Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo, Ruang Seminar UMP,
Sabtu, 12 Mei 2018
183
ANALISIS OPERASI VEKTOR DAN KOMBINASI LINEAR DALAM POLA TARI
GAMBYONG PAREANOM
Ana Rosari Dian Sulistyarini
1), Agata Galuh Puspita Putri
2)1Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma 1email: emilialoy18@gmail.com
2email: agatagaluh62@gmail.com
Abstract
Tari Gambyong merupakan salah satu tari tradisional yang berasal dari Surakarta, Jawa Tengah.
Tarian ini biasa ditampilkan pada saat acara penyambutan atau acara-acara besar lainnya. Sudah
banyak Tari Gambyong kreasi yang dikembangkan tetapi tidak menghilangkan nilai estetika dari
Tari Gambyong itu sendiri. Penelitian ini merupakan studi pustaka dengan pengamatan yang
bertujuan untuk menunjukkan bahwa adanya hubungan antara ilmu matematika dengan Tari
Gambyong Pareanom. Salah satunya, mengenai hubungan antara pola Tari Gambyong Pareanom
dengan vektor dan kombinasi linear. Vektor yang dikaji dalam penelitian ini lebih menekankan pada
operasi penjumlahan vektor dan operasi pengurangan vektor. Pada kombinasi linear vektor dapat
dikembangkan pula suatu pola baru yang berguna bagi masyarakat dalam membentuk pola Tari
Gambyong Pareanom kreasi.
Keywords: tari gambyong pareanom, pola, operasi vektor, kombinasi linear.
1. PENDAHULUAN
Pada
era
globalisasi
yang
semakin
menunjukan kemodernan, masyarakat dunia
terutama di Indonesia lebih senang dengan
hal-hal yang berbau modernisasi dan mulai
meninggalkan
tradisi-tradisi
yang
lebih
tradisional.
Keprihatinan
tersebut
menjadi
motivasi
bagi
penulis
untuk
melakukan
penelitian yang berkaitan dengan tradisi-tradisi
tradisional di Indonesia. Pada kesempatan ini,
penulis meneliti sebuah tarian tradisional yang
berasal dari Surakarta (Jawa Tengah), yaitu Tari
Gambyong Pareanom.
Menurut Widyastutieningrum, dalam Anik
Juwariyah, Tari Gambyong merupakan salah
satu bentuk tari tradisional Jawa [5]. Tari
gambyong ini merupakan hasil perpaduan tari
rakyat dengan tari keraton. ‘Gambyong’ semula
merupakan nama seorang waranggan (wanita
terpilih atau wanita penghibur) yang pandai
membawakan tarian yang sangat indah dan
lincah. Nama lengkap waranggana tersebut
adalah Mas Ajeng Gambyong yang hidup pada
zaman Sinuhun Paku Buwono IV di Surakarta
(1788-1820), dia terkenal di seantero Surakarta
dan terciptalah nama Tari Gambyong.
Seiring dengan perkembangan zaman, Tari
Gambyong
mengalami
perubahan
dan
perkembangan. Salah satu perkembangan Tari
Gambyong berkaitan dengan bentuk sajian tarian
tersebut. Pada awalnya, bentuk sajian Tari
Gambyong didominasi oleh kreativitas dan
interpretasi penari dan pengendang. Urut-urutan
gerak tari yang dilakukan oleh penari
didasarkan pada pola atau musik gendang.
Selanjutnya, Tari Gambyong lebih didominasi
oleh koreografi-koreografi Tari Gambyong.
Perkembangan koreografi ini diawali dengan
munculnya Tari Gambyong Pareanom pada
tahun 1950 di Mangkunegaran. Koreografer Tari
Gambyong Pareanom adalah Nyi Bei Mintoraras.
Setelah kemunculan Tari Gambyong Pareanom,
banyak
varian
tarian
Gambyong
yang
berkembang di luar Mangkunegaran, diantaranya
Gambyong Sala Minulya, Gambyong Pangkur,
Gambyong Ayun-ayun, dan lain-lain.
Pada
awalnya,
Tari
Gambong
hanya
dipertunjukan sebagai hiburan bagi Sinuhun
Paku Buwono VI atau pada acara penyambutan
tamu
kehormatan
Kasunanan
Surakarta.
Sekarang, Tari Gambyong dapat dinikmati oleh
semua masyarakat umum sebagai pertunjukan
seni.
Penelitian Matematika terhadap tari-tari di
Indonesia telah dilakukan oleh beberpa peneliti.
Misalnya, Florentina dan kawan-kawan telah
melakukan penelitian Matematika dalam Tari
Sajojo [4]. Sejauh kami melakukan studi pustaka,
184
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, “Integrasi Budaya,
Psikologi, dan Teknologi dalam Membangun Pendidikan Karakter Melalui Matematika
dan Pembelajarannya”.
kami belum menemukan adanya karya ilmiah
atau jurnal yang meneliti unsur matematika
dalam Tari Gambyong Pareanom. Beberapa
penelitian,
misalnya
oleh
Dewi
Candra
Florentina dan kawan-kawan.
Penelitian ini menarik untuk dilakukan
karena
penulis
melihat
sebagian
besar
masyarakat Indonesia masih memandang bahwa
tarian tradisional ditampilkan hanya untuk
hiburan atau pertunjukkan seni semata. Dalam
hal ini, penulis ingin memperlihatkan kepada
masyarakat bahwa adanya unsur lain selain seni
dan unsur estetika dalam Tari Gambyong, yaitu
unsur matematika. Tujuan dari penelitian ini
penulis ingin menunjukkan bahwa adanya
hubungan antara ilmu matematika dengan Tari
Gambyong.
2. KAJIAN LITERATUR
Tari, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), adalah gerakan badan (tangan dan
sebagainya) yang berirama, biasanya diiringi
bunyi-bunyian (musik, gamelan, dan sebagainya)
[6]. Tari juga dapat didefinisikan sebagai
perpindahan kaki atau tubuh seseorang, atau
keduanya, secara berirama dalam sebuah pola
langkah yang diiringi musik.
2.1. Pola Lantai dalam Tari Gambyong
Pareanom
Penggarapan pola lantai Tari Gambyong
biasanya
dilakukan
pada
peralihan
atau
pergantian rangkaian gerak. Hal ini dilakukan
pada saat penari melakukan perpindahan tempat
dengan gerak penghubung. Pembentukan pola
lantai
pada
Tari
Gambyong
biasanya
mempertimbangkan jumlah penari, rangkaian
gerak yang dilakukan, kemampuan penari,
bentuk gawang, dan ruang tempat pentas. Berikut
adalah pola-pola penari pada Tari Gambyong
Pareanom yang terdiri dari 5 penari.
Pola a
Pola b
Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo, Ruang Seminar UMP,
Sabtu, 12 Mei 2018
185
Pola d
Pola e
Pola f
Pola g
Pola h
186
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, “Integrasi Budaya,
Psikologi, dan Teknologi dalam Membangun Pendidikan Karakter Melalui Matematika
dan Pembelajarannya”.
Pola i
Pola j
Keterangan Gambar:
a. Ukelan Tangan
b. Lembehan
c. Ukel penthangan
d. Goyangan
e. Selut
f. Ukel seblak sampur
g. Goyang lembehan
h. Putar pinggul
i. Saggah egol
j. Goyang dobel step
2.2. Formasi Tari Gambyong Pareanom
Menurut Nur Faizih, pola lantai adalah pola
denah yang dilakukan oleh seoarang penari
dengan perpindahan, pergerakan, dan pergeseran
posisi dalam sebuah ruang (space) untuk menari
[3]. Pola lantai ini sebenarnya merupakan teknik
blocking (penguasaan panggung) seorang penari.
Pola lantai berfungsi untuk membuat posisi
dalam sebuah ruang gerak. Dalam sebuah tarian
(terutama tari kelompok), pola lantai perlu
diperhatikan. Selain itu, menurut Nanang Ajim,
ada beberapa macam pola lantai pada tarian yang
membentuk sebuah formasi dalam tari [1], antara
lain:
1. Bentuk huruf V
Biasanya formasi ini digunakan pada
awal pembukaan dalam sebuah pertujukkan
tari. Dalam formasi ini terdapat satu orang
di depan sebagai pusatnya. Kemudian penari
yang lain berbaris melebar sehingga
membentuk huruf V.
2. Bentuk Segilima
Formasi ini diawali dengan membentuk
sebuah segi lima lalu kemudian penari
bergerak secara melingkar. Ini berarti
menunjukkan bahwa mereka mulai menjaga
keseimbangan formasi secara konstan. Hal
ini melambangkan persatuan dan kesatuan
yang dinamis dan kokoh.
3. Bentuk garis
Dalam formasi ini, penari membentuk
garis vertical, yaitu garis lurus dari depan ke
belakang atau sebaliknya. Formasi ini
memberikan kesan sederhana tapi kuat.
Selain itu, formasi ini juga banyak
digunakan pada tari tradisional baik klasik
maupun kerakyatan. Selain itu juga dapat
terbentuk formasi garis diagonal, dimana
penari berbaris membentuk garis menyudut
ke kanan atau ke kiri.
2.3. Vektor
Vektor adalah besaran yang mempunyai
besar dan arah. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan definisi dan pembahasan tentang
vektor yang diberikan oleh Anton [2] dan Modul
Matematika Vektor [7]. Beberapa vektor
(sejenis)
dapat
dijumlahkan
sehingga
menghasilkan sebuah vektor baru yang disebut
sebagai vektor resultan.
2.3.1. Operasi Penjumlahan Pada Vektor
Menurut Yurizal, ada beberapa cara
penjumlahan vektor, salah satunya adalah cara
segitiga [8].
Penjumlahan vektor dengan cara segitiga, jumlah
vektor 𝑎⃗ dan vektor 𝑏⃗⃗ yang merupakan vektor 𝑐⃗
dapat ditentukan dengan memindahkan vektor 𝑏⃗⃗
(tanpa mengubah panjang dan arahnya) sehingga
titik pangkal vektor 𝑏⃗⃗ berimpit dengan titik ujung
vektor
𝑎⃗.
Vektor
𝑐⃗
diperoleh
dengan
menghubungkan titik pangkal vektor
𝑎⃗ dengan
titik ujung vektor 𝑏⃗⃗ yang telah dipindahkan.
Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo, Ruang Seminar UMP,
Sabtu, 12 Mei 2018
187
Gambar 1. Penjumlahan pada vektor2.3.2.
Operasi Pengurangan Pada Vektor
Diberikan 2 buah vektor, yaitu vektor 𝑎⃗ dan
vektor
𝑏⃗⃗. Misalkan selisih vektor 𝑎⃗ dengan
vektor 𝑏⃗⃗ adalah vektor 𝑐⃗ yang diperoleh dengan
cara menjumlahkan vektor
𝑎⃗ dengan lawan
vektor 𝑏⃗⃗. Jadi, 𝑐⃗ = 𝑎⃗ − 𝑏⃗⃗= 𝑎⃗ + (−𝑏⃗⃗)
Gambar 2. Pengurangan pada vektor
2.4.
Kombinasi Linear
Suatu vektor 𝑤
⃗⃗⃗ disebut suatu kombinasi
linear dari vektor-vektor 𝑣
⃗⃗⃗⃗⃗, 𝑣
1⃗⃗⃗⃗⃗, … , 𝑣
2⃗⃗⃗⃗ jika dapat
𝑟dinyatakan dalam bentuk
𝑤
⃗⃗⃗ = 𝑘
1𝑣
⃗⃗⃗⃗⃗ + 𝑘
1 2𝑣
⃗⃗⃗⃗⃗ + ⋯ + 𝑘
2 𝑟𝑣
⃗⃗⃗⃗
𝑟Dengan 𝑘
1, 𝑘
2, … , 𝑘
𝑟adalah skalar untuk semua
bilangan real.
2.5.
Translasi
Translasi adalah operasi mentranformasi
objek dari satu daerah ke daerah lain dengan
sebuah vektor. Simetri-simetri yang lebih rumit
merupakan kombinasi dari operasi-operasi ini.
Simetri banyak dipakai dalam berbagai disiplin
pengetahuan seperti geometri, matematika,
fisika, biologi, kimia, seni dan sebagainya [4].
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kajian
pustaka. Peneliti melakukan pengamatan terhadap
video Tari Gambyong Pareanom yang diunduh
dari YouTube [9]. Dengan menggunakan kerangka
teori vektor, peneliti melakukan analisis terhadap
Tari Gambyong tersebut.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bila kita mencermati pola pada Tari
Gambyong secara keseluruhan, kita akan
mendapatkan bahwa dalam pola Tari Gambyong
terdapat unsur matematika yaitu di antaranya
adalah pepindahan posisi setiap penari dari pola
utama ke pola yang lain yang sering kita sebut
dengan vektor.
4.1. Operasi Vektor Dengan Penggabungan
Beberapa Pola Penari
Operasi vektor yang akan diperlihakan oleh
penulis adalah operasi penjumlahan vektor dan
operasi pengurangan vektor. Operasi pada vektor
yang akan ditunjukan melalui pola-pola penari
yang ada, berikut ketentuan-ketentuan yang
diterapkan oleh penulis:
1. Pola utama atau pola penari yang horizontal
dimisalkan berada di suatu garis lurus
dengan jarak setiap penari adalah 1 satuan,
dilambangkan dengan P
1, P
2, P
3, P
4, P
5.
2. Pemberian warna dan penamaan titik pada
pola dimaksudkan untuk menunjukan bahwa
setiap penari adalah berbeda
3. Penempatan pola kedua diposisikan sejajar
dengan pola utama (pola horizontal)
dilambangkan dengan P
1’, P
2’, P
3’, P
4’, P
5’.
4. Jika ingin melihat perpindahan pada
pengoperasian vektor di 3 pola berbeda,
maka penempatan pola ketiga dilakukan
secara bebas, dilambangkan dengan P
1”,
P
2”, P
3”, P
4”, P
5”.
5. Vektor pada perpindahan pola utama ke pola
lainya dilambangkan dengan huruf kecil
yang berbeda-beda.
Pada gambar 3, diperlihatkan bahwa
per-pindahan posisi (vektor) dari pola satu ke pola
dua dilambangkan dengan 𝑢
⃗⃗, 𝑣⃗, 𝑤
⃗⃗⃗, 𝑎⃗ dan 𝑏⃗⃗.
Gambar 3. Perpindahan posisi (vektor) dari pola utama ke pola kedua
188
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, “Integrasi Budaya,
Psikologi, dan Teknologi dalam Membangun Pendidikan Karakter Melalui Matematika
dan Pembelajarannya”.
Pada gambar 4, ditunjukan hasil operasi
penjumlahan dari perpindahan posisi (vektor)
dengan menggunakan tiga pola yang berbeda,
dimana
𝑎⃗ merupakan perpindahan posisi dari
pola satu ke pola dua. Lalu pada
𝑏⃗⃗ yang
merupakan perpindahan posisi dari pola dua ke
pola tiga, sehingga didapatkan hasil operasi
penjumlahan vektor yaitu 𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗.
Gambar 4. Penjumlahan pada vektor dengan 3 pola bebeda.
Pada gambar 5, ditunjukan hasil operasi
pengurangan dari perpindahan posisi (vektor)
dengan menggunakan tiga pola berbeda, dimana
𝑎⃗ merupakan perpindahan posisi dari pola satu ke
pola dua. Lalu pada
−𝑏⃗⃗ yang merupakan
perpindahan posisi dari pola dua ke pola tiga,
sehingga didapatkan hasil operasi pengurangan
vektor yaitu 𝑎⃗ − 𝑏⃗⃗.
Gambar 5. Pengurangan pada vektor dengan 3 pola bebeda.
4.2. Kombinasi Linear Dengan Penggabungan
Beberapa Pola Penari
Kombinasi linear yang ingin ditunjukan oleh
penulis adalah vektor
𝑤
⃗⃗⃗ = 𝑘
1𝑢
⃗⃗ + 𝑘
2𝑣⃗. Pada
Gambar 6, diperlihatkan bahwa vektor
𝑢
⃗⃗ = (
12)
terbentuk dari perpindahan pola P
1j (pola j) ke
P
1c (pola c). Vektor
𝑣⃗ = (
64) terbentuk oleh
perpindahan pola P
1c (pola c) ke pola P
1e (pola
e)
dan
vektor
𝑤
⃗⃗⃗ = (
92)
terbentuk
dari
perpindahan pola P
1j (pola j) ke pola P
1i (pola i).
Setelah
dilakukan
penghitungan,
maka
didapatkan hasil kombinasi linear dari
𝑤
⃗⃗⃗ =
𝑘
1𝑢
⃗⃗ + 𝑘
2𝑣⃗ dengan 𝑘
1= −3 dan 𝑘
2= 2.
Gambar 6. Kombinasi Linear
4.3. Pengembangan
Pola
Baru
Dari
Kombinasi Linear
Pada gambar 7, selain hasil kombinasi linear
pada setiap penari didapatkan pula sebuah pola
baru yang terbentuk dari translasi perpindahan
posisi penari. Hal tersebut dapat digunakan
sebagai pengembangan pola pada pola Tari
Gambyong kreasi yang baru.
Gambar 7. Pola baru dalam kombinasi linear