• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 8, No. 8, Desember 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vol. 8, No. 8, Desember 2020"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Desember 2020 eISSN 2657- 0998

1382

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX-1 Materi

Unsur-unsur Tabung Kerucut dan Bola melalui Penggunaan Metode Every

One is a Teacher Here pada SMP Negeri 1 Batee Kabupaten Pidie

Desmaniar

Guru SMP Negeri 1 Batee Kabupaten Pidie Email : desmaniar.batee@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi Unsur–Unsur Tabung Kerucut dan Bola serta pada siswa kelas IX-1 SMP Negeri 1 Batee Kabupaten Pidie Tahun Ajaran 2019/2020. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (action research). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX-1 SMP Negeri 1 Batee Kabupaten Pidie yang berjumlah 20 orang. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Melalui Penggunaan Metode Every One Is A Teacher Here dalam penelitian tindakan kelas pada SMP Negeri 1 Batee sudah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika, khususnya materi Unsur-unsur tabung kerucut dan bola. Sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Penggunaan Metode Every One Is A Teacher Here nilai siswa adalah 48,54. Pada siklus I hasil evaluasi siswa mendapatkan nilai rata-rata pada pertemuan ke I adalah 58,96, dan pada pertemuan ke II 64,38. Sedangkan pada siklus II terus meningkat menjadi rata-ratanya 70,42 pada pertemuan ke 1 dan 79,17 pada pertemuan ke 2. Dari penelitian tersebut terjadi peningkatan ketuntasan belajar cukup besar dari siklus I ke siklus II sebesar, karena ketuntasan pada siklus I hanya 70,83%, akan tetapi pada siklus II mencapai 100%, berarti terdapat peningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas proses.

Kata Kunci : Metode Every One Is a Teacher Here PENDAHULUAN

Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak permasalahan yang dapat diselesaikan dengan teori-teori matematika. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar memiliki peranan penting dalam mencerdaskan siswa karena dapat menumbuhkan kemampuan penalaran yang sangat dibutuhkan dalam perkembangan ilmu dan teknologi (Yuhasriati & Yuriansa, 2018). Mata pelajaran matematika juga dapat membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama (Depdiknas, 2006:387). Fungsi mata pelajaran matematika sebagai: alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan (Suherman, 2003:56). Oleh sebab itu matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh siswa di setiap jenjang pendidikan.

Secara garis besar, matematika dibagi menjadi empat cabang yaitu aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis (Abdussakir, 2009:388-401). Salah satu cabang dalam matematika yang banyak berkaitan langsung dengan kehidupan siswa sehari-hari adalah geometri. Objek pembelajaran geometri meliputi titik, garis, sudut, bidang datar dan

(2)

1383 bangun ruang (Untung Trisna Suwaji, 2008:2). Setiap benda yang berada di sekitar siswa merupakan benda-benda dimensi tiga yang menjadi objek pembelajaran dalam geometri.

Hendriana dan Soemarmo (2014: 6) mengemukakan bahwa Pembelajaran matematika adalah suatu aktifitas mental untuk memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol kemudian diterapkan pada situasi nyata. Pembelajaran matematika adalah suatu kegiatan untuk memperoleh pengetahuan yang dibangun oleh siswa sendiri dan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan kembali konsep-konsep matematika. Pembelajaran matematika sebaiknya dimulai dari masalah-masalah kontekstual atau realistik kehidupan, dekat dengan alam pikiran siswa dan relevan dengan masyarakat agar mempunyai nilai manusiawi. Dengan demikian, pembelajaran matematika sesuai dengan ciri-ciri matematika itu sendiri yaitu adanya alur penalaran yang logis dan memiliki pola pikir deduktif yang konsisten.

Mengingat pentingnya pelajaran matematika, maka pembelajaran matematika haruslah lebih berkembang, tidak hanya terfokus pada kebiasaan dengan strategi atau urutan penyajian sebagai berikut: diajarkan definisi, diberikan contoh-contoh dan diberikan soal. Namun hasil perlehan nilai beberapa mata pelajaran dalam kenyataannya masih ada yang belum memenuhi standar, tidak terkecuali untuk mata pelajaran matematika. Salah satu faktor penyebabnya adalah latihan soal umumnya jarang sekali terbentuk soal cerita yang berkaitan dengan terapan ilmu matematika atau kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sangat memungkinkan siswa yang telah mengalami kesulitan dalam menerima konsep matematika, karena cenderung tidak terasosiasi dengan pengalaman sebelumnya.

Fenomena umum dibanyak sekolah ini, terjadi pada SMP Negeri 1 Batee Kabupaten Pidie beberapa hal yang lazim terjadi pada pembelajaran matematika di SMP Negeri 1 Batee adalah (1) Teknik mengajar masih relatif menonton. Metode guru dalam menyampaikan materi masih terbatas degan metode ceramah, hanya mendikte atau menuliskan catatan tau tugas siswa, demikian hanya pada saat pembahasan soal-soal latihan. (2). Interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa yang ada di SMP Negeri 1 Batee termasuk lemah. Guru tidak ubahnya seperti pendongeng cerita, yang akan berakhir dengan soal atau pertanyaan dan seolah-olah tidak begitu bermakna. Hal ini yang menyabkan kegiatan kosulatif antara guru dan siswa untuk menyelesaikan soal-soal ang berkatogori sulit jarang terjadi. (3) Di dalam kelas, guru jarang berkeliling melihat pekerjaan siswa yang dibarisan belakang, guru lebih sering berinteraksi dengan anak-anak dibarisan depan. Bagi siswa yang ada diberisan belakang, baru akan mendapatkan peran apabila ada giliran untuk maju ke depan mengerjakan soal. Padahal beberapa siswa yang ada di belakang mungkin sekali mengalami kesulitan belajar matematika yang adapbila dibiarkan dapat melemahkan motivasi belajar siswa (4) Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan atau bahkan membosankan. Siswa-siswa SMP Negeri 1 Batee seringkali masih merasa kesulitan, ragu-ragu , agak takut dan kuatir salah jika menjawab pernyataan dari guru, dan terlebih lagi siswa malu untuk bertanya. Hal ini salah

(3)

1384

satu hal yang menyebabkan disetiap jam pelajaran matematika siswa cenderung merasa enggan dan malas.

Pengalaman peneliti sebagai guru matematika di SMP Negeri 1 Batee sebelum melaksanakan pembelajaran sudah berusaha maksimal, mulai dari persiapan RPP, media hingga strategi pembelajaran dan pengeloan kelas. Namun disisi lain peneliti sebagai guru memang masih cenderung menggunakan metode mengajar yang menoton, yaitu metode ceramah, kondisi ini ternyata membuat siswa menjadi bosan, jemu dan tidak tertarik untuk belajar. Guru kurang mampu mengelola kelas dengan baik, sehingga banyak diantara siswa yang sudah acuh tak acuh terhadap pembelajaran yang sedang dilakukan oleh guru bahkan sebagian diantaranya lebih sering mengerjakan tugas lain. Dalam pembelajaran guru tidak menggunakan alat bantu pembelajaran. Hal inilah yang diduga lemahnya siswa dalam memahami konsep-konsep matematika, hal ini bisa dilihat dari hasil belajar yang rendah.

Untuk mengatasi hal tersebut perlu diupayakan langkah-langkah yang dapat dilaksanakan baik oleh siswa maupun guru. Menurut Sudjana (2008: 147) dalam proses pembelajaran di sekolah, guru hendaknya memilih dan menggunakan pendekatan, metode, strategi dan teknik yang dapat melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial. Bentuk dari tindakan guru dalam upaya menigkatkan hasil belajar siswa ini diwujudkan dengan memilih metode Every One Is a Teacher Here. Menurut Suprijono (dalam Aryani, 2014: 240) metode everyone is a teacher here adalah metode pembelajaran yang menjadikan setiap siswa dapat menjadi seorang guru dengan tujuan untuk mendapatkan pastisipasi kelas secara keseluruhan maupun individual. Senada dengan pernyataan tersebut Ahmad Sabri (dalam Kusrini, 2013: 03) menyatakan metode ini dinilai tepat pada siswa untuk mendapatkan partisipasi di dalam kelas secara keseluruhan maupun secara individual. Metode ini juga memberikan memberikan kesempatan kepada individu untuk berperan menjadi guru untuk teman-teman sebayanya. Metode everyone is a teacher adalah metode pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik guna menciptakan pembelajaran aktif di kelas dengan melibatkan semua peserta didik. Peneliti mengharapkan dengan menggunakan metode Every One Is a Teacher Here bisa meningkatkan hasil belajar siswa pada materi unsur-unsur tabung, kerucut dan bola. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas IX-1 SMP Negeri 1 Batee pada tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini dilaksanakan pada awal Januari s/d Maret tahun pelajaran 2019/2020. Adapun subyek penelitian adalah siswa kelas IX-1 SMP Negeri 1 Batee Kabupaten Pidie sebanyak 20 siswa. Yang terdiri dari 10 siswa laki –laki dan perempuan 10 siswa perempuan. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, sebagai subjek penelitian. Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Tes tertulis digunakan pada akhir siklus I dan II yang terdiri atas materi unsur-unsur tabung, kerucut dan bola, teknis non tes meliputi teknik observasi, dokumentasi, observasi digunakan pada saat pelaksanan penelitian tindakan kelas pada siklus I dan II. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data khususnya nilai mata pelajaran matematika. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif.

(4)

1385 Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kemmis (dalam Wiraatmadja, Rochiati. 2008: 112) menjelaskan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari kegiatan praktek sosial, pemahaman suatu kegiatan, dan situasi suatu kegiatan. Penelitian ini terdiri atas 2 siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. HASIL PENELITIAN DA N PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Dikarenakan peneliti sebagai guru di SMP Negeri 1 Batee maka langkah awal yang dilakukan adalah mengajarkan materi unsur–unsur tabung, Kerucut dan Bola siswa Kelas IX-1 dengan menggunakan Metode Every One Is A Teacher Here, tanpa menggunakan media alat peraga. Peneliti merasa sedikit kewalahan karena banyak siswa tidak senang belajar tidak serius mengikuti proses pembelajaran. Sehingga peneliti merasa kewalahan dan banyak siswa yang ngantuk apa yang disampaikan tidak ada respon dari siswa. Para siswa lebih banyak diam dan tidak memahami apa yang disampaikan oleh guru.

Peneliti melihat ketika proses pembelajaran belum menggunakan Metode Every One Is A Teacher Here alat bantu mengajar atau alat peraga sehingga siswa tidak tertarik mengikuti pembelajaran. Hanya beberapa siswa saja yang terlihat aktif saat mengikuti pelajaran, sedangkan sebagian besar lainnya diam, dan ada juga yang sama sekali tidak memperhatikan pelajaran. Akibatnya, hasil tes akhir belajar yang dilakukan didapatkan hasil yang sangat memprihatinkan. Dari jumlah 20 siswa hanya sebanyak 9 atau 45% siswa yang mendapatkan nilai diatas kriteria ketuntasan minimal (KKM) 60. Berikut hasil perolehan nilai sebelum melakukan penelitian tindakan kelas.

Tabel 1. Perolehan Data Hasil Belajar Pra Siklus

No Kriteria Jumlah Data (Rentang Nilai) Jumlah % Nilai Rata-Rata Kelas 1 Sudah mencapai KKM 60-100 9 orang 45 %

54 2 Belum mencapai KKM 35-59 11 orang 55%

Perolehan nilai rata-rata pada kondisi awal (pra siklus) pelajaran matematika dapat juga disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2. Rata-Rata Hasil Tes Pra Siklus

No Keterangan Nilai

1 Nilai Tertinggi 70

2 Nilai Terendah 40

3 Jumlah Nilai 162

4 Nilai Rata-Rata 54

Berdasarkan tabel 1 dan 2 diketahui bahwa dari 20 siswa, hanya 9 siswa (45%) yang sudah mencapai KKM, sedangkan selebihnya yaitu 11 siswa (55%) belum mencapai KKM. Dengan perolehan nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 40 serta nilai rata-rata kelas hanya 54. Pencapaian tesebut masih jauh dari harapan.

Perolehan persentase aktivitas guru dan siswa pada tahap awal dalam pembelajaran matematika dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

(5)

1386

Tabel 3. Tabel Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa Pra Siklus

No Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

1 Nilai Persentase Nilai Persentase

2 9 45,00% 11 55,00%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase aktivitas guru 45% dan aktivitas siswa 55%. Pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional. Guru menjelaskan pembelajaran, siswa hanya mendengar penjelasan dari guru serta pembelajaran cenderung pasif. Melihat kondisi pembelajaran yang cenderung pasif, hal tersebut berdampak pada nilai yang diperoleh siswa kelas IX-1 pada materi unsur-unsur tabung, kerucut dan bola, oleh karena itu dilaksanakanlah penelitian untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran dan aktifitas belajar siswa.

Deskripsi Hasil Siklus I 1. Perencana Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada siklus I adalah :

- Pemilihan materi dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan pembelajaran Metode Every One Is A Teacher Here dan penemuan secara sederhana pada materi unsur-unsur tabung, kerucut dan bola kemudian disusun kedalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

- Masing-masing RPP diberikan alokasi waktu sebanyak 2 x 45 menit, artinya setiap RPP disampaikan dalam 2 kali tatap muka. Dengan demikian, selama siklus I terjadi 2 kali tatap muka.

- Pembentukan kelompok-kelompok belajar.

- Membuat instrumen penelitian, lembar kerja sesuai dengan materi silabus. 2. Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan I Pendahuluan

- Apersepsi: siswa diajak untuk memperhatikan bangun ruang yang terdapat di sekitar tempat pembelajaran.

- Motivasi : 1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2. Guru menginformasi metode pembelajaran yang akan digunakan.

3. Materi tabung, kerucut dan bola sangat banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan Inti

Eksplorasi

- Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur dari tabung, kerucut dan bola: jari-jari, diameter, tinggi, sisi, alas,

- Materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber

- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;

(6)

1387 - Menfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain –lain untuk

memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; - Menfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

- Menfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

Konfirmasi

- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap siswa.

- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber,

- Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar

Kegiatan akhir

- Bersama-sama dengan siswa dan /atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran;

Pertemuan II Pendahuluan

- Apersepsi : siswa diajak untuk memperhatikan bangun ruang yang terdapat di sekitar tempat pembelajaran.

- Motivasi : 1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2. Guru menginformasi metode pembelajaran yang akan digunakan.

3. Materi tabung, kerucut dan bola sangat banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan Inti

Eksplorasi

- Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur dari tabung, kerucut dan bola: jari-jari, diameter, tinggi, sisi, alas,

- Materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber

- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;

Elaborasi

- Menfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain –lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

- Menfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

- Menfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

Konfirmasi

- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap siswa.

- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber,

- Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar

(7)

1388

Kegiatan akhir

- Bersama-sama dengan siswa dan /atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran;

3. Tahap Pengamatan

Guru sebagai peneliti dan observer melakukan pengamatan tindakan. Pengamatan tindakan ini dilakukan untuk mengamati kegiatan siswa dalam kegiatan belajar sampai mengerjakan lembar kerja dan evaluasi. Adapun pengamatan dilakukan menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan, guna untuk mengetahui sejauh mana pembalajaran dengan menggunakan metode Every One Is A Teacher Here dapat meningkatkan hasil siswa pada pelajaran tersebut. Dalam observasi ini merupakan semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya. Dari pengamatan yang dilakukan observer telah terjadi aktivitas siswa yang baik.

4. Refleksi

Setelah guru melakukan kegiatan belajar mengajar, observer dan guru sebagai peneliti mulai mengadakan refleksi tindakan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kekurangan dan kelebihan peneliti dalam pembelajaran. Untuk itu dalam kegiatan terjadi tanya jawab antara peneliti yaitu guru dengan observer menyangkut hal-hal yang diamati observer. Berikut hasil belajar pada siklus I dapat diketahui melalui tabel di bawah ini.

Tabel 4. Perolehan Data Ketuntasan Belajar Siklus I

No Kriteria Jumlah Data

(Rentang Nilai)

Jumlah Siswa Rata-Rata Tuntas

Nilai Rata-Rata Kelas Pert.I Pert.II

1 Sudah mencapai KKM 60-100 12 orang 14 orang 65 %

60,25 2. Belum mencapai KKM 35-59 8 orang 6 orang 35 %

Perolehan nilai rata-rata pada siklus I pembelajaran matematika dapat juga disajikan pada tabel berikut :

Tabel 5. Rata-Rata Hasil Tes Siklus I

No Perolehan Nilai Pertemuan I Pertemuan II Rata-Rata

1 Nilai Tertinggi 80 80 80

2 Nilai Terendah 50 50 50

3 Jumlah Nilai 1800 1815 3615

4 Nilai Rata-Rata 60 60,50 60,25

Berdasarkan tabel 4 dan 5 diketahui bahwa, hasil dari tindakan peneliti yang telah dilakukan dapat menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa sudah ada peningkatan yaitu pada pertemuan I mencapai 12 siswa (60%) dan pada pertemuan II mencapai 14 siswa (70%) dengan nilai rata-ratanya pada pertemuan I adalah 60, pertemuan ke 60,50. Sehingga diperoleh rata-rata tuntas pada siklus I sebesar 65% dan rata-rata kelas sebesar 60,25, dengan nilai tertinggi adalah 80 dan nilai terendah adalah 50.

(8)

1389 Tabel 6. Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa Siklus I

No Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

1

Pertm.I Pertm.II

Rata-rata (%) Pertm.I Pertm.II

Rata-rata (%)

Nilai % Nilai %

65 Nilai % Nilai % 68,33

10 50 12 70 20 66,66 21 70

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa tingkat aktivitas siswa pertemuan I adalah 66,66%, pada pertemuan ke II 70%, dengan rata-rata pada siklus I sebesar 68,33%. Sementara tingkat aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode Every One Is A Teacher Here adalah sebesar mencapai 50% pada pertemuan I dan 70% pada pertemuan II, dengan rata-rata pada siklus I sebesar 65%.

Deskripsi Hasil Siklus II 1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan pada siklus II dapat didefinisikan sebagai berikut :

- Pemilihan materi dan penyusunan RPP dalam siklus II. Pada hakekatnya merupakan perbaikan atas kondisi siklus I. Materi pembelajaran pada siklus II masih tentang sifat-sifat fungsi eksponen dengan sub pembahasan yang berbeda.

- Pada siklus II kegiatan siswa dibedakan dan pemilihan kelompok siswa secara heterogen dengan harapan dapat saling berbagi dengan kemampuan yang berbeda-beda. Dalam siklus II terjadi dua kali tatap muka, satu kali tatap muka dialokasikan 2x40 menit.

- Pembentukan kelompok-kelompok belajar pada siklus II, siswa dalam kelas dibagi dalam enam kelompok yang terdiri dari lima atau enam siswa yang mempunyai kemampuan yang heterogen.

- Pelaksanaan tindakan sesuai dengan metode every one one is a teacher here dan penemuan.

2. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I

Pendahuluan

- Apersepsi : siswa diajak untuk memperhatikan bangun ruang yang terdapat di sekitar tempat pembelajaran

- Motivasi : 1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2.Guru menginformasi metode pembelajaran yang akan digunakan.

3. Materi tabung, kerucut dan bola sangat banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan Inti

Eksplorasi

- Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur dari tabung, kerucut dan bola: jari-jari, diameter, tinggi, sisi, alas,

- Materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber

(9)

1390

- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;

Elaborasi

- Menfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain –lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

- Menfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

- Menfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

Konfirmasi

- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan terhadap siswa.

- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber,

- Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar

Kegiatan akhir

- Bersama-sama dengan siswa dan /atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran;

Pertemuan II Pendahuluan

- Apersepsi : siswa diajak untuk memperhatikan bangun ruang yang terdapat di sekitar tempat pembelajaran

- Motivasi : 1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2. Guru menginformasi metode pembelajaran yang akan digunakan.

3. Materi tabung, kerucut dan bola sangat banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan inti

Eksplorasi

- Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur dari tabung, kerucut dan bola: jari-jari, diameter, tinggi, sisi, alas,

- Materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber,

- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;

Elaborasi

- Menfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain –lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

- Menfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

- Menfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

Konfirmasi

- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan terhadap siswa.

- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber,

(10)

1391 - Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa yang

menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar Kegiatan akhir

- Bersama-sama dengan siswa dan /atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran;

3. Tahap Pengamatan

Guru sebagai peneliti dan observer melakukan pengamatan tindakan. Pengamatan tindakan ini dilakukan untuk mengamati, merekam semua kejadian yang terjadi selama pemberian tindakan kepada siswa, baik yang muncul akibat diberikannya tindakan maupun efek dari tindakan itu sendiri, yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan kolaborasi di tahap refleksi. Adapun pengamatan dilakukan menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan, guna untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran dengan menggunakan metode Every One Is A Teacher Here dapat meningkatkan hasil siswa pada pelajaran tersebut. Dari pengamatan yang dilakukan observer telah terjadi aktivitas siswa dan guru yang cukup baik.

4. Refleksi

Setelah guru melakukan kegiatan pembelajaran, observer dan guru sebagai peneliti mulai mengadakan refleksi tindakan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kekurangan dan kelebihan peneliti dalam pembelajaran. Untuk itu dalam kegiatan terjadi tanya jawab antara peneliti yaitu guru dengan observer menyangkut hal-hal yang diamati observer dan apabila masih dirasakan kekurangannya maka akan dilakukan tindakan siklus berikutnya dengan perbaikan-perbaikan atau penyempurnaan lagi. Dan apabila sudah dicapai nilai dan tujuan dan telah ditetapkan maka peneliti ini akan dipadai sampai pada siklus II ini. Berikut hasil belajar pada siklus I dapat diketahui melalui tabel di bawah ini.

Tabel 7. Perolehan Data Ketuntasan Belajar Siklus II

No Kriteria Jumlah Data

(Rentang Nilai)

Jumlah Siswa Rata-Rata Tuntas

Nilai Rata-Rata Kelas Pert.I Pert.II

1 Sudah mencapai KKM 60-100 15 orang 18 orang 82,5 %

72,75 2. Belum mencapai KKM 35-59 5 orang 2 orang 17,5 %

Perolehan nilai rata-rata pada siklus II pembelajaran matematika dapat juga disajikan pada tabel berikut :

Tabel 8. Rata-Rata Hasil Tes Siklus II

No Perolehan Nilai Pertemuan I Pertemuan II Rata-Rata

1 Nilai Tertinggi 90 100 95

2 Nilai Terendah 55 55 55

3 Jumlah Nilai 2025 2340 2183

4 Nilai Rata-Rata 67,50 78,00 72,75

Berdasarkan tabel 7 dan 8 diketahui bahwa hasil dari tindakan peneliti yang telah dilakukan dapat menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa sudah ada peningkatan yaitu pada pertemuan I mencapai 15 siswa (75%) dan pada pertemuan II mencapai 18 siswa (90%) dengan nilai rata-ratanya pada pertemuan I adalah 67,50, pertemuan ke II 78,00 Sehingga diperoleh rata-rata tuntas pada siklus I sebesar 2,5% dan

(11)

1392

rata-rata kelas sebesar 72,75, dengan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 55.

Perolehan presentase aktivitas guru dan siswa pada siklus II dalam pembelajaran matematika dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 9. Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa Siklus II

No Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

1

Pertm.I Pertm.II Rata-rata

(%) Pertm.I Pertm.II Rata-rata (%) Nilai % Nilai % 82,5 Nilai % Nilai % 82,50 15 75 18 90 16 80 17 85

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat aktivitas siswa pertemuan I adalah 80,00% pada pertemuan ke II 85,00%, dengan rata-rata siklus II 82,50%. Sementara tingkat aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode Every One Is A Teacher Here adalah sebesar mencapai 75,00%. Pada pertemuan I dan 90,00% pada pertemuan II, dengan rata-rata siklus II sebesar 82,5%.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya dari siklus I sampai siklus II diperoleh data adanya peningkatan hasil belajar dari satu siklus ke siklus lain, sehingga terlihat rata-rata aktivitas guru dari dua kali pertemuan pada siklus I dengan menggunakan metode Every One Is A Teacher Here sebesar 65%, dan aktivitas siswa rata-rata 68,33%. Dengan adanya peningkatan aktivitas guru dan siswa maka sudah terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus I dibandingkan sebelum diberlakukan tindakan dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa sebelum ada tindakan adalah 54,00 dengan tingkat ketuntasan 45%, sedangkan ketika diberikan tindakan dari dua kali pertemuan pada siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa dalah 60,25, dengan tingkat ketuntasan 65%. Ini artinya sudah terjadi peningkatan tingkat ketuntasan belajar siswa dari pra siklus ke siklus I sebanyak 20%. Sementara pada siklus II dengan dua kali pertemuan diperoleh peningkatan aktivitas guru dan siswa yang cukup signifikan dengan penerapan metode Every One Is A Teacher Here dimana aktivitas guru rata-ratanya dari 65,00% di siklus I menjadi 82,5% pada siklus II dengan dua kali pertemuan dan aktivitas siswa dari 68,33% di siklus I menjadi 82,50% pada siklus II.

Dengan terjadinya peningkatan aktivitas dari guru dan siswa tersebut membawa pengaruh yang sangat positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa terhadap pelajaran matematika materi unsur-unsur tabung, kerucut dan bola yaitu dengan nilai rata-ratanya 72,25 atau dengan tingkat ketuntasan mencapai 82,5%, sehingga terjadi peningkatan tingkat ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II adalah 17,5%. Maka dapat disimpulkan bahwa metode Every One Is A Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi Unsur-unsur tabung, kerucut dan bola di SMP Negeri 1 Batee Hal ini terjadi metode Every One Is A Teacher Here pada mata pelajaran Matematika memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat membangun pengetahuannya

(12)

1393 sendiri yang dimilikinya berdasarkan pengalamannya dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Abdussakir. 2009. Pembelajaran Keliling Dan Luas Lingkaran Dengan Strategi React Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Kota Mojokerto. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta.

Aryani, f. 2014. Pengaruh Penerapan Metode Everyone Is A Teacher Here Terhadap

Hasil Belajar Siswa Kelas X Man 2 Mataram Materi Ruang Dimensi Tiga. Jurnal

media pendidikan matematika, 2 (1): 1-9.

Depdiknas. 2006. Standar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran matematika. Jakarta: Depdiknas.

Hendriana, Heris dan Soemarmo, Utari. 2014. Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung: Refika Aditama.

Suherman, Erman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:

UPI.

Sudjana, Nana. 2008. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Untung Trisna Suwaji. 2008. Permasalahan Pembelajaran Geometri Ruang SMP dan

Alternatif Pemecahannya. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan

Kinerja Guru Dan Dosen. Bandung: PT Remaja.

Kusrini, Elynda Desy. Dwi Avita N. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Everyone Is A

Teacher Here Dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIA MTs Ma’arif Al Ishlah Bungkal. 3(1). (Online),

http://eprints.umpo.ac.id/296/1/ARTIKEL.pdf, diakses pada 27 Desember 2019. Yuhasriati, Y., & Yuriansa, A. (2018). Patterns playing for early childhood education:

Mathematics learning for early childhood education. Journal of Physics: Conference

Gambar

Tabel 1. Perolehan Data Hasil Belajar Pra Siklus
Tabel 3. Tabel Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa Pra Siklus
Tabel 7.  Perolehan Data Ketuntasan Belajar Siklus II
Tabel 9. Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penerapan desain sistem pembelajaran ASSURE untuk meningkatkanhasil belajar memukul bola dalam permainan kasti

Ampas tahu merupakan limbah dari pembuatan tahu, yang bisa menjadi alternatif sumber pakan peternakan. Bahan pakan ini mudah didapat serta memiliki kandungan

Kandungan Pendidikan Islam dapat dikembangkan melalui proses pengajaran dan pembelajaran yang dijalankan sehingga murid mampu mencapai tahap-tahap penguasaan yang

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tanggapan guru, tanggapan siswa dan keterlaksanaan e-book interaktif dalam pembelajaran tersebut, maka e-book interaktif

Data akademik merupakan data penting dalam perguruan tinggi. Informasi mengenai data akademik di butuhkan oleh pihak manajemen untuk mengetahui kondisinya. Informasi

Sikap ilmiah adalah sikap mencintai kebenaran yang objektif dan bersifat adil, menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolut, tidak percaya pada takhayul,

Berdasarkan hasil deteksi histologik, luka pada kulit mencit dapat diobati dengan daun mengkudu, dan pada minggu keempat telah memberikan gambaran histologis kulit

Kedua, Bank Indonesia sudah mengeluarkan PBI (Peraturan bank Indonesia), tahun 2010 tentang Good Corporate Governance Bank Umum Syariah dan UUS. Salah isinya adalah