• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISIKO TINGKAT BUNGA PADA BANK UMUM 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RISIKO TINGKAT BUNGA PADA BANK UMUM 1"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

RISIKO TINGKAT BUNGA PADA BANK UMUM DI INDONESIA 2015-2016

Nahda, Novita Ayu Universitas Trilogi

1. Latar Belakang

Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang melakukan kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana tersebut dalam bentuk memberikan kredit serta memberikan pelayanan jasa-jasa lainnya. Bank di Indonesia mulai dari Bank Indonesia, Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat, Bank berprinsip syariah, hingga Bank BUMN disetiap kegiatannya tak terlepas dari risiko yang akan dihadapi.

Dalam hal tersebut diperlukan manajemen untuk mengelola kegiatan bank agar dapat berjalan dengan lancar. Manajemen tersebut yaitu manajemen dana bank, manajemen perkreditan, manajemen aset dan liabilities, manajemen investasi, manajemen gap (mismacth), manajemen valuta asing, manajemen pricing (penetapan tingkat suku bunga), dan manajemen sumber daya manusia. Bank melakukan berbagai manajemen tersebut agar meminimalisir risiko yang dihadapi seperti credit risk, liquidity risk, pricing risk, foreign exchange risk, gap risk, dan contigency risk.

2. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah agar penulis dan pembaca dapat mengetahui risiko yang dihadapi oleh bank, khususnya risiko tingkat suku bunga (pricing risk) pada bank umum di Indonesia tahun 2015-2016.

3. Literatur (isi/pembahasan)

(2)

Oleh karena itu, bank-bank di Indonesia khususnya bank umum melakukan manajemen salah satunya manajemen tingkat suku bunga yang akan ditetapkan baik untuk suku bunga pinjaman maupun suku bunga simpanan untuk mengurangi risiko yang dihadapi oleh bank tersebut.

Risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa tertentu. Manajemen Risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan Risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha Bank.

Pada Desember 2015, rata-rata signifikansi aset suku bunga tetap (fixed interest rate) menunjukkan peningkatan sebesar 168 bps (yoy) dari 13,76% pada Desember 2014 menjadi 15,44% pada Desember 2015. Di sisi pasiva, signifikansi kewajiban suku bunga tetap menurunsebesar 53 bps dari 2, 22% pada Desember 2014 menjadi 1,69% pada Desember 2015.

(3)

Komposisi aset dengan nature IRR tinggi meningkat dari 5,75% pada Desember 2014 menjadi 6,61% pada Desember 2015 atau meningkat 87 bps, yang terutama bersumber dari kelompok BPD yang mengalami peningkatan sebesar 431 bps dari 30,08% pada Desember 2014 menjadi 34,39% pada Desember 2015. Komposisi aset dengan nature IRR tidak terlalu tinggi sehingga apabila terjadi perubahan suku bunga, risiko pada banking book bank relatif rendah. Natural hedging industri maupun kelompok bank cukup baik dengan rasio di atas 100% yang menunjukkan bahwa penyaluran kredit terutama berasal dari penghimpunan dana masyarakat yang memadai.

Dengan tren peningkatan suku bunga maka repricing yang dilakukan bank di sisi pasiva sedikit lebih cepat daripada di sisi aset sehingga suku bunga rata-rata DPK meningkat lebih cepat daripada suku bunga pinjaman, dan akibatnya NIM relatif stabil. Dengan proporsi asset dan liability suku bunga tetap tersebut maka risiko suku bunga tergolong cukup rendah. (sumber : Laporan tahunan perbankan OJK 2015)

Bunga dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman) (Kasmir, 2010:131).

Teori menurut Marshall menjelaskan bahwa suku bunga merupakan instrument yang baik untuk menarik dana dari masyarakat, karena peningkatan suku bunga berarti peningkatan imbalan bagi penabung sehingga kecenderungan menabung akan lebih tinggi.

(4)

Menurut Kasmir (2007: 37-40) faktor–faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan dana

Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan.Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman. Namun apabila dana yang ada simpanan banyak sementara pemohonan simpanan sedikit maka bunga simpanan akan turun.

2. Persaingan

Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16% maka, jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan diatas bunga pesaing, misalnya 16%. Namun sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada dibawah bunga pesaing.

3. Kebijakan Pemerintah

Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

4. Target laba yang diinginkan

Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya.

5. Jangka waktu

Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko dimasa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunga relatif lebih rendah.

6. Hubungan baik

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir (2007). Manajemen Perbankan. edisi Revisi. Raja Wali Press: Jakarta. Kasmir (2010). Dasar-dasar Perbankan. Edisi Revisi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Situs online :

www.bri.co.id – bunga deposito dan suku bunga dasar kredit. Jakarta. 2017

Referensi

Dokumen terkait

Dan tak lupa shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjunan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa iman dan islam kepada kita semua yang telah

didapatkan 3 faktor yang mempengaruhi mahasiswa Universitas Katolik Sogijapranata dalam keputusan pembelian laptop merek Axioo dan dengan menggunakan alat analisis deskriptif

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk digunakan sesuai keperluan dan bagi yang berkepentingan.. Penilaian persyaratan evaluasi dilakukan terhadap pemenuhan

Perwakilan Rakyat Daerah (Legislatif). Pemisahan fungsi tersebut yakni eksekutif melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan atas anggaran daerah, yang.. merupakan

Hukum Tata Negara Darurat itu harus dibedakan dari istilah hukum darurat atau “emergency law” yang mencakup pengertian yang lebih luas, yaitu meliputi segala bidang hukum pada

Peneliti mengharapkan agar penelitian pengembangan modul pembelajaran berbicara Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter siswa kelas VII semester 1 dan 2 ini

Hasil penelitian dalam perkara perceraian yang berakhir dengan putusan verstek di Pengadilan Agama, menunjukkan bahwa alasan dominan dari ketidakhadiran pihak

Hasil uji t diketahui tidak terdapat perbedaan hasil pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sehingga dinyatakan bahwa siswa pada kedua kelas tersebut