• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREDIKSI KELANGSUNGAN INTEFRASI UNI EROP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PREDIKSI KELANGSUNGAN INTEFRASI UNI EROP"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA : MUHAMMAD RIZKI FIRZANI MATA KULIAH : POLITIK INTERNASIONAL

DOSEN : DR. PAZLI, M.Si

PREDIKI KELANGSUNGAN INTEGRASI UNI EROPA PASCA KELUARNYA INGGRIS TAHUN 2016

Pendahuluan

Uni Eropa atau European Union merupakan salah satu organisasi regional pertama di dunia. Berawal dari penyatuan masyarakat batu bara dan besi (European Coal and Steel Community) antara Jerman dan Perancis pada tahun 1950. Belajar dari Perang Dunia I dan II, maka Menteri Luar Negeri Prancis disaat itu Robert Schuman ingin membuat komunitas baja dan batu bara dengan mitranya Jerman. Tujuannya penyatuan tersebut adalah untuk mengikat Jerman secara ekonomi dan politik agar tidak terjadi peperangan di Eropa. Selain itu, hal tersebut juga dianggap sangat tepat untuk mengakhiri rivalitas yang terjadi antara Jerman dan Prancis di daratan Eropa. Adapun anggotanya yaitu Jerman, Prancis, Belgia, Belanda, Italia, dan Luxemburg yang ikut meratifikasi Paris Treaty.

Setelah itu, pada tahun 1957-1958 terbentuklah European Economic Community dan European Atomic Energy Community atau yang lebih dikenal dengan Euratom yang merupakan hasil dari Rome Treaty. Dimana setelah pertemuan the Inner Six yang keenam di Messina, menginginkan kerjasama yang berlangsung mengarah kerjasama di bidang ekonomi secara menyeluruh dan kerjasama pengembangan energi secara umum dan energi nuklir secara khusus. Titik fokus dalam penyatuan ekonomi keenam negara tersebut dalam EEC yaitu sebagai berikut:

1. Terbentuknya Custom Unios, dimana terjadinya penghapusan custom duties, import quotas, dan cummon custom tariff dalam perdagangan negara anggota.

2. Membentuk harmonisasi kebijakan nasional negara anggota mengenai barang, jasa, pekerja, dan modal yang dikenal dengan “4 freedom of movement”1.

(2)

Pada tahun 8 April 1965 ECSC, EEC, dan Euratom dilebur menjadi satu yang bernama European Communities (EC). Dimana setelah terbentuknya EC banyak negara di kawasan Eropa ingin mendaftar sebagai anggota dari Komunitas Eropa tersebut, diantaranya Denmark, Irlandia, Inggris pada tahun 1972, meskipun ketiga negara ini ditolak dua kali pada tahun 1961 dan 1967 oleh Prancis dibawah kekuasaan de Gaulle. Pada tahun 1981 Yunani masuk dalam EC dan juga diikuti oleh Spanyol dan Portugal pada tahun 1986. Dengan bergabungnya 6 anggota baru maka EEC berjumlah 12 negara anggota. Dimana EEC menjadi komunitas negara yang memainkan peran penting dalam perekonomian serta perpolitikan internasional.

Pada saat terjadinya resesi ekonomi dunia tahun1980-an merespon perubahaan yang terjadi anggota EC, dengan membentuk proyeksi pasar tunggal dengan penandatanganan The Single European Act (SEA) pada tanggal 28 Februari 1986 serta diratifikasi dan dilaksanakan pada 1987. Pasar tunggal resmi beropasi pada tahun 1993 dengan tujuannya diantara lain:

1. Memperkuat penelitian dan perkembangan teknologi 2. Perkembangan terciptanya integrasi ekonomi dan moneter

3. Pemeliharaan, perlindungan, pelestarian lingkungan hidup dan penggunaan sumber daya alam secara hati-hati dan rasional

4. Memperkuat kohesi ekonomi dan sosial

5. Menyelaraskan kerjasama kebijakan luar negeri melalui kegiatan-kegiatan European Paliement, Commissions, dan di dalam pertemuan-pertemuan para menteri kebijakan luar negeri2.

Seiring dengan peristiwa bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timur, serta keruntuhan Uni Soviet maka anggota EC merespon kejadian tersebut dengan memperat hubungan antar negara anggota dengan mengadakan pertemuan serta perjanjian baru pada tahun 1991 ketika pertemuan Dewan Eropa. Pada akhirnya dari puncak negoisasi lahirnya Maastricht Treaty dengan terciptanya European Union pada 1 November 1993. Adapun pergantian European Community menjadi European Union melahirkan tiga pilar utama dalam kerjasama antara negara anggota. Hasil dari Maastricht Treaty yaitu sebagai berikut:

1. Terbentuknya tiga pilar kerjasama Uni Eropa; Pilar Ekonomi, Pilar Politik, dan Pilar Sosial Hukum

2. Pemberian wewenang lebih kepada Parlemen Eropa untuk ikut memutuskan ketentuan hukum Uni Eropa dengan mekanisme co-decision prosedure.

3. Memperpanjang masa jabatan Komisioner yang sebelumnya 2 tahun menjadi 5 tahun, serta pengangkatannya harus melalui persetujuan Parlemen.

(3)

4. Menambah area kebijakan yang mesti diputuskan dengan mekanisme qualified majority dan tidak lagi unanimity.

5. Adanya konsep Subsidiarity dimana pembeatasan kewenangan institusi Uni Eropa hanya dapat menangani masalah yang berada dalam level regional3.

Dari sejarah terbentuknya Uni Eropa diatas, terlihat bahwa awalnya UE adalah kerjasama antara dua negara di bidang ekonomi. Selain itu, dari bentuk organisasi Uni Eropa adalah oraganisasi regional yang berada di Benua Eropa yang jumlah anggotanya sekarang menjadi 27 negara anggota setelah masuknya Ceko, Estonia, Hongaria, Latvia, Lithuania, Malta, Polandia, Siprus, Slovakia, dan Sloveni yang masuk pada tahun 2002 dan Bulgaria dan dan Romania yang masuk pada tahun 2007. Regional berasal dari bahasa Inggris yaitu region. Menurut Mansbaach, region adalah pengelompokan wilayah yang diindentifikasi dari kedekatan geografis, budaya, perniagaan dan saling ketergantungan ekonomi secara mutualisme, komunikasi, serta berpartisipasi dalam organisasi internasional. Adapun regionalisme yaitu dimana adanya keterikatan negara-negara yang berada dalam kawasan tertentu, baik di bidang ekonomi, sosial dan budaya, serta politik.

Uni Eropa merupakan organisasi regional yang bersifat supranasional yang berada di kawasan Eropa. Jika dilihat dari eksistensi keberadaan Uni Eropa dalam perjalanannya merupakan kerjasama dua negara, bermetamorfosis menjadi kerjasama di bidang ekonomi secara menyeluruh, dilanjutkan dengan kerjasama di bidang energi, hingga timbulah kesadaran dalam berkomunitas yang diciptakannya EC. Setelah terjadi beberapa peristiwa penting di dunia, maka EC berubah arah menjadi European Union. Dimana tercapainya kesepakatan mengenai penyatuan politik, ekonomi, keamanan, serta sosial budaya.

Dalam tulisan ini, penulis akan menggunakan perspektif liberal dengan menggunakan teori integrasi. Untuk mempertajam analisa penelitian, penulis menggunakan konsep funsionalisme dalam teori integrasi. Dimana konsep fungsionalisme berasumsi bahwa terbentuknya sebuah organisasi yang besar berawal dari beberapat unit kerjasama yang saling melengkapi kebutuhan antara beberapa unit tersebut. Setelah terjadinya kepuasan dalam kerjasama dan dapat memenuhi kebutuhan setiap unit tersebut, maka perlunya penigkatan kerjasama dalam beberapa aspek yang lebih luas. David Mitrany pelolpor kensep fungsionalisme memberikan gambaran bahwa penawaran harus sesuai dengan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan dasar umat manusia. Dengan meningkatnya spesialisasi dan pertukaran yang lebih luas dalam barang, jasa, dan

(4)

orang, menyebabkan meningkatnya konsekuensi terhadap permasalahan seperti depresi ekonomi dan wabah4.

Dilihat dari alur lahirnya Uni Eropa tercipta dari keinginan bekerjasama dalam bidang batu bara dan besi hingga penyatuan secara ekonomi, politik, kemanan, serta sosial-budaya. Dalam teori integrasi yaitu penyatuan suatu kawasan mempunyai dua sifat yaitu yang bersifat Intergovermentalism dan Supranationalism. Dimana Uni Eropa mempunyai sifat supranasionalisme yaitu penyatuan kedaulatan dari negara anggota kepada kesatuan kedaulatan yang bersifat kolektif yang menghasilkan kekuatan yang lebih besar. Salah satu keunikan dari Uni Eropa yaitu penyatuan beberapa negara yang mempunyai kedaulatan dan power yang kuat dalam perpolitikan internasional.

Bentuk nyata dari supranasionalisme Uni Eropa yaitu dengan terbentuknya Dewan Uni Eropa, Komisi Uni Eropa, Parlemen Uni Eropa, dan Mahkamah Uni Eropa. Maka akan terlihat bahwasannya Uni Eropa telah lengkap mempunyai distribusi kekuasaan layaknya yang ada pada setiap negara pada umumnya. Akan tetapi Uni Eropa, untuk di abad-21 ini lebih tepatnya penyatuan di bidang politik dan militer yang kurang dapat tercapai dengan adanya beberapa peristiwa yang menguji keutuhan Uni Eropa, seperti Krisis yang membuat Kolapse Yunani, Peristiwa Bom yang terjadi di Prancis dan Belgia, serta yang terbaru yaitu Keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa.

Pada hakikatnya jika dilihat dari kekuatan yang ada dalam tubuh Uni Eropa itu sendiri. Penulis membagi beberapa negara yang sangat berpengaruh dalam Uni Eropa mulai dari Jerman, Prancis, Inggris, Italia, Belgia, dan Belanda yang pada umumnya adalah negara Eropa Barat. Dimana saat ini Jerman dan Prancis merupakan negara yang paling dominan dalam perpolitikan dan perkonomian di Uni Eropa setelah Inggris keluar dari Uni Eropa. Hal tersebut jika dilihat dari sejarah kedua negara tersebut merupakan pelopor pendiri Uni Eropa serta salah satu dari kerajaan terbesar pada masa lalu yaitu Kerajaan Prussia dan Kerajaan Prancis. Selain itu, dari jumlah penduduk dan luas wilayah kedua negara tersebut mempunyai volume power yang besar yang merupakan modal bagi keduanya untuk mendominasi daratan Eropa. Mulai dari perekonomian, politik, militer, serta sosial budaya yang kuat pada kedua negara tersebut. Jerman sebagai perwakilan dari ras Jermanik serta Prancis dari percampuran ras Jermanik dan Latin.

Salah satu faktor yang mendukung integrasi negara-negara di Eropa yaitu kesamaan sejarah dan kepercayaan yaitu The Kingdom of Christian. Sehingga untuk mempersatukan persepsi tidak terlalu sulit sebelum masuk ke ranah politik. Pada dasarnya negara-negara ingin melakukan

(5)

integrasi disebabkan rasa saling membutuhkan satu sama lain, dimulai dari bidang ekonomi hingga merambah bidang politik dan militer. Sedangkan Uni Eropa merupakan cerminan dari bentuk saling membutuhkan dan ketergantungan antara negara anggota untuk menghasilkan kesejahteraan secara kolektif.

Seiring dengan kaburnya batas-batas kedaulatan negara anggota Uni Eropa yang dipresentasikan dengan dipermudahkannya keluar masuk warga negara anggota Uni Eropa dari negara satu ke negara yang lainnya, maka selain terciptanya wacana penyatuan dalam skala geografis yang merangkap juga ke skala ekonomi, sosial, dan budaya. Dimana hal tersebut juga memberi dampak positif dan negatif bagi setiap negara Eropa yang mempunyai power yang cukup heterogen dalam organisasi ini. Sisi positifnya, jikalau perbatasan, yang sekarang telah bekerjasamanya antara polisi perbatasan di setiap negara anggota Uni Eropa dipermudah dengan adanya Visa Schengen Agreement demi terjadinya Freedom of Movement dalam masyarakat negara anggota.

Disamping itu, Uni Eropa diprediksi sebagai kekuatan regional yang bertransformasi menjadi United States of Europe (USE) jika terjadi kesepakatan dalam seluruh bidang yang merupakan cerminan dari terbentuknya United States of America (USA) dimana negara yang dibentuk dengan menggunakan sistem parlementer liberal. Adapun beberapa variabel yang mendukung Uni Eropa menjadi USE yaitu sebagai berikut:

1. Uni Eropa yang oraganisasi regional yang bersifat supranasional, dimana oraganisasi ini mempunyai perangkat yang menyerupai negara yaitu Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif yang mengikat sehingga Uni Eropa menyerupai rezim yang mewajibkan anggotanya untuk melakukan sesuatu, dan memberikan hukuman kepada anggotanya yang melanggar perjanjian serta kesepakatan bersama yang telah berlaku di Uni Eropa.

2. Terciptanya sistem keuangan bersama, Euro merupakan mata uang tertinggi kedua di dunia setelah Poundsterling. Meskipun negara tidak semua negara anggota menggunakan mata uang Euro. Sejak tahun 2002 Uni Eropa resmi menggunakan mata uang Euro oleh 300 juta penduduk Eropa yang tersebar oleh di 12 negara. Dengan peluncuran mata uang tunggal Uni Eropa semakin percaya akan integrasi yang dilakukan selama berpuluh-puluh tahun yang lalu.

(6)

terhadap produknya akan membemberikan dampak yang kuat bagi perekonomiannya dengan menambah pemasukkan dalam negeri. Pada tahun 2010 Uni Eropa membuat proposal mengenai penyatuan label untuk Uni Eropa yaitu Made in Europe. Namun terjadi perselisihan antara Jerman dengan Uni Eropa mengenai label Made in Europe, dimana label Jerman transformasikan menjadi Made in Europe.

4. Uni Eropa merupakan bentuk kesatuan masyarakat rasional yang sangat paham akan kemajemukan sosial serta rumpun budaya yang tidak jauh berbeda, dimana bangsa Jermanik, Nordik, Gypsi dan Latin yang menempati daratan Eropa mayoritas memeluk agama yang sama yaitu Kriten dan Katolik. Disamping adanya kekerabatan antar keluarga kerajaan dari negara satu dengan negara lain, membuat warga Eropa mempunyai kesamaan identitas yang menguatkan kelangsungan Uni Eropa.

Disamping itu, adapun variabel yang mementukan berlanjut atau yang menjadi pertimbangan dalam memutuskan harapan integrasinya Uni Eropa secara utuh, yaitu sebagai berikut:

1. Krisis finansial Uni Eropa merupakan tantangan yang cukup membuat Uni Eropa goyah baik dalam pasar saham, investasi, serta moneter Uni Eropa. Mulai dari 2008 hingga collapse Yunani Uni Eropa cukup goyah dalam kesatuannya. Dimana ada beberapa negara yang menginginkan Yunani keluar dari Uni Eropa, dan ada yang tetap mempertahankan Yunani di Uni Eropa.

2. Memudarnya batas negara yang mempermudah masuknya pengungsi. Kasus mengenai pengungsi sudah menjadi permasalahan dalam sejak terjadinya perang di timur tengah. Dimana banyak negara yang menjadi tempat tujuan suaka bagi para pengungsi. Selain itu, terjadinya perselisihan antara negara-negara anggota Uni Eropa mengenai pengungsi. Disatu pihak ada negara Eropa yang menerima pengungsi dari Timur Tengah seperti Jerman dan Italia, dan di pihak lain ada negara yang tidak menerima pengungsi tersebut seperti Inggris dan Belanda. Selain bertambahnya dana untuk kesejahteraan sosial ditambah lagi dengan defisit anggaran yang terjadi di beberapa negara anggota yang memambah permasalahan baru bagi Uni Eropa.

(7)

bagi Uni Eropa. Dimana dapat dilihat dalam beberapa tahun belakang mulai dari tahun 2004 di Madrid hingga di terakir kali di Brussels Maret 2016.

4. Brexit kelompok kanan Britain Raya yang menginginkan United Kingdom keluar dari Uni Eropa dengan banyak pertimbangan dan juga termasuk beberapa variabel diatas. Sebanyak 51% lebih warga Inggris yang menginginkan keluarnya UK dari Uni Eropa setelah Referendum 23 Juni kemarin menganggap Inggris lebih merdeka keluar dari Uni Eropa dari pada tetap menjadi anggota Uni Eropa. Selain itu, beberapa indikasi bahwasannya Inggris hanya menjadikan Uni Eropa sebagai ajang pertarungan kepentingan pertahanan nasional dan menjaga stabilitas keamanan regional. Hal tersebut terlihat dari ketika Inggris masuk pertama kalinya dalam Uni Eropa mendapat respon yang tidak baik dari Prancis dengan de Gaulle sebagai penguasa pada saat itu. Selain itu, pada tahun 2000-an Inggris menolak penyatuan mata uang dengan Uni Eropa dalam meningkatkan intergrasi Uni Eropa. Secara teori Inggris hanya dapat dikatakan menjadikan Eropa sebagai tempat beraliansi baginya, dan bukan menjadikan Eropa sebagai wadah organisasi regional yang perlu melakukan integrasi di dalamnya. Adapun beberapa alasan Inggris yang dikutip dari seorang jurnalis yang juga penulis, David Hannan yaitu sebagai berikut:

1. Inggris mengalami defisit perdagangan dengan negara MEE yang rata-rata 30 juta poundsterling per hari. Sebaliknya, neraca perdagangan Inggris mengalami surplus dengan setiao benua di dunia.

2. Pada tahun 2010, Inggris berkonstribusi untuk anggaran Uni Eropa mencapai 14 miliar poundsterling, dimana Inggris dapat menyimpan 7 miliar poundsterling setahun untuk seluruh pengeluaran pemerintah.

3. Angka yang tercatat di Komisi Eropa, biaya tahunan regulasi Uni Eropa lebih besar dari pada keuntungan dari pasar tunggal dengan 600 sampai 180 miliar Euro.

(8)

5. Jika berada di luar kebijakan Perikanan Umum UE, Inggris bisa mengembalikan kendali atas perairan hingga 200 mil gari garis tengah. Inggris pun dapat mengambil sekitar 65 persen saham Laut Utara.

6. Analisis mendalam oleh Departemen Kehakiman Federal Jerman menunjukkan bahwa 84 persen dari undang-undang di negara yang berasal dari Uni Eropa, bukan dari domestik Inggris.

7. Di luar Uni Eropa, Inggris akan lebih bebas untuk menegoisasikan perjanjian perdagangan yang jauh lebih liberal dengan negara-negara dunia ketiga dari pada di Uni Eropa. Selama ini, Inggris harus bergadang di bawah Tarif Eksternal umum.

8. Negara yang mempunyai PDB per kapita tertinggi di Eropa Norwegia dan Swiss. Keduanya memiliki ekspor yang lebih proposional ke Uni Eropa lebih besar dengan tingkat ekspor Inggris ke Uni Eropa

9. Di luar Uni Eropa, Inggris dapat menerapkan deregulasi, lebih kompetitif dalam perdagangan internasional

10. Warga dan Pemerintah Inggri merasa lebih demokratis jika berada di luar Uni Eropa5.

Mengacu kepada prediksi dari Samuel Hungtington bahwa akan ada terjadi benturan peradaban-peradaban di dunia internasional. Dalam hal ini, penulis mengaitkan teori Clash yang dijelaskan oleh Hungtington dapat menjadi rujukan terhadap rujukan akankah tetap bertahannya integrasi Uni Eropa atau Uni Eropa akan runtuh seperti USS dan Warsaw Pact. Seiring dengan berubahnya peta perpolitikan dan perekonomian dunia secara dinamis, maka integrasi dalam organisasi regional maupun organisasi internasional akan terus mengalami perubahan. Dengan demikian, setelah Inggris keluar kemungkinan runtuhnya Uni Eropa tidak semudah dibayangkan,

(9)

hal tersebut karena Uni Eropa telah banyak mengambil pelajaran dari sisi tahapan integrasi, dinamika kebijakan politik nasional negara anggota terhadap kebijakan Uni Eropa, serta krisis yang melanda Uni Eropa sejak tahun 2008 yang lalu. Selain itu, keadaan mata uang Euro stabil dan tidak sama dengan nilai mata uang Inggris Pounsterling yang jatuh nilai tukarnya selama 35 tahun terakhir. Dalam beberapa wacana jikalau Turki mengambil keuntungan dalam keluarnya Inggris 2016 ini, kemungkinan diterimannya Turki akan lebih besar dari pada sebelum keluarnya Inggris. Dimana dalam hal ini, Turki telah mengikuti dalam 12 dari 35 bidang di Uni Eropa. Oleh karena itu, dapat diperkirakan jika Uni Eropa menerima Turki sebagai negara anggota, maka dapat diprediksi Turki lebih mewarnai peta perpolitikan Uni Eropa atau Uni Eropa yang memanfaatkan Turki. Sedangkan Inggris akan dipojokkan dengan masuknya Turki di Uni Eropa, serta memberikan tambahan power dalam peta ekonomi dan politik di daratan Eropa.

Referensi

Baylish, John, The Globalizationof World Politics : An Introduction to International Relations, New York, Oxford University Press. 2008.

Calleya, Stephen C. Regionalism in the Post-Cold War World, England, Ashgate Publishing Ltd. 2000.

Buzan, Barry dan Waever, Ole, Regions and Power. United Kingdom. Cambrige University Press. 2003.

Nuraeni S, Deasy Silvya, Arfin Sudirman, Regionalisme Dalam Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2010.

Skripsi

Firzani, Rizki, Penolakan Jerman Terhadap Pergantian Made in Germany

menjadi Made in Europe Tahun 2010-2014. Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, FISIP, Universitas Riau, Pekanbaru, 2015.

Internet

(10)

Naviza, (20016, 25 Juni) Inilah Alasan Inggris Keluar Dari Uni Eropa

http://www.tren.co.id/17460/inilah-alasan-inggris-keluar-uni-eropa.html.

(Diakses 20 Juni 2016)

Wadrianto, Glori. K, (2016, 20 Juni) Apakah Referrendum Inggris Picu

Runtuhnya Uni Eropa?

http://internasional.kompas.com/read/2016/02/26/18560731/Akankah.Refere

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian regresi berganda ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu Indeks Pembangunan Manusia sebagai

Menyimak dari proses berkesenian Muja yang berawal dari karya tradisi sampai sekarang merupakan kolaborasi gaya tradisi Bali dengan modern, sebagai wujud

Diajukan kepada Program Studi: Agribisnis, Fakultas Pertanian dan Bisnis Guna Memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola sirkulasi dan kecepatan arus laut di perairan Ujong Pancu, serta mengetahui area dan besarnya potensi energi yang dapat

Yang dimaksud dengan operasi ekonomis pembangkit thermal ialah proses pembagian atau penjadwalan beban total dari suatu sistem kepada masing-masing pusat

Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan (0,05) dalam penerapan metode resiprokal terhadap hasil belajar dribble bola basket pada siswa kelas X di SMKN 12

“ Menurut Marc Ancel, pengertian penal policy (Kebijakan Hukum Pidana) adalah suatu ilmu sekaligus seni yang pada akhirnya mempunyai tujuan praktis untuk