ANALISA EFISIENSI PEMAKAIAN LISTRIK DENGAN
LAMPU LED UNTUK PENERANGAN DEPOT LPG TG.
PRIOK
Oleh:
WAHYUDIN
122/BPA-M&T-II/2011
Jurusan: Marketing & Trading
PERTAMINA LEARNING CENTER (PLC)
BIMBINGAN PRAKTIS AHLI PT PERTAMINA (PERSERO) TAHUNLAMPU LED UNTUK PENERANGAN DEPOT LPG TG.
PRIOK
Oleh:
WAHYUDIN
122/BPA-M&T-II/2011
Jurusan: Marketing & Trading
PERTAMINA LEARNING CENTER (PLC)
BIMBINGAN PRAKTIS AHLI PT PERTAMINA (PERSERO) TAHUN 2011ANALISA EFISIENSI PEMAKAIAN LISTRIK DENGAN
LAMPU LED UNTUK PENERANGAN DEPOT LPG TG.
PRIOK
Oleh:
WAHYUDIN
122/BPA-M&T-II/2011
Jurusan: Marketing & Trading
PERTAMINA LEARNING CENTER (PLC)
BIMBINGAN PRAKTIS AHLI PT PERTAMINA (PERSERO) TAHUN 2011Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) i Puji dan syukur ananda panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Kertas Kerja Wajib (KKW) ini dapat ananda
selesaikan pada waktunya. Kertas Kerja Wajib dengan judul “Analisa Efisiensi
Pemakaian Listrik Dengan Lampu LED Untuk Penerangan Kantor Depot LPG
Tg. Priok” ini disusun sebagai salah satu tugas yang harus diselesaikan oleh peserta Program Bimbingan Praktis Ahli PT PERTAMINA (Persero) Batch II
Tahun 2011.
Dalam penulisan KKW ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-bessarnya kepada:
1. Ibunda tercinta, beserta seluruh keluarga besar dan kerabat yang telah
mendo’akan kelancaran ananda selama mengikuti program pendidikan
BPA di PERTAMINA. Yorlando serta pembimbing dan senior – senior selama masa OJT.
5. Seluruh Pengawas, Asisten dan pekerja di Depot LPG Tg. Priok dan seluruh staff dan pekerja di LPG & Gas Product Region III serta seluruh staff dan pekerja di PT. Pelayaran EKANURI INDRA PRATAMA terminal LPG Ancol.
6. Rekan-rekan BPA Marketing & Trading Batch II Tahun 2011.
7. Semua pihak yang terlibat &mendukung penulisan KKW ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Dalam penulisan KKW ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, untuk itu koreksi
dan saran membangun sangat penulis harapkan. Besar harapan penulis bahwa
Kertas Kerja Wajib ini dapat menjadi masukan yang berharga bagi perusahaan
demi kemajuan bersama.
Jakarta, Oktober 2012
Lembar Pengesahan
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) iii RINGKASAN
Unit PT. PERTAMINA (Persero) LPG & GAS Products Region III Depot LPG
Tanjung Priok merupakan terminal distribusi LPG & Gas Produk untuk wilayah
Jakarta dan sekitarnya, terletak di Jalan Jampea No 1, Jakarta Utara. Sebagai salah
satu depot yang memiliki thruput terbesar dengan rata-rata actual thruput
mencapai 2.000 MT perhari, Depot LPG Tanjung Priok menjadi tulang punggung
terpenuhinya ketersediaan produk Elpiji & Gas Produk di wilayah Jabodetabek
serta sebagian wilayah Jawa Bagian Barat.
oleh karena itu untuk memenuhi tingginya permintaan akan pasokan LPG & Gas
Produk, depot LPG Tg. Priok harus beroperasi mulai dari pukul 06:00 WIB pagi
sampai dengan pukul 19:00 WIB bahkan sampai pukul 20:00 WIB malam harinya
tergantung ramai tidaknya permintaan, sehingga akibat operasional yang begitu
panjang menimbulkan pembebanan tinggi terhadap tagihan listrik tiap bulannya,
dari data informasi tagihan listrik bulan Mei-Agustus rata- rata kisaran biaya
penagihan 70 – 80 juta/ bulannya, penggunaan listrik berasal dari pompa penggerak curah, pengisian tabung 3 kg (Patra Trading), penerangan luar ruangan
dan perkantoran.
Karena adanya proyek pembangunan jalan layang dari arah Koja (Yos Soedarso)
– Cakung yang melintasi bagian halaman depan Depot Tg. Priok maka diadakan pemindahan bangunan seperti letak kantor, tanki timbun, pos keamanan serta
adanya proyek penambahan Tanki timbun baru di lokasi Depot LPG Tg. Priok,
maka saya mengambil analisa penggunaan listrik di wilayah kantor saja, karena
perkantoran di Depot LPG lebih optimal secara operasional dan pemakaian energi
listrik untuk penerangan lebih tinggi yaitu sekitar 43,64 % (data dari audit energy
depot LPG Tg. Priok).
Untuk itu perlu dikaji kembali untuk jenis penggunaan lampu buat penerangan
disekitar kantor, Mushallah, kantin dan juga perkantoran WIKA karena
Daftar Isi
3.1Interpretasi Data Dan Informasi 10
3.2Analisa Data Penggunaan Listrik Untuk Penerangan 14
3.3Analisa Perhitungan Tarif Listrik Serta Efisiensi 23
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) v DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Konsumsi Energi Listrik Per Hari 5
Tabel 3.1 Sistem penerangan dalam ruangan di Kantor 13
PT. PERTAMINA (Persero) LPG & GAS Products
Region III Depot LPG Tanjung Priuk
Tabel 3.2. Penggunaan Lampu Penerangan Malam Hari 18
Daftar Gambar
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) vi DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Panel Instrumen Listrik 8
Gambar 3.2. Penggunaan energi listrik untuk penerangan pada hari kerja 9
Gambar 3.3. Penggunaan energi listrik untuk penerangan dalam satu bulan 9
Gambar 3.4. Lampu penerangan dalam ruangan yang masuk katagori hemat
energi 10
Gambar 3.5. Lampu penerangan luar ruangan 10
Gambar 3.6. Grafik penggunaan daya listrik selama 2 x 24 jam Pada 11
Panel MPD
Gambar 3.7. Grafik penggunaan daya listrik selama 2 x 24 jam Pada 12
Panel Spare (kantor)
Gambar 3.8. System penerangan SmartForm + Actilume dengan 17
lampu TL5 Eco dari Phillip
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Pertamina (Persero) sebagai perusahaan negara yang bergerak di
bidang usaha energi, dihadapkan pada tantangan untuk mewujudkan visi
Pertamina menjadi perusahaan energi nasional berkelas dunia. Pada era
perdagangan bebas yang sedang dihadapi saat ini, dimana
perusahaan-perusahaan swasta dengan bidang serupa berkembang begitu pesat di dalam
negeri, Pertamina dituntut agar dapat tetap kompetitif dan mampu
mempertahankan pangsa pasarnya di rumah sendiri.
Salah satu parameter yang mutlak harus terpenuhi diantaranya adalah
dengan menjamin ketersediaan sumber daya energi untuk masyarakat,
khususnya sumber daya energi yang dikelola oleh pertamina seperti Bahan
Bakar Minyak, Gas, Geothermal, Petrokimia, dsb.
Depot LPG Tanjung Priok adalah salah satu bagian penting dalam
usaha Pertamina untuk mencapai Visinya. Dalam hal ini, Depot LPG
Tanjung Priok adalah ujung tombak pendistribusian produk Gas khususnya
LPG (Liqufied Petroleum Gases) & gas Produk lainnya seperti HAP dan
Musicool kepada konsumen baik masyarakat maupun industri. Dengan
rata-rata actual thruput mencapai 2.000 MT perhari, Depot LPG Tanjung
Priok menjadi tulang punggung terpenuhinya ketersediaan produk Elpiji di
wilayah Jabodetabek serta sebagian wilayah Jawa Bagian Barat.
Seiring dengan rencana relokasi dan penambahan kapasitas
penimbunan di Depot LPG Tanjung Priok, yang mana merupakan salah
satu bagian dari rencana penyegaran dan investasi jangka panjang
Pertamina, serta merupakan salah satu dampak akibat proyek
pengembangan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR), mengharuskan
Bab I Pendahuluan
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 2 pengisian curah 1 harus di hentikan. Hal ini tentu berdampak pada
perubahan struktur bangunan dan terjadinya relokasi perkantoran Depot
LPG Tg. Priok, sehingga untuk konsumsi energi listriknya dapat dipastikan
belom dapat berjalan normal sesuai fluktuasi biasanya karena belom
selesainya proyek pemindahan dan pembangunan relokasi Depot LPG Tg.
Priok.
Namun untuk wilayah perkantoran telah selesai dilakukan
pembangunan dan telah digunakan untuk kegiatan operasional perkantoran
sehingga untuk meminimalisir penggunaan energi listrik untuk penerangan,
dimana kantor harus beroperasi kurang lebih selama 14 jam/ harinya perlu
dilakukan analisa penggunaan listrik untuk penerangan baik dari jenis
penerangan/lampu yang dipilih serta jumlah efisiensi lampu yang harus
digunakan untuk wilayah perkantoran dan sekitarnya, untuk itu jika dikaji
dengan menggunakan penerangan jenis LED kita dapat menghemat energi
sekitar 40 – 75 %, sehingga dapat dipastikan penggunaan energi listrik dengan lampu/ penerangan jenis LED ini jauh lebih ekonomis,selain itu
masa pakainya juga jauh lebih tahan lama dan ramah lingkungan.
1.2 Maksud dan Tujuan
1. Melakukan kajian terhadap penggunaan energi listrik untuk
penerangan kantor depot LPG Tg. Priok sebelum dan sesudah
penggunaan Lampu jenis LED untuk penghematan energi.
2. Menghitung biaya penagihan yang diperoleh setelah dilakukan
penggunaan lampu jenis LED untuk penerangan perkantoran.
3. Melakukan kajian nilai ekonomis yang diperoleh dari penggunaan
lampu LED untuk penerangan wilayah perkantoran depot LPG Tg.
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 3
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang di bahas pada KKW ini adalah difokuskan pada
kegiatan operasional di wilayah perkantoran depot LPG Tg. Priok terhadap
penggunaan energi listrik untuk penerangan wilayah perkantoran baik di
dalam ruangan perkantoran maupun diluar ruangan perkantoran seperti
halaman dan penerangan jalan.
1.4 Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang digunakan dalam penyusunan Kertas Kerja Wajib
ini adalah :
1. Penelitian di lapangan, dilakukan dengan cara mengamati lamanya
waktu pengisisan dan juga mengamati kondisi operasi di lapangan saat
kegiatan operasional dilakukan.
2. Studi pustaka, dilakukan dengan cara mempelajari teori-teori yang
berkaitan dengan mekanika fluida sebagai dasar dilakukan modifikasi
pipa penyaluran produk.
3. Diskusi, dilakukan dengan cara meminta informasi dan berdiskusi
dengan fungsi terkait agar di dapatkan informasi yang akurat
mengenai proses proses pengisian serta proses modifikasi pipa
penyaluran.
1.5 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang permasalahan, ruang
lingkup, tujuan, metode pendekatan dan sistematika penulisan Kertas Kerja
Bab I Pendahuluan
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 4 Bab II Identifikasi Permasalahan
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum permasalahan terkait
dengan biaya tagihan listrik perbulannya sangat tinggi bahkan hampir
mencapai 80 juta/bulannya untuk itu perlu dilakukan kajian ulang tentang
penggunaan energi listrik di depot LPG Tg. Priok khususnya di wilayah
perkantorannya dimana optimalisasi penggunaan terbesar adalah wilayah
kantor maka perlu ditelusuri untuk jumlah penerangan yang dipakai dan
jenis lampu yang digunakan harus benar-benar diperhatikan agar tercapai
penghematan energi listrik dan mengurangi beban penagihan listrik
kedepannya
Bab III Pembahasan Masalah
Bab ini menjelaskan mengenai metode alternatif yang dapat di
upayakan untuk menganalisa penggunaan energi listrik diwilayah
perkantoran serta dapat memberikan solusi atas permasalahan pembebanan
tinggi terhadap tagihan listrik di depot LPG Tg. Priok.
Bab IV Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil kajian,
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 5
merupakan terminal distribusi Gas untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Penerimaan LPG melalui laut dan di distribusikan melalui truck tangki LPG
Pertamina ke SPBE-SPBE dan juga disalurkan ke pengisian tabung 3 kg
yang terletak di area depot TBBE. PT. PERTAMINA (Persero) LPG &
GAS Products Region III Depot LPG Tanjung Priuk meliputi area:
tempat/tangki penimbunan LPG, area pengisian curah, area pengisian 3 kg,
area pengisian MusiCool, area Perkantoran, tempat Gudang dan area
penimbunan tabung sortir, tempat/ area kolam pemadam kebakaran, area
unit control, teknik, gardu induk listrik dan genset, area pompa, area parkir
truck tangki.
Pola operasi PT. PERTAMINA (Persero) LPG & GAS Products
Region III Depot LPG Tanjung Priuk, meliputi: operasi penerimaan melalui
jalur laut (lewat kapal) dan penyaluran bahan bakar minyak melalui truck
tangki dan tabung 3 kg, produk yang didistribusikan meliputi: LPG curah,
LPG tabung 3 kg,HAP dan MusiCool. Penggunaan energi listrik pada PT.
PERTAMINA (Persero) LPG & GAS Products Region III Depot LPG
Tanjung Priuk mendapat pasokan listrik dari PLN, digunakan untuk semua
aktivitas kegiatan TBBE LPG Tanjung Priuk. Sedangkan sebagai sumber
energi listrik cadangan jika terjadi pemadaman listrik oleh PLN, TBBE LPG
Tanjung Priuk mempunyai 2 unit genset, satu genset utama dan satu genset
khusus peruntukan pengisian tabung 3 kg.
Aktivitas normal pengisian LPG berlangsung mulai jam 06.00 WIB
Bab II Identifikasi Permasalahan
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 6 dengan ramai tidaknya pemesanan LPG, aktivitas ini berlangsung selama 7
hari dalam seminggu. Untuk aktivitas perkantoran berlangsung antara jam
08.00 WIB s/d 15.30 WIB dari Hari Senin sampai dengan Hari Jumat setiap
minggunya, dengan waktu istirahat selama satu jam antara jam 12.00 s/d
13.00 WIB.
Berikut tabel data angka konsumsi energi listrik per hari operasional depot
LPG Tanjung Priuk (Tabel 2.1.)
Tabel 2.1. Konsumsi Energi Listrik Per Hari
Jenis Penggunaan Konsumsi Energi Listrik perhari
kVA(%)
untuk dapat mempertahankan eksistensi sebagai salah satu depot penyedia
LPG dan Gas product lainnya baik untuk SP(P)BE,Industri, serta agen LPG
3 Kg yang dikelola oleh patra trading di wilayah JBB (Jawa Bagian Barat)
khususnya wilayah jakarta dan sekitarnya, dimana untuk penyalurannya
sendiri sampai mencapai 2.500 MT / harinya bahakan lebih dari kapasitas
yang telah ditetapkan karena jumlah permintaan akan gas diwilayah ini
semakin hari semakin meningkat akibat dari meningkatnya juga jumlah
penduduk serta hampir semua sudah menggunakan bahan bakar gas baik
untuk rumah tangga,kendaraan,industri,dan lain sebagainya, jadi untuk itu
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 7 dapat memenuhi dan melayani permintaan dari customer yang sebagian
besar adalah masyarakat untuk kebutuhan rumah tangga pada umumnya.
Selain memperhatikan pola pelayanan yang baik, depot LPG Tg.Priok
juga harus mampu mempertahankan nilai-nilai serta
penghargaan-penghargaan yang telah diraih selama masa operasional sampai pada saat
ini, salah satunya adalah PROPER, proper adalah salah satu program
penilaian untuk perusahan dimana penilaian akan diberikan kepada
perusahaan atas kinerja dan eksistensi yang tinggi baik dari segi
administrasi,pekerja,lingkungan serta dampak yang ditimbulkan selama
masa operasional. Untuk saat ini sendiri PERTAMINA Depot LPG
Tg.Priok sedang menargetkan untuk dapat kategori proper hijau, jadi untuk
mewujudkannya perusahaan mengadakan pengkajian mendalam atas hal-hal
yang akan dinilai dalam penilaian pemilihan proper nantinya untuk tahun
2012-2013.
Sebagai upaya demi kesuksesan penilaian, perusahaan mengadakan
audit seperti administrasi,pekerja,lingkungan sampai ke penggunaan energy.
Dara hasil audit energy ditemukan penggunaan energy untuk penerangan
saat ini belum dapat dikatakan efisien dan efektif untuk penggunaannya
karena untuk penagihan atas penggunaan energy listrik untuk penerangan
saja diluar dari operasional seperti penggunaan pompa,motor listrik dan lain
sebagainya memakan biaya sampai Rp.11.200.000,00 (perhitungan
pemakaian energy listrik untuk penerangan dijelaskan di Bab III), jadi untuk
itu perlu dilakukannya pengkajian yang mendalam terhadap permasalahan
ini agar tercapai efisiensi yang diinginkan dan perusahaan dapat menghemat
anggaran dan digunakan untuk kebutuhan lainnya. Salah satu alternatifnya
adalah dengan menggunakan penerangan yang hemat energy seperti LED ,
Bab II Identifikasi Permasalahan
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 8
2.3 Perumusan Masalah
Analisa efisiensi pemakaian listrik dengan lampu LED untuk
penerangan kantor depot LPG Tanjung priuk diharapkan dapat menjadi
salah satu solusi terhadap permasalahan audit energi atas tingginya
pembebanan terhadap tagihan listrik per bulannya di depot LPG Tanjung
Priuk, yang mana penggunaan energi listrik di depot dapat dikatakan belom
sepenuhnya efisien, jadi untuk itu perlu dilakukan kembali kajian-kajian
terhadap penggunaan energi listrik untuk depot LPG Tanjung Priuk, seperti
untuk penerangan perkantoran baik didalam ruangan maupun yang berada di
luar ruangan seperti halaman dan penerangan jalan harus benar-benar
diperhatikan jumlah yang dibutuhkan dan jenis penerangan yang digunakan
tanpa mengesampingkan kualitas dari penggunaannya.
Untuk saat ini depot LPG Tanjung Priuk sedang dalam masa renovasi
ada beberapa proyek pembangunan yang sedang dikerjakan di wilayah
depot, seperti pembangunan 4 floating storage baru dengan kapasitas
masing-masing 2500 MT, ini dikarenakan semakin tingginya permintaan
akan persediaan pasokan elpiji dan gas products untuk wilayah Jabodetabek
dan sekitarnya, dan diharapkan dapat meningkatkan thruput dari penyaluran
elpiji perharinya di depot LPG Tanjung Priuk. Selain itu, beberapa proyek
pembangunan yang dikerjakan sebagian telah selesai dilakukan seperti
gedung perkantoran PERTAMINA, mushallah, kantin, ruangan WIKA,
ruangan keamanan, ruangan K3LL dan lain sebagainya yang dalam masa
pengerjaan.
Untuk gedung-gedung baru yang telah selesai pembangunannya, saat
ini telah menggunakan penerangan yang termasuk kepada kategori hemat
energi, namun masih ada beberapa bagian wilayah disekitar perkantoran
depot yang masih menggunakan penerangan yang terbilang tidak hemat
energi dan inilah sumber utama agar perlu dilakukan pergantian jenis lampu
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 9 operasional depot dan memperkecil pembebanan atas tagihan listrik per
bulannya nanti kedepan. LED memiliki karakter perlampuan dengan
efisiensi tinggi, dimana efisiensi perlampuan LED telah maju pesat melalui
berbagai inovasi teknologi dalam beberapa dekade terakhir.LED merupakan
lampu yang sangat hemat energi. Bila dibandingkan dengan jenis lampu
pijar dapat menghemat hingga 90 persen. Jenis ini juga merupakan lampu
yang ramah lingkungan karena tidak mengandung unsur merkuri serta tidak
merusak karena tidak ada UV-nya. LED menggunakan daya yang sedikit.
LED tunggal berkekuatan 0,03 - 0,06 Watt dengan voltage langsung 15-20
mA.Walaupun LED lebih mahal dari sumber cahaya traisional, tetapi energi
yang dihemat setahun setara biaya sumber cahaya LED, dan sisa 4-9
Bab III Pembahasan Masalah
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 10 BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
3.1 Interpretasi Data Dan Informasi Kelistrikan Depot LPG Tanjung Priok
1 Sistem Kelistrikan
Sistem kelistrikan yang ada pada PT. PERTAMINA (Persero) LPG &
GAS Products Region III Depot LPG Tanjung Priok terbagi menjadi
beberapa kelompok panel distribusi, yaitu panel curah, panel 3 Kg, Panel
Spare I (kantor) dan Panel spare II (tidak terpakai). Karena dalam proses
pembangunan, penataan penggunaan dan distribusi aliran listrik masih
belum sempurna, semisal: pada panel curah yang diperuntukan untuk daya
motor listrik pengisian LPG curah, juga digunakan untuk penerangan
lingkungan malam diarea pengisian curah yang baru. Pada panel spare I
(kantor), diperuntukan untuk semua kebutuhan listrik, baik perkantoran
Pertamina, WIKA, Mushola, kantin, K3LL, Keamanan dan sebagian
penerangan lingkungan di area perkantoran.
Kondisi line kelistrikan masih dalam proses pembangunan, sehingga:
1. Gambar line system kelistrikan yang terakhir (eksiting) masih berada di
kontraktor pembangunan(PT WIKA)
2. Panel panel SDP dibeberapa tempat yang baru, peruntukan aliran listrik
telah diberi kode/symbol/penamaan walaupun sifatnya masih sementara.
3. Alat monitoring penggunaan energi listrik hanya ada pada panel utama,
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 11 Gambar 3.1. Panel Instrumen Listrik
2 Sistem Penerangan (Lighting)
Penggunaan energi listrik pada PT. PERTAMINA (Persero) LPG &
GAS Products Region III Depot LPG Tanjung Priuk, terbagi menjadi dua
kelompok penggunaan energi listrik penerangan yaitu:
A Penerangan pada siang hari
Penggunaan energi listrik untuk penerangan pada siang hari adalah
penerangan lampu pada ruangan-ruangan kantor untuk membantu
penerangan sewaktu bekerja.
B Penerangan pada malam hari
Penggunaan energi listrik untuk penerangan pada malam hari adalah
penerangan lingkungan untuk keamanan dan lampu-lampu jalan.
Penggunaan energi listrik untuk penerangan mencapai 53 % dari energi
Bab III Pembahasan Masalah
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 12 (Persero) LPG & GAS Products Region III Depot LPG Tanjung Priuk,
sebaran penggunaan energi listrik untuk penerangan pada hari kerja,
meliputi: 80 % untuk penerangan pada siang hari dan 20 % pada malam
hari. Grafik penggunaan energi listrik untuk penerangan dapat dilihat pada
Gambar 3.2. Rekap penggunaan energi listrik untuk penerangan secara
lengkap dapat dilihat di lampiran.
Gambar 3.2. Penggunaan energi listrik untuk penerangan pada hari kerja.
Hal yang berbeda jika dilihat penggunaan energi listrik untuk
penerangan dalam satu bulan. Misalkan dasar perhitungan satu bulan adalah
terdiri dari 4 minggu dimana satu minggu terdiri dari 7 hari dan 5 hari kerja,
maka penggunan energi listrik penerangan pada malam hari mencapai 26%
dan siang hari mencapai 74 %. Dapat dilihat pada Gambar 3.3. Penggunaan
energi listrik untuk penerangan dalam satu bulan.
Gambar 3.3. Penggunaan energi listrik untuk penerangan dalam satu bulan.
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 13 Penggunaan lampu penerangan ruangan pada gedung baru telah
menggunakan lampu hemat energi, yaitu lampu jenis TL dengan katagori
Eco ( Gambar 3.4.), tetapi pada penerangan malam hari atau lingkungan
masih menggunakan lampu yang belum hemat energi dan berdasarkan
pengukuran mempunyai tingkat pencahayaan yang berada di luar katagori
peruntukannya. (Gambar 3.5.)
Gambar 3.4. Lampu penerangan dalam ruangan yang masuk katagori hemat
energi
Bab III Pembahasan Masalah
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 14 3.2 Analisa Data Penggunaan Listrik Untuk Penerangan
1 Sistem Kelistrikan
Dari hasil pengamatan langsung dan pengukuran pada panel utama
listrik (MDP) selama 2x24 jam, diperoleh hasil pengamatan penggunaan
energi listrik seperti pada Gambar 3.6. Berdasarkan Gambar 3.6. terlihat
penggunaan energi listrik mulai jam 6.00 WIB dan berakhir jam 20.00 WIB
dengan puncak penggunaan energi listrik pada jam 10.00 WIB.
Gambar 3.6. Grafik penggunaan daya listrik selama 2 x 24 jam Pada Panel MPD
Berdasarkan pengukuran dan Gambar 3.6. terlihat bahwa beban listrik
ketika operasi penyaluran ketiga phase seimbang, tetapi ketika malam hari
dimana peralatan 3 phase tidak digunakan tampak pembebanan 3 phase
tidak seimbang. Pengukuran penggunaan energi listrik meliputi pengukuran
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 15
Gambar 3.7. Grafik penggunaan daya listrik selama 2 x 24 jam Pada Panel Spare
(kantor)
2 Sistem Penerangan
A Sistem Penerangan Dalam Ruangan (Siang hari)
Dari hasil pengukuran intensitas cahaya pada masing-masing ruang
kerja dapat disimpulkan bahwa daya intensitas cahaya lebih dari cukup
walaupun hanya dengan penerangan alami (lampu penerangan dalam
ruangan dimatikan, standar kelayakan pencahayaan ruang kerja (office)
berkisar 300 - 400 lux. Tabel 3.1. menunjukan sistem penerangan dalam
ruangan di PT. PERTAMINA (Persero) LPG & GAS Products Region III
Bab III Pembahasan Masalah
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 16 Tabel 3.1 Sistem penerangan dalam ruangan di Kantor PT. PERTAMINA
(Persero) LPG & GAS Products Region III Depot LPG Tanjung Priuk
Ruang
Filling Plant Office & Control Room LT.1 Lighting & Small Power Layout
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 17
Ruang UPS - - Flourescent A 36 2 0 0 0
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 19
Standar penerangan yang tertera pada SNI 03-6197-2000 tentang konversi energi system pencahayaan pada bangunan gedung dijelaskan
sebagai berikut: Intesitas pencahayaan sebesar 300 lux untuk kegiatan ruang
kerja
Intensitas daya tidak lebih dari 15 watt/m2 (tidak termasuk ballast lampu)
Untuk mendapatkan intensitas cahaya yang sesuai dengan standar SNI
ataupun Keputusan Menteri Kesehatan No. 1405 tahun 2002, pemakaian
system downligth digantikan dengan system penerangan SmartForm +
Bab III Pembahasan Masalah
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 20
listrik 69 % (sumber Phillip, (“Sustainable workplaces, A simple switch in office lighting”). Penggantian system penerangan ini tetap mempertimbangkan estitika ruang.
Gambar 3.8. System penerangan SmartForm + Actilume
dengan lampu TL5 Eco dari Phillip
Sumber: Sustainable workplaces, A simple switch in office lighting
Selain menggunakan TL5 Eco dapat juga menggunakan lampu LED
dengan bentuk lampu seperti lampu TL. Menggantian lampu dari sistem TL
dengan trafo dengan TL dengan balas electronik dapat meningkatkan
efisiensi penggunaan energi listrik. Untuk bentuk lampu Flourencent dengan
sistem soket, dapat digantikan dengan lampu LED 7, 10 watt yang
mempunyai umur pakai sampai 25000 jam.
Gambar 3.9. Contoh Lampu LED.
B Sistem Penerangan Malam Hari
Sistem penerangan pada malam hari, penggunaan energi listrik lebih
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 21 keamanan dan penerangan dilingkungan Tangki Timbun, Lingkungan,
Parkir truck, area pengisian dan juga jalan. Sebaran penggunaan lampu
untuk penerangan di luar ruangan dapat dilihat pada Tabel 3.2. berikut:
Tabel 3.2. Penggunaan Lampu Penerangan Malam Hari
Bab III Pembahasan Masalah
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 22 Penggunaan lampu penerangan jalan dan taman masih menggunakan
lampu jenis merquri,halogen serta flourescent non LED, yang tidak temasuk
kategori hemat energi seperti LED, karena untuk satu buah lampunya watt
yang digunakan berkisar antara 100-400 watt, ini menyebabkan konsumsi
energi yang sangat tinggi apalagi digunakan pada saat-saat pembebanan
puncak untuk penerangan di malam hari. Penggantian lampu dengan lampu
hemat energi dapat menghemat pemakaian listrik 30-70 % (“info office building lit fully by LEDs jeopardizing bleak vision of the future”) selama penggantian ini tidak menggurangi fungsi lampu sebagai penerangan baik
jalan maupun lingkungan sekitar kantor yang butuh penerangan dimalam
hari atau dari segi keamanan gedung.
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 23 3.3 Analisa Perhitungan Tarif Listrik Serta Efisiensinya
Jadi secara sistematis kita dapat menghitung berapa rupiah per
bulannya yang harus dikeluarkan untuk sistem penerangan di Depot LPG
Tg. Priok dan berapa rupiah yang dapat di hemat atas pengeluaran
penggunaan konsumsi listrik perbulannya.
A Untuk Penerangan Pada Ruangan / Siang Hari
Perhitungan Jumlah Kwh yang terpasang untuk penerangan di dalam
ruangan/ perkantoran depot LPG Tg. Priok sesuai dengan jam operasional
depot antara jam 06.00 WIB – 20.00 WIB (14 jam), maka didapatkan untuk installed powernya sebesar 130.926 watt = 130,926 Kwh (dari data tabel
Tabel 3.1 Sistem penerangan dalam ruangan di Kantor PT. PERTAMINA
(Persero) LPG & GAS Products Region III Depot LPG Tanjung Priuk),
sebagian besar lampu penerangan untuk ruangan perkantoran sudah
merupakan jenis lampu penerangan LED yang dapat menghemat energi
30-70 % dari jenis lampu biasa yang rata-rata penggunaan watt-nya berkisar
antara 100 watt sampai 400 watt per perlampunya sedangkan LED lebih
kecil dari lampu jenis biasa seperti mercuri,halogen,dll.
Jadi untuk jumlah Kwh sebesar 130,926KwhJika tarif per Kwh untuk
industri saat ini = Rp. 1200 (asumsi informasi data harga/ Kwh
indonetwork.co.id/indrajaya_instrument), maka dalam sebulan (kajian
dalam satu bulan adalah 30 hari) tarif listrik yang harus dibayar adalah:
130,926 x 1200 x 30= Rp. 4.713.336,00 / bulan,Jika dihitung pertahunnya
maka : Rp. 4.713.336,00 x 12 (1 tahun = 12 bulan) = Rp. 56.560.032,00 /
tahun.
B Untuk Penerangan Pada Malam Hari Dan Lampu Jalan (PJU)
Jumlah Kwh yang terpasang untuk penerangan di malam hari di depot
Bab III Pembahasan Masalah
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 24 malam hari antara pukul 18:00 WIB sampai jam 06:00 WIB pagi harinya),
maka didapatkan untuk installed powernya sebesar 179.136 watt = 179,136
Kwh(dari data tabel 3.2 penggunaan lampu penerangan malam hari),
penggunaan energi listrik lebih besar dibandingkan dengan penggunaan
energi listrik untuk penerangan di ruangan/ perkantoran dengan jumlah
pemasangan lampu lebih sedikit, ini dikarenakan jenis lampu yang
digunakan tidak termasuk jenis yang hemat energi atau kategori lampu jenis
LED,dan watt yang terpasang berkisar antara 100 – 400 watt per lampunya. Jadi untuk jumlah Kwh sebesar 179,136 KwhJika tarif per Kwh untuk
industri saat ini = Rp. 1200 (asumsi informasi data harga/ Kwh
indonetwork.co.id/indrajaya_instrument), maka dalam sebulan (kajian
dalam satu bulan adalah 30 hari) tarif listrik yang harus dibayar adalah:
179,136 x 1200 x 30= Rp. 6.448.896,00 / bulan.
Jika dihitung pertahunnya maka : Rp. 6.448.896,00 x 12 (1 tahun = 12
bulan) = Rp. 77.386.752,00 / tahun. (nilai ini belom termasuk efisien untuk
penggunan anggaran pembayaran tagihan listrik untuk penerangan di depot
LPG Tg. Priok).
Dengan kata lain Depot LPG Tg. Priok harus mengeluarkan uang dari
anggaran sebesar Rp.11.162.232,00 untuk penerangan saja setiap bulannya
atau hampir setara dengan Rp.11.200.000,00 jika pemakaian energi
listriknya diluar estimasi yang sudah sesuai dengan prosedur operasional
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 25 Berikut adalah data informasi penagihan listrik 4 bulan terakhir di
depot LPG Tg.priok (Mei 2012 - Agustus 2012) dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3. Informasi Penagihan Listrik
ambil total penagihan sebelum pajak mencapai Rp.73.927.200,00 atau
hampir sekitar Rp.75.000.000,00 tiap bulannya yang harus dikeluarkan
pertamina untuk pembayaran total pemakaian energi listrik untuk Depot
LPG Tg.Priok.
Dari total biaya tersebut secara keseluruhan sebesar hampir
Rp.11.200.000,00 atau setara dengan 15 % merupakan total biaya yang
digunakan untuk penerangan tiap bulannya (nilai ini akan aktual jika sesuai
dengan standar operasional jam kerja di Depot LPG Tg.Priok),sungguh
sangat tidak efisien jika angka tersebut harus kita keluarkan tiap bulannya
hanya untuk keperluan penerangan,hal ini perlu dikaji ulang kembali agar
didapatkan efisiensi yang tepat untuk penggunaan energi listrik untuk
Bab III Pembahasan Masalah
wattnya sekitar 150-400 watt dengan jenis halogen,mercuri,flourescent dan
jenis lampu yang tidak hemat energi lainnya.baik lampu penerangan jalan
jenis biasa, lampu penerangan teras maupun lampu penerangan yang
termasuk explotion proof karena berdekatan dengan area tanki timbun, yang
mungkin akan berbahaya terhadap panas atau radiasi yang di pancarkan dari
cahaya lampu penerangan jika dalam keadaan menyala.
Bagaimana jika lampu penerangan untuk penerangan jalan umum
(PJU) pada malam hari kita ganti dan kita seragamkan dengan jenis lampu
PJU LED 12 volt 40 watt yang memiliki life time hour sampai 50.000 jam
dengan harga perpaket berkisar 1.500.000-10.000.000 (termasuk tiang
dengan panjang 5-10 m,lampu dan sarang) namun dikarenakan kita telah
memiliki tiang lampu penerangan yang sudah terpasang jadi kita hanya
perlu mengganti lampu saja termasuk didalamnya dudukan lampu/sarang
serta aksesoris lain kecuali tiang, dengan estimasi harga 1.500.000,00/lampu
(info http://indonetwork.co.id/indrajaya_instruments) maka untuk 43 buah
lampu kita harus harus mengeluarkan biaya pembelian lampu baru sebesar :
Rp. 1.500.000,00 x 43(jumlah lampu jalan yang dibutuhkan untuk
penerangan di malam hari untuk spot jalan utama) = Rp. 64.500.000,00
Perhitungan Kwh per hari yang dipakai untuk 43 lampu PJU/spot
jalan utama dengan masa penggunaan mulai dari jam 18:00 WIB – 06:00 WIB pagi dini hari (sekitar 12 jam) dengan watt rata-rata yang akan
digunakan 40 watt : 43 x 40 x 12 = 20.640 watt atau 20,64 Kwh/
harinya,sekarang kita tambahkan dengan jumlah Kwh lampu lainnya untuk
penerangan di malam hari selain dari pada PJU (penerangan jalan umum)
yaitu sebesar 17,136 KWH dengan jumlah lampu 42 buah lampu yang
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 27 yang digunakan masih dibatas toleransi dibawah 100 watt. Jadi angka KWH
yang terpasang untuk penerangan malam hari adalah (20,64 KWH + 17,136
KWH = 37,776 KWH ) angka ini lebih kecil jika kita bandingkan dengan
angka Kwh sebelum penerapan LED yaitu sebesar179,136 Kwh.
Sekarang mari kita hitung nilai keekonomisannya,
Jadi untuk jumlah Kwh sebesar 37,776 KwhJika tarif per Kwh untuk
industri saat ini = Rp. 1200 (asumsi informasi data harga/ Kwh,
http://indonetwork.co.id/indrajaya_instrument), maka dalam sebulan (kajian
dalam satu bulan adalah 30 hari) tarif listrik yang harus dibayar adalah:
37,776 x 1200 x 30 = Rp. 1.359.936,00 / bulan, Jika dihitung pertahunnya
maka : Rp.1.359.936,00 x 12 (1 tahun = 12 bulan) = Rp. 16.319.232,00 /
tahun.
Nilai yang didapat sungguh jauh lebih menghemat anggaran untuk
penagihan litrik perbulannya, kita dapat mengetahui berapa selisih tarif
listik dalam satu bulan : Rp. 6.448.896,00 – Rp.1.359.936,00 = Rp.5.088.960,00adalah nilai rupiah yang dapat kita hemat setiap bulannya
atau sekitar Rp.61.067.520,00 setiap tahunnya.
Sekarang kita hitung ROI-nya sbb:
ROI (Return On Investment) atau dikenal juga dengan ROR (Rate of
Return) adalah suatu ratio peroleh atau kehilangan uang dari sebuah
investasi berhubungan dengan jumlah uang yang di investasikan. Jumlah
perolehan atau kehilangan uang merujuk kepada bunga, profit/loss, gain/loss
atau net income,sedangkan disini untuk efisiensi penggunaan terhadap
listrik merujuk kepada asset, modal/capital, uang pokok/principal atau basis
biaya/cost basis dari investasi tersebut.
Dengan pemakaian selama 12 Jam per hari dan 360 hari pertahun,
maka ROI dari investasi penggantian lampu penerangan malam hari dari
jenis mercuri,halogen dan sejenisnya yang belum termasuk kategori
hemat/eco save energi bila digantikan dengan LED akan mencapai BEP
(Break Even Point) dalam waktu 1,05 Tahun (kurang lebih 1 tahun)
Rp.64.500.000,00/ 61.067.520,00.
Jika Umur LED diasumsikan mencapai 8 tahun maka Total efisiensi
Bab III Pembahasan Masalah
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 28 Rp.61.067.520,00 (nilai rupiah yang didapatkan setelah penggantian lampu
penerangan dengan jenis LED) = Rp.488.540.160,00.
Dengan kata lain PERTAMINA LPG Tg.Priok hanya akan
membayarkan sebesar Rp.4.713.336,00 (untuk dipagi hai) +
Rp.1.359.936,00 (untuk dimalam hari) = Rp.6.073.272,00 jauh dari
Rp.11.200.000,00 (angka sebelum tercapainya efisiensi dengan
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 29
1. Jadi dengan penerapan lampu penerangan jenis LED kita dapat melakukan
penghematan,
diantaranya :- Menghemat penggunaan energy listrik sekitar 40-70 %.
-Menghemat biaya penagihan listrik untuk penerangan.
-Dengan lifetime yang mencapai 50.000 jam atau sekitar 8
tahun kita dapat menghemat biaya pergantian lampu baru
yang rata-rata bertahan 2 tahun saja.
2. Jenis lampu LED merupakan lampu yang ramah lingkungan karena tidak
mengandung unsur merkuri serta tidak merusak lingkungan sekitar karena
tidak ada UV-dari pancaran sinarnya.
4.2 Saran-Saran/Rekomendasi
Beberapa saran yang dapat disampaikan, untuk dapat melakukan
penghematan energi dan mengurangi pembenanan tagihan listrik
kedepannya diantaranya :
1. Penerapan penggunaan lampu jenis LED untuk penerangan di depot
LPG Tg. Priok serta memastikan jumlah kebutuhan sesuai tingkat
intensitas pencahayaan dengan ukuran ruangan atau keadaan tempat.
2. Untuk wilayah yang cukup berbahaya terhadap gas atau area yang dapat
menimbulkan ledakan gunakan lampu penerangan LED yang explotion
Bab IV Penutup
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 30 3. Untuk menghindari terjadinya pelepasan emisi pollutan bebas ke alam
dan lingkungan sekitar penggunaan lampu penerangan LED sudah
sangat tepat,karena LED dapat mengurangi pelepasan emisi pollutan
berbahaya ke lingkunagn.
4. Matikan lampu ketika tidak diperlukan baik dalam keadaan kosong,
tidak dipakai atau pencahayaan alami masih cukup untuk digunakan
sebagai penerangan.
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011)
DAFTAR PUSTAKA
Company Profile, Depot Filling Plant LPG Tanjung Priok, PT. PERTAMINA
(Persero)
Tata Kerja Individu (TKI), 2009, Pengisian, Depot Filling Plant LPG Tg. Priok
Sustainable workplaces, A simple switch in office lighting, System penerangan
SmartForm + Actilume dengan lampu TL5 Eco dari Phillip
info office building lit fully by LEDs jeopardizing bleak vision of the future, lampu
hemat energi dapat menghemat pemakaian listrik 30-70 %
Lampiran
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011)
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011)
Informasi Tagihan Listrik MEI 2012- Agustus 2012
Periode/Bulan
Total Tagihan Listrik
Sebelum Pajak Sesudah pajak (pajak PPJ 3 %)
Mei-12 Rp.70.056.000,00 Rp.72.163.680,00
Jun-12 Rp.75.158.400,00 Rp.77.419.152,00
Jul-12 Rp.73.588.800,00 Rp.75.802.464,00
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Wahyudin (122/BPA-M&T-II/2011) 10