• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI TANAMAN KELAPA SAWIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODUKSI TANAMAN KELAPA SAWIT"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

i

PRODUKSI TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

PADA UMUR YANG BERBEDA DI PT. BHADRA SUKSES/

PT. SURYA RAYA LESTARI II KABUPATEN MAMUJU

TENGAH PROVINSI SULAWESI BARAT

TUGAS AKHIR

Oleh:

MEDI RUMENGAN

1622040212

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2019

(2)
(3)
(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep, 20 Juni 2019 Yang Menyatakan,

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya sehingga laporan tugas akhir dapat selesaikan tepat waktu dengan judul “Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Pada Umur Yang Berbeda”. Laporan akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk dapat menyelesaikan studi di Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Rotto dan Ibunda Tu’na, serta segenap keluarga yang tercinta yang telah meberikan dukungan, sehingga penulis dapat menyelesaiakn laporan tugas akhir ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut membantu,yaitu:

1. Dr. Junaedi, SP.,M.Si selaku pembimbing pertama.

2. Dr. Mu’minah, SP.,MP selaku pembimbing kedua.

3. Dr.Ir. Darmawan, MP. selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

4. Para dosen dan staf pengawai Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan. 5. Seluruh mandor dan karyawan PT.Bhadra Sukses/PT.Surya Raya

Lestari II.

6. Teman- teman Mahasiswa khususnya Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan angkatan XXIX

Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan olehnya itu penulis berharap kritikan dan saran dari pembaca yang bersifat menbangun.

Mandalle, 20 Juni 2019

(6)

iv DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAK ... ix

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang ... 1

1.2. Tujuan dan kegunaan ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani kelapa sawit ... 3

2.2. Faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit ... 5

2.3. Umur optimal kelapa sawit ... 6

III. METODOLOGI 3.1. Waktu Dan Tempat ... 8

3.2. Metode Pengumpulan data ... 8

3.3. Metode Penentuan Sampel ... 9

(7)

v IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil ... 10 4.2. Pembahasan ... 11 V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 13 5.2. Saran ... 13 DAFTAR PUSTAKA ... 14 LAMPIRAN ... 15 RIWAYAT HIDUP ... 18

(8)

vi DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Ton) Pada Umur Yang

Berbeda Di PT.Bhadra Sukses. ... 10

(9)

vii DAFTAR LAMPIRAN

Tabel 1. Produksi Pada Berbagai Umur tanaman kelapa sawit ... 16 Gambar 1. Peta kebun kelapa sawit PT. Bhadra Sukses/ PT. Surya Raya

Lestari II ... 16 Gambar 2. Hasil Produksi Tandan Buah Segar (TBS) ... 17 Gambar 3. Plakat pencapaian produksi di setiap blok ... 17

(10)

viii ABSTRAK

Medi Rumengan. 1622040212. dengan judul, produksi tanaman kelapa sawit (elaeis guneensis jacq). Dibimbing Oleh Junaedi dan Mu’minah.

Penelitian dilakukan di PT. Bhadra Sukses/ PT. Surya Raya Lestari II, yang berlangsung pada bulan Januari 2019 hingga April 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi tanaman kelapa sawit pada umur yang berbeda. Hasil pengamatan ini menunjukkan produksi tertinggi di capai pada umur 13 tahun, yakni 39.831 ton diikuti produksi 36.716 ton untuk tanaman berumur 10 tahun dan produksi 35.714 ton untuk tanaman berumur 7 tahun.

(11)

1 I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki prospek yang baik dan dapat diandalkan untuk meningkatkan devisa Negara, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan petani. Saat ini tanaman kelapa sawit telah dibudidayakan secara luas di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia dan Malaysia.

Beberapa tahun terakhir, sektor perkebunan dan pengolahan minyak sawit memegang peran kunci bagi ekonomi Indonesia. Meningkatnya permintaan bagi minyak makan secara domestik dan internasional menciptakan kondisi Indonesia menjadi pemimpin dunia dalam wilayah kumulatif perkebunan dan produksi minyak sawit mentah CPO (Crude Palm Oil). Indonesia merupakan negara produsen dan eksportir kelapa sawit terbesar dunia. Selain peluang ekspor yang semakin terbuka, pasar minyak sawit dan minyak inti sawit di dalam negeri masih cukup besar. Pasar potensial yang akan menyerap pemasaran minyak sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) adalah industry fraksinasi/ranifasi (terutama industri minyak goreng), lemak khusus (cocoa butter substitute), margarine/shortening, oleochemical, dan sabun mandi. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (2017) luas areal perkebunan kelapa sawit 12.307.677 Ha dengan jumlah produksi 35.359.384 ton.

Menurut Pahan (2008), tanaman kelapa sawit dapat dipanen pada saat tanaman berumur tiga atau empat tahun. Produksi yang dihasilkan akan terus

(12)

2 bertambah seiring bertambahnya umur dan akan mencapai produksi maksimalnya pada saat tanaman berumur 9 – 14 tahun, setelah itu produksi yang dihasilkan akan mulai menurun. Umur ekonomis tanaman kelapa sawit berkisar antara 25 – 26 tahun. Selain mempengaruhi produksi, umur tanaman kelapa sawit juga akan mempengaruhi produktivitas tanaman. Tinggi rendahnya produktivitas Tandan buah segar (TBS) per hektar suatu kebun tergantung dari komposisi umur tanaman yang ada di kebun tersebut. Semakin luas komposisi umur tanaman remaja, semakin rendah pula produktivitas per hektarnya. Semakin banyak tanaman dewasa semakin tinggi pula produktivitas per hektarnya (Risza, 1994).

Berdasarkan hal tersebut, pengamatan ini dilakukan untuk melihat sejauh mana umur tanaman yang ada di perkebunan kelapa sawit berpengaruh terhadap tingkat produksi.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari pengamantan ini adalah untuk mengetahui produksi tanaman kelapa sawit pada umur tanaman yang berbeda. Kegunaan dari penelitian ini nantinya di harapkan bahwa dalam pembudidayaan tanaman kelapa sawit di perusaan kelapa sawit dapat memperhatikan umur tanaman sehingga dapat melakukan pengelolaan dalam upaya mempertahankan sekaligus meningkatkan produktsi tanaman kelapa sawit.

(13)

3 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Botani Kelapa Sawit

Kelapa Sawit merupakan tanaman monokotil yaitu batangnya tidak mempunyai kambium dan tidak bercabang. Batangnya lurus, berbentuk bulat panjang dengan diameter 25-75 cm (Sunarko 2007). Batang berfungsi sebagai penyangga tajuk serta menyimpan dan mengangkut bahan makanan. Tanaman yang masih muda batangnya tidak terlihat karena tertutup oleh pelepah daun. Pertambahan tinggi batang terlihat jelas setelah tanaman berumur 4 tahun (Suwanto dkk). Tinggi batang bertambah 25-45 cm/th. Pertambahan tinggi batang dapat mencapai 100 cm/th jika kondisi lingkungan sesuai. Tinggi maksimum yang ditanam di perkebunan antara 15 sampai 18 m, sedangkan yang di alam mencapai 30 m. pertumbuhan batang tergantung pada jenis jenis tanaman, kesuburan lahan, dan iklim setempat (Wardiana dan Mahmud, 2003).

Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penunjang struktur batang, menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah, serta sebagai salah satu alat respirasi.sistem perakaran kelapa sawit dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Akar primer yaitu akar yang keluar dari bagian bawah batang (bulb), tumbuhan secara vertical atau mendatar dan berdiameter 5- 19 mm.

2. Akar sekunder yaitu akar yang tumbuh dari akr primer, yang arah tumbuhannya mendatar ataupun ke bawah dan berdiameter 1- 4 mm.

(14)

4 3. Akar tersier yaitu akat yang tumbuh dari akar sekunder, yang arah tumbuhnya

mendatar dan ataupun kebawah dan berdiameter 0,5 - 1,5 mm.

4. Akar kuarter yaitu akar yang tumbuh dari cabang akatr tersier yang berdiameter 0,2 - 0,5 mm.

Akar tersier dan kuarter adalah akar yangpaling aktif menyerap unsur hara dan

air dari dalam tanah (Setyamitjaja). Kelapa sawit juga memiliki akar nafas yang muncul di atas permukaan atau di dalam air tanah. Penyebaran akar terkonsentrasi pada tanah lapisan atas. Akar primer tertier dan kuarter merupakan bagian akar yang paling dekat dengan permukaan tanah. Kedua akar ini paling banyak ditemukan pada 2-2.5 m dari pangkal batang dan sebagian besar berada di luar piringan.

Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk. Serta menyerupai daun kelapa,panjang pelepah daun kelapa sawit sekitat 6,5 – 9 m ( tergantung varietas). semakin pendek pelepah kelapa sawit semakin bayak populasi tanaman kelapa sawit yang dapat ditanaman sehingga dapt mempengaruhi produksinya. Jumlah anak daun setiap pelepah berkisar antara 250 – 400 helai. Produksi daun pelepah daunnya selama satu tahun dapat mencapai 20 – 30 pelepah ( Pahan, 2015)

Jumlah pelepah, panjang pelepah, dan jumlah anak daun tergantung pada umur tanaman. Tanaman yang berumur tua memiliki jumlah pelepah dan anak daun lebih banyak. Begitu pula pelepahnya akan lebih panjang dibandingkan dengan tanaman yang masih muda. Tanaman dewasa dapat memproduksi 40-50 pelepah. Tanaman yang berumur sekitar 10-13 tahun luas daun permukaannya dapat mencapai

(15)

5 10-15 m2. Luas permukaan daun akan berinteraksi dengan tingkat produktivitas tanaman.

2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tanaman kelapa sawit

Kelapa sawit dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik, tergantung pada pemanfataan faktot – faktor produksi secara optimal. Adapun faktor yang mempengaruhi produksi tanaman kelapa sawit yaitu:

1. Stand per hectare (SPH) atau populasi per hektar .

Stand per hectare (SPH) atau populasi per hektar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas tanaman kelapa sawit. Risza (2010) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara penurunan produksi dengan kerapatan tanam. Kelapa sawit yang hidup di tempat yang terlindung dan kurang mendapatkan cahaya matahari pertumbuhannya akan meninggi, tidak normal, habitusnya kurus, lemah, jumlah daun sedikit, dan produksi bunga betina berkurang.

2. Keadaan topografi dan kondisi jalan

Keadaan topografi dan kondisi jalan juga sangat mempegaruhi kegiatan produksi kelapa sawit yang di targetkan mencapai 12000 ton/Ha/tahun. Hal tersebut mempengaruhi secara langsung terhadap proses produksi seperti pemupukan, pemanenan, pengangkutan buah ke pabrik. Disamping itu kemahiran pemanen, premi panen, dan lainnya juga sangat mempengaruhi produksi kelapa sawit.

(16)

6 3. Umur tanaman

Lubis (1992) menyatakan bahwa produktivitas maksimal tanaman dapat dicapai ketika tanaman berumur 7 – 11 tahun . Menurut Pahan (2008) produksi optimal dapat dicapai saat rata-rata umur tanaman 15 tahun. Acuan penentuan batasan umur 15 tahun didasarkan pada umur 15 tahun akan tercapai produksi puncak yakni mencapai 12.000 sampai 15.000 Ton/Ha/tahun.

4. Pemupukan

Pemupukan adalah proses pemberian unsur hara kepada tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dan produksi secara optimal sehingga dapat kita simpulkan bahwa pemupukan salah satu faktor penyebab penentu produktifitas kelapa sawit.

2.3. Umur Optimal Produksi Tanaman Kelapa Sawit

Kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman kelapa sawit akan menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang dapat dipanen pada saat tanaman berumur 3 atau 4 tahun. Produksi TBS yang dihasilkan akan terus bertambah seiring bertambahnya umur dan akan mencapai produksi yang optimal dan maksimal pada saat tanaman

(17)

7 berumur 9 – 14 tahun, dan setelah itu produksi TBS yang dihasilkan akan mulai menurun pada umur 25 – 26 tahun (Tampubolon, 2016).

Berdasarkan hal tersebut di atas, Tampubolon (2016) juga menguraikan pengelompokan kelapa sawit berdasarkan umur tanaman, sebagai berikut :

a. TBM 0-3 tahun – muda (belum menghasilkan) b. TM 3-4 tahun – remaja (produksi/Ha; sangat rendah) c. TM 5-12 – teruna (produksi/Ha; mengarah naik) d. TM 12-20 tahun – dewasa (poduksi/Ha; posisi puncak) e. TM 21-25 tahun – tua (produksi/ha; mengarah turun) f. TM 26 tahun – renta (produksi/ha; sangat rendah)

(18)

8 III. METODOLOGI

3.1. Waktu Dan Tempat

Kegiatan pengambilan data dilakukan pada bulan Januari - April 2019, di PT. Bhadra Sukses/ PT.Surya Raya Lestari II, Desa Tobadak, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pelaksanaan kegiatan pengumpulan data dilaksanakan dengan beberapa metode, diantaranya;

a. Observasi, yakni pengamatan langsung di lapangan dengan melihat secara langsung proses produksi kelapa sawit, kondisi pertanaman, dan tingkat pengelolaan.

b. Wawancara yang dilakukan secara langsung kepada pihak perusahaan, diantaranya asisten, mandor, serta karyawan yang ada di lapangan. Dimaksudkan untuk mendapatkan informasi utama terkait pengamatan.

c. Dokumentasi, berupa pengambilan dokumen-dokumen terkait, meliputi umur tanaman, produksi tanaman, luas lahan kelapa sawit dalam pengelolaan PT Bhadra Sukses/ PT Surya Raya Lestari II.

(19)

9 3.3. Metode Penentuan Sampel

Penentuan sampel penelitian menggunakan metode purposive. Metode purposive adalah penentuan sampel secara sengaja dengan memilih 5 sampel penelitian yaitu blok 1- blok 5, dengan luas setiap blok yang berbeda dan varietas tanaman kelapa sawit yang sama yaitu varietas Marihat, dengan tahun tanam 2005.

3.4. Analisis Data

Data yang dikumpulkan dari hasil pengamatan, baik secara langsung maupun yang diperoleh berdasarkan data sekunder selanjutnya ditabulasi untuk kemudian dibandingkan hasil capaian produksi berdasarkan umur tanaman, sehingga memperoleh perbandingan antara rata-rata produksi dengan umur tanaman yang berbeda.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut HZ bahwa pelaksanaan sarana dan prasarana jangka panjang di SMAN N Titian Teras Muaro Jambi sudah dilakukan dengan baik. Karena pelaksanaan sarana dan

Perlakuan ekstrak daun sirih 60% dengan lama perendaman 1 jam dan 2 jam memberikan hasil indeks vigor, Koefisien berkecambah dan kecepatan berkecambah yang lebih baik bila

1. menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya telah mengundurkan diri dan tidak akan menarik kembali pengunduran diri saya sebagai Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah/Pegawai

Sub Model Dinamika Masyarakat Sub model ini dibangun untuk menggambarkan perkembangan jumlah masyarakat yang berbatasan langsung de- ngan kawasan Taman Nasional Baluran yang

Ratio Setiap pemegang 69 saham lama berhak atas 41 HMETD, dimana setiap 1 HMETD memberikan hak untuk membeli 1 saham baru, dan setiap 41 saham hasil Pelaksanaan HMETD melekat

Yuniarti (2010) dalam Thesisnya yang berjudul Kompetensi Tindak Tutur Direktif Anak Usia Prasekolah ( Kajian Pada Kelompok Bermain Anak Cerdas P2PNFI Regional II

Nata dalam kemasan adalah produk makanan berupa gel selulosa hasil fermentasi air kelapa, air tahu atau bahan lainnya oleh bakteri asam cuka (Acetobacter

Manfaat tersebut, antara lain: menumbuhkan kecintaan siswa sebagai generasi penerus bangsa pada produk pertanian lokal, menimbulkan rasa percaya diri pada siswa terhadap