BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia hidup dalam sebuah lingkup sosial yang mengharuskannya mengikuti mekanisme hidup yang ada dalam lingkup sosial tersebut. Salah satunya adalah jika ingin memenuhi kebutuhan hidupnya maka seseorang harus berusaha mencari nafkah dengan bekerja. Bekerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya, dengan harapan bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawanya kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan sebelumnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pada diri manusia terdapat kebutuhan-kebutuhan yang pada saatnya akan membentuk tujuan- tujuan yang hendak dicapai dan dipenuhinya.
PNS atau sering disebut birokrat, sesungguhnya adalah public servant yang wajib memberikan pelayanan publik yang terbaik kepada masyarakat sebagai pelanggan. Sebagaimana dalam Ketetapan MPR-RI No.VI/ 2001 sesungguhnya sudah mengamanatkan agar Presiden membangun kultur birokrasi Indonesia menjadi birokrasi yang transparan, akuntabel, bersih dan bertanggung-jawab serta dapat menjadi pelayan masyarakat dan menjadi teladan masyarakat. Birokrasi harus melaksanakan pemerintahan yang baik dan bersih (clean and good governance).
Data Badan Kepegawaian Negara (BKN) menunjukkan saat ini terdapat hampir empat juta yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Kritik tentang rendahnya mutu pelayanan PNS selalu dikaitkan dengan profesionalisme semata. Padahal, tidak memadainya kualitas kerja PNS juga merupakan akibat tidak berimbangnya rasio antara jumlah PNS dengan para stakeholders-nya. PNS di Indonesia hanya 1,7 dari total jumlah masyarakat Indonesia (Sinar Harapan). Terlepas dari pentingnya aspek jumlah, mengefisienkan jumlah PNS dipandang sebagai formula yang dapat diterapkan guna memastikan setiap PNS bekerja secara lebih serius berdasarkan posisi mereka.
dan pemberhentian. Pada intinya manajemen kepegawaian lebih berorientasi pada profesionalisme SDM aparatur (PNS) yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat secara jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, tidak partisipan dan netral, keluar dari semua pengaruh golongan dan partai politik dan tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk bisa melaksanakan tugas pelayanan dengan persyaratan yang demikian, SDM aparatur (PNS) dituntut memiliki profesionalisme dan wawasan global serta memiliki kompetensi yang tinggi.
Permasalahannya adalah SDM aparatur (PNS) yang profesional dan memiliki kompetensi tinggi seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang tersebut hingga saat ini masih merupakan “impian” daripada kenyataan. Hasil penelitian PERC (Political Risk Consultancy, 1999) menyimpulkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara terburuk dalam bidang birokrasi. Bahkan riset yang sama dilakukan pada tahun 2000 oleh PERC hasilnya disimpulkan birokrasi di Indonesia memperoleh skor 8,0 dari kisaran skor 0 untuk yang terbaik dan 10 untuk yang terburuk.
PNS di dalam organisasi pemerintah memainkan peranan yang cukup penting dalam proses pembangunan, bukan hanya sebatas memberikan ikan saja, tetapi lebih pada bagaimana cara membuat kail dan cara mengoperasikannya. Pada dasarnya selain tugas-tugas kedinasan, secara eksplisit harus jelas melaksanakan kewajibannya sebagai seorang PNS. Dalam upaya membangun dan memberi kemampuan kepada para PNS, dibutuhkan pula rangsangan lainnya, sehingga ada transformasi sosiokultur yang mengarah kepada arah kehidupan mandiri yang lebih baik serta akan memiliki nilai tambah. Apabila PNS melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik, maka akan semakin baik terbinanya kesiapan serta keandalan dalam pembangunan bangsa. Kepuasan kerja yang didapat PNS juga akan memacu untuk melakukan fungsi tersebut dengan maksimal.
Kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri karyawan yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan yang melibatkan aspek-aspek seperti: gaji/ upah yang diterima, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan karyawan lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan, mutu pengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan dirinya, antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan. (Mangkunegara, 2007)
Hasibuan (2007), menyatakan bahwa : “Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan kerja dalam pekerjaan diperoleh ketika pegawai mendapatkan pujian atas hasil kerja, penempatan, perlakuan, dan suasana lingkungan kerja yang baik”.
Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan hal yang bersifat individual.
dibandingkan dengan karyawan yang tidak mendapatkan kepuasan kerja. Oleh karena itu kepuasan kerja memiliki arti yang sangat penting untuk memberikan situasi yang kondusif di lingkungan perusahaan.
Tinggi rendahnya tingkat kepuasan para pegawai dapat dipengaruhi beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja pegawai adalah promosi jabatan. Hal di atas seiring dengan pernyataan Hariandja (2005), bahwa faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pegawai diantaranya adalah Gaji, Pekerjaan itu sendiri, Rekan kerja, Atasan, Promosi jabatan, Lingkungan kerja, yaitu lingkungan fisik dan psikologi/ non fisik.
Pengembangan karir (seperti promosi) sangat diharapkan oleh setiap pegawai. Dalam praktek pengembangan karir lebih merupakan suatu pelaksanaan perencanaan karir seperti yang diungkapkan oleh Handoko (2000), bahwa pengembangan karir adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karir. Sedangkan menurut Simamora (1995), proses pengembangan karir dalam suatu pendekatan formal yang diambil organisasi untuk memastikan bahwa orang-orang dengan kualifikasi dan pengalaman yang tepat tersedia pada saat dibutuhkan. Pengembangan karir dapat dikatakan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan-peningkatan status seseorang dalam organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan.
kenaikan pangkat, mutasi jabatan serta promosi (pengangkatan ke jabatan lain). Lebih lanjut Moekijat (1995), mengatakan bahwa dalam pengembangan karir seharusnya diterima bukan sekedar promosi ke jabatan yang lebih tinggi, tetapi sukses karir yang dimaksudkan seorang karyawan mengalami kemajuan dalam bekerja, yaitu.berupa kepuasan dalam jabatan yang dipercayakan serta meningkatkan keterampilan. Hal yang penting dalam pengembangan karir adalah: (1) Ada kesempatan untuk melakukan yang menyenangkan; (2) Kesempatan untuk mencapai sesuatu yang berharga; (3) Kesempatan untuk mempelajari hal-hal yang baru; (4) Kesempatan untuk mengembangkan kecakapan kemampuan.
Pengembangan karir melalui promosi (promotion) bagi PNS merupakan suatu yang sangat diidamkan dan merupakan tujuan perencanaan karir. Promosi adalah perpindahan yang memperbesar authority dan responsibility karyawan ke jabatan yang lebih tinggi di dalam suatu organisasi sehingga kewajiban, hak, status, dan penghasilan semakin besar (Malayu, 2000). Dengan promosi berarti ada kepercayaan dan pengakuan mengenai kemampuan serta kecakapan pegawai untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
tanggung jawab, wewenang hak seorang pegawai; (6) DP3 meliputi : kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, kejujuran, kerjasama dan praktek kepemimpinan; (7) Daftar Urut Kepangkatan (DUK) pegawai yang lebih tinggi kepangkatannya diberi kesempatan lebih dulu untuk menduduki jabatan yang lowong. Sedangkan pengembangan karir berdasarkan Analisa Jabatan meliputi: (1) Uraian jabatan, kondisi fisik kesehatan, pendidikan, pekerjaan yang dilaksanakan; (2) Spesifikasi jabatan : pendidikan, pengalaman, kemampuan, kualifikasi emosi dan syarat kesehatan.
Menurut Rivai (2009), dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia mengemukakan bahwa :
"Promosi adalah apabila seorang karyawan dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang lebih tinggi dalam pembayaran, tanggung jawab, atau level"
Pengertian promosi lainnya dikemukakan oleh Edwin B. Flippo dan Andrew Sikula yaitu perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi. Biasanya perpindahan yang lebih tinggi disertai dengan peningkatan gaji/upah yang lebih tinggi juga, walaupun tidak selalu demikian (Hasibuan, 2003).
diusahakan oleh kalangan pekerja agar bisa menjadi lebih baik dari jabatan yang sebelumnya dia jabat dan juga demi peningkatan dalam status sosial. Promosi merupakan kesempatan untuk berkembang dan maju yang dapat mendorong karyawan untuk lebih baik atau lebih bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan dalam lingkungan organisasi atau perusahaan.
Selain faktor promosi jabatan, faktor lainnya yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja pegawai adalah lingkungan kerja. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mokaya, Jacqueline Lovega Musau, Juma Wagoki, Kabare Karanja : 2013 : Effects of Organizational Work Conditions on Employee Job Satisfaction in the Hotel Industry in Kenya, International Journal of Arts and Commerce Vol. 2 No. 2 February 2013, memberikan hasil bahwa untuk memperbaiki kepuasan kerja karyawan manajemen hotel harus memberikan pelatihan, pengembangan, kesempatan bagi staf untuk meningkatkan kerja mereka; keterampilan; secara teratur meninjau lingkungan kerja dan persyaratan layanan lainnya; khususnya sistem promosi digabungkan dengan trend industri agar lebih kompetitif.
secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja organisasi atau perusahaan.
Faktor di lingkungan kerja yang dapat menyebabkan ketegangan pada diri seseorang antara lain masalah administrasi, tekanan yang tidak wajar untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan dan situasi kerja, kondisi tempat bekerja yang kurang nyaman, struktur birokrasi yang tidak tepat, sistem manajemen yang tidak sesuai, perebutan kedudukan, persaingan yang semakin ketat untuk memperoleh kemajuan, anggaran yang terbatas, perencanaan kerja yang kurang baik, jaminan pekerjaan yang tidak pasti, beban kerja yang semakin bertambah dan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan pekerjaan.
Lingkungan kerja merupakan salah satu penyebab dari keberhasilan dalam melaksanakan suatu pekerjaan tetapi juga dapat menyebabkan suatu kegagalan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi pekerja, terutama lingkungan kerja yang bersifat psikologis sedangkan pengaruh itu sendiri dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif.
memberi penilaian, membantu, mendukung dan bekerjasama dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Seulki Lee Ph.D. Candidate Graduate School of Public Administration Seoul National University 599 Gwanak-ro, Gwanak-gu tentang Assesing The Effect of Job stress and Social support on Job satisfaction (2013) is : social support has a direct effect on job satisfaction, atau dukungan sosial memiliki efek langsung kepada kepuasan kerja.
Sedangkan Pierce (2000), mendefinisikan dukungan sosial sebagai sumber emosional, informasional atau pendampingan yang diberikan oleh orang-orang di sekitar individu untuk menghadapi setiap permasalahan dan krisis yang terjadi sehari- hari dalam kehidupan.
Kabupaten Pakpak Bharat terdiri atas 8 Kecamatan yang masing-masing berupaya untuk melakukan pembenahan diri sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan yang terjadi di wilayahnya. Sejalan dengan tuntutan masyarakat terhadap efektifitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam rangka mendorong terwujudnya good governance. Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat harus mampu menjawab pelaksanaan tugas pokok dan fungsi melalui penerapan mekanisme pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan teratur. Kegiatan Unit Kerja Kantor Camat di Kabupaten Pakpak Bharat tetap mengacu kepada Tupoksi Perangkat Kecamatan yakni membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di wilayah kecamatan. Namun pada kenyataannya belum optimal dilaksanakan sebagaimana yang diharapkan oleh Bupati. Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan kerja pegawai diantaranya adalah menciptakan kondisi lingkungan kerja yang kondusif. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pegawai di Kantor Camat Kabupaten Pakpak Bharat maka diperlukan suatu kajian yang benar dan terukur secara ilmiah.
Seperti yang ditemukan di Kantor Camat Kabupaten Pakpak Bharat, disiplin kerja merupakan faktor utama yang perlu diperhatikan dan memiliki pengaruh terhadap lingkungan kerja yang nantinya akan berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja yang dirasakan oleh pegawai. Setiap instansi selalu ingin meningkatkan disiplin kerja pegawainya semaksimal mungkin dalam batas-batas kemampuan perusahaan. Apabila perusahaan lalai dalam memperhatikannya maka disiplin kerja pegawai akan menurun. Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat disiplin kerja pegawai adalah tingkat absensi, ketepatan jam kerja, menyelesaikan tugas sesuai jadwal, dan ketaatan terhadap peraturan.
Maka untuk itu akan dikemukakan jumlah pegawai dan tingkat absensi pegawai pada Kantor Camat Se-Kabupaten Pakpak Bharat seperti pada Tabel 1.1 berikut ini :
Tabel 1.1
Data Penilaian Tingkat Kedisiplinan Kerja Pegawai Kantor Camat Se-Kabupaten Pakpak Bharat
Indikator Persentase
2011 2012 2013
Tingkat kehadiran 7,84% 8,30% 11,75%
Terlambat masuk kerja 5,25% 6,60% 8,25%
Pulang sebelum waktunya 9,65% 9,75% 12,50%
Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu 5,15% 6,25% 7,50% Sumber : Data statistik 2014 (diolah)
Hal ini dilihat dengan adanya penempatan PNS yang berpendidikan SLTA dengan pengalaman kerja yang lebih lama tetapi kinerjanya kurang optimal. Dengan alasan mempertimbangkan sisi kemanusiaan dibandingkan dengan penempatan PNS yang berpendidikan Sarjana, berdedikasi tinggi dan berprestasi sehingga menyebabkan banyak sarjana yang kemampuannya tidak tersalurkan pada pekerjaannya. Hal ini menyebabkan permasalahan dimana hubungan yang semakin jauh antara staf dan pejabat karena staf yang pangkatnya reguler empat tahun dapat diungguli dalam dua tahun oleh mereka yang telah mendapatkan eselon. Pegawai yang sudah tidak mendapat tunjangan jabatan naik pangkatnya harus menunggu selama empat tahun, sedangkan yang mendapat jabatan setiap promosi dapat dinaikkan pangkatnya lebih cepat melalui pangkat pilihan. Adanya ketidakpuasan pegawai ini ditandai dengan adanya perlakuan yang kurang sepadan dengan prestasi yang telah diraihnya, loyalitas, dedikasi dan kejujuran yang dimiliki akan sirna apabila tidak ada penghargaan yang wajar dari lembaganya. Jadi dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas pegawai maka perlu adanya kepuasan pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
Tabel 1.2
Jumlah jabatan Struktural Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat
Sumber : Data statistik 2014 (diolah)
Telihat bahwa masih banyaknya posisi yang lowong bagi PNS yang dapat dipromosikan untuk menjabat pada bagian struktural. Misalnya ada kelompok Eselon IVa ada 252 tempat dimana yang sudah terisi adalah 131 atau 51,98%, sementara tempat yang kosong masih ada 121 tempat lagi (48,02%). Tingginya tempat yang masih kosong ini diduga erat kaitannya dengan masalah promosi jabatan.
kenaikan gaji berkala antara pegawai yang menunjukkan kinerja baik dan kurang baik. Sedangkan faktor lainnya karena perasaan mendapat perlakuan yang kurang adil, kurangnya perhatian pimpinan, rendahnya jaminan, kesempatan untuk promosi, dan kurangnya pengakuan positif atas prestasi kerja. Hal yang sebaliknya melalui pengamatan dan wawancara dengan kelompok pegawai yang memperlihatkan perilaku disiplin diperoleh gambaran bahwa pada umumnya mereka merasakan kepuasan dalam pekerjaannya seperti merasa bahwa potensinya cukup diakui, merasa diperlakukan adil dan keyakinan bahwa dirinya mempunyai peluang untuk maju.
masih dipakai dengan cara bergantian karena tidak semua ruang kerja mempunyai komputer dan printer sehingga banyak dokumen dan arsip yang bertumpuk di sekitar meja kerja. Lingkungan kerja yang baik dan memadai akan membantu dan memudahkan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini secara langsung juga akan membuat pegawai mendapatkan kepuasan kerja yang baik.
Dalam hal dukungan sosial, dari hasil wawancara yang dilakukan diketahui bahwa sebagian besar pegawai kurang mampu untuk bekerja sama dalam menjalankan tugasnya. Apabila ada salah satu pegawai yang kesulitan dalam pekerjaan dan meminta bantuan pegawai lain, sikap pegawai yang dimintai bantuan terlihat malas untuk membantu. Selain itu, hubungan sosial antar pegawai juga kurang harmonis, terlihat dari sikap para pegawai yang suka berkelompok dan tidak menyatu bersama-sama dengan pegawai lainnya. Atas dasar observasi ini dapat diketahui bahwa antara pegawai satu dengan lainnya kurang mendukung dalam bekerjasama. Dukungan sosial yang berasal dari teman kerja diharapkan dapat memotivasi pegawai dalam upaya meningkatkan kinerja yang lebih maksimal untuk menghasilkan kepuasan kerja yang maksimal juga. Bila semua hal di atas tidak mendapat penanganan yang tepat dikhawatirkan para pegawai yang sementara ini menunjukan tingkat kepuasan kerja yang baik akan terpengaruh oleh pegawai yang kurang baik.
dengan mengambil judul Analisis Pengaruh Promosi Jabatan dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Pegawai dengan Dukungan Sosial sebagai Variabel Moderating (Studi pada Kantor Camat Se-Kabupaten Pakpak Bharat).
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut:
a. Apakah Promosi Jabatan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja Pegawai (Studi pada Kantor Camat Se-Kabupaten Pakpak Bharat)?
b. Apakah Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja Pegawai (Studi pada Kantor Camat Se-Kabupaten Pakpak Bharat)?
c. Apakah Promosi Jabatan dan Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja Pegawai (Studi pada Kantor Camat Se-Kabupaten Pakpak Bharat)?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Promosi Jabatan terhadap Kepuasan Kerja Pegawai (Studi pada Kantor Camat Se-Kabupaten Pakpak Bharat)
b. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Pegawai (Studi pada Kantor Camat Se-Kabupaten Pakpak Bharat)
c. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Promosi Jabatan dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Pegawai (Studi pada Kantor Camat Se-Kabupaten Pakpak Bharat)
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a. Kantor Camat di Se-Kabupaten Pakpak Bharat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran, bahan dan masukan bagi para pengambil keputusan di kantor camat yang diharapkan berguna dalam membuat promosi jabatan yang baik, terbuka dan transparan. Kemudian menciptakan lingkungan kerja yang baik dengan fasilitas yang memadai serta memberikan dukungan sosial yang nantinya akan berguna untuk meningkatkan semangat dan kepuasan kerja pegawai di dalam organisasi.
b. Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan di masa mendatang khususnya tentang Promosi Jabatan, Lingkungan Kerja, Dukungan Sosial dan Kepuasan Kerja. c. Bagi peneliti, menambah wawasan secara ilmiah dalam bidang Ilmu
Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja.