• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Ruang Terbatas (confined space)

Tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya, termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut (UU Nomor 1 Tahun 1970 Pasal 1).

a. Definisi Ruang Terbatas (confined space)

Dengan mengacu kepada OSHA General Industry Definition (29CFR 1910.146), secara umum, ruang terbatas adalah ruang yang cukup besar dimana seorang pekerja dapat memasukinya sebagian atau seluruh badannya kedalam ruang tersebut dan mengerjakan tugasnya disana. Ruang terbatas (confined space) juga mempunyai keterbatasan dalam jalur masuk maupun keluar, yang tidak dirancang untuk tempat tinggal atau keadaan dimana satu atau lebih tanda-tanda berikut ini :

1) Kurang atau tidak tersedianya ventilasi secara alami atau secara mekanis commit to user

(2)

2) Ventilasi alami yang tidak bagus, sehingga udara yang mengalir adalah udara yang kotor atau udara yang berpotensi mengendapnya gas berbahaya atau beracun.

3) Potensi kurangnya kandungan oksigen di dalam udara ruang terbatas.

4) Adanya udara yang dapat terbakar atau meledak di dalam ruang terbatas.

5) Adanya konsentrasi pencemar udara.

6) Adanya kemungkinan terjadi bahaya terlepasnya energi secara tidak terduga.

7) Tersimpannya produk yang mempunyai sifat tidak stabil dalam ruangan.

8) Tertutupnya atau terhambatnya jalur masuk atau keluar, seperti halnya tangki, sumur, bejana proses atau boiler, galian, terowongan, ruang bawah tanah, parit air kotor, dan lain-lain 9) Lepasnya energi secara tidak terduga.

10) Sifat tidak stabil dari bahan-bahan yang tersimpan

Adapun yang termasuk confined space adalah: tangki, lubang masuk (manhole), saluran air kotor bawah tanah (sewers), ketel pemanas (boilers), tungku pembakaran, bak (bins/corong penuang hoppers), ruangan besi, pipa, parit, terowongan, saluran udara (HSE Corporate, 2010).

Ruang terbatas (confined space) merupakan ruangan yang didesain memiliki tempat masuk terbatas dan tempat keluar terbatas, commit to user

(3)

ventilasi alami yang kurang baik yang dapat mengandung dan menghasilkan kontaminan udara berbahaya, dan tidak dimaksudkan sebagai hunian pekerja secara terus menerus (National Institute for Occupational Safety and Health atau NIOSH).

Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan Kesehatan Kerja, (2006) menyebutkan bahwa ruang terbatas (confined space) berarti ruangan yang :

1) Cukup luas dan memiliki konfigurasi sedemikian rupa sehingga pekerja dapat masuk dan melakukan pekerjaan di dalamnya. 2) Mempunyai akses keluar masuk

b. Kategori Ruang Terbatas (confined space)

Ada dua kategori ruang terbatas menurut HSE Corporate, 2010, yaitu :

1) Ruang terbatas dengan keharusan mempunyai izin masuk yang mempunyai sifat antara lain:

a) Berisi atau berpotensi menyimpan udara yang berbahaya, seperti kekurangan maupun terlalu tinggi kadar oksigen, adanya udara beracun ataupun yang bersifat iritasi terhadap manusia.

b) Berisi bahan yang berpotensi menghambat jalur masuk/ keluar.

c) Mempunyai bentuk tertentu yang dapat membuat seseorang yang masuk terperangkap di dalamnya atau terhimpit

(4)

dinding atau lantai yang miring ke bawah dan berpotensi terdorong masuk ke dalam lubangnya seperti galian tanah.

d) Berisi bahan-bahan atau peralatan yang berbahaya secara fisik seperti peralatan mekanikal, listrik, cairan atau gas, panas atau dingin, atau bahan-bahan yang juga berbahaya untuk kesehatan.

Seluruh izin masuk yang dikeluarkan harus disertai dengan tanda-tanda yang dipasang di sekitar jalan masuk dan keluar sehingga dapat mencegah orang yang tidak mempunyai izin secara tidak sengaja memasuki Ruang Tertutup tersebut.

2) Ruang terbatas tanpa diperlukan izin masuk yang mempunyai sifat tidak mengandung zat- zat berbahaya tetapi terdapat benda-benda yang dapat menyebabkan kematian atau cedera berat, seperti halnya jatuhnya plafon atau benda bergerak. Yang dimaksud dengan terbatasnya jalan masuk dan keluar adalah:

a) Lubang terbuka untuk masuk – keluar dengan garis tengah terkecil 18 inchi.

b) Sulit untuk dimasuki dengan menggunakan peralatan pernafasan tabung udara (SCBA) atau alat bantu pertolongan yang lainnya (life saving equipment).

c) Sulit untuk mengeluarkan pekerja yang tidak berdaya commit to user

(5)

di dalam ruangan, dalam posisi terlipat atau membungkuk.

d) Sulit untuk keluar dari lubang terbuka yang lebar dikarenakan adanya t angga, alat angkat dan lain-lain. c. Keselamatan Ruang Terbatas

Keselamaytan ruang terbatas yaitu mencakup ruang lingkup tentang syarat-syarat prosedur dan kegiatan yang harus dilakukan dalam upaya melindungi ekerja dari bahaya saat memasuki dan bekerja didalam ruang terbatas yang memerlukan ijin khusus. Hal tersebut berlaku untuk semua orang yang mengurus memasuki dan bekerja di ruang terbatas (Tarwaka, 2012)

d. Identifikasi potensi bahaya

Setelah dapat ditentukan bahwa suatu pekerjaan termasuk kategori ruang terbatas, maka perlu dilakukan identifikasi potensi bahaya. Bahaya-bahaya yang mungkin terkait dengan pekerjaan dalam ruang terbatas menurut HSE Corporate, 2010 adalah : 1) Bahaya energi mekanis (mixers, crushers).

2) Kekurangan atau kelebihan oksigen <19,5% atau >23,5%. 3) Cairan, gas dan uap mudah terbakar (metana, hidrogen,

asetilen, propana, dan lain-lain).

4) Cairan, gas dan uap beracun : karbon monoksida, hidrogen sulfida, asap dari pengelasan, bahan yang bersifat merusak (korosi), air raksa.

(6)

5) Bahan Radioaktif: Instrumen, Normally Occuring Radioactive Material (NORM).

6) Endapan besi sulfide. 7) Bahaya listrik.

8) Kebisingan atau getaran.

9) Bahaya permukaan (licin, tersandung, jatuh).

10) Pekerjaan di ruang terbatas sering kali, termasuk pemanjatan, be- kerja dilingkungan yang sulit, berdiri pada permukaan lantai yang licin.

11) Suhu atau kelembaban ekstrem. 12) Tertutupnya jalan masuk/keluar. 13) Bahaya listrik statis.

14) Masuknya bahan berbahaya melalui saluran atau pipa. 15) Runtuhnya galian.

16) Permukaan licin, tersandung dan jatuh dari ketinggian.

17) Potensi benda-benda jatuh (perhatian khusus harus dilakukan untuk menghindari cedera dikarenakan benda-benda jatuh). 18) Ketegangan karena panas (sering beristirahat dan banyak

minum air).

19) Asap (uap logam) dari las potong las listrik (sediakan ventilasi yang mencukupi selama pekerjaan pemotongan dan pengelasan berlangsung). Kumpulan uap berbahaya dan uap logam dapat menimbulkan gas inert (gas mulia) yang dapat membuang oksigen dari tempat itu.

(7)

Menurut (Tarwaka, 2012) menyebutkan bahwa jenis pekerjaan yang menyebabkan orang memasuki ruang terbatas antara lain :

1) Pemeliharaan (pembersihan, pencucian) 2) Pemeriksaan

3) Pengelasan, pelapisan dan pelindung karat.. 4) Perbaikan

5) Penyelamatan dan memberikan pertolongan kepada pekerja yang cidera atau pingsan dari ruang terbatas, dan

6) Jenis pekerjaan lain yang mengharuskan masuk ke dalam ruang terbatas.

e. Peralatan mauk ruang terbatas

Peralatan yang dipakai untuk pekerjaan di ruang terbatas menurut HSE Corporate, 2010 adalah peralatan khusus yang harus disediakan untuk para pekerja, dirawat seefektif mungkin dan dipakai dengan cara yang benar. Bermacam- macam peralatan khusus diperlukan dan dipakai untuk mengevaluasi dan mengendalikan bahaya-bahaya di dalam ruang terbatas.

Peralatan-peralatan itu umumnya terdiri dari sistem ventilasi, instrumen penguji mutu udara, peralatan komunikasi, peralatan pernafasan dengan tanki udara, peralatan penyelamatan darurat, peralatan pelindung diri, lampu jalan tahan ledakan (portable explosion- proof lighting),

(8)

penghalang dan tameng (protective barriers and shields) jika terdapat bahaya kebocoran radiasi dari instrumen, tangga dan peralatan panjat.

Peralatan listrik atau elektronik seperti kipas listrik, instrumen penguji, lampu jalan harus sesuai dengan ketentuan lokasi (classified locations) seperti yang ditetapkan pada National Elctrical Code (NEC), diharuskan tahan percikan dan tahan ledakan.

f. Upaya pengendalian terhadap potensi dan faktor bahaya pada ruang terbatas.

Ruang terbatas (confined space) merupakan salah satu tempat yang memiliki potensi bahaya besar, diperlukan upaya-upaya pengendalian terhadap potensi bahaya yang ada pada ruang terbatas sehingga tenaga kerja dapat masuk dan melakukan pekerjaan dengan aman..

1) Isolasi energi

Setiap pekerja yang akan memasuki ruang terbatas, diharuskan mematikan/menonaktifkan segala macam jenis energi yang ada. Tujuan dari menonaktifkan energi ini ialah :

a) Pencegahan kecelakan melalui isolasi energi berbahaya terhadap pekerja yang dapat terpapar langsung dari energi berbahaya tersebut

(9)

b) Sebagai bukti pelaksanaan isolasi energi berbahaya yang benar.

c) Dihilangkannya kemungkinan ketidak sengajaan atas pengaktifan energi berbahaya yang dapat berkontak langsung dengan pekerja. (HSE Corporate,2010).

2) Ventilasi

Sisa gas yang masih ada di dalam ruang terbatas itu selanjutnya harus dibersihkan dengan cara menghembus dengan udara, menghisap dengan kipas hisap melalui bagian yang terbuka di atas dan di bawah dari ruang terbatas itu. Jenis Ventilasi :

a) Ventilasi Alami : Penggunaan arus udara alami untuk menggerakan udara melalui suatu ruang

b) Ventilasi Mekanis : Pergerakan udara yang disebabkan oleh penggunaan kipas atau alat penggerak udara mekanis lain. (HSE Corporate, 2010).

3) Mengukur udara dalam ruang terbatas

Setelah dilakukan pembersihan/pengkosongan gas dalam ruang terbatas, sebelum orang diizinkan masuk, harus dilakukan dalam ruang terbatas. Uji seluruh tempat ruang terbatas (atas, tengah bawah) karena kemungkinan terperangkapnya gas di bagian-bagian tertentu dalam ruang terbatas mengingat gas metana lebih ringan dari udara,

(10)

hidrogen sulfida lebih berat dari udara, risiko kekurangan oksigen. Pengujian gas dilakukan (disaat awal dan secara terus menerus) untuk memastikan tidak adanya uap atau gas yang bisa menimbulkan bahaya.

Pekerjaan tidak diijinkan jika ditengarai ada kandungan gas atau ada potensi timbulnya kandungan gas yang dapat menimbulkan kebakaran/ledakan, pencemar udara yang beracun atau berbahaya. Langkah pengamanan tertentu harus diambil untuk pekerjaan pembersihan tangki/vessel ata u penggantian saringan bahan bakar (fuel filter), dikarenakan kemungkinan adanya residu yang mengandung pyrophoric (Oxides/Iron Sulfides) yang dapat terbakar dengan sendirinya jika bercampur dengan udara dalam keadaan kering. Semua area dari ruang kerja harus benar-benar diuji sebelum pekerjaan dimulai di dalam suatu ruang terbatas. Udara normal memiliki kerapatan (density) sebesar 1,0. Gas yang lain mengacu pada suatu angka yang lebih tinggi atau lebih rendah daripada udara normal.

4) Alat pelindung diri

Mengacu kepada Occupational Safety & Health Association (OSHA) General Industry Standards tentang perlunya alat pelindung diri bilamana ada kemungkinan cedera pada anggota badan. Tetapi, alat pelindung diri baku seperti

(11)

sarung tangan, topi pelindung kepala, peralatan pernafasan, baju kerja (coverall), penutup telinga, sepatu pelindun, kacamata keselamatan dan yang lain-lainnya tidak bisa menghilangkan bahaya, peralatan itu hanya berfungsi untuk mengurangi akibat dari bahaya yang bisa menimpa pemakai alat pelindung diri tersebut.

Semua peralatan harus dijaga tingkat kemampuannya sebagai pelindung seperti aslinya dan pemeriksaan berkala untuk mengetahui kerusakan seperti retak, pecah, robek, lapuk, dan kehilangan bagian- bagiannya yang dapat menurunkan keefektifan peralatan tersebut.

Khusus untuk pekerjaan di ruang terbatas, peralatan pernafasan mungkin diperlukan apabila udara di dalam ruangan itu berbahaya atau beracun yang membahayakan pekerja seperti pasokan udara bersih melalui selang (hose), masker dan peralatan pernafasan dengan tangki udara (SCBA). Disamping itu, alat pelindung diri tambahan yang diperlukan untuk keperluan komunikasi dan pertolongan harus juga disediakan.

g. Persyaratan kesehatan

Persyaratan kesehatan untuk orang yang berada di ruang terbatas (Tarwaka, 2012) menjelaskan bekerja di ruang terbatas memberikan tekanan fisik dan psikologis, pengurus wajib

(12)

memastikan petugas yang bekerja di ruang terbatas dalam keadaan sehat secara fisik dan psikologis dan dinyatakan oleh dokter bahwa petugas tersebut tidak memiliki riwayat :

1) Sakit sawan atau epilepsi

2) Penyakit jantung atau gangguan jantung 3) Asma atau sesak napas

4) Gangguan pendengaran 5) Sakit kepala

6) Klaustropobia, atau gangguan mental lainnya 7) Gangguan atau sakit tulang belakang

8) Kecacatan penglihatan permanen

9) Penyakit lainnya yang dapat membahayakan keselamatan kerja di ruang terbatas

h. Tata cara sebelum memasuki ruang terbatas

1) Seluruh saluran, termasuk saluran pembuangan yang terhubung dengan ruang tertutup harus diperiksa sesuai dengan kemungkinan adanya bahaya-bahaya. Seluruh saluran pembuangan dalam keadaan tertutup atau terisolasi.

2) Hanya lampu senter yang sudah diklasifikasikan aman atau lampu gantung dengan kabel berisolasi tebal.

3) Setiap pekerja yang akan bekerja di dalam ruang tertutup diharuskan membaca tata cara memasuki ruang tertutup.

4) Setiap pekerja yang memasuki ruang tertutup harus commit to user

(13)

mengenakan seluruh APD yang diperlukan.

5) Sebelum membuka tutu lubang (manhole) dari ruang tertutup, keadaan udara disekitarnya harus di pantau terlebih dahulu (HSE Corporate,2010).

i. Sistem Perizinan

Izin masuk (work permit) merupakan dokumen tertulis yang diberikan oleh pengurus untuk memperbolehkan dan mengawasi kegiatan dalam ruang terbatas dengan izin khusus dan mengandung informasi seperti yang diatur dalam bagian sistem perizinan. Sistem perizinan menurut Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan Kesehatan Kerja (2006) adalah sebagai berikut :

1) Sebelum kegiatan dilangsungkan, pengurus wajib mendokumentasikan kelengkapan langkah-langkah pencegahan seperti yang telah diatur.

2) Sebelum kegiatan dimulai, ahli K3 yang dicantumkan dalam surat izin wajib menandatangani izin tersebut untuk mensahkan kegiatan

3) Izin yang telah lengkap harus diberikan pada saat dimulai kegiatan kepada seluruh petugas utama yang berwenang atau perwakilannya, dengan memasangnya pada pos kegiatan atau dengan cara lain yang sama efektifnya, agar petugas utama dapat memastikan bahwa persiapan awal sebelum memulai

(14)

kegiatan telah selesai dilaksanakan.

4) Durasi kegiatan yang tercantum dalam surat izin tidak boleh melebihi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dicantumkan dalam izin, seperti yang diatur dalam izin kegiatan. Izin yang dimaksud berguna untuk mensahkan kegiatan dalam ruang dengan izin khusus wajib memuat :

a) Ruang terbatas dengan izin khusus yang akan dimasuki. b) Kegiatan yang dilangsungkan di dalamnya.

c) Tanggal dan durasi kegiatan yang telah disahkan dalam izin kegiatan.

d) Petugas-petugas utama yang bekerja dalam ruangan, baik dengan penulisan nama atau cara lain (seperti penggunaan jadwal kerja) untuk memudahkan petugas madya mengetahui petugas utama yang akan bekerja dalam ruangan untuk jangka waktu tertentu, dengan cepat dan akurat.

e) Nama pekerja yang bertugas sebagai petugas madya. f) Nama ahli K3 yang bertugas, dengan spasi untuk tanda

tangan atau inisial ahli K3 yang mensahkan kegiatan. g) Bahaya dari ruangan yang akan dimasuki.

h) Langkah-langkah yang diambil untuk mengisolasi ruangan dan untuk menghilangkan atau mengendalikan

(15)

bahaya dari ruang terbatas dengan ijin khusus tersebut sebelum dimulai kegiatan.

i) Kondisi yang masih diperbolehkan untuk melakukan kegiatan.

j) Hasil dari pengujian awal dan berkala yang seperti yang diatur disertai nama atau inisial petugas penguji dan waktu pengujian dilaksanakan.

k) Tim penyelamat dan tim tanggap darurat yang dapat dipanggil dan cara untuk memanggilnya (seperti peralatan yang digunakan dan nomor yang dapat dihubungi).

l) Prosedur komunikasi yang digunakan oleh petugas utama dan petugas madya untuk mempertahankan hubungan selama kegiatan berlangsung.

m) Peralatan, seperti APD, peralatan pengujian, alat komunikasi, sistem alarm, alat-alat penyelamatan yang harus disediakan.

n) Informasi lain yang dirasakan perlu, sesuai dengan kondisi ruangan, untuk memastikan keselamatan pekerja.

o) Izin tambahan lainnya, seperti untuk melakukan kerja panas, yang telah dikeluarkan untuk mengesahkan pekerjaan tersebut dalam ruang terbatas dengan izin khusus.

(16)

5) Ahli K3 wajib menghentikan kegiatan dan membatalkan izin kegiatan bila :

a) Kegiatan seperti yang dicantumkan dalam surat izin telah selesai dilaksanakan, atau

b) Kondisi yang tidak diperbolehkan dalam izin kegiatan timbul dalam ruangan

6) Pengurus wajib menahan setiap izin kegiatan yang telah dibatalkan minimal 1 tahun untuk mengkaji ulang program untuk ruang terbatas dengan izin khusus seperti yang diatur. Setiap masalah yang timbul selama kegiatan akan dicatat dalam izin tersebut sehingga revisi dapat dilakukan.

7) Pekerja yang berhubungan dengan ruang terbatas (confined space):

a) Petugas utama (entrant) berarti pekerja yang telah diberi wewenang oleh pengurus untuk memasuki dan melakukan pekerjaan di dalam ruang terbatas yang memerlukan izin khusus

b) Petugas madya berarti pekerja yang menjaga di luar satu atau lebih ruang terbatas yang memerlukan izin khusus, yang bertugas mengawasi petugas utama, dan melakukan seluruh tugas sesuai dengan program pengawasan ruang terbatas adalah petugas madya.

(17)

c) Ahli K3 berarti orang (seperti pengurus, pengawas pekerja atau supervisor) yang bertanggung jawab untuk menentkan apakah terdapat kondisi yang masih diperbolehkan untuk melakukan kegiatan dalam ruang terbatas tersebut sesuai dengan rencana kerja yang telah dibuat, untuk mengesahkan dan mengawasi proses tersebut dan untuk menghentikan kegiatan.

d) Petugas penyelamat (rescuers) orang yang bertugas menyelamatkan pekerja yang bekerja di ruang terbatas. Tenaga penyelamat harus diberi pelatihan mengenai dan mematuhi prosedur-prosedur tanggap darurat.

8) Tanggung jawab pekerja yang berhubungan dengan confined space :

a) Kontraktor

(1) Jika pengurus akan menggunakan kontraktor untuk melakukan pekerjaan yang melibatkan kegiatan dalam ruang terbatas dengan izin khusus, pengurus tersebut wajib:

(a) Memberikan penetapan kepada kontraktor bahwa tempat kerja tersebut meliputi ruang terbatas dengan izin khusus dan kegiatan di dalamnya diperbolehkan hanya jika memenuhi persyaratan (b) Menginformasikan kepada kontraktor mengenai

(18)

dan bagaimana pengalaman pengurus dengan ruang tersebut, yang menjadikan ruang tersebut sebagai ruang terbatas dengan izin khusus.

(c) Mengkoordinasikan kegiatan operasi dengan kontraktor jika pekerja dari kedua pihak akan bekerja bersama dalam ruang tersebut dan menerima laporan dari kontraktor pada akhir kegiatan, mengenai program yang diikuti dan bahaya yang dihadapi selama proses kegiatan dalam ruang terbatas tersebut.

(2) Setiap kontraktor yang melakukan kegiatan dalam ruang tersebut wajib :

(a) Mematuhi semua ketentuan dalam pedoman ini (b) Mencari informasi mengenai bahaya dan kegiatan

dalam ruang terbatas dengan izin khusus dari pengurus.

(c) Mengkoordinasikan setiap kegiatan dengan pengurus, jika baik pekerja induk maupun pekerja kontraktor akan bekerja di dalam atau dekat ruang tersebut

(d) Melaporkan kepada pengurus mengenai program yang akan diikuti dan seluruh bahaya yang timbul atau dihadapi dalam ruang tersebut, melalui laporan tertulis selama proses kegiatan. commit to user

(19)

b) Petugas utama bertanggung jawab untuk :

(1) Mengetahui bahaya yang mungkin dihadapi selama kegiatan, termasuk modus, tanda atau gejala dan akibat paparan yang dialami.

(2) Melakukan komunikasi dengan petugas madya bila diperlukan untuk memudahkan petugas madya memantau status petugas utama dan untuk memudahkan petugas madya memberitahu petugas utama bila diperlukan evakuasi dari ruangan.

(3) Memberitahu petugas madya bila :

(a) petugas utama menyadari adanya tanda atau gejala bahaya akibat paparan terhadap situasi yang berbahaya.

(b) petugas utama mendeteksi adanya kondisi terlarang, dan,

(c) Keluar dari ruangan secepat mungkin. c) Petugas madya bertanggung jawab untuk :

(1) Mengetahui bahaya yang mungkin dihadapi selama kegiatan, termasuk modus, tanda atau gejala dan akibat paparan yang dialami.

(2) Sadar akan efek dari paparan bahaya terhadap tingkah laku petugas utama.

(3) Secara kontinyu mampu mempertahankan jumlah commit to user

(20)

akurat dari petugas utama dalam ruangan dan memastikan cara untuk mengidentifikasi petugas utama yang berada dalam ruangan terbatas dengan izin khusus tersebut secara akurat.

(4) Tetap berada di luar ruangan dengan izin khusus selama kegiatan berlangsung sampai digantikan oleh petugas lainnya.

(5) Berkomunikasi dengan petugas utama bila diperlukan untuk memonitor status petugas utama tersebut dan memberitahu petugas utama bila perlu dilakukan evakuasi sebagaimana diatur dalam pedoman ini.

(6) Memantau aktivitas di dalam dan di luar ruangan untuk menentukan apakah aman bagi petugas utama untuk tetap berada di dalam ruangan dan memerintahkan petugas utama untuk evakuasi secepatnya bila terjadi keadaan berikut :

(a) Jika petugas madya mendeteksi adanya kondisi terlarang.

(b) Jika petugas madya mendeteksi adanya efek dari paparan bahaya terhadap tingkah laku petugas utama.

(c) Jika petugas madya mendeteksi adanya situasi di luar ruangan yang dapat membahayakan petugas utama, atau commit to user

(21)

(d) Jika petugas madya tidak dapat melakukan tugasnya dengan aman dan efektif.

( 7 ) Memanggil tim penyelamat atau tim tanggap darurat lainnya secepat mungkin bila petugas madya mengetahui bahwa petugas utama membutuhkan bantuan untuk menyelamatkan diri dari bahaya dalam ruang terbatas dengan izin khusus tersebut.

( 8 ) Mengambil langkah langkah berikut ini bila petugas yang tidak berwenang mendekati atau memasuki ruangan selama kegiatan berlangsung : ( a ) Memperingatkan petugas yang tidak berwenang

tersebut untuk menjauhi ruangan.

( b ) Memberitahu petugas yang tidak berwenang tersebut untuk keluar secepatnya jika mereka telah memasuki ruangan, dan

(c) Memberitahu petugas utama dan Ahli K3 jika petugas yang tidak berwenang telah memasuki ruangan

( 9 ) Melakukan tindakan penyelamatan tanpa memasuki ruangan seperti yang dijelaskan dalam prosedur penyelamatan dari pengurus, dan

( 1 0 ) Tidak melakukan tugas lain yang mungkin akan menggangu tugas utamanya untuk memantau dan melindungi petugas utama. commit to user

(22)

d) Ahli K3 pengurus wajib memastikan bahwa setiap ahli K3: (1) Mengetahui bahaya yang mungkin dihadapi selama

kegiatan, termasuk modus, tanda atau gejala dan akibat paparan yang dialami.

(2) Melakukan verifikasi, dengan cara memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan izin kegiatan, bahwa seluruh pengujian yang dijelaskan dalam izin kegiatan telah dilakukan dan bahwa seluruh prosedur dan peralatan yang dijelaskan dalam izin kegiatan berada di tempatnya sebelum mengesahkan izin kegiatan dan memperbolehkan kegiatan dilaksanakan.

(3) Memastikan tersedianya tim penyelamat dan cara yang digunakan untuk memanggil mereka dapat dilakukan.

(4) Mengeluarkan petugas yang tidak berwenang yang mencoba atau telah memasuki ruangan selama kegiatan berlangsung, dan

(5) Memastikan, bila terjadi pergantian tanggung jawab kegiatan dalam ruangan, bahwa kegiatan dalam ruangan tetap sesuai seperti yang dinyatakan dalam izin kegiatan dan bahwa kondisi yang masih diperbolehkan untuk melakukan kegiatan dapat dipertahankan. commit to user

(23)

e) Tim Penyelamat dan Tanggap Darurat.

(1) Pengurus yang menentukan tim penyelamat dan tanggap darurat, wajib :

(a) Melakukan evaluasi terhadap kemampuan tim penyelamat menanggapi panggilan dalam waktu yang tepat, dengan asumsi bahaya telah diidentifikasi.

(b) Melakukan evaluasi terhadap kemampuan tim penyelamat, dalam hal kecakapannya terkait dengan tugas dan peralatan penyelamatan, agar dapat berfungsi dengan baik selama proses penyelamatan petugas utama dari ruang terbatas dengan izin khusus tertentu.

(c) Memilih tim penyelamat yang telah dievaluasi tersebut yang mempunyai kemampuan menyelamatkan korban dalam jangka waktu sesuai bahaya yang dihadapi, mempunyai peralatan yang memadai dan mampu melakukan penyelamatan yang diperlukan dengan baik

(d) Menginformasikan tim penyelamat mengenai bahaya yang mungkin dihadapi bila dipanggil untuk melakukan penyelamatan dan

(e) Memberi akses ke seluruh ruang terbatas dengan izin khusus commit to user dimana penyelamatan mungkin

(24)

diperlukan agar tim penyelamat dapat membuat dan mengembangkan rencana dan praktik operasi penyelamatan yang sesuai.

(2) Pengurus yang pekerjanya telah dipilih sebagai tim penyelamat dan tanggap darurat wajib melakukan langkah- langkah berikut ini :

(a) Memberikan APD yang diperlukan untuk melakukan penyelamatan dari ruang terbatas dengan izin khusus kepada seluruh pekerja yang terlibat, dan melatih pekerja tersebut mengenai penggunaan APD yang tepat, tanpa membebani pekerja dengan biaya tertentu.

(b) Memberikan pelatihan kepada petugas yang terlibat untuk melaksanakan tugas penyelamatan. Pengurus harus memastikan pekerja tersebut menyelesaikan pelatihan yang diperlukan guna mendapatkan kecakapan sebagai petugas utama. (c) Memberikan pelatihan kepada pekerja mengenai

P3K. Pengurus wajib memastikan bahwa sedikitnya satu anggota tim mempunyai sertifikasi dalam melakukan P3K, dan

(d) Memastikan bahwa petugas yang terlibat berlatih melakukan penyelamatan dari ruang terbatas

(25)

dengan ijin khusus minimal setiap 12 bulan sekali, dengan cara simulasi operasi penyelamatan menggunakan boneka, manekin atau manusia dari ruangan yang sesungguhnya atau yang menyerupainya. Ruangan yang menyerupai tersebut wajib mempunyai persamaan dengan ruangan yang sesungguhnya dalam hal ukuran, konfigurasi dan kemudahan aksesnya.

2. Unit Boiler a. Pengertian

Boiler adalah alat berupa tanki/drum/vessel tertutup yang terbuat dari baja dan dilengkapi dengan peralatan-peralatan khusus seperti Safety Valve, Level Glass, Block Valve, Check Valve, Burner untuk pembakaran dan alat-alat bantu lainnya (instrumentasi dan mekanikal). Fungsinya sebagai penghantar panas yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar (gas/oil) terhadap air sehingga menghasilkan steam dengan tekanan dan temperatur tertentu (Michael A Boles:2004).

b. Prinsip Kerja Boiler

Pada dasarnya prinsip kerja boiler adalah mengubah energi kimia daribahan bakar menjadi uap. Bahan bakar yang ada pada ruang bakar dicampur udara pembakaran dengan komposisi tertentu sehingga diperoleh pembakaran yang

(26)

sempurna. Dari proses pembakaran tersebut diperoeh gas dan energi panas, energi panas tersebut diserap oleh permukaan primer seperti evaporator dan superheater. Dari permukaan pemanasan primer, panas dirambatkan kedalam air sampai akhirnya air dapat menyerap panas dari pipa, karena proses perpindahan panas tersebut berlangsung secara terus-menerus maka air yang terkena panas akan mengalami perubahan temperatur sampai mencapai titik didihnya dan air tersebut akan menjadi uap. Gas sisa pembakaran akan dikeluarkan melalui cerobong asap (Michael A Boles:2004).

c. Klasifikasi Boiler Berdasarkan Bahan Bakar 1) Solid Fuel

Tipe Boiler bahan bakar padat yang memiliki karakteristik harga bahan baku pembakaran relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang menggunakan bahan bakar cair dan listrik. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan boiler tipe listrik. Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran bahan bakar padat (batu bara, baggase, rejected product, sampah kota, kayu) dengan oksigen dan sumber panas. 2) Oil Fuel

Tipe boiler bahan bakar cair memiliki karakteristik : harga bahan baku pembakaran paling mahal dibandingkan dengan semua tipe. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika

(27)

dbandingkan dengan boiler bahan bakar padat dan listrik. Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran bahan bakar cair (solar, IDO, residu, kerosin) dengan oksigen dan sumber panas.

3) Gaseous Fuel

Tipe boiler bahan bakar gas memiliki karakteristik : harga bahan baku pembakaran paling murah dibandingkan dengan semua tipe boiler. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan bahan bakar. Cara kerja : pembakaran yang terjadi akibat percampuran bahan bakar gas (LNG) dengan oksigen dan sumber panas ((Michael A Boles:2004).

(28)

B. Kerangka Pemikiran

Confined Space unit CO Boiler (Gaseous Fuel)

Identifikasi Potensi Bahaya

Peralatan

1. Oksigen Defisiensi 2. Suhu dan Kelembapan

Ekstrim 3. Bahaya Listrik 4. Tertutupnya Jalan

Masuk

5. Cairan, gas dan uap beracun dan mudah terbakar Pengendalian 1. Ventilasi 2. Alat bantu pernapasan 3. APD 4. Penerangan 5. Safety sign Prosedur 1. Pemasangan Isolasi Energi 2. Pemasangan Ventilasi 3. Pengukuran udara di

dalam confined space 4. Menggunakan APD 5. Pekerja dalam

keadaan sehat 6. Sistem perizinan

Sesuai Prosedur BelumSesuai

Aman Tidak Aman

Tidak Terjadi Kecelakaan

Kecelakaan Kerja commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Dalam WaterCAD, komponen-komponen sistem jaringan distribusi air baku seperti titik simpul, pipa, tandon, mata air dan pompa tersebut dimodelkan sedemikian rupa

Dalam lembar pengantar ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan tugas akhir ini, sehingga dapat terselesaikan

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pola pengasuhan keluarga lebih baik daripada pola pengasuhan di pesantren, faktor yang berpengaruh terhadap status gizi adalah

1) Sentralitas tingkatan, merupakan tingkat popularitas petani dalam jaringan komunikasi. Sentralitas tingkatan dapat diukur dengan indikator adanya sejumlah petani

Sedangkan Jin et al., (2016) dalam Valei dan Jiroudi (2016), menjelaskan bahwa jika dukungan supervisor yang dirasakan tinggi, maka karyawan memiliki tingkat

Dari analisis yang telah dilakukan, ketika bukaan slot dari motor divariasikan, cogging torque dengan variasi bukaan slot dapat diperoleh, persamaan untuk cogging

Kebebasan dalam memilih laju kecepatan relatif tidak dipengaruhi kendaraan lain, tetapi kebebasan kebebasan bergerak dalam aliran lalu lintas sedikit kurang dari

Penggunaan analisis SWOT tidak sampai pada pengungkapan isu-isu strategis tersebut; (c) tidak dikemukakan penjelasan tentang cakupan pengembangan renstra; (d) Proses