• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akibat Hukum Pemberian Pengampunan Pajak Bagi Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Akibat Hukum Pemberian Pengampunan Pajak Bagi Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENGATURAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DI INDONESIA

A. Pengertian, Sejarah dan Dasar Hukum Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah

1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Belum kokohnya fundamental perekonomian Indonesia saat ini, mendorong pemerintah untuk terus memberdayakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Sektor ini mampu menyerap tenaga kerja cukup besar dan memberi peluang bagi UMKM untuk berkembang dan bersaing dengan perusahaan yang lebih cenderung menggunakan modal besar (capital intensive). Eksistensi UMKM memang tidak dapat diragukan lagi karena

(2)

akses permodalan (bankable), dan tidak ada pemisahan modal usaha dengan kebutuhan pribadi.37

Krisis yang berkepanjangan menuntut adanya solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah. Umumnya solusi yang dapat dicapai adalah dengan adanya pemberdayaan rakyat yang diwujudkan dengan melakukan pemberdayaan ekonomi rakyat yang tidak akan jauh dari upaya menggali peran dan melihat posisi Usaha Kecil Menengah.38

Sebelum menelusuri tentang usaha mikro, kecil dan menengah lebih jauh, maka terlebih dahulu dipahami tentang pengertian usaha mikro, kecil dan menengah, agar dapat berpedoman pada pengertian yang sama dalam melakukan pembahasan, guna memperoleh hasil atau paling tidak mendekati sasaran yang hendak dicapai. Dalam Pasal 1 angka (1, 2 dan 3) UU UMKM 2008 tentang UMKM diberikan pengertian atau batasan tentang UMKM sebagai berikut :39

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha

37 Strategi Pemberdayaan UMKM Menghadapi Pasar Bebas ASEAN,

http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/Strategi Pemberdayaan UMKM.pdf/diakses pada tanggal 18 April 2017

38

Hg. Suseno, Firman Sulistiyowati, Dionysius Desimbrianto, Reposisi Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah dalam Perekonomian Indonesia, (Yogyakarta, Universitas Sanata

Dharma,2005), hal. 4

(3)

Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

Namun beberapa instansi pemerintahan memberikan pengertian yang berbeda mengenai defenisi UMKM, yang dapat dilihat dari perbedaan jumlah penghasilan dan kekayaan UMKM tersebut, yaitu: 40

A.Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Usaha kecil ( termasuk mikro) merupakan entitas usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000. Didalamnya tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah adalah entitas usaha milik warga Negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000 hingga Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan.

B. Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan defenisi UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha Kecil merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja 5 hingga 15 orang, sedangkan usaha menengah

40 Gatut Susanto, M. Azirin Syamsuddin, Cara Mudah Mendirikan dan Mengelola

(4)

merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja 20 hingga 90 orang.

C.Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994, Usaha Kecil didefenisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan, dengan penjualan tahun setinggi-tingginya Rp 600.000.000 atau asset / aktiva setinggi-tingginya Rp 600.000.000 (diluar tanah dan bangunan yang ditempati).

Usaha Kecil tersebut terdiri dari :

1). Badan usaha, termasuk di dalamnya Fa/Firma, CV, PT, dan Koperasi.

2). Perorangan, yang termasuk perorangan disini adalah pengrajin/ industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang, dan jasa.

D.World Bank (Bank Dunia) memiliki defenisi tersendiri mengenai UMKM, dimana defenisinya sebagai berikut :

1). Medium Enterprise (Usaha Menengah). Usaha ini memiliki kriteria jumlah karyawan maksimal 300 orang, mempunyai pendapatan sebesar hingga US$ 15 juta; serta memiliki jumlah aset hingga sejumlah US$ 15 juta.

(5)

3). Micro Enterprise, Usaha ini memiliki kriteria jumlah karyawan kurang dari 10 orang, dimana pendapatan setahun tidak melebihi US$ 100 ribu, sedangkan jumlah asset tidak melebihi US$ 100 ribu.41

Selain dari pengertian UMKM diatas, beberapa sarjana ada juga memberikan pendapatnya tentang UMKM, yaitu:42

a. Pengertian UMKM dikemukakan oleh Rudjito. Beliau mengemukakan bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah usaha yang memiliki peran yang penting dalam perekonomian Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha maupuan dari segi penciptaan lapangan kerja.

b. Pengertian yang dikemukakan oleh Ina Primiana. Beliau mengatakan bahwa, Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah pengembangan empat kegiatan ekonomi utama yang menjadi motor penggerak pembangunan, yaitu; agribisnis, industri manufaktur, sumber daya manusia, dan bisnis kelautan. Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah pengembangan kawasan andalan untuk mempercepat pemulihan perekonomian melalui pendekatan wilayah atau daerah, yaitu dengan pemulihan wilayah atau daerah untuk mewadahi program prioritas dan pengembangan sektor-sektor dan potensi. Usaha kecil adalah peningkatan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat.

41

Solehuddin Murip, Business Plan Praktis & Dahsyat untuk UMKM, (Bekasi ; Lascar Aksara, 2002), hal. 1-3

42 Pengertian UMKM Menurut Para Ahli Ekonomi,

(6)

c. Pengertian UMKM menurut para ahli ekonomi yang dikemukakan oleh M. Kwartono. Beliau mengatakan bahwa usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Atau yang memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000 dan milik warga negara Indonesia. (Adi, 2007:12).

2. Sejarah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Usaha Mikro Kecil Menengah pada mulanya tidak mengalami kemajuan yang sangat berarti baik dari segi kuantitas maupun dari kualitas, karena pada saat itu belum terdapat perhatian yang serius dari pihak-pihak yang berwenang, perhatian hanya diarahkan sebagai bentuk formalitas saja. Tapi sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 1997/1998 di mana UMKM ternyata mempunyai ketahanan yang relatif baik dibanding usaha besar, maka pihak-pihak yang berwenang sudah mulai sangat memperhatikan terhadap perkembangan UMKM baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. 43

Adapun perkembangan UMKM di Indonesia sudah cukup pesat menurut BPS pada tahun 2007 ada sebanyak 49,8 juta unit usaha atau 99,99 persen terhadap total unit usaha di Indonesia, sementara jumlah tenaga kerjanya mencapai 91,8 juta orang atau 97,3 persen terhadap seluruh tenaga kerja di Indonesia. Dari jumlah tersebut ternyata pada tahun 2007 UMKM mampu mendukung Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh sebesar 6,3 persen

43 Perkembangan UMKM di Indonesia,

(7)

terhadap tahun 2006, bila dirinci menurut skala usaha pertumbuhan PDB usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mencapai 6,4 persen dari usaha besar (UB) tumbuh 6,2 persen. Dibanding tahun 2006 pertumbuhan UMKM hanya 5,7 persen dan PDB hanya 5,2 persen. Pada tahun 2007 total nilai PDB Indonesia mencapai Rp.3.957,4 triliun, dimana UMKM memberikan kontribusi sebesar Rp.2.121,3 triliun atau 53,6 persen dari PDB Indonesia.44

Pertumbuhan PDB UMKM tahun 2007 terjadi disemua sektor ekonomi. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor bangunan sebesar 9,3 persen, diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran 8,5 persen, dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 7,8 persen. Adapun hasil eksport produksi UMKM selama tahun 2007 mencapai Rp.142,8 triliun atau 20 persen terhadap total eksport non-migas nasional sebesar Rp.713,4 triliun. (Kompas 2005).45

Perkembangan UMKM ini tidak terlepas adanya dukungan dari pihak pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah terutama melalui aturan-aturan yang dikeluarkan misalnya, adanya undang-undang tentang Bank Indonesia sejak 16 Nopember 1999, yang mendukung pengembangan UMKM melalui pemberian kredit.

(8)

3. Dasar Hukum Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

UMKM sebenarnya sudah ada sebelum lahirnya Undang-Undang UMKM baru, namun adapun yang menjadi aturan dipakai selama UMKM berlangsung sebelum lahirnya undang-undang UMKM yaitu digunakannya KUHPerdata sebagai UU yang mengatur mekanisme kegiatan ekonomi secara umum.46

Pada pokoknya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki dasar hukum dalam pelaksanaannya di Indonesia, diantaranya :47

a. Pembukaan UUD tahun 1945

Dari pembukaan ini terdapat tujuan untuk memajukan kesejahteraan umum” artinya bukan hanya untuk sebagian masyarakat saja sehingga pemerintah bertanggung jawab penuh untuk mengusahakan suatu sistem yang memenuhi tujuan ini.

Berikut bunyi Pembukaan alinea 4:”Kemudiaan daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusunlah Kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan

46 Aulia Rachman Amirtin, skripsi “Perlindungan Hukum Terhadap UMKM dari

Perbuatan Pelanggaran Hak Atas Merek”, Program Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara, 2010, hal. 29

47 Inilah Pokok-Pokok Aturan UMKM dalam Konstitusi dan UU No.20 Tahun 2008,

(9)

Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

b. Pasal-Pasal dalam UUD tahun 1945 1. Pasal 33 UUD 1945

Pengembangan daya saing UMKM merupakan bagian dari kegiatan perekonomian nasional. Berikut dasar peraturan perundang-undangan untuk pengembangan daya saing.

"Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan."

"Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.”

"Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat."

"Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional."

(10)

2. Pasal 34 UUD 1945

Berikut bunyi Pasal 34 ayat 1:

"Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan."

3. UU No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM

Pemerintah telah memberlakukan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008, tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada 4 Juli 2008. Undang-Undang ini merupakan landasan dan payung hukum untuk memberdayakan UMKM di tanah air. Maksudnya, pemberlakuan UU tersebut memberikan implikasi yang luas bagi semua stakeholder untuk menjadikannya sebagai pedoman bersama ke arah perubahan paradigma pemberdayaan UMKM.

(11)

Undang-Undang ini, auranya adalah pemberdayaan, di mana esensi dari pemberdayaan itu adalah unsur penciptaan iklim usaha serta pembinaan dan pengembangan. Penciptaan iklim usaha merupakan refleksi tugas Pemerintah yang diwujudkan dalam berbagai bentuk kebijakan, peraturan dan perundangan yang mengarahkan untuk mengatasi permasalahan ekternal yang dihadapi UMKM dan memfasilitasi terbukanya peluang berusaha secara berkeadilan. Pada undang-undang ini penciptaan iklim usaha mencakup aspek pendanaan, sarana dan prasarana, informasi usaha, perijinan usaha, kesempatan berusaha, promosi dagang dan dukungan kelembagaan. Sedangkan pembinaan dan pengembangan usaha merupakan upaya yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah bersama dunia usaha dan masyarakat. Pengembangan usaha terhadap UMKM yang dilakukan dengan partisipasi dunia usaha dan masyarakat itu, sejatinya berdimensi luas menyangkut bidang fungsi bisnis atau usaha, yaitu: produksi, pemasaran, sumber daya manusia dan teknologi.

b. Jenis dan Bentuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Sebagaimana dimuat dalam Pasal 6 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM menyebutkan secara terperinci mengenai kriteria UMKM, yakni :48

1. Kriteria usaha mikro dalam pasal 6 ayat (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 yaitu :

a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

(12)

b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000 (lima ratus juta rupiah).

Ciri-ciri usaha mikro dapat dijabarkan sebagai berikut :49

a. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti;

b. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat;

c. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha;

d. Sumber daya manusia (pengusaha) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai;

e. Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah;

f. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank;

g. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

Contoh usaha mikro :

a. Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya;

b. Industri makanan dan minuman, industri meubel pengolahan kayu dan rotan, industri pandai besi pembuat alat-alat;

c. Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar dll.;

49 Pengertian dan Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,

(13)

d. Peternakan ayam, itik dan perikanan;

e. Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit (konveksi).

2. Kriteria usaha kecil dalam Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang No.20 Tahun 2008 yaitu :

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Ciri-ciri usaha kecil yaitu :

1. Milik sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak memiliki, dikuasai, atau berafilisi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar. 2. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan

hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. Contoh usaha kecil yaitu :

a) Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja;

(14)

c) Pengrajin industri makanan dan minuman, industri mebel, kayu dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan;

d) Peternakan ayam, itik dan perikanan; e) Koperasi berskala kecil.

3. Kriteria usaha menengah pada Pasal 6 ayat (3) Undang-Undang No.20 Tahun 2008 yaitu :

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000 (dua

milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah).

Ciri-ciri usaha menengah yaitu :

1. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi;

2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan;

(15)

4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan;

5. Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;

6. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.

Contoh usaha menengah yaitu :

a) Usaha pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah; b) Usaha perdagangan (grosir) termasuk ekspor dan impor;

c) Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garmen dan jasa transportasi taksi dan bus antar propinsi;

d) Usaha pertambangan batu gunung untuk konstruksi dan marmer buatan. Selain berdasar Undang-undang tersebut, dari sudut pandang perkembangannya Usaha Kecil Dan Menengah dapat dikelompokkan dalam beberapa kriteria Usaha Kecil Dan Menengah yaitu:50

1. Livelihood Activities, merupakan Usaha Kecil Menengah yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima.

2. Micro Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.

50 Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, https://asepfirman17. wordpress.com/

(16)

3. Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor

4. Fast Moving Enterprise, merupakam Usaha Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB).

Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah Berdasarkan Lembaga dan Negara Asing Lembaga dan negara-negara asing mendefinisikan Kriteria Usaha Kecil dan Menengah bersarkan pada beberapa hal yaitu, jumlah tenaga kerja, pendapatan dan jumlah aset. Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah tersebut sebagai berikut: 1. Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah Menurut World Bank.

Menurut World Bank Usaha Kecil Dan Menengah dikelompokkan menjadi tiga kelompok:

a. Medium Enterprise, dengan kriteria : 1). Jumlah karyawan maksimal 300 orang

2). Pendapatan setahun hingga sejumlah $ 15 juta 3). Jumlah aset hingga sejumlah $ 15 juta

b. Small Enterprise, dengan kriteria :

1). Jumlah karyawan kurang dari 30 orang 2). Pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta 3). Jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta

c. Micro Enterprise, dengan kriteria :

(17)

2). Pendapatan setahun tidak melebihi $ 100 ribu 3). Jumlah aset tidak melebihi $ 100 ribu

2. European Commision, membagi UKM ke dalam 3 jenis, yaitu : a. Medium-sized Enterprise, dengan kriteria :

1). Jumlah karyawan kurang dari 250 orang 2). Pendapatan setahun tidak melebihi $ 50 juta 3). Jumlah aset tidak melebihi $ 50 juta

b. Small-sized Enterprise, dengan kriteria : 1). Jumlah karyawan kurang dari 50 orang 2). Pendapatan setahun tidak melebihi $ 10 juta 3). Jumlah aset tidak melebihi $ 13 juta

c. Micro-sized Enterprise, dengan kriteria : 1). Jumlah karyawan kurang dari 10 orang 2). Pendapatan setahun tidak melebihi $ 2 juta 3). Jumlah aset tidak melebihi $ 2 juta

C. Urgensi Usaha Mikro,Kecil dan Menengah Dalam Perekonomian Di Indonesia

(18)

belum cukup memuaskan karena pada kenyataannya kemajuan UMKM sangat kecil dibandingkan dengan usaha besar. Hal tersebut dilihat dari lebih berkembangnya pengusaha-pengusaha besar yang mencakup semua sektor, baik dari sektor perdagangan, perbankan, kehutanan, pertanian dan terutama industri. Perkembangan usaha besar ini didukung oleh pemerintah yang sangat berpihak terhadap usaha besar.51

Adapun perkembangan UMKM di Indonesia sudah cukup pesat menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Hingga akhir 2013 jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia tercatat sebanyak 57.895.721, atau naik 2,41% dari 56.534.592 pada 2012. Sementara itu data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, saat ini banyaknya wirausaha baru di Indonesia pada 2011 mencapai 3.707.205, atau sekitar 1,65% dari seharusnya 4,75 juta jiwa. Data berikutnya adalah jumlah tenaga kerja dari BPS yang dirilis Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan kenaikan 6,03% dari 107.657.509 pada 2012 meningkat menjadi 114.144.082 pada 2013. Sedangkan data BPS tentang jumlah koperasi , juga terus bertambah 4,84% dari 194.29 jiwa menjadi 203.701 pada 2013. Serta jumlah anggota koperasinya juga ikut naik 4,1% dari 32.869.439 menjadi 35.258.737. Lagi, jumlah tenaga kerja yang berhasil diserap koperasi pada 2012 tercatat sebanyak 429.678 jiwa yang 2012. Setahun berikutnya, para pekerja yang terserap di koperasi mencapai 473.603.52

51

Tiktik Sartika Partomo dan Abd.Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala

Kecil/Menengah dan Koperasi,(Bogor ; Ghalia Indonesia, 2004), hal.20

52 Koperasi dan UMKM Dalam Angka,

(19)

Data BPS tahun 2012 juga menyebutkan kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB tahun 2012 meningkat 46 persen atau menjadi sebesar Rp1.505 triliun dibandingkan Rp1.032 triliun pada tahun 2006. Sejak tahun 2009, setelah pemerintah membentuk Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), pembiayaan diberikan baik secara konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah kepada korporasi dan UKM. Data BPS menunjukkan nilai ekspor UMKM tahun 2012 tercatat tumbuh 28,2 persen sebesar Rp208 triliun dari tahun 2009 yang sebesar Rp162,2 triliun. Selanjutnya pada tahun 2015, pemerintah mengalokasikan dana sebagai tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada LPEI sebesar Rp1 triliun. Nota Keuangan APBN 2015 menyebutkan salah satu tujuan PMN kepada LPEI adalah untuk meningkatkan kapasitas LPEI dalam memberikan pembiayaan berorientasi ekspor kepada sektor UKM. Selain melalui program KUR dan LPEI, dukungan Pemerintah terhadap sektor UMKM tercermin dalam alokasi APBN 2015 melalui alokasi dana bergulir. Kebijakan dana bergulir tersebut telah dilaksanakan sejak tahun 2008 untuk penguatan modal bagi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (KUMKM). Nota Keuangan APBN 2015 menyebutkan dana bergulir telah direalisasikan sebesar Rp4.567,7 miliar kepada 570.350 KUMKM serta menyerap kurang lebih 1.140.700 tenaga kerja.53

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebagai sasaran utama pembangunan harus dilandasi dengan komitmen dan koordinasi yang baik antara pemerintah,

53

M.Z Abidin, Kebijakan Fiskal dan Peningkatan Peran Ekonomi UMKM,

(20)

pengusaha dan lembaga non bisnis serta masyarakat setempat dengan menerapkan strategi agresif yang berbasis pada ekonomi jaringan (kemitraan). Pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah secara keseluruhan dilakukan dengan cara memberi dukungan positif dan nyata terhadap pengembangan sumber daya manusia, teknologi, informasi, akses pendanaan serta pemasaran.54

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan suatu subjek yang penting dalam analisa kebijakan pemerintah Indonesia yang didasari oleh beberapa alasan. Pertama, UMKM di negara manapun memainkan suatu peran yang sangat penting di dalam pembangunan ekonomi. Mereka secara khas memperkerjakan 60 % atau lebih banyak lapangan kerja industri dan menghasilkan sampai separuh output. UMKM merupakan suatu komponen penting dalam proses industrialisasi yang lebih luas. Kedua, UMKM merupakan suatu sarana untuk mempromosikan bisnis pribumi dan sebagai alat redistribusi aset secara etnik. Lebih umum lagi, ada suatu pemisahan antara standar pendekatan ahli ekonomi terhadap intervensi kebijakan, yang menekankan solusi orientasi pasar sebagai kunci pembangunan ekonomi yang cepat.55

Dari perspektif dunia, diakui bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mempunyai suatu peran yang sangat vital didalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara yang sedang berkembang, seperti Indonesia, tetapi juga di negara-negara maju, seperti Jepang, Amerika

54 Abdullah Abidin, Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Sebagai

Kekuatan Strategis Dalam Mempercepat Pembangunan Daerah,

http://langgudubima.blogspot.com/2009/06/pengembangan-usaha-mikro-kecil-dan.html. diakses tanggal 10 November 2016

55 Diswandi, Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di

(21)

Serikat, dan negara-negara di Eropa. Di Indonesia, sudah sering dinyatakan dalam banyak seminar dan lokakarya, dan juga banyak dibahas di media-media massa bahwa UMKM di Indonesia sangat penting, terutama sebagai sumber pertumbuhan kesempatan kerja atau pendapatan. Pernyataan tersebut tentu tidak tanpa alasan. Fakta menunjukkan bahwa memang kesempatan kerja diciptakan oleh kelompok usaha besar. Oleh karena itu, UMKM sangat diharapakan untuk terus bisa berperan secara optimal dalam upaya menanggulangi pengangguran yang jumlahnya cenderung meningkat terus setiap tahunnya. Dengan banyak menyerap tenaga kerja berarti UMKM juga mempunyai peran strategis dalam upaya pemerintah selama ini dalam memerangi kemiskinan di dalam negeri.

Di dalam literatur diakui secara luas bahwa negara sedang berkembang (NSB), UMKM sangat penting karena karakteristik-karakteristik utama mereka yang berbeda dengan usaha besar (UB), yaknin sebagai berikut: 56

1. Jumlah perusahaan sangat banyak (jauh melebihi jumlah UB), terutama dari kategori usaha mikro (UMI) dan usaha kecil (UK). Berbeda dengan UB dan UM (usaha menengah), UMI dan UK tersebar di seluruh pelosok pedesaan, termasuk di wilayah-wilayah yang relatif terisolasi. Oleh karena itu, kelompok usaha ini mempunyai suatu signifikan “lokal” yang khusus untuk ekonomi pedesaan. Dalam kata lain, kemajuan pembangunan ekonomi pedesaan sangat ditentukan oleh kemajuan pembangunan UMKM-nya.

56 Ciri-ciri dari UKM, khususnya di NSB, dibahas secara ekstensif di,misalnya,

(22)

2. Karena sangat padat karya, berarti mempunyai suatu potensi pertumbuhan kesempatan kerja yang sangat besar, pertumbuhan UMKM dapat dimasukkan sebagai suatu elemen penting dari kebijakan-kebijakan nasional untuk meningkatkan kesempatan kerja dan menciptakan pendapatan, terutama bagi masyarakat miskin. Hal ini juga yang bisa menjelaskan kenapa pertumbuhan UMKM menjadi sangat penting di pedesaan di NSB, terutama di daerah-daerah di mana sektor pertanian mengalami stagnasi atau sudah tidak mampu lagi menyerap pertumbuhan tahunan dari penawaran tenaga kerja di pedesaan.

3. Tidak hanya mayoritas dari UMKM, terutama UMI, di NSB berlokasi di pedesaan, kegiatan-kegiatan produksi dari kelompok usaha ini juga pada umumnya berbasis pertanian. Oleh karena itu, upaya-upaya pemerintah mendukung UMKM sekaligus juga merupakan suatu cara tak langsung, tetapi efektif untuk mendukung pembangunan dan pertumbuhan produksi di sektor pertanian.

(23)

di dalam sebuah negara), tetapi modal serta sumber daya manusia (SDM) atau tenaga kerja berpendidikan tinggi yang sangat terbatas. 5. Banyak UMKM bisa tumbuh pesat. Bahkan, banyak UMKM bisa

bertahan pada saat ekonomi Indonesia dilanda suatu krisis besar pada tahun 1997/98. Oleh sebab itu, kelompok usaha ini dianggap sebagai perusahaan-perusahaan yang memiliki fungsi sebagai basis bagi perkembangan usaha lebih besar. Misalnya UMI bisa menjadi landasan bagi pengembangan UK, sedangkan UK bagi UM, dan UM bagi UB. 6. Walaupun pada umumnya masyarakat pedesaan miskin, banyak bukti

yang menunjukkan bahwa orang-orang desa yang miskin bisa menabung dan mereka mau mengambil resiko dengan melakukan investasi. Dalam hal ini, UMKM bisa menjadi suatu titik permulaan bagi mobilisasi tabungan/investasi di pedesaan; sementara, pada waktu yang sama, kelompok usaha ini dapat berfungsi sebagai tempat pengujian dan peningkatan kemampuan berwirausaha dari orang-orang desa.

(24)

peran penting lainnya, sebagai suatu alat untuk mengalokasikan tabungan-tabungan pedesaan, yang kalau tidak, akan digunakan untuk maksud-maksud yang tidak produktif.

8. Walaupun banyak barang yang diproduksi oleh UMKM juga untuk masyarakat kelas menengah dan atas (untuk yang terakhir ini proporsinya lebih kecil), terbukti secara umum bahwa pasar utama bagi UMKM adalah untuk barang-barang konsumsi sederahana, mebel dari kayu, bambu, dan rotan, barang-barang lainnya dari kayu, alas kaki, dan alat-alat dapur dari aluminium dan plastik.

9. Sebagai bagian dari dinamikanya, banyak juga UMKM (khususnya UK dan UM) yang mampu meningkatkan produktivitasnya lewat investasi dan perubahan teknologi; walaupun negara berbeda mungkin punya pengalaman berbeda dalam hal ini, tergantung pada banyak faktor. Faktor-faktor tersebut bisa termasuk tingkat pembangunan ekonomi pada umumnya dan pembangunan sektor terkait pada khususnya; akses ke faktor-faktor penentu produktivitas paling penting, khususnya modal, teknologi, atau pengetahuan dan sumber daya manusia (SDM); dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah yang mendukung keterkaitan-keterkaitan produksi antara UMKM dan UB, termasuk dengan perusahaan-perusahaan asing/berbasis penanaman modal asing).57

57

(25)

10. Seperti sering dikatakan di dalam literatur, satu keunggulan dari UMKM adalah tingkat fleksibilitasnya yang tinggi, relatif terhadap pesaingnya (UB). Dalam Berry dkk. (2001), kelompok usaha ini dilihat sangat penting di industri-industri yang tidak stabil atau ekonomi-ekonomi yang menghadapi perubahan-perubahan kondisi pasar yang cepat, seperti krisis ekonomi 1997/98 yang dialami oleh beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.58

Oleh karena itu, dengan menyadari betapa pentingnya UMKM (paling tidak secara potensial) seperti yang diuraikan di atas tersebut, tidak heran kenapa pemerintah-pemerintah di hampir semua negara sedang berkembang (termasuk Indonesia) sudah sejak lama mempunyai berbagai macam program, dengan skim-skim kredit bersubsidi sebagai komponen terpenting, untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan UMKM. Tidak hanya itu, lembaga-lembaga internasional pun, seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB), dan Organisasi Dunia untuk Industri dan Pembangunan (the United Nation Industry and Development Organisation/UNIDO) dan banyak negara donor lewat kerja

sama-kerja sama bilateral juga sangat aktif selama ini dalam upaya-upaya pengembangan (atau capacity building) UMKM di negara sedang berkembang.

58 Ini kelihatan pada saat krisis ekonomi 1997/98, UMKM bisa menghadapinya lebih baik

(26)

D. Pengaturan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia

Pengaturan UMKM sangat erat kaitannya dengan peraturan perundang-undangan nasional dan internasional. Undang-Undang yang pertama kali dibuat pemerintah mengenai UMKM adalah Undang-Undang No.9 Tahun 1995 tentang “Usaha Kecil”. Undang-Undang ini lahir dengan didampingi undang-undang yang mendukungnya yaitu Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang “Perindustrian”, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang “Perkoperasian”, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang “Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang “ Penanaman Modal Dalam Negeri”. Semua undang tersebut menjadi acuan dibentuknya undang-undang usaha kecil. Pengaturan perundang-undang-undang-undangan perdagangan internasional yang berkaitan dengan usaha kecil yaitu aturan penanaman mengenai perdagangan barang ekspor-impor yaitu TRIM yang tercantum dalam WTO yang merupakan tindakan lanjut GATT 1994.

Segala pengaturan yang ada kaitannya dengan usaha kecil tersebut adalah pengaturan yang ikut mendukung terbentuknya undang-undang usaha kecil yang saat ini dikenal dengan UMKM.59 Dengan berkembangnya sistem perekonomian di Indonesia, Undang-Undang usaha kecil mengalami perubahan, yang dimana substansi dari undang-undang tersebut banyak mengalami perubahan. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang “Usaha Kecil” telah di ubah menjadi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang “Usaha Mikro Kecil dan Menengah”.

59 Jeane Nelte Saly, Usaha Kecil, Penanaman Modal Asing Dalam Perspektif

Perdagangan Internasional,(Jakarta : Penerbit Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia

(27)

Dalam undang-undang yang baru ini berisi aturan mengenai : 1. Landasan, Asas, dan Tujuan

2. Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan 3. Kriteria

4. Penumbuhan Iklim Usaha 5. Pengembangan Usaha 6. Pembiayaan dan Penjaminan 7. Kemitraan

8. Koordinasi dan Pengendalian Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

9. Sanksi Administratif dan Ketentuan Pidana

a. Landasan, Asas dan Tujuan

(28)

kesatuan ekonomi nasional. Dan semua asas itu ada dalam bab II, Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008.

b. Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan

Pemberdayaan usaha kecil dilakukan untuk menumbuhkan sikap kemandirian, kebersamaan dan kewirausahaan UMKM agar dapat berkarya dengan prakarsa sendiri. Selain itu dapat juga mewujudkan kebijakan publik yang transparan, akuntabel dan berkeadilan, dan melakukan pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi dalam UMKM tersebut sehingga dapat melakukan peningkatan daya saing yang berorientasi tinggi.

Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan UMKM ada dalam Bab II, Pasal 4 dan Pasal 5. c. Kriteria-Kriteria UMKM

(29)

Kecil Menengah, kegiatan ekonomi rakyat ini memiliki kekayaan bersih berkisar 50 juta-200 juta dengan omzet penjualan sebesar Rp 1 milyar, namun pada UU No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah, usaha ini memiliki kekayaan bersih berkisar Rp 50 juta-Rp 500 juta dengan penjualan tahunan berkisar Rp 300-Rp 2,5 milyar.

d. Penumbuhan Iklim Usaha

Penumbuhan iklim usaha dituangkan dalam Pasal 7 UU Nomor 20 Tahun 2008. Penumbuhan iklim usaha bagi kegiatan UMKM tersebut harus disertai dengan bantuan pemerintah setempat. Bantuan tersebut dapat berupa pendanaan, sarana dan prasarana, informasi usaha, kemitraan, perizinan, kesempatan berusaha, promosi dagang, dukungan kelembagaan. Hal-hal tersebut dapat dilaksanakan jika masyarakat mendukung program-program yang telah ditetapkan pemerintah setempat demi terciptanya usaha-usaha baru yan berbasis UMKM. Dengan berkembangnya iklim usaha tersebut membuat banyaknya lapangan pekerjaan bagi masyarakat terutama bagi masyarakat yang memiliki latar belakang pendidikan rendah.

e. Pendanaan dan Pembiayaan UMKM

(30)

UMKM yang ada pasti akan mudah untuk melakukan inovasi-inovasi yang baru terhadap produk-produk UMKM yang ada.

Pembiayaan UMKM dijelaskan dalam Pasal 21 dan Pasal 22 UU No.20 Tahun 2008 dimana peran pemerintah, BUMN, Usaha Besar dapat memiliki inisiatif terhadap pemberian kredit atau mengalokasikan dana khusus untuk membesarkan pengusaha UMKM sendiri.

f. Sarana dan Prasarana Serta Informasi UMKM

Pasal 8 UU UMKM menjelaskan kegiatan pemberian sarana dan prasarana dalam UMKM memaksudkan adanya pemberihan kemudahan terhadap para pengusaha UMKM dalam keringanan tarif prasarana tertentu sesuai dengan peraturan daerah setempat. Aspek informasi UMKM dapat dilihat dari Pasal 10 yang menjelaskan untuk membantu para pihak yang di dalam UMKM memperoleh informasi dalam mengembangkan usahanya dan memperoleh informasi dalam kemudahan mencari dana tambahan.

g. Aspek Perizinan UMKM

(31)

h. Kesempatan Berusaha UMKM

Pasal 13 UU UMKM, aspek kesempatan berusaha ini dilakukan dengan tujuan untuk memberdayakan UMKM tersebut dengan cara pemberian lokasi yang layak, menetapkan alokasi, mencadangkan bidang dan jenis kegiatan usaha untuk lebih mudah dikembangkan dan juga untuk melindungi usaha tertentu yang dianggap baik untuk dikembangkan oleh UMKM. Hal ini juga jelas lebih menguntungkan produk yang dihasilkan oleh UMKM melalui pengadaan secara langsung dan memberikan bantuan konsultasi hukum dan pembelaan bagi para pengusaha UMKM jika mengalami permasalahan.

i. Aspek Promosi dan Pemasaran UMKM

(32)

j. Aspek Dukungan Kelembagaan UMKM

Pasal 15 UU UMKM memaparkan aspek dukungan kelembagaan UMKM terdiri atas :

a. Inkubator Bisnis

b. Lembaga Layanan Pengembangan Usaha c. Konsultan Keuangan Mitra Bank

k. Aspek Pengembangan UMKM

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah berperan dalam mengembangkan UMKM yang sesuai dengan Pasal 16 UU UMKM dimana fungsi dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah yaitu memfasilitasi UMKM dalam bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, desain dan teknologi. Selain pemerintah, masyarakat dan dunia usaha juga memiliki peranan yang penting untuk mengembangkan UMKM agar mampu bersaing dengan produk-produk luar yang masuk ke Indonesia.

l. Aspek Pengembangan Sumber Daya Manusia UMKM

Pasal 19 UU UMKM pengembangan SDM UMKM dapat dilakukan dengan meningkatkan ketrampilan secara teknik kepada para pengusaha dan memperkenalkan dunia UMKM kepada SDM melalui program-program ketrampilan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah.

m.Aspek Perjanjian, Kemitraan dan Pola Kemitraan

(33)

n. Saksi Administrasi dan Ketentuan Pidana

Referensi

Dokumen terkait

Data kubikal yang menyimpan data utuk memetakan pergerakan revolusi sosial dunia Data kubikal ini akan dilakukan analisa, mencaup drilling data generalisasi,

Hasil perencanaan ini telah memberikan layanan yang sangat baik untuk user dan pelanggan.Setelah diketahui jumlah antena pRRU yang digunakan, panjang kabel, tata

Pada komposisi yang mengandung lebih banyak limbah cair aren menghasilkan produksi biogas dan kadar metan yang rendah, karena komposisi limbah cair aren masih

mengoptimalkan proses transaksi penjualan maupun dalam penyajian informasi yang dibutuhkan secara internal, seperti laporan penjualan dengan menggunakan sistem

3 Menurut saya, selain dikaitkan dengan harga yang murah, Smartfren Andromax juga dikaitkan dengan kemudahan menemukan outlet. Brand

Permasalahan pelaksanaan pencegahan luka tekan yang belum dilakukan dengan maksimal perlu diselesaikan, sehingga penting dilakukan penelitian untuk mengkaji anteseden

menentukan tujuan, menentukan langkah belajar yang tepat, mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam proses belajarnya, memahami kekuatan dan kekurangan diri, dapat memfokuskan

Salah satu jenis buah-buahan yang mudah rusak adalah Waluh ( Cucurbita ), oleh karena itu pemanfaatan buah waluh menjadi keripik waluh merupakan salah satu alternatif produk olahan