• Tidak ada hasil yang ditemukan

T ADPEN 1404508 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T ADPEN 1404508 Chapter1"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Resti Sarifah Ningsih, 2016

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERITERAKREDITASI A DI SUB RAYON 11 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan bangsa. Sejarah menunjukkan bahwa kunci keberhasilan negara-negara maju adalah tersedianya penduduk yang terdidik dalam jumlah, jenis, dan tingkat yang memadai. Karena itu, hampir semua bangsa menempatkan pembangunan pendidikan sebagai prioritas utama dalam program pembangunan nasional mereka. Sumber daya manusia yang bermutu merupakan produk pendidikan yang menjadi kunci keberhasilan suatu negara.

Menyadari hal tersebut di atas, sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Definisi tersebut menunjukkan bahwa pendidikan bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang utuh dan berkualitas, yang dipersiapkan untuk menghadapi persaingan global yang semakin kuat, dan mampu merespon berbagai tantangan. Oleh sebab itu, kualitas atau mutu adalah inti dari makna pendidikan.

(2)

Resti Sarifah Ningsih, 2016

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERITERAKREDITASI A DI SUB RAYON 11 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan terpenuhinya delapan Standar Nasional Pendidikan tersebut, maka mutu pendidikan nasional yang bertujuan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dapat terjamin.

Namun demikian, permasalahan pendidikan saat ini masih menjadi polemik dalam meningkatkan mutu pendidikan Indonesia di tingkat dasar. Hal ini dapat dilihat dari belum optimalnya mutu pendidikan sekarang ini. Sementara itu, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, ditegaskan bahwa “Pendidikan nasional menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.” Karena itu, penjaminan mutu menjadi tanggung jawab bersama ketiga unsur tersebut. Mutu berkenaan dengan penilaian bagaimana suatu produk memenuhi kriteria, standar atau rujukan tertentu. Dengan demikian, pengelolaan pendidikan dasar dilaksanakan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap satuan pendidikan, termasuk pada tingkat sekolah dasar berkewajiban melaksanakan proses pembelajaran dan pendidikan yang bermutu sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Karena itu, sekolah sebagai satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan di tingkat mikro, merupakan suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang berinteraksi dan bersinergi dalam menjalankan peran dan fungsinya guna mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Sebagaimana menurut Hoy dan Miskel (2014, hlm. 46) menyatakan bahwa “Unsur-unsur dari suatu sistem sekolah berinteraksi dalam suatu proses transformasi input menjadi output dalam suatu lingkungan tertentu.” Hal ini menempatkan sekolah berada pada satu tatanan yang kompleks dan saling terkait. Karena itu, sekolah dipandang sebagai suatu organisasi yang membutuhkan pengelolaan yang baik dan profesional serta mandiri.

(3)

Resti Sarifah Ningsih, 2016

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERITERAKREDITASI A DI SUB RAYON 11 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disiplin, keakraban, saling menghormati, kepuasan, dan lain-lain. Faktor output mencakup unsur nilai yang dicapai oleh peserta didik, dan aneka jenis keterampilan yang diperoleh peserta didik selama mengikuti program ekstrakurikuler. Faktor outcome mencakup unsur lulusan cepat terserap di dunia kerja, gaji wajar, semua pihak mengakui kehebatan lulusan dan merasa puas. Tiap faktor saling berkaitan satu dan yang lain sehingga saling berpengaruh. Sekolah yang mengalami kelemahan salah satu faktor dalam sistem tersebut akan mempengaruhi sistem pendidikan itu. Karena itu, dalam usaha mengembangkan sistem pendidikan, setiap faktor harus mendapatkan perhatian dan prioritas utama.

Sebagaimana di dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Pasal 11 Ayat (4) dinyatakan bahwa “Penyelenggaraan urusan pemerintah yang bersifat wajib berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal, dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh pemerintah.” Namun demikian, permasalahan yang menarik untuk dikaji dari penyelenggaraan pendidikan berkenaan dengan Standar Pelayanan Minimal pada tingkat mikro adalah mutu sekolah. Saat ini, mutu telah menjadi tuntutan oleh berbagai kalangan atau kepentingan baik itu untuk jenis barang maupun jenis jasa. Sekolah sebagai penghasil jasa pendidikan harus memenuhi standar mutu.

Pemerintah Kota Bandung sebagaimana di dalam Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 15 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 4 Ayat (1) menyatakan bahwa “Misi pendidikan daerah adalah mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh warga kota.” Selain itu, di dalam Pasal 9 Ayat (1) juga dinyatakan bahwa “Setiap warga kota mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan

yang bermutu.” Karena itu, Pemerintah Kota Bandung terus berupaya

meningkatkan mutu pendidikannya.

(4)

Resti Sarifah Ningsih, 2016

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERITERAKREDITASI A DI SUB RAYON 11 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kabupaten/Kota pasal 2 Ayat 2.a2 dinyatakan bahwa “Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD dan MI tidak melebihi 32 orang.” Namun berdasarkan data yang diperoleh, beberapa Sekolah Dasar Negeri di Kota Bandung menunjukkan rata-rata jumlah siswa pada Tahun Pelajaran 2015/2016 mencapai 36 peserta didik dalam setiap rombongan belajar. Dengan demikian, hal ini tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Pasal 2 Ayat 2.a.4 juga menyatakan bahwa “Di setiap SD dan MI tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru.” Namun di lapangan menunjukkan bahwa, jumlah meja dan kursi untuk setiap guru belum memenuhi standar, bahkan ada yang dalam keadaan rusak ringan sampai berat. Belum terpenuhinya sarana prasarana sesuai dengan standar yang telah ditetapkan ini terjadi pada sekolah-sekolah dasar negeri di Sub Rayon 11 Kota Bandung. Hal inilah yang dapat menyebabkan mutu sekolah belum optimal.

Oleh karena mutu sekolah merupakan tingkat capaian target-target sekolah yang telah ditetapkan sesuai dengan standar tertentu, maka akreditasi merupakan salah satu alat untuk mengukur mutu sekolah berkenaan dengan standar pengelolaan nasional pendidikan. Tabel 1.1. berikut ini adalah data akreditasi Sekolah Dasar Negeri di Sub Rayon 11 Kota Bandung yang meliputi tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Sumur Bandung, Kecamatan Andir, dan Kecamatan Bandung Wetan.

Tabel 1.1. Data Akreditasi Sekolah Dasar Negeri

di Sub Rayon 11 Kota Bandung

Nomor Kecamatan Akreditasi

A B C TT

1. Sumur Bandung 18 0 0 0

2. Andir 10 8 1 0

3. Bandung Wetan 5 0 0 0

Jumlah 33 8 1 0

Persentase 78,57 19,05 2,38 0

(5)

Resti Sarifah Ningsih, 2016

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERITERAKREDITASI A DI SUB RAYON 11 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel 1.1 di atas diketahui bahwa, belum seluruhnya Sekolah Dasar Negeri di Sub Rayon 11 Kota Bandung mendapat peringkat akreditasi A. Hal ini menunjukkan bahwa standar pengelolaan sekolah belum memenuhi sesuai dengan yang ditetapkan. Sekolah yang bermutu adalah sekolah yang dikelola dengan baik sehingga memperoleh peringkat akreditasi terbaik sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.

Berkenaan dengan standar kompetensi lulusan, yang dapat dilihat dari kapasitas atau daya serap hasil karya atau perolehan belajar peserta didik. Maka, perolehan hasil Ujian Nasional (UN) Sekolah Dasar Negeri di Sub Rayon 11 Kota Bandung pada tahun pelajaran 2013-2014 disajikan pada tabel 1.2. berikut ini:

Tabel. 1.2. Perolehan Hasil UN Sekolah Dasar Negeri

di Sub Rayon 11 Kota Bandung

No. Mata Pelajaran Nilai Ujian

Rata-rata Terendah Tertinggi

1. Bahasa Indonesia 8,27 4,40 9,40

2. Matematika 8,11 3,00 9,75

3. IPA 7,88 3,00 10,00

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2016

Berdasarkan tabel 1.2. di atas dapat diketahui bahwa dari ketiga mata pelajaran yang diujiankan, masih terdapat nilai ujian terendah jauh di bawah nilai rata-rata ujian. Hal ini menunjukkan bahwa mutu sekolah belum tercapai dengan optimal. Karena, hasil pendidikan dipandang bermutu jika mampu melahirkan keunggulan akademik dan ekstrakurikuler pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan program pembelajaran tertentu (Danim, 2010 hlm. 146).

(6)

Resti Sarifah Ningsih, 2016

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERITERAKREDITASI A DI SUB RAYON 11 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, menyenangkan, dan bermakna. Output dikatakan bermutu jika hasil belajar peserta didik baik akademik maupun non akademik tinggi. Outcome dinyatakan bermutu apabila lulusan cepat terserap di dunia kerja, semua pihak mengakui keberhasilan lulusan dan merasa puas (Usman, 2010, hlm. 513). Mutu bermanfaat bagi dunia pendidikan karena: (1) Meningkatkan pertanggung jawaban (akuntabilitas) sekolah kepada masyarakat dan atau pemerintah yang telah memberikan biaya penyelenggaraan pendidikan kepada sekolah, (2) Menjamin mutu lulusannya, (3) Bekerja lebih profesional, serta (4) Meningkatkan persaingan yang sehat.

Sallis (2012, hlm. 7) menyatakan bahwa “Salah satu faktor yang menentukan institusi dapat dikatakan bermutu apabila terpenuhinya spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya.” Dalam penyelenggaraannya merupakan profil lulusan institusi pendidikan yang sesuai dengan kualifikasi tujuan pendidikan, yang berbentuk standar kemampuan dasar berupa kualifikasi akademik minimal yang dikuasai oleh peserta didik. Sebagaimana dalam Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 Pasal 4 dinyatakan bahwa:

Tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) mengacu pada mutu kehidupan manusia dan bangsa Indonesia yang komprehensif dan seimbang yang mencakup sekurang-kurangnya: mutu keimanan, ketakwaan, akhlak, budi pekerti, dan kepribadian; kompetensi intelektual, estetik, psikomotorik, kinestetik; profesional, serta kompetensi kemanusiaan lainnya sesuai dengan bakat, potensi, dan minat masing-masing; muatan dan tingkat kecanggihan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang mewarnai dan memfasilitasi kehidupan; kreativitas dan inovasi dalam menjalani kehidupan; tingkat kemandirian serta daya saing, dan kemampuan untuk menjamin keberlanjutan diri dan lingkungannya.

(7)

Resti Sarifah Ningsih, 2016

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERITERAKREDITASI A DI SUB RAYON 11 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sumber daya manusia, baik personel sekolah maupun peserta didiknya, agar sekolah memiliki kinerja yang dapat menunjukkan keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan secara keseluruhan.

Mutu menurut Phillip B. Crosby (dalam Usman, 2010 hlm. 511) adalah “Kesesuaian dengan apa yang disyaratkan.” Sebuah produk dapat dikatakan bermutu atau berkualitas apabila sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Mutu pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kepemimpinan, iklim organisasi, kualifikasi guru, anggaran, kecukupan fasilitas belajar, dan sebagainya (Suharsaputra, 2010 hlm. 231).

Mengingat kepala sekolah adalah salah satu variabel yang sangat dominan dalam mempercepat terjadinya perubahan menuju kemajuan di sekolah, maka peran dan fungsinya harus benar-benar optimal. Sebagaimana menurut Sutarjo (2014, hlm. 107) bahwa “Kepala sekolah harus dapat mengembangkan fungsi-fungsi kepemimpinannya secara optimal dalam kaitan dengan unsur pengelolaan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.” Fungsi kepala sekolah tersebut dapat dilihat dari kinerja manajerialnya. Hasil penelitian Soma Mukherjee (2013, hlm. 86) menunjukkan bahwa “Terdapat hubungan yang kuat antara kinerja sekolah denga efektivitas kemampuan manajerial kepala sekolah yang salah satunya ditunjukkan dengan hasil akademik siswa yang tinggi.”

Dengan demikian, mutu sekolah akan tercapai dengan optimal salah satunya apabila didukung oleh kinerja kepala sekolah. Terutama kinerja kepala sekolah yang berkenaan dengan salah satu fungsi kepala sekolah yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan mutu sekolah, yaitu sebagai manajer. Kinerja manajerial kepala sekolah dapat dilihat dari kemampuan kepala sekolah dalam memanfaatkan segala sumber daya yang tersedia di sekolah dengan optimal untuk meningkatkan mutu sekolah. Karena itu, kepala sekolah harus mempunyai kemampuan yang baik dalam mengelola sekolah agar target-target sekolah yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan standar.

(8)

Resti Sarifah Ningsih, 2016

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERITERAKREDITASI A DI SUB RAYON 11 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan sarana prasana yang terdapat di sekolah. Sallis (2012, hlm. 30-31) menyatakan bahwa:

Sesungguhnya ada banyak sumber mutu dalam pendidikan, misalnya sarana gedung yang bagus, guru yang terkemuka, nilai moral yang tinggi, hasil ujian yang memuaskan, spesialisasi atau kejuruan, dorongan orangtua, bisnis dan komunitas lokal, sumberdaya yang melimpah, aplikasi teknologi mutakhir, kepemimpinan yang baik dan efektif, perhatian terhadap pelajar dan anak didik, kurikulum yang memadai, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mutu sekolah. Faktor iklim sekolah diduga paling berpengaruh terhadap mutu sekolah selain kinerja manajerial kepala sekolah. Iklim sekolah yang masih tertutup, tidak sehat, dan kurangnya keakraban dan keramahan dari setiap personel sekolah akan mempengaruhi mutu sekolah menjadi kurang baik/rendah. Sebaliknya, iklim sekolah yang terbuka, sehat, akrab dan ramah akan berdampak pada peningkatan sekolah. Sebagaimana menurut Huang, Xiao, dan Huang (2013, hlm. 25) menyatakan bahwa “Iklim sekolah tidak statis, kadang-kadang berubah seiring dengan kebijakan, opini publik, sekolah itu sendiri, serta kualitas guru dan siswa. Jika sekolah ingin mempertahankan tradisi baik atau reputasi yang baik, maka para staf dan siswa perlu melakukan upaya besar.” Di samping itu, Komariah (2014, hlm. 119) juga menyatakan bahwa “Mewujudkan iklim sekolah untuk menciptakan sekolah sehat sebagai organisasi pembelajar sejati menjadi nilai inti manajemen sekolah bermutu.”

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramlan (2014, hlm. 108) pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Coblong Kota Bandung menunjukkan bahwa “Kinerja manajerial kepala sekolah memiliki kontribusi yang signifikan pada kategori kuat terhadap mutu sekolah sebesar 46,1%.” Artinya peran manajerial kepala sekolah dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan memiliki kontribusi terhadap pencapaian mutu sekolah dalam hal input, proses, dan output. Di samping itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh

(9)

Resti Sarifah Ningsih, 2016

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERITERAKREDITASI A DI SUB RAYON 11 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mutu

iklim sekolah dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap mutu sekolah.” Dengan kata lain, bahwa menciptakan iklim sekolah berarti melaksanakan sebagian dari upaya peningkatan mutu sekolah.

Berdasarkan kedua hasil penelitian di atas yang menunjukkan bahwa baik kinerja manajerial kepala sekolah maupun iklim sekolah keduanya berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap mutu sekolah. Fullan (dalam Anuna, Mbonu, dan Amanchukwu, 2013, hlm. 162) menyatakan bahwa “Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif memiliki kunci untuk mencapai reformasi besar dalam pendidikan secara berkelanjutan seperti dalam hal

akuntabilitas, standar, tes, meningkatkan hak-hak siswa, manajemen, iklim

sekolah, dan mengubah sekolah menjadi komunitas belajar profesional.”

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam dan lebih lanjut mengenai pengaruh kinerja manajerial kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap mutu Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Sub Rayon 11 Kota Bandung.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada pemikiran yang telah dipaparkan sebelumnya, maka perlu untuk mempelajari dan mencermati mengenai mutu sekolah yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Oleh karena itu, berbicara mengenai mutu sekolah tidak terlepas dari beberapa variabel yang dimungkinkan mempengaruhi seperti yang diperjelas pada gambar 1.1. berikut ini:

(10)

Resti Sarifah Ningsih, 2016

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERITERAKREDITASI A DI SUB RAYON 11 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 1.1.

Identifikasi Masalah Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Sekolah

Sumber: Diadaptasi dari Suharsaputra (2010, hlm. 231), Sallis (2012, hlm. 30-31) Dari faktor-faktor sebagaimana tersebut di atas, faktor kinerja manajerial kepala sekolah dan iklim sekolah diduga lebih banyak berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian mutu sekolah pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Sub Rayon 11 Kota Bandung. Alasan yang menyebabkan kedua faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap mutu sekolah yaitu:

Pertama, kepala sekolah sebagai seorang manajer dalam memimpin bawahannya yakni guru dan personel lainnya di sekolah selayaknya melaksanakan fungsi-fungsi manajerial dengan baik di sekolah, agar para guru dan personel lainnya di sekolah memiliki araha dalam melaksanakan tugas-tugasnya, sehingga tujuan sekolah tercapai. Berdasarkan paparan tersebut, apakah dengan kinerja manajerial kepala sekolah yang baik dapat berpengaruh terhadap mutu sekolah?

Kedua, penciptaaan iklim sekolah yang baik dan kondusif masih luput dari perhatian para pelakun personel sekolah (kepala sekolah, guru, staf, dan siswa). Berdasarkan paparan tersebut, apakah terdapat pengaruh iklim sekolah terhadap mutu sekolah?

Dari latar belakang sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk menyusun penelitian dengan judul “Pengaruh Kinerja Manajerial Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Mutu Sekolah Dasar

Negeri Terakreditasi A di Sub Rayon 11 Kota Bandung.”

C. Rumusan Masalah Penelitian

 Iklm keterbukaan  Iklim kesehatan

(11)

Resti Sarifah Ningsih, 2016

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERITERAKREDITASI A DI SUB RAYON 11 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan dalam latar belakang, yang berhubungan dengan tiga variabel berupa dua variabel bebas yaitu kinerja manajerial kepala sekolah dan iklim sekolah, serta satu variabel terikat yaitu mutu sekolah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah kinerja manajerial kepala sekolah dan iklim sekolah berpengaruh terhadap mutu Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Sub Rayon 11 Kota Bandung?” Secara rinci, peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana mutu Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Sub Rayon 11 Kota Bandung?

2. Bagaimana kinerja manajerial Kepala Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Sub Rayon 11 Kota Bandung?

3. Bagaimana iklim Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Sub Rayon 11 Kota Bandung?

4. Seberapa besar pengaruh kinerja manajerial kepala sekolah terhadap mutu Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Sub Rayon 11 Kota Bandung?

5. Seberapa besar pengaruh iklim sekolah terhadap mutu Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Sub Rayon 11 Kota Bandung?

6. Seberapa besar pengaruh kinerja manajerial kepala sekolah dan iklim sekolah secara bersama-sama terhadap mutu Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Sub Rayon 11 Kota Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disusun, maka penelitian ini memiliki tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai. Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

(12)

Resti Sarifah Ningsih, 2016

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERITERAKREDITASI A DI SUB RAYON 11 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah terhadap mutu Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Sub Rayon 11 Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

Tujuan dilaksanakan penelitian ini antara lain:

a. Terdeskripsikannya mutu Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Sub Rayon 11 Kota Bandung.

b. Terdeskripsikannya kinerja manajerial Kepala Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Sub Rayon 11 Kota Bandung.

c. Terdeskripsikannya iklim Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Sub Rayon 11 Kota Bandung.

d. Teranalisanya pengaruh kinerja manajerial kepala sekolah terhadap mutu Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Sub Rayon 11 Kota Bandung.

e. Teranalisanya pengaruh iklim sekolah terhadap mutu Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Sub Rayon 11 Kota Bandung.

f. Teranalisanya pengaruh kinerja manajerial kepala sekolah dan iklim sekolah secara bersama-sama terhadap mutu Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Sub Rayon 11 Kota Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Apabila tujuan penelitian ini tercapai, maka hasil penelitian ini akan memberikan manfaat. Adapun manfaat penelitian ini yaitu:

1. Manfaat Teoritis

(13)

Resti Sarifah Ningsih, 2016

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERITERAKREDITASI A DI SUB RAYON 11 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Penelitian ini akan bermanfaat bagi peneliti maupun pembaca lainnya untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan kemampuan dalam mendeskripsikan dan menganalisis mutu sekolah, kinerja manajerial kepala sekolah, dan iklim sekolah.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan sebagai bahan rujukan bagi para peneliti pada penelitian selanjutnya yang tertarik dengan mutu sekolah, kinerja manajerial kepala sekolah, dan iklim sekolah.

c. Hasil penelitian ini juga kirannya dapat dimanfaatkan bagi Dinas Pendidikan Kota Bandung khususnya Sub Rayon 11 Kota Bandung sebagai landasan kebijakan lebih lanjut dalam hal pengembangan kebijakan berkenaan dengan mutu sekolah.

F. Struktur Organisasi Tesis

Struktur penulisan tesis ini terdiri dari lima bab, diantaranya: (1) Pendahuluan; (2) Kajian Pustaka; (3) Metode Penelitian; (4) Temuan dan Pembahasan; (5) Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi.

(14)

Resti Sarifah Ningsih, 2016

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERITERAKREDITASI A DI SUB RAYON 11 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab II Kajian Pustaka. Pada bab ini membahas konteks yang jelas terhadap topik atau permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Bagian ini memiliki peran yang sangat penting. Melalui kajian pustaka, disajikan konsep yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang sedang diteliti. Selain itu, pada bagian ini juga terdapat kerangka penelitian dan hipotesis penelitian.

Bab III Metode Penelitian. Pada bab ini disajikan tentang desain penelitian; lokasi, objek dan subjek penelitian; populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini; definisi operasional; teknik pengumpulan data; instrumen penelitian yang berawal dari perumusan instrumen kemudian uji coba instrumen yang menerangkan tentang validitas dan reliabilitas instrumen; dan analisis data pada penelitian ini. Bab ini merupakan bagian yang prosedural, yakni bagian yang mengarahkan pembaca tentang bagaimana peneliti menyusun alur pemikiran mulai dari pendekatan penelitian yang diterapkan, instrumen yang digunakan, tahap pengumpulan data yang dilakukan, penjelasan tentang temuan atau hasil penelitian dengan menggunakan pengolahan dan langkah-langkah analisis data yang dijalankan.

Bab IV Temuan dan Pembahasan. Menyampaikan dua hal utama, yakni: (1) Temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian; dan (2) Pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

Gambar

Tabel 1.1. Data Akreditasi Sekolah Dasar Negeri
Tabel. 1.2. Perolehan Hasil UN Sekolah Dasar Negeri

Referensi

Dokumen terkait

Mendampingi Pelatihan Pembuatan Tempat Pensil dari Botol Plastik 100” SD Inovatif Aisyiyah Kedungwaru Siswa SD Inovatif Aisyiyah Kelas 2. 1 x 100” 20 D, E, F, G 20 x

Tabel 4.11 Rekapitulasi Tanggapan Tamu Terhadap Repurchase Intention Tamu Di Saffron Restoran ... 114 Tabel 4.13 Output Pengaruh Service Guarantee Terhadap

Berdasarkan lembar penilaian aktivitas siswa, perolehan skor aktivitas siswa adalah 28 dengan kategori sangat baik. Aktivitas siswa yang memperoleh penilaian

Deskriptor diambil berdasar- kan jumlah panelis yang menyatakan bahwa suatu soal diperkirakan mampu dijawab benar oleh siswa minimal lebih dari separoh (1/2) dari

Sistem pengukuran kinerja BSC yang menggunakan beragam ukuran baik keuangan maupun non keuangan menunjukkan adanya target dan sasaran khusus yang lebih jelas untuk dicapai

Politik Mercusuar adalah politik yang dijalankan oleh Presiden Soekarno pada masa demokrasi terpimpin yang bertujuan menjadikan Indonesia sebagai

Dalam penetapan biaya pendidikan yang dibebankan ke mahasiswa, Politeknik Indonusa Surakarta belum dapat menetapkan Uang Kuliah Tunggal (UKT), sehingga mahasiswa

Kinerja kelompok tani berdasarkan fungsi dan tugas kelompok tani di Kecamatan Suranenggala tergolong kategori tinggi, yang dinyatakan oleh 61,25% responden.Kinerja kelompok