• Tidak ada hasil yang ditemukan

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan dan Siswa. Swara Prioritas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan dan Siswa. Swara Prioritas"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Swara PrioritaS

4Ke Halaman 05 Halaman 1

“Mutu Guru Kunci untuk

tingkatkan Kualitas Pendidikan”

- Stuart

Weston-11

Edisi

Mar-Jun 2015

Media informasi Pendidikan Jawa timur

www.prioritaspendidikan.org

USaiD PrioritaS: Mengutamakan Pembaharuan, inovasi, dan

Kesempatan bagi Guru, tenaga Kependidikan dan Siswa

Beberapa Siswa SD kota Malang saat mengunjungi stan USAID PRIORITAS dan melihat koleksi buku dan Newsletter Swara Prioritas Jatim pada acara Unjuk Karya Praktik yang Baik untuk mitra LPTK UM pada 6 Juni 2015.

Kita lihat

bagaimana

anak

kelas

5 SD bisa

langsung berbicara

di depan

publik

tanpa

canggung.

Ini

membuktikan

program

USaiD

PRIORITAS

menunjukkan

hasil

positif.”

Halaman 3

Para Habib dan Kyai

wajib Membaca 10 Menit

Halaman 4

Praktik yang Baik :

Kotak Magik Matematika

Halaman 5

Cerita Bergambar

dari Barang Bekas

Halaman 6

Saatnya Memberi Dunia

Melalui tulisan

Halaman 7

SEBaNYaK 9 sekolah dan 2 LPTK mitra USAID PRIORITAS Jawa Timur, Sabtu 6 Juni 2015 lalu mengadakan kegiatan “Unjuk Karya Praktik yang Baik dalam Pembelajaran dan Manajemen Sekolah di SD/ MI, SMP, MTs, dan Perguruan Tinggi.” Sembilan sekolah mitra tersebut terdiri dari 6 SD dan 3 SMP yang ada di kota Malang. Sedangkan 2 LPTK mitra adalah Universitas Negeri Malang sebagai mitra utama dan IKIP Madiun sebagai mitra konsorsium.

Nur Kholis, Spesialis Pengembangan LPTK USAID PRIORITAS Jatim mengatakan tujuan acara ini adalah untuk menampilkan praktik yang baik dalam pembelajaran dari hasil pelatihan berupa karya siswa, guru dan mahasiswa yang menjadi sekolah mitra.

“Melalui acara ini kita ingin menunjukkan karya-karya terbaik agar bisa diadopsi oleh para guru, mahasiswa dan dosen,” ujarnya. Kegiatan ini dilakukan agar praktik yang baik dapat disebarluaskan atau di diseminasikan oleh sekolah dan universitas non mitra.

Beragam karya dipamerkan, di antaranya

karya guru mulai RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran), lembaran kerja siswa, instrumen penilaian, dan media pembelajaran. Sedangkan karya siswa berupa laporan hasil percobaan, pengamatan, penelitian dan wawancara yang divisualisasikan dalam bentuk karya siswa. Kotak Magik

Siswa Kelas 5 SDN Bareng 3 Kota Malang, Juneo dan Divana saat pembukaan acara memamerkan ‘Kotak Magik’ sistem perkalian pada pengunjung unjuk karya.

Ia lalu mencoba berinteraksi dengan Direktur Program USAID PRIORITAS, Stuart Weston. Usai diberi penjelasan mengenai teori dan praktik ilmu Kotak Magik, Stuart Weston mengatakan mengaku bangga dengan capaian yang didapat USAID PRIORITAS di kota Malang. “Kita lihat bagaimana anak kelas 5 SD bisa langsung berbicara di depan publik tanpa canggung. Ini membuktikan program USAID PRIORITAS menunjukkan hasil positif dan perlu diapresiasi,” kata Stuart. (Had)

Praktik yang Baik

Perlu Disebarluaskan

iSSN 977-246-059-111

(2)

GUrU bukan satu-satunya sumber pembelajaran dan informasi bagi siswanya. Dalam sebuah proses pembelajaran yang terpenting adalah bagaimana guru bisa mengoptimalkan proses pembelajaran melalui keterampilan informasi.

“Keterampilan informasi d a l a m m e n g o p t i m a l k a n pembelajaran sangat penting untuk meningkatkan kualitas anak didik.” Hal itu disampaikan Drs M. Najid M.Hum dalam acara “Pelatihan Tingkat Provinsi Modul III untuk Pelatih: Praktik yang Baik dalam Pembelajaran Sekolah di SMP dan MTs yang diadakan di kota Malang.

L e b i h l a n j u t N a j i d mengatakan yang dimaksud dengan keterampilan informasi adalah pembelajaran yang tak sekadar berbasis membaca dan menulis saja atau yang biasa disebut literasi. Setidaknya ada tiga komponen penting yang harus

dipraktikkan guru saat mengajar siswa, yakni membiasakan mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi.

Untuk sumber informasi, guru juga bisa memberi keleluasaan

siswa mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari beberapa media, misalnya saja laporan ilmiah, jurnal, buku, internet dan contoh kehidupan sehari-hari. “Semakin kaya sumber informasi,

Pentingnya Keterampilan informasi dalam

Mengoptimalkan Pembelajaran

semakin kaya pula hasil yang bisa disajikan. Siswa juga memiliki paparan dalam berbagai versi karena sumber informasi yang berbeda,” tambahnya.

Berlangsung di Hotel Savana Malang, acara ini terbagi dalam dua gelombang, yakni gelombang 1 pada 24-27 Mei 2015 dan gelombang 2 pada 7-10 Juni. Untuk gelombang 1, diikuti 56 peserta dari Blitar, Pamekasan, Mojokerto, Situbondo, Madiun dan Sampang. Sedangkan untuk gelombang 2 diikuti sekitar 60 peserta dari 6 kota/ kabupaten yang tersebar di Jawa Timur, yakni Mojokerto, Sidoarjo, Pasuruan, Bojonegoro, Tuban dan Nganjuk. Selain itu ada juga peserta dari mitra LPTK UM, UINSA dan UNESA.

Selama pelatihan, selain materi modul III, mereka juga diberi praktik mengajar langsung ke SMPK Widya Tama Batu dan MTs Junrejo Batu. (Had)

PRIORITAS - Utama

Teacher Training Officer Junior Secondary School USAID PRIORITAS Jawa Timur, Drs M. Najid M.Hum (kiri) saat mendampingi peserta pelatihan praktik di MTs Junrejo Batu.

Newsletter SWARA PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami: www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video

praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. Artikel berupa gagasan atau pengalaman praktik yang baik dalam bidang pendidikan dapat dikirimkan melalui

Email: ddewi@prioritas.or.id. Naskah ditulis dalam format Microsoft Word dengan jumlah kata 200--350. Lampirkan foto yang relevan dengan tulisan dalam format JPG. Pembina: Silvana Erlina Penasihat: Seluruh Spesialis USAID PRIORITAS Jatim Pemimpin redaksi: Dian Kusuma Dewi Layout & reportase: Hadi Kuswoyo

Kontributor: Seluruh Distrik Koordinator Kabupaten/Kota dan Fasilitator Daerah.

alamat redaksi: Pondok Mutiara Blok a No. 2 Sidoarjo Jawa timur. telp. 031-8921000, Fax. 031-8078525.

USaiD PrioritaS: Prioritizing reform, innovation, and opportunities for reaching indonesia’s teachers, administrators, and Students

SMPN 6 Batu Jawa Timur melakukan gerak cepat dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran di sekolahnya. Selang 2 bulan setelah mendapatkan pelatihan dari USAID PRIORITAS, SMPN 6 Batu melaksanakan kegiatan pengimbasan kepada guru yang tidak mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh USAID PRIORITAS. Namun yang mengikuti kegiatan pengimbasan ini tidak hanya guru yang belum mengikuti pelatihan USAID PRIORITAS. Kepala SMPN 6 Batu mewajibkan semua guru untuk mengikuti kegiatan tersebut. Total ada 32 guru yang mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan ini difasilitasi oleh fasda yang kebetulan Kepala SMPN 6 Batu, Budi Prasetyo. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, mulai tanggal 16-17 Juni 2015 dengan biaya mandiri dari sekolah.

“Kegiatan ini dilakukan melihat antusiasme para guru di SMPN 6 Batu untuk ikut mendapatkan ilmu dari USAID PRIORITAS dan segera menerapkannya di kelas mereka masing-masing,” terang Budi.

Seluruh guru bersemangat mengikuti kegiatan pelatihan dari awal hingga akhir. Bahkan ke depan menurut Budi, para guru masih menginginkan pelatihan lagi dengan materi yang berbeda.

Di sisi lain, peran serta masyarakat dalam mendukung

pembelajaran di sekolah juga mulai meningkat. Terbukti dengan adanya papan pajang yang terbuat dari karpet yang dibingkai terpasang di semua sisi dinding ruang kelas. Papan pajang tersebut merupakan bantuan dari wali murid yang nilainya sekitar 1 juta rupiah per ruang kelas. Papan pajang ini memiliki lebar satu meter dengan panjang mengelilingi seluruh dinding di ruang kelas. Menurut Budi, pelatihan MBS yang diadakan oleh USAID PRIORITAS sangat berpengaruh dalam meningkatkan peran serta komite dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah, hal itu juga didukung oleh transparansi yang dilakukan oleh sekolah.

Pelatihan USAID PRIORITAS juga membawa dampak pada meningkatnya prestasi beberapa guru di sekolah mitra. (Miko)

Baru Selesai Pelatihan, Langsung

Diseminasi di Sekolahnya

Peserta

diseminasi antusias mengerjakan LK. Diseminasi mandiri ini diprakarsai oleh Kepala SMPN 6 Batu agar kualitas guru di sekolahnya meningkat.

(3)

PRIORITAS - Utama

“Mutu Guru Kunci untuk Tingkatkan

Kualitas Pendidikan”

MENGaPa program “Perencanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru (PKB)” diperlukan? Ternyata selain karakteristik anak sendiri, mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas guru.

“Mutu guru adalah kunci untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan,” ujar Koordinator USAID PRIORITAS Jawa Timur Silvana Erlina dalam lokakarya “Strategi Perencanaan Diseminasi Program (PKB) bagi mitra USAID PRIORITAS/ DBE di Hotel Atria Malang, 1-2 Juli 2015.

P a d a ke s e m p a t a n i t u , S i l v a n a mengungkapkan, seorang guru berkualitas harus memiliki beberapa kriteria, kompetensi profesional, ‘subject knowledge’ (pemahaman mapel), kompetensi pedagogik/pembelajaran dan cara belajar-mengajar aktif (PAKEM/ CTL). Selain itu juga harus memenuhi kompetensi kepribadian, komitmen tinggi, kompetensi sosial dan cara komunikasi yang baik.

Mengenai cara peningkatan mutu guru, umumnya diawali dari proses rekrutmen, pendidikan, sertifikasi, pengembangan profesi, pendampingan, dan jalur karir.

Namun kendalanya saat ini adalah sebagian besar program pelatihan guru banyak yang belum direncanakan sesuai kebutuhan berdasarkan informasi/analisis, belum dilakukan secara efisien, belum terkoordinasi antara semua pihak, belum dikelola sesuai ‘good practices’ dalam pelatihan dan belum menggunakan prinsip PAKEM/CTL. “Program USAID PRIORITAS mendukung program Kemendikbud dan Kemenag melalui pendekatan berbasis gugus-KKG/MGMP dan berbasis sekolah (‘whole school development’),” ujarnya

Contoh mudah praktik terbaik dalam perencanaan program PKB adalah direncanakan secara kolaboratif oleh

orang-orang yang akan berpartisipasi dalam dan memfasilitasi program, termasuk guru serta selalu berbasis analisis kebutuhan pelatihan guru dan sesuai kebutuhan sistem pendidikan. Selain itu acara juga sesuai dengan rencana strategis, tertuang dalam kebijakan, sesuai

Spesialis Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan USAID PRIORITAS Aos Santosa saat memaparkan program PKB di acara Strategi Perencanaan Diseminasi Program di Malang 1-2 Juli 2015.

SEBaGai upaya untuk mendorong peningkatan kualitas guru secara mandiri,

terutama setelah guru menerima tunjangan sertifikasi, Kab Sidoarjo mengeluarkan Peraturan Bupati No. 38 Tahun 2013 tentang Pembinaan dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Pendidik dan Tenaga kependidikan. Di dalam Perbup tersebut disebutkan bahwa pendidikan yang telah menerima tunjangan sertifikasi wajib menyisihkan secara mandiri dana minimal 5% untuk PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan).

Implementasi di lapangan menurut Sumiati Kepala SDN Sedatigede 2 Sidoarjo, kegiatan penyisihan dana sebesar 5% telah dilakukan sejak Perbup diterbitkan.

“Dengan kesadaran sendiri, para guru di lingkungan sekolah menyisihkan dana sebesar 5% per triwulan. Dana tersebut dikumpulkan di Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk kemudian dikelola guna peningkatan kapasitas guru,” terangnya. Kegiatan yang sudah dilakukan menggunakan dana tersebut di antaranya pelatihan, pembuatan media pembelajaran, pembelian peralatan IT untuk guru masing-masing, dan pembuatan alat peraga untuk siswa.

Menurut Drs. Mustain, M.PdI Kepala Dinas Pendidikan Kab Sidoarjo, munculnya Perbup tersebut melihat kondisi guru sekarang saat menerima TPP lebih mementingkan hal-hal yang bersifat komersial dan konsumtif ketimbang pengembangan diri. Padahal guru dituntut untuk selalu mengupdate kemampuan dan keilmuannya. “Untuk itu kami menerbitkan Perbup tersebut dengan harapan dana tersebut juga harus digunakan untuk pengembangan kapasitas diri,” terangnya.

Pengelolaan dana tersebut sepenuhnya diserahkan oleh guru masing-masing di setiap gugus. Ada yang pengelolaannya langsung dikoordinir di tingkat gugus melalui kegiatan MKKS dan MGMP, ada juga yang dikelola langsung oleh KKG. (Dkd)

Guru Sisihkan

tPP untuk PKB

kurikulum sekolah yang berlaku dan sesuai kemampuan pendanaan.

Dukungan USaiD PrioritaS USAID PRIORITAS membantu penerapan PKB, melalui perencanaan untuk diseminasi program pelatihan dan pendampingan guru, berbasis gugus/rayon dan mengembangkan sekolah secara menyeluruh. Juga sesuai pendekatan Kemendikbud, program termasuk pelatihan dan pendampingan dengan pendekatan ‘in-on-in’. “Selain itu juga ada tiga modul untuk pembelajaran aktif dan MBS,” kata Silvana.

Secara umum, lanjut ia tujuan program ini adalah agar seluruh guru (SD, SMP, MI, MTs) dapat kesempatan untuk PKB, melalui diseminasi pelatihan-pendampingan modul-modul PRIORITAS.

Acara ini diikuti 73 peserta dari 10 Kabupaten/ Kota, yakni Banyuwangi, Situbondo, Lumajang, Lamongan, Pasuruan, Sidoarjo, Pamekasan, Sampang, Bangkalan dan Bojonegoro. Selain itu juga ada mitra LPTK, yakni Uinsa, Unesa dan UM. Pada 6-7 Juli juga diadakan acara serupa dengan melibatkan 9 Kabupaten yakni Tuban, Mojokerto, Nganjuk, Madiun, Ngawi, Blitar, Jombang, Kota Batu dan Kota Mojokerto. (Had)

Dari acara Strategi Perencanaan Diseminasi Program (PKB) bagi

mitra USaiD PrioritaS

Drs. Mustain, M.Pdi

(4)

PRIORITAS - Program Membaca

Para Habib dan Kyai

wajib Membaca 10 Menit

KEGiataN budaya baca “SMART” (So Many Articles

for Reading and Thinking) menjadi program kegiatan wajib

di Pondok Pesantren Terpadu Al Fauzan Labruk Lor, Lumajang yang memiliki sistim pendidikan boarding school (sekolah berasrama). Program budaya baca juga menjadi program kegiatan di seluruh lembaga pendidikan di lingkungan Pondok Pesantren Terpadu Al Fauzan. Setiap hari selama satu minggu peserta didik wajib membaca satu buku selama 10 menit pada awal pembelajaran.

Di akhir minggu, peserta didik meresensi buku yang telah dibaca. Sedangkan untuk di lingkungan pesantren, setiap usai shubuh santri diwajibkan membaca Al Qur’an kemudian disetorkan hafalan bacaannya setiap usai Maghrib. Dilanjutkan dengan membaca kitab kuning selama 20 menit kemudian dibuat resume setiap siang hari. Peserta didik dari Jenjang MTs dan MA peraih peresensi terbaik terbanyak dalam satu tahun dinobatkan sebagai Duta Baca.

Pada Minggu 14 Juni 2015 MTs Pondok Pesantren Terpadu Al Fauzan Labruk Lor, Lumajang menggelar acara peresmian Budaya Baca “SMART”. Kegiatan ini diresmikan dengan penandatangan prasasti Budaya Baca oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lumajang H Nuril Huda SH SPdI MH dan Kepala Kantor Perpustakaan Kabupaten Lumajang Drs Siswinarko MM.

“Budaya baca ini sebagai tindak lanjut kegiatan Program USAID PRIORITAS dan semakin minimnya keinginan minat baca dari para generasi muda. Oleh sebab itu budaya baca merupakan materi wajib bagi santri dan siswa Al Fauzan, agar mendapatkan ilmu pengetahuan dan mendapatkan wawasan keilmuan yang lebih luas,” ujar Hj Nur Ifadah SH, MH Ketua Lembaga MA dan MTs Terpadu Al Fauzan.

Pada acara persemian Budaya Baca “SMART” tersebut, Duta Baca membagi-bagikan buku kepada semua hadirin yang hadir termasuk kepada para habib, kyai, dan pejabat untuk bersama-sama melakukan kegiatan membaca senyap selama 10 menit. Acara dilanjutkan pembacaan resensi Buku Novel HB Jassin oleh dua Duta Baca di panggung selama 15 menit dan penandatanganan prasasti plakat ‘Budaya Baca’ dan penekanan tombol sirene gerakan budaya baca oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lumajang dan Kepala Kantor Perpustakaan Kabupaten Lumajang. (ayu Diana)

Duta baca MTs Pester Al Fauzan menyerahkan buku untuk dibaca para habib dan kyai.

BaNYaK cara yang bisa dilakukan oleh Kepala Sekolah untuk mengantisipasi kekurangan buku-buku bacaan dalam rangka meningkatkan gemar membaca di sekolah. Salah satu cara bisa dicontoh dari Mujab, SPd Kepala SDN Pademawu Timur 2 Pamekasan.

Awalnya Mujab memang dipusingkan dengan koleksi buku yang minim, padahal sekolah ini baru saja mendapatkan bantuan pendirian gedung perpustakaan sekolah oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan. Akhirnya muncul beberapa ide kreatif yang diaplikasikan oleh Mujab sehingga saat ini sekolahnya berhasil membangkitkan minat baca para siswanya.

Cara yang ditempuh pertama adalah mewajibkan setiap siswa yang lulus untuk menyumbang minimal satu buku. “Yang membuat saya bangga ide ini muncul justru dari wali murid yang putra-putrinya akan lulus. Mereka melihat sendiri bagaimana antusiasme siswa dalam membaca namun sayangnya buku-buku yang tersedia sangat sedikit. Akhirnya paguyuban wali murid kelas VI sepakat menyumbangkan buku bacaan minimal satu buku tiap anak sebagai syarat kelulusan,” ujarnya. Maka pada kelulusan tahun 2015 ini Mujab mendapatkan hibah 40 buku baru dari siswa-siswinya yang baru lulus.

Langkah kedua adalah menggandeng Perpustakaan Daerah (Perpusda). Awalnya Mujab meminta kepada Perpusda agar mobil pustaka keliling rajin berkunjung ke sekolahnya. Benar saja, begitu mobil pustaka keliling

tersebut datang langsung diserbu siswa. Jumlah siswa sekitar 240 anak ternyata tak mampu bila harus berebut meminjam buku di mobil pustaka. “Yang kasihan siswa kelas awal yang masih kecil-kecil, kalah badan dengan siswa kelas tinggi. Padahal antusiasme anak-anak kelas awal untuk membaca sangat tinggi,” terangnya. Hal tersebut kemudian di diskusikan dengan petugas Perpusda. Melihat antusiasme yang tinggi, Perpusda memutuskan untuk meminjamkan 50 buku bacaan setiap bulan ke perpustakaan sekolah. Siswa yang akan meminjam harus melalui perpustakaan sekolah. Meski cara ini menurut Mujab berisiko karena setiap buku yang hilang wajib diganti, namun hal ini disambut gembira oleh siswa. Setiap hari sekitar 30 siswa bergantian meminjam buku pinjaman tersebut di perpustakaan. Kegiatan ini sudah berjalan sejak Juni lalu dan Mujab bersyukur hingga saat ini belum ada buku yang hilang.

Atas kegigihan Mujab dalam rangka meningkatkan minat baca di sekolahnya dan segudang pembenahan lainnya di sekolah, Mujab didapuk menjadi Juara 2 Manajemen Berbasis Sekolah se-Kabupaten Pamekasan pada Juni 2015 lalu. Bukan target juara yang dikejar Mujab, namun perubahan untuk menuju yang lebih baik.

“Kemenangan dalam lomba hanya bonus hasil kerja keras dari guru dan komite yang tak kenal lelah melakukan pembenahan untuk masa depan siswa yang lebih baik,” pungkasnya. (imron)

rutin Dipinjami Buku Perpusda,

Siswa Ketagihan Membaca

Dengan buku pinjaman berjumlah 50 buku dari Perpusda Kab Pamekasan, siswa dapat ter-penuhi keinginannya untuk membaca buku di SDN Pademawu Timur 2 Pamekasan.

(5)

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Seuntai Kata

Silvana Erlina

Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Jatim

Salam Pendidikan

Bapak/Ibu stakeholder kabupaten/sekolah mitra USAID PRIORITAS yang sangat kami hormati. Dalam bulan ini kita memasuki materi ToT Modul 3 dimana di dalamnya membangun budaya baca di sekolah dan melalui proses pembelajaran.

Untuk itu marilah kita bersama-sama membangkitkan budaya baca kepada anak. Karena dengan membaca, maka segala informasi akan terbuka. Membiasakan membaca bisa dengan banyak hal. Salah satunya adalah dengan adanya jam baca setiap pagi dan mengintegrasikannya dalam pembelajaran. Mudah-mudahan dengan membangun budaya baca, anak didik kita semakin cerdas dan menjadi generasi yang berkualitas.

Belajar Kalimat tanya

dari Perusahaan Meubel

MENEMUKaN sesuatu yang baru tentu membuat anak penasaran. Mereka pasti akan banyak bertanya dan ingin tahu lebih. Inilah yang menginspirasi Dian Sukma, SPd Guru Bahasa Indonesia di MI Muhammadiyah Mejayan Kabupaten Madiun.

Maka, ketika masuk materi tentang ‘mencari informasi menggunakan kalimat tanya’ Dian mencoba mencari suasana pembelajaran baru. “Ternyata ada salah satu orangtua murid yang memiliki usaha meubel bersedia menjadi tempat belajar anak-anak. Lokasinya juga tidak jauh dari sekolah. Saya pun memiliki ide mengajak anak-anak ke sana. Pasti akan banyak pertanyaan yang muncul dari mereka,” ungkapnya.

Anak-anak Kelas V ini diterima langsung oleh Pak Mariadi, pemilik perusahaan meubel CV Alam Sejati. Mereka kemudian diajak berkeliling untuk melihat-lihat dan menjelaskan proses pembuatan meubel secara lengkap. Dengan rasa ingin tahu yang tinggi, banyak pertanyaan yang muncul dari mulut anak-anak. Misalnya, apa saja alat-alat yang digunakan dalam proses pemotongan dan pembentukan kayu? Bahan baku kayu didapatkan di mana? Butuh berapa lama pengerjaan pembentukan kayu sampai menjadi meubel? Dan masih banyak lagi.

Dian tentu saja gembira. Dia tidak menyangka ternyata banyak pertanyaan yang muncul dari anak-anak karena keingintahuan mereka. Ketika diminta menuliskan ‘kalimat tanya’ yang mereka lontarkan di LK, anak-anak dengan mudah menuliskannya di LK.

Hasil pelaporannya sangat menarik berdasarkan pada informasi 4 proses pembuatan meubel. (ade)

Kelas V MI Muhammadiyah antusias belajar membuat kalimat tanya di perusahaan meubel dekat sekolah.

DaMPaK mengikuti pelatihan USAID PRIORITAS, menurut Syaikirudin M Pd, dosen PGMI STAIN Ponorogo, sangat luar biasa. STAIN Ponorogo adalah salah satu konsorsium LPTK mitra USAID PRIORITAS di Jawa Timur. Syaikirudin merasa sangat terbantu dengan mengikuti pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS.

“Dahulu bayangan saya, MBS hanya berkisar rapat orangtua wali murid dan membuat anggaran sekolah. Ternyata setelah saya mengikuti pelatihan MBS, banyak kegiatan yang dapat dilakukan dalam penerapan manajemen sekolah yang baik. Salah satunya dengan bekerjasama dengan masyarakat,” terangnya yang ditemui saat mengikuti pameran Unjuk Karya Praktik yang Baik dalam Pendidikan oleh LPTK, sekolah, dan konsorsium mitra LPTK USAID PRIORITAS Jatim di Surabaya beberapa waktu lalu.

Berdasarkan hal tersebut, ia kemudian menerapkan kepada

mahasiswanya semester VII yang sedang melakukan praktik pengalaman lapangan (PPL) mengajar di beberapa MI di Ponorogo. Mereka menggandeng masyarakat sekitar yang rata-rata petani untuk membuat produk organik penambah berat badan ternak yang diberi nama Biolim. Ide pembuatan Biolim sendiri muncul saat para mahasiswanya pernah mendapatkan pelatihan tentang daur ulang di kampus.

Setelah produk ini diberikan kepada hewan ternak sekitar sekolah, ternyata hasilnya menggembirakan. Hewan ternak menjadi lebih sehat dan cepat gemuk. Selain menggemukkan hewan ternak dengan cara alami, Biolim juga dapat menghilangkan bau tak sedap pada kotoran ternak.

Biolim kemudian laris manis terjual. Dana hasil dari penjualan Biolim ini dikelola oleh sekolah untuk membeli buku, ATK, dan keperluan sekolah lainnya.

Tentu saja apa yang dilakukan oleh mahasiswanya itu mendapat sambutan positif dari sekolah yang dijadikan tempat praktik PPL.

“Tahun ini mahasiswa yang sedang PPL benar-benar di apresiasi oleh sekolah tempat PPL. Mereka bukan hanya sekadar mengajar di kelas, tetapi juga mengajarkan kepada sekolah bagaimana mencari alternatif pendanaan untuk kemajuan sekolah. Apalagi rata-rata MI di Ponorogo dimiliki oleh yayasan sehingga pendanaan dan keberlangsungan sekolah sangat bergantung pada pendanaan dari yayasan,” terang Syaikirudin.

Meskipun belum ada rencana untuk mematenkan produk Biolim, namun Syaikirudin sudah berniat akan mengajarkan kepada mahasiswa junior tentang pembuatan produk ini. Tidak menutup kemungkinan juga, mahasiswa yang memiliki ide-ide kreatif lainnya dapat dikembangkan sehingga dapat membantu sekolah mitra PPL untuk mencari alternatif pendanaan untuk kemajuan sekolah. (Dkd)

Mahasiswa PGMi

StaiN Ponorogo

terapkan MBS dalam

PPL

Syaikirudin Dosen PGMI STAIN_Ponorogo memamerkan Biolim buatan mahasiswa.

Biolim buatan mahasiswa PGMI STAIN Ponorogo bersama-sama masyarakat seki-tar sekolah yang dijual dan dananya untuk pengembangan sekolah.

(6)

PRIORITAS - Praktik yang Baik

MEMaNFaatKaN barang bekas menjadi sesuatu yang lebih bermakna dan bermanfaat sudah lama ada di benak Luluk Jazila, SPd Guru bahasa Inggris SMP Islam Lumajang. Luluk menginginkan dalam materi pembelajarannya, siswa bisa memanfaatkan barang bekas sambil belajar bahasa Inggris.

Pada materi Narrative Text, Luluk punya ide. Ia menginginkan siswa dengan krativitasnya bisa memanfaatkan barang bekas untuk membuat cerita bergambar. Ide dan barang bekas yang digunakan bebas, asal menjadi satu bingkai cerita bergambar.

Dengan antusias siswa kelas XI pun beramai-ramai membawa

barang bekas ke sekolah. Ada yang membuat bingkai dari kardus bekas, triplek bekas, koran bekas, botol bekas, dan masih banyak lagi.

Pada tahap awal, Luluk membagikan lembar kerja (LK) kepada setiap kelompok. Dalam LK tersebut, siswa diminta membuat skenario cerita bergambar dalam 6 sub frame. Setelah skenario jadi, siswa kemudian mengembangkannya dalam bentuk cerita bergambar, lengkap dengan teks dan gambarnya.

Selama satu jam setiap kelompok berlomba-lomba membuat cerita yang menarik. Tak lupa mereka juga memanfaatkan barang bekas yang mereka bawa untuk ditempel ke atas frame yang mereka buat.

Ada yang bercerita tentang bunga yang arogan, kura-kura pelindung yang bijak, macan si pelari cepat, dan masih banyak lagi.

“Hasilnya luar biasa. Saya tak menyangka anak-anak kelas XI memiliki ide-ide menarik untuk

Cerita Bergambar dari Barang Bekas

membuat cerita bergambar dalam bahasa Inggris dengan memanfaatkan barang bekas,” terangnya. Dini Prabandari, salah satu siswa mengungkapkan dirinya senang dengan model pembelajaran Bahasa Inggris seperti yang dilakukan Bu Luluk. “Kami diberi kesempatan untuk mengembangkan ide kreatif kami. Apalagi kami diwajibkan menggunakan barang bekas. Hal tersebut membuat kami berlomba-lomba membuat cerita bergambar sebaik mungkin,” ungkap Dini.

Menurut Luluk, cerita bergambar yang dihasilkan siswa kelas XI sangat bagus. Bahkan ide cerita yang mereka buat menurut Luluk sangat orisinil karena dibuat langsung saat itu juga. Nilai terbaik diberikan kepada kelompok dengan cerita bergambar paling menarik dari sisi tema, pemanfaatan barang bekas, dan penggunaan bahasa Inggris yang paling mendekati sempurna. (Dkd)

Seorang siswa memamerkan cerita bergambar hasil karya kelompoknya yang menggunakan barang bekas yakni kardus dan tanaman kering.

MESKIPUN Kathryn Trijatha Putri Rahayu, dikenal sebagai anak yang pandai di kelasnya, namun Witarti Prasiwi, SPd tak pernah menduga bahwa siswanya tersebut bakal meraih nilai sempurna 300, dari 3 mata pelajaran (bahasa Indonesa, matematika dan IPA) yang diujikan saat ujian nasional tingkat SD. Nilai itu sekaligus mengukuhkan Kathryn Trijatha Putri Rahayu sebagai peraih nilai tertinggi se-Jawa Timur untuk rayon 24 Kabupaten Blitar. Witarti yang sehari-hari menjabat Kepala SDN Kalipang 1 Kabupaten Blitar, merasa tersanjung, karena prestasi tersebut menjadi prestasi tertinggi di sekolahnya.

Pada tahun-tahun sebelumnya, SDN Kalipang 1 biasanya hanya puas berada di urutan 5 tingkat kabupaten atau urutan 1 di tingkat kecamatan saja. “Ini benar-benar luar biasa, dan saya sangat bersyukur atas pencapaian prestasi tersebut,” ujar kepala sekolah yang juga Fasilitator Daerah Kabupaten Blitar. Bahkan satu siswa lainnya yakni Aziza Putri Syaharani juga meraih prestasi yang sama, dan berada di urutan dua provinsi dengan nilai 298.

Apa yang diraih SDN Kalipang 1 dan Kathryn Trijatha Putri Rahayu, memang tidak mudah. Artinya butuh perjuangan dan komitmen seorang kepala sekolah, seperti Witarti Prasiwi, SPd. Di tangannya, sekolah yang berjarak sekitar 12 km dari pusat kota dan kabupaten Blitar ini berhasil menuai prestasi bagus.

Hal itu berawal, sejak ia mengikuti pelatihan yang diadakan USAID PRIORITAS. Ia mengaku mengikuti beberapa modul yang dilatihkan oleh USAID PRIORITAS. Termasuk saat diadakan pelatihan Good Practice School (GPS) di Surabaya beberapa waktu lalu. “Ini berkat saya menerapkan materi pelatihan yang diberikan USAID PRIORITAS. Benar-benar sangat terasa bedanya. Sekarang anak-anak jadi merasa lebih nyaman dan senang saat belajar di sekolah. Artinya dengan semangat itu, kita berharap kualitas pendidikan siswa jadi lebih bagus,” ujarnya.

Semenjak mendapat pelatihan di USAID PRIORITAS, ia lalu mencoba melakukan beberapa perubahan di sekolahnya terutama terkait dengan budaya baca, literasi, pembelajaran aktif, dan MBS.

Sudut baca di SDN Kalipang 1 tersedia di seluruh kelas yang berjumlah 18. Tak hanya itu saja, sekolah tersebut juga menyediakan sudut baca di luar kelas, seperti di lorong baca seluas 10 meter serta di area rindang, di bawah pohon yang tumbuh di sekolah.

Khusus di dalam kelas, masing-masing tersedia 40 buku dengan jumlah siswa sebanyak 30 perkelas. Kebanyakan dari buku tersebut merupakan buku sumbangan dari USAID PRIORITAS ditambah dengan buku dari paguyuban kelas. “Jelas sekali USAID PRIORITAS sangat berpengaruh dalam perbaikan kualitas dan proses pembelajaran disini. Indikasinya adalah prestasi kami sangat meningkat sekarang.”

Sedangkan di area rindang di bawah pohon, tersedia sekitar seratusan buku populer yang bisa dibaca orang tua yang sedang menunggu putranya dan siswa yang sedang istirahat. Lorong baca juga difasilitasi tempat duduk nyaman sehingga saat istirahat siswa bisa nyaman membaca buku. (Had)

Siswa SDN Kalipang 1 Kabupaten Blitar raih Nilai Sempurna UN

Pembelajaran di SDN Kalipang 1 Blitar. Sekolah ini mengalami kemajuan luar biasa setelah bermitra dengan USAID PRIORITAS.

(7)

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Sebanyak120 peserta dari sekolah mitra USAID PRIORITAS di lima kabupa-ten/kota di Jawa Timur (Blitar, Madiun, Mojokerto, Pamekasan dan Situbondo) mengikuti workshop Good Practice Schools di Surabaya.

Saatnya Memberi Dunia

Melalui tulisan

L i t E r a S i t a k s e k a d a r p e m a h a m a n m e m b a c a . Dibutuhkan penguasaan materi, mengungkapkan apa yang diketahui dan dirasakan serta menuangkannya dalam sebuah tulisan agar yang lain bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. “Saatnya kita memberi dunia melalui tulisan. Ibaratnya membaca adalah menyerap dan menulis adalah memberi. Karena sesungguhnya dengan membaca saja tidaklah cukup untuk mengasah pola pikir kita,” ungkap Nur Kholis selaku Spesialis Pengembangan LPTK USAID PRIORITAS Jatim pada acara Provincial Workshop for Good

Practice Schools (GPS): Primary & Secondary yang diadakan USAID

PRIORITAS Jatim, 13-15 April di Hotel Santika Premiere Gubeng Surabaya yang difasilitasi oleh dosen dari Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) UNESA, UINSA, dan Universitas Negeri Malang (UM). LPTK tiga universitas tersebut menjadi mitra USAID PRIORITAS Jatim dalam rangka peningkatan inovasi pembelajaran di sekolah mitra.

Sebanyak 120 peserta dari sekolah mitra USAID PRIORITAS di lima kabupaten/kota di Jawa Timur (Blitar, Madiun, Mojokerto, Pamekasan dan Situbondo) mengikuti lokakarya ini. Masing-masing terdiri dari 70 peserta dari tingkat SMP/MTs dan 50 peserta

dari tingkat SD/MI. Peserta berasal dari pemangku kepentingan yang ditunjuk, yakni dari unsur guru, pengawas, kepala sekolah, dinas pendidikan dan kementrian agama.

Secara umum menurut Nur Kholis acara ini sebenarnya bertujuan untuk melatih, memberi pemahaman dan keterampilan peserta pelatihan mengenai bagaimana cara membangun kebiasaan literasi, strategi manajemen, media, dan pengajaran efektif yang menggunakan pendekatan saintifik dan penilaian portfolio.

Selain itu, tujuan lainnya adalah mendorong peserta untuk membuat rencana pembelajaran yang mengembangkan salah satu konten/ ide pembelajaran yang terdapat dalam bahan materi

Good Practice School (GPS) dan

melaksanakannya dalam bentuk

peer teaching.

“Harapan kita, usai dari pelatihan ini, para peserta bisa mengimplementasikan langsung di sekolah masing-masing,” ujar Nur Kholis. (Had)

PaMEraN Pekan Senin Pelajar (PSP) yang digelar 31 Mei - 1 Juni 2015 di Lapangan G e s i b u B l a m b a n g a n Banyuwangi memberikan kesempatan bagi sekolah mitra USAID PRIORITAS Kabupaten Banyuwangi untuk ikut memamerkan praktik yang baik yang sudah dilakukan. Beragam informasi terkait dengan kegiatan USAID PRIORITAS disajikan berupa foto-foto pembelajaran aktif, MBS dan kegiatan pelatihan. Meskipun Kabupaten Banyuwangi merupakan Kohor 3 dan baru saja mengikuti pelatihan tingkat provinsi.

USAID PRIORITAS juga banyak menggelar hasil karya siswa yang merupakan hasil pembelajaran dengan menerapkan metode PAKEM yang telah dilatihkan pada guru-guru dari 16 SD/MI mitra USAID PRIORITAS di Kecamatan Banyuwangi dan Rogojampi. Selain itu USAID PRIORITAS juga melatih pembelajaran CTL kepada para guru dari 8 SMP/MTsN yang berada di Kecamatan Rogojampi dan Banyuwangi. Antusiasme pengunjung yang rata-rata siswa dan guru cukup tinggi. Bahkan pameran ini menarik para wisatawan asing yang berkunjung ke Banyuwangi. (Yudi)

Sekolah Mitra

Banyuwangi

Meriahkan Pekan

Seni Pelajar

BaNYaK cara untuk berbagi ilmu, salah satunya melalui radio. Setelah mendapatkan pelatihan dari USAID PRIORITAS, DR Priadi MM selaku Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kab Jombang menganggap hal ini perlu untuk disebarkan kepada para pendidik lainnya yang belum mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pelatihan.

“Dispendik Kab Jombang memiliki Radio Pendidikan dan radio kami tersebut sudah menjadi media yang tepat untuk menyampaikan segala sesuatu terkait pendidikan kepada pendidik se-Kab Jombang.

Sangat cocok apabila ilmu-ilmu yang sudah didapatkan oleh fasilitator daerah (fasda) yang terpilih, dapat ditularkan kepada

pendidik lainnya melalui radio. Untuk itu saya menyarankan agar para fasda rutin mengisi talkshow,” terangnya.

S e t e l a h m e n d a p a t k a n pelatihan Modul 1 dari USAID PRIORITAS, sejak April 2015 hingga saat ini para fasda rutin

menjadi narasumber di Radio Pendidikan. Di frekuensi 90,2 FM setiap dua minggu sekali yakni setiap Hari Selasa dan Rabu Pukul 06.00-07.00 WIB secara bergantian para fasda pembelajaran dan MBS menyapa pendengarnya. (Syaiful)

Seminggu 2x, para Fasda menjadi narasumber talkshow di Radio Pendidikan Jombang. Pendengar yang sebagian besar pendidik merasa terbantu dengan adanya talkshow ini.

Stan USAID PRIORITAS pada pa-meran Pekan Seni Pelajar (PSP) banyak diminati pengunjung.

(8)

PRIORITAS - Tentang Kami

USAID PRIORITAS adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID, yang diimplementasikan oleh Research Triangle Institute (RTI), Education Development Center (EDC), dan World Education. USAID PRIORITAS dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas di Indonesia, khususnya untuk: (1) Meningkatkan kualitas dan relevansi pembelajaran di sekolah; (2) Meningkatkan tata kelola dan manajemen pendidikan di sekolah dan kabupaten/kota; (3) Meningkatkan dukungan koordinasi di dalam dan antar sekolah, lembaga pendidikan/

pelatihan guru dan pemerintah di semua jenjang. Isi dari newsletter ini bukan merepresentasikan pendapat resmi dari USAID atau pemerintah Amerika Serikat.

Unjuk Karya Praktik yang Baik dalam Pembelajaran dan Manajemen Sekolah

di SD/Mi, SMP/Mts, dan Perguruan tinggi

Pelatihan Modul iii tingkat Pelatih Provinsi Jawa timur

Antusias pengunjung terlihat saat acara unjuk karya praktik yang baik baru dibuka. Kebanyakan dari mereka tertarik dengan hasil praktik yang baik karya siswa.

Direktur Program USAID PRIORITAS Stuart Weston, Penasehat Pembela-jaran Lynne Hill dan Koordinator Jatim Silvana Erlina mengunjungi stan SDN Penanggungan 2 dalam unjuk karya praktik yang baik mitra LPTK UM di Malang, 6 Juni 2015.

Mahasiswa UM memberi penjelasan pada pengunjung pameran unjuk karya praktik yang baik mitra LPTK UM. Acara yang diadakan USAID PRIORITAS ini dikunjungi ratusan siswa.

Selain materi modul III, peserta pelatihan tingkat provinsi juga diberi praktik mengajar langsung ke SMPK Widya Tama Batu. Acara ini berlangsung dua gelombang, 24-27 Mei dan 7-10 Juni 2015.

Seorang peserta pelatihan tingkat Provinsi modul III melakukan praktik pembe-lajaran di MTs Junrejo Batu. Acara yang diadakan di kota Malang 24-27 Mei ini diikuti sekitar 60 peserta calon pelatih.

Mahasiswa UM memeragakan praktik yang baik mengubah energi listrik menjadi energi gerak saat unjuk karya mitra LPTK UM 6 Juni 2015.

Foto-foto: Hadi Kuswoyo Foto-foto: Hadi Kuswoyo

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian pembaca mengenai sampul dan ilustrasi yang terdapat pada buku #88 Love Life memiliki kategori baik, karena responden yang menjawab tampilan sampul, bahan sampul

Kemudian setelah mekanik sistem pengukur kedalaman selesai dibuat, maka dilakukan proses kalibrasi sensor rotary encoder, untuk mengetahui respon rotary encoder terhadap

Tujuan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan (SIMWAS) adalah terciptanya suatu Sistem Informasi Pengawasan yang terintegrasi antara sistem perencanaan,

Bank Kustodian akan menerbitkan dan mengirimkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan antara lain jumlah Unit Penyertaan yang dijual kembali dan dimiliki

Secara lebih khusus, mengenai pembatasan ekspor energy dan raw materials oleh Indonesia dianggap berdampak negative terhadap pasar raw material dan energy domestik

Peserta mampu membuat Rencana Usaha yang realistis dengan mengukur Kemampuan Diri dan Kemampuan Usaha.. Peserta memahami Visi, Misi, & Goal

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsep diri dan pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku seksual pada remaja yang pada dasarnya

Penelitian ini masuk kedalam studi kepustakaan (Library Research). Hasil dari penelitian ini adalah, 1) Wakaf konten youtube ini sebagai salah satu instrumen