BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara produsen kelapa utama di dunia. Hampir semua daerah di Indonesia dapat dijumpai tanaman kelapa. Kelapa merupakan salah satu tanaman yang sangat luas penggunaannya, selain untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, seperti santan,minyak goreng, gula dan air kelapa segar, kelapa juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri. Salah satu contohnya adalah minyak kelapa yang digunakan sebagai bahan industri sabun, obat-obatan, mentega dan lain sebagainya. Hampir semua bagian dari tanaman kelapa dapat dimanfaatkan. Saat ini banyak sekali industri-industri pengolahan minyak kelapa seperti VCO (Virgin Coconut Oil) yang terbuat dari daging kelapa segar yang diolah pada suhu rendah atau tanpa pemanasan. Kegiatan industri ini menghasilkan limbah padat, salah satunya adalah ampas kelapa.
Ampas kelapa dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Selain dapat digunakan sebagai pakan ternak ampas kelapa juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi galaktomannan (Sahfitri, 2006).
Galaktomanan ada dalam endosperm dari sejumlah tumbuhan yang diperoleh dari
hasil ekstraksi biji Fenugreek Trigonellafoenum graecum yang merupakan anggota famili Leguminoceae, dan memiliki beberapa fungsi termasuk cadangan karbohidrat (Reid dan Edwards, 1995) Tanaman ini tumbuh di Timur Tengah, Afrika Utara, dan Eropa Selatan. Sementara itu, di India tanaman ini dikenal dengan sebutan Methi. Methi merupakan tanaman setinggi 30 – 60 cm. Biji tanaman ini sudah dapat dipanen pada umur 3 - 4 bulan dengan produktivitas 600 – 800 kg per hektar. Masyarakat India sudah mengenal tanaman ini sebagai obat sejak 25 abad silam.
galaktomannan. Kemudian endapan itu dipisahkan dari metanol. Agar menjadi serbuk, endapan dikeringkan dengan freeze dryer (Purawisastra, 2005).
Galaktomannan dapat diisolasi dari ampas kelapa dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut metanol . Ampas kelapa dicampur dengan metanol dengan perbandingan 1 : 6. Campuran tersebut diekstraksi selama 5 jam , keadaan pada suhu 500
Seperti dikutip Duodecim Medical Publication, Finlandia, galaktomannan direkomendasikan sebagai salah satu obat untuk mengatasi hiperlipidemia atau lebih dikenal dengan kadar lemak darah tinggi. Galaktomannan efektif menangkap lemak dan mengubahnya menjadi gumpalan-gumpalan dan keluar bersama feses. Galaktomannan mampu menurunkan serum total kolesterol dan Low Density
Lipoprotein (LDL) kolesterol 10 – 15%. Sedangkan kadar high density lipoprotein (HDL) dan trigliserida tidak berubah (Syah., 2005)
C. Setelah ampas kelapa larut, kemudian disaring dan dimasukkan kedalam labu pisah. didiamkan hingga terbentuk endapan. Endapan dipisahkan dari larutan Kemudian endapan itu dimasukkan kedalam gelas piala dan dibiarkan sampai metanol menguap dan didapatkan hasil sebesar 0,45% (Zultiniar dkk., 2009).
Dalam bidang medis, galaktomanan juga banyak memiliki manfaat yang sangat baik. Galaktomanan berperan sebagai sumber serat makanan dan memicu pertumbuhan
bakteri usus yang membantu pencernaan.
Galaktomanan adalah heteropolisakarida yang terdiri dari rantai mannosa dan galaktosa. Galaktomanan adalah polisakarida heterogen yang terbentuk dari rantai
utama β-(14)-D-manopiranosa dengan satu unit cabang α - D-galaktopiranosa
yang terikat pada posisi ά-(16), meskipun ada beberapa deviasi dari struktur dasar ini. Rasio manosa dan galaktosa (M/G) antara galaktokmanan yang satu dengan yang lainnya berbeda menurut spesies (Kok, et al., 1999). Variasi distribusi galaktosa pada rantai utama menyebabkan variasi kelarutan, sifat alir dan sifat-sifat lainnya. Menyangkut sifat- sifat fisikokimia yang berbeda , galaktomanan adalah sejenis material yang serba guna yang digunakan untuk banyak aplikasi yaitu sebagai pengental dan stabilizer yang sangat baik dari emulsi, dan karena tidak bersifat toksik memungkinkan pemakaiannya sangat luas dalam industri- industri tekstil, farmasi, biomedis, kosmetik dan makanan (Srivastava dan Kapoor, 2005; Vierra, et al, 2007). Sebagian besar galaktomanan yang digunakan dalam teknologi farmasi dan kosmetik biasanya merupakan gum yang tidak dimurnikan (Uner dan Altinkurt, 2004).
Dalam industri makanan, galaktomannan biasa digunakan sebagai penggumpal.
Galaktomannnan telah banyak digunakan sebagai pengental, stabilizer emulsi dan zat aditif pada berbagai industri makanan dan obat- obatan (Reid and Edward, 1995; Mikkonen et al ., 2009). Galaktomannan juga diketahui memiliki sifat antioksidan (Sun et al., 2010.)
Akhir-akhir ini ada peningkatan ketertarikan pada identifikasi sifat-sifat antioksidan produk-produk dari sumber alami untuk dimakan, misalnya pada pengawetan makanan atau makanan kesehatan (Lin and Zhao, 2007; Vargas et al., 2008; Ponce et al., 2008). Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik meneliti galaktomanan yang diekstraksi dari ampas kelapa dengan menggunakan pelarut etanol dan selanjutnya melakukan uji aktivitas sifat antioksidan dari galaktomanan tersebut .
1.2. Permasalahan
Mikkonen et al., 2009). Galaktomanan juga diketahui memiliki sifat antioksidan (Sun et al., 2010). Salah satu sumber polisakarida galaktomanan adalah ampas kelapa, dimana pemanfaatan ampas kelapa saat ini masih kurang optimal .
Berdasarkan hal tersebut diatas ingin dilakukan penelitian tentang:
1. Bagaimanakah proses ekstraksi galaktomanan dari ampas kelapa?
2. Bagaimanakah aktivitas sifat antioksidan dari galaktomanan yang diekstraksi
dari ampas kelapa?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengisolasi senyawa galaktomanan dari ampas kelapa secara ekstraksi dengan
menggunakan pelarut etanol.
2. Menguji aktivitas sifat antioksidan dari senyawa galaktomanan yang
diekstraksi dari ampas kelapa dengan metode DPPH (2,2 – diphenyl -1- picryl hydrazyl ).
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Memberi informasi bahwa ampas kelapa mengandung senyawa galaktomanan yang memiliki manfaat yang sangat berguna bagi kehidupan kita.
2. Memberi informasi mengenai sifat anti oksidan senyawa galaktomanan yang diekstraksi dari ampas kelapa.
1.5. Metodologi Penelitian
dilakukan proses pemurnian dengan melarutkannya dengan aquadest dan menambahkan larutan Fehling. Endapannya disentrifugasi dan dipisahkan. Endapan yang terbentuk dicampurkan dengan HCl 5% dalam etanol dan etanol 96% dan disentrifugasi kembali. Setelah dipisahkan , endapan yang terbentuk dikeringkan dengan menambahkan etanol absolut lalu divakum dan dimasukkan ke dalam desikator. Galaktomanan murni yang diperoleh dianalisa dengan FT-IR serta dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH.
1.6. Lokasi Penelitian