• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) menghadapi kendala berupa infeksi penyakit bakterial terutama pada tahap pemeliharaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kegiatan budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) menghadapi kendala berupa infeksi penyakit bakterial terutama pada tahap pemeliharaan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)

ASSAY OF Acinetobacter AS COMPETITOR TO VIBRIOSIS LUMINESCENCE BACTERIA IN PACIFIC PACIFIC WHITE SHRIMP(Litopenaeus vannamei )

Assovaria1 · Esti Harpeni1 · Asep Saefulloh2

Ringkasan Pacific white shrimpculture is having problems caused by bacteria infe-ction. The cause of bacteria infection is V. harveyi, it can decrease seed production. Pathogenicity of vibriosis can decrease wi-th inhibition by owi-ther types of bacteria. The aim of the research was to get competitor V.harveyi isolates through identification and challenge test in vitro and in vivo. The re-sult of screening of bacterial isolates were obtained from cultivation supplement pro-ducts to produced 4 pure isolates with di-fferent morphologically colonies and cells. There was one potential isolate could inhi-bits V. harveyi by inhibition test in vitro. Biochemical test from three different labo-ratories were identified that Acinetobacter sp. as competitor to V. harveyi and it was not pathogenic to Pacific white shrimp. Cllenge test Acinetobactersp. against V. ha-rveyi on Pacific white shrimp larvae was conducted through three treatments, witho-ut given V.harveyi and Acinetobacter sp. As controls; treatment with given bacteria V.harveyi and treatment with given V. ha-rveyi and Acinetobacter sp. The challenge test results showed that treatment with gi-ven of V.harveyi and Acinetobacter sp. may decreased V. harveyi density of 6.3 x 106

1) Department of Aquaculture Faculty of

Agri-culture University of Lampung Jl. Prof. Soe-mantriBrodjonegoro No. 1 Gedong Meneng, Ban-dar Lampung 351452) Marine Research

Cen-ter of PT. CentralPertiwi Bahari E-mail: [email protected]

CFU/mL to 7.5 x 103 CFU/mL which co-uld suspected to decrease pathogenicity of competition number of colonies.

Keywords Pacific white shrimp, lumine-sence bacteria, vibriosis, Acinetobacter , competition

Received: 24 Februari 2015 Accepted: 17 Mei 2015

PENDAHULUAN

Kegiatan budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) menghada-pi kendala berupa infeksi penyakit bakterial terutama pada tahap pe-meliharaan larva di panti benih. Sa-lah satunya adaSa-lah penyakit bakte-rial yang disebabkan oleh V. harveyi yang infeksinya dicirikan dengan tu-buh udang berpendar di malam hari dan mengakibatkan kematian udang sampai >80 % dari populasi (Suken-da et al., 2009, 2007). V. harveyi meng-infeksi larva udang pada saat udang berganti kulit atau pengaruh kuali-tas air yang buruk (Nasi et al., 2011) karena sistem imun udang belum

(2)

ter-bentuk untuk menahan toksin yang dikeluarkan oleh patogen.

Pencegahan penyakit bakterial pa-da upa-dang vannamei pa-dapat dilakukan meningkatkan imunitas dengan pe-nambahan bahan nutrien tertentu pa-da pakan, immunostimulan, pa-dan pem-berian suplemen. Suplemen ini me-rupakan cairan yang mengandung ber-bagai bakteri. Studi kasus mengenai identifikasi dan pemanfaatan bakte-ri yang hidup pada suplemen masih belum banyak dilakukan. Suplemen ini ditengarai memiliki potensi seba-gai probiotik, sehingga penelitian ini perlu dilakukan untuk membuktikan potensi tersebut. Isolat tersebut di-harapkan dapat diaplikasikan dalam budidaya udang vannamei terutama pada tahap pembenihan yang sangat rentan terinfeksi penyakit.

MATERI DAN METODE

Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Oktober 2014, di Marine Re-search Center (MRC) PT. Centra-lPertiwi Bahari (CPB), di Suak Si-domulyo Kabupaten Lampung Selat-an. Tahapan yang dilakukan pada pe-nelitian ini adalah penapisan, iden-tifikasi bakteri penghambat V. ha-rveyi dengan morfologi - biokimia, uji patogenisitas bakteri pengham-bat V. harveyi dan uji tantang bak-teri penghambat V. harveyi pada la-rva udang vannamei dengan indika-tor kepadatan bakteri dan tingkat ke-langsungan hidup (%).

Alat yang digunakan pada studi ini antara lain cawan petri, sprea-der, jarum ose, bunsen, mikro pipet, tip, paper disk, eppendorf, autoklaf, oven, inkubator, laminar air flow, ta-bung reaksi, beaker glass, vortex, hot plate stirer, timbangan digital, alu-munium foil, masker, sarung tangan, selang aerasi, batu aerasi, bak fiber, baskom, pipet plastik, mikro pipet, wadah kultur artemia 1,5 liter, ge-las ukur 100 mL. Bahan yang digu-nakan pada studi ini antara lain su-plemen udang media Luria Bertani Agar, media Tryptone Soy Broth Oxo-id, alkohol 70% dan 96%, Isolat Vi-brio harveyi, KOH 3%, H2O2 3%,

Triple Sugar Iron Agar (TSIA) Oxo-id, Simmon’s citrate BBLTM, larut-an garam fisiologis 0,85%, larva udlarut-ang vannamei PL 1, isolat Acinetobacter sp., Artemia sp., pakan CP 01, algae (Chaetoceros sp.) dan media Thio-sulfate Citrate Bile Sucrose (TCBS).

Sampel suplemen diisolasi pada me-dia LBA dengan menggunakan pe-ngenceran 100, 10−1,dan 10−2.

Seba-nyak 100 µl sampel suplemen dari tiap pengenceran disebar pada me-dia LBA lalu diinkubasi selama 24 jam. Setelah diinkubasi koloni bak-teri diamati morfologi awalnya meli-puti bentuk, warna, dan tepi. Bak-teri dengan morfologi yang berbeda kemudian diisolasi dan dimurnikan. Masing – masing sebanyak 1 ose iso-late bakteri dan isolat V. harveyi di-suspensikan kedalam 500µl NaCI 0,85% steril di dalam tabung eppendorf .

(3)

Se-lanjutnya sebanyak 50 µl suspensi V. harveyi disebar pada media LBA dan dibiarkan sampai kering.Paper dis-kd engan diameter 5 mm diletakk-an di atas media LBA ydiletakk-ang telah di-tebarkan V. harveyi dan kemudian sebanyak 5µl suspense isolate bak-teri suplemen diteteskan ke atas pa-per disk tersebut. Setelah diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam, zo-na hambat yang terbentuk diamati dan diukur diameternya (Widanarni et al., 2008).

Identifikasi bakteri dilakukan se-cara konvensional melalui pengamat-an morfologi dpengamat-an uji biokimia meli-puti uji Gram dengan KOH 3%, uji Katalase, uji Oksidatif Fermentatif, uji Methyl Red (MR), uji Simmon’s Citrate, uji TSIA, dan uji Motilitas. Identifikasi dilakukan berdasarkan acu-an metode Bergey’s Macu-anual of Sis-temic Bacteriology (Holtj and Kri-eg, 1984).Penilaian berdasarkan ke-cocokan yang paling tinggi atau men-dekati 100%. Uji perbandingan iden-tifikasi isolat dilakukan dengan meng-irimkan sampel ke Balai Veteriner Lam-pung dan Stasiun Karantina Ikan Pe-ngendalian Mutu dan Keamanan Ha-sil Perikanan Kelas 1 Lampung.

Isolat bakteri penghambat diino-kulasi ke media TSB kemudian diin-kubasi pada shaker dengan suhu ru-angan 30– 31oC selama 16-18 jam.

Pengujian dilakukan dengan menam-bahkan suspense isolate bakteri su-plemen berkonsentrasi 104, 106 dan

108 CFU/mL pada media

pemeliha-raan larva udang. Larva udang dipe-lihara dalam wadah dengan volume 3 liter, yang diisi dengan2 liter air la-ut dengan kepadatan udang vanamei 125 ekor/L dan diberi pakan Cha-etoceros sp., Artemia sp.dan pakan buatan CP 01. Frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali/hari. Pemeli-haraan larva udang dilakukan sela-ma 7 hari. Pada akhir pemelihara-an kelpemelihara-angsungpemelihara-an hidup larva udpemelihara-ang vannamei dihitung dan dibandingk-an dengdibandingk-an kontrol, yakni perlakudibandingk-an tanpa penambahan isolat bakteri yang mampu menghambat pertumbuhan V. harveyi (Widanarni et al., 2008). Parameter yang diamati adalah ke-langsungan hidup dan Total Vibrio Count (TVC). Pengamatan dilakuk-an menggunakdilakuk-an media TCBS un-tuk melihat kepadatan bakteri V. ha-rveyi pada pemeliharaan. Kelangsung-an hidup diamati pada akhir perco-baan dan TVC diamati setiap hari.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penapisan isolat bakteri berhasil memperoleh 19 koloni bakteri yang tumbuh pada media Luria Bertani. Setelah pemurnian isolat,4 isolat di-peroleh berdasarkan uji morfologi yang berbeda. Keempat koloni bakteri ha-sil isolasi kemudian diuji daya ham-batnya secara in vitro untuk men-dapatkan isolat bakteri yang mam-pu menghambat pertumbuhan bak-teri V. harveyi.

Terdapat satu isolat bakteri yang mampu menghambat V. harveyi

(4)

de-Gambar 1 Hasil uji aktivitas penghambatan V. harveyi oleh Acinetobacter sp

Tabel 1 Hasil uji morfologi dan biokimia bakteri penghambat V. harveyi

Jenis Pengujian Hasil Pengujian

Morfologi Sel

- Bentuk Cocus

- Gram

-Katalase +

O/F Fermentatif

TSIA Non - reaksi

Simmon’s Citrate +

Methyl Red

-Motilitas

-ngan pembentukan zona hambat di-sekitar paper disk diantara isolat (Gam-bar 1). Penghambatan pertumbuhan bakteri V. harveyi disebabkan oleh senyawa aktif antibakteri yang diha-silkan oleh bakteri penghambat (Su-kenda et al., 2007). Senyawa anti-bakteri dapat dikeluarkan secara per-lahan dan terus-menerus ke lingkung-an sekitar untuk menghindari pesa-ing yang ada di lpesa-ingkungan tersebut (Abraham, 2004).

Isolat bakteri penghambat diiden-tifikasi secara morfologi dan bioki-miawi (Tabel 1) menunjukkan bah-wa isolat tersebut termasuk dalam genus Acinetobacter. Secara morfo-logi bakteri tersebut berbentuk

co-Gambar 2 Kepadatan V.harveyi yang menurun signifikan dengan penambahan Acinetobacter sp

cus dan tergolong kedalam bakteri Gram negatif, kemudian uji biokimia menunjukkan bahwa bakteri tersebut bersifat fermentatif, motil, serta me-nunjukkan hasil positif pada uji ka-talase. Pengujian biokimia juga dila-kukan pada dua institusi yang kom-peten dan menunjukkan hasil yang sama bahwa isolat bakteri pengham-bat adalah Acinetobacter. Genus Aci-netobacter sp. tergolong kedalam bak-teri Gram negatif yang sebagian be-sar berpotensi sebagai patogen pada udang. Untuk itu dilakukan uji pato-genisitas dengan melihat tingkat ke-langsungan hidup.

Uji patogenisitas menggunakan per-bandingan antara larva udang yang ditambahkan bakteri penghambat dan tanpa bakteri penghambat. Hasil me-nunjukkan penambahan isolat bak-teri penghambat dan tanpa penam-bahan bakteri penghambat tidak me-nyebabkan kematian pada larva udang vannamei. Hasil ini menunjukkan bah-wa isolat bakteri suplemen tersebut tidak berpotensi patogen (Tabel 2). Kepadatan V. harveyi pada ri ke-0 merupakan kepadatan V.

(5)

ha-Gambar 3 Tingkat kelangsungan hidup (%) udang vannamei (L. vannamei ) pada uji tantang yang menunjukkan kenaikan dengan penambahan Acinetobacter sp

rveyi di air pemeliharaan sebelum perlakuan. Kepadatan V. harveyi pa-da air kontrol apa-dalah 1,28 x 103CFU/mL;

pada perlakuan A 2,13 x103CFU/mL

dan perlakuan B 1,03 x 103CFU/mL.

Setelah isolat bakteri suplemen di-tambahkan pada perlakuan B, kepa-datannya meningkat hingga 3 log (Gam-bar 2), sedangkan kepadatan bakteri pada kontrol cenderung tetap. Pada hari ke-2 kepadatan V. harveyi pada semua perlakuan berada pada kisar-an 1,08 x 106 – 6,32 x 106 CFU/mL.

Pada hari selanjutnya kepadatan bak-teri pada perlakuan B cenderung meng-alami penurunan sebanyak 2 log (da-ri 105 ke103 CFU/mL). Hasil ini

me-nunjukkan bahwa penambahan iso-lat bakteri suplemen mampu menu-runkan kepadatan V. harveyi. Penu-runan kepadatan V.harveyi oleh bak-teri suplemen kemungkinan disebabk-an oleh addisebabk-anya senyawa inhibitor ydisebabk-ang dihasilkan bakteri, sehingga dapat me-nurunkan bakteri merugikan (Rengpi-pat, 1998).

Tingkat kelangsungan hidup udang vannamei pada uji tantang diperoleh

Tabel 2 Tingkat kelangsungan hidup udang van-namei pada saat uji patogenisitas

Bakteri Kepadatan Populasi SR (CFU/mL) (ekor) (%) Acinetobacter sp. 104 250 100 106 250 100 108 250 100

Kontrol (tanpa bakteri) 0 250 100

hasil tertinggi pada perlakuan tan-pa penambahan V. harveyi (kontrol) yaitu 90,27%, kemudian untuk per-lakuan penambahan V. harveyi dan Acinetobacter sp.yaitu 82,27% ser-ta untuk perlakuan penambahan V. harveyi saja yaitu 72,13% (Gambar 3). Dengan demikian, isolat Acineto-bacter sp. mampu menghambat per-tumbuhan bakteri V. harveyi sehing-ga meningkatkan kelangsunsehing-gan hidup pada udang vannamei (Fjellheim et al., 2007).

SIMPULAN

Acinetobacter sp. mampu mengham-bat pertumbuhan V. harveyi, tidak bersifat patogen dan mampu mening-katkan kelangsungan hidup udang van-namei.

Abraham, T. J. (2004). Antibacteria mari-ne bacterium deter luminous vibriosis in shrimp larvae. Technical report, NAGA. Fjellheim, A. J., Playfoot, K. J., Skjermo, J., and Vadstein, O. (2007). Vibrionace-ae dominates the microflora antagonistic towards listonella anguillarum in the in-testine of cultured atlantic cod (gadus morhua l.) larvae. Aquaculture, 269:98– 106.

Holtj, G. and Krieg, N. R. (1984). Bergeys Manual of Systemic Bacteriolgy. Willi-ams and Wilkins, 1 edition.

(6)

Nasi, L., Prayitno, S. B., and Sarjito (2011). Kajian bakteri penyebab vi-briosis pada udang secara biomulekuler. Master’s thesis, Universitas Diponegoro. Rengpipat, S. (1998). Effectof probiotic ba-cterium on black tiger shrimp penaeus monodon survival and growth. Aquacul-ture, 167:303–313.

Sukenda, Anggoro, Y. T., Wahyuningrum, D., and Rahman (2007). Penggunaan kitosan untuk pengendalian infeksi v. harveyi pada udang putih (litopenaeus vannamei). Jurnal Akuakultur Indone-sia, 6:205–209.

Sukenda, S., Dwinanti, H., and Yuhana, M. (2009). Keberadaan white spot syn-drome virus (wssv); taura syndrom vi-rus (tsv); n infectious hypodermal hae-matopotic necrosis virus (ihhnv) di tam-bak intensif udang vaname (litopenaeus vannamei) bakauheni, lampung selatan. Master’s thesis, Institut Pertanian Bo-gor.

Widanarni, Sukenda, and Setiawati, M. (2008). Bakteri probiotik dalam budi-dayaudang : Seleksi, mekanisme, karak-teristik, dan aplikasinya sebagai agen bi-okontrol. Jurnal Ilmu Pertanian Indo-nesia, 3:80–89.

Gambar

Gambar 2 Kepadatan V.harveyi yang menurun signifikan dengan penambahan Acinetobacter sp
Tabel 2 Tingkat kelangsungan hidup udang van- van-namei pada saat uji patogenisitas

Referensi

Dokumen terkait

Produksi Utama Perilaku higienis dapat mengurangi kemungkinan masuknya bahaya-bahaya yang mungkin akan sulit atau tidak memungkinkan untuk dikendalikan pada tingkatan selanjutnya

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Walikota Probolinggo Nomor 33 Tahun 2020 tentang Penetapan Besaran Insentif Bulanan Dan Santunan Kematian Bagi Tenaga Kesehatan Yang Menangani

Selanjutnya fasilitas musholah yang lokasinya kurang terlihat dan sudah dikelilingi semak, fasilitas kandang satwa yang sudah rusak harus segera ditindak lanjuti karena

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan dengan uji bakteriologis menunjukkan bahwa udang putih yang dipasarkan di pasar tradisional dan modern dari Surabaya

Kejadian demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Pengamatan selama kurun waktu 20 sampai 25 tahun sejak awal ditemukan kasus DBD

itu pasien ini hanya memenuhi kriteria diagnostik untuk Gangguan Bipolar I tipe manik dengan ciri psikotik, sekalipun pasien sudah pernah didiagnosis dengan gangguan

24.. Sementara itu, pengaruh karakteristik yang signifikan adalah usia, pendidikan, status pernikahan, dan pengaturan tempat tinggal. Empat karakteristik lainnya tidak

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif artinya penelitian yang dilakukan adalah menekankan analisanya pada