• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah Depernas-01 Bab-16

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah Depernas-01 Bab-16"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 16.

PEMBANGUNAN MASJARAKAT DESA. A. Pendahuluan:

1. Tudjuan dart pada Rentjana Pembangunan Masjarakat Desa ialah meninggikan taraf penghidupan masjarakat desa dengan djalan melaksanakan pembangunan jang integral dari pada

masja-rakat desa, berdasarkan azas kekuatan sendiri dari pada masjarakat desa serta azas permufakatan bersama antara anggauta-anggauta masjarakat desa, dan dengan bimbingan serta bantuan alat-alat pemerintah jang bertindak sebagai suatu keseluruhan (kebulatan) dalam rangka suatu kebidjaksanaan umum jang sama.

Rentjana Pembangunan Masjarakat Desa merupakan suatu bagian jang pokok dari pada Rentjana Pembangunan jang pertama ini.

2. Jang dimaksud dengan penbangunan integral ialah pem-bangunan jang seimbang dari pada semua segi-segi masiarakat desa (pertanian, kesehatan, pendidikan, perumahan, keradjinan, perkreditan, dan sebagainja), sehingga terdjamin suatu produksi dan dengan demikian meninggikan tingkat pendapatan anggauta-anggauta masjarakat desa (misal: perbaikan sebuah djembatan atau gerakan mempergunakan alat-alat serta bahan-bahan pertanian dan keradjinan jang lebih baik harus memperoleh prioritet jang lebih tinggi dari pada penjelenggaraan sebuah kursus pengetahuan umum). Hal ini bukannja berarti diabaikannja segi-segi lain jang dengan tidak langsung akan tenaga manusia maupun dalam bentuk bahan-bahan,

(2)

dalam masjarakat desa dipergunakan dengan

sebaik-baiknja, dengan tidak

menunggu-nunggu pemberian dari pemerintah. Hal ini bukannja berarti bahwa

(3)
(4)

segala sesuatu sama-sekali terlepas dari usaha pemerintah atau sama-sekali tidak memperoleh bantuan dari pemerintah. Dengan tjara ini maka sebagian dari pada usaha-usaha pembangunan jang hingga kini semata-mata merupakan tanggungan pemerintah akan langsung dilaksanakan serta ditanggunq oleh masjarakat sendiri (misalnja: usaha-usaha mendirikan sekolah

rakjat). Dengan

demi-kian akan lebih banjak biaja jang tersedia bagi pembangunan proiek-proiek besar jang ada bahaja

terhambat pelaksanaannja,

karena kuranania persediaan rupiah, misalnja: projek-projek besar Asahan, Djatiluhur, dan lain-lain.

4. Azas permufakatan bersama mengandunq arti. bahwa usaha pembangunan hams dilaksanakan dalam lapangan-lapangan jang benar-henar dirasakan sebagai kebutuhan oleh anggauta-angnauta masiarakat desa jang bersangkutan. sedang putusan untuk melaksanakan proiek tertentu itu bukannia Pemerintah (atau alat-alat pemerintah bersikap passif. Diustru sebaliknia: alat-alat pemerintah harus dapat memberikan petundiuk-petundiuk serta bimbingan-bimbingan dalam menentukan matiam

proiek.

urut-urutan prioritet serta pelaksanaan proiek-proiek tersebut. dengan tidak bersifat mengharuskan hal-hal apa janq akan dikerdjakan. Dalam pada itu alat-alat Pemerintah ini harus bertindak sebagai suatu keseluruhan (atau kebulatan), dalam arti kata bahwa harus ada konvergensi dalam kebidjaksanaan mendekati (approach) serta memetjahkan persoalan-persoalan masjarakat desa. Untuk ini perlu adanja suatu kebidjaksanaan umum jang sama jang dengan sadar ditentukan oleh Pemerintah, tetapi jang dalam pelaksanaannja selalu harus disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan serta kemungkinan setempat.

(5)

dapat diperoleh didaerah tersebut: dalam hal-hal tertentu mungkin dapat diberi bantuan uang setjara

langsung (sebaiknja dalam

ben-tuk pindjaman jang kelak harus dikembalikan oleh desa jang bersangkutan), apabila pelaksanaan projek-projek itu njata-njata tidak mungkin tanpa bantuan uang tersebut.

(6)

Tetapi harus didjaga agar bantuan uang, alat-alat, bahan-bahan, dan sebagainja dari Pemerintah djangan sampai menghambat azas berusaha dengan kekuatan sendiri, karena adanja bantuan-bantuan tersebut mungkin akan mengurangi rasa tanggung-djawab dan menjebabkan anggota-anggota masjarakat desa terlalu menjandar-kan diri pada bantuan Pemerintah, sedang desa-desa lain. jang belum memperoleh bantuan akan menuntut bantuan tersebut sebagai sjarat untuk menjelenggarakan sesuatu.

B. Keadaan dewasa ini:

1. azas berusaha dengan kekuatan sendiri serta permufakatan bersama sesungguhnja sudah ada sedjak dahulu dalam masjarakat desa, meskipun pemakaian azas-azas ini kebanjakan kali dilakukan dengan tidak sadar dan lebih ditudjukan untuk mempertahankan sesuatu keadaan jang ada (djadi bukannja pertama-tama dipergunakan dengan sadar untuk membangun sesuatu jang baru). Tolong-menolong antara penduduk desa untuk kepentingan salah seorang diantara mereka (misalnja waktu mendirikan rumah) dan kerdja-desa untuk kepentingan seluruh desa (antara lain pemeli-haraan djalan-djalan dan saluran-saluran, pendjagaan desa, dan sebagainja) adalah bentuk-bentuk jang umumnja terlihat. Meskipun berbeda-beda sebutan-sebutan jang dipergunakan diberbagai daerah, tetapi pada umumnja dipergunakan istilah gotong-rojong. Bahwasanja azas berusaha dengan kekuatan sendiri serta per-mufakatan bersama dipergunakan djuga dengan sadar serta dalam bentuk suatu organisasi jang tertentu untuk membangun sesuatu jang baru, njata sekali dari perkembangan gerakan koperasi serta organisasi ekonomi rakjat jang lain (organisasi-organisasi pen-djualan hasil bumi, dan lain-lain).

2. Bimbingan serta bantuan dari alat-alat pemerintah memanq sudah diselenggarakan dengan giat sekali dan tidak sedikit hasil-hasil memuaskan jang diperoleh dalam lapangan masing-masing.

Kelemahan-kelemahan serta kekurangannja adalah sebagai berikut:

(a) masing-masing alat-alat pemerintah dengan

struktur

vertikal-nja (ada jang sampai kabupaten, ada pula jang sampai ketjamatan) bergerak dalam suatu

(7)

merupa-kan hanja salah satu segi sadja dari pada kebutuhan masjarakat desa,

(b) usaha-bersama antara berbagai alat pemerintah ini dalam

bentuk koordinasi pada berbagai tingkat masih belum

sebagai-mana seharusnja, terutama dalam pemetiahan soal-soal jang

langsung berkenaan dengan masjarakat desa,

(8)

( c ) masing-masing pedjabat, terutama pada tingkat bawah, ketjakapannja sangat terbatas pada ketjakapan tehnis masing masing lapangan, sehingga sukar untuk dapat melihat atau menjelenggarakan sesuatu dalam hubungan rangka jang lebih luas.

Akibat dari pada keadaan ini ialah bahwasanja pada tingkat desa tidak terlaksana pembangunan jang integral sebagai usaha-bersama dari pada semua alat-alat pemerintah berdasarkan sesuatu rentjana pokok jang tertentu, melainkan terdjadi pembangunan jang terpetjah-petjah dalam berbagai segi-segi dan jang masing-masing dilaksanakan sendiri, berdasarkan kebidjaksanaan sendiri-sendiri jang tidak merupakan suatu kesatuan. Tidak

djarang

ter-djadi usaha-usaha jang bersimpang-siur atau jang merupakan doublures atau jang dengan tidak langsung dan dengan tidak sengadja satu sama lain saling mempersulit ataupun jang tidak sesuai dengan kebutuhan setempat.

Lagi pula kebanjakan usaha-usaha masih terlalu banjak disandarkan kepada keuangan Pemerintah.

Dengan demikian njata bahwa, apabila dipandang sebagai suatu keseluruhan, azas effisiensi tidak dipergunakan sebagaimana seharusnja, sedang basil jang diperoleh sebenarnja masih djauh ]ebih sedikit dari pada kemungkinan potensiil jang ada. Meskipun begitu sesungguhnja sudah lama dirasakan oleh berbagai alat pemerintah perlunja usaha-usaha jang didasarkan pada pokok-pokok pikiran seperti diuraikan diatas.

Hal ini antara lain njata dari adanja usaha-usaha sebagai berikut; pembentukan model desa (Kementerian Dalam Negeri), Lembaga Sosial Desa (Kementerian Sosial), B,alai Pendidikan Masjarakat Desa (Kementerian Pertanian), Badan-badan Koordinasi Antar Djawatan (diberbagai daerah), dan berbagai usaha lain lagi jang didasarkan pada inisiatif serta kekuatan masjarakat sendiri, misalnja pembuatan gedung-gedung sekolah, balai desa, dan lain-lain.

C. Pokok-pokok rentjana:

(9)

usaha besar-besaran jang meliputi seluruh negara sekaligus dichawatirkan akan menemui kegagalan sadja. Oleh karena itu dalam taraf pertama rentjana ini dilaksanakan dalam daerah-daerah tertentu jang tersebar diseluruh Indonesia, dalam djumlah jang sesuai dengan sumber-sumber jang tersedia.

(10)

Kesatuan-kesatuan daerah dalam mana dilaksanakan usaha-usaha

P.M.D. itu disebut Daerah Kerdja. Perlu diusahakan agar luas daerah kerdja tidak terlalu besar sehingga hubungan antara pen-duduk dan pedjabat-pedjabat jang mengusahakan bimbingan serta bantuan bagi usaha-usaha P.M.D. tidak tenaga tehnis jang tersedia serta djumlah penduduk, maka pada dasarnja daerah kerdja meliputi suatu daerah jang luasnja kurang lebih sebuah kawedanan.

2. Didalam Daerah-daerah Kerdja ini diusahakan pelaksanaan P.M.D. sesuai dengan azas-azas jang tertera diatas dan meliputi segala lapangan penghidupan didesa, antara lain: lapangan-lapangan pertanian, kehewanan, pengairan, pendidikan (anak dan orang dewasa), kesehatan, perhubungan, perindustrian ketjil, koperasi, perumahan, dan sebagainja. Segala usaha jang meliputi berbagai lapangan ini bersifat suatu

pembangunan jang integral

dan jang didasarkan kepada azas gotong-rojong. Alat-alat Peme-rintah menstimulir usaha-usaha gotong-rojong ini dan memberikan bimbingan serta bantuan setjukupnja. Dorongan-dorongan ini dapat

berbentuk usaha-usaha penjuluhan,

penjelenggaraan

latihan-latihan, kursus-kursus, pameran-pameran, dan sebagainja. Untuk melaksanakan semua ini dan untuk mendjamin koordinasi jang sebaik-baiknja, maka hubungan kerdja antara alat-alat pemerintah tersebut perlu diperbaiki (selandjutnja lihat dibawah mengenai organisasi penjelenggaraan).

Masjarakat desa sendirilah jang menentukan matjam serta luas objek-objek jang akan dibangun

sesuai dengan kekuatan

(11)

3. Ada dua matjam Daerah Kerdja, jakni Daerah Kerdja Pokok dan Daerah Kerdja Lengkap, Perbedaan antara kedua matjam Daerah Kerdja ini terletak dalam intensitet usaha-usaha organisasi P.M.D. Dalam Daerah Kerdja Lengkap usaha-usaha jang diselenggarakan berdjumlah lebih banjak

tenaga-tenaga tehnis jang

ter-sedia pun lebih banjak dan djumlah bantuan biaja dari Pemerintah jang tersedia pun lebih besar.

(12)

Pada masa permulaan diselenggarakan Daerah-daerah Kerdja Pokok (jang sifat usaha-usahanja lebih terbatas dari pada usaha-usaha dalam Daerah Kerdja Lengkap) dan apabila usaha-usaha pembangunan-pembangunan tersebut telah

berlangsung dengan

subur serta kegiatan penduduk sendiri telah mentjapai tingkat tertentu, maka Daerah Kerdja Pokok tersebut dinaikkan tingkatnja mendjadi Daerah Kerdja Lengkap. Ini berarti bahwa bantuan biaja dari Pemerintah mendjadi lebih besar sehingga lebih banjak usahausaha jang dapat dilaksanakan.

Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa djumlah bantuan biaja dari Pemerintah jang lebih besar itu bukannja berarti bahwa untuk tiap matjam projek pembangunan di Daerah Kerdja tersebut persentase bantuan Pemerintah djuga mendjadi semakin besar. Djustru sebaliknja. Persentase bantuan Pemerintah bagi tiap matjam projek makin lama harus makin berkurang, sehingga achirnja bagi projek matjam ini tidak lagi diperlukan bantuan Pemerintah. Dengan demikian tersedialah lebih banjak biaja jang dapat dipergunakan sebagai bantuan bagi penjelenggaraan projek-projek pembangunan lain di Daerah Kerdja Lengkap tersebut. Apabila misalnja untuk penjelenggaraan suatu saluran air semula 50% dari biaja-biaja disediakan oleh Pemerintah (dalam bentuk uang atau bahan-bahan), maka apabila kemudian didesa tersebut diselenggarakan lagi suatu saluran air jang lain, bantuan Pemerintah

harus kurang

dari 50% dan dikemudian hari makin berkurang pula, sehingga sesudah djangka waktu beberapa tahun penjelenggaraan saluransaluran air itu dapat dipikul seluruhnja oleh masjarakat desa sendiri.

4. Dalam tahun pertama dari Rentjana Pembangunan Lima Tahun ini diselenggarakan 16 buah Daerah Kerdja Pokok jang tersebar diseluruh Indonesia. Penentuan 16 Daerah Kerdja. Pokok ini sudah dilakukan dan perintjiannja dapat dilihat dibawah pada fasal G mengenai „Tindakan-tindakan Pertama Jang Telah Dikerdjakan”.

(13)

Kerdja mana jang akan dinaikkan harus ditentukan lebih landjut, antara lain tergantung dari besarnja kegiatan penduduk dalam masing-masing Daerah Kerdja tersebut.

(14)

5. Setjara skematis perkembangan Daerah-daerah Kerdja ter-sebut dalam djangka waktu 5 tahun adalah sebagai berikut:

Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV TahunV

16 D.K.

Po- kok 22 D.K. Po- kok 28 D.K. Po- kok 34 D.K. Po-kok 40 D.K. Po- kok 10 D.K.

Leng- kap 20 D.K. Leng- kap 30 D.K. Leng- kap 40 D.K. Leng- kap

Dengan demikian dalam djangka waktu 5 tahun rentjana ini akan meliputi 80 Daerah-daerah Kerdja.

6. Disamping usaha-usaha Pembangunan Masjarakat Desa didalam Daerah-daerah Kerdja jang telah ditentukan itu, maka didaerah-daerah diseluruh wilajah Negara jang belum dipilih se-bagai Daerah Kerdja harus tetap diusahakan pembangunan dalam berbagai lapangan berdasarkan azas gotong-rojong. Meskipun Pemerintah belum lagi bisa menjediakan bantuan biaja jang chusus bagi usaha-usaha pembangunan didaerah-daerah ini namun usaha-usaha berdasarkan gotong-rojong tersebut harus tetap disti-mulir dan diberi bimbingan setjukupnja. Alat-alat Pemerintah didaerah-daerah diluar Daerah-daerah Kerdja tersebut dengan berbagai tjara perlu pula mengusahakan kerdjasama jang lebih baik, meskipun belum lagi terselenggara organisasi P.M.D. sebagaimana jang terdapat di Daerah-daerah Kerdja.

D. Organisasi penjelenggara.

1. Bentuk serta susunan organisasi jang diserahi tugas menjelenggarakan Rentjana Pembangunan Masjarakat Desa haruslah sedemikian rupa sehingga benar-benar mendjamin azas-azas jang dturaikan dalam Pendahuluan.

2. Untuk mendjamin agar alat-alat Pemerintah dalam usahanja menjelenggarakan Pembangunan Masjarakat Desa benar-benar hertindak sebagai suatu kebulatan serta berdasarkan suatu kebidjak-sanaan umum jang sama, maka dibentuk badan-badan chusus pada taraf-taraf pusat, propinsi, kabupaten dan daerah kerdja. Badan-badan tersebut dimaksud untuk mendjamin koordinasi antara kementerian-kementerian serta

(15)

usaha-usaha pembangunan desa, bertugas mengatur bimbingan serta bantuan Pemerintah kepada masjarakat desa, menjelenggarakan pendidikan, latihan-latihan, seminar-seminar, dan sebagainja bagi

(16)

tenaga-tenaga jang diperlukan bagi pembangunan desa, dan mendjalankan usaha-usaha lain jang berhubungan dengan pelaksanaan Pembangunan Masjarakat Desa.

3. Pada taraf pusat dibentuk Panitya Pembangunan Masjarakat Desa jang ketua umumnja adalah Perdana Menteri dan anggauta-anggautanja terdiri atas wakil-wakil semua kementerian-kementerian, wakil Biro Perantjang Negara dan apabila perlu wakil-wakil dari beberapa badan-badan kemasjarakatan jang djuga bekerdja melaksanakan pembangunan desa. Panitya P.M.D. ini bertugas untuk memberi bimbingan serta pengawasan dalam seluruh usaha-usaha Pembangunan Masjarakat Desa.

Sebagai penjelenggara harian diangkat dua orang ketua harian, seorang sekretaris dan beberapa anggauta harian. Panitya P.M.D. mempunjai sebuah kantor jang disebut Biro P.M.D. dan jang dipimpin oleh Ketua Harian I.

4. Ketjuali itu ditaraf pusat ada sebuah Dewan Tehnis jang anggauta-anggautanja terdiri alas Sekretaris-sekretaris Djenderal dari semua Kementerian-kementerian dan jang bertugas untuk memberikan pertimbangan dan nasehat kepada Panitya P.M.D. Dalam Dewan Tehnis ini Ketua Harlan Panitya P.M.D. bertindak sebagai sekretaris. Diharapkan bahwa dengan adanja Dewan ini koordinasi tehnis ditaraf pusat dapat lebih terdjamin.

(17)

kepada mereka masing-masing diperbantukan seorang petugas chusus jang semata-mata bertugas menjelenggarakan Rentjana P.M.D. pada taraf Propinsi dan Kabupaten. Petugas-petugas chusus ini memimpin kantor P.M.D. jang melaksanakan administrasi P.M.D.

(18)

7. Selandjutnja baik di Propinsi maupun di Kabupaten dibentuk Dewan Koordinasi jang masing-masing diketuai oleh Gubernur dan Bupati dan janganggauta-anggautanja terdiri atas wakil-wakil

djawatan-djawatanjinspeksi-inspeksi dan pemimpin-pemimpin beberapa badan kemasjarakatan dalam

daerah-daerah jang

bersang-kutan, Dewan ini bertugas untuk membantu pelaksanaan Rentjana P.M.D. dengan mengusahakan koordinasi jang sebaik-baiknja.

8. Didalam Kabupaten diselenggarakan Daerah Kerdja P.M.D. jang luasnja kurang lebih sattt Kawedanan. Kepala Distrik adalah Kepala Daerah Kerdja, sedang untuk pekerdjaan pelaksanaan di-bantu oleh seorang Wakil Kepala Daerah Kerdja jang mengepalai Kantor P.M.D. di Daerah Kerdja. Tenaga-tenaga tehnis dari Djawatan-djawatan jang terdapat dalam Daerah Kerdja tersebut mendjadi Staf Daerah Kerdja, demikian pula Tjamat-tjamat dalam lingkungan Daerah Kerdja tersebut.

9. Selandjutnja dalam Daerah Kerdja terdapat tenaga-tenaga chusus jang dinamakan Pedjabat Pembangunan Masjarakat Desa.

(19)

langsung berhubungan dengan masjarakat desa dan

mereka

pula-lah jang merupakan inti dari pada pelaksanaan Pembangunan Masjarakat Desa. Merekalah jang bertugas memberi bimbingan kepada masjarakat desa, sehingga hasrat membangun dari masja-rakat desa disalurkan kearah jang sesuai dengan azas-azas P.M.D., jakni: pembangunan integral atas dasar kekuatan masjarakat desa

(20)

sendiri serta permufakatan bersama diantara penduduk desa. Pedjabat-pedjabat P.M.D. ini pulalah jang melandjutkan dan menjampaikan bimbingan serta bantuan dari alat-alat pemerintah kepada masjarakat desa dan mereka pula jang menghubungkan penduduk desa dengan bermatjam-matjam pedjabat-pedjabat tehnis. Dalam tiap Daerah Kerdja ada beberapa orang Pedjabat P.M.D. jang lapangan pekerdjaan masing-masing meliputi beberapa desa. Untuk sementara waktu dalam tahun 1956 direntjanakan sebanjak sepuluh orang Pedjabat P.M.D. dalam tiap Daerah Kerdja.

10. Oleh karena pada taraf Daerah Kerdja tenaga-tenaga tehnis dari berbagai Inspeksi/Djawatan sudah tergabung didalam staf Daerah Kerdja, maka pada taraf ini tidak ada Dewan Koordinasi sebagaimana halnja pada taraf-taraf propinsi dan kabupaten, melainkan dibentuk sebuah Dewan Penasehat jang anggauta-ang-gautanja terdiri atas beberapa Kepala-kepala Desa (atau Kepalakepala Daerah jang setingkat dengan desa) jang dipilih oleh semua Kepala-kepala Desa dari seluruh wilajah Daerah Kerdja, dan wakil-wakil dari beberapa badan kemasjarakatan didaerah kerdja tersebut. Ketuanja adalah Kepala Daerah Kerdja.

Dewan Penasehat ini bertugas untuk memberikan nasehatnasehat, saran-saran, pertimbangan-pertimbangan, dan sebagainja kepada Staf Daerah Kerdja dan merundingkan persoalan-persoalan jang dikemukakan oleh Staf Daerah Kerdja. Dengan demikian Dewan Penasehat merupakan saluran untuk menampung hasrat masjarakat di Daerah Kerdja dan dengan demikian masjarakat di Daerah Kerdja ikut setjara aktif bertanggung-djawab atas usahausaha pembangunan.

(21)

didaerah-daerah harus selalu disesuaikan dengan keadaan serta kemungkinan setempat dan dengan mengingat perkembangan otonomi masingmasing daerah.

Selandjutnja rangka organisasi dapat dilihat pada skema jang berikut:

(22)

RANGKA ORGANISASI PEMBANGUNAN MASJARAKAT

3). Petugas chusus P.M.D. taraf propinsi.

4). Bupati/Kepala Daerah Jang setingkat.

5). Petugas chusus P.M.D. taraf kabupaten.

6). Wedana/Kepala Daerah Jang setingkat)Kepala Daerah

(23)

Kerdja.

7). Wakil Kepala Daerah Kerdja.

8). Pedjabat-pedjabat Pembangunan Masjarakat Desa.

(24)

E. Latihan-latihan:

1. Bagi pelaksanaan Rentjana Pembangunan Masjarakat Desa diperlukan latihan-latihan jang setjara umum dibagi atas:

a. Latihan bagi Pedjabat-pedjabat Pemerintah jang langsung berhubung dengan pelaksanaan rentjana b. Latihan-latihan bagi pemimpin-pemimpin desa, c. Latihan-latihan kedjuruan jang chusus.

d. Latihan-latihan bagi guru-guru sekolah desa.

2. Latihan-latihan bagi Pedjabat-pedjabat Pemerintah terutama diperuntukkan Pedjabat-pedjabat P.M.D. dan Staf Daerah Kerdja. Latihan-latihan ini terdiri atas latihan-latihan dalam pusat-pusat latihan dan latihan dalam tugas ("in-service-training"), jang kedua-duanja meliputi latihan-latihan dalam berbagai

lapangan, antara

lain: pertanian, peternakan, koperasi, kesehatan, pekerdjaan umum, pendidikan masjarakat, industri ketjil, dan sebagainja.

3. Untuk mentjiptakan "team spirit" dalam pekerdjaan mereka dikemudian hari, maka baik sekali apabila pusat-pusat latihan bagi segala matjam pedjabat ditempatkan didaerah jang sama, sehingga berbagai persoalan dapat dipeladjari dan dikerdjakan

bersama-sama oleh pedjabat-pedjabat tersebut. Djuga dengan begitu bisa dikerdjakan bersama penjuluhan desa sebagai bagian dari latihan jang praktis.

Pusat-pusat latihan akan diperbanjak sesuai dengan perluasan dari rentjana, sedang pada taraf pertama pusat-pusat latihan dipusatkan dalam beberapa daerah tertentu.

4. Langkah pertama kearah penjelenggaraan latihan dalam tugas ("in-service training") ialah penjelenggaraan pertemuan-pertemuan bulanan di Pusat Daerah Kerdja (Kawedanan) bagi masing-masing pedjabat. Pertemuan-pertemuan ini sebaiknja djuga dihadiri oleh anggauta-anggauta Dewan Penasehat.

(25)

pedjabat-pedjabat Daerah Kerdja setjara berganti-ganti. Apabila dipersiapkan serta diselenggarakan dengan baik maka seminar-seminar ini akan memberikan basil jang baik sekali oleh karena para Pedjabat tiap-tiap kali pengetahuannja

makin bertambah,

(26)

Seminar-seminar propinsi ini selandjutnja diikuti dengan penjelenggaraan seminar dipusat setjara berkala pula dan diikuti setjara berganti-ganti oleh pedjabat-pedjabat dari semua propinsi-propinsi.

Dinegara-negara lain ternjata penjelenggaraan seminar-seminar ini memberikan hasil jang baik sekali.

Baik pula apabila para pediabat-pedjabat saling mengadakan kundjungan ke Daerah-daerah Kerdja lain, baik jang ada di propinsi jang sama maupun jang ada di propinsi lain. Djuga perlu diper-timbangkan pengiriman pedjabat-pedjabat P.M.D. dan ahli-ahli

lainnja kenegara-negara lain untuk menindjau serta mempeladjari usaha-usaha dalam lapangan Pembangunan Masjarakat Desa dinegara-negara tersebut.

5. Rentjana Pembangunan Masjarakat Desa ini tidak mungkin terlaksana apabila pemimpin-pemimpin desa tidak bersedia memberikan pimpinan dalam penjelenggaraan rentjana ini. Karena itu perlu sekali adanja latihan-latihan bagi pemimpin-pemimpin desa mengenai segala sesuatu jang berhubungan dengan rentjana ini. Latihan-latihan sematjam ini hanja mungkin memberikan hasil baik

apabila dilakukan dalam rangka pelaksanaan rentjana ini.

Dapat diselenggarakan tempat-tempat latihan bagi mereka selama djangka-waktu tertentu, misalnja pada waktu mereka tidak banjak

pekerdjaan disawah. Penjelenggaraan latihan-latihan ini sebaiknja

diselenggarakan bersama-sama dengan diadakannja pekan-pekan raja serta pameran-pameran dari berbagai djawatan jang masing-masing mempertundjukkan kegiatan-kegiatan mereka.

(27)

praktis atau lebih effisien.

Latihan bagi tukang-tukang jang ada sebaiknja diselenggarakan dalam pusat-pusat latihan jang

sudah ada atau dengan

mengusa-hakan adanja pelatih-pelatih jang selalu berkeliling.

Selandjutnja diusahakan latihan-latihan kedjuruan dengan maksud menimbulkan industri-industri ketjil setjara koperatip, misalnja: industri-industri tali, industri genteng, perusahaan tembakau, dan sebagainja.

(28)

7. Guru-guru sekolah didesa memegang peranan jang penting dalam pelaksanaan rentjana ini, bukan sadja oleh karena guru-guru tersebut kebanjakan kali tergolong orang-orang terkemuka didesa, melainkan djuga oleh karena mereka inilah jang memberi didikan kepada anak-anak didesa jang dikemudian hari akan melaksanakan rentjana ini pula. Oleh karena itu perlu diselenggarakan latihan-latihan chusus bagi guru-guru sekolah mengenai rentjana Pembangunan Masjarakat (Desa, jang diselenggarakan selama masa liburan. Latihan-latihan ini penjelenggaraannja kurang lebih sama dengan latihan-latihan bagi Pemimpin-pemimpin desa. Selandjutnja azas-azas rentjana Pembangunan

Masjarakat Desa harus

merupa-kan bagian jang pokok dari pada daftar peladjaran sekolah-sekolah guru,

F. Anggaran Beiandja:

1. Dalam Rentjana Pembangunan Lima Tahun ini maka bagi Rentjana Pembangunan Masjarakat Desa disediakan Rp. 198 djuta.

2. Oleh karena Pembangunan Masjarakat Desa didasarkan atas azas kekuatan sendiri dari masjarakat desa, maka djumlah uang tersebut diatas harus dianggap sekedar bantuan dari Pemerintah. Diharapkan bahwa masjarakat desa sendiri akan memberikan sumbangannja paling sedikit dalam djumlah jang sama dengan bantuan Pemerintah dan makin lama dalam djumlah-djumlah jang makin besar, baik dalam bentuk tenaga kerdja maupun bahan-bahan,

uang, dan sebagainja.

3. Biaja jang disediakan dalam sebuah Daerah Kerdja Lengkap adalah lebih banjak dari pada jang tersedia bagi Daerah Kerdja Pokok.

(29)

Kerdja Lengkap. Apabila urut-urutan ini dilaksanakan maka ditaksir bahwa dalam djangka waktu 5 tahun diperlukan Rp. 79 djuta untuk Daerah-daerah Kerdja Pokok dan Rp. 80 djuta untuk

Daerah-daerah Kerdja Lengkap.

(30)

5. Ketjuali pengeluaran-pengeluaran langsung untuk Daerah-daerah Kerdja masih pula diperlukan biaja-biaja untuk keperluankeperluan lain, misalnja untuk latihan-latihan, dan sebagainja. Untuk ini disediakan Rp. 39 djuta bagi djangka waktu 5 tahun.

6. Djumlah serta perintjian pengeluaran-pengeluaran tersebut diatas untuk djangka waktu 5 tahun dapat dilihat dalam daftar dibawah ini:

Anggaran Belandja Rentjana Pembangunan dipergunakan oleh alat-alat Pemerintah jang

usaha-usahanja sedjadjar atau jang

tudjuannja simpang-siur itu dapat dipersatukan, maka banjak sekali jang akan dapat dipakai untuk pelaksanaan rentjana ini.

9. Selandjutnja disamping keuangan jang

(31)

ang-garan belandja Pemerintah, maka untuk pelaksanaan rentjana ini banjak djuga kemungkinan untuk memperoleh bantuan luar negeri atau bantuan-bantuan internasional, lebih-lebih lagi mengingat besarnja perhatian terhadap Pembangunan

Masjarakat Desa

de-wasa ini.

(32)
(33)

G. Tindakan-tindakan pertaatnla jang telah dikerdjakan.

1. Dalam bulan Nopember 1955 telah berangkat sebuah delegasi untuk mempeladjari Pembangunan Masjarakat Desa di Birma, Sailan, India dan Pakistan selama kurang lebih 3 bulan.

2. Dalam bulan Pebruari 1956 telah pula berangkat sebuah delegasi wanita kenegeri-negeri Birma, India dan Pakistan untuk maksud jang sama.

3. Telah diselenggarakan Konperensi Besar tentang P.M.D. pada tanggal 2 dengan 3 Mei 1956 di Djakarta dibawah pimpinan Menteri Negara Urusan Perentjanaan.

4. Sudah dibentuk sebuah Panitya Kerdja Sementara untuk menjelenggarakan sebuah persiapan kearah pelaksanaan Rentjana P.M.D. dengan ketetapan dari Menteri Negara Urusan

Perentjana-an tertPerentjana-anggal 20-6-1956 No. 288/M/1956.

5. Penentuan Daerah-daerah Kerdja Pokok tersebar diseluruh Indonesia sebanjak 16 buah jaitu di:

Sumatera Utara 2

Daerah Istimewa 1 „

(34)

Daerah Kerdja jang sudah ter-pilih. Latihan tersebut sudah diachiri pada tanggal 9 Agustus 1956 jang lalu.

(35)

7. Mengadakan Seminar-seminar/Konperensi bagi petugaspetugas chusus P.M.D. Propinsi, petugas chusus P.M.D. taraf Kabupaten, Kepala dan Wakil Kepala Daerah Kerdja.

8. Sudah pula diselenggarakan

Seminar/Konperensi bagi anggota Staf Daerah Kerdja Pembangunan Masjarakat Desa.

Semua jang termasuk dalam 6, 7 dan 8 adalah pegawai-pegawai dart berbagai instansi pemerintah, djadi tidak ada penambahan pegawai baru.

9. Menerima bantuan 3 tenaga-tenaga ahli dari luar negeri jang diperbantukan dalam penjusunan persiapan-persiapan, masing-masing bekerdja selama 2 bulan, 3 bulan dan 6 bulan.

10. Mengusahakan penjusunan organisasi pelaksana P.M.D. ditaraf Propinsi dan Kabupaten, sedang pembentukan Panitia Pernbangunan Masjarakat Desa kini masih dalam penjelesaian.

(36)
(37)

Lampiran.

Garis2 Besar Rentjana Pembangunan Lima

Tahun 1956/1960.

Title page

Halaman 1, diatas: Lampiran …Rantjangan

Undang-Undang

harusnja: Lampiran …Rantjangan Undang-Undang

I s i :

Halaman 3 , ...BAB 11: Hubungan perburuan ...

harusnja: Hubungan perburuhan ... BAB 1 6 : Pembagunan masjarakat desa ... harusnja: Pembangunan masjarakat desa ...

BAB 1:

Halaman 7 , No. 10, baris 5 dari No. 11:.., jang kedua

(1956)

harusnja : ...jang kedua (1965) BAB 2:

Halaman 11,...baris 8 dari bawah: ...tingkat pertambangan harusnja: A4 dan A5. Lihat untuk BAB 4

dan 5 halaman terachir dari lampiran ini

!!

BAB 6:

Halaman 80,...baris 11 dari atas:...guna

instansi dan ...

(38)

Halaman 80,...14 dari bawah: ...harus ditundjukan pada ... harusnja: ...harus ditudjukan pada Halaman 93, No. (8): diantara kurung harusnja:

(Lihat halaman 74).

BAB 7:

Halaman 9 7 , baris 15 dari bawah: 129.465 W w. , harusnja: 129.

4 6 5 K w.

Halaman 101, baris 4 dari atas: sebanjak 18.000 Kw.

harusnja: sebanjak 27.000 Kw.

Halaman 102, pada peta: Djokdjakata harusnja:

(39)

BAB 8:

Halaman 105,...baris 17 dari atas:

...termasuk permindahan ... harusnja: termasuk pemindahan ... Halaman 110,...baris 5 dari bawah: Dengan demikian ... harusnja: Dengan demikian ... Halaman 111,baris 10 dari atas:... sebesar ± Rp.

250 djuta ... harusnja :sebesar ± Rp. 425 djuta …… Halaman 112,...pada peta:

Projek Pro-Memori:

2. Kamar dingin ....harusnja: 2. Kamar pendingin.

Komplek Asahan harusnja: Kompleks

Asahan.

Halaman 113, baris 14 dari bawah: 1. Kontleks

Asahan... harusnja: 1. Kompleks Asahan ... Halaman 113, baris 11 dari bawah: c ditiadakan harusnja:. bahan-bahan jang tersedia Halaman 124, basis pertama: Industri

Barang-arang Logam.

harusnja: Industri Barang-Barang

Logam.

BAB 10:

Halaman 143,...baris 16 dari bawah: ...jang dapat dsediakan.

(40)

BAB 13:

Halaman 201,...basis 13 dari bawah:

...cholera dysentri, ... harusnja: ...cholera, dysentri, ... Halaman 202,...basis 5 dari atas:

mentjapai 400 %). harusnja: mentjapai 400 °/00).

Halaman 204,....No. 1 0 ditambah: dibelakangnja: Disamping itu di bentuk Panitia Perbaikan Makanan.

Halaman 204, baris 11 dari bawah: Usaha preventip dipertahankan…

(41)

Halaman 208,...baris 15 dari atas: Seperti rumah

sakit, ... harusnja: Seperti rentjana rumah sakit... Halaman 209,...baris 10 dari bawah:

...Sinas X(mase X-ray . harusnja: Sinar X (mase X-ray ... Halaman 210,...baris 17 dari atas:... suatu tjara jang

lebih baik.

harusnja: . suatu tjara jang ternjata lebih murah

dengan membawa hasil jang lebih baik.

Halaman 211,...baris 13 dari bawah : ...apakah ada: tikus-tikus ………harusnja: ……… apakah ada

tikus-tikus

Halaman 212,...baris 12 dari atas: ...seperti lalat, njamuk . harusnja: ...seperti lalat, njamuk . Halaman 213,...baris 4 dari bawah

...disitupun termasuk;...

harusnja: ...; disitupun termasuk: ...

BAB 15:

Halaman 227,...baris 14 dari atas:. antara lain: keadan ...

harusnja: ...antara lain: keadaan ... Halaman 230, baris 15 dari atas: kebutuhan

badan-badan

bangunan………...…harusnja:………… kebutuhan

bahan-bahan bangunan

Halaman 230, baris 18 dari atas:

………..mengadakan……penjelikikan

mengenai ………harusnja:

………..

mengadakan penjelidikan mengenai ………

(42)

Halaman 114,...baris 3 dari atas: ...asam tjoka, ... harusnja::...asam tjuka,... baris 4 dari atas: amonia, ... ...

harusnja: ammonia, . ... baris 8 dari atas: ...jang seksama ... harusnja: ...jang saksama ... Halaman 121,...baris 4 dari atas: kantor

dan kertas ...

harusnja: ...kantor dari kertas ... baris 15 dari atas: ....dan sendal...

harusnja: ...dan sandal... Halaman 124,...baris 10 dari atas:

...penangkapan ikan. harusnja: ...penangkap ikan

baris 24 dari atas: ...Barang-barang dan

besi.

(43)

Halaman 123, baris 1 dari atas: Plastik, Gelas dan

Kramik.

harusnja: Plastik, Gelas dan Keramik.

E r r a t a

Bab 4

Pertanian, Kehutanan, Kehewanan dan Perikanan

(hal. 29 s/d hal. 59).

No.Hataman. Kesalahan. Seharusnja.

1. 40, baris ke Pinus merkusli, ..Pinus merkusli,…… 26 dari atas

2. 43, baris ke ....disediakan, ...disediakan ……. 12 dari atas.

Bab 5. P e n g a i r a n (hal. 60 s/d hal. 70).

No. Halaman. Kesalahan. Seharusnja.

1. Peta Nomor prejek Dirubah dengan di Sumatra Utara, A4 dan A5

Referensi

Dokumen terkait

Upaya pengentasan kemiskinan dapat dilakukan dengan memutus mata rantai kemiskinan itu sendiri, antara lain dengan memperluas akses Usaha Kecil dan Mikro (UKM) dalam

Hubungan antara reaksi oksidasi reduksi (redoks) de- ngan energi listrik dapat dipelajari dalam elektrokimia. Elek- trokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari hubungan timbal

Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin bahwa peralatan perancah, alat-alat kerja, bahan-bahan dan benda-benda lainnya tidak dilemparkan, diluncurkan atau dijatuhkan

Pejabat Pengadaan pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, telah melaksanakan Proses Evaluasi Kualifikasi

(5) Pengusaha atau pengurus dan dokter wajib menyusun pedoman pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja yang menjamin penempatan tenaga kerja sesuai dengan kesehatan dan pekerjaan

Potensi sektor perbankan di Jawa Timur yang terpetakan secara spasial, terdapat 3 daerah unggulan sektor (sub sektor) perbankan, sedangkan dari aspek pengembangan

Subjek penelitian ini adalah guru Bahasa Arab dan siswa kelas X2 MAN Sabdodadi Bantul. Objek penelitian ini adalah pelaksanaan proses pembelajaran Bahasa Arab

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b serta untuk menjamin keberlangsungan tugas penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan