• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hukum Terhadap Kejahatan Carding Dalam Perspektif Cyber Law Di Indonesia (Studi Putusan Pn Jakarta Selatan No. 1193 Pid B 2013 Pn.Jak.Sel.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Hukum Terhadap Kejahatan Carding Dalam Perspektif Cyber Law Di Indonesia (Studi Putusan Pn Jakarta Selatan No. 1193 Pid B 2013 Pn.Jak.Sel.)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAKSI

Marshall Stanley Yehezkiel* Prof. Dr. H. Ediwarman, S.H., M.Hum.**

Dr. Marlina, S.H., M.Hum.***

Perkembangan teknologi informasi yang kian pesat tidak selalu memberikan dampak positif bagi kehidupan bermasyarakat, akan tetapi juga dapat memberikan dampak negatif apabila disalahgunakan oleh oknum tertentu secara melawan hukum. Pelaku kejahatan carding atau carder yang melakukan kejahatan

carding atau kejahatan kartu kredit atau credit card fraud menjadi salah satu indikator sebagai bentuk penyalahgunaan teknologi informasi yang berdampak negatif bagi kehidupan bermasyarakat, baik yang dilakukan secara online dengan memanfaatkan media internet, maupun yang dilakukan secara offline.

Metode pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode pendekatan empiris atau yuridis sosiologis yang dalam penelitiannya, maka Penulis memulai dari berlakunya hukum positif dan pengaruh berlakunya hukum positif terhadap kehidupan masyarakat, serta pengaruh faktor non hukum terhadap terbentuknya serta belakunya ketentuan hukum positif. Penelitian hukum yang dilakukan berdasarkan metode pendekatan sosiologis atau empiris ini, Penulis sebaliknya didukung juga oleh data sekunder atau studi dokumentasi. Tegasnya, penelitian hukum empiris atau sosiologis ini juga ditunjang dengan penelitian hukum normatif. Inilah yang seharusnya dilakukan dalam praktiknya agar penelitian hukum ini mendapatkan hasil yang memadai, oleh karena itu pengerjaannya menggunakan data-data sekunder sebagai data utama

Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kejahatan carding

ini terdapat di dalam KUHPidana dan KUHAP, serta di luar KUHPidana dan KUHAP melalui undang-undang khusus atau lex specialis, yaitu Undang-undang RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Undang-undang RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Faktor terjadinya kejahatan carding terdiri dari faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pelaku kejahatan carding

(carder) dan faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri pelaku kejahatan carding (carder) tersebut. Kebijakan hukum pidana juga berperan aktif dalam melakukan upaya pencegahan terhadap kejahatan carding, baik secara

penal, maupun secara non-penal dengan cara pre-entif dan preventif.

* Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ** Dosen Pembimbing I

*** Dosen Pembimbing II

(2)

ABSTRACT

Marshall Stanley Yehezkiel* Prof. Dr. H. Ediwarman, S.H., M.Hum.**

Dr. Marlina, S.H., M.Hum.***

The development of technology which grows rapidly does not always give a positive impact to the life of society, but also may adversely give negative affect if they are misused by certain elements unlawfully. Carding offenders who commit crimes or crimes carding a credit card or credit card fraud is one indicator as abuse of technology of information that negatively impact the life of society, whether conducted online by using internet media, as well as those done offline.

The method used in this thesis is the method of empirical or juridical sociological approach that in his research, the author started from the enactment of positive law and legal validity of the positive influence on people's lives, as well as non-legal factors influence on the form of positive legal provisions. Legal research that is conducted in this research is sociological approach or empirical method, the author is also supported by secondary data or documentation. Strictly speaking, the law of empirical or sociological research is also supported by the normative legal research. This is what should be done in practice to study this law in order to get adequate results, therefore the process using secondary data as the main data.

Legislation governing the crime carding is contained in the Criminal Code and the Criminal Procedure Code, as well as outside of the Criminal Code and the Criminal Procedure Code through specific legislation or lex, namely Law No. 11 Year 2008 on Information and Electronic Transactions and the Law No. 8 of 2010 on the Prevention and Combating of Money Laundering. Factor of carding crimes consist of internal factors, namely the factors that comes from within the offender carding (carder) and external factors, i.e. factors that come from outside carding offenders (carder). Criminal law policy also plays an active role in making efforts to prevent the crime carding, both penal, or in non-penal by way of prevention.

* Student at Law Faculty in University of North Sumatera ** Advisor I

*** Advisor II

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah analisis kemampuan pemecahan masalah berdasarkan Adversity Quotient, dimana tingkatan Adversity Quotient

Akuisisi citra adalah tahap untuk mendapatkan citra digital. Citra yang didapat terbagi atas citra latih dan citra uji. Proses pengambilan citra telur ayam negeri adalah

Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang

[r]

Dalam skripsi ini akan menganalisis model antrian pada Terminal Berlian khususnya Berlian Barat dengan menghitung probabilitas waktu sibuk, probabilitas waktu

Integrasi juga dapat dilakukan dalam mata kuliah yang berhubungan dengan kependidikan matematika seperti psikologi pendidikan, teori belajar, model pembelajaran atau mata

Penelitian dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) dikatakan berhasil karena sudah memenuhi indikator ketercapaian sebesar 82% atau 32

Hasil implementasi dari sistem yang dibangun dari penulisan penelitian ini adalah sebuah sistem pakar untuk mendiagnosa kerusakan Ginjal, sistem pakar kerusakan