BAB II
KERANGKA TEORI
2.1Stakeholders
2.1.1 DefinisiStakeholders
Secara umum pengertian stakeholders adalah individu,sekelompok manusia,komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan.
Stakeholders ditandai dengan adanya kekuasaan,legitimasi,dan kepentingan
terhadap perusahaan. Stakeholders menjadi bagian dalam kehidupan dunia bisnis,perusahaan dan organisasi .
Terminologi stakeholders sudah sangat populer dan telah digunakan oleh banyak pihak dalam hubungannya dengan berbagai disiplin ilmu,misalnya manajemen bisnis,ilmu komunikasi,pengelolaan sumber daya alam,sosiologi,hukum dan lain sebagainya.Lembaga public juga telah menggunakan secara luas istilah stakeholders ini ke dalam proses-proses pengambilan dan implementasi keputusannya.Secara sederhana stakeholders sering dinyatakan sebagai para pihak,lintas pelaku,atau pihak-pihak yang terkait dengan suatu isu,kepentingan dan atau rencana tertentu.(Isa dan Busyra,2008:73)
“setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan.”Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Freeman dapat dipahami bahwa stakeholder merupakan kelompok ataupun individu yang dapat mempengaruhi atau sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan,sehingga secara eksplisit disimpulkan bahwa stakeholders dapat mempengaruhi kelangsungan hidup (going corncern) perusahaan.
2.1.2 Ruang lingkup Stakeholders
Henriques (1999:89) mengemukakan beberapa ruang lingkup
stakeholders,yaitu :
1. Pemerintah (Governmental),yaitu pemerintah dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah menjadi aspek penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.
2. Kelompok masyarakat (Community), kelompok masyarakat harus diperhatikan, karena kelompok masyarakat adalah elemen konsumen yang akan mengkonsumsi hasil produksi dari perusahaan.
4. Media massa (Mass Media) dalam lingkungan bisnis saat ini memiliki peran yang sangat dominan dalam membentuk opini masyarakat terhadap suatu aktifitas perusahaan.Media menyediakan informasi bagi perusahaan dan dapat pula sebagai alat publikasi dan sosialisasi yang digunakan oleh perusahaan untuk dapat membangun kepercayaan (image) publik tentang aktifitas-aktifitas sosial yang dijalankan perusahaan.
Kasali dalam Wibisono (2007 : 90) membagi stakeholders menjadi sebagai berikut:
1. Stakeholders Internal dan stakeholders eksternal.Stakeholders
internal adalah stakeholders yang berada di dalam lingkungan organisasi. Misalnya karyawan, manajer dan pemegang saham
(shareholder). Sedangkan stakeholders eksternal adalah
stakeholders yang berada di luar lingkungan organisasi, seperti
penyalur atau pemasok, konsumen atau pelanggan, masyarakat, pemerintah, pers, kelompok social responsible investor, licensing
partner dan lain-lain.
2. Stakeholders primer, sekunder dan marjinal. Tidak semua elemen
dalam stakeholders perlu diperhatikan. Perusahaan perlu menyusun skala prioritas. Stakeholders yang paling penting disebut
stakeholders primer, stakeholders yang kurang penting disebut
stakeholders marjinal. Urutan prioritas ini berbeda bagi setiap perusahaan meskipun produk atau jasanya sama. Urutan ini juga bisa berubah dari waktu ke waktu.
3. Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan. Karyawan
dan konsumen dapat disebut sebagai stakeholders tradisional, karena saat ini sudah berhubungan dengan organisasi. Sedangkan
stakeholders masa depan adalah stakeholders pada masa yang akan
datang diperkirakan akan memberikan pengaruhnya pada organisasi seperti mahasiswa, peneliti dan konsumen potensial.
4. Proponents, opponents, dan uncommitted. Diantara stakeholders
ada kelompok yang memihak organisasi (proponents), menentang organisasi (opponents) dan ada yang tidak peduli atau abai
(uncommitted). Organisasi perlu mengenal stakeholders yang
berbeda-beda ini agar dapat melihat permasalahan, menyusun rencana dan strategi untuk melakukan tindakan yang proposional.
5. Silent majority dan vokal minority. Dilihat dari aktivitas
stakeholders dalam melakukan komplain atau mendukung
2.2Public Relations (PR)
2.2.1 Definisi Public Relations(PR)
Public Relations(PR)menyangkut kepentingan setiap organisasi,baik
organisasi yang bersifat komersial maupun yang non-komersial. Public
Relations(PR)termasuk kedalam fungsi manajemen yang berarti Public
Relations(PR) tersebut melekat pada manajemen dan pada proses kerjanya adalah
membantu mengkomunikasikan perusahaan dengan masyrakat sekitarnya.Roberto Simoes dalam Maria Assumpta (2002: 7) menyimpulkan “Apa Public
Relations(PR) itu sebenarnya ?”
a. Public Relations(PR) merupakan proses interaksi.Public
Relations(PR) menciptakan opini publik sebagai input yang
menguntungkan kedua belah pihak.
b. Public Relations(PR) adalah fungsi manajemen.Public
Relations(PR)menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik
antara lembaga atau organisasi dengan publiknya,baik internal maupun eksternal.Hal ini merupakan unsur yang sangat penting dalam manajemen dalam pencapaian tujuan organisasinya.
c. Public Relations(PR) merupakan aktivitas di berbagai bidang ilmu
(Public relations adalah multidisiplin ilmu).Public
Relations(PR)menanamkan pengertian,menumbuhkan motivasi dan
goodwill,kepercayaan,saling adanya pengertian,dan citra yang baik dari publiknya.
d. Public Relations(PR)merupakan profesi profesional dalam
bidangnya. Juga, Public Relations(PR) merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat dan dengan secara terus menerus.Public Relations(PR) merupakan kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan.
e. Public Relations(PR)merupakan penggabungan berbagai
ilmu.Public Relations(PR) merupakan penerapan kebijaksanaan dan pelaksanaannya melalui interpretasi yang peka atas berbagai peristiwa.
Definisi lain yang diberikan oleh International Public Relations
Association (IPRA) adalah : “Public Relations is a management function,of a
continuing and planned character,through which public and private organizations
and institutions seek to win and relain the under-standing,sympathy,and support
of those with whom there are or may be concerned by evaluating public opinion
about themselves,in order to correlate, as far as possible their own policies and
procedures, to achieve by planned and widespread information more productive
coorporation and more efficient fulfillment of their common interest.”
Dari definisi tersebut dapat diterjemahkan sebagai Public
Relations(PR)merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan
organisasi-organisasi,lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya untuk memperoleh dan membina saling pengertian,simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungannya dan diduga akan ada kaitannya,dengan cara menilai opini publik diantara mereka,dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan,guna mencapai kerja sama yang lebih produktif,dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien dengan informasi dan kegiatan yang terencana dan tersebar luas.
2.2.2 Tugas Public Relations (PR)
Maria Assumpta (2002:39) Lima pokok tugas Public Relations (PR)sehari-hari sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi secara lisan,tertulis,melalui gambar (visual) kepada publik,supaya publik mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan,tujuan serta kegiatan yang dilakukan.Itu disesuaikan dengan kebutuhan,keinginan,dan harapan publik internal atau eksternal dan memperhatikan,mengolah ,mengintegrasikan pengaruh lingkungan yang masuk demi perbaikan dan perkembangan organisasi.
apabila kita tidak saling mengganggu,perlu diajak berunding,demi kebaikan semua pihak tak ada yang dirugikan. Sebagai contoh,lingkungan tidak diganggu dengan suara yang membuat lingkungan menjadi kurang merasa tenang. Mengapa bagi Public
Relations(PR)lingkungan tersebut perlu mendapatkan perhatian
?Karena, perubahan lingkungan itu terjadi sangat cepat. Ini berarti bahwa organisasi harus mengantisipasi perubahan lingkungan yang terjadi dan berpengaruh terhadap produk atau jasa organisasi maupun kebutuhan yang perlu dipenuhi.
3. Memperbaiki citra organisasi. Bagi Public
Relations(PR),menyadari citra yang baik tidak hanya terletak pada
mendapat kepercayaan adalah citra dari kenyataan identitas organisasi.
4. Tanggung jawab sosial. Public Relations(PR)merupakan instrumen untuk bertanggung jawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung jawab tersebut. Terutama kelompok publik sendiri,publik internal,dan pers. Penting diusahakan bahwa seluruh organisasi bersikap terbuka dan jujur terhadap semua kelompok atau publik yang ada hubungannya dan memerlukan informasi. Itulah mentalitas dan budaya mereka atau organisasi,apabila mau mendapat kepercayaan publik,dan masyarakat pada umumnya. Suatu organisasi mempunyai kewajiban adanya usaha untuk pelayanan sosial yang harus menjadi tanggung jawab.
5. Komunikasi . Public Relations(PR)mempunyai bentuk komunikasi yang khusus, komunikasi timbal balik,maka,pengetahuan komunikasi menjadi modalnya. Dalam fungsinya, komunikasi itu sentral. Perlu juga untuk dimiliki pengetahuan manajemen dan kepemimpinan,struktur organisasi. Tugas Public
Relations(PR)dalam komunikasi adalah sebagai perantara
komunikasi antara organisasi dan masyarakat atau publiknya.
Public Relations(PR) itu mendengarkan,memperhatikan,menghargai,
organisasi dan masyarakat sekitarnya. Tugas Public Relations(PR) tersebut,pada gilirannya akan memberikan manfaat terhadap organisasi. Prestise atau citra yang baik,misalnya akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi organisasi,bahkan citra dan reputasi ini sering disebut sebagai aset terbesar perusahaan. Karena itu reputasi mendapat perhatian yang sangat besar,dan manajemen reputasi merupakan salah satu bagian dari kegiatan Public
Relations(PR) yang penting. Untuk mempertahankan dan meningkatkan citra dan
reputasi yang baik suatu organisasi atau perusahaan dapat dilakukan salah satunya dengan cara melaksanakan program Corporate Social Responsibility(CSR).
2.2.3 Fungsi Public Relations (PR)
Fungsi Public Relations(PR)pada dasarnya adalah untuk memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya namun tujuan tersebut harus memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang pada akhirnya dapat diterima dan menguntungkan semua pihak. .
Fungsi Public Relations(PR) menurut Cutlip, Center, & Broom dalam Prayudi, (2007 : 4) :
1. Menunjang aktivitas utama manajemen untuk mencapai tujuan bersama.
3. Mengidentifikasikan opini, presepsi dan tanggapan publik terhadap organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya.
4. Melayani keinginan publik organisai dalam memberikan saran kepada pihak manajeman demi tercapainya tujuan dan manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah dan mengatur arus informasi, publikasi, serta pesan dari organisasi kepada publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif dari kedua belah pihak.
2.3Corporate Social Responsibility (CSR)
2.3.1 Definisi Corporate Social responsibility (CSR)
Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) oleh perusahaan tidak lagi dianggap beban yang harus ditanggung oleh perusahaan. Banyak perusahaan telah menjalankan tanggung jawab sosialnya bukan karena diwajibkan oleh hukum yang berlaku (Undang-Undang no 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas), tetapi juga karena secara sosial masyarakat lebih mendukung perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosial. Undang-undang ini berisi ketentuan bagi perseroan yang menjalan kan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
dan memberikan konstribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat atau masyarakat luas.Corporate Social Responsibility (CSR)merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungannya bagi kepedulian sosial maupun tanggung jawab lingkungan dengan tidak mengabaikan kemampuan dari perusahaan,Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep bahwa perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen,karyawan,pemegang saham,komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) akan berdampak pada kesinambungan dari perusahaan tersebut.
Pengertian lain diungkapkan oleh Suhandari dalam Hendrik Budi Untung (2008:1) yang mengemukakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitik beratkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis,sosial,dan lingkungan.
Mu’man Nuryana dalam Isa dan Busyra (2008:36) mendefinisikan
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah pendekatan dimana
perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelawanan dan kemitraan.
woeking with employees and their repsesentatives,the local community and
society at large to improve quality of life,in ways that are both good for business
and good for development.” Yang dapat diartikan dengan Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah janji bisnis untuk menyumbang pembangunan
ekonomi yang berkesinambungan bersama dengan karyawan dan perwakilan mereka,komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan kualitas kehidupan,yang saling menguntungkan untuk bisnis dan pembangunan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Corporate
Social Responsibility (CSR) adalah sebuah konsep komitmen perusahaan untuk
melaksanakan kewajiban sosial dan lingkungannya untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan sebagai tanggung jawab terhadap
stakeholders atau pemangku kepentingan di tempat di mana perusahaan
melakukan aktivitasnya.
2.3.2 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)
Terdapat manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan, baik bagi perusahaan sendiri, bagi masyarakat, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya. Wibisono (2007: 99) menguraikan manfaat yang akan diterima dari pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR), diantaranya:
1. Bagi Perusahaan. Terdapat empat manfaat yang diperoleh perusahaan dengan mengimplementasikan Corporate Social
tumbuh dan berkelanjutan dan perusahaan mendapatkan citra yang positif dari masyarakat luas. Kedua, perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap modal (capital). Ketiga, perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia (human resources) yang berkualitas. Keempat, perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis (critical decision
making) dan mempermudah pengelolaan manajemen risiko (risk
management).
2. Bagi masyarakat, praktik Corporate Social Responsibility (CSR) yang baik akan meningkatkan nilai-tambah adanya perusahaan di suatu daerah karena akan menyerap tenaga kerja, meningkatkan kualitas sosial di daerah tersebut. Pekerja lokal yang diserap akan mendapatkan perlindungan akan hak-haknya sebagai pekerja. Jika terdapat masyarakat adat atau masyarakat lokal, praktek Corporate
Social Responsibility (CSR) akan mengharagai keberadaan tradisi
dan budaya lokal tersebut.
3. Bagi lingkungan, praktik Corporate Social Responsibility (CSR) akan mencegah eksploitasi berlebihan atas sumber daya alam, menjaga kualitas lingkungan dengan menekan tingkat polusi dan justru perusahaan terlibat mempengaruhi lingkungannnya.
malpraktik bisnis seperti penyuapan pada aparat negara atau aparat hukum yang memicu tingginya korupsi. Selain itu, negara akan menikmati pendapatan dari pajak yang wajar (yang tidak digelapkan) oleh perusahaan.
Manfaat lain Corporate Social Responsibility (CSR) bagi perusahaan diungkapkan Suhandari dalam Hendrik (2008:6) yaitu :
1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan.
2. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial 3. Mereduksi risiko bisnis perusahaan
4. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha 5. Membuka peluang pasar yang lebih luas
6. Mereduksi biaya,misalnya terkait dampak pembuangan limbah. 7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders
8. Memperbaiki hubungan dengan regulator
9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. 10.Peluang mendapatkan penghargaan.
2.3.3 Jenis-jenis Program Corporate Social Responsibility (CSR)
perusahaan sangat bergantung kepada keenam jenis program tersebut adalah sebagai berikut :
1. Cause Promotion, salah satu bentuk Corporate Social Responsibility
(CSR)yang dilakukan perusahaan untuk menanggapi isu-isu yang sedang beredar, dimana perusahaan membuat suatu program agar masyarakat dapat ikut berpatisipasi/peduli terhadap isu tersebut. Dalam program ini, perusahaan menyediakan dana atau sumber daya lainnya yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu masalah sosial atau untuk mendukung pengumpulan dana, partisipasi dari masyarakat, atau perekrutan tenaga sukarela untuk suatu kegiatan tertentu.
2. Cause Related Marketing, adalah ketika konsumen membeli produk
3. Corporate Social Marketing, ketika perusahaan mentargetkan mengubah perilaku masyarakat terhadap isu tertentu dari yang kurang baik menjadi baik.Dalam program ini, perusahaan mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik, menjaga kelestaria dan lingkungan hidup, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4. Corporate Philanthropy, adalah bentuk Corporate Social
Responsibility (CSR)dimana perusahaan memberikan bantuan
langsung secara dana ataupun jasa kepada lembaga/kelompok yang membutuhkan.Dalam program ini, perusahaan memberikan sumbangan langsung dalam bentuk derma untuk kalangan masyarakat tertentu. Sumbangan tersebut biasanya berbentuk pemberian uang secara tunai, paket bantuan, atau pelayanan secara cuma – cuma. Corporate Philanthropy biasanya berkaitan dengan berbagai kegiatan sosial yang dilaksanakan perusahaan, antara lain sebagai berikut:
a) Program dalam bentuk sumbangan tunai. b) Program dalam bentuk hibah
c) Program dalam bentuk penyediaan beasiswa d) Program dalam bentuk pemberian produk
f) Program dalam bentuk penyediaan keahlian teknis oleh karyawan perusahaan secara cuma-cuma.
g) Program mengizinkan penggunaan fasilitas dan saluran distribusi yang dimiliki perusahaan untuk digunakan bagi kegiatan sosial.
h) Program yang dilakukan perusahaan dengan cara menawarkan penggunaan peralatan yang dimiliki oleh perusahaan
5. Corporate Volunteering, adalah ketika perusahaan mengikutsertakan
secara langsung karyawan perusahaannya untuk mengikuti
Corporate Social Responsibility (CSR) pada jam kerja.Dalam
program ini, perusahaan mendukung serta mendorong para karyawan, para pemegang franchise atau rekan pedagang eceran untuk menyisihkan waktu mereka secara sukarela guna membantu organisasi - organisasi masyarakat lokal maupun masyarakat yang menjadi sasaran program.
6. Social Responsibility Business Practice, adalah ketika perusahaan
mendukung kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memelihara lingkungan hidup.Komunitas dalam hal ini mencakup karyawan perusahaan, pemasok, distributor, serta organisasi-organisasi nirlaba yang menjadi mitra perusahaan serta masyarakat secara umum. Sedangkan yang dimaksud dengan kesejahteraan mencakup di dalamnya aspek-aspek kesehatan, keselamatan, serta pemenuhan kebutuhan psikologis dan emosional.
2.4Citra
2.4.1 Definisi Citra
atau lambat untuk membentuk suatu opini publik yang lebih luas, yang sering dinamakan citra (image).
Pengertian citra yang lain diungkapkan oleh Elvinaro Ardianto (2012: 62) adalah perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan, organisasi, atau lembaga; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang, atau organisasi.Dari definisi ini, dapat disimpulkan bahwa citra adalah penilaian, anggapan, impresi dan gambaran yang timbul dan datang dari masyarakat baik bersifat baik atau buruk akan suatu lembaga, organisasi, perusahaan, dan produk suatu barang atau jasa.
Dari pengertian yang ada dapat simpulkan bahwa citra merupakan gambaran, presepsi, kesan yang dimiliki atau berasal dari setiap individu dalam menilai objek maupun subjek yang ada berdasarkan penilaian mereka masing-masing terhadap seseorang, suatu lembaga, perusahaan, produk, maupun instansi lainnya. Dimana pandangan seseorang terhadap citra dipengaruhi oleh kenyataan yang ada mapun tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
2.4.2 Jenis-Jenis Citra
Ada beberapa macam citra yang dikenal dalam aktivitas antara perusahaan dengan masyarakat.Menurut Frank Jefkins, dalam Ruslan (2012 :77) ada beberapa jenis citra:
1. Citra cermin/bayangan (mirror image)
orang luar. Citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang mengenai pandangan luar,terhadap organisasinya.Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi (biasanya adalah pemimpinnya)mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya.
2. Citra kini (current image)
Citra kini atau citra yang berlaku yaitu citra merupakan kesan yang baik diperoleh dari orang lain tentang perusahaan atau organisasi maupun hal lain yang berkaitan dengan produknya.Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya 3. Citra keinginan (wish image)
Citra keinginan atau citra yang diharapkan yaitu citra seperti apa yang ingin dan dicapai oleh pihak management terhadap lembaga atau perusahaan, maupun produk yang ditampilakan tersebut lebih dikenal (good awareness), menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif diberikan (take
and give).
4. Citra perusahaan (corporate image)
citra dari suatu organisasi secara keseluruhan,jadi bukan hanya sekedar citra atas produknya ataupun pelayanannya.
5. Citra yang berlapis (multiple image)
Yaitu sejumlah individu, kantor cabang atau perwakilan perusahaan lainnya dapat membentuk citra tertentu yang belum tentu sesuai dengan keseragaman citra seluruh organisasi atau perusahaan.Ditandai dengan adanya bermacam-macam citra dari publiknya terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh mereka yang mewakili organisasi kita dengan tingkah laku yang berbeda-beda atau tidak seirama dengan tujuan atau asas organisasi. 6. Citra penampilan (performance image)
Citra Penampilan yaitu citra ditunjukan kepada subjeknya, bagaimana kinerja atau penampilan diri (performance image) para professional pada perusahaan bersangkutan.
2.4.3 Definisi Citra Perusahaan
Para pemilik perusahaan menyadari bahwa dalam jangka panjang citra perusahaan yang baik dapat membawa banyak mafaat dan keuntungan bagi perusahaa itu sendiri. Manfaat itu sendiri dapat dinikmati oleh perusahaan baik pada saat perusahaannya mengalami masa jaya maupun pada saat menghadapi berbagai macam kritis.
sebanyak orang memandangnya dan menilainnya. Citra perusahaan datang dari para pelanggan, pesaing, distributor, dll yang mempunyai pandangan terhadap citra perusahaan. Citra perusahaan yang positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dan dalam jangka panjang.
Dari sudut pandang yang berbeda, Bill Canton dalam Soemirat (2004:111) mengatakan “ image : the impression, the feeling, the conception which the public has of a company ; a consciously created impression of an object, person or
organization” (citra adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap
perusahaan, kesan yang dengan sengaja diciptakan suatu objek, orang atau organisasi).Citra memang sengaja perlu diciptakan terutama citra yang bersifat positif. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra perusahaan antara lain:
a) Sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang b) Keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya c) Keberhasilan ekspor
d) Hubungan industri yang baik
e) Reputasi sebagai pencipta lapangan pekerjaan dalam jumlah besar f) Kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial
g) Komitmen mengadakan riset
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa citra sebuah perusahaan sangat dipengaruhi oleh persepsi dan juga anggapan masyarakat mengenai perusahaan tersebut, sehingga apabila persepsi masyarakat baik maka baik pula citra sebuah perusahaan tersebut.
2.5Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Hasil yang di dapat pada penelitian ini adalah bahwa CSR berpengaruh positif terhadap citra perusahaan tetapi hanya beberapa faktor dalam CSR yang memiliki pengaruh
Tbk). pendidikan,kesehat
kuesioner. 3.CSR berperan
Dari analisis regresi
didapatkan hasil
nyata program CSR
peduli kasih terhadap
citra perusahaan
dengan nilai R²
(koefisien
terhadap Citra dari
PT Indosiar Visual
kebetulan).
Data yang
terkumpul
dianalisis
secara
analitis dan
deskriptif
dengan
regresi linear
sederhana.
2.6Kerangka Konseptual
Berdasarkan Teori-teori yang telah dijelaskan di atas,maka peneliti mengacu pada 2 dari 6 program Corporate Social Responsibility (CSR) ,yakni :
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.7Hipotesis Program CSR
Corporate Philanthropy(X1)
Social Responsibility
Business Practice (X2)
Sugiyono (2007 :70 ),hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang diteliti dan memberikan alur untuk dapat membuktikan masalah yang diteliti.Hipotesis pada penelitian ini adalah :
H0 : Variabel program Corporate Philanthropy(X1),dan Social
Responsibility Business Practice(X2)tidak berpengaruh signifikan
terhadap citra perusahaan PTP Nusantara VI di Kota Jambi.