Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Mutu pelayanan rumah sakit sangat di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yang paling dominan adalah sumber daya manusia (Depkes RI, dalam Haryani 2008).
Pemberian pelayanan kesehatan menjadi prioritas terutama bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Peningkatan akan tenaga kerja yang handal merupakan kebutuhan yang mendesak yang dialami instansi rumah sakit baik swasta maupun pemerintah, salah satu pelayanan sentral di rumah sakit adalah bagian intensive care unit (ICU). Bagian pelayanan ICU membutuhkan sumber daya tenaga dokter dan perawat terlatih yang sangat spesifik dan jumlahnya pada saat ini sangat terbatas (Hanafie, 2007).
keterampilan staf medik, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut (Muthmainah S, 2012).
Perawat ICU berbeda dengan perawat lain. Tingkat pekerjaan dan pengetahuan perawat ICU lebih kompleks dibandingkan dengan perawat bagian lain di rumah sakit, karena bertanggung jawab mempertahankan homeostasis pasien untuk berjuang melewati kondisi kritis/terminal yang mendekati kematian (Hudak & Gallo, 2010). Karakteristik perawat ICU, yaitu dituntut memiliki tingkat pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik dari pada perawat lain dalam menangani pasien yang memiliki kondisi kritis (Maeler, et.al., 2007).
Perawat ICU juga rentan mengalami Post Traumatic Stres Disorder (PTSD) dibandingkan dengan perawat umum (Maeler, et.al., 2007). Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa dari 121 responden dari perawat umum terdapat 17 responden yang mengalami PTSD (14%) sedangkan dari 230 perawat ICU, terdapat 54 responden yang mengalami PTSD (24%).
Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat (RSUD) Rantauprapat pada ruangan ICU memiliki 17 perawat dengan jenis kelamin 3 perawat laki-laki dan 14 perawat perempuan serta memiliki rentang umur 25-45 tahun. Diruangan ICU diberlakukan sistem shift dengan 4 shift yaitu pagi, sore, malam dan hari libur dengan penempatan 3-4 perawat dalam satu shift. Pergantian shift dilakukan 3 hari sekali. Di dalam ruangan terdapat fasilitas 6 tempat tidur. Ruangan perawat dengan ruangan pasien ICU berada dalam satu ruangan.
Berdasarkan survei pendahuluan dan wawancara singkat yang dilakukan pada kepala ruangan ICU dan 4 perawat ICU didapatkan informasi perawat yang bekerja diruang ICU RSUD Rantauprapat sering mengeluh adanya perasaan cemas dan kewalahan saat menghadapai pasien dengan keadaan kritis. Perawat juga merasa sakit kepala, pusing, mual saat menghadapi pasien dan merasa jenuh, bosan dan lelah dalam merawat pasien. Selain itu perawat juga merasa kurang nyaman karena ruang perawat dan pasien yang berada dalam satu ruangan sehingga memberikan rasa takut akan tertular penyakit. Karakteristik khusus pasien, perawatan yang intensif, kondisi beban kerja yang berat dan komunikasi yang tidak efektif akibat hubungan interpersonal yang tidak baik dapat menjadi salah satu kemungkinan potensi pemicu terjadinya keluhan yang di rasakan perawat.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti adalah tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya stres kerja pada perawat icu rumah sakit umum daerah (RSUD) Rantauprapat tahun 2015.
1.3Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya stres kerja pada perawat ICU RSUD Rantauprapat tahun 2015.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui gambaran karakteristik individu perawat ICU RSUD Rantauprapat.
2. Mengetahui gambaran tingkat stres kerja pada perawat ICU RSUD Rantauprapat.
3. Mengetahui gambaran penyebab stres kerja yang berasal dari faktor lingkungan psikososial.
1.4 Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan antara faktor umur dengan terjadinya stres kerja.
6. Ada hubungan antara faktor hubungan interpersonal dengan terjadinya stres kerja.
7. Ada hubungan antara faktor tanggung jawab dengan terjadinya stres kerja. 8. Ada hubungan antara faktor keamanan kerja dengan terjadinya stres kerja.
1.5Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan pihak ICU RSUD Rantuprapat mengenai stres kerja perawat ICU untuk bahan pertimbangan dalam membina dan mengembangkan kualitas dan sumber daya manusia bagi tenaga perawat. 2. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam penelitian.