Istilah dalam Logistik atau Export Import
1. Custom Clearance : adalah proses administrasi pengeluaran atau pengiriman barang dari wilayah muat ataupun bongkar yang berhubungan dengan Kepabeanan dan administrasi pemerintah
2. Shipper : Shipper adalah Exportir atau si pengirim barang. Nama dan alamat lengkap Shipper harus tertulis jelas didalam dokumen2 seperti : Bill Of Lading, Packing List, Commercial Invoice, COO, PEB (Pemberitahuan Export Barang), PIB (Pemberitahuan Import Barang ketika Importir mengurus proses pengeluaran barang dari Pelabuhan)
3. Consignee / Cnee: adalah Importir atau si Penerima barang. Nama dan alamat lengkap Consignee harus tertulis jelas didalam dokumen2 seperti : Bill Of Lading, Packing List,
Commercial Invoice, COO, PEB (Pemberitahuan Export Barang), PIB (Pemberitahuan Import Barang ketika Importir mengurus proses pengeluaran barang dari Pelabuhan.
4. Shipping Mark & Number : Shipping Marks & Number adalah jumlah carton dan tanda
pengiriman yang tercantum di kemasan barang. Data Shipping Marks & Number ini tercantum didalam Packing List dan Bill Of Lading.
5. Description of Goods : Adalah perincian barang. Description of Goods ini terdapat didalam Packing List (Lengkap) dan Bill Of Lading. Hanya saja penulisan data Description of Goods pada Bill Of Lading lebih sederhana atau hanya garis besarnya saja. Misalnya, didalam Packing List tertulis 2 drum minyak tanah, 5 jerigen bensin, 10 kaleng oli bekas. Maka pada Bill Of Lading cukup ditulis 17 Packages (total kemasan) of minyak tanah, bensin and oli bekas.
6. G.W. : G.W. adalah singkatan dari Gross Weight. Yaitu berat kotor dari berat kemasan dan berat barang itu sendiri. Contoh berat barang itu 2 Kgs dan berat kemasannya 0.5 Kgs maka G.W. : 2.5 Kgs
7. N.W. : N.W. adalah singkatan dari Net Weight / berat bersih yaitu berat barang sebelum di kemas.
8. LCL : Less than Container Loaded yaitu jenis pengiriman barang tanpa menggunakan container dengan kata lain parsial. Jika kita menggunakan jenis pengiriman LCL, maka barang yang kita kirim itu ditujukan ke Gudang penumpukan dari shipping agent. Lalu dari pihak Gudang tersebut akan mengumpulkan barang2 kiriman LCL lain hingga memenuhi quota untuk di loading / di muat ke dalam container.
9. FCL : Full Container Loaded yaitu jenis pengiriman barang dengan menggunakan container. Walaupun quantity barang tersebut lebih pantas dengan mode LCL, tetapi jika shipper mengirimkan barangnya dengan menggunakan container maka jenis pengiriman ini disebut
dengan FCL. Pengiriman barang dengan mode FCL maka kita harus mendatangkan container ke Gudang kita untuk process stuffing (proses pemuatan barang). Setelah stuffing selesai, container itu kita segel dan kita kirimkan ke Tempat Penumpukan Peti Kemas di pelabuhan.
10. CFS : Container Freight Station yaitu mode pengiriman dari Gudang LCL Negara asal sampai ke Gudang LCL Negara tujuan. CFS-CFS menandakan bahwa mode pengiriman barang tersebut dengan cara LCL.
11. CY : Container Yard yaitu mode pengiriman dari Tempat Penumpukan Peti Kemas Negara asal sampai ke Tempat Penumpukan Peti Kemas Negara tujuan. CY-CY menandakan mode
pengiriman barang tersebut secara FCL.
12. Vessel : Kapal
13. Feeder Vessel : Kapal pengangkut container dengan kapasitas kecil yang mengangkut container dari pelabuhan muat menuju pelabuhan transit untuk di pindah ke Mother Vessel. Contoh : dari Tg. Priok menuju ke Singapore atau Hongkong….dsb
14. Mother Vessel : Kapal pengangkut dengan kapasitas besar yang mengangkut container dari pelabuhan transit menuju pelabuhan tujuan.Catatan : Jika pengiriman barang dari pelabuhan muat (misalnya : Tg. Priok, Jakarta ) menuju pelabuhan bongkar (misalnya : Busan, Korea) dengan menggunakan 1 Kapal saja maka tidak ada istilah Feeder Vessel dan Mother Vessel. Istilah Feeder Vessel dan Mother Vessel jika pengiriman barang dari pelabuhan muat ke pelabuhan bongkar tersebut menggalami pergantian kapal. Misalnya : Pelabuhan muat Tg. Priok dan Pelabuhan bongkarnya Los Angeles, California. Sementara route pengiriman itu melalui Jakarta – Singapore menggunakan Kapal YM Glory dan Singapore – Los Angeles, CA mengunakan Kapal Hanjin Sao Paulo. Maka Feeder Vessel nya adalah YM Glory dan Mother Vesselnya adalah Hanjin Sao Paulo.
15. Voyage : Nomor Keberangkatan Kapal yang biasa disingkat dengan V. atau Voy.. Nomor keberangkatan harus selalu ada dibelakang nama Kapal. Contoh : YM Glory V. 23 artinya Nama Kapal YM Glory dengan nomor keberangkatan kapal (Voyage) 23.
16. ETD : Estimation Time of Departure adalah perkiraan waktu keberangkatan Kapal. 17. ETA : Estimation Time of Arrival adalah perkiraan waktu kedatangan Kapal
18. Bill Of Lading : atau biasa di singkat dengan B/L, arti sederhananya adalah Konosemen atau bukti pengiriman barang dan pengambilan barang. Form Bill Of Lading itu sendiri harus sudah mendapatkan legalitas dari dunia International sebagai alat / bukti pengiriman dan pengambilan barang export / import. Didalam Bill of Lading memuat data2 Shipper, Consignee, Notify Party, Vessel & Voy. No., Shipping Marks & Numbers, Description of Goods, GW, NW, Measurement, POD, POL, Destination.
19. AWB / Air Way Bill : sama dengan B/L namun AWB digunakan untuk angkutan via udara. 20. P.O.L : Port Of Loading = Pelabuhan Muat
21. P.O.D : Port Of Discharge = Pelabuhan Bongkar
22. Packing List : Daftar Rincian barang secara mendetail yang berisikan nama Shipper,
Consignee, Notify Party, Nama Vessel & Voy, Dimensi Barang, Gross Weight dan Net Weight per Item barang maupun total keseluruhan, Jumlah barang.
23. Commercial Invoice : Daftar rincian barang mendetail yang berisikan nama Shipper, Consignee, Notify Party, Nama Vessel & Voy, Nilai Invoice per Item barang maupun total keseluruhan, Jumlah barang.
24. C.O.O / Certificate of Origin : Sertifikat Barang Asal, sebagai bukti keaslian barang dari negara asal yang tertera pada B/L atau AWB
25. F.O.B : Free On Board. Metode Pembayaran di pelabuhan bongkar baik itu Harga Barang (Nilai Commercial Invoice), Asuransi (Insurrance) dan Biaya Pengiriman (Freight).
FOB bisa disebut harga barang di Pelabuhan Asal (Exclude cost Freight & Insurance)
26. C.I.F : Cost Insurrance & Freight. Metode Pembayaran di Pelabuhan Muat. Artinya, sebelum melakukan pengiriman barang tersebut sudah di lunasi oleh Consignee. Dan biaya asuransi maupun ongkos kirim sudah di bayar oleh Shipper di Pelabuhan Muat.
CIF lebih singkat dapat disebut harga barang di Pelabuhan tujuan.
27. D.D.P : Delivery Duty Paid , Metode Pembayaran yang sudah include CIF + Duty (Bea Masuk di negara tujuan). DDP lebih singkat dapat disebut harga barang di gudang End User.
ketiga metode pembayaran diatas umum digunakan dalam Export & Import dan lazim disebut dalam Incoterm.
28. C.&.F : Cost & Freight. Metode Pembayaran yg tidak jauh berbeda dengan C.I.F, tetapi dalam kasus C & F, pihak Shipper tidak membayar asuransi / tidak mengasuransi kan barang tersebut.
29. Freight Prepaid : Pembayaran biaya angkutan yang sudah dibayarkan terlebih dahulu sebelum barang diangkut.
30. Freight Collect : Pembayaran biaya angkutan yang di bayarkan oleh Cnee (Penerima Barang) atau setelah barang sudah diterima.
31. Shipping Schedule : Jadwal Pengapalan. Jadwal ini diterbitkan oleh pihak Shipping Agent. Berisi mengenai ETD Vessel, ETA Vessel di pelabuhan bongkar, mode pengiriman (Cepat atau Lambat), Rute Kapal dan Pelabuhan Transit dan Nama Kapal Pengganti (Jika memang service pengiriman-nya harus menggunakan lebih dari 1 kapal).
32. Closing Time : Tenggat waktu normal yang di perbolehkan bagi cargo / barang yang masuk ke tempat penimbunan sementara seperti gudang CFS atau UTPK (Unit Tempat Penumpukan Peti Kemas)
Catatan : Tiap-tiap Shipping Schedule selalu mencantumkan tanggal dan waktu closing time. Dan jika cargo masuk ke tempat penimbunan sementara itu melewati dari waktu Closing Time yang telah ditetapkan maka pihak shipper akan dikenakan sanksi / denda.
33. P.E. : Persetujuan Export. Lembar Persetujuan Export ini bisa diperoleh dan di print sendiri oleh pihak Shipper / EMKL yang memiliki system online (E.D.I = Electronic Data Interchange)
setelah pengajuan dokumen2 Export seperti Packing List, Commercial Invoice & PEB di setujui oleh pihak Bea dan Cukai.
34. P.E.B : Pemberitahuan Export Barang. Pengisian form Pemberitahuan Export Barang di ajukan dengan system online melalui system EDI. Jika pemeriksaan PEB di setujui, maka akan keluar P.E. Adapun data-data yang diisikan saat pengajuan pengisian form PEB adalah semua data- data yang ada di Packing List & Commercial Invoice.
35. EDI Sistem : Kehadiran Electronic Data Interchange (EDI) telah menjadi salah satu solusi untuk membuat efisienan dalam transaksi bisnis di Internet dan sekaligus memberikan jaminan
keamanan dalam bertransaksi tersebut. EDI adalah pertukaran data komputer antar aplikasi melintasi batas-batas organisasi, sehingga intervensi manusia atau interpretasi atas data tersebut oleh manusia [RITCHIE 94] dapat ditekan seminimum mungkin. Akibatnya data dalam EDI tentunya harus dalam format terstruktur yang bisa dipahami oleh masing-masing komputer. Salah satu aplikasi penggunaan EDI dalam membantu sistem infrormasi seperti yang dilakukan oleh pemerintah.Dalam jangka panjang, usaha pemerintah untuk meningkatkan cadangan devisa harus didukung oleh kegiatan ekspor. Oleh karena itu, kegiatan ekspor harus digalakkan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka pelabuhan, khususnya jasa pelayanan kepabeanan yang berada di pelabuhan, memegang peranan penting untuk menjamin kelancaran arus barang. Sebagai salah satu usaha untuk memperlancar arus barang di pelabuhan diterapkan sistem Electronic Data Interchange (EDI)
36. BC 1.1 : Dokumen yang memuat kedatangan kapal. Biasanya diajukan ke bea cukai 2-3 hari sebelum kedatangan kapal.(Inward cargo manifest submitted by shipping line to Customs which inform that there will be vessel arrival.) No BC 1.1 dan sub pos harus dicantumkan dalam pengajuan BC2.1, BC2.0, BC2.3 dalam sistem ED
37. BC 1.2 : Dokumen Angkut Lanjut. (Document made to release import cargo from one Customs area for bonded transport to the next custom area for process of clearance.) 38. BC 2.0 : Pemberitahuan Import Barang. (Notice to the Customs of import cargo details .)
39. BC 2.1 : Pemberitahuan Import Barang Tertentu.(Notice to the Customs of sea and air express import cargo such as arrival of courier items.) dokument ini dapat di sebut juga P.I.B.K (Pemberitahuan Import Barang Khusus)
40. BC 2.3 : Dokumen Angkut Lanjut (dalam Kawasan Berikat). (Bonded transport to a bonded storage, similar to BC1.2 but only for the companies operating a bonded storage area.) 41. BC 3.0 : Pemberitahuan Export Barang. ( Notice to the Customs of export details.)
42. Bahandle : Cek fisik oleh kepabeanan untuk komoditas impor. ( Phisic check by Customs of imported commodity.)
43. BCF 1.5 : Dokumen yg digunakan utk pemindahan kargo untuk OB (over brengen) (A document for processing cargo removed to OB.)
44. OB (Over brengen) : Pemindahan secara paksa terhadap barang impor karena gagal melakukan proses kepabeanan tepat waktu. ( Forcible removal of the import cargo for failing timely clearance.)
Pada praktek di lapangan OB dapat disebut Pindah Gudang, OB dapat terjadi karena regulasi dari Airline (jika Angkut via udara) atau Shipping Agent (Angkut Laut) , dimana Pesawat atau Kapal Laut unloading cargo pada gudang dan gudang tempat barang keluar berbeda. proses OB ini akan memakan cost yang lebih banyak di bandingkan barang yang tidak di OB.
45. DO (Delivery Order) : Surat yang diberikan oleh pihak Shipping agent, forwarder atau Gudang sebagai tanda bukti pengambilan barang, container kosong, dari gudang asal ke gudang tujuan.
46. Certificate of Insurance : Sertifikat Asuransi. (Certificate of import cargo insurance.)
47. EDI : Transmisi data terstruktur antara organisasi dengan cara elektronik. ( Electronic Data Interchange.)
48. FIAT goods.) 49. LHP
: Proses untuk ttd dokumen impor. ( Process for signing the release paper for cleared
: Laporan Hasil Pemeriksaan. (Inspection report after the physic check.)
50. PENDOC: Penerimaan Dokumen. ( The custom department for receiving the import clearance applications.)
51. PFPD : Pejabat Fungsional Pemeriksa Dokumen. (The custom department checking import clearance applications in Pendoc.)
52. PIB : Pemberitahuan Impor Barang. ( Import cargo details including HS number and this works as the import duty calculation base.)
53. PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak. (Non tax state levies.)
54. POSTEL : Pos & Telekomunikasi. (Import permit for certain electronic goods.) 55. PPH
56. PPN 57. SKB
: Pajak Pertambahan Hasil. (Withholding Tax.
: Pajak Pertambahan Nilai. ( Value Added Tax.)
: Surat Keterangan Bebas (PPH / PPN). (VAT and Withholding Tax exemption certificate.)
58. SPJK (M, H) : Surat Persetujuan Jalur Kuning (Merah , Hijau). (Yellow (Red, Green) channel order.)
59. SPJM : Surat Pemberitahuan Jalur Merah jika respon ini keluar setelah submit PIB dalam system EDI maka kita akan menunggu jadwal untuk Pemeriksaan fisik dari pihak Bea Cukai.
60. SPJH (Surat Pemberitahuan Jalur Hijau)
61. SPPB :Surat Persetujuan Pengeluaran Barang. (Cargo exit order.) Barang dapat segera keluar dari wilayah Pabean (Airport atau Pelabuhan)
62. SSPCP : Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak. (Duty payment order.)
63. TPS : Tempat Penimbunan Sementara. (A temporary warehouse for import cargo.)
64. Warehouse AIRIN : Gudang sementara di Jakarta. (Name of a temporarary warehouse in Jakarta.)
65. Surat Tugas : duty assignment for clearing personnel. (duty assignment for clearing personnel.) 66. Surat Kuasa : power of attorney for handling the custom clearance.
67. EMKL : Ekspedisi Muatan Kapal Laut
68. Notify Party : adalah pihak kedua setelah Consignee yang berhak untuk di beritahu tentang adanya suatu pengiriman dan penerimaan barang export / import. Dalam prakteknya, Nama dan Alamat Notify Party ini sama dengan nama dan Alamat Consignee. Tetapi ini semua tergantung dari perjanjian awal antara pihak Shipper dan Importeer. Nama dan alamat lengkap Notify Party harus tertulis jelas didalam dokumen2 seperti : Bill Of Lading, Packing List,
Commercial Invoice, COO. Atau jika Notify Part sama dengan Consignee maka cukup ditulis SAME AS CONSIGNEE.
69. Ocean Freigh ( O/F ) adalah biaya pengiriman barang dengan menggunakan kapal laut. 70. Open Top Container : Container yang bagian atasnya bisa dibuka / terbuka. Kontainer ini
digunakan untuk pengiriman barang yang tingginya melebihi standar ketinggian container DRY.
71. Flat Rack Container : adalah container yang bagian samping kanan dan kirinya terbuka. Kontainer ini digunakan untuk memuat barang yang lebarnya melebihi standar lebar container DRY.
72. CHC : Container Handling Charge
73. THC atau Terminal Handling Charge adalah biaya yang dikenakan oleh pihak pelayaran dalam hal pengelolaan container di terminal peti kemas yang harganya juga per unit container
74. LOLO atau Lift On Lift Off adalah biaya pemakaian alat dalam hal menurunkan dan menaikan container ke atas truck trailer
75. Trucking Pick Up adalah biaya trucking untuk pick up barang dengan container dari lokasi muat / lokasi pihak pengirim menuju pelabuhan asal
76. Trucking Delivery adalah biaya trucking untuk delivery barang dengan cotainer dari pelabuhan tujuan menuju lokasi bongkar / lokasi pihak penerima
77. CY to CY Service : adalah Jenis layanan dimana biaya yang dibayarkan kepada pihak ekspedisi adalah biaya tambang atau ocean freight, biaya THC/LOLO di pelabuhan asal dan tujuan. Sedangkan biaya Trucking Pick Up dan Delivery menjadi urusan dan tanggung jawab pengirim dan penerima barang.
ISTILAH-ISTILAH PELAYARAN Dead Weight Cargo Carrying: Berat muatan yang diangkut (DWCC) Dead Weight Tonase: Kapasitas angkut dari kapal (DWT)
Deep Water Harbour: Pelabuhan yang menyediakan fasilitas untuk perairan yangcukup dalam yang dapat menerima kapal dengan sarat kapal sampai dengan 20 meter
Demurrage : Sejumlah uang yang dibayarkan oleh pemilik kapal atas penggunaan ruangan di Pelabuhan atau gudang pada batas waktu tertentu, biasanya selama menunggu klarifikasi dari Bea Cukai. Biaya ini juga diterapkan bila terjadi kelambatan bongkar/muat barang dari dan ke kapal, petikemas, truk atau trailer bila melebihi batas waktu yang telah disepakatiDestination Port Pelabuhan tertentu sebagai tujuan suatu kapal atau barang kiriman
Despatch ½ Demurrage (D ½ D) Premi Despatch: adalah setengah dari demurrage Despatch Discharge Only (DDO): Despatch hanya dikenakan pada waktu pembongkaran Despatch Loading Only (DLO): Despatch hanya dikenakan pada waktu pemuatan
Despatch payable at both ends: Dispatch dibayarkan di pelabuhan muat dan pelabuhan on all time saved (DBEAT) bongkar untuk waktu-waktu yang dihemat
Despatch payable at both ends: Dispatch dibayarkan untuk penghematan waktu labuh di on lay time saved (DBELTS) pelabuhan muat maupun pelabuhan bongkar
Despatch : Uang insentif yang diberikan pemilik kapal kepada penyewa karena melakukan bongkar muat kurang dari waktu yang ditetapkan dalam kontrak (charter party)
Direct Delivery: Suatu proses pembongkaran barang langsung dari kapal ke moda transport darat setelah melewati pemeriksaan Bea Cukai
Discharge: Kegiatan membongkar barang dari atas kapal
Displacement: Jumlah berat air yang dipindahkan oleh kapal, atau berat underwater volume dari kapal yang sama beratnya dengan kapal, dinyatakan dengan satuan long ton (1 long ton = 35 cft. berat air laut)
Distribution Arrangemens Tranportasi: barang-barang dari atau ke Pelabuhan melalui jalan raya, jalan kereta api ataupun melalui sungai
Dock Labor: Tenaga buruh untuk bongkar/muat di Pelabuhan
Dock: Bangunan Maritim untuk bertambat kapal, guna bongkar/muat barang dan penumpang Dolphin: Kumpulan dari tonggak-tonggak dari besi, kayu atau beton agar kapal dapat
bersandar untuk melakukan kegiatan bongkar/muat ke tongkang (lighter), biasanya terdiri dari konstruksi dua tonggak yang menahan kapal di bagian muka dan belakang
Door to door: Suatu pengiriman barang dari satu pintu ke pintu yang lain
Draft: Sarat atau Kedalaman yang diukur dari dasar lunas kapal sampai dengan muka air Dredging: Pekerjaan pengerukan, yaitu mengambil material lumpur dan sejenisnya dari dasar atau di alur sungai dan di kolam Pelabuhan
Dry Cargo: Jenis barang yang tidak memerlukan perlindungan terhadap temperature tertentu dan yang tidak mengandung unsure air
Dry Dock: Dok yang di dalamnya dapat digunakan untuk mereparasi atau membangun kapal,dan air di dalamnya dapat dipompakan keluar sesuai kebutuhan
Dry Port: Suatu kawasan di pedalaman yang dapat melaksanakan fungsi suatu pelabuhan laut, khususnya untuk angkutan petikemas
Dunnage Material: yang digunakan untuk memisahkan/melindungi antara muatan atau dengan benda lain
Embarcation Ladder: Tangga tali yang dipergunakan naik ke dalam sekoci penyelamat atau rakit penyelamat
Ensign: Bendera dari negara dimana kapal tersebut di daftar
Estimated Time of Arrival (ETA): Perkiraan tanggal dan waktu tiba kapal di pelabuhan Estimated Time of Departure: Perkiraan tanggal dan waktu keberangkatan kapal dari (ETD) pelabuhan
Estimated Time of Sailing (ETS): Perkiraan tanggal dan waktu kapal berlayar
Export Shed: Gudang tertutup di Pelabuhan tempat penyimpanan barang selama menunggu pengiriman (ekspor)
FCL/FCL Pelayaran bertanggung jawab sejak dari container yard (CY) di pelabuhan muat sampai dengan container yard di pelabuhan bongkar
Fleet: Kumpulan kapal-kapal, baik kapal perang maupun kapal niaga
Fork Lift Truck (FLT): Suatu peralatan untuk penanganan kargo yang didisain khusus untuk menangani barang-barang yang dikemas dengan cara pallet untuk suatu gerakan horisontal atau vertikal dan untuk memindahkan barang
Forklift: Peralatan atau kendaraan pengangkut yang digunakan untuk mengangkat dan menurunkan barang
Free In and Out (FIO): Pen-charter membayar biaya bongkar muat
Free In, Out and Stowed (FIOS): Biaya pemuatan/pembongkaran dan pemadatan muatan ditanggung oleh pemilik muatan/pencharter
Free In, Out and Trimmed (FIOT): Pencharter membayar biaya muat, meratakan dan membongkar barang yang dimuat saja. Biaya lainnya ditanggung oleh pemilik kapal seperti biaya pelabuhan danpemeliharaan kapal
Free of Despatch (FD): Bebas dari pembayaran premi dispatch yang harus dibayar Free of Particular Average (FPA): Pertanggung-jawaban sebagian saja dari risiko Free On Bord (FOB): Kondisi dimana penjual bertanggungjawab atas seluruh biaya pengiriman, resiko sampai barang dimuat diatas kapal
Free Port: Pelabuhan dimana kegiatan impor tidak dikenakan bea masuk
Free Trade Zone: Suatu area yang disiapkan dimana perdagangan didasarkan pada
penukaran barang secara Internasional dan bebas tariff kepabeanan, hanya digunakan sebagai sumber pemasukan tetapi tidak dijadikan hambatan bagi pertumbuhan perdagangan
Freeboard Deck: Geladak terusan paling atas yang dilengkapi dengan penutup permanen dan kedap air
Freeboard: Jarak antara permukaan air dengan geladak ukuran yang dinamakan geladak lambung timbul (freeboard deck)
Freight All Kinds (FAK): Uang tambang, yang tarif atau besarnya sama, yang dikenakan untuk setiap petikemas yang diangkut, biasanya untuk jarak yang dekat
Freight Collect: Uang tambang yang dibayar bilamana muatan akan diserahkan, disebut juga payable at distination, freight forward, atau destination freight
Freight Forwarder: Perusahaan yang menyediakan jasa pengurusan barangbarang di Bea Cukai, pelayaran dan angkutannya
Freight Manifest: Daftar barang yang dikapalkan dalam suatu kapal tertentu
Freight: Uang tambang, uang yang diminta oleh perusahaan pelayaran untuk kompensasi biaya atas jasa mengangkut barang
Fuel Oil Tank Farm : Suatu area penampungan minyak di dalam tank-tank penyimpanan terletak di dekat Jetty/dermaga yang dihubungkan dengan pipa-pipa
Full Container Load (FCL) Petikemas isi yang dikuasai satu pemilik
Full Container Vessel: Kapal petikemas, jenis kapal yang dibuat khusus untuk mengangkut petikemas (container) atau dapat dinamakan juga cellular vessel
Gang hour: Jumlah gang tenaga kerja bongkar muat yang bekerja dalam periode jam tertentu Gang shift: Jumlah 1 (satu) gang tenaga kerja bongkar muat dalam 1 (satu) gilir kerja
Gang: Jumlah tenaga kerja bongkar muat yang digunakan untuk bekerja di kapal maupun di tempat penumpukan ( gudang/lapangan )
General Cargo/Breakbulk Vessel: Jenis kapal angkut serba guna
Grain Space: Ruangan dalam palka yang disediakan untuk muatan curah (bulk)
Graving Dock: Sebuah dok tempat dimana kapal-kapal dibangun atau direparasi, air harus dapat dipompakan keluar dari tempat ini sesuai kebutuhan
Green Channel: Gerbang di Pelabuhan untuk melewatkan penumpang yang tidak membawa barang-barang seharusnya dideklarasikan kepada petugas kepabeanan
Gross Registered Tonnage (GRT): Berat kotor kapal tercatat Gross Tonnage: Seluruh kapasitas volume dalam ruang muat kapal
Harbour Master: Seorang pejabat yang menangani aspek-aspek operasional dan navigasi dari suatu Pelabuhan
Hatch Beam: Balok yang diangkat untuk menyangga tutup palka Hatch Square: Mulut palka atau ambang palka
Hatch: Ruang untuk muatan kapal Haulage: Lihat Trucking
Hazardous Cargo: Barang berbahaya atau sering disebut dangerous goods
Heavy Lift Surcharge: Tambahan freight heavy-lift surcharge untukbarang yang mempunyai berat di atas 5 (lima) ton secara bertingkat
High Speed Diesel (HSD): Solar, jenis minyak yang digunakan untuk mesin-mesin putaran tinggi
High Water Ordinary Spring Tide: Ketinggian permukaan air pada musim panas (HWOST) Hogging: Lengkung gunung, terlalu banyak menaruh muatan di ujungujung kapal maka bentuk kapal akan melengkung ke atas
Hold: Ruangan-ruangan di bawah geladak kapal yang disediakan untukmuatan Hook Capacity: Kapasitas daya angkat dari derek dalam periode tertentu
Hook Cycle: Banyaknya angkatan yang dilakukan oleh derek dalam jangka waktu tertentu Hook output: Hasil angkatan keseluruhan yang dihasilkan
Hour meter: Penunjukan waktu pemakaian mesin pada kendaraan, alat angkut/angkat House Flag: Bendera pengenal dari perusahaan pemilik kapal yang dikibarkan pada tiang utama
Hull Insurance : Asuransi kapal
Hull: Tubuh kapal lengkap dengan permesinannya Idle Time: Waktu yang terbuang (tidak berproduksi)
Immigration: Suatu pemeriksaan terhadap pasport atau dokumen terkait seperti visa atau sertifikat kesehatan, biasanya terdapat di pintu-pintu perbatasan, untuk meyakinkan bahwa semua dokumen tersebut memenuhi syarat sehingga orang yang bersangkutan bisa meneruskan perjalanan
Import Shed: Gudang penumpukan barang impor sementara sebelum didistribusikan Incoterms 1988O: Peraturan Internasional untuk menafsirkan istilah-istilahyang sering digunakan dalam kontrak-kontrak perdagangan internasional. Peraturan ini dikeluarkan oleh ICC dan meliputi FOB, CIF dan sebagainya
Inland Container Depot (ICD): Depo petikemas
Institute (of insurance) Warranty Limits (IWL): Daerah yang tidak didukung asuransi sehingga penyewa harus membayar ekstra
International Association of Ports and Harbour (IAPH): Asosiasi Pelabuhan Internasional International Chambre of Comerce (ICC): Kamar Dagang dan Industri Internasional International Maritime Organization (IMO): Organisasi Kemaritiman Internasional
International Ship and Port Facility Security Code (ISPS Code):Kode internasional untuk pengamanan kapal dan fasilitas pelabuhan yang terdiri dari persyaratan wajib dan petunjuk pelaksanaan (rekomendasi)
International Standard Organization (ISO): Organisasi Standard Mutu Internasional
Inwards Clearence: Pemeriksaan kapal oleh pabean pada saat kedatangan di Pelabuhan agar pembongkaran muatan bisa segera dilaksanakan
Jacob’s Ladder: Tangga yang terbuat dari tali dengan anak tangga yang terbuat dari kayu atau logam yang dipergunakan sebagai jalan darurat dari geladak kapal ke permukaan air
Jetty Struktur: tambatan yang menjorok ke arah perairan, biasanya untuktambatan kapal curah cair
Keel Clearence: Ambang batas kedalaman lunas bawah kapal terhadap dasar perairan Keel: Bagian bawah dari lunas kapal
Laydays: Kelonggaran atau tenggang waktu yang diberikan kepada kapaluntuk memulai pemuatan dan pembongkaran, dimana pencharter dapat melakukan bongkar/muat tanpa membayar biaya ekstra
Laytime: Waktu labuh
LCL/LCL: Pelayaran bertanggung jawab sejak barang diterima dari shipper di container freight station (CFS) di pelabuhan muat sampai dengan barang diserahkan ke consignee dari CFS di pelabuhan bongkar. Less Than Full Container Load (LCL)Petikemas isi yang dikuasai lebih dari satu pemilik.
Length Between Perpendiculars (LBP): Panjang kapal diukur dari linggi-linggi paling depan dan bagian paling belakang dari buritan pada garis maksimum sarat musim panas
Length Over All (LOA): Panjang kapal secara keseluruhan yang diukur dari bagian paling ujung dari linggi-linggi sampai bagian paling belakang dari buritan
Lift On/Off (LoLo): Kegiatan mengangkat/menurunkan petikemas dari lapangan penumpukan ke atas chasis atau sebaliknya
Light Displacement: Berat kapal dalam keadaan kosong
Lighter Carrier: Kapal pengangkut tongkang, variasi dari kapal pengangkut petikemas, dimana sebagai pengganti petikemas, kapal jenis ini mengangkut tongkang bermuatan
Lighterage: Bongkar/muat melalui alat angkut sejenis tongkang/perahu Liner: Kapal yang memiliki tujuan, rute dan jadwal yang tetap
Load Line: Garis batas maksimum kapal dapat dimuat
Loaded Displacement: Berat kapal beserta muatannya pada sarat kapal (draft) maksimum yang diperkenankan oleh peraturan
Loading Berth: Suatu tempat atau daerah di Pelabuhan dimana kita menaikkan barang ke kapal
Loading List: Daftar muatan yang akan dimuat keatas kapal Loading Plan: Perencanaan muatan
Loading Vesel: Kapal yang mengangkut barang yang dimuat Log Book: Buku harian kapal
Long Distance: Jarak pengangkutan barang yang terlalu jauh (sampai ke gudang/lapangan penumpukan), biasanya lebih dari 130 meter.
Long Term Storage: Penumpukan atau penimbunan barang untuk jangka waktu lama Longlength Surcharge: Tambahan freight long length surcharge untukbarang yang panjangnya melebihi 8 meter, secara bertingkat
Loose Cargo: Muatan yang terpisah-pisah
Low Water Ordinary Spring Tide (LWOST): Permukaan air terendah pada musim panas biasa
Lower Hold: Palka paling bawah
Lump sum Freight: Uang tambang yang dihitung berdasarkan atas unit atau sejumlah unit tertentu
Manifest: Daftar barang yang dimuat kapal
Marine Diesel Fuel (MDF): Bahan bakar untuk mesin putaran rendah dan menengah
Marine Fuel Oil (MFO): Residual Fuel Oil, bahan bakar motor diesel dengan putaran rendah Marpol Marine Pollution Prevention Convention 1973/1978, yang membahas aspek
perlindungan lingkungan perairan, khusus untuk pencegahan pencemaran yang asalnya dari kapal, alat apung dan usaha penanggulangannya
Marshalling Area: Suatu daerah dimana kita merakit barang-barang atau mobil untuk menunggu pengapalan atau pendistribusian melalui jalur darat.
Master Cable: Berita/kawat yang dikirim Nakhoda kapal berisikan perkiraan kedatangan kapal di pelabuhan
Minimum Freight (M/F): Uang tambang minimum yang harus dibayar per B/L oleh pemilik barang dan jumlahnya bukan berdasarkan ton/m3 barang
Mix Comodity Box Rate: Tarif yang diberlakukan untuk petikemas yang berisi beberapa jenis barang
Mooring Buoys: Pelampung pengikat, pelampung dimana kapal ditambatkanuntuk melakukan suatu kegiatan
Mooring Dolphin: Dolphin yang digunakan untuk menambat kapal dan tidakuntuk dibenturkan ke kapal
More or Less at Owners Option (MOLOO): Kesepakatan mengenai Cargo dead-weight, pemilik kapal mendapat kelonggaran lebih atau kurang, karena yakin situasi dari bunker/stores yang ada
Multi Port Itineraries: Jadwal pelayaran sebuah kapal yang melalui sejumlahPelabuhan dengan mengangkut barang, misalnya dari jenis minyak
Multi Purpose Berth: Dermaga yang mampu menangani berbagai jenis barang dalam berbagai bentuk misalnya pallet, kontainer, barang curah, mobil, termasuk kapal dengan berbagai spesifikasi