• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM TARIAN DOLALAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV GAMBARAN UMUM TARIAN DOLALAK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

31 BAB IV

GAMBARAN UMUM TARIAN DOLALAK

4.1 Sejarah Purworejo

Sejak jaman dahulu wilayah Kabupaten Purworejo lebih dikenal sebagai wilayah Tanah Bagelen. Kawasan yang sangat disegani oleh wilayah lain, karena dalam sejarah mencatat sejumlah tokoh. Misalnya dalam pengembangan agama islam di Jawa Tengah Selatan, tokoh Sunan Geseng dikenal sebagai muballigh besar yang meng-Islam-kan wilayah dari timur sungai Lukola dan pengaruhnya sampai ke daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Magelang.

Dalam pembentukan kerajaan Mataram Islam, para Kenthol Bagelen adalah pasukan andalan dari Sutawijaya yang kemudian setelah bertahta bergelar Panembahan Senapati. Dalam sejarah tercatat bahwa Kenthol Bagelen sangat berperan dalam berbagai operasi militer sehingga nama Bagelen sangat disegani. Paska Perang Jawa, kawasan Kedu Selatan yang dikenal sebagai Tanah Bagelen dijadikn Karesidenan Bagelen dengan Ibukota di Purworejo, sebuah kota baru gabungan dari 2 kota kuno, Kedungkebo dan Brengkelan.

Pada periode Karesidenan Bagelen ini, muncul pula tokoh muballigh Kyai Imam Pura yang punya pengaruh sampai ke Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hampir bersamaan dengan itu, muncul pula tokoh Kyai Sadrach, penginjil Kristen plopor Gereja Kristen Jawa (GKJ).

Dalam perjalanan sejarah, akibat ikut campur tangannya pihak Belanda dalam bentrokan antara para bangsawan kerajaan Mataram, maka wilayah Mataram dipecah mejadi dua kerajaan. Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Tanah Bagelen akibat Perjanjian Giyanti 13 pebruari 1755 tersebut sebagai wilayah Negara Gung juga dibagi, sebagian masuk ke Surakarta dan sebagian lagi masuk ke Yogyakarta, namun pembagian ini tidak jelas batasnya sehingga oleh para ahli dinilai sangat rancu diupamakan sebagai campur baur seperti “rujak”. Pada masa Perang Diponegoro (1825-1830) Bagelen merupakan salah satu medan pertempuran yang besar. Perlawanan melawan Belanda dilakukan di

(2)

32 banyak tempat di daerah Bagelen. Perlawanan melawan Belanda dilakukan di banyak tempat di daerah Bagelen.

Kolonial Belanda yang pernah menduduki daerah Bagelen atau Purworejo sejak berakhirnya perang Diponegoro, banyak memberikan peninggalan-peninggalan baik yang berupa fisik maupun non-fisik. Peninggalan non-fisik seperti sikap dan gaya hidup masyarakat Purworejo. Dengan bergaya seperti opsir Belanda dan dengan percakapan bahasa Melayu ini yang dikemudian menjiwai dalam seni pertunjukan Dolalak.

4.2 Gambaran Umum Tari Dolalak

Kesenian Dolalak sebagai pertunjukan rakyat, merupakan hasil ciptaan seniman, dalam mengungkapkan isi pandangan dan tanggapannya terhadap lingkungan ke dalam bentuk fisik yang dapat ditangkan dengan indera (Dr Nanik Sri Prihatini: 27).

Sejarah terciptanya tarian Dolalak yang kemudian menjadi tarian khas Purworejo ini, konon bermula dari peniruan oleh beberapa penggembala terhadap gerakan tarian dansa serdadu Belanda. Penamaan Dolalak sendiri diambil dari dominannya notasi nada do-la-la yang dinyanyikan serdadu Belanda untuk tarian dansa mereka. Ketika pertama kali tercipta, tarian Ndolalak tidak diiringi dengan peralatan instrumen musik, namun menggunakan nyanyian yang dilagukan oleh para pengiringnya. Lagu-lagu yang dicipta biasanya bernuansakan romantis bahkan ada yang erotis. Nyanyian tersebut dinyanyikan silih berganti atau terkadang secara koor bersama.

Dalam perkembangannya, iringan musik tarian Dolalak menggunakan instrumen musik jidur, terbang, kecer, dan kendang. Sedangkan, untuk iringan nyanyian menggunakan syair-syair dan pantun berisi tuntunan dan nasihat. Isi syair dan pantun yang diciptakan merupakan campuran dari bahasa Jawa dan bahasa Indonesia sederhana. Untuk kostumnya, penari Dolalak mengenakan layaknya pakaian serdadu Belanda, yaitu pakaian lengan panjang hitam dengan pangkat di pundaknya, topi pet, dan kacamata hitam. Tarian Dolalak semula ditarikan oleh para penari pria. Namun dalam perkembangannya, sejak tahun 1976

(3)

33 Dolalak ditarikan oleh penari wanita. Kini hampir di tiap grup Dolalak di Purworejo semua penarinya adalah wanita. Jarang sekali kini ditemui ada grup Dolalak dengan penari pria.

Mengamati keunikan tari Dolalak, layaklah bila banyak yang mencari tahu cerita tentang perkembangannya. Dari pelacakan para budayawan ditemukan beberapa perbedaaan karakter pembawaannya sesuai dengan kelompok usia dan perkembangan zaman yang tetap berakar pada tradisi yang kental. Kesenian tari Dolalak tumbuh dan berkembang dengan pesat di desa Kaliharjo, Kec. Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah. Daerah ini merupakan pusat perkembangan seni tari Dolalak karena secara turun-temurun, anak-beranak penduduk Kaliharjo tetap mencintai dan menjaga kelestariannya. Hingga kini di desa Kaliharjo kehidupan berkesenian kaum tua, dewasa, remaja, dan anak-anak tidak dapat dipisahkan dari Dolalak.

4.3 Perkembangan Fungsi Tarian Dolalak (1968 – Hingga Kini)

Berdasarkan hasil wawancara serta data dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr Nanik Sri Prihatini (hal 80-81), berikut perkembangan dari fungsi Tarian Dolalak dari tahun 1968 hingga kini:

a. Periode 1968 – 1980

Pada awal mula Dolalak yang ada berfungsi sebagai bentuk interaksi masyarakat Purworejo, pada periode 1968 – 1980 tarian Dolalak berkembang menjadi fungsi pendidikan dan fungsi propaganda sebagai salah satu politik pemerintah Orde Baru. Dolalak sebagai bentuk interaksi sosial mempunyai tujuan seperti halnya mensukseskan Keluarga Berencana (KB), memasyarakatkan P4.

b. Periode 1980 – 1990

Perkembangan berikutnya pada periode tahun 1980-1990, fungsi tarian Dolalak telah berkembang lagi. Dengan adanya campur tangan pemerintah, kaitannya dalam pembinaan kesenian, Dolalak selain mempunyai fungsi-sungsi yang telah disebutkan, pada periode ini sudah digunakan sebagai menteri festival di tingkat daerah maupun nasional. Dengan adanya festival tersebut, membuat tari

(4)

34 Dolalak lebih dikenal masyarakat Purworejo dan dapat meningkatkan rasa memiliki tari Dolalak sebagai ciri khas atau jati diri kesenian daerah Purworejo.

c. Periode 1990 - 1999

Perkembangan yang selanjutnya terjadi pada periode tahun 1990-1999, Dolalak tidak sekedar dimaknai sebagai wadah interaksi sosial dan jati diri masyarakat Purworejo. Namun perkembangan pada periode 1990 – 1999 menjadi fungsi komersil sudah mulai muncul dalam kehidupan kesenian Dolalak khususnya Dolalak wanita, yaitu pada para senimannya Tarian Dolalak yang di tarikan oleh penari putri lebih dikenal dengan Dolalak versi Mlaranan

4.4 Dolalak Mlaranan

Awal mula Tari Dolalak Mlaranan lebih dikenal dengan Dolalak versi Logungan. Dinamakan Logungan karena dolalak ini dahulu pertama ada di daerah Logung, Desa Pucang Agung, Kec. Mbayan kabupaten Purworejo. Ada salah satu tokoh Dolalak dari desa mlaranan belajar dolalak di Logung, akhirnya hasil belajar itu dikembangan di Desa Mlaranan. Pada sekitar tahun 1980, Dolalak Mlaranan menjadi favorite di kabupaten Purworejo. Sehingga dikenal masyarakat banyak, yang semula gaya Logungan menjadi gaya Mlaranan. Nama tokoh dolalak mlaranan Mbah Hadiwarno, Bapak Pudjosanyoto, Bapak Karyadi. Namun sekarang yang masih eksis bergerak adalah grup Dolalak mbah Hadiwarno di Sri Mulyo.

Versi Dolalak Mlaranan pada awal perkembangannya ditahun ditarikan oleh penari putra (1980-1999). Namun karena kurangnya daya tarik penonton yang dapat kurang bersimpatik terhadap tarian Dolalak, akhirnya dirubah menjadi penari putri. Dolalak versi Mlaranan adalah yang pertama kali membentuk penari putri di kabupaten Purworejo. Dolalak putri Mlaran yang dikenal masyarakat, lalu dilengkapi organ sebagai musik pengiringnya. Untuk kostum pada awal mula Dolalak lengan panjang warna hitam dan celana dibawah lutut, namun setiap pelaku dolalak mempunyai trik untung merebut perhatian massa. “ Untuk merebut hati para penonton kemudian celana berada diatas lutut dan ketat. Sehingga menimbulkan istilah “sawer” untuk pelaku tari Dolalak Mlaranan, dan bukan khas

(5)

35 Mlaranan. Namun jujur sebagai pamong budaya sekaligus pelaku Saya merasa prihatin”, ungkap Bapak Wardoyo selaku pamong budaya dan pelaku tarian Dolalak1.

“Alat musik pengiring Dolalak yang dahulunya memakai terbang, jidur, kendhang, bedhug sekarang menjadi organ, gitar bass, kendhang jaipong, dan drum. Dan syair lagu awalnya diambilkan dari syair-syair berjanji (Sholawat dalam Alquran) namun kurang daya tarik lalu jadi syair pantun yang menarik para penonton”, jelas Bapak Wardoyo. Hal ini diperkuat oleh Ibu Untari selaku Pamong Budaya dan Pelatih Tari Dolalak, “ selain yang dikatakan Bapak Wardoyo lagu yang digunakan untuk mengiringi Tari Dolalak adalah lagu yang ngetrend di dalam masyarakat”.

Dolalak mlaranan digemari masyarakat sehingga masyarakat tertarik dan belajar di grup mlaranan, bisa jadi masyarakat pituruh belajar mlaranan. Banyak wilayah yang belajar ke Mlaran seperti pituruh, kemiri, ngombol, mereka mengembangan sendiri sendiri akhirnya berkembang, gebang, kutuarjo, gebang . Selain itu dolalak memiliki seni hiburan dengan adanya trance atau kesurupan. Dengan memakai kacamata hitam dan meminta permintaan yang aneh- aneh seperti meminta makan kembang melati, makan beling seperti kuda lumping juga. Namun dulu tarian Dolalak dengan keadaan trance itu dilakukan agar tarian Dolalak yang bersifat tradisional dapat membawa unsur magis dalam setiap pementasannya. “Namun saat ini dolalak dengan trance terkesan dibuat-buat dengan memanggil jin dan terkadang ada yang berpura-pura kesurupan”, jelas Bapak Wardoyo.

1

Referensi

Dokumen terkait

Pihak Pertama dan Pihak Kedua menyetujui bahwa Pihak Kedua akan menanggung seluruh pajak penjualan dari Pihak Pertama sebesar 5% (lima persen) dari harga sebagaimana tertera dalam

Dengan selalu mengucap Alhamdulillahirobbil’alamin, rasa syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan kuasa-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

Psikologi sebagai ilmu jiwa menekankan perhatiannya pada manusia, terutama pada perilaku manusia ( human behavior or action ). Hal ini dapat dipahami karena perilaku

Pengarang yang paling sering disitir dalam skripsi mahasiswa jurusan Sastra.. Inggris tahun 2012 adalah Laurence Perrine dengan jumlah sitiran

telah melaksanakan Penjelasan Dokumen Pengadaan Pekerjaan Pengadaan Sarana dan Prasarana Perikana Budidaya pada kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Perikanan Dinas

Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Lingkup Madrasah Kementrian Agama Kabupaten Cilacap akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket

Dari empat faktor yang dapat mempengaruhi kualitas laba hanya beta dan market to book value ratio yang memiliki pengaruh signifikan terhadap resiko kualitas

Fenomena kenaikan jumlah penumpang pesawat pada periode mendatang dapat dianalisis mengguna-kan disiplin ilmu statistika, yaitu dengan analisis deret waktu yaitu dengan