• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penampung Ikan di Daerah Sulawesi Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penampung Ikan di Daerah Sulawesi Utara"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak— Berdasarkan subdit statistik perikanan

BPS, produksi perikanan tangkap laut provinsi Sulawesi Utara dari tahun 2005 sampai tahun 2010 mencapai 1.213.692 ton. . Proses penangkapan ikan yang dilakukan para nelayan sekitar adalah dengan mendatangi fishing ground masing – masing , melakukan penangkapan dan kembali kepelabuhan, sehingga akan boros dalam biaya operasional bahan bakar. Dengan adanya hal ini perlu dipertimbangkan alternatif pola pengoperasional kapal yang dapat mengurangi biaya operasional. Salah satu alternatif adalah dengan pengadaan kapal pengumpul ikan ( fish carrier ). Fish carrier akan mendatangi kapal – kapal penangkap untuk mengambil ikan sehingga kapal penangkap tidak perlu kembali ke pelabuhan. Untuk itu diperlukan studi analisa tentang teknis dan ekonomis produksi kapal penampung ikan untuk memberikan alternatif bagi nelayan sekitar serta memaksimalkan penangkapan dan dapat mengoptimalkan industri perikanan tangkap serta menghitung biaya yang terkait dari produksi kapal tersebut. Hasil dari tugas akhir ini meliputi rencana anggaran biaya pembuatan kapal sebesar Rp 3.384.209.514,05, biaya produksi kapal sebesar Rp 6.508.715.831,54 dan NPV dicapai pada tahun ke-5 sebesar Rp 2.482.667.118 serta BEP dicapai pada tahun ke-8 sebesar Rp 1.599.410.335.

Kata Kunci : --- fish carrier, kapal ikan, analisa biaya, produksi.

I. PENDAHULUAN

ndonesia mempunyai perairan laut seluas 5,8 juta km2 yang terdiri dari perairan kepulauan dan teritorial seluas 3,1 juta km2 serta perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) seluas 2,7 juta km2 dengan potensi lestari sumber daya ikan sebesar 6,4 juta ton/tahun. Potensi perikanan Indonesia yang besar merupakan sebagai penghasil devisa negara. Sumber daya ikan ini pada kenyataannya tidak tersebar merata di seluruh perairan Indonesia. Potensi perikanan di kota bitung belum dikelola secara maksimal, dalam hal ini adalah proses penangkapan ikan yang dilakukan para nelayan. Pola penangkapan yang dilakukan adalah dengan mendatangi fishing ground masing-masing, melakukan penangkapan dan kembali kepelabuhan.

Hal ini menyebabkan pemborosan dalam biaya operasional bahan bakar.. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk menulis penelitian yang berjudul ”Analisa Teknis dan Ekonomis Produksi Kapal Penampung Ikan di Daerah Sulawesi Utara”

II. TINJAUANPUSTAKA

A. Tinjauan Umum Kapal Ikan

Menurut (Nomura & Yamazaki, 1977) secara garis besar mengelompokkan kapal ikan ke dalam empat jenis yaitu:

• Kapal penangkap ikan yang khusus digunakan dalam operasi penangkapan ikan atau mengumpulkan sumberdaya hayati perairan, antara lain kapal pukat udang, perahu pukat cincin, perahu jaring insang, perahu payang, perahu pancing tonda,kapal rawai, kapal huhate, dan sampan yang dipakai dalam mengumpul rumput laut, memancing dan lain lain.

• Kapal induk adalah kapal yang dipakai sebagai tempat mengumpulkan ikan hasil tangkapan kapal penangkap ikan dan mengolahnya. Kapal induk juga berfungsi sebagai kapal pengangkut ikan. Hal ini berkaitan dengan pertimbangan efisiensi dan permodalan.

• Kapal pengangkut ikan adalah kapal yang digunakan untuk mengangkut hasil perikanan dari kapal induk atau kapal penangkap ikan dari daerah penangkapan ke pelabuhan yang dikategorikan kapal pengangkut.

• Kapal penelitian, pendidikan dan latihan adalah kapal ikan yang digunakan untuk keperluan penelitian, pendidikan dan latihan penangkapan, pada umumnya adalah kapal-kapal milik instansi atau dinas. [1]

Sedangkan menurut (Fyson, 1985), Kapal perikanan secara umum terdiri dari: kapal penangkap ikan, kapal pengangkut hasil tangkapan, kapal survei, kapal latih dan kapal pengawas perikanan.

• Kapal penangkap ikan adalah kapal yang dikonstruksi dan digunakan khusus untuk menangkap ikan sesuai dengan alat penangkap dan teknik penangkapan ikan yang digunakan

Analisa Teknis dan Ekonomis Produksi Kapal

Penampung Ikan di Daerah Sulawesi Utara

M Marthen Oktoufan N. dan Sri Rejeki Wahyu Pribadi

Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

e-mail: sri-rejeki[at]na.its.ac.id

(2)

termasuk menampung, menyimpan dan mengawetkan.

• Kapal pengangkut hasil tangkapan adalah kapal yang dikonstruksi secara khusus, dilengkapi dengan palkah khusus yang digunakan untuk menampung, menyimpan, mengawetkan dan mengangkut ikan hasil tangkapan.

• Kapal survei adalah kapal yang dikonstruksi khusus untuk melakukan kegiatan survei perikanan dan kelautan.

• Kapal latih adalah kapal yang dikonstruksi khusus untuk pelatihan penangkapan ikan. • Kapal pengawas perikanan adalah kapal

yang dikonstruksi khusus untuk kegiatan pengawasan kapal-kapal perikanan. [2]

B. Tinjauan Biaya

Biaya Operasional (Operational Cost)

Adalah biaya-biaya tetap yang dikeluarkan untuk aspek operasional sehari-hari kapal untuk membuat kapal selalu dalam keadaan siap berlayar. Yang termasuk dalam biaya operasional adalah biaya ABK, perawatan dan perbaikan kapal, bahan makanan, minyak pelumas, asuransi dan administrasi.

OC = M + ST + MN + I + AD (1.1) Keterangan: OC = operation cost M = manning cost ST = store cost I = insurance cost AD = administration cost Struktural Cost

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan profil dan pelat pada kapal.

PST (US $) = WST. CST (1.2)

Keterangan:

WSt = berat baja kapal

CSt = pendekatan biaya berat baja per ton[3]

Biaya Peralatan dan perlengkapan

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan peralatan dan perlengkapan pada kapal.

PE&O(US $) = WE&O . CE&O (1.3)

Keterangan:

WE&O = berat perlengkapan dan peralatan

CE&O = pendekatan biaya berat perlengkapan per ton[3]

Biaya Permesinan

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan peralatan dan perlengkapan pada kapal.

PME&O(US $) = WME . CME (1.4)

Keterangan:

WME = berat permesinan

CME = pendekatan biaya berat permesinan per ton[3]

Biaya Non Berat (Non Weight Costs)

Adalah biaya-biaya yang tidak dapat dikelompokkan dengan ketiga grup biaya sebelumnya[3]

PNW(US $) = CNW . (PST + PE&O + PME (1.5)

Sehingga Total Biaya adalah:

Ttal Cost (US $) = PST + PE&O + PME + PNW (1.6)

C. Analisis Kelayakan Ekonomi

Net Present Value (NPV)

NPV adalah sebuah metode penilaian atas sebuah investasi yang akan dilakukan dengan menitik beratkan pada nilai masa sekarang (Present Value) yaitu pengeluaran akan dibandingkan dengan nilai masa sekarang (Present Value) pendapatan/penerimaan. NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima dari suatu usaha periode tertentu pada tingkat discount rate tertentu. Seringkali istilah discount rate ini juga disebut dengan Minimum Attractive Rate of Return (MARR).

(2. 1)

dimana:

NPV(i) = nilai sekarang dari keseluruhan aliran kas pada tingkat bunga i%

At = aliran kas pada akhir periode t i = MARR

N = horizon perencanaan (periode)

Nilai NPV yang muncul dari perhitungan suatu investasi dapat berupa nilai negatif, positif dan nol. Masing-masing nilai NPV akan menggambarkan kelayakan proyek tersebut.

Break Even Point (BEP)

BEP adalah kondisi dimana total pengeluaran sama dengan total pemasukan /pendapatan. Dalam kondisi ini, kondisi break even point terjadi ketika akumulasi kas mencapai titik nol (berubah dari nilai negative menjadi positif).

Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah tingkat discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Jika hasil perhitungan IRR lebih besar dari discount rate, maka dapat dikatakan investasi layak dilakukan. Jika IRR sama dengan discount rate, dikatakan investasi akan berbalik modal, sedangkan jika IRR lebih kecil dari discount rate maka investasi tidak layak.

(3)

III. METODOLOGIPENELITIAN A. Diagram Alir

Gambar 1 Diagram Alir

IV. HASILDANPEMBAHASAN

A. Penentuan Kapasitas Kapal Penampung Ikan

Dalam penentuan kapasitas kapal penampung ikan, dasar-dasar yang harus dipertimbangkan adalah daerah operasi kapal penampung ikan tersebut. Adapun perhitungan kapasitas kapal penampung ikan adalah sebagai berikut:

• Satu trip perjalanan

• perjalanan dari pelabuhan ke fishing ground : 1 hari

• dari fishing ground dan menampung hasil tangkapan nelayan: 1 hari

• perjalanan dari fishing ground ke pelabuhan: 1 hari

• Bongkar muat: 1 hari • Total: 5 hari

Perkiraan penampungan 1 minggu sekali, berarti penampungan dalam satu bulan terjadi 1,5 kali

Penampungan dalam satu tahun adalah 20 kali Koreksi

Musim tangkap ikan :60 Bukan musim tangkap ikan :120 Total :180 Satu trip perjalanan dalam satu tahun = 9 kali

Gambar 1 Lokasi Penampungan Ikan

• Potensi ikan sebesar

• Jumlah ikan yang ditampung sebesar 90,79 ton

• Stowage factor ikan dalam es adalah 0,5 m3 / ton (Fyson, 1985)

• Volume ikan = 182 m3

• Kapasitas maksimal tampungan = 20 m3 • Pemakaian es sebagai pendingin untuk daerah

tropis adalah 1:1 (Fyson, 1985). Berat es untuk volume ikan 182 m3 adalah 182 kg, sehingga untuk ruang es untuk 0,182 ton volume ruang es yang dibutuhkan sebesar = 0,197 m3 dimana berat jenis es = 0,92 ton/m3

• Kapasitas es yang digunakan = 0,022 m3 • Isi palkah = 182 + 0,022 = 181,787 m3

1 GT kapal = 2,84 m3 GT kapal = 181,787 / 2,84 = 64 GT

Kapasitas palkah yang sebenarnya akan menjadi 10%-20% lebih kecil dari nilai muatan

Sehingga GT optimal kapal adalah

GT optimal kapal = 64+(64 X 10%) = 70 GT

B. Ukuran Utama Kapal[4]

• log-L = 0,078 + 0,681 log-GT log L = 1,336240122 L = 21,69 m • B = 1,90 + 0,144 L B = 5,023220264 B = 5,02 m • H = 0,671 + 0,0699 L H = 2,18706317 H = 2,19 m • T = 0,459 + 0,0590 L T = 1,738652747 T = 1,74 m

Sehingga didapatkan ukuran utama sebagai berikut : GT = 70,41 ton Lwl = 22,56 m Lbp = 21,69 m B = 5,02 m H = 2,19 m T = 1,74 m

(4)

C. Design Kapal Penampung Ikan

Dari perhitungan yang telah dilakukan diatas, maka akan dibuat desain kapal penampung ikan. Proses pembuatan desain dapat menggunakan oleh software.

Gambar 2 Lines Plan

Gambar 3 General Arrangement

D. Proses Produksi Kapal Penampung Ikan

Preparation

Preparation terdiri dari pekerjaan, yaitu: 1. Blasting (pembersihan pelat dari kotoran)

Pada tahap awal, pelat yang baru di bersihkan atau diblasting untuk membersihkan pelat tersebut dari kotoran.

2. Straightening (pelurusan pelat) 3. Shop Primery (pengecatan awal) Fabrikasi

Setelah dilakukan preparation, tahapan selanjutnya adalah fabrikasi. Fabrikasi terdiri dari pekerjaan, yaitu:

1. Marking (penandaan) 2. Cutting (pemotongan pelat)

3. Bending

Sub Assembly

Pada proses sub assembly yang banyak terjadi adalah:

Welding, cuting, bending, fitting Assembly

1. Pembuatan Jig 2. Proses perakitan Erection

Proses erection ini merupakan tingkatan terakhir dari proses assembly. Proses ini merupakan penggabungan blok-blok dari proses assembly menjadi sebuah kapal. Proses erection ini dimulai dari blok bottom yang biasanya bersamaan dengan proses keel laying kemudian semakin keatas sampai bagian superstructure.

E. Analisa Ekonomis

Perhitungan ekonomis disini meliputi biaya produksi dan biaya operasional kapal. Dimana perhitungan ekonomis nya adalah sebagai berikut :

Tabel 1Biaya Produksi Kapal

Bahan Bakar Mesin Utama 61.295.153,53 Rp Bahan Bakar Mesin Bantu 51.304.110,61 Rp minyak pelumas 3.701.893,59 Rp Air Tawar Rp 172.337,25 Es Rp 4,34 biaya ABK Rp 12.327.778 Total Biaya Rp 128.801.277,10 operational cost

Tabel 2Biaya Operational Kapal

F. Analisa Kelayakan Investasi

Pada analisa ekonomis, akan dilakukan penilaian atau kelayakan investasi dalam pembangunan kapal penampung ikan. Pada analisa ekonomis ini akan membahas tentang analisis kelayakan.

Analisis kelayakan investasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan pelaksanaan suatu proyek secara finansial selama periode tertentu. Indikator kelayakan investasi pada tugas akhir ini adalah lamanya break even point (BEP). Adapun skenario pendanaan proyek kapal penampung ikan ialah menggunakan dana pribadi (equity) dan pinjaman dari bank (debt) dengan rasio 30:70. Dalam perhitungan analisa kelayakan investasi, bunga bank yang digunakan sesuai dengan bunga kredit Bank Mandiri tahun 2012. Asumsi-asumi yan digunakan dalam perhitungan analisa kelayakan investasi disajikan pada tabel berikut.

no Uraian vol harga satuan sub total total Baja Kapal 16,87 Rp 14.435.000 Rp 243.451.896,35 4 Biaya tenaga kerja pekerjaan 1,00 Rp 840.000.000,00 Rp 840.000.000,00 Rp 840.000.000,00 5 Biaya tenaga kerja pekerjaan 1,00 Rp 840.000.000,00 Rp 840.000.000,00 Rp 840.000.000,00 6 Biaya tenaga kerja pekerjaan 1,00 Rp 840.000.000,00 Rp 840.000.000,00 Rp 840.000.000,00 5.917.014.392,31 Rp 591.701.439,23 Rp 6.508.715.831,54 Rp 6.964.325.939,75 Rp total biaya

fixed cost diasumsikan 10% dari variabel cost biaya produksi kapal

harga kapal 1 unit

peralatan Rp 948.930.000,00 948.930.000,00 Rp 3 Permesinan Rp 2.174.000.000,00 2.174.000.000,00 Rp 274.084.392,31 Rp Profil 1,69 Rp 7.600 Rp 12.817.695,96 Polyurethane 40 mm 89,07 Rp 200.000 Rp 17.814.800,00 1 2

(5)

Tabel 3Biaya Operational Kapal

V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari Tugas Akhir ini adalah

1. Populasi kapal ikan yang berada di Bitung, menurut data dari PPS Bitung, kegiatan bongkar ikan pada PPS Bitung mencapai 94 unit dengan 58,51 % didominasi ukuran kapal 5-10 GT. Dimana untuk kapal berukuran kurang dari 5 GT mencapai 73 unit, ukuran 5-10 GT mencapai 296 unit, dan ukuran 20-30 GT mencapai 223 unit.

2. Analisa Teknis dari tugas akhir ini didapatkan ukuran utama kapal sebagai berikut :

GT = 70 ton Lwl = 22,56 m Lbp = 21,69 m B = 7,51 m H = 4,50 m T = 2,4 m V = 9,02 knots Cb = 0,52 Cm = 0,93 Cp = 0,56 Cw = 0,68

Untuk analisa ekonomis pada tugas akhir ini diperoleh biaya produksi sebesar Rp 6.508.715.831,54 dan BEP kapal tercapai pada tahun ke-8 yaitu pada tahun 2020 sebesar Rp 1.599.410.335,00 sedangkan NPV kapal mencapai Rp 2.482.667.118,00

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, dosen pembimbing yang telah memberikan waktu dan pemikirannya dalam membantu menyelesaikan penelitian ini, yaitu ibu Sri Rejeki Wahyu Pribadi, ST, MT

DAFTAR PUSTAKA

[1] Nomura, M., & Yamazaki, T. (1977). Fishing Techniques . tokyo: Japan International Cooperation Agency.

[2] Fyson, J. (1985). Design of Small Fishing Vessels. Farnham,England: Fishing News Books Ltd. [3] Watson, D. (1998). Practical Ship Design (Vol. 1).

Oxford, UK: Elsevier.

[4] Hasan, M. I. (2002). Pokok-pokok Materi Statistik 2, Statistik Inferensif. Jakarta: Penerbit Bumu Aksara.

Gambar

Gambar 1 Diagram Alir
Gambar  2 Lines Plan
Tabel 3 Biaya Operational Kapal

Referensi

Dokumen terkait

pengarahan. Seperti perangkat Desa Mojodelik selaku mediasi antara masyarakat dan pihak migas selalu memberikan arahan agar uang ganti rugi pembebasan lahan untuk

Pembelajaranapresiasisenitaritradisionaldenganmenggunakan media LCD padasiswa kelas IX.A SMP Negeri 6 Makassar dapat meningkatkan kemampuan apresiasi siswa yang

Berikut ini saran yang peneliti paparkan yaitu (1) Penggunaan model active learning dengan metode ccrossword puzzle mampu menarik perhatian serta semangat siswa

1) Menyajikan situasi atau topik pembelajaran. Guru menyajikan siswa dengan situasi. Situasi adalah aspek penting dari problem posing. Situasi dapat berupa dialog,

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan peran orang tua dalam pendidikan menstruasi dengan perilaku saat menstruasi pada siswi kelas VIII di SMP Negeri 1 Banguntapan

Apabila laporan tentang hasil pemeriksaan atas penemuan yang dimintakan paten yang dilakukan Pemeriksa Paten menyimpulkan bahwa penemuan tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal

Hasil Pengujian Penulisan Data ke Ear Tag RFID oleh Modul RFID Reader ……….. Hasil Pengukuran

Hasil dari penelitian ini meliputi karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan, tingkat pengetahuan primigravida tentang kehamilan, kecemasan dalam