• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis jenis Kredit Bank di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jenis jenis Kredit Bank di"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Meisya Andriani Lubis

1306393906

Penyusunan Kontrak Dagang

Paralel

Kredit Perbankan

Kredit dalam neraca bank merupakan penggunaan dana, namun bagi perusahaan yang mendapat bantuan dari bank, kredit merupakan sumber dana. Bahkan dikatakan kredit sebagai sumber dana pembangunan, karena kredit merupakan sumber dana bagi berbagai lapisan masyarakat, yang secara makro merupakan unsur dalam pembangunan ekonomi sebuah negara.1

Kata kredit berasal dari bahasa Romawi credere yang berarti percaya, atau credo, atau

creditum yang berarti saya percaya. Menurut Undang – undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang – undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, Pasal 1 angka 11, memberikan penjelasan bahwa “kredit” adalah :

“Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.2

Dr. Johannes Ibrahim dalam bukunya Bank sebagai Lembaga Intermediasi dalam Hukum Positif, menyatakan bahwa yang patut diperhatikan berdasarkan pengertian kredit yaitu :

Pertama, kredit dapat berupa uang, atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank memberikan kredit untuk pembellian rumah atau mobil. Kedua, adanya kesepakatan antara bank atau kreditur dengan penerima kredit atau nasabah debitur, yang dituangkan dalam suatu perjanjian atau akad kredit, dimana tercakup hak dan kewajiban masing – masing pihak. Ketiga, adanya perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank

1 Munir Fuadi, Hukum tentang Pembiayaan, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakt, 2006), hlm. 38.

(2)

berdasarkan prinsip syariah. Bagi bank berdasarkan prinsip konvensional keuntungan yang diperoleh melalui bunga. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah berupa imbalan atau bagi hasil.3

Gatot Supramono memberikan pengertian kredit :

“Merupakan perjanjian pinjam meminjam uang antara bank sebagai kreditur dengan nasabah sebagai debitur. Dalam perjanjian ini, bank sebagai kreditur percaya terhadap nasabahnya dalam jangka waktu yang disepakatinya akan dikembalikan (dibayar lunas).”4

Perjanjian kredit adalah perjanjian pokok (prinsipil) yang bersifat riil. Sebagai perjanjian prinsipil, maka perjanjian jaminan adalah assessor-nya. Ada dan berakhirnya perjanjian jaminan adalah bergantung pada perjanjian pokok. Arti riil ialah bahwa terjadinya perjanjian kredit ditentukan oleh penyerahan uang dari bank kepada nasabah debitur.

Dilihat dari bentuknya, perjanjian kredit perbankan pada umumnya menggunakan bentuk perjanjian baku (standard contract). Berkaitan dengan itu, maka memang dalam praktiknya bentuk perjanjiannya telah disediakan oleh pihak bank sebagai kreditur, sedangkan debitur hanya mempelajari dan memahaminya dengan baik. Perjanjian yang demikian itu biasa disebut dengan perjanjian baku (standard contract), dimana dalam perjanjian tersebut pihak debitur hanya dalam posisi menerima atau menolak tanpa ada kemungkinan untuk melakukan negosiasi atau tawar – menawar.

Mariam Darus Badrulzaman5 menegaskan bahwa perjanjian (standar) kredit terdiri atas

dua bagian, yaitu “ perjanjian induk” (hoofcontract, mantelcontract) dan “perjanjian tambahan” (hulpcontract, algemeene voorwarden). Perjanjian induk mengatur hal – hal yang pokok dan perjanjian tambahan menguraikan apa yang terdapat dalam perjanjian induk.

Fungsi atau kegunaan kredit dapat diberikan sebagai berikut:6

a. Meningkatkan daya guna, peredaran, dan lalu lintas uang.

3 Johannes Ibrahim, Bank Sebagai Lembaga Intermediasi dalam Hukum Positif, (Bandung : CV Utama, 2004), hlm. 91

4 Gatot, Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit, (Jakarta : Djambatan, 1995), hlm. 28

5 Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, (Bandung : Alumni, 1983), hlm 35- 36

(3)

b. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang.

c. Kredit merupakan salah satu alat untuk terpeliharanya stabilias ekonomi.

d. Meningkatkan kegairahan berusaha dan peningkatan pendapatan.

e. Meningkatkan hubungan internasional.

Dalam pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, bank wajib memperhatikan hal – hal sebagaimana ditentukan dalam Pasal 8 ayat (1) dan (2) Undang – undang Nomor 10 Tahun 1998 yang berbunyi:

“Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, Bank Umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan. Bank Umum wajib memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan dan pembiayan berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketenuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.”7

Ketentuan Pasal 8 ayat (1) dan (2) di atas merupakan dasar atau landasan bagi bank dalam menyalurkan kreditnya kepada nasabah debitur. Lebih dari itu, karena pemberian kredit merupakan salah satu fungsi utama dari bank, maka dalam ketentuan tersebut juga mengandung dan menerapkan prinsip kehati – hatian sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 2 Undang – undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Unddang – undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

Penggolongan kredit bank didasarkan pada kolektivitas. Mengenai pengaturan kolektibilitas kredit terdapat dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 7 / 2 / PBI / 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Ketentuan tersebut selanjutnya untuk beberapa pasal telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8 / 2 / PBI / 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7 / 2 / PBI / 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum.

(4)

Menurut ketentuan Pasal 12 ayat (3) Peraturan Bank Indonesia No. 7 / 2 / PBI / 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, kualitas kredit dibagi menjadi 5 (lima) kolektibitas, yaitu : lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet.8

Menurut Ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1968 Pasal 29, BI bertugas untuk memajukan perkembangan yang sehat mengenai urusan kredit, sekaligus bertindak mengadakan pengawasan terhadap urusan kredit tersebut. Dengan demikian, BI mempunyai wewenang untuk menetapkan batas-batas kuantitatif dan kualitatif di bidang perkreditan bagi perbankan.

Selanjutnya sesuai dengan Pasal 32 ayat (2), dikatakan bahwa BI dalam pemberian kredit likuditas bertindak dengan cara menerima penggadaian ulang, menerima sebagai jaminan surat-surat berharga; dan menerima aksep dengan syarat yang ditetapkan BI.

Ketentuan di atas sejalan dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Pasal 11, di mana dalam fungsinya sebagai bankers bank atau sebagai lender of de last resort, BI dapat bertindak memberikan kredit dan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah untuk jangka waktu paling lama sembilan puluh hari kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek bank yang bersangkutan.

Menurut jenisnya, kredit likuiditas darurat dibedakan dalam dua jenis, yaitu :

1. Kredit Likuiditas Umum, yaitu kredit yang disediakan oleh BI kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas sebagai akibat dari perubahan yang mendadak di luar kekuasaan bank dan bersifat jangka pendek. Melihat karakteristik dari Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek yang selanjutnya disebut FPJP adalah fasilitas pendanaan dari BI kepada bank, yang kiranya dapat dikelompokkan pada kredit likuiditas umum.

2. Kredit Likuiditas Darurat Khusus, yaitu kredit yang diberikan oleh BI kepada bank-bank yang mengalami kesulitan di dalam faktor-faktor intern. Istilah kredit likuiditas darurat, saat ini dikenal dengan Fasilitas Pembiayaan Darurat yang selanjutnya disebut FPD adalah fasilitas pembiayaan dari BI kepada bank bermasalah yang mengalami kesulitan likuiditas, tetapi masih memenuhi tingkat solvabilitas yang ditetapkan BI, serta berdampak sistemik yang pemberiannya didasarkan pada

(5)

keputusan rapat Menkeu dan Gubernur BI dan pendanaannya menjadi beban pemerintah.

Sejalan dengan perkembangan zaman serta perubahan perundang-undangan di bidang perbankan, khususnya peraturan mengenai bank sentral maka kebijakan pengetatan pemberian kredit likuiditas dan pembiayaan dari BI kepada perbankan nasional merupakan bagian dari upaya BI untuk menyehatkan perbankan nasional. Namun begitu, BI dalam memberikan bantuan likuiditas tersebut hanya tertuju pada bank yang memenuhi persyaratan.

Kemudian kredit juga memiliki jenis-jenis tertentu berdasarkan sifatnya, yakni:9

1. Jenis Kredit Berdasarkan Jangka Waktu

- Jangka Pendek, apabila tenggang waktu yang diberikan bank kepada nasabahnya untuk melunasi pinjaman tidak lebih dari satu tahun.

Contoh : Kredit modal kerja perdagangan, industri dan sektor lainnya.

- Jangka menengah, apabila kredit yang diberikan berjangka waktu lebih dari satu tahun sampai dengan tiga tahun.

Contoh : Kredit Investasi untuk pembelian kendaraan, KMK untuk konstruksi

- Jangka Panjang, apabila jangka waktu pengembalian pinjaman yang diberikan lebih dari 3 tahun

- Kredit Investasi untuk pembangunan pabrik hotel, dan jalan tol

2. Jenis Pinjaman berdasarkan sifat penggunaannya

- Pinjaman konsumtif, apabila pinjaman yang diberikan tersebut oleh nasabahnya (biasanya perorangan) dipergunakan untuk membiayai barang barang konsumtif.

Contohnya pembelian mobil untuk keperluan pribadi. Sumber pembayarannya berasal dari gaji atau pendapatan lainnyabukan dari obyek yang dibiayai. Beberapa kredit yang termasuk dalam jenis kredit konsumtif antara lain:

(6)

 Kartu Kredit, yaitu: fasilitas pinjaman tanpa agunan yang diberikan kepada

perorangan pemilik kartu yang diterbitkan oleh bank tertentu setelah aplikasi permohonan kartu kreditnya disetujui oleh bank yang bersangkutan.

 Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), yaitu fasilitas pinjaman untuk

pembelian/pembangunan/renovasi rumah tinggal, rumah susun, ruko, rukan, apartemen, dan villa atau untuk pembelian kavling/tanah matang atau untuk refinancing, dengan jaminan berupa obyek yang dibiayai.

 Kredit Mobil, yaitu fasilitas pinjaman bank untuk pembelian kendaraan

bermotor roda 2 baru, atau ronda 4 baru atau refinancing roda 4, dengan jaminan berupa kendaraan bermotor yang dibiayai tersebut.

 Kredit Multiguna, yaitu fasilitas pinjaman bank untuk segala keperluan

yang bersifat konsumtif dengan jaminan berupa tanah dan bangunan milik debitur.

- Pinjaman Komersial, merupakan pinjaman yang oleh nasabahnya (perorangan atau badan usaha) dipergunakan untuk membiayai kegiatan usaha. Sumber pembayaran berasal dari usaha yang dibiayainya itu. Beberapa kredit yang termasuk dalam jenis kredit komersial adalah:

 Kredit mikro, yaitu fasilitas kredit yang diberikan untuk membiayai

kegiatan usaha mikro

 Kredit usaha kecil, yaitu fasilitas kredit yang diberikan untuk membiayai

kegiatan usaha kecil

 Kredit usaha menengah, yaitu fasilitas kredit yang diberikan untuk

membiayai kegiatan usaha menengah

 Kredit Korporasi, yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai korporasi

(7)

3. Berdasarkan Keperluannya

- Kredit Modal Kerja, yaitu kredit yang dipergunakan untuk menambah modal kerja suatu perusahaan, seperti pembelian bahan baku, biaya-biaya produksi, pemasaran, dan modal kerja untuk operasional lainnya.

- Kredit Investasi, yaitu kredit jangka menengah atau jangka panjang untuk pembelian barang-barang modal beserta jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi, modernisasi, maupun ekspansi proyek yang sudah ada atau pendirian proyek yang akan ada.

- Kredit pembiayaan proyek (Project Financial), yaitu: kredit yang digunakan untuk pembiayaan investasi maupun modal kerja untuk proyek baru.

4. Berdasarkan sifat penarikannya

- Kredit langsung (Cash Loan), yaitu kredit yang langsung menggunakan dana bank dan secara efektif merupakan hutang nasabah kepada bank. Kredit langsung ini meliputi kredit investasi maupun kredit modal kerja.

- Kredit tidak langsung (Non-Cash Loan), yaitu kredit yang tidak langsung menggunakan dana bank dan belum secara efektif merupakan hutang nasabah kepada bank. Kredit tidak langsung ini meliputi Bank Garansi dan Letter of Credit.

5. Berdasarkan sifat pelunasannya

- Kredit dengan angsuran, yaitu kredit yang pembayaran kembali pokok pinjamannya diatur secara bertahap menurut jadwal yang telah ditetapkan di dalamperjanjian kredit.

(8)

6. Berdasarkan valuta

Pinjaman bank bisa diberikan dalam valuta rupiah maupun mata uang lainnya seperti US Dolar, Yen, sesuai dengan keperluan usaha nasabah. Contohnya, nasabah eksportir akan membutuhkan kredit valuta USD mengingat hasil ekspornya berupa US Dollar.

7. Berdasarkan Metode Pembiayaan

- Kredit bilateral, yaitu kredit yang dibiayai oleh hanya satu bank.

- Kredit sindikasi, yaitu kredit yang diberikan dua atau lebih lembaga keuangan untuk membiayai satu proyek/usaha dengan syarat-syarat dan ketentuan yang sama, menggunakan dokumen yang sama dan diadministrasikan oleh agen yang sama. Ciri-ciri umum kredit sindikasi, yakni:

 Jumlah kredit meliputi jumlah yang besar

 Jangka waktu pemberian biasanya menengah atau panjang

 Diberikan lebih dari satu pemberi kredit sebagai peserta sindikasi kredit

 Tanggung jawab peserta sindikasi tidak bersifat tanggung renteng, dimana

masing-masing peserta sindikasi hanya bertanggung jawab untuk bagian jumlah kredit yang menjadi komitmennya

 Ditunjuk salah satu partisipan sebagai agent (misalnya: facility agent

dan/atau security agent) yang mengadministrasikan kredit sindikasi.

8. Berdasarkan lokasi bank.

(9)

- Kredit offshore, yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah di dalam negeri dalam bentuk valuta asing dan melalui cabang bank di luar negeri

9. Berdasarkan cara penarikan

- Sekaligus, yaitu penarikan kredit yang dilaksanakan satu kali sebesar limit kredit yang disetujui setelah seluruh ketentuan dipenuhi, dengan cara tunai atau dipindahbukukan ke rekening tabungan/giro milik debitur.

- Bertahap sesuai jadwal yang ditetapkan, yaitu penarikan dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan oleh bank baik berdasarkan tingkat penyelesaian proyek maupun kebutuhan pembiayaan debitur.

Referensi

Dokumen terkait

“Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu, dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang

Perbedaan yang ditun- jukkan pada interaksi perlakuan pemupukan dengan varietas, ternyata tergantung pada varietasnya, pemberian pupuk anorganik (P1) mengurangi bobot umbi basah

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga skri psi ini dapat terselesaikan, dengan judul skripsi “ Evaluasi Kesiapan

Pengkategorian nilai pencapaian responden digunakan klasifikasi pada Tabel 4. Hasil validasi oleh dosen dan guru digunakan untuk menentukan kelayakan modul

Untuk mendukung usaha penyembuhan pasien secara cepat pada unit rawat inap Rumah Sakit Khusus Jantung akan dilengkapi dengan instalasi farmasi pada tiap lantai

Pemyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnyq dan apabila saya dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya

Sesuai dengan kalender pendidikan program Strata-I Biologi Universitas Negeri Semarang (UNNES), setiap mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan

Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah penerapan metode CPM dan PERT pada penjadwalan proyek konstruksi yang awalnya menggunakan metode Bar Chart