BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
1.1 Latar Latar BelakangBelakang
Konsep Laba telah menjadi menjadi subjek dari interpretasi dan kelompok pemikiran Konsep Laba telah menjadi menjadi subjek dari interpretasi dan kelompok pemikiran berbeda-beda.
berbeda-beda. Pada Pada dasarnya dasarnya terdapat terdapat empat empat kelompok kelompok pemikiran pemikiran yang yang memiliki memiliki hubunganhubungan denan pengukuran laba usaha yang lebih baik.
denan pengukuran laba usaha yang lebih baik. Kelompok
Kelompok Klasik Klasik terutama dicirikan dengan ketaatannya terhadap postulat satuan terutama dicirikan dengan ketaatannya terhadap postulat satuan pengukuran
pengukuran dan dan prinsip prinsip biaya biaya historis. historis. Lebih Lebih umum umum dikenal dikenal dengandenganakuntansi biaya historisakuntansi biaya historis
atau
atau akuntansi konvensional,akuntansi konvensional, kelompok klasik memandang “laba akuntansi” sebagai labakelompok klasik memandang “laba akuntansi” sebagai laba
usaha. usaha.
Kelompok
Kelompok Neoklasik Neoklasik terutama dicirikan dengan ditinggalkannya postulat unit terutama dicirikan dengan ditinggalkannya postulat unit pengukuran, pen
pengukuran, pengakuannya tgakuannya terhadap peruberhadap perubahan dalam ahan dalam tingkat harga tingkat harga umum dan kumum dan kepatuhannyaepatuhannya terhadap prinsip biaya historis.
terhadap prinsip biaya historis. Kelompok
Kelompok Radikal Radikal ditandai dengan pemilihan nilai-nilai saat ini sebagai dasarditandai dengan pemilihan nilai-nilai saat ini sebagai dasar penilaiannya.
penilaiannya. Dibagi Dibagi menjadi menjadi 2 2 bentuk. bentuk. Yang Yang pertama, pertama, laporan laporan keuangan keuangan yang yang didasarkandidasarkan pada nilai saat in
pada nilai saat ini tidak mengalami penyesuaii tidak mengalami penyesuaian untuk peruan untuk perubahan-perubahbahan-perubahan yang terjadi padan yang terjadi padaa tingkat harga umum
tingkat harga umum – – secara umum dikenal dengan secara umum dikenal dengan akuntansi nilai saat ini.akuntansi nilai saat ini. Bentuk kedua, Bentuk kedua, keuangan yang didasarkan pada nilai saat ini mengalami penyesuaian untuk keuangan yang didasarkan pada nilai saat ini mengalami penyesuaian untuk perubahan- perubahan yang
perubahan yang terjadi pada terjadi pada tingkat harga tingkat harga umum, dikenal jumum, dikenal juga denganuga denganakuntansi nilai saat iniakuntansi nilai saat ini umum yang disesuaikan dengan tingkat harga.
umum yang disesuaikan dengan tingkat harga.
1.2
1.2 Rumusan Rumusan MasalahMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, permasalahan dirumuskan Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, permasalahan dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
dalam penelitian ini adalah : 1)
1) Apa pengertian mengenai relevansi konsep laba?Apa pengertian mengenai relevansi konsep laba? 2)
2) Apa pengertian mengenai konsep akuntansi tradisional tentang laba?Apa pengertian mengenai konsep akuntansi tradisional tentang laba? 3)
3) Apa hakikat dari konsep ekonomi tentang laba?Apa hakikat dari konsep ekonomi tentang laba? 4)
4) Apa saja konsep-konsep pemeliharaan modal?Apa saja konsep-konsep pemeliharaan modal? 5)
1.3
1.3 Tujuan Tujuan PenelitianPenelitian
Dari rumusan yang telah penulis uraikan diatas, maka tujuan dalam penelitian ini Dari rumusan yang telah penulis uraikan diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
adalah sebagai berikut : 1)
1) Untuk mengetahui relevansi konsep labaUntuk mengetahui relevansi konsep laba 2)
2) Untuk mengetahui konsep akuntansu tradisional tentang labaUntuk mengetahui konsep akuntansu tradisional tentang laba 3)
3) Untuk mengetahui hakikat dari konsep ekonomi tentang labaUntuk mengetahui hakikat dari konsep ekonomi tentang laba 4)
4) Untuk mengetahui konsep-konsep pemeliharaan modalUntuk mengetahui konsep-konsep pemeliharaan modal 5)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 RELEVANSI KONSEP LABA
Laba adalah hal yang mendasar dan penting dari laporan keuangan dan memiliki banyak kegunaan di berbagai konteks. Laba umumnya dipandang sebagai dasar untuk perpajakan, penentu dari kebijakan pemabayaran dividen, panduan dalam melakukan investasi
dan pengambilan keputusan, dan satu elemen dalam peramalan.
Pertama, laba adalah dasar untuk perpajakan dan redistribusi kekayaan di antara individu-individu. Satu versi dari laba yang dikenal sebagai laba kena pajak diperhitungkan menurut aturan-aturan yang ditentukan oleh peraturan fiskal pemerintah. Namun, terdapat dua usulan dasar bagi perpajakan selain laba yang telah diajukan. Kepemilikan sumber daya mungkin dapat menjadi dasar yang lebih adil untuk pajak entitas-entitas ekonomi. Dapat pula dikemukakan bahwa individu seharusnya dikenakan pajak berdasarkan atas pengeluaran mereka dari pada berdasarkan atas laba mereka.
Kedua, laba dipandang sebagai suatu panduan bagi kebijakan deviden dan retensi perusahaan. Laba yang diakui adalah indikator dari jumlah maksimum yang dapat didistribusikan sebagai dividen dan ditahan untuk ekspansi atau diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan. Namun, dengan adanya perbedaan diantara akuntansi berbasis akrual dan akuntansi berbasis kas, sebuah perusahaan mungkin mengakui sejumlah laba dan, pada waktu yang sama, tidak memiliki cukup dana untuk membayar dividen. Jadi, pengakuan laba per se tidak menjamin bahwa dividen akan dibayarkan. Likuiditas dan prospek investasi adalah variabel-variabel tambahan yang diperlukan untuk penentuan kebijakan-kebijakan dividen.
Ketiga laba dipandang sebagai panduan umum investasi dan pengambilan keputusan. Secara umum dihipotesiskan bahwa para investor akan berusahan untuk memaksimalkan pengembalian dari modal yang diinvestasikan, yang sepadan dengan tingkat risiko yang dapat
diterima. Sebagai contoh Committee on External Reporting (komite pelaporan eksternal) dari American Accounting Assocation mendefenisikan model normatif pemegang saham yang berpusat pada (1) arus dividen per lembar saham dimasa depan yang akan diperoleh dari
Komite pelaporan eksternal juga menyatakan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen adalah fungsu dari variabel-variabel berikut ini :
1. Arus kas bersih dari operasi 2. Arus kas non operasi
3. Arus kas yang berasal dari perubahan dalam tingkat investasi pemegang saham dan kreditor
4. Arus kas dari investasi dalam aktiva 5. Arus kas dari klaim-klaim prioritas 6. Arus kas dari peristiwa-peristiwa acak
7. Sikap manajemen sehubungan dengan persediaan sumber daya, dan 8. Kebijakan dividen tunai.
Namun, masih meragukan apakah laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan sebagian besar variabel-variabel diatas. Sebagai tambahan, telah terjadi pergeserab secara
perlahan pada penekanan dari konsep laba ke suatu konsep arus kas. Sebagai contoh, “laporan truebold” yang mengemukakan tujuan berikut ini :
Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna bagi para investor dan kreditor untuk meramalkan, membandingkan, dan mengevaluasi potensi arus kas bagi mereka dilihat dari segi akun, waktu, dan ketidakpastian yang berhubungan.
Keempat Laba dianggap sebagai suatu sarana prediktif yang membantu dalam meramalkan laba dan peristiwa-peristiwa ekonomi di masa depan. Bahkan pada kenyataannya, nilai-nilai laba masa lalu, yang didasarkan pada biaya historis dan nilai saat ini, ternyata dapat bermanfaat didalam meramalakan nilai masa depan dari kedua versi laba. Laba terdiri atas hasil-hasil nonoperasional atau keutungan dan kerugian luar biasa, yang jumlah keduanya sama dengan laba bersih. Laba biasa diamsusikan bersifat lancar dan repetitif, sedangkan keuntungan dan kerugian luar biasa tidak. Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa, sebagai alat alat peramal laba dimasa depan, laba biasa memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan laba bersih, karena temuan seperti ini memiliki arti tidak langsung bahwa perilaku dari laba bersih mungkin dapat tidak menggunakan pengukurn laba yang kondusif bagi peramalan yang akurat. Dengan kata lain, peraataan laba mungkin dapat dibenarkan oleh adanya kebutuhan akan kemampuan peramalan yang baik dan dapat dimaksudkan oleh manajemen untuk menunjukkan bentuk-bentuk yang mungkin terjadi dari
dianggap sebagai hal yang normal bagi sebuah perusahaan”. Definisi ini mengandung arti bahwa harus diambil perilaku lingkaran dari laba akuntansi. Perataan laba dimotivasi oleh
adanya keinginan untuk meningkatkan keandalan peramalan yang didasarkan pada laba dan untuk memperkecil risiko yang lagi berfokus pada pengurangan risiko sistematis melalui dampak perataan laba dalam memperkecil konvarians antara pengembalian perusahaan dengan pengembalian pasar. Ada tiga dimensi perataan yang dapat diindentifikasikan :
1) Perataan melalui kejadian atau pengakuan peristiwa 2) Perataan melalui alokasi yang sejalan dengan waktu, dan 3) Perataan melalui klasifikasi
Cara yang kelima adalah laba dapat dilihat sebagai suatu alat ukur efisiensi. Laba adalah ukuran baik dari keahlian kepengurusan manajemen atas sumber daya entitas maupun efisiensinya dalam menyelenggarakan urusan-urusan perusahaan. Hal ini dinyatakan dengan baik di dalam laporan kelompok studi tentang tujuan-tujuan pelaporan keuangan dari FASB
yang memiliki pendapat bahwa “tujuan dari laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi yang bermanfaat dalam menilai kemampuan manajemen memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif guna mencapai sasaran utama perusahaan” dan “proses laba terdiri atas usaha-usaha dan pelaksanaan yang diarahkan untuk mencapai sasaran utama perusahaan berupa pengembalian, dalam beberapa waktu, jumlah maksimum kas kepada para pemiliknya.
Sebagai kesimpulannya, laba memiliki peran yang harus ia mainkan di berbagai area akan tetapi kegunaannya mungkin dapat menjadi subjek dari sejumlah keterbatasan.
2.2 KONSEP AKUNTANSI TRADISIONAL TENTANG LABA
2.2.1 Sebuah gambaran laba akuntansi
Laba Akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara realisasi laba yang tumbuh dari transaksi-transaksi selama periode berlangsung dan biaya-biaya historis yang berhubungan. Definisi ini menunjukkan adanya lima karakteristik yang terdapat dalam laba akuntansi.
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang dilakukan oleh perusahaan (terutama laba yang muncul dari penjualan barang atau jasadikurangi biaya-biaya yang dibutuhkan untuk berhasil melakukan penjualan tersebut)
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periode dan mengacu pada kinerja keuangan dari perusahaan selama periode tertentu.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip laba dan membutuhkan definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.
4. Laba akuntansi meminta adanya pengukuran beban-beban dari segi biaya historisnya terhadap perusahaan, yang menunjukkan ketaatan yang tinggi pada prinsip biaya.
5. Laba akuntansi meminta penghasilan yang terelisasi di periode tersebut dihubungkan dengan biaya-biaya relevan yang terkait.
2.2.2 Keunggulan-keunggulan laba akuntansi
Berikut ini argumentasi-argumentasi dari beberapa pembela laba akuntansi, diantaranya Ijiri, Kohler, Littleton dan Mautz.
Argumentasi pertama adalah bahwa ia dapat bertahan menghadapi ujian waktu. Kebanyakan pengguna data akuntasi percaya bahwa laba akuntansi adalah suatu hal yang berguna dan ia merupakan penentu bagi praktek-praktek dan pola pikir para pengambil
keputusan.
Kedua, karena laba akuntansi didasarkan pada transaksi-transaksi aktual dan faktual maka akan diukur dan dilaporkan secara objektif dan oleh sebab itu pada dasarnya dapar diverifikasi.
Ketiga, dengan mengandalkan prinsip realisasi untuk pengakuan pendapatan, laba akuntansi memenuhi kriteria dan konservatisme. Dengan kata lain perlu ada kewaspadaan dalam pengukuran dan pelaporan laba dengan mengabaikan perubahan-perubahan nilai dan mengakui hanya keuntungan yang dapat direalisasikan.
Keempat, laba akuntansi dianggap berguna untuk tujuan pengendalian terutama dalam melaporkan kepengurusan. Laba akuntansi menyampaikan latar belakang dari cerita tentang bagaimana cara manajemen memenuhi tanggung jawabnya.
2.2.3 Kelemahan-kelemahan laba akuntansi
Di samping mendapat pembelaan yang kuat, laba akuntansi juga mendapat kritikan yang parah karena beragam keterbatasannya, antara lain :
Satu argumentasi menyatakan bahwa laba akuntansi tidak mampu mengakui kenaikan nilai yang belu terealisasi dari aktiva yang dimiliki dalam satu periode tertentu akibat penerapan biaya historis dan prinsip-prinsip realisasi.
Argumentasi kedua menyatakan bahwa ketergantungan laba akuntansi pada prinsip biaya historis menjadikan komparabilitas menjadi sulit dilakukan, mengingat perbedaan
metode yang diakui dalam menghitung “biaya” (contoh : perbedaan metode pembiayaan
persediaan) dan perbedaan metode-metode alokasi biaya yang diakui dan bersifat arbitrer dan tidak dapat diubah.
Ketiga, ketergantungan laba akuntansi pada prinsip realisasi, prinsip biaya historis dan konservatisme dapat menghasilkan data yang menyesatkan dan salah dimengerti atau data yang tidak relevan bagi penggunanya.
Ketergantungan pada prinsip biaya historis dapat memberi kesan kepada pengguna bahwa neraca mencerminkan penaksiran dari nilai daripada hanya sekedar pernyataan mengenai saldi biaya yang belum dialokasikan. Sebagai tambahan, penekanan pada penentuan laba telah mengarah pada pemecahan isu-isu kontroversial yang didasarkan pada dampak yang mereka miliki pada laporan keuangan, yang akibatnya menciptakan pencampuran pos- pos pada neraca yang cukup sulit untuk didefinisikan.
2.3 HAKIKAT DARI KONSEP EKONOMI TENTANG LABA
Adam Smith adalah ahli ekonomi yang pertama kali mendefinisikan laba sebagai suatu peningkatan kekayaan. Kebanyakan penganut aliran klasik, terutama Marshall pada
khususnya mengikuti konsep laba yang dimiliki oleh Smith dan menghubungkan konseptualisme pada praktik-praktik bisnisnya.
Von Bohmer mencoba untuk mengembangkan suatu konsep non moneter tentang laba meskipun saat itu gerakan moneter mendominasi analisis ekonomi yang ada. Fisher mendefinisikan laba sebagai ekonomi sebagai suatu rangkaian peristiwa yang sesuai dengan keadaan yang berbeda-beda: penikmatan laba psikis, laba riil dan laba uang. Laba psikis
adalah konsumsi pribadi yang nyata dari barang dan jasa yang menghasilkan suatu kenikmatan psikis dan pemuas keinginan. Laba riil adalah ekspresi peristiwa-peristiwa yang memberikan peningkatan psikis. Dan yang terakhir Laba uang menggambarkan seluruh uang yang diterima dan dimaksudkan untuk digunakan dalam konsomsi bagi pemenuhan biaya hidup. Fisher menganggap laba riil sebagai laba yang paling praktis bagi akuntan.
Lindahl memperkenalkan konsep laba sebagai bunga, yang mengacu pada apresiasi secara terus menerus terhadap barang-barang modal selama waktu berjalan. Perbedaan antara bungan dan konsumsi selama periode tertentu dinyatakan sebagai simpanan. Pemikiran ini
mengarah pada konsep laba ekonomi yang berlaku umum sebagai konsumsi ditambah simpanan yang diharapkan akan terjadi selama satu periode tertentu, simpanan adalah sama dengan perubahan dalam modal ekonomi. Hal ini dapat dinyatakan dengan identitas
Ye = C + ( Kt – Kt-1 ) Dimana :
Ye = Laba ekonomi C = konsumsi
Kt = modal pada periode t Kt-1 = modal pada periode t-1
2.4 KONSEP-KONSEP PEMELIHARAAN MODAL
Konsep pemeliharaan modal mengandung arti bahwa laba diakui setelah modal telah terpelihara atau biaya telah tergantikan. Ada empat konsep tentang pemeliharaan modal :
1. Pemeliharaan uang : modal yang dapat diukur dalam satuan uang
Konsep ini mengandung arti bahwa modal finansial yang diinvestasikan atau direinvestasikan oleh pemilik telah terpelihara. Menurut konsep pemeliharaan uang, laba adalah sama dengan perubahan yang terjadi dalam aktiva bersih yang disesuaiakan dengan transaksi-transaksi modal yang dinyatakan dalam satuan dolar. 2. Pemeliharaan modal daya beli umum : modal finansial yang diukur dalam satuan daya
beli yang sama.
Konsep ini mengandung arti bahwa daya beli dari modal finansial yang diinvestasikan atau direinvestasikan oleh pemilik telah terpelihara. Menurut konsep pemeliharaan uang, daya beli umum, laba adalah sama dengan perubahan yang terjadi dalam aktiva bersih yang disesuaiakan dengan transaksi-transaksi modal yang dinyatakan dalam
satuan daya beli yang sama, uang.
3. Pemeliharaan kapasitas produktif : modal fisik yang diukur dalam satuan uang
Konsep ini mengandung arti bahwa kapasitas fisik dari perusahaan telah terpelihara. 4. Pemeliharaan kapasitas produktif : modal fisik yang diukur dalam satuan daya beli
yang sama
Konsep keempat dari pemeliharaan modal mengandung arti pemeliharaan kapasitas produktif fisik dari perusahaan yang diukur dalam satuan-satuan daya beli yang sama.
Contoh berikut ini akan menggambarkan dampak dari masing-masing empat konsep pemeliharaan modal didalam laporan keuangan. Seandainya sebuah perusahaan memiliki aktiva bersih sebesar $2.000 di awal periode dan $3.000 di akhir periode. Kemudian diasumsikan pula bahwa $2.500 dalam akiva bersih dibutuhkan untuk memelihara kapasitas produktif fisik aktual perusahaan dan bahwa tingkat harga umum mengalami peningkatan sebesar 10 persen selama periode tersebut. Menurut masing-masing konsep pemeliharaan modal, laba perusahaan tersebut akan menjadi :
1) Pemeliharaan uang:
$3.000 - $2.000 = $1.000
2) Pemeliharaan daya beli umum :
$3.000 – {$2.000 + (0,1 x $2.000)} = $800 3) Pemeliharaan kapasitas produktif :
$3.000 - $2.500 = $500
4) Pemeliharaan kapasitas produktif, daya beli umum : $3.000 - {$2.500 + (0,1 x $2.500)} = $250
Laba akuntansi kemudian menjadi $1.000, laba akuntansi setelah disesuaikan dengan tingkat harga umum menjadi $800, laba berdasarkan nilai saat ini adalah $500, dan laba nilai saat ini yang disesuaikan dengan tingkat harga umum menjadi $250.
2.5 KONSEP-KONSEP NILAI SAAT INI
Konsep pemeliharaan kapasitas produktif meminta agar aktiva dan kewajiban perusahaan disajikan dalam nilai saat ini. Nilai saat ini dapat diperhitungkan berdasarkan atas
:
1. Kapitalisasi Atau Metode Nilai Sekarang 2. Harga Masuk Saat Ini
3. Harga Keluar Saat Ini
4. Kombinasi Dari Nilai-Nilai Yang Dihasilkan Oleh Ketiga Metode Di Atas
2.5.1 Kapitalisasi Atau Metode Nilai Sekarang
Menurut metode kapitalisasi untuk memperhitungkan nilai saat ini, nilai yang dikapitalisasi atau nilai sekarang dari suatu aktiva adalah jumlah bersih dari ekspektasi arus
kas yang didiskontokan sehubungan dengan aktiva, kelompok aktiva, atau total aktiva selama usia manfaatnya. Untuk menghitung nilai yang dikapitalisasi ada empat variabel yang harus diketahui :
1. Ekspektasi arus kas yang mungkin timbul akibat penggunaan atau penghapusan aktiva;
2. Waktu dari ekspektasi arus kas tersebut; 3. Jumlah tahun dari sisa usia aktiva;
4. Tingkat diskonto yang tepat.
Jika variabel-variabel di atas dapat ditentukan dengan cara yang akurat dan objektif, kapitalisasi atau metode nilai sekarang dapat dinyatakan dengan :
P0 = ∑ R j ,P = ∑ R j , dan It= (Pt – P0) + R j
( 1 + i ) j ( 1 + i ) j-t Dimana :
P0 = nilai yang dikapitalisasi atau nilai sekarang pada saat waktu 0
P1= nilai yang dikapitalisasi atau nilai sekarang pada saat waktu 1
I1= laba untuk tahun pertama
R j= ekspektasi arus kas bersih dalam periode j
I = tingkat diskonto yang tepat n = sisa manfaat dari aktiva
walaupun laba akuntansi yang didasarkan pada data historis untuk satu periode tertentu dapat dinyatakan sebagai laba ex-post atau laba periodik, laba nilai sekarang adalah laba murni total yang diharapkan dibuat akrualnya sampai dengan horizon perencanaan perusahaan. Laba nilai sekarang merupakan laba ex-ante, atau laba ekonomi, yang mencerminkan ekspetasi-ekspetasi tentang arus kas dimasa depan, laba seperti itu dapat diperhitungkan ketika seluruh variabel-variabel yang relevan telah diketahui dengan pasti begitu pula ketika seluruh variabel-variabel yang relevan bersifat probabilistik.
Sebagai contoh, diasumsikan bahwa arus kas bersih selanjutnya yang diperkirakan akan dihasilkan oleh total aktiva sebuah perusahaan dengan sisa masa manfaat selama empat tahun :
Tahun 0 1 2 3 4 Arus Kas - $7.000 $8.500 $10.000 $12.000
Jika tingkat diskonto yang pantas diasumsikan sebesar 5 persen, maka nilai sekarang pada saat awal tahun 1 akan berjumlah $32.887, yang (menurut tabel nilai sekarang)
diperhitungkan dengan cara : Nilai yang Dikapitalisasi pada Awal Tahun 1 Nilai yang Dikapitalisasi pada Akhir Tahun 1 $7.000 x 0,9524 = $6.667 $8.500 x 0,9524 = $8.095 8.500 x 0,9071 = $7.710 10.000 x 0,9070 = 9.070 10.000 x 0,8638 = $8.638 12.000 x 0,8638 = 10.366 12.000 x 0,8227 = $9.872 $32.887 $27.531
Laba dari tahun pertama maka dapat diperhitungkan dengan cara :
Ekspetasi arus kas dari penggunaan aktiva untuk Tahun 1 $7000 + Nilai kapitalisasi total aktiva pada akhir Tahun 1 27.531 = Total nilai perusahaan pada akhir Tahun 1 $34.531 - Nilai kapitalisasi dari total aktiva pada awal Tahun 1 $32.887 = Laba untuk tahun pertama $1.644
Nilai sekarang atau laba ekonomi sebesar $1.644 mencerminkan peningkatan nyata dalam nilai dari perusahaan selama tahun pertama. Nilai ini sama dengan 5 persen dari modal awal sebesar $32.887. Karena kebanyakan teoritikus mendefinisikan tingkat diskontto sebagai tingkat pengembalian subjektif. Akan tetapo, beberapa tingkat diskonto yang memadai dibawah ini dapat digunakkan untuk menghitung nilai kapitalisasi :
1. Tingkat diskonto historis. 2. Tingkat diskonto saat ini.
3. Ekspetasi tingkat diskonto rata-rata 4. Biaya modal rata-rata tertimbang, dan 5. Tingkat pinjaman tambahan.
2.5.2 Harga Masuk Saat Ini
Harga masuk saat ini menggambarkan jumlah uang atau pembayaran lainnya yang akan diperlukan untuk memperoleh aktiva yang sama atau ekuivalennya. Berikut ini beberapa interpretasi dari harga masuk saat ini yang telah digunakan.
Biaya penggantian bekas adalah sama dengan jumlah uang atau pembayaran lainnya yang dibutuhkan untuk memperoleh aktiva ekuivalen di pasar barang bekas yang memiliki sisa masa manfaat yang sama.
Biaya reproduksi adalah sama dengan jumlah uang atau pembayaran lainnya yang dibutuhkan untuk memperoleh suatu aktiva yang identik dengan aktiva yang sudah ada.
Ciri-ciri umum dari pemikiran tentang harga masuk saat ini adalah bahwa mereka berhubungan dengan biaya-biaya penggantian atau reproduksi aktiva yang dimiliki. Isu yang
masih harus tetap dipecahkan adalah pemilihan metode pengukuran dari harga masuk saat ini. Tiga metode yang paling dianjurkan adalah menggunakan penetapan harga pasar, indeks harga khusus, danapraisal atau penetapan harga manajemen.
Akuntansi bagi keuntungan dan kerugian kepemilikan
Penilain aktiva dan kewajiban dengan harga masuk saat ini memberikan kenaikan keuntungan dan kerugian kepemilikan karena harga masuk berubah selama satu periode waktu ketika mereka dipegang oleh suatu perusahaan. keuntungan dan kerugian kepemilikan dapat dibagi kedalam dua unsur :
1. Keuntungan dan kerugian kepemilian yang terealisasi sehubungan dengan barang yang dijual atau kewajiban yang dihapuskan, dan
2. Keuntungan dan kerugian kepemilikan yang belum terealisasi sehubungan dengan item-item yang masih dimiliki atau kewajiban yang harus dibayar pada akhir periode pelaporan.
Contoh 1 : perlakuan akuntansi untuk persediaan pada harga masuk saat ini serta keuntungan dan kerugian kepemilikan yang terkait
Kita asumsikan bahwa suatu perusahaan menginvestasikan $6.000 ke dalam suatu perusahaan baru pada tanggal 1 januari. Pada tanggal yang sama, ia membeli 1.000 pon kopi dengan harga %6,00 per pon. Sepanjang tahun tersebut, perusahaan menjual 600 pon kopi dengan harga $10,00 per pon ketika biaya penggantinya adalah sebesar $8,00 per pon. Biaya
penggantian dari kopi pada akhir tahun adalah sebesar $9,00 per pon. Jurnal pencatatan akuntansinya adalah sebagai berikut:
$ $
Persediaan Barang Dagangan (1.000 x $6,00) 6.000 Kas
(untuk mencatat pembelian barang dagangan) 6.000 Harga Pokok Penjualan (600 x $8,00) 4.800
Penjualan (600 x $10,00) 6.000 Persediaan Barang Dagangan (600 x $8,00 ) 4.800 (untuk mencatat penjualan barang dagangan)
Persediaan Barang Dagangan 2.400
Keuntungan Kepemilikan Terealisasi {600 x ($8 - $6)} 1.200 Keuntungan kepemilikan belum terealisasi 1.200
{ 400 x ($9 - $6) }
(untuk mencatat keuntungan kepemilikan)
Contoh 2 : Perlakuan akuntansi untuk aktiva tidak lancar pada harga masuk saat ini serta keuntungan dan kerugian kepemilikan yang terkait
Kita asumsikan bahwa suatu perusahaan membeli sebuah aktiva dengan masa manfaat empat tahun dengan harga $2.000 dan biaya penggantianya mengalami peningkatan sebesar $1.000 per tahun. Biaya penyusutan harus ditentukan berdasarkan atas biaya penggantian. Kebanyakan pendukung dari metode biaya penggantian setuju mengenai adanya kebutuhan untuk memperhitungkan tambahan jumlah didalam biaya saat ini sebagai suatu penyusutan
“penyusul”, “pengganti” atau “back -log” (simpanan) jika biaya penggantian terus mengalami
peningkatan sepanjang masa manfaat dari aktiva tersebut. Penentuan dari penyusutan “back
-log” dinyatakan dalam tabel berikut ini :
1 2 3 4
Tahun $ $ $ $
Biaya Penggantian akhir tahun 3.000 4.000 5.000 6.000 Beban penyusutan yang didasarkan
pada biaya penggantian 750 1.000 1.250 1.500
Penyusutanbacklog 250 500 750
Akumulasi penyusutan awal 750 2.000 3.750
akumulasi penyusutan akhir 750 2.000 3.750 6.000
Sehingga, jurnal pencatatan akuntansi untuk setiap tahunnya akan menjadi :
Aktiva (biaya penggantian) 1.000
Penyusutan 750
Keuntungan kepemilikan 1.000
Akumulasi penyusutan 750
Tahun 2:
Aktiva (biaya penggantian) 1.000
Penyusutan 1.000
Penyusutan Backlog 250
Keuntungan kepemilikan 1.000
Akumulasi penyusutan 1.250
Tahun 3:
Aktiva (biaya penggantian) 1.000
Penyusutan 1.250
Penyusutan Backlog 500
Keuntungan kepemilikan 1.000
Akumulasi penyusutan 1.750
Tahun 4:
Aktiva (biaya penggantian) 1.000
Penyusutan 1.500
Penyusutan Backlog 750
Keuntungan kepemilikan 1.000
Akumulasi penyusutan 2.250
Namun, jika kita asumsikan bahwa nilai dari aktiva sepanjang tahun mengalami peningkatan yang seragam, maka beban penyusutan sebaiknya dihitung berdasarkan rata-rata harga masul saat ini untuk tahun yang bersangkutan. Jurnal pencatatan untuk tahun pertama adalah akibat adanya kenyataan bahwa beban penyusutan adalah sebesar $625 (25 persen dari nilai aktiva rata-rata sebesar $2.500) dan bahwa keuntungan kepemilikan menjadi $875 ($1.000 dikurangi satu setengah tahun dari kenaikan $1.000). sehingga akibatnya, jurnal pencatatan untuk setiap tahun akan menjadi:
Tahun 1: $ $ Aktiva (biaya penggantian) 1.000
Penyusutan 625
Keuntungan kepemilikan 875
Akumulasi penyusutan 750
Tahun 2:
Aktiva (biaya penggantian) 1.000 Penyusutan ( 0,25 x $3.500) 875
Keuntungan kepemilikan 625
Akumulasi penyusutan 1.250
Tahun 3:
Aktiva (biaya penggantian) 1.000 Penyusutan ( 0,25 x $4.500) 1.125
Keuntungan kepemilikan 375
Akumulasi penyusutan 1.750
Tahun 4:
Aktiva (biaya penggantian) 1.000 Penyusutan ( 0,25 x $5.500) 1.375
Keuntungan kepemilikan 125
Akumulasi penyusutan 2.250
Penerapan teknik-teknik biaya penggantian
Tampilan 14.1 menunjukkan neraca dari Bhuller Corporation yang berakhir pada tanggal 31 Desember 19X6 dan 31 Desember 19X7. Laporan laba rugi Bhuller Corporation disajikan dalam tampilan 14.2
Diberikan pula informasi tambahan berikut ini:
1. Perusahaan menggunakan metode persediaan LIFO
2. Selama tahun 19X7, biaya penggantian adalah $70.000 untuk tanah dan $80.000 untuk pabrik.
3. Penjualan dilakukan pada akhir tahun 19X7, di saat biaya penggantian dari persediaan adalah sebesar $20 per unit.
31 Desember 19x6 31 Desember 19X7 Debit Kredit Debit Kredit
$ $ $ $
Kas 10.000 30.000
Piutang 20.000 30.000
Persediaan 30.000 (3.000 unit) 20.000 (2.000 unit)
Tanah 40.000 40.000
Pabrik (usia lima tahun) 50.000 50.000 Dikurangi : Persediaan
untuk penyusutan 10.000 20.000
Obligasi (tingkat bunga
10%) 50.000 50.000
Saham biasa 50.000 50.000
Saldo laba ditahan 40.000 50.000
Total 150.000 150.000 170.000 170.000
Tampilan 14.1 Neraca Bhuller Corporation
$ $
Penjualan (5.000 unit @ $40 per unit) 200.000
Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal (3.000 unit @ $10 per unit) 30.000 Pembelian (4.000 unit @ $12 per unit) 48.000
Unit tersedia untuk dijual 78.000
persediaan akhir (2.000 unit @ $10 per unit) 20.000 58.000
Margin kotor 142.000 Beban Operasional Penyusutan 10.000 Bunga 5.000 Beban lain-lain 117.000 132.000 Laba Operasi Bersih 10.000
Tampilan 14.2 Laporan laba rugi Bhuller Corporation
Laporan laba rugi dari Bhuller Corporation untuk tahun 19X7 menurut harga masuk saat ini ditunjukkan dalam Tampilan 14.3. Ada dua pos yang harus dijelaskan dan membutuhkan perhatian lebih lanjut. Pertama, keuntungan kepemilikan atas pabrik ditentukan dengan jurnal pencatatan berikut ini:
$ $
Penyusutan 13.000
Akumulasi Penyusutan 22.000
Keuntungan Kepemilikan 21.000
Dengan kata lain, jika kenaikan nilai pabrik sebesar $30.000 dicatat akrualnya secara seragam selama periode berjalan, beban penyusutan akan menjadi $13.000 (20 persen dari nilai rata-rata aktiva sebesar $65.000). Keuntungan kepemilikannya adalah sama dengan $30.000 dikurangi penyusutan selama 1 setengah tahun penyusuan dari $30.000.
Kedua, laba operasi sebelum keuntungan dan kerugian kepemilikan serta keuntungan dan kerugian kepemilikan yang terealisasi, keduanya didasarkan pada konsep realisasi. Akibatnya, jumlah mereka adalah sama dengan laba akuntansi.
$ $
Penjualan 200.000
Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal (3.000 unit @ $20) 60.000
Pembelian (4.000 unit @ $20) 80.000
Barang tersedia 140.000
Persediaan akhir (2.000 unit @ $20) 40.000 100.000
Margin kotor 100.000
Beban penyusutan (0,20 x 80.000 + 50.000 + 2) 13.000
Beban bunga 5.000
Beban lain-lain 117.000 135.000
Laba operasi sebelum keuntungan dan (35.000)
kerugian kepemilikan
Keuntungan kepemilikan yang terealisasi 1. Dari persediaan a. Pembelian : {4.000 unit x ($20 - $12)} 32.000 b. Persediaan awal : {1.000 unit x ($20 - $10)} 10.000 2. Dari penyusutan : {$13.000 -$10.000) 3.000 45.000 keuntungan kepemilikan yang belum terealisasi
1. Dari persediaan akhir :
($20 - $10) x (2.000 unit) 20.000
2. Dari pabrik 18.000
3. Dari tanah : ($70.000 - $40.000) 30.000 68.000
Tampilan 14.3 Laporan laba rugi Bhuller Corporation untuk tahun 19X7 dengan basis harga masuk saat ini
$ $ Aktiva 30.000 Kas 30.000 Piutang 40.000 Persediaan (2.000 unit @ $20) 70.000 Tanah 80.000 Pabrik (32.000) 48.000
Dikurangi : Akm Penyusutan 218.000
Total aktiva Ekuitas
Obligasi 50.000
Saham biasa 50.000
Saldo laba ditahan
Saldo awal 40.000
Laba operasional (35.000)
Keuntungan kepemilikan terealisasi 45.000
Keuntungan kepemilikan yang belum terealisasi 68.000
Total kewajiban dan ekuitas 218.000
Tampilan 14.4 Neraca Bhuller Corporation Desember 19X7 dengan basis harga masuk saat ini
Evaluasi akuntansi berbasis harga masuk saat ini
Keunggulan utama dari akuntansi berbasis harga masuk saat ini berasal dari pemecahan dan pemisahan laba nilai saat ini menjadi laba saat ini serta keuntungan dan
kerugian kepemilikan.
Pertama, dikotomi antara laba operasional saat ini serta keuntungan dan kerugian kepemilikan bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja masa lalu para manajer.
Kedua, dikotomi antara laba operasional saat ini serta keuntungan dan kerugian kepemilikan bermanfaat dalam membuat keputusan-keputusan bisnis.
Ketiga, laba operasional saat ini berhubungan dengan laba yang memberikan kontribusinya untuk pemeliharaan kapasitas produksi fisik, yaitu jumlah maksimum yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dan menjaga kapasitas produksi fisiknya.
Keempat, dikotomi yang ada diantara laba operasional saat ini serta keuntungan dan kerugian kepemilikan memberikan informasi yang penting yang dapat digunakan untuk
menganalisis dan membandingkan keuntungan-keuntungan kinerja antarperiode antarperusahaan.
Kelima, sebagai tambaan dari dikotomi yang ada diantara laba operasional saat ini serta keuntungan dan kerugian kepemilikan, metode harga msuk saat ini memungkinkan dilakukannya pemisahan antara keuntungan dan kerugian kepemilikan yang terealisasi dan yang belum terealisasikan.
Akan tetapi terdapat beberapa kelemahan dalam sistem harga masuk saat ini. Setiap kaliam tentang keuntungan yang dapat diperoleh dari pendikotomian laba nilai saat ini serta keuntungan dan kerugian kepemilikan telah mendapat tantangan.
Sistem harga masuk saat ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa perusahaan adalah perusahaan dengan kelangsungan usaha dan kita dapat memperoleh data harga masuk saat ini
yang dapat diandalkan dengan mudah. Kedua asumsu diatas disebut sebagai sesuatu yang tidak valid dan tidak dibutuhkan.
Terakhir, terdapat kesulitan dalam mengutarakan dengan jelas apa yang dimaksud sebagai harga masuk saat ini.
2.5.3 Harga Keluar Saat Ini
Harga keluar saat ini menggambarkan jumlah kas yang karenanya suatu aktiva dapat dijual atau suatu kewajiban dapat dijadwalkan kembali. Harga masuk saat ini secara umum diakui memiliki hubungan dengan (1) harga jual di bawah kondisi likuidasi yang terencana dan bukan terpaksa, dan (2) harga jual saat waktu pengukuran. Dalam kasus dimana harga jual masa depan yang telah disesuaikan mendapat perhatian, sebagai gantinya akan dipergunakan konsep dariekpektasi nilai keluaran. Ekspektasi nilai keluaran atau nilai bersih yang dapat terealisasi adalah jumlah kas yang akan diterima jika suatu aktiva diharapkan akan dijual atau kewajiban diharapkan akan dijadwalkan ulang.
Ciri-ciri utama dari sistem harga keluar saat ini adalah ditinggalkan sepenuhnya prinsip realisasi untuk pengakuan laba. Melakukan penilaian bagi seluruh aktiva nonmoneter pada harga keluar saat ini akan menghasilkan pengakuan seluruh keuntungan dengan segera. Jadi, keuntungan operasional diakui pada saat produksi, sedangkan keuntungan dan kerugian kepemilikan diakui pada saat pembelian dan akibatnya, diakui ketika terjadi perubahan harga dan bukannya pada saat penjualan. Peristiwa terpenting dalam siklus akuntansi saat ini adalah titik pembelian atau produksi bukan titik dimana penjualan terjadi.
Penerapan teknik-teknik nilai bersih yang dapat direalisasikan
Kita asumsikan data yang dipergunakan sama dengan yang telah disajikan dalam contoh 14.1, kecuali bahwa pada harga keluar saat ini dari kopi di akhir periode menjadi $12 per unit. Laporan laba rugi, neraca, dan catatan-catatan yang relean, yang berbasis pada harga keluar saat ini, disajikan dalam Tampilan 14.5 dan 14.6.
$ $ Laba Penjualan (600 lbs x $10) 6.000 Persediaan (400 lbs x $12) 4.800 Total 10.800 Biaya
Harga pokok penjualan (600lbs x $8) 4.800
Persediaan (400 lbs x $9) 3.600 8.400
Laba operasional 2.400
Keuntungan kepemilikan dari penjualan yang terealisasi {600 lbs x ($8
-$6)} 1.200
Keuntungan kepemilikan dari penjualan yang belum terealisasi {400 lbs x ($9
-$6)} 1.200
Laba harga keluar saat ini 4.800
Tampilan 14.5 Laporan laba rugi. Basis harga keluar saat ini
$ $
Aktiva Kewajiban dan ekuitas
pemegang saham
Kas 10.000 Modal saham 10.000
Persediaan 4.800 Saldo laba ditahan
Terealisasi 2.400
Tidak terealisasi 2.400
14.800 14.800
Tampilam 14.6 Neraca. Basis harga keluar saat ini
Evaluasi akuntansi berbasis harga keluar saat ini
Beberapa keuntungan yang dapat dikaitkan dengan akuntansi berbasis harga keluar saat ini. Pertama, harga keluar saat ini dan nilai kapitalisasi dari suatu aktiva memberikan
ukuran-ukuran yang berbeda dengan konsep ekonomi dan biaya kesempatan. Kedua, harga keluar saat ini memberikan informasi yang relevan dan dibutuhkan untuk mengevaluasi kemampuan beradaptasi secara finansial dan likuiditas dari sebuah perusahaan. Ketiga, harga keluar saat ini menjadi panduan yang lebih baik untuk mengevaluasi para manajer dalam fungsi-fungsi kepengurusan mereka karena mencerminkan pengorbanan-pengorbanan saat ini dan pilihan-pilihan lain. Keempat, penggunaan harga keluar saat ini menghapuskan kebutuhan akan adanya alokasi biaya arbitrer berdasarkan pada estimasi masa manfaat dari aktiva. Terakhir kelayakan dari laporan keuangan berbasis harga keluar menjadi lebih dapat diterima. Namun terdapat beberapa kelemahan yang signifikan pada sistem berbasis harga keluar saat ini, pertama sistem berbasis harga keluar saat ini hanya relevan untuk aktiva-aktiva yang diharapkan untuk dijual pada satu harg pasar yang ditentukan. Kedua, sistem berbasis harga keluar saat ini tidaklah relevan bagi aktiva-aktiva yang diperkirakan akan
digunakan oleh perusahaan. Ketiga, penilaian dari beberapa aktiva dan kewajiban tertentu pada harga keluar saat ini belum dapat dipecahkan secara memadai. Keempat, ditinggalkannya prinsip realisasi pada titik penjualan dan konsekuensi asumsi dari likuidasi sumber daya-sumber daya perusahaan memiliki kontradiksi dengan asumsi yang ada tentang kelangsungan usaha perusahaan. Terakhir, sistem berbasis harga keluar saat ini tidak memperhitungkan perubahan-perubahan yang terjadi pada tingkat harga umum.
2.5.4 Interprestasi-interprestasi lain atas nilai saat ini
Beberapa usulan implementasi akuntasi nilai saat ini yang lain telah diajukan pula. Untuk kemudahan, mereka mengelompokkan menjadi kategori-kategori berikut ini:
1. Aktiva penting versus aktiva tidak penting 2. Nilai bagi perusahaan
3. Usulan biaya penggantian dari SEC 4. Kombinasi nilai
5. Konsep laba usaha
Aktiva penting versus aktiva tidak penting
Aktiva penting ditentukan berdasarkan atas peran yang diharapkan dari aktiva tertentu terhadap operasi entitas dimasa depan yang dapat diramalkan, yang dilihat secara umum, akan
meneruskan penggunaan atau menghentikan penggunaan. Aktiva tidak penting dinilai pada harga keluar saat ini-nya, aktiva yang penting dinilai pada harga masuk saat ini-nya.
Nilai bagi perusahaan
Rekomendasi dari “Laporan Sandilands” adalah penggunann nilai bagi perusahaan
sebagai suatu dasar penilain. Akuntansi yang berdasar pada nilai bagi perusahaan juga dinyatakan sebagai akuntansi biaya saat ini. Menurut pendekatan ini, aktiva dinilai pada jumlah yang menggambarkan biaya kesempatan bagi perusahaan yaitu kerugian maksimum
yang mungkin terjadi jika perusahaan kehilangan aktiva-aktiva tersebut. Jadi, nilai perusahaan di kebanyakan kasus akan diukur oleh biaya penggantian, jika biaya penggantian tersebut mencerminkan jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh aktiva yang identik atau setara. Jika biaya penggantiannya lebih besar daripada nilai bersih yang dapat direalisasikan, nilai bagi perusahaan akan menjadi:
1. Nilai arus kas diskonto jika nilaitersebut lebih besar dari nilai bersih yang dapat direalisasikan, jika lebih disukai untuk menggunakan aktiva daripada menjualnya 2. Nilai bersih yang dapat direalisasikan jika nilai tersebut lebih besar daripada arus kas
diskonto, jika lebih disukai untuk menjual aktiva daripada menggunakannya.
Kombinasi nilai
Pendekatan kombinasi nilai mencoba untuk menghindari beberapa kelemahan yang dimiliki oleh harga keluar saat ini, harga masuk saat ini dan metode-metode kapitalisasi lainnya.
Konsep laba usaha
Edwards dan Bell telah memperkenalkan konsep dari laba usaha. Berikut ini kita akan menyoroti hal-hal yang membedakannya dengan laba akuntansi.
Laba akuntansi adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang muncul akibat transaksi-transaksi yang terjadi selama periode dan biaya historis yang berkaitan. Laba usaha
berbeda dari laba akuntansi dalam dua hal : (1) laba usaha didasarkan pada penilaian biaya penggantian, dan (2) laba usaha hanya mengakui keuntungan yang dibuat akrualnya selama periode yang bersangkutan.
Lebih spesifik lagi, laba usaha terdiri atas (1) Laba Operasional saat ini, (2) realisasi dan akrual keuntungan kepemilikan dan (3) keuntungan dan kerugian kepemilikan yang belum terealisasi dan dibuat akrualnya selama periode yang bersangkutan. Dengan kata lain,
laba usaha sama dengan laba akuntansi setelah dikurang realisasi keuntungan kepemilikan untuk periode yang bersangkutan dan dibuat akrualnya selama periode sebelumnyaditambah
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Model akuntansi untuk akuntansi nilai saat ini adalah didasarkan pada interprestasi dari konsep “Hicksian” tentang pemeliharaan modal, atau pemeliharaan kapasitas produktif
fisik. Terdapat usulan empat konsep nilai saat ini yang berbeda dalam literatur dan dalam praktiknya : nilai kapitalisasi, harga masuk saat ini, harga keluar saat ini, dam kombinasi nilai-nilai diatas. Setiap metode memberikan keunggulan-keunggulan yang nyata jika dibandingkan dengan akuntansi biaya historis. Kelemahan utama dari setiap metode saat ini, dan juga akuntansi biaya historis, adalah bahwa tidak ada dari metode ini yang mengakui perubahan-perubahan yang terjadi dalam daya beli atas dolar