• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PENGANGGARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN PENGANGGARAN"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

DISAMPAIKAN PADA :

RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN TAHUN 2015

YOGYAKARTA, 12 AGUSTUS 2015

(2)

POKOK BAHASAN

DASAR PENYUSUNAN RAPBN

RPJMN, SASARAN PEMBANGUNAN, RAPBN 2016 DAN ARAH KEBIJAKAN FISKAL

2016

SIKLUS DAN PROSES PENGANGGARAN

JADWAL PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RKAKL 2016

LANGKAH-LANGKAH PENINGKATAN KUALITAS BELANJA DALAM

PENYUSUNAN RKA-KL 2016

LAMPIRAN I : EVALUASI PELAKSANAAN APBN-P 2015

LAMPIRAN II : ANGGARAN PERUMAHAN

I

II

III

IV

V

VII

VI

(3)

Landasan hukum, penyusunan RAPBN didasarkan pada:

Pasal 23 UUD 1945 Amendemen Keempat;

UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

UU No 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPRD dan DPD

Yang mengamanatkan bahwa:

APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan

dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat;

RUU APBN diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan

Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan

Perwakilan Daerah;

APBN disusun dengan berpedoman kepada:

Rencana Kerja Pemerintah (RKP);

Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal.

(4)

Secara ekonomi, penyusunan RAPBN didasarkan pada:

Perkembangan ekonomi global dan domestik yang tercermin pada

asumsi dasar ekonomi makro;

Potensi fiskal dan kebutuhan anggaran untuk penyelenggaraan

negara;

Kebijakan pembangunan nasional dalam rangka menjawab

tantangan untuk mencapai tujuan nasional;

Perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara terkini, baik

domestik maupun internasional.

(5)

Semangat “Good Governance”

Pasal 3 ayat (1) Undang–Undang No. 17 Tahun

2003 tentang Keuangan Negara:

“Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat

pada peraturan perundang-undangan, efisien,

ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung

jawab dengan memperhatikan rasa keadilan

dan kepatutan”

(6)

Sasaran Pembangunan

1. Sasaran Makro

2. Sasaran Pembangunan Manusia dan

Masyarakat

3. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan

4. Sasaran Pembangunan Dimensi Pemerataan

5. Sasaran Pembangunan Kewilayahan dan

Antarwilayah

6. Sasaran Pembangunan Politik, Hukum,

Pertahanan dan Keamanan

2015

2016

2019

PDB

5,8%

6,0%-6,6%

Rata-rata

5 thn 7%

Angka Kemiskinan

10,3%

9,0-10,0%

5,0-6,0%

Tingkat Pengangguran

5,6%

5,2-5,5%

4,0-5,5%

II. RPJMN & Sasaran Pembangunan

Memantapkan penataan

kembali NKRI,

meningkatkan kualitas

SDM, membangun

kemampuan IPTEK,

memperkuat daya saing

perekonomian

2010-2014

Menata kembali NKRI,

membangun Indonesia

yang aman dan damai,

yang adil dan

demokratis, dengan

tingkat kesejahteraan

yang lebih baik

2004-2009

Memantapkan pembangunan

secara menyeluruh dengan

menekankan pembangunan

keunggulan kompetitif

perekonomian yang berbasis

SDA yang tersedia, SDM yang

berkualitas serta

kemampuan IPTEK

2015-2019

Mewujudkan masyarakat

Indonesia yang mandiri,

maju, adil dan makmur

melalui percepatan

pembangunan di segala

bidang dengan struktur

perekonomian yang kokoh

berlandaskan keunggulan

kompetitif

2020-2024

MEMPERKUAT SINERGI ANTARBIDANG PEMBANGUNAN

Sasaran Ekonomi Makro RPJMN

(7)

Kerangka Ekonomi Makro

Sasaran Pembangunan 2016

Tema:

Mewujudkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang

dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian

berdasarkan keunggulan SDA dan SDM berkualitas, serta kemampuan iptek

yang terus meningkat

Kata Kunci:

Pembangunan Keunggulan Kompetitif Perekonomian yang berbasis: SDA yang

tersedia, SDM yang berkualitas, Kemampuan IPTEK

RPJMN III

2015-2019

RPJP

Rangkaian kelanjutan

pelaksanaan program

pembangunan 2015

Sebagai fondasi dan

tahapan pelaksanaan

program-program

tahun berikutnya

Kesesuaian dengan

tema RPJMN

Bagian dari

pencapaian RPJP

RKP 2016

Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Untuk Memperkuat Fondasi

Pembangunan Yang Berkualitas

(8)

SASARAN PEMBANGUNAN

Pertumbuhan Ekonomi

Tingkat Pengangguran

Angka Kemiskinan

Tingkat Inflasi

TANTANGAN

Ketidakpastian dan Gejolak

Ekonomi Global

Keterbatasan Kapasitas Produksi

Ketahanan Pangan

Kesenjangan Kesejahteraan

Arah Umum Kebijakan Makroekonomi

Perbaikan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Ekonomi

Nasional

Pembangunan infrastruktur domestik

Pengembangan teknologi tepat guna

Perbaikan kualitas tenaga kerja

Mewujudkan Kedaulatan Pangan

Pembangunan infrastruktur pertanian

Program pengembangan benih dan pupuk

Perbaikan jaringan distribusi pangan

Dukungan kredit bagi sektor pertanian

Peningkatan produksi bahan pangan (beras, daging, dan

ikan)

Peningkatan Konektivitas dan Pengembangan Sektor

Maritim dan Kelautan

Pembangunan konektivitas nasional

Pengembangan dan pembangunan

infrastruktur kelautan dan pembangunan sektor maritim

dan kelautan

Pengembangan sektor primer dan industri pengolahan

Pengembangan sektor primer (pertanian &

pertambangan)

Peningkatan sektor industri pengolahan dan jasa

Perbaikan dukungan pembiayaan bagi aktivitas sektor riil

Peningkatan Kesejahteraan dan Penurunan Kesenjangan

Pemanfaatan secara optimal kekayaan alam Indonesia

dalam garis-garis kebijakan yang tepat dan adil

Pemberdayaan dan penguatan fungsi desa

Pengalokasian anggaran untuk program bantuan sosial

Financial Inclusion

Menjaga Stabilitas Ekonomi Makro

Tingkat inflasi nasional (peningkatan kapasitas produksi

& perbaikan infrastruktur)

Nilai tukar (menjaga kebutuhan valas, financial

(9)

Usulan Tema Kebijakan Fiskal

Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Memperkuat

Fondasi Pembangunan yang Berkualitas

Tiga Dimensi Pembangunan

Dimensi Pembangunan

Manusia

Dimensi Pembangunan

Sektor Unggulan

Dimensi Pemerataan &

Kewilayahan

Penguatan Pengelolaan Fiskal dalam Rangka Memperkokoh Fundamental

Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

RKP 2016

Stimulus

Daya Tahan

Sustainabilitas

1. Pendapatan (insentif fiskal untuk kegiatan

ekonomi strategis);

2. Kualitas belanja (infrastruktur untuk

peningkatan kapasitas produksi & daya saing);

3. Pembiayaan (PMN, penjaminan).

1. Memperkuat bantalan fiskal

(fiscal buffer);

2. Meningkatkan fleksibilitas;

3. Mengendalikan kerentanan

fiskal (fiscal vulnerability).

1. Menjaga defisit tetap aman;

2. Mengendalikan rasio utang;

3. Menurunkan net penambahan utang;

4. Mengendalikan keseimbangan

primer.

Usulan Strategi

(10)

Sisi Belanja

Sisi Pendapatan

Sisi Pembiayaan

1.Meningkatkan ruang fiskal : (i) optimalisasi pendapatan, (ii) melanjutkan efisiensi

subsidi (iii) efisiensi belanja, (iv) pengendalian earmarking dan mandatory spending.

2.Meningkatkan belanja produktif yang difokuskan untuk pembangunan infrastruktur

guna meningkatkan daya saing dan kapasitas perekonomian.

Pemberian insentif fiskal untuk kegiatan ekonomi strategis untuk mendukung

iklim investasi dan keberlanjutan dunia usaha.

1.Mengarahkan agar pemanfaatan utang untuk kegiatan produktif;

2.Memberdayakan peran swasta, BUMN dan Pemda dalam percepatan pembangunan

infrastruktur;

3.Melakukan inovasi pada instrumen pembiayaan (creative financing).

Strategi untuk Memperkuat Stimulus Fiskal

Substansi

: Percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

dan berkeadilan dengan memperkuat peran APBN untuk menstimulasi

perekonomian.

1

2

(11)

Memperkuat Penyangga Fiskal

Meningkatkan Fleksibilitas

Mengendalikan kerentanan

1. Memanfaatkan SAL secara terukur;

2. Meningkatkan fleksibilitas instrumen pembiayaan;

3. Menyediakan cadangan risiko fiskal.

Memperkuat payung hukum fleksibilitas pengelolaan fiskal.

Menjaga debt service ratio terhadap PDN, rasio utang terhadap PDB, Rasio

utang terhadap PDN dan rasio pembayaran bunga utang terhadap PDN dalam

batas aman.

Strategi untuk Memperkuat Daya Tahan Fiskal

Substansi

: Memperkuat kemampuan bertahan untuk mendukung

pencapaian target pembangunan di tengah tekanan fiskal yang relatif

kuat

1

2

(12)

Strategi untuk Menjaga Kesinambungan Fiskal

Defisit terkendali

Pengendalian rasio

utang terhadap

PDB

1. Optimalisasi Pendapatan dengan meningkatkan iklim

investasi dan menjaga konservasi lingkungan;

2. Meningkatkan kualitas belanja melalui meningkatkan

belanja

produktif untuk pembangunan infrastruktur.

Pemenuhan anggaran kesehatan sebesar 5% sesuai UU

Kesehatan yang simultan dengan efisiensi subsidi dan

belanja konsumtif;

1. Pengendalian pembiayaan yang bersumber dari utang dalam

batas yang terkendali;

2. Mengarahkan agar pemanfaatan pinjaman harus untuk kegiatan

produktif

1,7-2,1% PDB

1

2

Substansi : mendorong agar APBN lebih produktif untuk meningkatkan kapasitas perekonomian

dengan tetap mengendalikan risiko dan menjaga keberlanjutan fiskal

Pengendalian

Keseimbangan

primer

3

1. Pengendalian kerentanan fiskal (fiscal vulnerability);

2. Meningkatkan bantalan fiskal (fiscal buffer) dan fleksibilitas

pengelolaan keuangan negara (pasal krisis, bond stabilization

(13)

ARAH KEBIJAKAN UMUM BELANJA NEGARA

i.

Meningkatkan belanja infrastruktur untuk memperkuat konektivitas nasional, mendukung sektor

kemaritiman dan kelautan, mencapai kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan ketenagalistrikan serta

peningkatan industri dan pariwisata;

ii. Meningkatkan efisiensi belanja negara antara lain: kebijakan subsidi yang lebih tepat sasaran dan

pengendalian belanja operasional yang tidak prioritas;

iii. Mendukung pemantapan reformasi birokrasi dalam rangka peningkatan pelayanan publik dan efisiensi

birokrasi melalui peningkatan kesejahteraan aparatur, antisipasi UU No. 5/2014 tentang ASN;

iv. Mendukung stabilitas pertahanan dan keamanan Nasional melalui kepastian dan penegakan hukum,

menjaga stabilitas politik dan demokrasi;

v. Mendukung pengurangan kesenjangan antar kelompok pendapatan dan antar wilayah, antara lain

melalui dukungan pembangunan di daerah perbatasan, perdesaan, pinggiran, pusat pertumbuhan di luar

Jawa dan Kawasan Timur (antara lain infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan);

vi. Mendukung efektifitas dan keberlanjutan SJSN (Jaminan Kesehatan Nasional dan Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan) serta perbaikan pelayanan kesehatan;

vii. Memenuhi amanat UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan untuk mengalokasikan 5 persen dari APBN

untuk mendukung pembangunan dan pelayanan di bidang kesehatan;

viii. Mendukung penguatan pelaksanaan desentralisasi fiskal melalui peningkatan alokasi Transfer ke Daerah

(peningkatan DAK secara signifikan) dan Dana Desa yang lebih besar daripada peningkatan alokasi Belanja

K/L serta pemenuhan secara bertahap amanat UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa (Dana Desa);

(14)

ARAH KEBIJAKAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT 2016

1.Mendukung penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan

terpercaya;

2.Mendukung pelaksanaan berbagai program dan sasaran pembangunan sesuai RKP tahun

2016, antara lain:

a) Dimensi Pembangunan Manusia: mendukung wajib belajar 12 tahun, mendukung

peningkatan kualitas layanan kesehatan, dan penyediaan perumahan, air bersih, dan

sanitasi

b) Dimensi pembangunan sektor unggulan: kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan

ketenagalistrikan, kemaritiman dan kelautan, serta pariwisata dan industri.

c) Dimensi pemerataan dan pengurangan kesenjangan, baik antar kelas pendapatan dan

antar wilayah.

3.Memperkuat kepastian dan penegakan hukum, stabilitas Pertahanan dan keamanan,

politik dan demokrasi;

4.Melanjutkan kebijakan efisiensi subsidi yang lebih tepat sasaran;

5.Meningkatkan efektifitas pelayanan dan keberlanjutan program SJSN di bidang kesehatan

dan ketenagakerjaan;

6.Mengantisipasi ketidakpastian perekonomian melalui dukungan cadangan risiko fiskal dan

mitigasi bencana melalui pembangunan yang berwawasan lingkungan.

7.Menyelaraskan upaya desentralisasi fiskal dengan mengalihkan alokasi Dana

(15)

Pokok-pokok

Kebijakan Fiskal,

Kerangka Ekonomi

Makro dan RKP

(Pertengahan Mei)

Pagu Anggaran

K/L

(AkhirJuni)

RAPBN + NK

(Agustus)

APBN

(Akhir Oktober)

Alokasi Anggaran

K/L dan Rincian

APBN

(November)

Perpres

UU

RUU

RKP

Pagu Indikatif

(Maret)

DIPA K/L

(Desember)

1

2

3

4

5

6

7

SEB

Perpres

KMK

DIPA

1. SIKLUS PENGANGGARAN

III. SIKLUS DAN PROSES PENGANGGARAN

(16)

Pagu

Anggaran

Pertemuan

Tiga Pihak

Renja

K/L

RKP

Himpun

an

RKA-KL

Forum Penelaahan

Rancangan

APBN

Pembicaraan

Pendahuluan

NK

APBN

RUU

Sidang Kabinet

Pagu

Indikatif

Alokasi

Anggaran

Penye-suaian

RKA-KL

Penelaahan RKA-KL

Perpres

Rincian

APBN

DIPA

UU

APBN

Hasil

kesepa-katan

1

2

Sidang Kabinet

Sidang Kabinet

K/L

K/L

Komisi

DPR RI

Banggar

DPR RI

RKA-KL

K/L

Komisi

DPR RI

(17)

RPJMN 2015-2019

RKP

RAPBN + NK

Renstra K/L

Rencana Kerja-K/L

RKA-K/L

Perpres Rincian

APBN

Dok. Pelaksanaan

Anggaran

5 Thn

1 Thn

1 Thn

3. DOKUMEN-DOKUMEN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

(18)

Penyempurnaan

Perubahan

RKA-K/L

(jika ada)

Masa

Reses

Reses

Masa

Mar

Feb

Jan

Jul

Agust

Sep

Okt

Nop

Des

Penelaahan

RKA-K/L

Jun

Mei

Apr

Penelaahan

RKA-K/L

(akhir Juli)

Penetapan

Alokasi

Anggaran

(Keppres

Rincian Belanja

Pemerintah

Pusat)

Masa Sidang I

(Pertengahan Agt - Akhir Okt)

Masa Sidang

II

(Nop - Des)

Masa Sidang III

(Awal Januari - Pertengahan April)

Masa Reses

Masa Sidang IV

(Pertengahan Mei -

Pertengahan Juli)

Masa Reses

Pembahasan UU APBN

- Banggar dengan Pemerintah

(Postur APBN)

Penyusunan Pagu Indikatif

Pokok

2

Kebijakan

Fiskal dan

RKP

Penyusunan Pagu Anggaran

(Penyusunan RKA-KL Komisi

DPR dengan Mitra Kerja)

Pembahasan

RKA-K/L

Komisi dengan

Mitra Kerja

Penyampaian SB

Menteri

Keuangan dan

Bappenas

tentang Pagu

Indikatif

(*)

Maret

Penyampaian

KMK tentang

Pagu Anggaran

K/L

Awal Juli

Penyampaian

Nota Keuangan

dan Himpunan

RKA-K/L

14 Agustus

Penyampaian Surat

Menteri Keuangan

tentang Alokasi

Anggaran K/L

Penetapan

Keppres

Rincian

APBN

Akhir

November

(*) Diikuti pertemuan tiga pihak

(Trilateral Meeting),

Bappenas-K/L,Kemenkeu (DJA)

IV. JADWAL PENYUSUNAN PENELAAHAN RKAKL 2016

Penetapan UU APBN

Selambatnya

Oktober

D

IPA

(**) Penelaahan RKAKL

dilakukan setelah Rapat

Paripurna DPR RI dan Penetapan

KMK Pagu Anggaran

**)Penelaahan

RKAKL

(19)

Pasal 9 PP 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan RKAKL :

1. Menteri Keuangan dalam rangka penyusunan RKA-K/L, menetapkan Pagu Anggaran

K/L dengan berpedoman kapasitas fiskal, besaran Pagu Indikatif, Renja-K/L, dan

memperhatikan hasil evaluasi Kinerja Kementerian/Lembaga.

2. Pagu Anggaran K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggambarkan Arah

Kebijakan yang telah ditetapkan oleh Presiden sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

ayat (1) yang dirinci paling sedikit menurut: unit organisasi dan program.

3. Pagu Anggaran K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada setiap

Kementerian/Lembaga paling lambat akhir bulan Juni.

4. Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun RKA-K/L berdasarkan: Pagu Anggaran K/L

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Renja-K/L sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8

ayat (5), RKP hasil kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam pembicaraan pendahuluan

Rancangan APBN, dan standar biaya.

5. Penyusunan RKA-K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (4) termasuk menampung

usulan Inisiatif Baru.

Pagu Anggaran 2016 telah ditetapkan dengan surat Menkeu nomor S-505/MK.02/2015

tanggal 7 Juli 2015, dan pemutakhiran Pagu Anggaran 2016 melalui surat nomor

S-564/MK.02/2015 tanggal 27 Juli 2015.

(20)

PAGU ANGGARAN 2016 (2)

Kebutuhan Dasar (RM)

Rp297.190,3 M

Kebutuhan Prioritas

(RM)

Rp375.030,9 M

PNBP, PHLN, PDN,

SBSN

Rp108.156,6 M

Belanja Pegawai Operasional

Rp192.883,1 M

Belanja Barang Operasional

Rp46.812,9 M

Belanja Non-operasional

Wajib

Rp57.494,3 M

PNBP Rp25.852,9 M

BLU Rp33.502,7 M

PLN Rp29.942,9 M

HLN Rp1.470,9 M

PDN

Rp3.710,0 M

SBSN

Rp13.677,2 M

PAGU ANGGARAN

Belanja K/L

Rp780.377,9 M

(21)

PENYEMPURNAAN PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN

1) Melanjutkan dan penyempurnaan penggunaan single database

dalam perencanaan anggaran (RKA-KL) dan pelaksanaan anggaran

(DIPA) melalui penerapan aplikasi SPAN (Sistem Perbendaharaan

dan Anggaran Negara) yang telah dimulai Tahun 2015 untuk seluruh

K/L pada tahun 2016

2) Penyiapan Penerapan arsitektur dan informasi kinerja (ADIK) akan

dilaksanakan serentak seluruh K/L dalam penyusunan RKAKL 2016;

3) penyempurnaan rumusan kinerja (outcome, output, indikator

kinerja).

4) Penyempurnaan proses penelaahan RKA-KL secara online

5) Penguatan peran Biro Perencanaan dalam melalui proses penelitian

RKA-KL dan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dalam

proses penganggaran melalui Review RKA-K/L

(22)

1. Mekanisme, sistem dan prosedur penelaahan RKA-KL 2016 agar mengacu kepada

Peraturan yang ditetapkan Menteri Keuangan

2. Belanja operasional wajib dialokasikan sesuai dengan kebutuhan:

a. Belanja pegawai operasional (komponen 001), dengan memperhitungkan antara lain:

Acres 3,1% untuk menyesuaikan perubahan status pegawai

Tunjangan kinerja dan tunjangan lainnya beserta penyesuaiannya, yang ditetapkan sampai dengan

Maret 2015

b. Belanja barang operasional (komponen 002), dengan memperhitungkan antara lain:

Standar biaya terbaru (2016)

Biaya pemeliharaan tambahan aset

3. Belanja nonoperasional berkarakteristik operasional merupakan belanja yang tidak

dapat diklasifikasikan sebagai komponen 001 & komponen 002, tetapi wajib

dipenuhi untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi K/L

4. Pengalokasian PHLN, PDN, PNBP, BLU, dan SBSN agar tetap mengacu pada surat

Menkeu tentang Pagu Anggaran K/L tahun 2016;

a. PNBP & BLU : unit penghasil, peruntukkan & besarannya sudah ditetapkan, tidak dapat

berubah

b. PHLN, PDN & SBSN : peruntukan dan besarannya sudah ditetapkan, tidak dapat berubah

(23)

5.

Dalam rangka efisiensi dan peningkatan kualitas belanja, pengalokasian anggaran agar

dilakukan pembatasan terhadap kegiatan yang dibatasi a.l. :

Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, lokakarya, peresmian

kantor/proyek dan sejenisnya, dibatasi pada hal-hal yang sangat penting dan

dilakukan sesederhana mungkin.

Pengadaan kendaraan bermotor, kecuali kendaraan fungsional (a.l. ambulan,

kendaraan untuk tahanan, roda dua untuk penyuluh), dan penggantian kendaraan

rusak berat.

Pembangunan baru berupa gedung kantor, mess/wisma, rumah dinas/rumah jabatan,

dan gedung pertemuan, yang tidak terkait langsung dengan pelayanan kepada

masyarakat (a.l. rumah sakit, rumah tahanan, pos penjagaan), termasuk pengadaan

tanah untuk keperluan dimaksud.

Perjalanan dinas dan meeting konsiyering, dilakukan secara selektif dan efisien

6.

Besaran satuan biaya komponen input mengacu pada Standar Biaya Masukan (SBM) dan

Standar Biaya Keluaran (SBK) yang ditetapkan Menteri Keuangan.

7.

Dalam hal terdapat usul-usul baru yang lebih prioritas, maka pendanaannya dilakukan

melalui penajaman prioritas, refocusing, dan realokasi dari dana yang ada.

(24)

8.

Alokasi yang dapat diperhitungkan sebagai anggaran pendidikan

(sekurang-kurangnya 20% dari APBN) dan anggaran kesehatan (5% dari APBN), yang

merupakan amanat UUD 1945 amandemen ke-4 dan UU Kesehatan, tidak boleh

berkurang.

9.

Dalam pengalokasian memperhatikan sinergitas antara Pemerintah Pusat

dan Pemerintahan Daerah (sinkronisasi antara kegiatan dalam Renja K/L dan

kegiatan daerah), dengan berpedoman pada pembagian urusan dan kewenangan

sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan

(25)

V. LANGKAH-LANGKAH PENINGKATAN KUALITAS BELANJA

DALAM PENYUSUNAN RKA-KL 2016

1) Kesesuaian pengalokasian anggaran sesuai sumber pendanaan (RM, PHLN/PHDN, PNBP/BLU,

SBSN PBS)

2) Pemenuhan anggaran untuk anggaran belanja operasional dengan memperhitungkan

kebutuhan pokok penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat

3) Pengalokasian anggaran perjalanan dinas dan meeting/konsinyering dibatasi pada kegiatan

tusi dan dilaksanakan secara selektif

4) Mengalihkan kegiatan dan alokasi anggaran Dekon/TP ke Dana Alokasi Khusus (DAK) sesuai

pembagian urusan dan kewenangan

5) Menjaga porsi alokasi anggaran pendidikan (20%) dan anggaran kesehatan (5%)

6) Memprioritaskan pengalokasian anggaran untuk program/kegiatan prioritas sesuai RKP,

dengan tetap mempertimbangkan capaian dan hasil monitoring dan evaluasi kinerja

program/kegiatan dalam pelaksanaan APBN 2015

7) Paket kegiatan yang dilaksanakan atau diusulkan secara kontrak tahun jamak (multy years

contract) harus dituangkan dalam RKA-KL Tahun 2016, untuk menjaga kesinambungan fiskal

(26)

LAMPIRAN I : EVALUASI PELAKSANAAN APBN 2015

(27)

PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN BELANJA K/L TA 2015(1)

Pagu

APBN

• Rp637.841,6 Miliar

Pagu

APBN-P

• Rp602.291,9 Miliar

Realisasi

s.d.

10 Agst

• Rp253.539,80 miliar

• 42,09% dari APBNP 2014

Realisasi

s.d. 31

Des 2014

• Rp574.331,50 Miliar

• 95,36% dari APBNP 2014

Pagu

APBN

Pagu

APBN-P

• Rp795.480,4 Miliar

Realisasi

s.d

.

10 Agst

• Rp280.300,70 miliar

• 35,24% dari APBNP 2015

Proyeksi

Realisasi s.d.

31 Des 2015

• Rp740.886,63 miliar

• 93,14% dari APBNP 2015

TAHUN 2014

TAHUN 2015

Rp647.309,9 Miliar

27

(28)

PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN BELANJA K/L TA 2015 (2)

Pagu APBN-P 2014 Rp602.292,0 Miliar dan Pagu APBN-P 2015 Rp795.480,4 Miliar

Jan Feb Mar April May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des 2014 14.960,31 32.344,18 65.147,06 100.865,74 137.488,96 178.574,73 236.946,47 280.408,21 331.382,52 379.439,47 441.447,39 574.331,50 2015 11.694,12 31.598,08 66.085,42 107.476,83 139.125,55 226.491,07 299.644,42 356.508,24 424.472,50 489.265,01 588.572,60 740.886,63 % 2014 2,48% 5,37% 10,82% 16,75% 22,83% 29,65% 39,34% 46,56% 55,02% 63,00% 73,29% 95,36% % 2015 1,47% 3,97% 8,31% 13,51% 17,49% 28,47% 37,67% 44,82% 53,36% 61,51% 73,99% 93,14% 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00% 0,00 100.000,00 200.000,00 300.000,00 400.000,00 500.000,00 600.000,00

Re

alis

as

i d

alam

m

iliar

ru

piah

(29)

CATATAN HALAMAN IV DIPA (BLOKIR)

Dalam miliar Rupiah

Perpres Jan Feb Mar April May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des 2014 155.916,78 117.955,09 50.661,94 42.359,11 27.294,62 26.588,85 25.681,63 24.461,74 24.551,70 23.268,49 21.985,28 9.478,56 5.969,40 2015 45.088,10 45.088,10 45.088,10 45.088,10 75.389,00 65.753,60 51.944,50 % 2014 24,44% 18,49% 7,94% 6,64% 4,28% 4,17% 4,03% 4,06% 4,08% 3,86% 3,65% 1,57% 0,99% % 2015 6,97% 6,97% 5,67% 5,67% 9,48% 8,27% 6,53% 0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00% 35,00% 40,00% 45,00% 50,00% 0,00 20.000,00 40.000,00 60.000,00 80.000,00 100.000,00 120.000,00 140.000,00 160.000,00 180.000,00 200.000,00

Re

alis

as

i d

alam

m

iliar

ru

piah

BLOKIR ANGGARAN TA 2014 - 2015 (MONTH TO MONTH)

Blokir TA 2014 Keppres APBN sebesar Rp155.916,78 M (24,4% dari APBN Rp637.841,6 M) dan pada akhir TA

(Desember 2014) menjadi Rp5.969,4 M (0,99% dari APBN-P Rp602.292,0 M)

Blokir TA 2015 Keppres APBN sebesar Rp45.088,10 M (6,9% dari APBN Rp647.309,9 M) dan pada tanggal 1 Juni 2015

(30)

HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI DAYA SERAP

ANGGARAN BELANJA K/L TAHUN 2015

I. Kehati-hatian K/L dalam pengelolaan anggaran:

Lambatnya proses administrasi di K/L, antara lain lambatnya proses

pelelangan, lambatnya penetapan pejabat perbendaharaan dan

belum siapnya pelaksana-pelaksana kegiatan di lapangan.

Belum efektif / belum ada register PHLN, dasar hukum belum

diterbitkan, ketidaklengkapan data dukung sehingga anggaran diberi

catatan.

Kendala dalam proses Pengadaan Barang dan Jasa.

Adanya output cadangan, catatan hal IV DIPA dari APIP.

II. Kendala Teknis di Lapangan, a.l. adanya permasalahan

perijinan/pengadaan/pembebasan lahan, dan Bencana alam dan masalah

sosial.

(31)

HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI DAYA SERAP

ANGGARAN BELANJA K/L TAHUN 2015

III. Implementasi kebijakan :

i. Inpres Nomor 2 Tahun 2015 Tentang

Langkah-Langkah

Penghematan dan Pemanfaatan Anggaran Belanja Perjalanan Dinas

dan Meeting/Konsinyering K/L Dalam Rangka Pelaksanaan APBN TA

2015,

dalam RKA-KL /DIPA

harus dilakukan diidentifikasi,

selfblocking, usul revisi pemanfaatan;

ii. Moratorium pembangunan gedung kantor baru,

iii. Dana optimalisasi DPR yang harus terlebih dahulu di reviu BPKP;

iv. pelaksanaan belanja bansos yang harus memperhatikan hasil reviu

BPKP TA 2014 dan rekomendasi KPK .

v. Adanya 11 K/L baru dan berubah dalam Kabinet Kerja yang

(32)

UPAYA PERCEPATAN REALISASI ANGGARAN BELANJA K/L TAHUN 2015

1.

Percepatan penyelesaian revisi anggaran untuk kegiatan yang masih diberi catatan halaman

IV DIPA (Blokir) sesuai mekanisme Revisi yang diatur dalam PMK Nomor 136/MK.02/2014

tentang Juksun Penyusunan dan Penelaaahan RKAKL, terkait :

Dasar hukum pengalokasiannya

Nomor register PHLN/PHDN

Rincian distribusi ke satker-satker untuk alokasi yang masih terpusat

Alokasi anggaran yang masih memerlukan persetujuan Bappenas atau reviu BPKP

Pergeseran program yang memerlukan perstujuan DPR

2.

Terhadap blokir anggaran PHLN yang Loan Agreement, register, atau Annual Work Plan

(AWP)-nya berpotensi tidak terbit atau diterbitkan tahun 2013, agar diusulkan Revisi Drop

Loan, dan RM Pendampingnya dapat diusulkan direalokasi untuk mendukung kegiatan

prioritas

3.

Terhadap blokir PNBP/BLU, agar segera dilengkapi justifikasi (a.l. TOR, dasar hukum dalam

rangka penggunaan PNBP)

4.

Melakukan monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran dan koordinasi penyelesaian

hambatan realisasi anggaran melalui

a.

Aplikasi monev kinerja penganggaran

b.

Koordinasi dan pelaporan kepada Pejabat Penghubung TEPRA pada masing-masing

K/L

c.

Sistem Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) – LKPP dan Outstanding Contract dalam

Aplikasi SPAN – Kemenkeu

5.

Kendala dalam penyelesaian revisi anggaran yang dihadapi agar dikoordinasikan dengan

(33)

DANA OPTIMALISASI APBN DAN APBN-P TAHUN 2015

YANG MEMERLUKAN REVIU BPKP

Seluruhnya Sebagian Jumlah

1 005 MA 150.000,0 150.000,0 - 150.000,0 - - - - -2 022 KEMENHUB 50.000,0 50.000,0 - 50.000,0 - - - - -3 060 POLRI 2.500.000,0 2.500.000,0 - 2.500.000,0 - - - - -4 064 LEMHANAS 100.000,0 100.000,0 - 100.000,0 - - - - -5 090 KEMENDAG 100.000,0 100.000,0 - 100.000,0 - - - - -6 103 BNPB 900.000,0 900.000,0 - 900.000,0 - - - - -7 019 KEMENPERIN 15.000,0 15.000,0 - 15.000,0 - - - - -8 023 KEMENDIKBUD 4.435.000,0 4.435.000,0 - 4.435.000,0 - - - - -9 025 KEMENAG 25.000,0 25.000,0 - 25.000,0 - - - - -10 068 BKKBN 400.000,0 400.000,0 - 400.000,0 - - - - -11 084 BSN 50.000,0 50.000,0 - 50.000,0 - - - - -12 107 BASARNAS 785.000,0 785.000,0 - 785.000,0 - - - - -Jumlah 9.510.000,0 9.510.000,0 - 9.510.000,0

Seluruhnya Sebagian Jumlah

1 002 DPR 783.310,0 - 783.110,0 783.110,0 - 200,0 - - 200,0 2 026 KEMENAKERTRANS 460.000,0 - 412.000,0 412.000,0 - - 48.000,0 - 48.000,0 3 027 KEMENSOS 50.000,0 - 13.000,0 13.000,0 - - 37.000,0 - 37.000,0 4 032 KKP 330.000,0 - 329.780,0 329.780,0 - 220,0 - - 220,0 5 033 KEMEN PU 7.075.000,0 - 7.070.443,2 7.070.443,2 - - 4.556,8 - 4.556,8 6 034 KEMENKO POLHUKAM 80.410,0 - 70.271,8 70.271,8 - 10.138,2 - - 10.138,2 7 035 KEMENKO PEREKONOMIAN 6.060,0 - - - - - 6.060,0 - 6.060,0 8 036 KEMENKO KESRA 63.800,0 - 48.970,0 48.970,0 14.830,0 - - - 14.830,0 9 050 BIN 960.000,0 - 955.440,0 955.440,0 - 4.560,0 - - 4.560,0 Jumlah 9.808.580,0 - 9.683.015,0 9.683.015,0 1 007 SETNEG 15.000,0 - - - - - 15.000,0 - 15.000,0 1 051 LSN 300.000,0 - - - - - - 300.000,0 300.000,0 Jumlah Di-Freeze 14.830,0 15.118,2 110.616,8 300.000,0 440.565,0 TOTAL JUMLAH 19.633.580,0 9.510.000,0 9.683.015,0 19.193.015,0 14.830,0 15.118,2 110.616,8 300.000,0 440.565,0 Di-Freeze krn Tdk Memenuhi Akuntabilitas dan Governance 13 K/L : SELURUHNYA ALOKASINYA SESUAI DG KRITERIA

Dapat Dilaksanakan dan KL Segera Mengajukan Usul Revisi

Di-Freeze krn Tdk Sejalan RKP Di-Freeze krn Output Tdk Terukur (Tumpang Tindih) Di-Freeze krn Tdk Memenuhi Akuntabilitas dan Governance Di-Freeze krn Menolak Direviu Hasil Reviu BPKP Di-Freeze krn Tdk Sejalan RKP Jumlah

No KodeBA Kementerian Negara/Lembaga Tambahan Anggaran Hasil Reviu BPKP

Di-Freeze krn Menolak Direviu Di-Freeze krn Output Tdk Terukur (Tumpang Tindih) Jumlah 9 K/L : SEBAGIAN ALOKASINYA SESUAI DG KRITERIA

1 K/L : SELURUH ALOKASINYA TDK SESUAI DG KRITERIA 1 K/L : BELUM DILAKUKAN REVIU

No KodeBA Kementerian Negara/Lembaga Tambahan Anggaran

Dapat Dilaksanakan dan KL Segera Mengajukan Usul Revisi

(34)

DANA OPTIMALISASI APBN DAN APBN-P TAHUN 2015

YANG MEMERLUKAN REVIU BPKP

DANA OPTIMALISASI APBN-P 2015 HASIL REVIU BPKP

(Dalam Juta Rp)

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya/Sudah Tidak/Belum

1 MPR

365.000

365.000

-

365.000

-

365.000

-

365.000

-

365.000

-

365.000

-

365.000

-2 DPR

1.635.000

1.635.000

-

1.113.124

521.876

1.635.000

-

1.635.000

-

1.635.000

-

1.635.000

-

1.113.124

521.876

3 BPK

100.000

100.000

-

100.000

-

100.000

-

100.000

-

100.000

-

100.000

-

100.000

-4 MA

100.000

100.000

-

100.000

-

100.000

-

100.000

-

100.000

-

100.000

-

100.000

-5 KEMENLU

150.000

150.000

-

150.000

-

150.000

-

150.000

-

150.000

-

150.000

-

-

150.000

6 KEMENHAN

4.725.000

4.725.000

-

4.725.000

-

4.725.000

-

4.725.000

-

4.725.000

-

4.725.000

-

4.725.000

-7 KEMENHUK & HAM

450.000

450.000

-

450.000

-

450.000

-

450.000

-

450.000

-

450.000

-

450.000

-8 KEMENTERIAN RISTEK & DIKTI

1.200.000

1.200.000

-

1.199.918

82

1.200.000

-

1.200.000

-

1.200.000

-

298.200

901.800

298.118

901.882

9 KEMENTERIAN KUKM

50.000

-

50.000

50.000

-

50.000

-

50.000

-

50.000

-

50.000

-

-

50.000

10 BIN

200.000

200.000

-

200.000

-

200.000

-

200.000

-

200.000

-

200.000

-

200.000

-11 LSN

200.000

200.000

-

200.000

-

200.000

-

200.000

-

200.000

-

200.000

-

200.000

-12 WANTANNAS

100.000

100.000

-

100.000

-

100.000

-

100.000

-

100.000

-

100.000

-

100.000

-13 POLRI

3.850.000

3.850.000

-

3.850.000

-

3.850.000

-

3.850.000

-

3.850.000

-

3.850.000

-

3.850.000

-14 LEMHANNAS

100.000

100.000

-

100.000

-

100.000

-

100.000

-

100.000

-

100.000

-

100.000

-15 KEMENDES, PDT & TRANS

2.100.000

2.100.000

-

2.078.292

21.708

2.100.000

-

2.100.000

-

2.100.000

-

2.100.000

-

2.078.292

21.708

16 BMKG

50.000

50.000

-

48.000

2.000

50.000

-

50.000

-

50.000

-

50.000

-

48.000

2.000

17 KEMENPORA

374.000

374.000

-

369.000

5.000

5.000

369.000

374.000

-

374.000

-

374.000

-

-

374.000

18 DPD

375.000

375.000

-

357.398

17.602

375.000

-

375.000

-

375.000

-

375.000

-

357.398

17.602

19 BASARNAS

200.000

200.000

-

200.000

-

200.000

-

200.000

-

200.000

-

200.000

-

200.000

-87,51

12,49

11

8

No.

TOTAL

Memenuhi Akuntabilitas dan Governance

Efisien & Efektif

(Memperhtkn Std. Blj, Tdk

Tumpang Tindih, dgn

Output Terukur, &

Dibutuhkan KL dlm Rk

Mendk. pencapaian Target

dlm RKP

Sejalan dengan RKP

Persetujuan Komisi V

DPR RI

Sesuai Tugas dan

Fungsi K/L

Simpulan Kesesuaian

dengan Kriteria

15.422.200

901.800

16.324.000

14.284.932

2.039.068

JUMLAH K/L

PERSENTASE

369.000

15.955.000

Sesuai Rencana

Kerja

Usulan Tertulis K/L

16.324.000

568.268

15.755.732

200.000

16.124.000

16.324.000

Tambahan

Anggaran

Kementerian Negara/Lembaga

(35)

K/L YANG BARU DAN YANG BERUBAH

Semula

Menjadi (sesuai Keppres No. 121/P Tahun 2014)

1. Kemenko Kesra

1. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia

dan Kebudayaan

2. -

2. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

3. Kemen PU

4. Kemen Pera

3. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

5. Kemenparekraf

4. Kementerian Pariwisata

6. Kemendikbud

7. Kemenristek

5. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

6. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

8. Kemenhut

9. KLH

7. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

10. Kemenakertrans

11. Kemen PDT

9. Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi

8. Kementerian Ketenagakerjaan

1)

12. -

10. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN

2)

1) Termasuk tambahan fungsi terkait Desa yang berasal dari Kemendagri

2) BPN dan Ditjen Penataan Ruang KemenPU telah ada sebelumnya

(36)

LAMPIRAN II : ANGGARAN PERUMAHAN

(37)

Anggaran untuk sektor perumahan yang dikelola oleh Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat (sebelumnya Kementerian Perumahan Rakyat),

berasal dari :

a. Belanja Pusat, yang terdiri dari :

i. Bagian Anggaran 033 untuk belanja Kementerian PUPR (sebelumnya BA

091 Kemenpera);

ii. Bagian Anggaran 999 untuk pembiayaan, yang dilaksanakan oleh Satker

BLU PPP.

b. Belanja Daerah, yaitu Transfer daerah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK)

Perumahan dan Permukiman.

(38)

Belanja untuk pembangunan fisik reguler terdiri dari :

a. Belanja Barang

Kegiatan :

– Pembangunan Rumah Khusus

– Pembangunan PSU (Prasarana, Sarana, dan Utilitas) Kawasan Perumahan

dan Permukiman

– Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh

Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang

memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang

layak, sehat, aman, dan nyaman.

Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk

mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial,

budaya, dan ekonomi.

Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan

lingkungan hunian.

(39)

b. Belanja Modal

Kegiatan : Pembangunan Rumah Susun Sewa (Rusunawa).

Dalam rangka memenuhi kebutuhan hunian, pemerintah memberikan

bantuan

bagi

golongan

masyarakat

berpenghasilan

rendah,

mahasiswa/siswa/santri, pendidik dan tenaga kependidikan, PNS,

TNI/POLRI serta pekerja pada sektor lainnya yang berbentuk rumah susun.

c. Belanja Bantuan Sosial

Pemberian bantuan sosial pada kegiatan pembangunan perumahan

swadaya yang dilaksanakan atas prinsip pemberdayaan masyarakat, yaitu

dengan prakarsa dan upaya masyarakat, baik secara sendiri atau

berkelompok.

Dalam pemutakhiran Pagu Anggaran K/L TA 2016, diantaranya adalah

penyesuaian anggaran Bansos untuk memperbaiki alokasi dan

menyesuaikan dengan ketentuan perundang-undangan, sehingga alokasi

anggaran Bansos yang bersumber dari RM ditiadakan. Bansos hanya

untuk kegiatan yang sesuai dengan karakteristik dan peruntukannya

(Pendidikan, Kesehatan, dan Perlindungan sosial).

(40)

A. Alokasi Belanja Pusat (Belanja K/L)…

1)

PROGRAM

TA 2011

TA 2012

TA 2013

TA 2014

PAGU

REALISASI

%

PAGU

REALISASI

%

PAGU

REALISASI

%

PAGU

REALISASI

%

Program Dukungan

Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya Kementerian

Perumahan Rakyat

209.40

190.39

90.9

211.44

165.32 78.2

206.10

182.79 88.7

198.11

167.54 84.6

Program Pengembangan

Perumahan dan Kawasan

Permukiman

3,047.44

2,095.33

68.8

5,527.12

3,789.06 68.6 4,462.79

4,069.30 91.2 3,566.90

3,273.37 91.8

Program Pengembangan

Pembiayaan Perumahan

dan kawasan permukiman

205.18

77.06 37.6

214.20

47.93 22.4

235.42

46.20 19.6

236.31

65.55 27,7

Jumlah

3,462.02

2,362.78

5,952.76

4,002.32

4,904.32

4,298.28

4,001.33

3,506.46

Keterangan :

Alokasi pada BA 091 Kementerian Perumahan Rakyat

Sumber :

Business Intelligence DJA.

(dalam miliar Rupiah)

(41)

A. Alokasi Belanja Pusat (Belanja K/L)…

2)

Keterangan :

- Alokasi pada BA 091 Kementerian Perumahan Rakyat (APBN 2015) dan berubah menjadi alokasi pada BA 033

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (APBN-P 2015)

- Realisasi TA 2015 per 10 Agustus 2015.

- Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Perumahan Rakyat digabung

dengan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian PUPR

Sumber :

Business Intelligence DJA.

(dalam miliar Rupiah)

PROGRAM

APBN 2015

APBNP 2015

RAPBN

2016

PAGU

PROGRAM

PAGU

REALISASI

%

Pagu

Anggaran

Program Dukungan Manajemen

dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya Kementerian

Perumahan Rakyat

322.01

-

-

-

-

-Program Pengembangan

Perumahan dan Kawasan

Permukiman

4,058.52 Program Pengembangan

Perumahan

7,768.01

416.63

5.4

6,552.76

Program Pengembangan

Pembiayaan Perumahan dan

kawasan permukiman

239.32 Program Pengembangan

Pembiayaan Perumahan

561.52

5.23

0.9

224.2

Jumlah

4,619.84

8,329.53

421,86

6,776.9

Anggaran Perumahan… 5)

(42)

B. Alokasi Belanja Pusat (Pembiayaan FLPP/BA 999)

T A

(Miliar Rupiah)

PAGU

TA 2010

2.683,0

TA 2011

3.571,6

TA 2012

4.709,2

TA 2013

2.709,2

TA 2014

3.000,0

TA 2015

5.106,3

TA 2016 (RAPBN)

9.227,9

Sumber :

Dit Penyusunan APBN DJA

(43)

C. Alokasi Belanja Daerah (DAK Perumahan dan Permukiman)

T A

(Miliar Rupiah)

PAGU

TA 2011

150,0

TA 2012

191,2

TA 2013

205,0

TA 2014

234,8

TA 2015

250,0

TA 2016 (RAPBN)

531,3

Sumber :

Buku saku APBN dan indikator ekonomi

Dit Penyusunan APBN DJA

(44)

Referensi

Dokumen terkait

Pencapaian Bintang Mitra Semestaraya pada tahun 2017 merupakan hasil dari kerja sama dan kerja keras semua pihak yang terkait, untuk itu Direksi mengucapkan terima kasih yang

Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance terhadap nilai perusahaan dengan enterprise risk management sebagai variabel

bertujuan: (1) meningkatkan pandangan Islam yang universal dalam mengkaji dan memperjelas permasalahan global Islam; (2) mengembalikan jati diri

E-STRIP dirancang sebagai produk digital yang turut berkontribusi untuk mensukseskan percepatan masterplan Making Indonesia 4.0 dalam; (1) Menerapkan insentif

33 Perjanjian Kerjasama antara Poltekkes Kemenkes Surakarta Jurusan OP dengan Poltekkes Kemenkes Jakarta I Jurusan OP tentang Pemanfaatan Laboratorium Klinik OP Jakarta I

1. Usaha sadar dan terencana.. Mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya. Memiliki kekuatan spiritual

Peranan Kepemimpinan Perpustakaan Dalam Meningkatkan Daya Saing Perguruan Tinggi: Studi Kasus Pada Perpustakaan Universitas Pasundan / Hilman Firmansyah.. Skema

Sumber dan Saluran Informasi pemuka pendapat kelompok tani sebagai responden yang diteliti dalam penelitian ini antara lain frekuensi kontak dengan penyuluh dan peneliti BPTP