Negara Republ ik Indonesia.

Dit et apkan di Jakart a pada t anggal 5 Juni 1990

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA t t d

(19)

Diundangkan di Jakart a pada t anggal 5 Juni 1990

MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

t t d

(20)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990

TENTANG

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

A. UMUM

Air merupakan sumber daya al am yang memenuhi haj at hidup orang banyak sehingga perl u dil indungi agar dapat t et ap bermanf aat bagi hidup dan kehidupan manusia sert a makhl uk hidup l ainnya. Hal ini berart i bahwa pemanf aat an air unt uk berbagai kepent ingan harus dil akukan secara bij aksana dengan memperhit ungkan kepent ingan generasi sekarang dan mendat ang.

Agar air dapat bermanf aat secara berkel anj ut an dengan t ingkat mut u yang diinginkan, maka pengendal ian pencemaran air menj adi sangat pent ing. Pengendal ian pencemaran air merupakan sal ah sat u segi pengel ol aan l ingkungan hidup.

1. Pencemaran air sel al u berart i t urunnya kual it as air sampai ket ingkat t ert ent u yang menyebabkan air t idak dapat berf ungsi l agi sesuai dengan perunt ukannya. Hal ini berart i bahwa perl u dit et apkan baku mut u air yang berf ungsi sebagai t ol ok ukur unt uk menent ukan t el ah t erj adinya pencemaran, dan perunt ukkan air it u sendiri. Dal am pengert ian pencemaran air, baku mut u air akan sel al u t erkait dengan perunt ukkan air. Baku mut u air di sat u pihak merupakan suat u t ingkat mut u air yang dikehendaki bagi suat u perunt ukan, dan di l ain pihak merupakan arahan dan pedoman bagi pengendal ian pencemaran air.

(21)

penerima sehingga air dapat t et ap berf ungsi sesuai dengan perunt ukannya. Beban pencemaran ini merupakan daya t ampung beban pencemaran bagi air penerima yang t el ah dit et apkan perunt ukannya.

2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan Pokok Pengel ol aan Lingkungan Hidup

menet apkan bahwa perl indungan l ingkungan hidup dil akukan berdasarkan baku mut u l ingkungan yang diat ur dengan perat uran perundang-undangan. Baku mut u l ingkungan ini dapat berbeda unt uk set iap l ingkungan, wil ayah at au wakt u mengingat akan perbedaan t at a gunanya.

Sel anj ut nya Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 menet apkan kewaj iban set iap orang unt uk memel ihara l ingkungan hidup dan mencegah sert a menanggul angi kerusakan dan pencemarannya di- samping hak set iap orang at as l ingkungan hidup yang baik dan sehat . Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 t ent ang Perindust rian menet apkan l ebih l anj ut kewaj iban-kewaj iban bagi perusahaan indust ri unt uk mel aksanakan upaya keseimbangan dan kel est arian sumberdaya al am sert a mel akukan pencegahan t imbul nya kerusakan dan pencemaran t erhadap l ingkungan hidup akibat kegiat an indust ri yang dil akukannya.

(22)

mel aksanakan t uj uan yang t ercant um dal am perundang-undangan t ersebut . Di samping it u, Perat uran Pemerint ah ini berkait an sangat erat pul a dengan pel aksanaan Perat uran Pemerint ah Nomor 29 Tahun 1986 t ent ang Anal isis Mengenai Dampak Lingkungan.

3. Pengendal ian pencemaran air merupakan kegiat an yang mencakup

a. invent arisasi kual it as dan kuant it as air pada sumber air menurut sist em wil ayah t at a pengairan;

b. penet apan gol ongan air menurut perunt ukannya, baku mut u air dan baku beban pencemaran unt uk gol ongan air t ersebut , sert a baku mut u l imbah cair unt uk set iap j enis kegiat an;

c. penet apan mut u l imbah cair yang bol eh dibuang ol eh set iap kegiat an ke dal am air pada sumber air, dan pemberian izin pembuangannya;

d. pemant auan perubahan kual it as air pada sumber air dan mengeval uasi hasil nya;

e. pengawasan t erhadap penat aan perat uran pengendal ian pencemaran air, t ermasuk penat aan mut u l imbah cair, sert a penegakan hukumnya.

B. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Ist il ah yang dirumuskan dal am pasal ini dimaksudkan agar t erdapat keseragaman pengert ian at as Perat uran Pemerint ah ini dan perat uran pel aksanaannya l ebih l anj ut .

(23)

permukaan t anah. Hal ini didasarkan pada pert imbangan bawa pendekat an pengendal ian pencemaran air yang t erdapat di at as permukaan t anah adal ah berbeda dengan pengendal ian pencemaran air yang t erdapat di bawah permukaan t anah dan air l aut .

2. Rumusan ini dit urunkan dari pengert ian pencemaran l ingkungan sebagaimana dirumuskan dal am Pasal 1 angka 7 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan Pokok Pengel ol aan Lingkungan Hidup.

3. Cukup j el as.

4. Rumusan ini dit urunkan dari pengert ian baku mut u l ingkungan sebagaimana dirumuskan dal am pasal 1 angka 6 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan Pokok Pengel ol aan Lingkungan Hidup. Yang dimaksud dengan "dit enggang adanya" dal am rumusan pengert ian ini adal ah bat as at au kadar paramet er pencemaran dal am air secara al ami dan dinil ai berdasarkan il mu penget ahuan masih dapat dif ungsikan sesuai dengan perunt ukannya. Baku mut u air merupakan dasar bagi perl indungan air dan sebagai krit eria pencemaran air sebagaimana dimaksud dal am Pasal 15 dan penj el asan Pasal 15 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan Pokok Pengel ol aan Lingkungan Hidup.

(24)

Cont oh perhit ungan :

Dari pengukuran didapat konsent rasi padat an t ersuspensi adal ah 1 mg/ l it er dan debit al iran l imbah sebesar 10 met er kubik/ menit .

Debit al iran l imbah set el ah penyesuaian sat uan vol ume adal ah 10 x 1000 l it er/ menit (karena 1 m3 = 1000 l it er) Maka beban pencemaran padat an t ersuspensi dari l imbah t ersebut adal ah :

= 10 x 1000 (l it er/ menit ) x 1 (mg/ l it er)

= 10. 000 mg/ menit .

6. Daya t ampung beban pencemaran dit ent ukan dengan t eknik dan met oda t ert ent u berdasarkan dat a kondisi kual it as dan kuant it as air sert a baku mut u air pada suat u sumber air t ert ent u. Daya t ampung beban pencemaran dapat digunakan sebagai dasar pert imbangan dal am perizinan pembuangan l imbah-l imbah cair ke sumber air yang bersangkut an; j ika beban pencemaran dari l imbah-l imbah yang dibuang mel ebihi daya t ampung beban pencemaran air pada sumber air t ersebut maka besar kemungkinannya air t ersebut akan mengal ami pencemaran.

7. Yang dimaksud dengan "dit enggang adanya" dal am rumusan pengert ian ini adal ah secara administ rat if dan berdasarkan perhit ungan rasional .

8. Cukup j el as.

Pasal 2

(25)

pengendal ian pencemaran air. Yang dimaksud dengan kual it as air adal ah sif at air dan kandungan makhl uk hidup, zat , at au energi, at au komponen l ain dal am air. Kual it as air dinyat akan sebagai paramet er kual it as air, misal nya pH, warna, t emperat ur hant aran l ist rik, konsent rasi zat kimia, konsent rasi bakt eri, dan sebagainya.

Yang dimaksud dengan kuant it as air adal ah j uml ah at au debit al iran air pada sumber air.

Pasal 3

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan sumber air dal am ayat ini adal ah sama dengan pengert ian sumber air sebagaimana dimaksud dal am Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 t ent ang Pengairan, yang dapat berupa ant ara l ain sungai, danau, dan rawa.

Pasal 4

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Laporan yang disampaikan merupakan hasil pengol ahan dat a yang dil akukan ol eh inst ansi t eknis yang isi l aporan mel iput i anal isis dat a, kondisi dan kecenderungan kual it as dan kuant it as air, sumber-sumber pencemaran, kesimpul an dan saran.

Pasal 5

Ayat (1)

(26)

pencemaran adal ah unt uk menget ahui kegiat an-kegiat an yang berpot ensi mencemarkan air sert a kemungkinan j enis dan besaran pencemarannya.

Ayat (2)

Tindak l anj ut pengendal ian bert uj uan agar pembuangan l imbah dari sumber-sumber pencemaran t ermasuk memenuhi kebut uhan baku mut u l imbahnya sehingga air penerima l imbah yang bersangkut an memenuhi baku mut u air yang diinginkan.

Pasal 6

Cukup j el as

Pasal 7

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan perl uasan pemanf aat an gol ongan air adal ah pemanf aat an air di l uar dari penggol ongan air sepert i yang dit et apkan pada Pasal 7 ayat (1) Perat uran Pemerint ah ini.

Pasal 8

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

(27)

Pasal 9

Penet apan met ode anal is dimaksudkan unt uk menggunakan ruj ukan yang sama dal am pengukuran dan penil aian paramet er pencemaran dal am baku mut u air dan baku mut u l imbah cair t ermaksud.

Pasal 10

Ayat (1)

Karena perunt ukan air dan baku mut u air menyangkut kepent ingan umum maka unt uk set iap air pada sumber air perl u dit et apkan perunt ukan dan gol ongannya ol eh Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I. Dal am hal kondisi mut u air t idak memenuhi krit eria mut u unt uk perunt ukan yang seharusnya, t idak bol eh kemudian gol ongannya dit et apkan sesuai dengan kondisi mut u t ersebut , yang diperl ukan adal ah program agar kondisi mut u air t ersebut dapat memenuhi krit eria mut u unt uk perunt ukkan yang seharusnya.

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Yang dimaksud dal am ayat ini adal ah wewenang suat u badan pengel ol a sepert i ot orit a dan sebagainya.

Pasal 11

Program peningkat an t ersebut bert uj uan agar kual it as air t ersebut mencapai t ingkat sesuai dengan penggol ongan perunt ukannya dal am j angka wakt u t ert ent u at au bahkan menaikkan sampai kual it as yang l ebih baik l agi.

Pasal 12

(28)

gol ongan air dengan t ingkat kual it as air yang l ebih baik.

Pasal 13

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Dal am hal sumber air, menj adi bat as propinsi at au mengal ir mel al ui dua at au l ebih propinsi, para Gubernur yang bersangkut an perl u berkonsul t asi t erl ebih dahul u dengan Ment eri sebel um menet apkan pengendal ian pencemarannya agar dapat dicapai ket erpaduannya/ pengendal ian pencemaran t erhadap sumber air t ersebut .

Pasal 14

Daya t ampung beban pencemaran digunakan sebagai sal ah sat u dasar pert imbangan dal am perizinan pembuangan l imbah cair ke sumber air. l nf ormasi t ent ang daya t ampung beban pencemaran ini bersif at t erbuka unt uk diket ahui ol eh set iap orang.

Pasal 15

Ayat (1)

Baku mut u l imbah cair dit et apkan unt uk set iap j enis kegiat an, misal nya baku mut u l imbah cair unt uk indust ri pupuk, t apioka, kel apa sawit dan sebagainya. Baku mut u l imbah cair t ersebut dil engkapi dengan pedoman penerapannya.

Ayat (2)

(29)

Pasal 16

Baku mut u air dipengaruhi ol eh perkembangan keadaan. Baku mut u l imbah cair yang ant ara l ain didasarkan pada t ingkat kemampuan t eknol ogi yang dapat berubah dengan perkembangan wakt u. Sedangkan daya t ampung beban pencemaran dipengaruhi ol eh baku mut u air yang dit et apkan dan kondisi air pada sumber air yang bersangkut an. Karena it u, baku mut u air, daya t ampung beban pencemaran, dan baku mut u l imbah cair perl u dit inj au secara berkal a. Jangka wakt u l ima t ahun dipandang sebagai wakt u yang l ayak unt uk mel akukan peninj auan kembal i t ersebut .

Pasal 17

Ayat (1)

Baku mut u l imbah cair membat asi kadar dan beban pencemaran yang dibuang ke air pada sumber air. Baku mut u l imbah cair t ersebut berl aku unt uk pembuangan l imbah cair ke dal am air dan ke air l aut .

Ayat (2)

Pengenceran l imbah cair t idak mengurangi beban pencemaran, t et api hanya memperbesar vol ume l imbah cair sehingga mengecil kan kadarnya. Pengenceran di sini t ermasuk mencampurkan buangan air bekas pendingin ke dal am al iran pembuangan l imbah cair.

Pasal 18

Cukup j el as

Pasal 19

(30)

penerapannya perl u penel it ian agar t idak menimbul kan pencemaran dan kerusakan l ingkungan.

Pasal 20

Tempat pengambil an cont oh harus dil engkapi dengan f asil it as- f asil it as yang memudahkan pihak-pihak yang berkepent ingan unt uk pengambil an cont oh dari sal uran l imbah dan pengukuran debit l imbahnya. Fasil it as yang dimaksud misal nya t ersedianya sarana j al an, sarana bak kont rol , kerangan bagi al iran l imbah bert ekanan dan sebagainya.

Pasal 21

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 22

Pungut an ret ribusi ol eh Pemerint ah Daerah hanya dikenakan t erhadap pemakai sarana pengol ahan l imbah cair yang disediakan ol eh Pemerint ah Daerah. Adapun besarnya pemungut an ret ribusi dit ent ukan sesuai dengan ket ent uan yang berl aku. Pembuangan at au pengol ahan l imbah, dapat dil akukan ol eh Pemerint ah Daerah sendiri at au dapat diserahkan kepada pihak swast a.

Pasal 23

(31)

Pasal 24

Yang dimaksud dengan sumber air yang membahayakan kesel amat an umum adal ah ant ara l ain air yang mengandung misal nya bahan kimia yang berbahaya dan beracun sepert i l ogam beracun. Pengumuman ini dimaksudkan unt uk mencegah penggunaan sumber air t ersebut yang dapat membahayakan kesel amat an, t ermasuk kesehat an, penggunaannya sement ara upaya pengendal ian dil akukan.

Pasal 25

Cukup j el as

Pasal 26

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Izin ordonansi gangguan yang dberikan harus mengacu kepada izin pembuangan l imbah cair yang dikel uarkan ol eh Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I.

Ayat (3)

(32)

Pasal 27

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 28

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Dari st udi Anal isis Mengenai Dampak Lingkungan dapat diket ahui t ingkat mut u l imbah cair suat u kegiat an yang bil a dibuang t idak mencemarkan air penerimanya. Bisa t erj adi dari hasil st udi t ersebut didapat kan bahwa kegiat an t ersebut mampu mencapai t ingkat mut u l imbah cair yang l ebih baik dari baku mut u yang l ebih ket at dari perat uran baku mut u l imbah cair yang dit et apkan.

Pasal 29

Ayat (1)

Ket ent uan ayat ini dimaksudkan unt uk memberikan kej el asan bahwa set iap orang dapat mel aporkan t ent ang t erj adinya pencemaran l ingkungan, dan menget ahui t at a l aksananya.

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

(33)

Ayat (4)

Cukup j el as

Ayat (5)

Bent uk t indakan t ersebut ant ara l ain dengan menghent ikan masuknya l imbah cair ke t empat t ersebut dari sumbernya dan at au mel okal isir pencemaran.

Pasal 30

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Jika pada saat Perat uran Pemerint ah ini dit et apkan bel um ada inst ansi t eknis di daerah yang khusus bert ugas unt uk it u, Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I dapat menunj uk inst ansi l ain di Daerah.

Ayat (3)

Cukup j el as

Ayat (4)

Cukup j el as

Ayat (5)

Cukup j el as

Ayat (6)

Cukup j el as

Ayat (7)

(34)

Pasal 31

Ayat (1)

Pet ugas yang memasuki areal kegiat an sumber pencemaran bert ugas memeriksa ant ara l ain bekerj anya peral at an pengol ahan l imbah, mengambil cont oh l imbah dan memeriksa sal uran pembuangan l imbah. .

Ayat (2)

Penanggung j awab kegiat an yang menghal angi at au t idak mengizinkan pet ugas menj al ankan t ugasnya sebagaimana dimaksud dal am Pasal 30 ayat (2) dapat dikenakan ket ent uan pidana yang ant ara l ain diat ur dal am Pasal 216 Kit ab Undang-undang Hukum Pidana. Memasuki l ingkungan kerj a harus diart ikan sedemikian rupa bahwa pet ugas harus dapat segera menuj u ke t empat sasaran t ugasnya.

Pasal 32

Ayat (1)

Pernyat aan t ent ang kebenaran l aporan harus dit andat angani ol eh penanggungj awab kegiat an dan at au diket ahui ol eh pemil ik at au penanggungj awab perusahaan.

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 33

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

(35)

Pasal 34

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Penunj ukan sat u l aborat orium ol eh Gubernur dimaksudkan agar t erdapat kepast ian dat a hasil anal isis kual it as dan kuant it as l imbah.

Pasal 35

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 36

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat . (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan "dipandang perl u" adal ah keadaan yang mengharuskan diambil t indakan segera unt uk mencegah mel uasnya pencemaran.

Pasal 37

Ayat (1)

(36)

pembuangan l imbah cair at au berupa t indakan l ainnya yang dit ent ukan dal am izin.

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 38

Cukup j el as

Pasal 39

Cukup j el as

Pasal 40

Cukup j el as

Pasal 41

Cukup j el as

Pasal 42

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 43

Referensi

Dokumen terkait

Pengadaan Pakaian Khusus (Soekarno Look) PBJ 3000 potong Kota Blitar Rp 600.000.000,00 APBD Tribulan I 60 hari 2 Pengadaan Kendaraan Dinas Operasional. Pengadaan Microbus PBJ

Catatan : Agar membawa dokumen penawaran asli sesuai yang di-upload lewat aplikasi SPSE2. Demikian undangan dari kami dan atas perhatiannya disampaikan

It is obvious that SYM and IIA are independent: A choice function that chooses the minimal distance point for every symmetric choice problem yet arbitrary otherwise satisfies SYM

Harga Hasil Negosiasi : (Tujuh puluh empat juta seratus delapan belas ribu rupiah,-) Termasuk PPN 10%. Demikian diberitahukan dan atas perhatiannya diucapkan

Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara telah ditetapkan sebagai pemenang untuk paket pekerjaan Reviu Desain Pembangunan Gedung Darma Wanita dan Perencanaan

Dengan hasil tersebut diatas, kepada peserta/penyedia prakualifikasi yang keberatan atas penetapan tersebut, diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis

Front Office adalah cermin dari kualitas hotel yang akan pertama kali dinilai tamu saat memasuki suatu hotel untuk itu kesiapan, kesigapan, ketepatan serta kemampuan

Dalam rangka kelancaran pembuktian Kualifikasi untuk Pekerjaan Supervisi Dukungan PSD Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional Bersejarah Tugu Soekarno ( lanjutan) ,