• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI HASIL BELAJAR GERAK BENDA BAGI ANAK TUNANETRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI HASIL BELAJAR GERAK BENDA BAGI ANAK TUNANETRA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

HASIL BELAJAR GERAK BENDA

BAGI ANAK TUNANETRA

Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya

untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian

Program Sarjana Pendidikan Luar Biasa

Oleh:

FATMAWATI

NIM: 10010044028

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

(2)

Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Gerak Benda Bagi Anak Tunanetra

Fatmawati dan Asri Wijiastuti

(Pendidikan Luar Biasa, Fa kultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya) f.watiey@yahoo.co.id

ABSTRACT

At the beginning of the study, the researcher found that the ability of blind children toward

movement thing material by using lecture method were not optimal yet. The teacher needed to use

innovative teaching method the lack f the teacher in understanding the material and preparing the

creative material caused the students got lower score. It was because, students are expected to be

active in teaching learning process of science. The teaching learning process will run effectively in

the teacher focused on students activity. The purpose of this study was to analyze the effectiveness

of inquiry teaching method of movement thing for blind children and to find and know problems in

movement thing for blind children.

Before the reasercher did the treatment, the study result of blind children at third grade of

SLB-A YPAB Tegalsari Surabaya was low. It was proved by the result of pretest. The mean of the

result was about 40-50, in the arithmetic with critic value 5% for one side experiment (1,65) and

two sides (2,0). It based on the fact that Z come in arithmetic (Zh=2,37) is more than critic value

5% for one side (1,65) and two side (2,0), so null hypotheses (Ho) were rej ected and work

hypotheses were received. It showed that the study result of blind children were increased by using

inquiry teaching method. The study result of blind children in movement thing material in post test

are increased with the mean ±65-85.

The analyze result with Wilcoxon Match Pairs. Showed that “there was a signifficant effect

of inquiry teaching toward the study result of blind children in movement thing material.

Keey word : teaching method, inquiry, study result, movement thing, blind children.

PENDAHULUAN

Setiap kegiatan proses pendidikan diarahkan kepada tercapainya pribadi-pribadi yang berke mbang secara optima l sesuai dengan potensi masing-masing. Pendid ikan diwujudkan me la lui proses belajar mengaja r di dala m ke las maupun di luar ke las. Proses ini berlangsung mela lui interaksi antara guru dengan siswa dalam situasi instruksional edukatif.

Berdasarkan observasi lapangan yang dila ksanakan selama keg iatan Progra m Pengala man Lapangan II (PPL II) di SLB-A YPA B Surabaya pada tanggal 16 Ju li – 15 Septe mber 2013, pada materi gera k benda, pela ksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode cera mah kurang optima l. Proses belajar mengajar yang terjadi masih cenderung sebatas ceramah dan pe mberian tugas sehingga penguasaan materi tidak bisa diap likasikan dala m keseharian me reka. Anak tunanetra perlu berpikir kongkrit bukan abstrak, guru harus me mbe rikan media pe mbela jaran sesuai dengan

materi yang diajarkan, a kan tetapi guru hanya men jelaskan tentang gerak benda dan me lakukan percobaan dengan alat dan bahan seadanya. Akibat dari kurangnya pemaha man dan kreatifitas guru dala m menje laskan materi dan media pe mbela jaran, rata-rata siswa me mperoleh nilai yang cukup rendah, dikarna kan siswa masih ta mpak kebingungan dan kurang berminat dengan apa yang sedang diajarkan oleh guru, ketera mp ilan proses siswa dalam proses pembela jaran men jadi sangat kurang, siswa hanya berpedoman pada penjelasan secara lisan oleh guru dan buku saja sebagai alat dan sumber belaja rnya, sehingga siswa menjad i sulit untuk me maha mi tentang apa yang sedang mereka pelajari serta kurangnya kualitas belajar yang me reka miliki dala m me mecahkan masalah.

Kualitas belajar dapat diartikan dengan sejumlah ke ma mpuan atau ketera mp ilan yang harus dimiliki seorang siswa setelah mela lui proses dan aktifitas pembe laja ran sesuai dengan ke ma mpuan yang dimiliki. Hasil bela jar yang dicapai oleh siswa dapat digunakan untuk mengukur kualitas belajar.

(3)

3 Dala m p roses pembelaja ran, guru harus me miliki pe maha man dan kreat ifitas dala m mengaplikasikan model belaja r yang digunakan dala m proses pembelajaran, pe milihan model belajar juga harus sesuai dengan materi yang diajarkan. Sebagai guru Seko lah Dasar (SD) yang mengaja r mata pe laja ran IPA, sebaiknya guru bisa mengaplikasikan model be laja r dengan tepat, sehingga siswa dapat mengimple mentasikan apa yang diajarkan o leh guru di kehidupan sehari-hari. Karena secara u mu m, dala m pela jaran IPA siswa dituntut untuk lebih berperan a ktif dala m proses pembela jarannya (model pe mbelaja ran in kuiri). Apabila kegiatan bela jar mengajar berfokus pada keakt ifan siswa, ma ka proses belajarnya akan lebih berma kna.

Menurut Trianto (2009:114), salah satu model pe mbela jaran IPA adalah model pembela jaran inkuiri yang me rupakan bagian inti dari keg iatan pembela jaran berbasis konstektual. Pengetahuan dan ketera mpilan yang d iperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari pene muan sendiri.

Selanjutnya Sch midt, da la m Kurnia (sitiatava,2013:85), mengemu kakan bahwa inku iri adalah suatu proses untuk me mperoleh dan mendapatkan informasi dengan mela kukan observasi atau eksperimen guna mencari ja waban maupun me mecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan ke ma mpuan berfikir kritis dan logis.

Dari hasil penelitian anak tunanetra terkait me maha mi berbagai gera k benda, dapat ditarik kesimpulan untuk perlu diterapkan model pembela jaran inku iri yang bersifat aplikatif di da la m pembela jaran. Ketera mp ilan e ksperimen me rupakan cara penyajian pela jaran, dimana siswa me lakukan sesuatu percobaan dengan mengala mi dan me mbu ktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Ketera mpilan e ksperimen sesuai untuk pelajaran IPA (sains), karena ma mpu me mberikan kondisi belajar yang tepat menge mbangkan ke ma mpuan berfikir dan kreatifitas secara optimal, dan dapat mena mbah hasil bela jar da la m be laja r IPA, sehingga diharapkan ke ma mpuan pe maha man siswa dapat meningkat yang diikuti dengan peningkatan hasil belaja rnya.

Oleh ka rena itu pengaruh model pembela jaran inku iri terhadap hasil bela jar gera k benda anak tunanetra, ma ka perlu d ila kukan sebuah penelitian.

.

Peningkatan model pe mbela jaran inkuiri juga tampak pada perbedaan nila i rata-rata dari hasil pre tes dan pos tes. Nila i rata-rata hasil pre tes sebelum dibe rikan intervensi adalah 43,58 sedangkan nilai rata-rata hasil pos tes sesudah diberikan intervensi adalah 74,29. Ha l senada dinyatakan oleh penelitian Rah matsyah (2013:1) dengan judul “pengaruh keterampilan sains melalu i model pembela jaran inkuiri terbimb ing terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok gerak sekolah dasar”. Hasil penelitian menunjukkan nila i rata-rata pretes 28,50 dan pretes adalah 27,88. Setelah diberi perlakuan dipe roleh nila i postes dengan rata-rata 73,50 dengan peningkatan aktivitas belajar dari perte muan I, II, III adalah 51,69;74,89 dan 82,61 pada kelas eksperimen. Sedangkan nila i rata-rata 69,63 pada ke las kontrol dengan aktivitas belajar.

METODE

Penelit ian ini menggunakan jenis penelitian pra eksperimen. Rancangan yang digunakan adalah “one

group pre-test post-test desaign”, yaitu sebuah

eksperimen yang dilaku kan pada suatu kelo mpok tanpa adanya kelompok control atau kelo mpo k pe mbanding

.

Teknik pengumpulan data pada penelit ian ini mela lui metode tes. Analisis data adalah cara yang digunakan dala m proses penyederhanaan data kedala m data yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan dengan menggunakan Wilco xon match pairs test

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari perolehan hasil pre test 2 kali, post tes 2 kali dan intervens 8 kali maka d iperoleh data dalam tabel sebagai berikut:

Data Hasil Pre Tes gerak benda kelas III sebelum menggunakan model pe mbela jaran

inkuiri

di SDLB-A YPA B Surabaya

No.

Subye

k

Nilai Pre

Test (X)

Jumlah

Rata-rata

Pre

Test

I

Pre

Test

II

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Vln

Hfz

Endrw

Rfl

Tt

Ads

Rm

40

40

40

40

40

40

40

50

50

40

40

50

40

50

100

90

80

80

90

80

90

50

45

40

40

45

40

45

(4)

Data Hasil Pos Tes gerak benda ke las III sesudah menggunakan model pe mbe laja ran

inkuiri

di SDLB-A YPA B Surabaya

Tabel Ke rja Perubahan Nila i Pre Tes dan Pos Tes gerak benda kelas III menggunakan model pe mbe laja ran in kuiri

Di SDLB-A YPA B Surabaya

Analisis data adalah cara yang digunakan dala m proses penyederhanaan data kedala m data yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan dengan menggunakan Wilco xon match pairs test :

Dengan demikian:

Z=

=

=

Bila tara f kesalahan 5% (p), maka Z tabel = 1,65. Harga z hitung -2,4 ternyata lebih besar ( (-) tidak diperhitungkan karena harga mutlak), dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi ada pengaruh yang signifikan pada model pe mbelajaran inku iri terhadap hasil belajar gerak benda anak tunanetra.

PEM BAHASAN

Hasil penelitian terhadap 7 siswa tunanetra adalah sebagai berikut:

Pada saat pre test atau sebelum treatment pemaha man konsep siswa tunanetra kelas III tentang gerak benda sangat rendah hal ini ditunjukkan dari rata-rata hasil pretest (43,58), na mun terjadi perubahan yang signifikan setelah anak-anak dibe rikan treatment berupa adanya model pembe laja ran inku iri, Hal in i ditunjukkan dari hasil perolehan post test yang menunjukkan rata-rata (74,29).

Penelit ian dila kukan treatment sebanyak 8 kali dengan masing-masing treatment me mbentuk sebuah rangkaian kegiatan yang sifatnya sistematis dan dinamis sesuai karakter ana k tunanetra. Dengan model pembela jaran inku iri dapat me mbe rikan pengaruh positif (+) seperti yang tertera d i tabel kerja analisis wilco xon hal in i me mbu ktikan treatment dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh para siswa serta dapat me mbentuk pe maha man konsep yang baik tentang gerak benda.

Peningkatan yang terjadi sebenarnya dapat lebih ma ksima l lagi bila pada saat treatment tidak mene mui berbagai kendala, keseluruhan dari 8 kali treatment dila ksanakan di dala m ruangan, selain itu kendala yang diala mi peneliti adalah fa ktor sekolah yaitu jadwal penelitian dan banyaknya hari libur. Pada beberapa ka li saat treatment guru kelas menginginkan agar dijadikan No Subyek Nilai Post Test (X) Juml ah Rata-rata Post Test I Post Test II 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Vln Hfz Endrw Rfl Tt Ads Rm 80 70 60 70 70 70 70 90 80 70 70 90 70 80 170 150 130 140 160 140 150 85 75 65 70 80 70 75

Juml ah Nilai Rata-r ata Post Test 74,29

N o.

Na ma Siswa

Nila i Beda Tanda Jenjang

Pre tes (X1) Pos tes (X2) (X2) – (X1) jenja ng + - 1. Vln 50 85 + 35 6,5 6,5 0,0 2. Hfz 45 75 + 30 2,25 2,25 0,0 3. Endrw 40 65 + 25 25,0 25 0,0 4. Rfl 40 70 + 30 2,25 2,25 0,0 5. Tt 45 80 + 35 6,5 6,5 0,0 6. Ads 40 70 + 30 2,25 2,25 0,0 7. Rm 45 75 + 30 2,25 2,25 0,0 Juml ah T= 47,0 0,0

(5)

5 keseluruhan dari dua treatment tersebut dijadikan dala m satu hari. Sedangkan kendala dari sisi anak adalah susahnya pengkondisian anak tunanetra, seperti yang kita ketahui tunanetra me miliki kekurangan dala m hal mengendalikan ucapan dan merusak med ia, sedang model

pembelajaran ink uiri sendiri adalah p roses belajar

mengaja r yang berbasis siswa sebagai pusatnya, dan mencari ja waban maupun me mecah kan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan ke ma mpuan berfikir kritis dan logis. maka pengkondisian anak benar-benar me mbuat peneliti ke walahan. Na mun terlepas dari berbagai kendala yang terjadi penelitian dapat dilaksanakan dengan lancar wa lau pencapaian yang diperoleh dapat lebih dimaksima lkan.

Peningkatan model pe mbela jaran inkuiri juga tampak pada perbedaan nila i rata-rata dari hasil pre tes dan pos tes. Nila i rata-rata hasil pre tes sebelum dibe rikan intervensi adalah 43,58 sedangkan nilai rata-rata hasil pos tes sesudah diberikan intervensi adalah 74,29. Ha l senada dinyatakan oleh penelitian Rah matsyah (2013:1) dengan judul “pengaruh keterampilan sains melalu i model pembela jaran inkuiri terbimb ing terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok gerak sekolah dasar”. Hasil penelitian menunjukkan nila i rata-rata pretes 28,50 dan pretes adalah 27,88. Setelah diberi perlakuan dipe roleh nila i postes dengan rata-rata 73,50 dengan peningkatan aktivitas belajar dari perte muan I, II, III adalah 51,69;74,89 dan 82,61 pada kelas eksperimen. Sedangkan nila i rata-rata 69,63 pada ke las kontrol dengan aktivitas belajar.

Selanjutnya penelitian ini sesuai dan diperkuat Harmi Sima mo ra (2012) dengan judul “pengaruh Model pembela jaran in kuiri terhadap peningkatan hasil belajar siswa sekolah dasar”. Hasil penelitian menunjukkan nilai ketercapaian siswa adalah 76,04 pada siklus I menjadi 86,36 pada siklus II.

Sedangkan dala m Poerwadarminta, 1983; 735. dapat ditemukan garis besar, prinsip-prinsip konstruktivis sosial dengan pendekatan scaffolding yang diterapkan dala m pe mbela jaran adalah: Pengetahuan dibangun oleh peserta didik sendiri, pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari pe mbe laja r ke peserta didik, kecuali hanya dengan keaktifan peserta didik sendiri untuk mena lar, peserta didik a ktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah, pe mbela jar sekedar me mberi bantuan dan menyedia kan saran serta situasi agar proses kontruksi belajar lancar, menghadapi masalah yang relevan dengan peserta didik, struktur pe mbela jaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan, mencari dan men ila i pendapat peserta didik, menyesuaikan kurikulu m untuk menanggapi anggapan peserta didik.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pe mbela jaran in kuiri dan scaffolding me mpunyai persa maan satu sama lain dan berhubungan erat dengan keduanya, dalam model pe mbela jaran inkuiri me mpunyai pengaruh yang signifikan dala m peningkatan hasil belaja r gera k benda anak tunanetra.

PENUTUP Simpulan

ke ma mpuan anak tunanetra pada materi gera k benda dengan menggunakan metode cera mah kurang optima l tanpa menggunakan model pe mbela jaran inovatif. Ka rena secara u mu m, dala m pe laja ran IPA siswa dituntut untuk lebih berperan a ktif dala m p roses pembela jarannya. Apabila kegiatan bela jar mengajar berfokus pada keaktifan siswa, ma ka proses belajarnya akan lebih bermakna. Tujuan dari penelitian ini ia lah untuk menganalisis pengaruh model pe mbe laja ran inkuiri gerak benda bagi anak tunanetra dan untuk mene mu kenali masalah gera k benda bagi anak tunanetra.

Sebelu m d ilakukan treat ment, hasil bela jar gera k benda anak tunanetra kelas III SLB-A YPAB Tegalsari Surabaya sangat rendah, dibuktikan dari hasil pretest yang dilakukan, rata-rata hasil test anak berkisar antara 40 – 50, pada hasil perh itungan nilai Krit is 5% untuk pengujian satu sisi (1,65) dan dua sisi (2,0), merupakan suatu kenyataan bahwa nila i Z yang diperoleh dala m hitungan (ZH = 2,037) ada lah leb ih besar dari pada nilai kritis Z 5% satu sisi (1,65) dan dua sisi (2,0) sehingga hipotesis nol (Ho) ditola k dan hipotesis kerja (Ha) diterima hal ini menunjukkan bahwa setelah dila kukan treatment menggunakan model pe mbela jaran in kuiri, terdapat perubahan hasil bela jar gerak benda anak tunanetra meningkat dengan ditandai hasil post test yang me miliki rata-rata kisaran ± 65- 85.

Hasil analisis data dengan rumus Wilco xon Match Pairs Test menunjukkan bahwa ”Ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembela jaran inkuiri terhadap hasil belajar gerak benda anak tunanetra”.

Saran

Sesuai dengan kesimpu lan di atas, peneliti mengaju kan beberapa saran sebagai berikut:

1. Dala m meningkat kan ketera mp ilan proses IPA dapat digunakan model pe mbelaja ran in kuiri sebagai salah satu model dala m pe mbe laja ran

2. Model pe mbela jaran inku iri dapat menjadi masukan untuk digunakan dengan dimodifikasi lag i sesuai tujuan pembela jaran yang ingin dicapai

3. Model pembela jaran in kuiri dapat dike mbangkan untuk anak tunanetra.

(6)

4. Pe mbela jaran dengan menggunakan media konkret akan lebih meningkatkan hasil bela jar anak tunanetra.

5. Kemampuan menerapkan model pembelajaran

ink uiri, tidak dapat sekaligus langsung dila ksanakan

pada saat itu, akan tetapi dilaksanakan secara berjenjang, bertahap dan sistematis

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidik an Bagi Anak

Berk esulitan Belajar. Jakarta: Depdikbud Dan

Rineke Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu

Pendek atan Prak tik . Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Kahar, fitri. 2012. Penerapan Metode Ek sperimen Dalam

IPA (Online), Vo l.5 No.3, (http://www.princeskahar.weblogs/Pgsd.html) diakses tanggal 17 November 2013

Nur, Mohammad. 2011. Modul Keterampilan-Keterampilan Proses Sains. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya

Poerwadarminta. Pe mbelajaran scaffolding untuk

k esuk sesan belajar siswa,

(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/12/ 02) dia kses tanggal 30 April 2014.

Rah matsyah. 2013. Pengaruh Keterampilan Sains

Melalui Model Pembelajaran Ink uiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Gerak Sek olah Dasar. Jurnal

Pendidikan Un iversitas Pendidikan Indonesia, (online), Vol. 3, No. 2, (http www//: repository.upi.edu/tesislist.php?1104/1015) diakses tanggal 17 November 2013

Rize ma, Sitiatava. 2013. Desain belajar mengajar k reatif

berbasis sains. Jogjakarta: DIVA Press

Rositawaty, Muharra m Aris. 2008. Senang Belajar Ilmu

Pengetahuan Alam. Jaka rta : Pusat Perbukuan,

Departe men Pendidikan Nasional.

Somantri,T,Sutjihati. 2006. Psik ologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT Refika Adita ma.

Sugiyono. 2010. Statistik a untuk penelitian. Bandung : Alfabeta

Unesa. 2007. Panduan Penulisan Dan Penilaian Sk ripsi

Universitas Surabaya, Surabaya : University

Gambar

Tabel Ke rja  Perubahan Nila i Pre Tes dan Pos Tes gerak  benda kelas III menggunakan model pe mbe laja ran in kuiri

Referensi

Dokumen terkait

Kematian senantiasa menimbulkan suasana murung (depresi), dengan sendirinya kondisi tersebut akan menumbuhkan berbagai problem pada diri anak yakni problem

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dengan dua siklus untuk melihat peningkatan kemampuan anak menghafal huruf hijaiyah dengan menggunakan metode pembelajaran Numbered

Agunan merupakan salah satu dari rumus 5C dalam prinsip analisis pembiayaan, dimana agunan merupakan jaminan yang disertakan nasabah ketika melakukan pinjaman

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi penggolongan makhluk hidup dapat

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurchayati (2010) menjelaskan bahwa antara spesies tumbuhan paku dalam satu famili Polypodiaceae mempunyai perbedaan

Kesimpulan dalam penelitian adalah variabel interaksi sosial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, artinya hasil penelitian ini menunjukkan bahwa,

Penelitian ini lebih baik dan mendukung penelitian sebelumnya, karena penelitian sebelumnya tidak menggunakan media LKPD, sementara pada penelitian ini menggunakan