• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI LOAD BALANCING SERVER MENGGUNAKAN HAPROXY PADA ALGORITMA ROUND ROBIN DAN ALGORITMA SOURCE PROYEK TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI LOAD BALANCING SERVER MENGGUNAKAN HAPROXY PADA ALGORITMA ROUND ROBIN DAN ALGORITMA SOURCE PROYEK TUGAS AKHIR"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

i

PADA ALGORITMA ROUND ROBIN DAN ALGORITMA SOURCE

PROYEK TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Disusun Oleh :

Heronimus Wicaksono

NIM: 135314077

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii

FINAL PROJECT

Presented as Partial Fulfillment of The Requirements For The Degree of Computer Science

In Informatics Engineering Study Program

presented by:

Heronimus Wicaksono

NIM: 135314077

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA 2019

(3)
(4)
(5)

v

“Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu

ke dalam lumbungku.” -Matius 13:30-

“Setiap usaha pasti membuahkan hasil, hanya setiap orang

membutuhkan waktu yang berbeda dalam mendapatkan hasil”

(6)
(7)
(8)

viii

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Proyek Tugas Akhir dengan judul “ IMPLEMENTASI LOAD BALANCING SERVER MENGGUNAKAN HAPROXY PADA ALGORITMA ROUND ROBIN DAN ALGORITMA SOURCE ” ini dengan baik. Dalam mengerjakan Proyek Tugas Akhir ini tidak lepas dari support sejumlah pihak. Oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu membimbing dalam perjalanan kehidupan serta membantu secara moral hingga penulis dapat menyelesaikan Proyek Tugas Akhir ini dengan baik.

2. Kedua orang tua penulis bapak Markus Sutarno, S.Pd. dan ibu Fausta sutarmi, yang dengan sabar membesarkan dan memfasilitasi penulis hingga menyelesaikan Proyek Tugas Akhir ini.

3. Ibu Dr. Anastasia Rita Widiarti selaku Ketua Program Studi Teknik informatika. 4. Henricus Agung Hernawan, S.T., M.Kom. selaku dosen pembimbing penulis. 5. Bapak Bambang Soelistijanto, Ph.D. dan Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T.

selaku penguji Proyek Tugas Akhir ini.

6. Dosen-dosen yang sudah menjadi dosen mata kuliah penulis.

7. Yuliana Marek indrawati, A.Md.Keb. selaku kakak penulis yang tak pernah berhenti memberikan support moral.

8. Siwi saptarina, S.Pd. yang sudah bersedia menjadi reminder dan suporter pada saat penulis mengerjakan Proyek Tugas Akhir, dalam proses pendidikan, ataupun dalam kehidupan sehari-hari.

9. Advent Prasetyo, S.Kom. yang bersedia membantu dalam proses mengerjakan Proyek Tugas Akhir ini ataupun kehidupan sehari-hari.

10. Baptista Yorangga, S.Kom. yang menjadi pemantik semangat dalam mengerjakan Proyek Tugas Akhir ini.

11. Fabianus Asto Nugroho, S.Kom. yang sudah menjadi rival positif dalam mengerjakan Proyek tugas akhir ini.

12. Yohanes Agung Nuggroho, yang sudah bersedia menjadi tempat mencari solusi setiap error terjadi.

(9)
(10)

x

saat ini internet merupakan kebutuhan penting untuk masyarakat luas ataupun

perusahaan. Internet sering digunakan untuk sarana berkomunikasi dengan orang lain atau

menyimpan data penting di sebuah server melalui website. namun akibat client sebuah

website terlalu banyak, server sering mengalami masalah. masalah yang sering dialami

server tidak mampu mengirimkan respons yang di request client-nya. Masalah ini terjadi

karena setiap server memiliki batas maksimal untuk melayani client.

Sebagai salah satu cara menagani salah satu masalah di atas, penulis memilih untuk

melakukan penambahan server dan memasang Load Balancer HAproxy di antara server

dan client. Cara kerja pemecahan masalah ini adalah ketika client melakukan request,

request akan diterima oleh Load balancer, Loadbalancer akan melakukan request ke server

yang aktif sesuai Algoritma yang dipasang pada Load Balancer, kemudian Load Balancer

meneruskan respond yang diterima dari server ke client yang mengirimkan request. Pada

proyek implementasi ini penulis menggunakan dua algoritma, algoritma round robin dan

algoritma source. Hasil dari penerapan algoritma round robin adalah Load Balancer

mengirimkan respond ke client mengambil data dari server satu. Jika client melakukan

request lagi ke Load Balancer, Load Balancer akan mengambil data ke server dua begitu

seterusnya melakukan secara bergantian. Pada algoritma source, Load Balancer akan

melakukan request ke salah satu server kemudian data akan dikirim ke client yang

melakukan request. Ketika client melakukan request lagi, Loadbalancer akan tetap

(11)

xi

now the internet is an important requirement for the wider community or company. The

internet is often used for means of communicating with other people or storing important

data on a server through a website. but due to the client a website is too much, the server

often has problems. the problem that is often experienced by the server is not able to send

the response in the client request. This problem occurs because each server has a

maximum limit for serving clients.

As one way to handle one of the problems above, author chose to add a server and install

the HAproxy Load Balancer between the server and client. The way this problem solving

works is when the client makes a request, the request will be received by the Load

balancer, Loadbalancer will make a request to the active server according to the Algorithm

installed in the Load Balancer, then Load Balancer continues the response received from

the server to the client that sends the request. In this implementation project the author

uses two algorithms, round robin algorithm and source algorithm. The result of

implementing a round robin algorithm is Load Balancer sending a response to the client

retrieving data from server one. If the client makes another request to Load Balancer, Load

Balancer will take data to server two and so do alternately. In the source algorithm, Load

Balancer will make a request to one of the servers then the data will be sent to the client

who made the request. When the client requests again, the Loadbalancer will still be

(12)

xii Latar Belakang ... 3 Rumusan Masalah ... 3 Tujuan Implementasi ... 3 Batasan Masalah ... 3 Manfaat Implementasi ... 3 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II Landasan Teori ... 5

Jaringan Komputer ... 6

Teknologi LAN ... 6

Http ... 6

OSI Layer 4 (Transport) ... 7

Load Balancing ... 8

Proxy ... 8

Mrteik Uji ... 9

BAB III Perancangan ... 10

Topologi Jaringan ... 10

Jumlah Pengguna dan Jenis pengguanaan ... 11

Perangkat keras Dalam pengimplementasian ini penulis menggunakan 11 Perangkat Lunak ... 11

Desain Pengujian ... 12

Desain pengujian Implementasi ... 13

BAB IV Pengujian dan Analisis ... 15

Instalasi dan konfigurasi Jaringan ... 15

Tes konektifitas jaringan ... 20

Hosts ... 22

Konfigurasi Load Balancing ... 22

Konfigurasi Web server ... 23

Instalasi Jaringan dan Pengujian untuk Skenario A ... 25

Pengujian untuk Skenario B ... 28

Pengujian Skenario C ... 31

Skenario D ... 32

Skenario E ... 34

Analisa trafik menggunakan IPtraf ... 35

BAB V Kesimpulan dan saran ... 39

Kesimpulan ... 39

Keterbatasan implementasi ... 40

(13)
(14)

xiv

Gambar 3.2 Diagram arus ... 13

Gambar 4.1 Cabling pada loadbalancer ... 15

Gambar 4.2 Cabling pada mikrotik ... 15

Gambar 4.3 Konfigurasi mikrotik ... 16

Gambar 4.4 Konfigurasi bridge pada loadbalancer ... 17

Gambar 4.5 Koneksi bridge pada loadbalancer ... 17

Gambar 4.6 Koneksi server1 (node1) ke loadbalancer ... 18

Gambar 4.7 Koneksi server2 (node2) ke loadbalancer ... 18

Gambar 4.8 Koneksi server3 (node3) ke Loadbalancer ... 18

Gambar 4.9 Status firewalld pada loadbalancer ... 19

Gambar 4.10 Status firewalld pada server1,server2,server3 ... 19

Gambar 4.11 Hasil tes koneksi dari loadbalancer ke setiap server ... 20

Gambar 4.12 Hasil tes koneksi dari server1 ke loadbalancer ... 20

Gambar 4.13 Hasil tes koneksi dari server2 ke loadbalancer ... 21

Gambar 4.14 Hasil tes koneksi dari server3 ke loadbalancer ... 21

Gambar 4.15 Gambar list host yang ada disetiap server dan loadbalancer. 22 Gambar 4.16 Data website yang disimpan pada server ... 24

Gambar 4.17 Directory root ... 24

Gambar 4.18 Menonaktifkan halaman default apache ... 25

Gambar 4.19 Konfigurasi IP server1 pada skenario A ... 25

Gambar 4.20 Konfigurasi IP server2 pada skenario A ... 26

Gambar 4.21 Uji koneksi dari client untuk memastikan Load Balancing tidak aktif... 26

Gambar 4.22 Client tidak bisa mengakses loadbalancer dengan browser .. 27

Gambar 4.23 Client browsing ke server1 pada skenario A ... 27

Gambar 4.24 Webserver dimatikan pada skenario A ... 27

Gambar 4.25 Client browsing setelah server1 dimatikan ... 28

Gambar 4.26 Client browsing ke server3 skenario A ... 28

Gambar 4.27 Client browsing ke loadbalancer skenario B pertama ... 29

Gambar 4.28 Client browsing ke loadbalancer skenario B kedua ... 29

Gambar 4.29 Client browsing ke loadbalancer skenario B ketiga ... 29

Gambar 4.30 Client download dari server1 skenario B ... 30

Gambar 4.31 Client download dari server2 skenari0 B ... 30

Gambar 4.32 Client browsing ke loadbalancer skenario C ... 31

Gambar 4.33 Client download ke loadbalancer skenario C ... 31

Gambar 4.34 Client browsing ke loadbalancer pada skenario D ... 32

Gambar 4.35 Client download dari server1 pada skenario D ... 32

Gambar 4.36 Httpd pada server2 dimatikan pada skenario D ... 33

Gambar 4.37 Client browsing ke loadbalancer pada skenario D ... 33

Gambar 4.38 Client browsing ke loadbalancer pada skenario E ... 34

(15)

xv

Gambar 4.42 Iptraf pada loadbalancer sebelum client browsing ... 35

Gambar 4.43 Iptraf pada server1 sebelum client browsing ... 36

Gambar 4.44 Iptraf pada server3 sebelum client browsing ... 36

Gambar 4.45 Iptraf pada server3 sebelum browsing ... 36

Gambar 4.46 Iptraf pada loadbalancer setelah client browsing dan download ... 37

Gambar 4.47 Iptraf pada server1 setelah client browsing dan download ... 37

Gambar 4.48 Iptraf pada server2 setelah client browsing dan download ... 38

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jauh sebelum media elektronik berkembang hingga seperti sekarang, sebelumnya manusia menggunakan media cetak sebagai sarana untuk berbagi informasi, cara ini memiliki banyak sekali kelemahan. Salah satu kelemahan media cetak adalah penyebaran informasi yang sangat lambat dan bersifat lokal saja. Setelah manusia dapat mengembangkan komputer didukung dengan pembangunan infrastruktur internet manusia dapat membagikan informasi yang lebih cepat, luas dan murah.

Pada zaman sekarang, internet merupakan salah satu kebutuhan bagi banyak orang. Internet adalah kumpulan komputer yang di operasikan oleh manusia yang saling terhubung dan memiliki aturan bersama untuk melayani pertukaran data bagi para pengguna yang terhubung dengan internet. Untuk bisa terhubung dengan internet setiap komputer juga harus terhubung dengan ISP (Internet Service Provider) sebagai penyedia jasa sambungan internet. Banyak orang saat ini menggunakan internet sebagai sarana untuk mengobrol, browsing, media bisnis, pertukaran data, dan lain sebagai Noya. Pada saat seseorang ingin melakukan browsing, sebuah komputer membutuhkan aplikasi Web browser, saat seseorang melakukan browsing, Web browser akan mengirimkan data request ke web server, web server kemudian mengirimkan respon sesuai yang diminta, contoh nya menampilkan data tagihan, menampilkan halaman berita, dan sebagai nya.Semakin banyaknya pengguna internet menyebabkan meningkatnya jumlah kunjungan ke sebuah web server. Setiap web server memiliki batas kemampuan melayani, yang suatu saat bisa terlampaui akibat banyaknya akses dari pengguna. Untuk

(17)

2

menanggulangi masalah ini pemilik web akan menambahkan server sesuai yang dibutuhkan, supaya dapat memaksimalkan pelayanan. Menambah jumlah server ternyata tidak cukup tanpa ada nya pengaturan yang disesuaikan pada jenis web. Jenis web ada banyak, seperti online store, corporate website, media sharing, social bookmarking, cloud storage, social networking, dan lain-lain.

Setiap web memiliki karakter penggunaan yang berbeda-beda contoh web yang memiliki jenis cloud storage memiliki pengguna yang membutuhkan bandwidth yang lebih besar dibandingkan dengan corporate website karena pengguna web jenis cloud storage sering melakukan penyimpanan data dan melakukan pengunduhan data.

Untuk memaksimalkan kinerja web yang dimiliki lebih dari satu web server maka dapat menggunakan Load Balancing sebagai pendistribusi permintaan dari client ke server. Load Balancing berguna untuk mencegah kemungkinan terjadi nya server down akibat kelebihan request dari client atau mencegah client mengunjungi webserver yang sedang dalam keadaan mati. Cara kerja Load Balancing yaitu dengan mendistribusikan request client menuju server agar tidak terjadi kelebihan request yang diproses oleh sebuah server. dengan begitu request yang diproses setiap sever bisa diatur sesuai kekuatan setiap server tergantung metode atau algoritma pendistribusian yang digunakan. Load balancer ada dua jenis, yaitu software Load Balancing dan Hardware Load Balancing.

Hardware Load Balancing banyak dijual di pasaran dengan harga yang cukup mahal. Software Load Balancing kebanyakan di bagikan secara gratis di internet. Contoh software yang menyediakan Load Balancing yaitu Nginx, Seesaw, LoadMaster by KEMP, HAProxy, ZEVENET, Neutrino, Balance, Pen, Nginx, dan lain sebagai nya. HAproxy merupakan salahsatu dari sekian banyak aplikasi Load Balancing sering dipakai. Haproxy merupakan aplikasi open source

(18)

3

gratis yang dapat dijalankan menggunakan sistem operasi Linux. Haproxy juga mendukung beberapa Algoritma pendistribusian seperti Round robin, Leastconection, Source, dan lain sebagai nya. Setiap algoritma memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung dengan kebutuhan website server dan kebiasaan pengguna. Maka dari itu penulis akan mengimplementasikan penggunaan Load Balancing dari HAproxy dengan Algoritma Source dan Algoritma Round robin.

B. RUMUSAN MASALAH

Sejauh mana kekuatan aksesibilitas, dan perbedaan sebuah web server yang menggunakan Load Balancing HAproxy dengan algoritma Roundrobin dan Algoritma Source.

C. TUJUAN IMPLEMENTASI

Mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan Load Balancing dengan algoritma Source dan Algoritma Roundrobin. Membangun sistem mulai dari perancangan hingga dapat dipakai.

D. BATASAN MASALAH

Dalam mengimplementasikan Load Balancing dengan HAproxy penulis memiliki beberapa batasan, yaitu:

1. Penelitian hanya menggunakan HAproxy sebagai loadbalancer.

2. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan komputer client ke server dengan melakukan browsing dan melakukan download file.

E. MANFAAT IMPLEMENTASI

Manfaat dari implementasi Haproxy Load Balancing sebagai berikut: 1. Bagi penulis menjadi pengasah kemampuan untuk merancang

sekaligus membangun sebuah sistem dari nol hingga bisa digunakan. 2. Bagi pembaca, menjadi refrensi yang akurat dalam membangun

sebuah jaringan dengan memanfaatkan HAproxy sebagai Laod balancer.

(19)

4

F. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan implementasi, batasan masalah, manfaat implementasi, dan sistematika penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang penjelasan tentang teori yang berkaitan dengan judul dan rumusan masalah.

BAB III. PERANCANGAN

Pada bab ini berisi tentang penjelasan kerangka sistem yang akan dibangun serta penjelasan perangkat lunak maupun perangkat keras yang akan terlibat dalam pembangunan sistem, penjelasan alur pengerjaan proyek, dan daftar metrik uji untuk menguji sistem yang sudah jadi.

BAB IV. PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pada bab ini akan dijelaskan tentang instalasi jaringan dan instalasi perangkat lunak yang akan dipakai. Pada bab ini juga menjelaskan tentang hasil pengujian yang disesuaikan dengan metrik uji.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

(20)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sekelompok komputer yang saling terhubung satu dengan yang lain melalui media kabel ataupun gelombang radio dengan tujuan untuk saling bertukar data. Pada dasarnya jaringan komputer dibangun oleh teknologi komputer dan teknologi komunikasi yang memiliki skala yang berbeda-beda mulai dari jaringan LAN hingga jaringan Internet. Tanpa kita sadari teknologi ini berkembang sangat pesat dan sangat membantu penggunanya, mulai dari hanya sekedar bertukar data hingga melakukan pembayaran secara online. Jaringan komputer juga dapat membantu berbagi resource yang dapat digunakan bersama-sama, sehingga dapat menekan biaya pengadaan alat.

Berdasarkan kegunaannya klasifikasi jaringan dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu jaringan client server dan jaringan peer to peer. Jaringan client server adalah jaringan yang salah satu nya menjadi pusat dan pembantu komputer lain. dalam prosesnya jaringan client server memiliki ciri kas yang mencolok ya itu setiap client melakukan request keperluan kepada server kemudian server akan menjawab sesuai request dan resource yang server miliki. Jaringan client server ini dalam skala besar dapat menghubungkan client dengan client yang berada di belahan bumi lain, contoh nya adalah web streaming video atau media sosial. Jaringan client server memiliki beberapa keunggulan seperti kontrol yang terpusat sehingga server memiliki wewenang untuk mengontrol akses setiap client nya. Dibandingkan dengan jaringan peer to peer, jaringan client server memiliki skala yang yang lebih besar dan luas. Dilain sisi jaringna client server memiliki kelemahan jika terjadi kegagalan pada pusat kontrol maka seluruh client tidak bisa dilayani, terlalu banyak pengguna menjadikan jaringan client server lambat.

(21)

6

Jika jaringan client server menjadikan salah satu komputer menjadi pembantu berbeda dengan jaringan peer to peer, pada jaringan peer to peer semua komputer yang saling terhubung bekerja sama dan saling berbagi resource dan service untuk menyelesaikan sebuah tugas. Setiap komputer dapat menggunakan aplikasi yang terdapat di komputer lain, contohnya sebuah komputer A membuka aplikasi pengolah kata di komputer B kemudian dicetak langsung dari komputer B.

B. Teknologi LAN

LAN (Local Area Network) merupakan bentuk jaringan terkecil dari beberapa macam tipe jaringan lainnya. Pada prakteknya LAN terdiri dari beberapa komputer yang terhubung dalam satu network atau cakupan jaringan. Jaringan LAN biasanya dihubungkan menggunakan Switch atau Hub. Dalam membangun jaringan LAN ada beberapa topologi yang bisa dipilih mulai dari jaringan LAN point to point, jaringan LAN bus, jaringan LAN ring, jaringan LAN Star, jaringan LAN tree. Setiap Topologi memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri tergantung kebutuhan.

Pada jaringan LAN dalam pengalamatan sebuah komputer menggunakan Privat IP, tiap network akan mewakili beberapa komputer sekaligus. Keuntungan menggunakan jaringan LAN adalah karena skalanya yang kecil memudahkan troubleshooting jika terjadi gangguan, mudah untuk berbagi resource yang ada dalam jaringan. Namun jaringan LAN memiliki kelemahan yaitu mudah diserang akibat kelalaian pengguna, seperti password komputer yang mudah di tebak atau penyebaran virus melalui jaringan.

C. http

http kepanjangan dari Hypertext Transfer Protocol yang merupakan seperangkat aturan untuk mengirim file yang berupa gambar, teks, gambar, suara, video, dan file multimedia lainnya.

(22)

7

Protokol http berada di lapisan aplikasi pada OSI layer yang digunakan oleh web browser sebagai client menuju server sebagai pemilik situs web. Saat client membuka web browser, client akan memasukan kata kunci atau memasukan alamat host yang akan di kunjungi. Jika client memasukan kata kunci, kata kunci tersebut akan di proses oleh mesin pencari yang digunakan, kemudian mesin pencari akan memberikan beberapa rekomendasi alamat web beserta artikel yang berhubungan dengan kata kunci, ketika client mengklik alamat web yang di rekomendasikan browser akan memodifikasi alamat untuk ditujukan ke server tujuan sebagai request client. Jika server yang dituju dapat dijangkau, server akan mengirimkan respons sesuai request client yang kemudian akan ditampilkan melalui web browser client.

http merupakan protokol yang menjadi dasar dan di adopsi internet karena sederhana dan relaible. Pada dasar nya protokol http dikirim menggunakan protokol TCP/IP pada layer transport melalui port 80 sebagai default port http menuju server.

D. OSI Layer 4 (Transport)

Dengan meningkatnya kompleksitas jaringan internet dan penggunaan komputer dalam skala luas menyebabkan banyaknya pengguna aktif setiap waktu. komputer mengirim dan menerima beberapa pesan secara terus menerus. Komputer pengirim dan penerima, masing-masing melakukan pengiriman pesan tidak hanya dari komputer ke komputer berikutnya, tetapi juga dari proses satu komputer ke komputer lain. Layer transport pada jaringan komputer bertanggung jawab untuk menyampaikan pesan ke proses aplikasi yang sesuai pada komputer host. Proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh layer transport melibatkan proses penggabungan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan dibentuk menajdi sebuah paket data diberi port tujuan dalam header setiap paket data yang berada pada transport layer.

(23)

8 E. Load Balancing

Banyaknya masalah pada server akibat kelebihan beban request yang dikirim oleh client mengakibatkan server sebagai pelayan client menjadi buruk. Akibat overload server menjadi susah untuk diakses atau dalam istilah sehari-hari “lemot”. Load Balancer dapat bekerja di beberapa layer jaringan komputer, Loadbalancer memanfaatkan aliran data dari client ke server yang melewati Load Balancing. Tujuan utama dengan adanya Load Balancing adalah untuk membagi trafik request client sesuai algoritma yang dipakai untuk mencegah terjadinya overload pada server.

Pada Load Balancing memiliki dua sisi yaitu sisi frontend dan sisi backend. Sisi frontend berisi akses kontrol IP server yang terhubung dengan Loadbalancer. Pada backend berisi inisialisasi identitas Loadbalancer yang berisi IP loadbalancer, timeout connect dan lain-lain.

F. Proxy

Proxy server adalah komputer atau software yang bekerja sebagai perantara client dengan webserver yang akan dikunjungi. Proxy berisi perintah yang disesuaikan dengan kebutuhan.

1. HAproxy

HAproxy adalah aplikasi open source yang bisa digunakan untuk kebutuhan Load Balancing. Selain dapat melakukan Load Balancing, Haproxy juga dapat mengatasi Fail Over akibat salah satu server tidak bisa diakses Haproxy didukung oleh beberapa algoritma

a. Round Robin

Aalgoritma round robin adalah algoritma default yang digunakan Haproxy. Cara kerja Algoritma Round Robin adalah penjadwalan secara berurutan sesuai server yang tersedia. Jika client 1 masuk server 1 makan penunjung setelah client 1 akan masuk ke server 2,

(24)

9

begitu hingga semua server sudah memiliki bagian yang sama sesuai jumlah server.

b. Source

Algoritma Source adalah metode yang menggunakan alamat IP client untuk menentukan server yang dikunjungi. Sehingga jika client pernah mengunjungi sebuah server sebelum nya maka, client akan disambungkan dengan server yang sama.

G. Metrik Uji

1. uji aksesbilitas server

Web server kemungkinan besar akan memiliki masalah, baik dari masalah koneksi atau hanya maintance. Webserver yang baik akan tetap dapat melayani client dengan baik walaupun salah satu server mengalami gangguan.

2. Uji Algoritma yang dipakai

Algoritma adalah bagian terpenting dari sebuah Load Balancing, karena Algoritma bertanggung jawab sebagai penentu akses.

3. Uji kekuatan server

Sesuai namanya High Availabel diharapkan dengan menggunakan Load Balancing dapat menambah kemampuan server dalam melayani client.

(25)

10

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

A. TOPOLOGI

(gambar 3.1 topologi jaringan)

Pada implementasi Haproxy ini penulis menggunakan topologi jaringan sebagai berikut. Client terhubung dengan mikrotik melalui switch. Mikrotik terhubung dengan loadbalancer, loadbalancer terhubung dengan server. Untuk pembagian IP dalam implementasi ini sebagai berikut:

1. Client menggunakan network 172.25.25.0/24 dengan gateway 172.24.25.1, client akan mendapat IP secara otomatis dari DHCP yang di atur dari mikrotik.

2. HAproxy Loadbalancer menggunakan network 11.11.11.2/29 dengan gateway 11.11.11.1, IP HAproxy mendapat IP secara DHCP namun dibuat Static.

3. Pada server1 (node1) menggunakan IP 11.11.11.3/29, server2 (node2) menggunakan IP 11.11.11.4/29, pada server3 (node3) menggunakan IP 11.11.11.5/29. Semua IP pada server di buat secara manual static.

(26)

11 B. Jumlah dan Jenis Penggunaan

Jumlah pengguna memiliki pengaruh besar dalam perancangan sebuah website, begitu pula dengan jenis website. Penulis akan menggunakan beberapa client untuk mengakses server guna menguji metrik uji.

C. Perangkat keras Dalam pengimplementasian ini penulis

menggunakan 1. Komputer

a. komputer server berjumlah 3 buah (virtual) b. komputer client

c. komputer Loadbalancer (virtual) 2. Router mikrotik

3. Switch

4. Kabel UTP dengan colokan RJ45

D. Perangkat Lunak 1. Sistem Operasi

a. Sistem operasi Centos 7 x86 sebagai server dan loadbalancer b. Sistem Operasi Windows 7 x86 sebagai Host

c. Sistem Operasi mikrotik (virtual) 2. Apache server

apache merupakan salahsatu aplikasi yang menyediakan alat-alat untuk membangun sebuah web server. Apache bersifat open source atau pengguna boleh melakukan modifikasi code yang sudah ada untuk menyesuaikan kebutuhan pengguna.

3. HAproxy

HAproxy adalah salah satu perangkat lunak open source yang berguna untuk membagi trafik yang lewat dari client menuju server atau Loadbalancer.

(27)

12 4. Wireshark

Wireshark adalah tools analizer yang digunakan untuk mengcapture data trafik jaringan yang lewat pada sebuah komputer secara detail.

5. VMware

VMware adalah Virtual mesin yang digunakan untuk menjalankan sebuah sistem operasi didalam host dengan kata lain VMware adalah aplikasi yang digunakan untuk menjalankan komputer di dalam komputer secara virtual.

6. IPtraf

IPtraf merupakan tools network analizer yang sudah disediakan oleh Linux OS. IPtraf digunakan untuk melihat jaringan yang sedang aktif.

7. Firewall

Firewall merupakan aplikasi default yang dimiliki setiap sistem operasi. Firewall berguna untuk mengatur dan mengamankan hak akses, agar komputer aman dari serangan yang tidak diinginkan.

8. Hosts

Host digunakan untuk menginisialisasi IP sebuah komputer ke dalam bentuk teks yang mudah dipahami. Host dapat di atur sesuai keinginan.

E. Desain Pengujian

Setiap penelitian membutuhkan perencanaan agar dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Di bawah ini adalah desain pengujian penelitian

(28)

13

Gambar 3.2 diagaram arus

Keterangan diagram arus:

Pada tahap desain Topologi penulis akan menentukan skenario pengujian, algoritma yang dipakai, serta mempertimbangkan kemungkinan buruk yang akan terjadi saat implementasi dilakukan. Implementasi topologi dengan mempersiapkan alat dan mulai membangun infrastruktur yang akan digunakan. Memastikan jaringan mulai dari client ke router, router ke Load Balancing, Load Balancing

(29)

14

ke server semua dapat terhubung dengan baik. Pada konfigurasi penulis mengimplementasikan konfigurasi memasang loadbalancer dan mengatur loadbalancer sesuai dengan algoritma yang digunakan. Pada tes konfigurasi, penulis melakukan pengecekan dan melakukan maintenance jika ada konfigurasi yang tidakk tepat atau hasil nya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Jika semua dirasa sudah cukup dan sesuai, penulis melanjutkan dengan tes uji matrix. Setelah selesai tes uji matrix penulis mulai mempersiapkan penulisan hasil implementasi.

F. Desain pengujian Implementasi 1. Skenario A

Menggunakan 2 server tanpa Load Balancing, client melakukan browsing.

2. Skenario B

Menggunakan 3 server aktif dengan Load Balancing dengan algoritma Round Robin, client melakukan browsing dan download. 3. Skenario C

Mengguankan 3 server aktif dengan Load Balancing dengan algoritma source, client melakukan browsin dan download.

4. Skenario D

Menggunakan 3 server aktif, kemudian salah satu server dimatikan dengan algoritma round robin. Client melakukan browsing dan download.

5. Skenario E

Menggunakan 3 server aktif, kemudian salah satu server dimatikan dengan algoritma source. Client melakukan browsing dan download.

(30)

15

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISIS

A. Instalasi dan konfigurasi Jaringan 1. Cabling pada VMware

a. Cabling Load balancer dan server

Gambar 4.1 cabling pada loadbalancer

Pada Load Balancing memiliki 2 network adapter, network adapter1 terhubung ke Mikrotik melalui LAN segment 2, network adapter2 terhubung ke beberapa server melalui LAN segment 4. b. Cabling Mikrotik pad VMware

Gambar 4.2 cabling pada mikrotik

Pada mikrotik memiliki 3 network adapter, network adapter pertama terhubung ke internet melalui Custom virtual network yaitu VMnet8. Network adapter 2 terhubung ke Loadbalancer

(31)

16

melalui Lansegment 2. Network adapter 3 terhubung dengan client melalui LAN segment 3.

2. Instalasi dan Konfigurasi Mikrotik

Gambar 4.3 Konfigurasi mikrotik

Pada mikrotik penulis menggunakan 3 network yang berbeda. a. Network mikrotik menuju Loadbalancer menggunakan network

11.11.11.0/29, dengan gateway 11.11.11.11.1/29 pada interface ether2

b. Network mikrotik menuju client menggunakan network 172.24.25.0/24, dengan gateway 172.24.25.1/24 pada interface ether3

c. Network mikrotik menuju internet berasal dari network 203.1.121.0/24, dengan IP 203.1.121.130/24 pada interface ether1 IP ini didapat secara DHCP dari mikrotik lain.

(32)

17

3. Instalasi dan Konfigurasi Jaringan pada Loadbalancer

a. Bridging interface Loadbalancer

gambar 4.4 konfigurasi bridge pada Loadbalancer

gambar 4.5 koneksi bridge pada Loadbalancer

Pada Load balancer, semua interface dilakukan bridging, artinya semua interface di gabung menjadi satu lalu diberi IP sendiri.

(33)

18

Interface ens32 dan ens33 digabung menjadi satu dan diberi nama bridge0 dengan IP 11.11.11.2/29. Interface ens32 terhubung dengan mikrotik gateway 11.11.11.1/29. Interface ens33 terhubung dengan 3 sever yang lain. Diset secara DHCP yangdiberikan oleh mikrotik router.

4. Instalasi dan konfigurasi Jaringan pada Server a. Server1 (node1)

Gambar 4.6 koneksi server1 (node1) ke Loadbalancer

Pada node1 jaringan menggunakan interface dengan nama ens33, menggunakan IP 11.11.11.3/29 dengan gateway 11.11.11.2 diset secara static/manual.

b. Server2 (node2)

Gambar 4.7 koneksi server2 (node2) ke Loadbalancer

Pada node2 jaringan menggunakan interface ens33, menggunakan IP 11.11.11.4/29 dengan gateway 11.11.11.2/29 diset secara static/manual

c. Server3 (node3)

Gambar 4.8 koneksi server3 (node3) ke Loadbalancer

Pada node3 jaringan menggunakan interface ens33, menggunakan IP 11.11.11.5/29 dengan gateway 11.11.11.5/29 diset secara static/manual.

(34)

19

5. Konfigurasi Keamanan pada Load Balancing

a. Firewall dan SElinux

gambar 4.9 status firewalld pada loadbalancer

gambar 4.10 status firewalld pada server1,serverr2,server3

Pada implementasi ini penulis sengaja mematikan tidak menggunakan Firewall atau firewall dimatikan. Namun SElinux tetap dalam keadaan enable namun enforcing di set 0. Pada webserver firewall dan SElinux dibiarkan dalam keadaan hidup.

B. Tes konektivitas jaringan

(35)

20

Gambar 4.11 hasil tes koneksi dari loadbalancer ke setiap server

Dari gambar di atas kita bisa tahu bahwa Loadbalancer bisa terkoneksi dengan lancar ke Mikrotik, server1(node1), server2 (node2), dan server3 (node3).

2. Tes Koneksi pada server1 (node1)

Gambar 4.12 hasil tes koneksi dari server1 ke loadbalancer

Pada gambar di atas kita bisa tahu bahwa server1 (node1) dapat terkoneksi dengan lancar ke Mikrotik, Loadbalancer, server2 (node2), server3 (node3).

(36)

21 3. Tes Koneksi pada server2 (node2)

Gambar 4.13 hasil tes koneksi dari server2 ke loadbalancer

Pada gambar di atas kita bisa bisa tahu bahwa server2 (node2) dapat terkoneksi dengan baik ke Mikrotik, Loadbalancer, server1 (node1), dan server3 (node3).

4. Tes Koneksi pada server3 (node3)

Gambar 4.14 hasil tes koneksi dari server3 ke loadbalancer

Pada gambar di atas kita bisa tahu bahwa server3 (node3) dapat terkoneksi dengan baik ke Mikrotik, Loadbalancer, server1 (node1), server2 (node2).

(37)

22 C. Hosts

Gambar 4.15 gambar list host yang ada di setiap server dan loadbalancer

Pada implementasi ini pada setiap server dan Loadbalancer memiliki daftar hosts yang saling terkoneksi. Dapat kita lihat gambar di atas, IP 11.11.11.2 merupakan milik Loadbalance, IP 11.11.11.3 milik server1 (node1), IP 11.11.11.4 milik server2 (node2), IP 11.11.11.5 milik server3 (node3).

D. Konfigurasi Load Balancing

File Script HAproxy terletak di directory /etc/haproxy/haproxy.cfg. Konfigurasi Script HAproxy sebagai berikut:

global

# untuk logging section log 127.0.0.1 local2 info chroot /var/lib/haproxy pidfile /var/run/haproxy.pid

# jumlah koneksi maksimal per-proses maxconn 256

# proses user dan group user haproxy

group haproxy

# proses dijalankan di background daemon

defaults

# running mode mode http

# menggunakan global settings log global

# get HTTP request log option httplog

# timeout jika backand server tidak menjawab timeout connect 10s

(38)

23 timeout client 30s # timeout pada sisi server timeout server 30s

# menetapkan nama untuk frontend frontend http-in

# listen 80 bind *:80

# set default backend

default_backend backend_servers # mengirim X-Forwarded-For header option forwardfor

# menetapkan backend backend backend_servers

# balance dengan roundrobin/source balance roundrobin

# menetapkan backend server

server node1 10.10.10.2:80 check server node2 10.10.10.3:80 check server node3 10.10.10.4:80 check # monitoring untuk mengakses statistik pada port 1936 listen stats *:1936

#mengaktifkan statistik stats enable

#identifikasi interaksi stats uri /

#menyembunyikan versi HAproxy/tidak ditampilkan stats hide-version

#autentifikasi untuk login stats auth someuser:password

E. Konfigurasi Web server 1. Data Website

Setiap web server menggunakan Apache server. data website disimpan pada direktori /var/www/html//web/.

(39)

24

Gambar 4.16 data website yang disimpan pada server

2. Konfigurasi documment root

Gambar 4.17 directory root

Documment root digunakan untuk mengkonfigurasi Link data website yang akan diakses oleh client. Documment root terdapat di direktori /etc/httpd/conf/httpd.conf. Pada konfigurasi documment root, Link diarahkan ke data website yang berada di direktori /var/www/html/web.

(40)

25 3. Nonaktifkan welcome config

Gambar 4.18 menonaktifkan halaman default apache

Menonaktifkan welcome config untuk mengantisipasi halaman default apache muncul saat web server di browsing.

4. Analisa Data

Pada proyek ini data akan di ambil dari salah satu client dengan melakukan pengujian sesuai skenario yang sudah di buat sebelum nya.

F. Instalasi Jaringan dan Pengujian untuk Skenario A 1. Konfigurasi IP pada server1

(41)

26

2. Konfigurasi IP pada server2

Gambar 4.20 konfigurasi IP server2 pada skenario A

3. Memastikan Loadbalancer tidak aktif

Pada skenario ini client melakukan browsing pada server yang tidak menggunakan Load Balancing. Sebelumnya untuk meyakinkan bahwa sistem tidak menggunakan Load Balancing maka perlu mematikan Load Balancing.

Gambar 4.21 uji koneksi dari client untuk memastikan Load Balancing tidak aktif

Client melakukan browsing menggunakan browser, client menggunakan Mozzila Fire Fox sebagai browser untuk melakukan browsing menuju server.

(42)

27

Gambar 4.22 client tidak bisa mengakses loadbalancer dengan browser

4. Client Browsing Langsung ke server

Client browsing langsung menuju server menggunakan IP server.

Gambar 4.23 client browsing ke server1 pada skenario A

5. Pada server1 (node1) web server dimatikan

(43)

28

6. Client browsing ke server1 (node1) setelah webserver dimatikan.

Gambar 4.25 client browsing ke server1 setelah server1 dimatikan

7. Client browsing ke server 3 (node3) setelah server1 (node1) mati.

Gambar 4.26 client browsing ke server3 skenario A

G. Pengujian untuk Skenario B

1. Client browsing menggunakan balancer dengan algoritma Roundrobin

Hasil browsing client menggunakan algoritma roundrobin, percobaan client browsing ke 11.11.11.2 yang merupakan IP loadbalancer.

(44)

29

Gambar 4.27 client browsing ke loadbalancer skenario B pertama

Gambar 4.28 client browsing ke loadbalancer skenario B ke dua

Gambar 4.29 client browsing ke loadbalancer skenario B ke tiga

Setelah Client melakukan browsing pertama, client mendapat file dari server1 (node1). Pada percobaan ke 2, client mendapat file

(45)

30

dari server2 (node2), percobaan ke 3 Client mendapat file dari server3 (node3). File server yang dikirim ditandai dengan teks yang berada disamping icon didalam tab bar. S1 berarti file berasal dari server1 (node1), S2 berati file berasal dari server2 (node2), S3 berarti file berasal dari server3 (node3).

2. Client Download menggunakan loadbalancer.

Percobaan client download dari setiap server menggunakan algoritma roundrobin.

Gambar 4.30 client download dari server1 skenario B

Gambar 4.31 client download dari server2 skenario B

(46)

31 H. Pengujian Skenario C

1. Client browsing menggunakan Loadbalancer dengan algoritma source.

Hasil Client browsing ke Loadbalancer dengan algoritma round robin.

Gambar 4.32 client browsing ke loadbalancer skenario C

Saat pertama kali browsing, client mendapatkan file dari server2 (node2). Ketika dilakukan refresh berulangkali, browser tetap mendapatkan file dari server2 (node2).

2. Client Download downl load dengan menggunakan Loadbalancer. Percobaan Client download di server2 (node2).

Gambar 4.33 client download ke loadbalancer skenario C

Pada percobaan ini client berhasil melakukan download dari server2 (node2) menggunakan algoritma source.

(47)

32 I. Skenario D

1. Client browsing menggunakan Loadbalancer dengan algoritma roundrobin, salah satu server dimatikan.

Gambar 4.34 client browsing ke loadbalancer pada skenario D

Pada percobaan pertama, client mendapat file dari server1 (node1).

2. Percobaan selanjutnya client melakukan download dari server1

(48)

33

3. Pada percobaan selanjutnya server2 (node2) dimatikan.

Gambar 4.36 httpd pada server2 dimatikan pada skenario D

4. Setelah server2 (node2) dimatikan, client melakukan browsing

kembali.

Gambar 4.37 client browsing ke loadbalancer pada skenario D

Pada percobaan ini, client langsung dihubungkan dengan server3 (node3).

(49)

34 J. Skenario E

1. Client browsing menggunakan Loadbalancer dengan algoritma source, salah satu server dimatikan.

Gambar 4.38 client browsing ke load balancer pada skenario E

2. Client Download menggunakan Loadbalancer dengan algoritma source.

(50)

35

3. Pada percobaan selanjutnya server2 (node2) dimatikan.

Gambar 4.40 httpd pada server2 dimatikan

4. Setelah server2 (node2) dimatikan, client melakukan browsing kembali

Gambar 4.41 client browsing ke loadbalancer pada skenario E

Setelah server 2 (node2) mati, client mendapatkan file dari server3 (node3).

K. Analisa trafik menggunakan IPtraf

1. Trafik IPtraf sebelum dilakukan browsing dan download. a. Trafik IPtraf pada loadbalancer

Gambar 4.42 iptraf pada loadbalancer sebelum client browsing

Pada gambar ini kita bisa melihat ada beberapa trafik dari loadbancer dengan IP 11.11.11.2, melakukan komunikasi dengan server1 (node1), dan server3 (node3).

(51)

36

b. Trafik IPtraf pada server1 (node1)

Gambar 4.43 iptraf pada server1 sebeluim client browsing

Dari gambar di atas bisa kita lihat server1 (node1) IP 11.11.11.3 dengn loadbalancer IP 11.11.11.2 melakukan komunikasi.

c. Trafik IPtraf pada server2 (node2)

Gambar 4.44 iptraf pada server3 sebelum client browsing

Dari gambar di atas bisa kita lihat server2 (node2) IP 11.11.11.4 dengan loadbalancer IP 11.11.11.2 melakukan komunikasi.

d. Trafik IPtraf pada server3 (node3)

Gambar 4.45 iptraf pada server3 sebelum client browsing

Darigambar di atas bisa kita lihat server3 (node3) IP 11.11.11.5 dengan loadbalancer IP 11.11.11.2 melakukan komunikasi.

(52)

37

2. Trafik IPtraf Setelah client melakukan browsing dan download. a. Trafik IPtraf pada loadbalancer

gambar 4.46 iptraf pada loadbalancer setelah client browsing dan download

Dari gambar di atas kita dapat melihat Load Balancing sedang sibuk melayani client dengan IP 172.24.25.254. setiap kali client melakukan request menggunakan port 5 digit angka, Load Balancing menjawab dengan menggunakan port 80.

b. Trafik IPtraf pada server1 (node1)

Gambar 4.47 iptraf pada server1 setelah client browsing dan download

Padagambar di atas kita bisa melihat hanya ada IP loadbalancer dengan IP 11.11.11.2 dan IP server1 (node1). Begitu pula dengan loadbalancer melakukan request ke server menggunakan port 5 digit angka, lalu server respons melalui port 80.

(53)

38 c. Trafik IPtraf pada server2 (node2)

Gambar 4.48 iptraf pada server2 setelah client browsing dan download

Begitupula dengan server2 (node2), tidak ditemukan IP client.

d. Trafik IPtraf pada server3 (node3)

Gambar 4.49 iptraf pada server3 setelah client browsing dan download

Dan juga pada server3 (node3), IP client tidak ditemukan. Hanya IP loadbalancer sedang melakukan request kemudian server merespon melalui port 80.

(54)

39

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari implementasi dan setelah melakukan pengujian pada setiap server yang menggunakan algoritma Roundrobin dan Algoritma Source, kesimpulan yang dapat penulis simpulkan adalah:

1. Secara keseluruhan, kecepatan respon setiap server bergantung pada spesifikasi server, jaringan yang dilalui. Kedua faktor tersebut saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Jika client memiliki jaringan yang cepat, namun server yang di akses memiliki spesifikasi yang rendah maka respon yang dilakukan server ke client kurang responsif. Walaupun server memiliki spesifikasi yang tinggi, di pasang pada jaringan yang lambat respon client ke server juga kurang. Untuk mendapatkan performansi yang baik, diusahakan kualitas jaringan dan kualitas server sesuai.

2. Pada uji Failover saat menggunakan alogritma Round robin atau menggunakan algoritma source, hasil nya loadbalancer dapat mengatasi error yang terjadi pada sebuah server dengan baik. Loadbalancer tidak mengirimkan halaman error atau dengan kata lain loadbalancer hanya mengirimkan data dari server yang tersedia. 3. Pada uji algoritma roundrobin, Loadbalancer berhasil melakukan

tugas nya, yaitu mengambil file dari server sesuai algoritma roundrobin. Pada percobaan client browsing pertama kali, loadbalancer mengambil dari server1, ketika halaman browser pada client direfresh loadbalancer mengirimkan file dari server lain. 4. Pada uji algoritma source, loadbalancer berhasil melakukan tugas

nya, yaitu tetap mengirimkan file yang sama dari server yang sama jika server dalam keadaan tersedia. Jika server yang digunakan untuk

(55)

40

melayani client tidak tersedia maka loadbalancer akan mengambil file dari server lain yang tersedia.

5. Implementasi Load Balancing ini dapat diterapkan untuk menunjang kebutuhan jaringan dengan skala kecil seperti sekolah, kantor, rumah sakit, kampus dan lain-lain.

B. Keterbatasan implementasi.

1. Pada implementasi Load Balancing ini tidak di terapkan pada lingkungan internet.

2. Tidak menggunakan Domain Name server. 3. Tidak menggunakan SSL untuk keamanan.

4. Hanya menggunakan 1 Loadbalancer saja, sehingga jika suatu saat loadbalancer tidak dapat melayani client maka client sama sekali tidak bisa mengakses server manapun.

5. Implementasi hanya dilakukan menggunakan virtual komputer, sehingga membutuhkan komputer host yang memadahi untuk menjalankan beberapa virtual komputer secara bersamaan.

C. Saran

Terdapat beberapa saran untuk pengembang selanjutnya, yaitu:

1. Implementasi menggunakan virtual server yang dihostingkan sehingga dapat di akses dari internet.

2. Gunakan SSL dan Domain Name Server untuk meningkatkan keamanan dan aksesibilitas.

3. Uji dengan lebih banyak client.

4. Implementasikan Load Balancing pada lingkungan nyata. 5. Melakukan uji performansi pada setiap algoritma yang tersedia

(56)

41

DAFTAR PUSTAKA

M. Rosalia, R. Munadi dan R. Mayasari, “IMPLEMENTASI HIGH AVAILABILITY SERVER MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA VIRTUAL WEB SERVER CLUSTER,” dalam e-Proceeding of Engineering, 2016.

[online] available: http://www.haproxy.org/

HAProxy Technologies LLC "HAproxy"

https://www.haproxy.com/documentation/aloha/10-0/traffic-management/lb-layer7/health-checks/ [17 Juli, 2018]

Herdian, R., “IMPLEMENTASI DAN ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING PADA VIRTUAL SERVER MENGGUNAKAN ZEN LOAD BALANCER”. Fakultas Elektro dan Komunikasi Universitas Telkom, Bandung, 2015

Mitchell Anicas https://www.digitalocean.com/community/tutorials/how-to-use- haproxy-as-a-layer-4-load-balancer-for-wordpress-application-servers-on-ubuntu-14-04 [17 juli, 2018]

[Online]. Available: www.httpd.apache.org.

Apache, “Apache,” [Online]. Available

https://httpd.apache.org/docs/2.4/mod/core.html. [23 Oktober, 2018]. A. B. M. Moniruzzaman, M. Waliullah dan M. S. Rahman, “A High Availability

Clusters Model Combined with Load Balancing and Shared Storage Technologies for Web Servers,” dalam International Journal of Grid Distribution Computing, 2015.

Abdullah, A, S.N.M.P Simamora, dan H. R. Andrian. 2010. Implementasidan Analisa Load Balancingpada suatu Web ServerLokal.

Ardhian, Dite, Adian F. R, dan Eko Didik W. 2013. Analisis perbandingan untuk keja penyeimbang beban Web Serverdengan Haproxydan PoundLinks.Jurnal Teknologi dan Sistem InformasiVol. 1, No. 2. Emanuel, Andi Wahyu Rahardjo. 2006. Instalasi Apache Web Server,

MySQL Database, dan PHP pada Sistem Operasi Fedora Core 5.Jurnal Informatika UKMVol 2, No. 3.

Rijayana, Iwan. 2005. “Teknologi Load Balancing Untuk Mengatasi Beban Server”. Disajikan dalam Seminar Nasional Aplikasi Teknologi

(57)

42 LAMPIRAN

(58)
(59)

44 2. Install httpd centos 7

(60)

45 3. Install HAproxy

(61)

46 5. Install VMware

(62)
(63)
(64)
(65)
(66)

51 6. Versi sistem operasi

(67)

52 7. Mengguankan perintah nmtui centos 7

(68)

53

Gambar

Gambar 3.2 diagaram arus
Gambar 4.1 cabling pada loadbalancer
Gambar 4.3 Konfigurasi mikrotik
gambar 4.4 konfigurasi bridge pada Loadbalancer
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tahap selanjutnya yaitu pengujian jaringan yang terdiri dari pengujian koneksi jaringan, pengujian web server pada client dan pengujian load balancing pada router

Pada penelitian ini, dilakukan analisis performa load balancer yang menggunakan algoritma round robin dalam mendistribusikan beban kerja broker MQTT.. Penelitian

Implementasi load balancing server dengan metode direct routing menggunakan algoritma weighted round robin 2 banding 3 pada pengujian 7500 request dan 10000

Pengujian dilakukan untuk mengatahui kelebihan dan kekurangan ketika menggunakan sistem cluster server serta melihat perbandingan performa algoritma round robin dan ip

multiple server dengan mempertimbangkan kapasitas dari setiap server untuk mengurangi terjadinya kegagalan server (Alimuddin & Ahmad, 2016). Penerapan

Sticky session dalam konfigurasi di server load balance yang dilakukan menggunakan header cookie dimana client diberi penanda sebelum masuk lalu untuk web server

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS PERBANDINGAN LOAD BALANCING DALAM ARSITEKTUR FISIK.. DAN ARSITEKTUR CLOUD (VIRTUALISASI)

237 1 Pengujian Throughput 240P Pada gambar 7 terlihat hasil pengujian menunjukkan bahwa algoritma Weighted Least Connection WLC memiliki performa terbaik dalam hal throughput pada