DISAMPAIKAN PADA :
RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN TAHUN 2015
YOGYAKARTA, 12 AGUSTUS 2015
POKOK BAHASAN
DASAR PENYUSUNAN RAPBN
RPJMN, SASARAN PEMBANGUNAN, RAPBN 2016 DAN ARAH KEBIJAKAN FISKAL
2016
SIKLUS DAN PROSES PENGANGGARAN
JADWAL PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RKAKL 2016
LANGKAH-LANGKAH PENINGKATAN KUALITAS BELANJA DALAM
PENYUSUNAN RKA-KL 2016
LAMPIRAN I : EVALUASI PELAKSANAAN APBN-P 2015
LAMPIRAN II : ANGGARAN PERUMAHAN
I
II
III
IV
V
VII
VI
Landasan hukum, penyusunan RAPBN didasarkan pada:
Pasal 23 UUD 1945 Amendemen Keempat;
UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
UU No 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPRD dan DPD
Yang mengamanatkan bahwa:
APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan
dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat;
RUU APBN diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan
Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Daerah;
APBN disusun dengan berpedoman kepada:
Rencana Kerja Pemerintah (RKP);
Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal.
Secara ekonomi, penyusunan RAPBN didasarkan pada:
Perkembangan ekonomi global dan domestik yang tercermin pada
asumsi dasar ekonomi makro;
Potensi fiskal dan kebutuhan anggaran untuk penyelenggaraan
negara;
Kebijakan pembangunan nasional dalam rangka menjawab
tantangan untuk mencapai tujuan nasional;
Perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara terkini, baik
domestik maupun internasional.
Semangat “Good Governance”
Pasal 3 ayat (1) Undang–Undang No. 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara:
“Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat
pada peraturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan”
Sasaran Pembangunan
1. Sasaran Makro
2. Sasaran Pembangunan Manusia dan
Masyarakat
3. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan
4. Sasaran Pembangunan Dimensi Pemerataan
5. Sasaran Pembangunan Kewilayahan dan
Antarwilayah
6. Sasaran Pembangunan Politik, Hukum,
Pertahanan dan Keamanan
2015
2016
2019
PDB
5,8%
6,0%-6,6%
Rata-rata
5 thn 7%
Angka Kemiskinan
10,3%
9,0-10,0%
5,0-6,0%
Tingkat Pengangguran
5,6%
5,2-5,5%
4,0-5,5%
II. RPJMN & Sasaran Pembangunan
Memantapkan penataan
kembali NKRI,
meningkatkan kualitas
SDM, membangun
kemampuan IPTEK,
memperkuat daya saing
perekonomian
2010-2014
Menata kembali NKRI,
membangun Indonesia
yang aman dan damai,
yang adil dan
demokratis, dengan
tingkat kesejahteraan
yang lebih baik
2004-2009
Memantapkan pembangunan
secara menyeluruh dengan
menekankan pembangunan
keunggulan kompetitif
perekonomian yang berbasis
SDA yang tersedia, SDM yang
berkualitas serta
kemampuan IPTEK
2015-2019
Mewujudkan masyarakat
Indonesia yang mandiri,
maju, adil dan makmur
melalui percepatan
pembangunan di segala
bidang dengan struktur
perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan
kompetitif
2020-2024
MEMPERKUAT SINERGI ANTARBIDANG PEMBANGUNAN
Sasaran Ekonomi Makro RPJMN
Kerangka Ekonomi Makro
Sasaran Pembangunan 2016
Tema:
Mewujudkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang
dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian
berdasarkan keunggulan SDA dan SDM berkualitas, serta kemampuan iptek
yang terus meningkat
Kata Kunci:
Pembangunan Keunggulan Kompetitif Perekonomian yang berbasis: SDA yang
tersedia, SDM yang berkualitas, Kemampuan IPTEK
RPJMN III
2015-2019
RPJP
Rangkaian kelanjutan
pelaksanaan program
pembangunan 2015
Sebagai fondasi dan
tahapan pelaksanaan
program-program
tahun berikutnya
Kesesuaian dengan
tema RPJMN
Bagian dari
pencapaian RPJP
RKP 2016
Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Untuk Memperkuat Fondasi
Pembangunan Yang Berkualitas
SASARAN PEMBANGUNAN
•
Pertumbuhan Ekonomi
•
Tingkat Pengangguran
•
Angka Kemiskinan
•
Tingkat Inflasi
TANTANGAN
•
Ketidakpastian dan Gejolak
Ekonomi Global
•
Keterbatasan Kapasitas Produksi
•
Ketahanan Pangan
•
Kesenjangan Kesejahteraan
Arah Umum Kebijakan Makroekonomi
Perbaikan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Ekonomi
Nasional
Pembangunan infrastruktur domestik
Pengembangan teknologi tepat guna
Perbaikan kualitas tenaga kerja
Mewujudkan Kedaulatan Pangan
Pembangunan infrastruktur pertanian
Program pengembangan benih dan pupuk
Perbaikan jaringan distribusi pangan
Dukungan kredit bagi sektor pertanian
Peningkatan produksi bahan pangan (beras, daging, dan
ikan)
Peningkatan Konektivitas dan Pengembangan Sektor
Maritim dan Kelautan
Pembangunan konektivitas nasional
Pengembangan dan pembangunan
infrastruktur kelautan dan pembangunan sektor maritim
dan kelautan
Pengembangan sektor primer dan industri pengolahan
Pengembangan sektor primer (pertanian &
pertambangan)
Peningkatan sektor industri pengolahan dan jasa
Perbaikan dukungan pembiayaan bagi aktivitas sektor riil
Peningkatan Kesejahteraan dan Penurunan Kesenjangan
Pemanfaatan secara optimal kekayaan alam Indonesia
dalam garis-garis kebijakan yang tepat dan adil
Pemberdayaan dan penguatan fungsi desa
Pengalokasian anggaran untuk program bantuan sosial
Financial Inclusion
Menjaga Stabilitas Ekonomi Makro
Tingkat inflasi nasional (peningkatan kapasitas produksi
& perbaikan infrastruktur)
Nilai tukar (menjaga kebutuhan valas, financial
Usulan Tema Kebijakan Fiskal
Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Memperkuat
Fondasi Pembangunan yang Berkualitas
Tiga Dimensi Pembangunan
Dimensi Pembangunan
Manusia
Dimensi Pembangunan
Sektor Unggulan
Dimensi Pemerataan &
Kewilayahan
Penguatan Pengelolaan Fiskal dalam Rangka Memperkokoh Fundamental
Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas
RKP 2016
Stimulus
Daya Tahan
Sustainabilitas
1. Pendapatan (insentif fiskal untuk kegiatan
ekonomi strategis);
2. Kualitas belanja (infrastruktur untuk
peningkatan kapasitas produksi & daya saing);
3. Pembiayaan (PMN, penjaminan).
1. Memperkuat bantalan fiskal
(fiscal buffer);
2. Meningkatkan fleksibilitas;
3. Mengendalikan kerentanan
fiskal (fiscal vulnerability).
1. Menjaga defisit tetap aman;
2. Mengendalikan rasio utang;
3. Menurunkan net penambahan utang;
4. Mengendalikan keseimbangan
primer.
Usulan Strategi
Sisi Belanja
Sisi Pendapatan
Sisi Pembiayaan
1.Meningkatkan ruang fiskal : (i) optimalisasi pendapatan, (ii) melanjutkan efisiensi
subsidi (iii) efisiensi belanja, (iv) pengendalian earmarking dan mandatory spending.
2.Meningkatkan belanja produktif yang difokuskan untuk pembangunan infrastruktur
guna meningkatkan daya saing dan kapasitas perekonomian.
Pemberian insentif fiskal untuk kegiatan ekonomi strategis untuk mendukung
iklim investasi dan keberlanjutan dunia usaha.
1.Mengarahkan agar pemanfaatan utang untuk kegiatan produktif;
2.Memberdayakan peran swasta, BUMN dan Pemda dalam percepatan pembangunan
infrastruktur;
3.Melakukan inovasi pada instrumen pembiayaan (creative financing).
Strategi untuk Memperkuat Stimulus Fiskal
Substansi
: Percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
dan berkeadilan dengan memperkuat peran APBN untuk menstimulasi
perekonomian.
1
2
Memperkuat Penyangga Fiskal
Meningkatkan Fleksibilitas
Mengendalikan kerentanan
1. Memanfaatkan SAL secara terukur;
2. Meningkatkan fleksibilitas instrumen pembiayaan;
3. Menyediakan cadangan risiko fiskal.
Memperkuat payung hukum fleksibilitas pengelolaan fiskal.
Menjaga debt service ratio terhadap PDN, rasio utang terhadap PDB, Rasio
utang terhadap PDN dan rasio pembayaran bunga utang terhadap PDN dalam
batas aman.
Strategi untuk Memperkuat Daya Tahan Fiskal
Substansi
: Memperkuat kemampuan bertahan untuk mendukung
pencapaian target pembangunan di tengah tekanan fiskal yang relatif
kuat
1
2
Strategi untuk Menjaga Kesinambungan Fiskal
Defisit terkendali
Pengendalian rasio
utang terhadap
PDB
1. Optimalisasi Pendapatan dengan meningkatkan iklim
investasi dan menjaga konservasi lingkungan;
2. Meningkatkan kualitas belanja melalui meningkatkan
belanja
produktif untuk pembangunan infrastruktur.
Pemenuhan anggaran kesehatan sebesar 5% sesuai UU
Kesehatan yang simultan dengan efisiensi subsidi dan
belanja konsumtif;
1. Pengendalian pembiayaan yang bersumber dari utang dalam
batas yang terkendali;
2. Mengarahkan agar pemanfaatan pinjaman harus untuk kegiatan
produktif
1,7-2,1% PDB
1
2
Substansi : mendorong agar APBN lebih produktif untuk meningkatkan kapasitas perekonomian
dengan tetap mengendalikan risiko dan menjaga keberlanjutan fiskal
Pengendalian
Keseimbangan
primer
3
1. Pengendalian kerentanan fiskal (fiscal vulnerability);
2. Meningkatkan bantalan fiskal (fiscal buffer) dan fleksibilitas
pengelolaan keuangan negara (pasal krisis, bond stabilization
ARAH KEBIJAKAN UMUM BELANJA NEGARA
i.
Meningkatkan belanja infrastruktur untuk memperkuat konektivitas nasional, mendukung sektor
kemaritiman dan kelautan, mencapai kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan ketenagalistrikan serta
peningkatan industri dan pariwisata;
ii. Meningkatkan efisiensi belanja negara antara lain: kebijakan subsidi yang lebih tepat sasaran dan
pengendalian belanja operasional yang tidak prioritas;
iii. Mendukung pemantapan reformasi birokrasi dalam rangka peningkatan pelayanan publik dan efisiensi
birokrasi melalui peningkatan kesejahteraan aparatur, antisipasi UU No. 5/2014 tentang ASN;
iv. Mendukung stabilitas pertahanan dan keamanan Nasional melalui kepastian dan penegakan hukum,
menjaga stabilitas politik dan demokrasi;
v. Mendukung pengurangan kesenjangan antar kelompok pendapatan dan antar wilayah, antara lain
melalui dukungan pembangunan di daerah perbatasan, perdesaan, pinggiran, pusat pertumbuhan di luar
Jawa dan Kawasan Timur (antara lain infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan);
vi. Mendukung efektifitas dan keberlanjutan SJSN (Jaminan Kesehatan Nasional dan Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan) serta perbaikan pelayanan kesehatan;
vii. Memenuhi amanat UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan untuk mengalokasikan 5 persen dari APBN
untuk mendukung pembangunan dan pelayanan di bidang kesehatan;
viii. Mendukung penguatan pelaksanaan desentralisasi fiskal melalui peningkatan alokasi Transfer ke Daerah
(peningkatan DAK secara signifikan) dan Dana Desa yang lebih besar daripada peningkatan alokasi Belanja
K/L serta pemenuhan secara bertahap amanat UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa (Dana Desa);
ARAH KEBIJAKAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT 2016
1.Mendukung penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan
terpercaya;
2.Mendukung pelaksanaan berbagai program dan sasaran pembangunan sesuai RKP tahun
2016, antara lain:
a) Dimensi Pembangunan Manusia: mendukung wajib belajar 12 tahun, mendukung
peningkatan kualitas layanan kesehatan, dan penyediaan perumahan, air bersih, dan
sanitasi
b) Dimensi pembangunan sektor unggulan: kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan
ketenagalistrikan, kemaritiman dan kelautan, serta pariwisata dan industri.
c) Dimensi pemerataan dan pengurangan kesenjangan, baik antar kelas pendapatan dan
antar wilayah.
3.Memperkuat kepastian dan penegakan hukum, stabilitas Pertahanan dan keamanan,
politik dan demokrasi;
4.Melanjutkan kebijakan efisiensi subsidi yang lebih tepat sasaran;
5.Meningkatkan efektifitas pelayanan dan keberlanjutan program SJSN di bidang kesehatan
dan ketenagakerjaan;
6.Mengantisipasi ketidakpastian perekonomian melalui dukungan cadangan risiko fiskal dan
mitigasi bencana melalui pembangunan yang berwawasan lingkungan.
7.Menyelaraskan upaya desentralisasi fiskal dengan mengalihkan alokasi Dana
Pokok-pokok
Kebijakan Fiskal,
Kerangka Ekonomi
Makro dan RKP
(Pertengahan Mei)
Pagu Anggaran
K/L
(AkhirJuni)
RAPBN + NK
(Agustus)
APBN
(Akhir Oktober)
Alokasi Anggaran
K/L dan Rincian
APBN
(November)
Perpres
UU
RUU
RKP
Pagu Indikatif
(Maret)
DIPA K/L
(Desember)
1
2
3
4
5
6
7
SEB
Perpres
KMK
DIPA
1. SIKLUS PENGANGGARAN
III. SIKLUS DAN PROSES PENGANGGARAN
Pagu
Anggaran
Pertemuan
Tiga Pihak
Renja
K/L
RKP
Himpun
an
RKA-KL
Forum Penelaahan
Rancangan
APBN
Pembicaraan
Pendahuluan
NK
APBN
RUU
Sidang Kabinet
Pagu
Indikatif
Alokasi
Anggaran
Penye-suaian
RKA-KL
Penelaahan RKA-KL
Perpres
Rincian
APBN
DIPA
UU
APBN
Hasil
kesepa-katan
1
2
Sidang Kabinet
Sidang Kabinet
K/L
K/L
Komisi
DPR RI
Banggar
DPR RI
RKA-KL
K/L
Komisi
DPR RI
RPJMN 2015-2019
RKP
RAPBN + NK
Renstra K/L
Rencana Kerja-K/L
RKA-K/L
Perpres Rincian
APBN
Dok. Pelaksanaan
Anggaran
5 Thn
1 Thn
1 Thn
3. DOKUMEN-DOKUMEN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Penyempurnaan
Perubahan
RKA-K/L
(jika ada)
Masa
Reses
Reses
Masa
Mar
Feb
Jan
Jul
Agust
Sep
Okt
Nop
Des
Penelaahan
RKA-K/L
Jun
Mei
Apr
Penelaahan
RKA-K/L
(akhir Juli)
Penetapan
Alokasi
Anggaran
(Keppres
Rincian Belanja
Pemerintah
Pusat)
Masa Sidang I
(Pertengahan Agt - Akhir Okt)
Masa Sidang
II
(Nop - Des)
Masa Sidang III
(Awal Januari - Pertengahan April)
Masa Reses
Masa Sidang IV
(Pertengahan Mei -
Pertengahan Juli)
Masa Reses
Pembahasan UU APBN
- Banggar dengan Pemerintah
(Postur APBN)
Penyusunan Pagu Indikatif
Pokok
2Kebijakan
Fiskal dan
RKP
Penyusunan Pagu Anggaran
(Penyusunan RKA-KL Komisi
DPR dengan Mitra Kerja)
Pembahasan
RKA-K/L
Komisi dengan
Mitra Kerja
Penyampaian SB
Menteri
Keuangan dan
Bappenas
tentang Pagu
Indikatif
(*)
Maret
Penyampaian
KMK tentang
Pagu Anggaran
K/L
Awal Juli
Penyampaian
Nota Keuangan
dan Himpunan
RKA-K/L
14 Agustus
Penyampaian Surat
Menteri Keuangan
tentang Alokasi
Anggaran K/L
Penetapan
Keppres
Rincian
APBN
Akhir
November
(*) Diikuti pertemuan tiga pihak
(Trilateral Meeting),
Bappenas-K/L,Kemenkeu (DJA)
IV. JADWAL PENYUSUNAN PENELAAHAN RKAKL 2016
Penetapan UU APBN
Selambatnya
Oktober
D
IPA
(**) Penelaahan RKAKL
dilakukan setelah Rapat
Paripurna DPR RI dan Penetapan
KMK Pagu Anggaran
**)Penelaahan
RKAKL
Pasal 9 PP 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan RKAKL :
1. Menteri Keuangan dalam rangka penyusunan RKA-K/L, menetapkan Pagu Anggaran
K/L dengan berpedoman kapasitas fiskal, besaran Pagu Indikatif, Renja-K/L, dan
memperhatikan hasil evaluasi Kinerja Kementerian/Lembaga.
2. Pagu Anggaran K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggambarkan Arah
Kebijakan yang telah ditetapkan oleh Presiden sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (1) yang dirinci paling sedikit menurut: unit organisasi dan program.
3. Pagu Anggaran K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada setiap
Kementerian/Lembaga paling lambat akhir bulan Juni.
4. Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun RKA-K/L berdasarkan: Pagu Anggaran K/L
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Renja-K/L sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (5), RKP hasil kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam pembicaraan pendahuluan
Rancangan APBN, dan standar biaya.
5. Penyusunan RKA-K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (4) termasuk menampung
usulan Inisiatif Baru.
Pagu Anggaran 2016 telah ditetapkan dengan surat Menkeu nomor S-505/MK.02/2015
tanggal 7 Juli 2015, dan pemutakhiran Pagu Anggaran 2016 melalui surat nomor
S-564/MK.02/2015 tanggal 27 Juli 2015.
PAGU ANGGARAN 2016 (2)
Kebutuhan Dasar (RM)
Rp297.190,3 M
Kebutuhan Prioritas
(RM)
Rp375.030,9 M
PNBP, PHLN, PDN,
SBSN
Rp108.156,6 M
Belanja Pegawai Operasional
Rp192.883,1 M
Belanja Barang Operasional
Rp46.812,9 M
Belanja Non-operasional
Wajib
Rp57.494,3 M
PNBP Rp25.852,9 M
BLU Rp33.502,7 M
PLN Rp29.942,9 M
HLN Rp1.470,9 M
PDN
Rp3.710,0 M
SBSN
Rp13.677,2 M
PAGU ANGGARAN
Belanja K/L
Rp780.377,9 M
PENYEMPURNAAN PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN
1) Melanjutkan dan penyempurnaan penggunaan single database
dalam perencanaan anggaran (RKA-KL) dan pelaksanaan anggaran
(DIPA) melalui penerapan aplikasi SPAN (Sistem Perbendaharaan
dan Anggaran Negara) yang telah dimulai Tahun 2015 untuk seluruh
K/L pada tahun 2016
2) Penyiapan Penerapan arsitektur dan informasi kinerja (ADIK) akan
dilaksanakan serentak seluruh K/L dalam penyusunan RKAKL 2016;
3) penyempurnaan rumusan kinerja (outcome, output, indikator
kinerja).
4) Penyempurnaan proses penelaahan RKA-KL secara online
5) Penguatan peran Biro Perencanaan dalam melalui proses penelitian
RKA-KL dan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dalam
proses penganggaran melalui Review RKA-K/L
1. Mekanisme, sistem dan prosedur penelaahan RKA-KL 2016 agar mengacu kepada
Peraturan yang ditetapkan Menteri Keuangan
2. Belanja operasional wajib dialokasikan sesuai dengan kebutuhan:
a. Belanja pegawai operasional (komponen 001), dengan memperhitungkan antara lain:
Acres 3,1% untuk menyesuaikan perubahan status pegawai
Tunjangan kinerja dan tunjangan lainnya beserta penyesuaiannya, yang ditetapkan sampai dengan
Maret 2015
b. Belanja barang operasional (komponen 002), dengan memperhitungkan antara lain:
Standar biaya terbaru (2016)
Biaya pemeliharaan tambahan aset
3. Belanja nonoperasional berkarakteristik operasional merupakan belanja yang tidak
dapat diklasifikasikan sebagai komponen 001 & komponen 002, tetapi wajib
dipenuhi untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi K/L
4. Pengalokasian PHLN, PDN, PNBP, BLU, dan SBSN agar tetap mengacu pada surat
Menkeu tentang Pagu Anggaran K/L tahun 2016;
a. PNBP & BLU : unit penghasil, peruntukkan & besarannya sudah ditetapkan, tidak dapat
berubah
b. PHLN, PDN & SBSN : peruntukan dan besarannya sudah ditetapkan, tidak dapat berubah
5.
Dalam rangka efisiensi dan peningkatan kualitas belanja, pengalokasian anggaran agar
dilakukan pembatasan terhadap kegiatan yang dibatasi a.l. :
•
Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, lokakarya, peresmian
kantor/proyek dan sejenisnya, dibatasi pada hal-hal yang sangat penting dan
dilakukan sesederhana mungkin.
•
Pengadaan kendaraan bermotor, kecuali kendaraan fungsional (a.l. ambulan,
kendaraan untuk tahanan, roda dua untuk penyuluh), dan penggantian kendaraan
rusak berat.
•
Pembangunan baru berupa gedung kantor, mess/wisma, rumah dinas/rumah jabatan,
dan gedung pertemuan, yang tidak terkait langsung dengan pelayanan kepada
masyarakat (a.l. rumah sakit, rumah tahanan, pos penjagaan), termasuk pengadaan
tanah untuk keperluan dimaksud.
•
Perjalanan dinas dan meeting konsiyering, dilakukan secara selektif dan efisien
6.
Besaran satuan biaya komponen input mengacu pada Standar Biaya Masukan (SBM) dan
Standar Biaya Keluaran (SBK) yang ditetapkan Menteri Keuangan.
7.
Dalam hal terdapat usul-usul baru yang lebih prioritas, maka pendanaannya dilakukan
melalui penajaman prioritas, refocusing, dan realokasi dari dana yang ada.
8.
Alokasi yang dapat diperhitungkan sebagai anggaran pendidikan
(sekurang-kurangnya 20% dari APBN) dan anggaran kesehatan (5% dari APBN), yang
merupakan amanat UUD 1945 amandemen ke-4 dan UU Kesehatan, tidak boleh
berkurang.
9.
Dalam pengalokasian memperhatikan sinergitas antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah (sinkronisasi antara kegiatan dalam Renja K/L dan
kegiatan daerah), dengan berpedoman pada pembagian urusan dan kewenangan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
V. LANGKAH-LANGKAH PENINGKATAN KUALITAS BELANJA
DALAM PENYUSUNAN RKA-KL 2016
1) Kesesuaian pengalokasian anggaran sesuai sumber pendanaan (RM, PHLN/PHDN, PNBP/BLU,
SBSN PBS)
2) Pemenuhan anggaran untuk anggaran belanja operasional dengan memperhitungkan
kebutuhan pokok penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat
3) Pengalokasian anggaran perjalanan dinas dan meeting/konsinyering dibatasi pada kegiatan
tusi dan dilaksanakan secara selektif
4) Mengalihkan kegiatan dan alokasi anggaran Dekon/TP ke Dana Alokasi Khusus (DAK) sesuai
pembagian urusan dan kewenangan
5) Menjaga porsi alokasi anggaran pendidikan (20%) dan anggaran kesehatan (5%)
6) Memprioritaskan pengalokasian anggaran untuk program/kegiatan prioritas sesuai RKP,
dengan tetap mempertimbangkan capaian dan hasil monitoring dan evaluasi kinerja
program/kegiatan dalam pelaksanaan APBN 2015
7) Paket kegiatan yang dilaksanakan atau diusulkan secara kontrak tahun jamak (multy years
contract) harus dituangkan dalam RKA-KL Tahun 2016, untuk menjaga kesinambungan fiskal
LAMPIRAN I : EVALUASI PELAKSANAAN APBN 2015
PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN BELANJA K/L TA 2015(1)
Pagu
APBN
• Rp637.841,6 Miliar
Pagu
APBN-P
• Rp602.291,9 Miliar
Realisasi
s.d.
10 Agst
• Rp253.539,80 miliar
• 42,09% dari APBNP 2014
Realisasi
s.d. 31
Des 2014
• Rp574.331,50 Miliar
• 95,36% dari APBNP 2014
Pagu
APBN
Pagu
APBN-P
• Rp795.480,4 Miliar
Realisasi
s.d
.
10 Agst
• Rp280.300,70 miliar
• 35,24% dari APBNP 2015
Proyeksi
Realisasi s.d.
31 Des 2015
• Rp740.886,63 miliar
• 93,14% dari APBNP 2015
TAHUN 2014
TAHUN 2015
Rp647.309,9 Miliar
27
PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN BELANJA K/L TA 2015 (2)
Pagu APBN-P 2014 Rp602.292,0 Miliar dan Pagu APBN-P 2015 Rp795.480,4 Miliar
Jan Feb Mar April May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des 2014 14.960,31 32.344,18 65.147,06 100.865,74 137.488,96 178.574,73 236.946,47 280.408,21 331.382,52 379.439,47 441.447,39 574.331,50 2015 11.694,12 31.598,08 66.085,42 107.476,83 139.125,55 226.491,07 299.644,42 356.508,24 424.472,50 489.265,01 588.572,60 740.886,63 % 2014 2,48% 5,37% 10,82% 16,75% 22,83% 29,65% 39,34% 46,56% 55,02% 63,00% 73,29% 95,36% % 2015 1,47% 3,97% 8,31% 13,51% 17,49% 28,47% 37,67% 44,82% 53,36% 61,51% 73,99% 93,14% 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00% 0,00 100.000,00 200.000,00 300.000,00 400.000,00 500.000,00 600.000,00
Re
alis
as
i d
alam
m
iliar
ru
piah
CATATAN HALAMAN IV DIPA (BLOKIR)
Dalam miliar Rupiah
Perpres Jan Feb Mar April May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des 2014 155.916,78 117.955,09 50.661,94 42.359,11 27.294,62 26.588,85 25.681,63 24.461,74 24.551,70 23.268,49 21.985,28 9.478,56 5.969,40 2015 45.088,10 45.088,10 45.088,10 45.088,10 75.389,00 65.753,60 51.944,50 % 2014 24,44% 18,49% 7,94% 6,64% 4,28% 4,17% 4,03% 4,06% 4,08% 3,86% 3,65% 1,57% 0,99% % 2015 6,97% 6,97% 5,67% 5,67% 9,48% 8,27% 6,53% 0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00% 35,00% 40,00% 45,00% 50,00% 0,00 20.000,00 40.000,00 60.000,00 80.000,00 100.000,00 120.000,00 140.000,00 160.000,00 180.000,00 200.000,00
Re
alis
as
i d
alam
m
iliar
ru
piah
BLOKIR ANGGARAN TA 2014 - 2015 (MONTH TO MONTH)
Blokir TA 2014 Keppres APBN sebesar Rp155.916,78 M (24,4% dari APBN Rp637.841,6 M) dan pada akhir TA
(Desember 2014) menjadi Rp5.969,4 M (0,99% dari APBN-P Rp602.292,0 M)
Blokir TA 2015 Keppres APBN sebesar Rp45.088,10 M (6,9% dari APBN Rp647.309,9 M) dan pada tanggal 1 Juni 2015
HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI DAYA SERAP
ANGGARAN BELANJA K/L TAHUN 2015
I. Kehati-hatian K/L dalam pengelolaan anggaran:
Lambatnya proses administrasi di K/L, antara lain lambatnya proses
pelelangan, lambatnya penetapan pejabat perbendaharaan dan
belum siapnya pelaksana-pelaksana kegiatan di lapangan.
Belum efektif / belum ada register PHLN, dasar hukum belum
diterbitkan, ketidaklengkapan data dukung sehingga anggaran diberi
catatan.
Kendala dalam proses Pengadaan Barang dan Jasa.
Adanya output cadangan, catatan hal IV DIPA dari APIP.
II. Kendala Teknis di Lapangan, a.l. adanya permasalahan
perijinan/pengadaan/pembebasan lahan, dan Bencana alam dan masalah
sosial.
HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI DAYA SERAP
ANGGARAN BELANJA K/L TAHUN 2015
III. Implementasi kebijakan :
i. Inpres Nomor 2 Tahun 2015 Tentang
Langkah-Langkah
Penghematan dan Pemanfaatan Anggaran Belanja Perjalanan Dinas
dan Meeting/Konsinyering K/L Dalam Rangka Pelaksanaan APBN TA
2015,
dalam RKA-KL /DIPA
harus dilakukan diidentifikasi,
selfblocking, usul revisi pemanfaatan;
ii. Moratorium pembangunan gedung kantor baru,
iii. Dana optimalisasi DPR yang harus terlebih dahulu di reviu BPKP;
iv. pelaksanaan belanja bansos yang harus memperhatikan hasil reviu
BPKP TA 2014 dan rekomendasi KPK .
v. Adanya 11 K/L baru dan berubah dalam Kabinet Kerja yang
UPAYA PERCEPATAN REALISASI ANGGARAN BELANJA K/L TAHUN 2015
1.
Percepatan penyelesaian revisi anggaran untuk kegiatan yang masih diberi catatan halaman
IV DIPA (Blokir) sesuai mekanisme Revisi yang diatur dalam PMK Nomor 136/MK.02/2014
tentang Juksun Penyusunan dan Penelaaahan RKAKL, terkait :
Dasar hukum pengalokasiannya
Nomor register PHLN/PHDN
Rincian distribusi ke satker-satker untuk alokasi yang masih terpusat
Alokasi anggaran yang masih memerlukan persetujuan Bappenas atau reviu BPKP
Pergeseran program yang memerlukan perstujuan DPR
2.
Terhadap blokir anggaran PHLN yang Loan Agreement, register, atau Annual Work Plan
(AWP)-nya berpotensi tidak terbit atau diterbitkan tahun 2013, agar diusulkan Revisi Drop
Loan, dan RM Pendampingnya dapat diusulkan direalokasi untuk mendukung kegiatan
prioritas
3.
Terhadap blokir PNBP/BLU, agar segera dilengkapi justifikasi (a.l. TOR, dasar hukum dalam
rangka penggunaan PNBP)
4.
Melakukan monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran dan koordinasi penyelesaian
hambatan realisasi anggaran melalui
a.
Aplikasi monev kinerja penganggaran
b.
Koordinasi dan pelaporan kepada Pejabat Penghubung TEPRA pada masing-masing
K/L
c.
Sistem Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) – LKPP dan Outstanding Contract dalam
Aplikasi SPAN – Kemenkeu
5.
Kendala dalam penyelesaian revisi anggaran yang dihadapi agar dikoordinasikan dengan
DANA OPTIMALISASI APBN DAN APBN-P TAHUN 2015
YANG MEMERLUKAN REVIU BPKP
Seluruhnya Sebagian Jumlah
1 005 MA 150.000,0 150.000,0 - 150.000,0 - - - - -2 022 KEMENHUB 50.000,0 50.000,0 - 50.000,0 - - - - -3 060 POLRI 2.500.000,0 2.500.000,0 - 2.500.000,0 - - - - -4 064 LEMHANAS 100.000,0 100.000,0 - 100.000,0 - - - - -5 090 KEMENDAG 100.000,0 100.000,0 - 100.000,0 - - - - -6 103 BNPB 900.000,0 900.000,0 - 900.000,0 - - - - -7 019 KEMENPERIN 15.000,0 15.000,0 - 15.000,0 - - - - -8 023 KEMENDIKBUD 4.435.000,0 4.435.000,0 - 4.435.000,0 - - - - -9 025 KEMENAG 25.000,0 25.000,0 - 25.000,0 - - - - -10 068 BKKBN 400.000,0 400.000,0 - 400.000,0 - - - - -11 084 BSN 50.000,0 50.000,0 - 50.000,0 - - - - -12 107 BASARNAS 785.000,0 785.000,0 - 785.000,0 - - - - -Jumlah 9.510.000,0 9.510.000,0 - 9.510.000,0
Seluruhnya Sebagian Jumlah
1 002 DPR 783.310,0 - 783.110,0 783.110,0 - 200,0 - - 200,0 2 026 KEMENAKERTRANS 460.000,0 - 412.000,0 412.000,0 - - 48.000,0 - 48.000,0 3 027 KEMENSOS 50.000,0 - 13.000,0 13.000,0 - - 37.000,0 - 37.000,0 4 032 KKP 330.000,0 - 329.780,0 329.780,0 - 220,0 - - 220,0 5 033 KEMEN PU 7.075.000,0 - 7.070.443,2 7.070.443,2 - - 4.556,8 - 4.556,8 6 034 KEMENKO POLHUKAM 80.410,0 - 70.271,8 70.271,8 - 10.138,2 - - 10.138,2 7 035 KEMENKO PEREKONOMIAN 6.060,0 - - - - - 6.060,0 - 6.060,0 8 036 KEMENKO KESRA 63.800,0 - 48.970,0 48.970,0 14.830,0 - - - 14.830,0 9 050 BIN 960.000,0 - 955.440,0 955.440,0 - 4.560,0 - - 4.560,0 Jumlah 9.808.580,0 - 9.683.015,0 9.683.015,0 1 007 SETNEG 15.000,0 - - - - - 15.000,0 - 15.000,0 1 051 LSN 300.000,0 - - - - - - 300.000,0 300.000,0 Jumlah Di-Freeze 14.830,0 15.118,2 110.616,8 300.000,0 440.565,0 TOTAL JUMLAH 19.633.580,0 9.510.000,0 9.683.015,0 19.193.015,0 14.830,0 15.118,2 110.616,8 300.000,0 440.565,0 Di-Freeze krn Tdk Memenuhi Akuntabilitas dan Governance 13 K/L : SELURUHNYA ALOKASINYA SESUAI DG KRITERIA
Dapat Dilaksanakan dan KL Segera Mengajukan Usul Revisi
Di-Freeze krn Tdk Sejalan RKP Di-Freeze krn Output Tdk Terukur (Tumpang Tindih) Di-Freeze krn Tdk Memenuhi Akuntabilitas dan Governance Di-Freeze krn Menolak Direviu Hasil Reviu BPKP Di-Freeze krn Tdk Sejalan RKP Jumlah
No KodeBA Kementerian Negara/Lembaga Tambahan Anggaran Hasil Reviu BPKP
Di-Freeze krn Menolak Direviu Di-Freeze krn Output Tdk Terukur (Tumpang Tindih) Jumlah 9 K/L : SEBAGIAN ALOKASINYA SESUAI DG KRITERIA
1 K/L : SELURUH ALOKASINYA TDK SESUAI DG KRITERIA 1 K/L : BELUM DILAKUKAN REVIU
No KodeBA Kementerian Negara/Lembaga Tambahan Anggaran
Dapat Dilaksanakan dan KL Segera Mengajukan Usul Revisi