• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdirinya Kerajaan Kutai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Berdirinya Kerajaan Kutai"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Berdirinya Kerajaan Kutai

Letak Kerajaan Kutai berada di hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur yang merupakan Kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Ditemukannya tujuh buah batu tulis yang disebut Yupa yang mana ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta tersebut diperkirakan berasal dari tahun 400 M (abad ke-5). Prasasti Yupa tersebut merupakan prasasti tertua yang menyatakan telah beridirinya suatu Kerajaan Hindu tertua yaitu Kerajaan Kutai.

Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai. Hanya 7 buah prasasti Yupa terseubt lah sumbernya. Penggunaan nama Kerajaan Kutai sendiri ditentukan oleh para ahli sejarah dengan mengambil nama dari tempat ditemukannya prasasti Yupa tersebut.

Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan yang dibuat oleh para Brahmana atas kedermawanan Raja Mulawarman. Dituliskan bahwa Raja Mulawarman, Raja yang baik dan kuat yang merupakan anak dari Aswawarman dan merupakan cucu dari Raja Kudungga, telah memberikan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.

Dari prasati tersebut didapat bawah Kerajaan Kutai pertama kali didirikan oleh Kudungga kemudian dilanjutkan oleh anaknya Aswawarman dan mencapai puncak kejayaan pada masa Mulawarman (Anak Aswawarman). Menurut para ahli sejarah nama Kudungga merupakan nama asli pribumi yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu. Namun anaknya, Aswawarman diduga telah memeluk agama Hindu atas dasar kata 'warman' pada namnya yang merupakan kata yang berasal dari bahasa Sanskerta.

Kejayaan Kerajaan Kutai

Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai yang temukan. Tetapi menurut prasasti Yupa, puncak kejayaan Kerajan Kutai berada pada masa kepemerintahan Raja Mulawarman. Pada masa pemerintahan Mulawarman, kekuasaan Kerajaan Kutai hampir meliputi seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kerajaan Kutai pun hidup sejahtera dan makmur.

(2)

Yupa

Keruntuhan Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan melawan Aji Pangeran Sinum Panji yang merupakan Raja dari Kerajaan Kutai Kartanegara. Kerajaan Kutai dan Kerajaan Kutai Kartanegara merupakan dua buah kerajaan yang berbeda. Kerajaan Kutai Kartanegara berdiri pada abad ke-13 di Kutai Lama. Terdapatnya dua kerajaan yang berada di sungai Mahakam tersebut menimbulkan friksi diantara keduanya. Pada abad ke-16 terjadi peperangan diantara kedua Kerajaan tersebut.

Raja-raja Kerajaan Kutai

Berikut di bawah ini merupakan daftar raja-raja yang pernah memimpin Kerjaan Kutai, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman (pendiri) 2. Maharaja Aswawarman (anak Kundungga)

3. Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman) 4. Maharaja Marawijaya Warman

5. Maharaja Gajayana Warman 6. Maharaja Tungga Warman 7. Maharaja Jayanaga Warman

(3)

8. Maharaja Nalasinga Warman 9. Maharaja Nala Parana Tungga 10. Maharaja Gadingga Warman Dewa 11. Maharaja Indra Warman Dewa 12. Maharaja Sangga Warman Dewa 13. Maharaja Candrawarman 14. Maharaja Sri Langka Dewa 15. Maharaja Guna Parana Dewa 16. Maharaja Wijaya Warman 17. Maharaja Sri Aji Dewa 18. Maharaja Mulia Putera 19. Maharaja Nala Pandita 20. Maharaja Indra Paruta Dewa 21. Maharaja Dharma Setia

Kehidupan Sosial-Ekonomi dan Kebudayaan Kerajaan Kutai

Melihat bahwa letak Kerajaan Kutai pada jalur perdagangan dan pelayaran antara Barat dan Timur, maka aktivitas perdagangan menjadi mata pencaharian yang utama. Rakyat Kutai sudah aktif terlibat dalam perdagangan internasional, dan tentu saja mereka berdagang pula sampai ke perairan Laut Jawa dan Indonesia Timur untuk mencari barang-barang dagangan yang laku di pasaran Internasional.

Dalam hal kebudayaan sendiri ditemukan dalam salah satu prasasti Yupa menyebutkan suatu tempat suci dengan nama "Wapakeswara" (tempat pemujaan Dewa Siwa). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kutai memeluk agama Siwa.

Peninggalan sejarah yang membuktikan kerajaan Kutai sebagai kerajaan hindu pertama adalah ditemukannya prasasti berbentuk Yupa menggunakan bahasa sanskerta dan

huruf pallawa.Yupa adalah tiang batu pengikat hewan korban untuk dipersembahkan kepada dewa. Beberapa peninggalan kerajaan kutai:

1) tujuh buah Yupa yang ditemukan di daerah sekitar Muarakaman; 2) kalung Cina yang di terbuat dari emas;

3) satu arca Bulus; 4) dua belas arca batu.

(4)

Penyebab Kejayaan dan Kemunduran Kerajaan Hindu -

Buddha

1. 1. Kerajaan Kutai

1. a. Penyebab Kejayaan

1) Asmawarman naik tahta. Pada masa pemerintahannya wilayah kekuasaan Kutai diperluas lagi.

2) Naik tahtanya Raja Mulawarman, yang dapat membuat rakyat hidup tenteram dan sejahtera.

1. b. Penyebab Kemunduran

Belum ditemukan sumber sejarah yang menceritakan runtuhnya kerajaan Kutai. 1. 2. Kerajaan Tarumanegara

1. a. Penyebab Kejayaan

Raja Purnawarman telah memerintah untuk menggali satu saluran air. Penggalian saluran air ini sangat besar artinya, karena merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah pertanian rakyat. Hasil pertanian tersebut memajukan perekonomian.

1. b. Penyebab Kemunduran

Serangan dari Kerajaan Sriwijaya yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Pajajaran. 1. 3. Kerajaan Sriwijaya

1. a. Penyebab Kejayaan

1) Letaknya yang strategis di Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran dan perdagangan internasional. Hal ini mendorong Kerajaan Sriwiijaya untuk berkembang pesat sebagai negara maritim.

2) Kemajuan kegiatan perdagangan antara India dan Cina yang melintasa Selat Malaka sehingga membawa keuntungan yang terbesar bagi Sriwijaya.

(5)

Kamboja memberikan kesempatan bagi perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim (sarwajala), yang selama abad ke-6 dipegang oleh Kerajaan Funan.

1. b. Penyebab Kemunduran

1) Serangan Raja Dharmawangsa pada tahun 990 M. Ketika itu yang berkuasa di Sriwijaya adalah Sri Sudamani Warmadewa. Walaupun serangan ini tidak berhasil, tetapi telah melemahkan Sriwijaya.

2) Serangan dari Kerajaan Colamandala yang diperintah oleh Raja Rajendracoladewa pada tahun 1023 dan 1030. Serangan ini ditujukan ke

Semenanjung Malaka dan berhasil menawan raja Sriwijaya. Serangan ketiga dilakukan pada tahun 1068 M dilakukan oleh Wirarajendra, cucu Rajendracoladewa.

3) Pengiriman ekspedisi Pamalayu atas perintah Raja Kertanegara, 1275-1292, yang diterima dengan baik oleh Raja Melayu (Jambi),, Mauliwarmadewa, semakin melemahkan kedudukan Sriwijaya.

4) Kedudukan Kerajaan Sriwijaya makin terdesak karena munculnya kerajaan-kerajaan besar yang juga memiliki kepentingan dalam dunia perdagangan, seperti Kerajaan Siam di sebelah utara. Kerajaan Siam memperluas kekuasaanya ke arah selatan dengan menguasai daerah-daerah di Semenanjung Malaka.

5) Jatuhnya Tanah Genting Kra ke dalam kekuasaan Kerajaan Siam yang mengakibatkan kegiatan pelayaran perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang.

6) Dari daerah timur, Kerajaan Sriwijaya terdesak oleh perkembangan Kerajaan Singasari yang pada waktu itu diperintah oleh Raja Kertanegara.

7) Para pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang, karena daerah-daerah strategis yang pernah dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya telah jatuh ke kekuasaan raja-raja sekitarnya.

8) Serangan Kerajaan Majapahit dipimpin Adityawarman atas perintah Mahapatih Gajah Mada pada tahun 1477 yang mengakibatkan Sriwijaya menjadi taklukan

Majapahit.

9) Muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Samudera Pasai yang mengambil alih posisi Sriwijaya.

1. 4. Kerajaan Mataram

(6)

1) Naik tahtanya Sanjaya yang sangat ahli dalam peperangan

2) Pembangunan sebuah waduk Hujung Galuh di Waringin Sapta (Waringin Pitu) guna mengatur aliran Sungai Berangas, sehingga banyak kapal dagang dari Benggala, Sri Lanka, Chola, Champa, Burma, dan lain-lain datang ke pelabuhan itu.

3) Pindahnya kekuasaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur yang didasari oleh:

a) Adanya sungai-sungai besar, antara lain Sungai Brantas dan Bengawan Solo yang sangat memudahkan bagi lalu lintas perdagangan.

b) Adanya dataran rendah yang luas sehingga memungkinkan penanaman padi secara besar-besaran.

c) Lokasi Jawa Timur yang berdekatan dengan jalan perdagangan utama waktu itu, yaitu jalur perdagangan rempah-rempah dari Maluku ke Malaka.

1. b. Penyebab Kemunduran

1) Wafatnya Raja Sanna sehingga kerajaan Mataram menjadi pecah dan kebingungan. 2) Pernikahan Raja Pramodhawardhani dengan Rakai Pikatan yang beragama Hindu yang kontroversial sehingga menimbulkan berbagai pemberontakan.

3) Serangan dari Raja Wurawari yang bekerja sama dengan Sriwijaya saat Raja Airlangga berada di Jawa meminang putri Dharmawangsa.

1. 5. Kerajaan Kediri 1. a. Penyebab Kejayaan

1) Naik tahtanya Jayabaya sebagai raja yang mempersatukan Kerajaan Kediri dengan Kerajaan Jenggala.

2) Seni sastra yang berkembang pesat, yang disebabkan oleh: a) Adanya pujangga-pujangga yang pandai

b) Adanya perlindungan terhadap para pujangga c) Penghormatan kepada raja melalui hasil sastra

d) Adanya kebebasan berpikir dalam mengembangkan kesusastraan 1. b. Penyebab Kemunduran

1) Raja Kertajaya mengurangi hak-hak kaum Brahmana. Sehingga Kaum Brahmana banyak yang lari dan minta bantuan ke Tumapel untuk melawan Kerajaan Kediri. 2) Pada tahun 1222 terjadi Perang Ganter antara Ken Arok dengan Kertajaya (Raja Kediri saat itu). Ken Arok dengan bantuan para brahmana berhasil mengalahkan

(7)

Kertajaya di Ganter (Punjon, Malang). Dengan demikian berakhirlah riwayat Kerajaan Kediri.

1. 6. Kerajaan Singasari

1. a. Penyebab Kejayaan

1) Melaksanakan Politik dalam negeri untuk menstabilkan pemerintahan, antara lain: a) Memecat Mapatih Raganatha

b) Mengangkat Banyak Wide

c) Mengangkat Jayakatwang menjadi raja kecil di Kediri untuk menghidari perselisihan Kertanegara dengan keturunan Raja Kediri

d) Mengambil Ardharaja, putra Jayakatwang, sebagai menantu.

e) Mengambil Raden Wijaya, cucu Mahisa Cempaka, sebagai menantu.

f) Memperkuat angkatan perang, baik prajurit darat maupun laut, lengkap dengan segala persenjataannya.

g) Menumpas pemberontakan Bhayaraja tahun 1270 dan Mahesa Rangkah tahun 1280.

h) Mengangkat seorang kepala agama Buddha dan seorang brahmana untuk mendampingi raja.

2) Melaksanakan Politik luar negeri antara lain

a) Stabilisasi daerah-daerah di Nusantara, dalam arti mempersatukan seluruh Nusantara yang dipimpin Kerajaan Singasari.

b) Mengurangi pengaruh dari dua kerajaan besar yang merupakan lawan-lawan politik Singasari, yaitu Kerajaan Sriwijaya dan Cina Mongol.

1. b. Penyebab Kemunduran

1) Memandang Cina Mongol sebagai saingan dengan menolak utusan Cina Mongol dan mempermalukannya. Sehingga Cina-Mongol menyerang Singasari.

2) Ketika tentara Mongol hendak menyerang, pasukan Singasari disiagakan dan dikirim ke berbagai daerah di Laut Jawa dan Laut Cina Selatan sehingga pertahanan di ibu kota lemah.

3) Penyerangan pasukan Kediri yang kemudian berhasil menduduki istana dan membunuh Kertanegara.

(8)

1. a. Penyebab Kejayaan

1) Naik tahtanya Dharmodayana. Pada masa pemerintahnnya, system pemerintahan Kerajaan Bali semakin jelas.

2) Perkawinan antara Dharma Udayana dengan Mahendradata yang merupakan putri dari raja Makutawangsawardhana dari Jawa Timur, sehingga kedudukan Kerajaan Bali semakin kuat.

1. b. Penyebab Kemunduran

1) Patih Kebo Iwa yang berhasil dibujuk untuk pergi ke Majapahit, sesampainya di Majapahit Kebo Iwa dibunuh.

2) Patih Gajah Mada yang berpura-pura menyerah dan minta diadakan perundingan di Bali, lalu ia menangkap raja Bali yaitu Gajah Waktra sehingga kerajaan Bali berada di bawah kekuasaan Majapahit.

1. 8. Kerajaan Majapahit 1. a. Penyebab Kejayaan

1) Letak Majapahit secara geografis sangat baik, yaitu di tengah-tengah jalur

perdagangan internasional antara Maluku dan Malaka, sehingga lebih mudah berperan, khususnya dalam bidang politik dan ekonomi.

2) Pusat kerajaan di tepi sungai besar, yaitu di tempat terpecahnya Sungai Brantas menjadi Kali Porong dan Kali Mas, serta mudah dilayari sehingga hubungan dengan daerah luar sangat mudah.

3) Tanahnya subur dan banyak mengahasilkan buah-buahan, serta hasil peratanian yang sebagian untuk komoditas ekspor.

4) Munculnya tokoh negarawan yang cakap, contohnya Raden Wijaya.

5) Tidak adanya saingan kerajaan di Nusantara ketika Kerajaan Majapahit mulai berkembang.

6) Tidak ada kerajaan besar di luar Indonesia yang dapat menjadi perintang bagi Majapahit. Kerajaan Colamandala di India dan Kerajaan Mongol di Cina terpecah belah setelah pemimpin besarnya meninggal.

(9)

1) Pemberontakan Ranggalawe sekitar awal abad 13.

2) Diangkatnya Kalagemet sebagai raja. Kalagemet bukanlah raja yang cakap. Sebagian waktunya hanya digunakan untuk bersenang-senang dengan selir-selirnya di Istana Kapopongan.

3) Pengaruh dari Mahapati pada Kalagemet. Mahapati adalah seorang pejabat tinggi yang ambisius. Akibatnya muncul beberapa pemberontakan.

4) Peristiwa Sunda yang terjadi 1351 M. Peristiwa itu berawal dari usaha Raja Hayam Wuruk untuk meminang putrid dari Pajajaran. Lalu, timbul perselisihan paham antara Gajah Mada dan pimpinan laskar Pajajaran yang mengakibatkan pertempuran.

5) Peristiwa Bubat yang menggagalkan politik Gajah Mada, karena dengan adanya peristiwa Bubat, kerajaan Pajajaran tidak menjadi wilayah Majapahit. Bahkan kerajaan Pajajaran terus berkembang secara terpisah dari Majapahit.

6) Tidak adanya pengganti Gajah Mada. Tidak ada kaderisasi.

7) Gajah Mada sebagi Patih Amangkubumi memegang segala jabatan yang penting, ia tidak memberi kesempatan generasi penerus untuk tampil, sehingga setelah

meninggalnya Gajah Mada tidak ada penggantinya yang cakap dan berpengalaman. 8) Perang saudara yang dikenal sebagi Perang Paregreg antara Wikramawardhana dengan Wirabhumi. Perang saudara ini melemahkan kekuasaan Majapahit sehingga banyak wilayah kekuasaannya yang melepaskan diri.

Sejarah Kerajaan Kutai Kerajaan Hindu Pertama Indonesia

Kerajaan Kutai Meskipun tak ada catatan kapan Kerajaan Kutai berdiri, secara

paleografis sumber sejarah Kutai menunjukkan bahwa Kerajaan Kutai adalah kerajaan paling tua di Indonesia. Kerajaan ini terletak di sekitar Daerah Aliran Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, dekat Kota Tenggarong. Nama Kerajaan Kutai adalah nama yang diberikan oleh para ahli sejarah sehubungan ditemukannya peninggalan tertulis pada tiang batu (yupa) di daerah Kutai. Nama sesungguhnya kerajaan ini tidak diketahui sebab tak ada sumber sejarah yang menyebutkannya.

(10)

Sumber-Sumber Sejarah

Keterangan mengenai keberadaan Kerajaan Kutai dapat diketahui dari temuan 7 buah prasasti (tulisan) dalam 7 buah yupa (tiang batu). Tulisan pada yupa itu menggunakan huruf Pallawa yang biasa digunakan oleh orang-orang di India Selatan dengan bahasa Sanskerta. Dari bentuk huruf dan gaya bahasa yang digunakan dalam yupa-prasasti, para ahli sejarah kemudian dapat memperkirakan berdirinya kerajaan itu, yakni sekitar abad ke-4 Masehi atau sekitar tahun 400-an Masehi. Penemuan prasasti di Kutai sangat penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Dengan itu, bangsa Indonesia memulai zaman sejarahnya (bukankah sejarah suatu bangsa dimulai sejak ditemukannya bukti tertulis mengenai bangsa itu?). Dengan itu pula, bangsa Indonesia mulai meninggalkan zaman prasejarahnya.

Kehidupan Politik

Bagaimana kehidupan politik yang sesungguhnya di Kerajaan Kutai tidak banyak diketahui. Sedikit keterangan mengenai hal itu diperoleh melalui salah satu prasasti yang berbunyi sebagai berikut:

“Sang Maharaja Kundungga yang amat mulia mempunyai putra yang mashur, Sang Aswawarman namanya, yang seperti Sang Ansuman (Dewa Matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Aswawarman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci) tiga. Yang terkemuka dari ketiga putra itu adalah Sang Mulawarman, raja yang berperadaban baik, kuat, dan kuasa. Sang Mulawarman telah mengadakan kenduri (selamatan) emas amat banyak. Buat peringatan kenduri itulah tugu batu ini didirikan oleh para Brahmana”.

Dari prasasti tersebut dapat diketahui nama-nama raja yang pernah memerintah di Kerajaan Kutai. Raja pertama bernama Kundungga yang merupakan nama Indonesia asli. Ia mempunyai seorang anak yang bernama Aswawarman yang dianggap sebagai pendiri dinasti atau pembentuk keluarga (Wamsakerta). Nama anak Kundungga di atas menunjukkan telah masuknya pengaruh Hindu dalam Kerajaan Kutai. Selanjutnya, dapat diketahui pula bahwa Aswawarman itu mempunyai 3 orang putra. Salah seorang di antara putranya itu sangat terkenal, bernama Mulawarman. Kedua nama terakhir menggunakan bahasa Sanskerta. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa raja-raja Kutai adalah orang Indonesia asli yang telah memeluk Hindu.Masyarakat Kutai, di samping bertani yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia pada umumnya.

Keterangan tertulis pada yupa-prasasti yang berbunyi:

 “Tugu ini ditulis buat (peringatan) dua (perkara) yang telah diberikan oleh Sang Raja Mulawarman, yakni segunung minyak (kental) dengan lampu serta malai bunga”;

 “Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka telah memberikan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana yang seperti api, (bertempat) di dalam tanah yang sangat suci (bernama) Waprakeswara. Buat (peringatan) akan kebaikan budi sang raja itu, tugu ini telah didirikan oleh para Brahmana yang datang ke tempat ini”.

Keterangan di atas memberi gambaran tentang kehidupan ekonomi masyarakat Kutai yang cukup kaya dan makmur serta rajanya yang dermawan.

Kehidupan Budaya

Kehidupan sosial dan budaya sangat erat kaitannya. Tak ada kebudayaan tanpa masyarakat penghasil dan pendukungnya. Berdasarkan hal itu, yupa dan prasasti dipandang sebagai hasil kebudayaan yang menggambarkan kehidupan budaya masyarakat Kutai, seperti berikut ini.

(11)

 Masyarakat Kutai adalah masyarakat yang menjaga akar tradisi budaya nenek moyangnya. Dalam kaitan ini, mereka melestarikan tradisi megalitikum melalui pembuatan tiang batu (yupa) untuk mengenang apa yang telah mereka perbuat (sebagai tindakan masyarakat berbudaya) berupa penjelasan keturunan, kedermawanan, dan agama yang mereka peluk.

 Masyarakat Kutai adalah masyarakat yang sangat respon terhadap perubahan dan kemajuan kebudayaan. Hal ini dapat dilihat dari adanya kesediaan menerima dan mengadaptasi budaya luar (India) ke dalam kehidupan masyarakat sebagaimana ditunjukkan dalam yupa-prasasti yang mereka buat.

 Masyarakat Kutai adalah masyrakat yang menjunjung tinggi spirit keagamaan dalam kehidupan kebudayaannya. Penyebutan nama Brahmana sebagai pemimpin spiritual dan ritual keagamaan dalam yupa-prasasti yang mereka tulis menguatkan kesimpulan di atas.[gs]

Masa Kejayaan Kerajaan Kutai

Kutai, Kalimantan Timur. Sebuah wilayah yang sangat penting bagi tonggak perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Di tempat ini, di masa silam, pernah berdiri Kerajaan Kutai, kerajaan tertua di Indonesia yang diperkirakan berdiri pada abad ke-4 masehi. Dari 6 prasasti atau yupa yang ditemukan di Muara Kaman, dalam masa pemerintahannya, Kerajaan Kutai sangat makmur dan rakyatnya sejahtera. Kejayaan Kerajaan Kutai dibawah Dinasti Kudungga, meredup, dibalik kegemilangan kerajaan-kerajaan besar seperti Majapahit dan Singosari. Sejak itu, tak ada lagi cerita tentang kehidupan Kerajaan Kutai dibawah Dinasti Kudungga. Kudungga yang merupakan pendiri kerajaan ini berasal dari Kerajaan Campa di Kamboja. Aswawarman yang merupakan anak dari Kudungga dipercaya menjadi raja pertama di Kerajaan Kutai Martadipura dengan gelar Wangsakarta. Tetapi, beberapa catatan sejarah ada juga yang menganggap Kudungga adalah raja yang pertama. Raja Mulawarman adalah salah satu dari tiga anak Raja Aswawarman. Beliau menjadi penerus pemegang tampuk pemerintahan kerajaan Kutai Martadipura. Di masa pemerintahan Raja Mulawarman ini kerajaan mencapai masa kejayaan. Hal ini karena beliau begitu bijaksana dan royal bagi hal-hal yang religius. Para brahmana dihadiahi emas, tanah, dan ternak secara adil, pengadaan upacara sedekah di tempat yang dianggap suci atau Waprakeswara. Rakyat pun menghormati rajanya dengan menyelenggarakan kenduri demi keselamatan raja. Kebesaran raja Mulawarman tertuang dalam tulisan-tulisan pada tugu prasasti. Prasasti Mulawarman terdiri dari 7 yupa yang isinya berupa puisi anustub, tetapi hanya 4 yupa yang baru berhasil dibaca dan dialihbahasakan. Yupa adalah tugu batu yang dipakai untuk menambatkan hewan kurban. Berikut ini adalah transkripsi dari prasasti.

Sejarah Runtuhnya Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai berakhir pada saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang saat itu ibukota di Kutai Lama (Tanjung Kute). Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam. Sejak tahun 1735 kerajaan Kutai Kartanegara yang semula rajanya bergelar Pangeran berubah menjadi bergelar Sultan (Sultan Aji

(12)

Muhammad Idris) dan hingga sekarang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara. Begitulah didalam sejarah tercatat, kerajaan kutai akhirnya mengalami

keruntuhan.

Sang Mahārāja Kundungga, yang amat mulia, mempunyai putra yang mashur, Sang Aśwawarmman namanya, yang seperti Angśuman (dewa Matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Aśwawarmman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci). Yang terkemuka dari ketiga putra itu ialah Sang Mūlawarmman, raja yang berperadaban baik, kuat, dan kuasa. Sang Mūlawarmman telah mengadakan kenduri (selamatan yang dinamakan) emas-amat-banyak. Untuk peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu batu ini didirikan oleh para brahmana. Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka, telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada para brahmana yang seperti api, (bertempat) di tanah yang suci (bernama)Waprakeswara. Untuk (peringatan) akan kebaikan budi sang raja itu, tugu ini telah dibuat oleh para brahmana yang datang ke tempat ini.

Dari penjelasan di atas,Waprakeswara diibaratkan seperti sebidang tanah yang suci yang digunakan Raja Mulawarman untuk menyerahkan kurban kepada para brahmana.

Penyebab Kejayaan kerajaan Kutai

1) Asmawarman naik tahta. Pada masa pemerintahannya wilayah kekuasaan Kutai diperluas lagi. 2) Naik tahtanya Raja Mulawarman, yang dapat membuat rakyat hidup tenteram dan sejahtera.

Referensi

Dokumen terkait