5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Jaringan KomputerJaringan komputer adalah sekelompok komputer yang saling terhubung satu dengan yang lain melalui media kabel ataupun gelombang radio dengan tujuan untuk saling bertukar data. Pada dasarnya jaringan komputer dibangun oleh teknologi komputer dan teknologi komunikasi yang memiliki skala yang berbeda-beda mulai dari jaringan LAN hingga jaringan Internet. Tanpa kita sadari teknologi ini berkembang sangat pesat dan sangat membantu penggunanya, mulai dari hanya sekedar bertukar data hingga melakukan pembayaran secara online. Jaringan komputer juga dapat membantu berbagi resource yang dapat digunakan bersama-sama, sehingga dapat menekan biaya pengadaan alat.
Berdasarkan kegunaannya klasifikasi jaringan dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu jaringan client server dan jaringan peer to peer. Jaringan client server adalah jaringan yang salah satu nya menjadi pusat dan pembantu komputer lain. dalam prosesnya jaringan client server memiliki ciri kas yang mencolok ya itu setiap client melakukan request keperluan kepada server kemudian server akan menjawab sesuai request dan resource yang server miliki. Jaringan client server ini dalam skala besar dapat menghubungkan client dengan client yang berada di belahan bumi lain, contoh nya adalah web streaming video atau media sosial. Jaringan client server memiliki beberapa keunggulan seperti kontrol yang terpusat sehingga server memiliki wewenang untuk mengontrol akses setiap client nya. Dibandingkan dengan jaringan peer to peer, jaringan client server memiliki skala yang yang lebih besar dan luas. Dilain sisi jaringna client server memiliki kelemahan jika terjadi kegagalan pada pusat kontrol maka seluruh client tidak bisa dilayani, terlalu banyak pengguna menjadikan jaringan client server lambat.
6
Jika jaringan client server menjadikan salah satu komputer menjadi pembantu berbeda dengan jaringan peer to peer, pada jaringan peer to peer semua komputer yang saling terhubung bekerja sama dan saling berbagi resource dan service untuk menyelesaikan sebuah tugas. Setiap komputer dapat menggunakan aplikasi yang terdapat di komputer lain, contohnya sebuah komputer A membuka aplikasi pengolah kata di komputer B kemudian dicetak langsung dari komputer B.
B. Teknologi LAN
LAN (Local Area Network) merupakan bentuk jaringan terkecil dari beberapa macam tipe jaringan lainnya. Pada prakteknya LAN terdiri dari beberapa komputer yang terhubung dalam satu network atau cakupan jaringan. Jaringan LAN biasanya dihubungkan menggunakan Switch atau Hub. Dalam membangun jaringan LAN ada beberapa topologi yang bisa dipilih mulai dari jaringan LAN point to point, jaringan LAN bus, jaringan LAN ring, jaringan LAN Star, jaringan LAN tree. Setiap Topologi memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri tergantung kebutuhan.
Pada jaringan LAN dalam pengalamatan sebuah komputer menggunakan Privat IP, tiap network akan mewakili beberapa komputer sekaligus. Keuntungan menggunakan jaringan LAN adalah karena skalanya yang kecil memudahkan troubleshooting jika terjadi gangguan, mudah untuk berbagi resource yang ada dalam jaringan. Namun jaringan LAN memiliki kelemahan yaitu mudah diserang akibat kelalaian pengguna, seperti password komputer yang mudah di tebak atau penyebaran virus melalui jaringan.
C. http
http kepanjangan dari Hypertext Transfer Protocol yang merupakan seperangkat aturan untuk mengirim file yang berupa gambar, teks, gambar, suara, video, dan file multimedia lainnya.
7
Protokol http berada di lapisan aplikasi pada OSI layer yang digunakan oleh web browser sebagai client menuju server sebagai pemilik situs web. Saat client membuka web browser, client akan memasukan kata kunci atau memasukan alamat host yang akan di kunjungi. Jika client memasukan kata kunci, kata kunci tersebut akan di proses oleh mesin pencari yang digunakan, kemudian mesin pencari akan memberikan beberapa rekomendasi alamat web beserta artikel yang berhubungan dengan kata kunci, ketika client mengklik alamat web yang di rekomendasikan browser akan memodifikasi alamat untuk ditujukan ke server tujuan sebagai request client. Jika server yang dituju dapat dijangkau, server akan mengirimkan respons sesuai request client yang kemudian akan ditampilkan melalui web browser client.
http merupakan protokol yang menjadi dasar dan di adopsi internet karena sederhana dan relaible. Pada dasar nya protokol http dikirim menggunakan protokol TCP/IP pada layer transport melalui port 80 sebagai default port http menuju server.
D. OSI Layer 4 (Transport)
Dengan meningkatnya kompleksitas jaringan internet dan penggunaan komputer dalam skala luas menyebabkan banyaknya pengguna aktif setiap waktu. komputer mengirim dan menerima beberapa pesan secara terus menerus. Komputer pengirim dan penerima, masing-masing melakukan pengiriman pesan tidak hanya dari komputer ke komputer berikutnya, tetapi juga dari proses satu komputer ke komputer lain. Layer transport pada jaringan komputer bertanggung jawab untuk menyampaikan pesan ke proses aplikasi yang sesuai pada komputer host. Proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh layer transport melibatkan proses penggabungan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan dibentuk menajdi sebuah paket data diberi port tujuan dalam header setiap paket data yang berada pada transport layer.
8 E. Load Balancing
Banyaknya masalah pada server akibat kelebihan beban request yang dikirim oleh client mengakibatkan server sebagai pelayan client menjadi buruk. Akibat overload server menjadi susah untuk diakses atau dalam istilah sehari-hari “lemot”. Load Balancer dapat bekerja di beberapa layer jaringan komputer, Loadbalancer memanfaatkan aliran data dari client ke server yang melewati Load Balancing. Tujuan utama dengan adanya Load Balancing adalah untuk membagi trafik request client sesuai algoritma yang dipakai untuk mencegah terjadinya overload pada server.
Pada Load Balancing memiliki dua sisi yaitu sisi frontend dan sisi backend. Sisi frontend berisi akses kontrol IP server yang terhubung dengan Loadbalancer. Pada backend berisi inisialisasi identitas Loadbalancer yang berisi IP loadbalancer, timeout connect dan lain-lain.
F. Proxy
Proxy server adalah komputer atau software yang bekerja sebagai perantara client dengan webserver yang akan dikunjungi. Proxy berisi perintah yang disesuaikan dengan kebutuhan.
1. HAproxy
HAproxy adalah aplikasi open source yang bisa digunakan untuk kebutuhan Load Balancing. Selain dapat melakukan Load Balancing, Haproxy juga dapat mengatasi Fail Over akibat salah satu server tidak bisa diakses Haproxy didukung oleh beberapa algoritma
a. Round Robin
Aalgoritma round robin adalah algoritma default yang digunakan Haproxy. Cara kerja Algoritma Round Robin adalah penjadwalan secara berurutan sesuai server yang tersedia. Jika client 1 masuk server 1 makan penunjung setelah client 1 akan masuk ke server 2,
9
begitu hingga semua server sudah memiliki bagian yang sama sesuai jumlah server.
b. Source
Algoritma Source adalah metode yang menggunakan alamat IP client untuk menentukan server yang dikunjungi. Sehingga jika client pernah mengunjungi sebuah server sebelum nya maka, client akan disambungkan dengan server yang sama.
G. Metrik Uji
1. uji aksesbilitas server
Web server kemungkinan besar akan memiliki masalah, baik dari masalah koneksi atau hanya maintance. Webserver yang baik akan tetap dapat melayani client dengan baik walaupun salah satu server mengalami gangguan.
2. Uji Algoritma yang dipakai
Algoritma adalah bagian terpenting dari sebuah Load Balancing, karena Algoritma bertanggung jawab sebagai penentu akses.
3. Uji kekuatan server
Sesuai namanya High Availabel diharapkan dengan menggunakan Load Balancing dapat menambah kemampuan server dalam melayani client.
10
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
A. TOPOLOGI
(gambar 3.1 topologi jaringan)
Pada implementasi Haproxy ini penulis menggunakan topologi jaringan sebagai berikut. Client terhubung dengan mikrotik melalui switch. Mikrotik terhubung dengan loadbalancer, loadbalancer terhubung dengan server. Untuk pembagian IP dalam implementasi ini sebagai berikut:
1. Client menggunakan network 172.25.25.0/24 dengan gateway 172.24.25.1, client akan mendapat IP secara otomatis dari DHCP yang di atur dari mikrotik.
2. HAproxy Loadbalancer menggunakan network 11.11.11.2/29 dengan gateway 11.11.11.1, IP HAproxy mendapat IP secara DHCP namun dibuat Static.
3. Pada server1 (node1) menggunakan IP 11.11.11.3/29, server2 (node2) menggunakan IP 11.11.11.4/29, pada server3 (node3) menggunakan IP 11.11.11.5/29. Semua IP pada server di buat secara manual static.
11 B. Jumlah dan Jenis Penggunaan
Jumlah pengguna memiliki pengaruh besar dalam perancangan sebuah website, begitu pula dengan jenis website. Penulis akan menggunakan beberapa client untuk mengakses server guna menguji metrik uji.
C. Perangkat keras Dalam pengimplementasian ini penulis
menggunakan 1. Komputer
a. komputer server berjumlah 3 buah (virtual) b. komputer client
c. komputer Loadbalancer (virtual) 2. Router mikrotik
3. Switch
4. Kabel UTP dengan colokan RJ45
D. Perangkat Lunak 1. Sistem Operasi
a. Sistem operasi Centos 7 x86 sebagai server dan loadbalancer b. Sistem Operasi Windows 7 x86 sebagai Host
c. Sistem Operasi mikrotik (virtual) 2. Apache server
apache merupakan salahsatu aplikasi yang menyediakan alat-alat untuk membangun sebuah web server. Apache bersifat open source atau pengguna boleh melakukan modifikasi code yang sudah ada untuk menyesuaikan kebutuhan pengguna.
3. HAproxy
HAproxy adalah salah satu perangkat lunak open source yang berguna untuk membagi trafik yang lewat dari client menuju server atau Loadbalancer.
12 4. Wireshark
Wireshark adalah tools analizer yang digunakan untuk mengcapture data trafik jaringan yang lewat pada sebuah komputer secara detail.
5. VMware
VMware adalah Virtual mesin yang digunakan untuk menjalankan sebuah sistem operasi didalam host dengan kata lain VMware adalah aplikasi yang digunakan untuk menjalankan komputer di dalam komputer secara virtual.
6. IPtraf
IPtraf merupakan tools network analizer yang sudah disediakan oleh Linux OS. IPtraf digunakan untuk melihat jaringan yang sedang aktif.
7. Firewall
Firewall merupakan aplikasi default yang dimiliki setiap sistem operasi. Firewall berguna untuk mengatur dan mengamankan hak akses, agar komputer aman dari serangan yang tidak diinginkan.
8. Hosts
Host digunakan untuk menginisialisasi IP sebuah komputer ke dalam bentuk teks yang mudah dipahami. Host dapat di atur sesuai keinginan.
E. Desain Pengujian
Setiap penelitian membutuhkan perencanaan agar dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Di bawah ini adalah desain pengujian penelitian
13
Gambar 3.2 diagaram arus
Keterangan diagram arus:
Pada tahap desain Topologi penulis akan menentukan skenario pengujian, algoritma yang dipakai, serta mempertimbangkan kemungkinan buruk yang akan terjadi saat implementasi dilakukan. Implementasi topologi dengan mempersiapkan alat dan mulai membangun infrastruktur yang akan digunakan. Memastikan jaringan mulai dari client ke router, router ke Load Balancing, Load Balancing
14
ke server semua dapat terhubung dengan baik. Pada konfigurasi penulis mengimplementasikan konfigurasi memasang loadbalancer dan mengatur loadbalancer sesuai dengan algoritma yang digunakan. Pada tes konfigurasi, penulis melakukan pengecekan dan melakukan maintenance jika ada konfigurasi yang tidakk tepat atau hasil nya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Jika semua dirasa sudah cukup dan sesuai, penulis melanjutkan dengan tes uji matrix. Setelah selesai tes uji matrix penulis mulai mempersiapkan penulisan hasil implementasi.
F. Desain pengujian Implementasi 1. Skenario A
Menggunakan 2 server tanpa Load Balancing, client melakukan browsing.
2. Skenario B
Menggunakan 3 server aktif dengan Load Balancing dengan algoritma Round Robin, client melakukan browsing dan download. 3. Skenario C
Mengguankan 3 server aktif dengan Load Balancing dengan algoritma source, client melakukan browsin dan download.
4. Skenario D
Menggunakan 3 server aktif, kemudian salah satu server dimatikan dengan algoritma round robin. Client melakukan browsing dan download.
5. Skenario E
Menggunakan 3 server aktif, kemudian salah satu server dimatikan dengan algoritma source. Client melakukan browsing dan download.
15
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS
A. Instalasi dan konfigurasi Jaringan 1. Cabling pada VMware
a. Cabling Load balancer dan server
Gambar 4.1 cabling pada loadbalancer
Pada Load Balancing memiliki 2 network adapter, network adapter1 terhubung ke Mikrotik melalui LAN segment 2, network adapter2 terhubung ke beberapa server melalui LAN segment 4. b. Cabling Mikrotik pad VMware
Gambar 4.2 cabling pada mikrotik
Pada mikrotik memiliki 3 network adapter, network adapter pertama terhubung ke internet melalui Custom virtual network yaitu VMnet8. Network adapter 2 terhubung ke Loadbalancer
16
melalui Lansegment 2. Network adapter 3 terhubung dengan client melalui LAN segment 3.
2. Instalasi dan Konfigurasi Mikrotik
Gambar 4.3 Konfigurasi mikrotik
Pada mikrotik penulis menggunakan 3 network yang berbeda. a. Network mikrotik menuju Loadbalancer menggunakan network
11.11.11.0/29, dengan gateway 11.11.11.11.1/29 pada interface ether2
b. Network mikrotik menuju client menggunakan network 172.24.25.0/24, dengan gateway 172.24.25.1/24 pada interface ether3
c. Network mikrotik menuju internet berasal dari network 203.1.121.0/24, dengan IP 203.1.121.130/24 pada interface ether1 IP ini didapat secara DHCP dari mikrotik lain.
17
3. Instalasi dan Konfigurasi Jaringan pada Loadbalancer
a. Bridging interface Loadbalancer
gambar 4.4 konfigurasi bridge pada Loadbalancer
gambar 4.5 koneksi bridge pada Loadbalancer
Pada Load balancer, semua interface dilakukan bridging, artinya semua interface di gabung menjadi satu lalu diberi IP sendiri.
18
Interface ens32 dan ens33 digabung menjadi satu dan diberi nama bridge0 dengan IP 11.11.11.2/29. Interface ens32 terhubung dengan mikrotik gateway 11.11.11.1/29. Interface ens33 terhubung dengan 3 sever yang lain. Diset secara DHCP yangdiberikan oleh mikrotik router.
4. Instalasi dan konfigurasi Jaringan pada Server a. Server1 (node1)
Gambar 4.6 koneksi server1 (node1) ke Loadbalancer
Pada node1 jaringan menggunakan interface dengan nama ens33, menggunakan IP 11.11.11.3/29 dengan gateway 11.11.11.2 diset secara static/manual.
b. Server2 (node2)
Gambar 4.7 koneksi server2 (node2) ke Loadbalancer
Pada node2 jaringan menggunakan interface ens33, menggunakan IP 11.11.11.4/29 dengan gateway 11.11.11.2/29 diset secara static/manual
c. Server3 (node3)
Gambar 4.8 koneksi server3 (node3) ke Loadbalancer
Pada node3 jaringan menggunakan interface ens33, menggunakan IP 11.11.11.5/29 dengan gateway 11.11.11.5/29 diset secara static/manual.
19
5. Konfigurasi Keamanan pada Load Balancing
a. Firewall dan SElinux
gambar 4.9 status firewalld pada loadbalancer
gambar 4.10 status firewalld pada server1,serverr2,server3
Pada implementasi ini penulis sengaja mematikan tidak menggunakan Firewall atau firewall dimatikan. Namun SElinux tetap dalam keadaan enable namun enforcing di set 0. Pada webserver firewall dan SElinux dibiarkan dalam keadaan hidup.
B. Tes konektivitas jaringan
20
Gambar 4.11 hasil tes koneksi dari loadbalancer ke setiap server
Dari gambar di atas kita bisa tahu bahwa Loadbalancer bisa terkoneksi dengan lancar ke Mikrotik, server1(node1), server2 (node2), dan server3 (node3).
2. Tes Koneksi pada server1 (node1)
Gambar 4.12 hasil tes koneksi dari server1 ke loadbalancer
Pada gambar di atas kita bisa tahu bahwa server1 (node1) dapat terkoneksi dengan lancar ke Mikrotik, Loadbalancer, server2 (node2), server3 (node3).
21 3. Tes Koneksi pada server2 (node2)
Gambar 4.13 hasil tes koneksi dari server2 ke loadbalancer
Pada gambar di atas kita bisa bisa tahu bahwa server2 (node2) dapat terkoneksi dengan baik ke Mikrotik, Loadbalancer, server1 (node1), dan server3 (node3).
4. Tes Koneksi pada server3 (node3)
Gambar 4.14 hasil tes koneksi dari server3 ke loadbalancer
Pada gambar di atas kita bisa tahu bahwa server3 (node3) dapat terkoneksi dengan baik ke Mikrotik, Loadbalancer, server1 (node1), server2 (node2).
22 C. Hosts
Gambar 4.15 gambar list host yang ada di setiap server dan loadbalancer
Pada implementasi ini pada setiap server dan Loadbalancer memiliki daftar hosts yang saling terkoneksi. Dapat kita lihat gambar di atas, IP 11.11.11.2 merupakan milik Loadbalance, IP 11.11.11.3 milik server1 (node1), IP 11.11.11.4 milik server2 (node2), IP 11.11.11.5 milik server3 (node3).
D. Konfigurasi Load Balancing
File Script HAproxy terletak di directory /etc/haproxy/haproxy.cfg. Konfigurasi Script HAproxy sebagai berikut:
global
# untuk logging section log 127.0.0.1 local2 info chroot /var/lib/haproxy pidfile /var/run/haproxy.pid
# jumlah koneksi maksimal per-proses maxconn 256
# proses user dan group user haproxy
group haproxy
# proses dijalankan di background daemon
defaults
# running mode mode http
# menggunakan global settings log global
# get HTTP request log option httplog
# timeout jika backand server tidak menjawab timeout connect 10s
23 timeout client 30s # timeout pada sisi server timeout server 30s
# menetapkan nama untuk frontend frontend http-in
# listen 80 bind *:80
# set default backend
default_backend backend_servers # mengirim X-Forwarded-For header option forwardfor
# menetapkan backend backend backend_servers
# balance dengan roundrobin/source balance roundrobin
# menetapkan backend server
server node1 10.10.10.2:80 check server node2 10.10.10.3:80 check server node3 10.10.10.4:80 check # monitoring untuk mengakses statistik pada port 1936 listen stats *:1936
#mengaktifkan statistik stats enable
#identifikasi interaksi stats uri /
#menyembunyikan versi HAproxy/tidak ditampilkan stats hide-version
#autentifikasi untuk login stats auth someuser:password
E. Konfigurasi Web server 1. Data Website
Setiap web server menggunakan Apache server. data website disimpan pada direktori /var/www/html//web/.
24
Gambar 4.16 data website yang disimpan pada server
2. Konfigurasi documment root
Gambar 4.17 directory root
Documment root digunakan untuk mengkonfigurasi Link data website yang akan diakses oleh client. Documment root terdapat di direktori /etc/httpd/conf/httpd.conf. Pada konfigurasi documment root, Link diarahkan ke data website yang berada di direktori /var/www/html/web.
25 3. Nonaktifkan welcome config
Gambar 4.18 menonaktifkan halaman default apache
Menonaktifkan welcome config untuk mengantisipasi halaman default apache muncul saat web server di browsing.
4. Analisa Data
Pada proyek ini data akan di ambil dari salah satu client dengan melakukan pengujian sesuai skenario yang sudah di buat sebelum nya.
F. Instalasi Jaringan dan Pengujian untuk Skenario A 1. Konfigurasi IP pada server1
26
2. Konfigurasi IP pada server2
Gambar 4.20 konfigurasi IP server2 pada skenario A
3. Memastikan Loadbalancer tidak aktif
Pada skenario ini client melakukan browsing pada server yang tidak menggunakan Load Balancing. Sebelumnya untuk meyakinkan bahwa sistem tidak menggunakan Load Balancing maka perlu mematikan Load Balancing.
Gambar 4.21 uji koneksi dari client untuk memastikan Load Balancing tidak aktif
Client melakukan browsing menggunakan browser, client menggunakan Mozzila Fire Fox sebagai browser untuk melakukan browsing menuju server.
27
Gambar 4.22 client tidak bisa mengakses loadbalancer dengan browser
4. Client Browsing Langsung ke server
Client browsing langsung menuju server menggunakan IP server.
Gambar 4.23 client browsing ke server1 pada skenario A
5. Pada server1 (node1) web server dimatikan
28
6. Client browsing ke server1 (node1) setelah webserver dimatikan.
Gambar 4.25 client browsing ke server1 setelah server1 dimatikan
7. Client browsing ke server 3 (node3) setelah server1 (node1) mati.
Gambar 4.26 client browsing ke server3 skenario A
G. Pengujian untuk Skenario B
1. Client browsing menggunakan balancer dengan algoritma Roundrobin
Hasil browsing client menggunakan algoritma roundrobin, percobaan client browsing ke 11.11.11.2 yang merupakan IP loadbalancer.
29
Gambar 4.27 client browsing ke loadbalancer skenario B pertama
Gambar 4.28 client browsing ke loadbalancer skenario B ke dua
Gambar 4.29 client browsing ke loadbalancer skenario B ke tiga
Setelah Client melakukan browsing pertama, client mendapat file dari server1 (node1). Pada percobaan ke 2, client mendapat file
30
dari server2 (node2), percobaan ke 3 Client mendapat file dari server3 (node3). File server yang dikirim ditandai dengan teks yang berada disamping icon didalam tab bar. S1 berarti file berasal dari server1 (node1), S2 berati file berasal dari server2 (node2), S3 berarti file berasal dari server3 (node3).
2. Client Download menggunakan loadbalancer.
Percobaan client download dari setiap server menggunakan algoritma roundrobin.
Gambar 4.30 client download dari server1 skenario B
Gambar 4.31 client download dari server2 skenario B
31 H. Pengujian Skenario C
1. Client browsing menggunakan Loadbalancer dengan algoritma source.
Hasil Client browsing ke Loadbalancer dengan algoritma round robin.
Gambar 4.32 client browsing ke loadbalancer skenario C
Saat pertama kali browsing, client mendapatkan file dari server2 (node2). Ketika dilakukan refresh berulangkali, browser tetap mendapatkan file dari server2 (node2).
2. Client Download downl load dengan menggunakan Loadbalancer. Percobaan Client download di server2 (node2).
Gambar 4.33 client download ke loadbalancer skenario C
Pada percobaan ini client berhasil melakukan download dari server2 (node2) menggunakan algoritma source.
32 I. Skenario D
1. Client browsing menggunakan Loadbalancer dengan algoritma roundrobin, salah satu server dimatikan.
Gambar 4.34 client browsing ke loadbalancer pada skenario D
Pada percobaan pertama, client mendapat file dari server1 (node1).
2. Percobaan selanjutnya client melakukan download dari server1
33
3. Pada percobaan selanjutnya server2 (node2) dimatikan.
Gambar 4.36 httpd pada server2 dimatikan pada skenario D
4. Setelah server2 (node2) dimatikan, client melakukan browsing
kembali.
Gambar 4.37 client browsing ke loadbalancer pada skenario D
Pada percobaan ini, client langsung dihubungkan dengan server3 (node3).
34 J. Skenario E
1. Client browsing menggunakan Loadbalancer dengan algoritma source, salah satu server dimatikan.
Gambar 4.38 client browsing ke load balancer pada skenario E
2. Client Download menggunakan Loadbalancer dengan algoritma source.
35
3. Pada percobaan selanjutnya server2 (node2) dimatikan.
Gambar 4.40 httpd pada server2 dimatikan
4. Setelah server2 (node2) dimatikan, client melakukan browsing kembali
Gambar 4.41 client browsing ke loadbalancer pada skenario E
Setelah server 2 (node2) mati, client mendapatkan file dari server3 (node3).
K. Analisa trafik menggunakan IPtraf
1. Trafik IPtraf sebelum dilakukan browsing dan download. a. Trafik IPtraf pada loadbalancer
Gambar 4.42 iptraf pada loadbalancer sebelum client browsing
Pada gambar ini kita bisa melihat ada beberapa trafik dari loadbancer dengan IP 11.11.11.2, melakukan komunikasi dengan server1 (node1), dan server3 (node3).
36
b. Trafik IPtraf pada server1 (node1)
Gambar 4.43 iptraf pada server1 sebeluim client browsing
Dari gambar di atas bisa kita lihat server1 (node1) IP 11.11.11.3 dengn loadbalancer IP 11.11.11.2 melakukan komunikasi.
c. Trafik IPtraf pada server2 (node2)
Gambar 4.44 iptraf pada server3 sebelum client browsing
Dari gambar di atas bisa kita lihat server2 (node2) IP 11.11.11.4 dengan loadbalancer IP 11.11.11.2 melakukan komunikasi.
d. Trafik IPtraf pada server3 (node3)
Gambar 4.45 iptraf pada server3 sebelum client browsing
Darigambar di atas bisa kita lihat server3 (node3) IP