GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU USIA > 35 TAHUN MENGENAI EFEK
SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI JANGKA PENDEK
DI DESA CILAYUNG TAHUN 2014
Disusun Oleh :
Nama : Luzy Muldiani
NPM : 130103120004
PROGRAM STUDI DIPLOMA KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan penduduk yang masih tinggi disebabkan oleh tingkat kelahiran yang masih lebih tinggi dibandingkan tingkat kematian penduduk. Sehingga diperlukan suatu usaha untuk menekan laju pertumbuhan pendudukan, demi mencapai keluarga kecil sejahtera, hal ini dikuatkan oleh pernyataan dari Manuaba : ‘’Untuk mencapai masa depan yang lebih baik melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan kemampuan untuk bersaing dalam era globalisasi, maka perencanaan jumlah dan susunan anggota keluarga harus dilaksanakan sehingga tercapai suatu norma keluarga kecil bahagia sejahtera” (Manuaba,2009).
Kontrasepsi dibutuhkan untuk membatasi jumlah penduduk dan menjamin ketersediaan sumber daya alam sehingga menjaga kualitas hidup manusia (Anonim, 2008). Pemakaian kontrasepsi selain ditujukan untuk merencanakan kapan kehamilan akan berlangsung, ditujukan pula untuk mengatur jarak antara kelahiran pertama dan kelahiran berikutnya. Metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi dua cara yaitu metode kontrasepsi jangka panjang dan metode kontrasepsi non jangka panjang. Metode jangka panjang merupakan alat kontrasepsi yang memiliki tingkat keefektifan yang tinggi, dipasang hanya satu kali untuk pemakaian yang lama, tingkat pengembalian kesuburannya relatif cepat.
Masyarakat banyak yang sudah mengetahui mengenai keluarga berencana, mereka hanya bisa mengartikan, dan mengetahui jenis-jenis keluarga berencana. Hal serupa dengan pendapat BKKBN (2007): ‘’Tingkat pengetahuan masyarakat akan kontrasepsi sudah tinggi (97,5%) namun baru sebatas mampu menyebut jenis alat dan obat kontasepsi, tetapi belum dapat menyebutkan efek samping, kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan. Padahal informasi ini penting dipahami sebelum memutuskan menggunakan alat kontrasepsi tertentu ’’(BKKBN, 2007). Alasan inilah yang membuat para akseptor KB dalam memilih alat kontrasepsi belum berbasis pada rasional, efektivitas, efisien.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan menurut Notoatmodjo “Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama’’.
Berdasarkan data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, pengguna kontrasepsi non MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) yaitu sebesar 83,31%, dibandingkan pengguna MKJP yaitu sebesar 16,61%. Sedangkan berdasarkan RISKESDAS pengguna MKJP sangat minim yaitu sebesar 6,3%, dibandingkan pengguna non MKJP yaitu sebesar 51,7%. Hal inipun serupa dengan di Desa Cilayung Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang yang memiliki jumlah akseptor metode non jangka panjang lebih banyak dibandingkan dengan metode jangka panjang. Dapat dilihat melalui data berikut ini, Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil SMD (Survey Mawas Diri) pada tahun 2014, Desa Cilayung memiliki jumlah akseptor yang menggunakan metode kontrasepsi non jangka panjang yaitu sebesar 51,08%, Sedangkan jumlah akseptor yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang yaitu 37,12% dan yang tidak menjadi akseptor KB yaitu sebesar 13,96% dari 1044 PUS di Desa Cilayung. Hal ini menunjukkan masih banyaknya ibu yang kurang mengerti mengenai efek samping penggunaan kontrasepsi hormonal dalam jangka waktu yang lama.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis data diatas maka penulis ingin mengetahui tentang pengetahuan dan sikap ibu terhadap efek samping dalam penggunaan kontrasepsi jangka pendek dalam jangka waktu yang lama?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap ibu terhadap efek samping penggunaan kontrasepsi jangka pendek dalam jangka waktu yang lama.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu terhadap efek samping penggunaan
kontrasepsi jangka pendek dalam jangka waktu yang lama.
c. Untuk mengetahui jumlah penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang implant di
desa Lubuk Banyau kecamatan Padang Jaya kabupaten Bengkulu Utara tahun 2012.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pengembangan serta dinamika ilmu kebidanan, terutama yang berhubungan dengan pemilihan metode kontrasepsi yang efektif pada ibu usia > 35 tahun.
2. Secara praktis
a. Bagi masyarakat Desa Cilayung Kec. Jatinangor hasil penelitian ini dapat memberikan
informasi kepada masyarakat mengenai pemilihan kontrasepsi yang efektif bagi ibu usia > 35 tahun.
b. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk
penelitian lanjutan yang berkaitan dengan pemilihan metode kontrasepsi yang efektif bagi ibu usia > 35 tahun.
c. Bagi Kebidanan diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan data dasar bagi praktek