20 BAB III
I. METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai Februari 2017. Padi ditanam di lahan sawah tadah hujan dusun Ngringgit dan dusun Pengkel, desa Dapurno, kecamatan Wirosari, kabupaten Grobogan, provinsi Jawa Tengah.
Penanaman dilakukan dengan luasan lahan masing-masing ± 2.500 m2.
Penanaman padi dilaksanakan berdasarkan peramalan pranata mangsa yang dibuat oleh Pusat Studi SIMITRO, Universitas Kristen Satya Wacana dan kebiasaan petani.
1.2. Rancangan Penelitian dan Pelaksanaan 1.2.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan petak teralur (strip plot design). Dalam rancangan petak teralur salah satu faktor dinyatakan sebagai alur petak vertikal dan faktor lainnya dinyatakan sebagai alur petak horizontal.
Model matematis dari penelitian ini sebagai berikut:
𝑌𝑖𝑗𝑘 = 𝜇 + i + 𝛽𝑗 + (
𝜀
𝛽)𝑖𝑗 +𝛾𝑘 + (𝜀
𝛾)𝑖k +(𝛽𝛾)𝑗k +𝜀
𝑖𝑗𝑘i = 1,2,3,...,r j = 1,2,3,...,a k = 1,2,3,...,b Keterangan:
𝑌𝑖𝑗𝑘 = Nilai pengamatan ulangan ke-i yang ditanami dengan taraf ke-j dari
perlakuan alur vertikal dengan taraf ke-k dari perlakuan alur horizontal.
𝜇 = Nilai rata-rata perlakuan.
i = Pengaruh ulangan ke-i.
𝛽𝑗 = Pengaruh taraf ke-j dari perlakuan alur vertikal.
(𝜀𝛽)𝑖𝑗 = Pengaruh galat yang muncul dalam ulangan ke-i pada taraf ke-j dari
perlakuan alur vertikal.
𝛾𝑘 = Pengaruh taraf ke-k dari perlakuan alur horizontal.
(𝜀𝛾)𝑖k = Pengaruh galat yang muncul dalam ulangan ke-i pada taraf ke-k dari
perlakuan alur horizontal.
(𝛽𝛾)𝑗 = Pengaruh interaksi taraf ke-j dari perlakuan alur vertikal dan taraf ke-k
dari perlakuan alur horizontal.
𝜀𝑖𝑗𝑘 = Pengaruh galat dari hasil penelitian ulangan ke-i ditanami dengan taraf
ke-j perlakuan alur vertikal dengan taraf ke-k dari perlakuan alur horizontal.
21 1.2.2. Jumlah Perlakuan dan Ulangan
Perlakuan yang dicobakan dalam penelitian ini meliputi: perlakuan vertikal, yaitu dua waktu tanam (A) dan perlakuan horizontal, yaitu tiga sistem penanaman (B). Masing-masing perlakuan diulang empat kali.
Pada setiap ulangan dipilih lima unit amatan, yang terletak pada keempat sudut petak dan satu ditengah petak (perpotongan diagonal dari keempat sudut petak). Setiap titik unit amatan dipilih lima tanaman sampel yang bukan tanaman tepi, sehingga setiap perlakuan terdapat 100 tanaman sampel.
Perlakuan vertikal (A) yang diujikan dalam penelitian ini adalah:
A1 : Waktu tanam berdasarkan ramalan pranata mangsa di lokasi 1.
A2 : Waktu tanam berdasarkan kebiasaan petani di lokasi 2.
Perlakuan horizontal (B) yang diujikan dalam penelitian ini adalah:
B1 : Tanpa jajar legowo.
B2 : Jajar legowo 6:1.
B3 : Jajar legowo 4:1.
1.2.3. Tata Letak Petak Penelitian
Tata letak petak penelitian dan titik lokasi pengamatan (yang waktu tanamnya berdasarkan ramalan pranata mangsa) di dusun Ngringgit disajikan pada Gambar 3.1. Tata letak petak penelitian dan titik lokasi pengamatan (yang waktu tanamnya berdasarkan kebiasaan petani) di dusun Pengkel disajikan pada Gambar 3.2.
22
Gambar 3.2 Tata letak penelitian dan titik lokasi pengamatan di dusun Pengkel
Gambar 3.3. Tata letak unit amatan percobaan.
1.3. Analisis Data
Data hasil pengamatan utama (pertumbuhan dan hasil tanaman padi) dianalisis secara statistik dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dengan interval selang kepercayaan 95%. Apabila terdapat perbedaan data pengamatan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf kepercayaan 95%.
1.4. Pengamatan
1.4.1. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman
Pengamatan pertumbuhan tanaman meliputi tinggi tanaman, dan jumlah anakan per rumpun.
1.4.2. Pengamatan Hasil Tanaman
Pengamatan hasil tanaman jumlah malai per rumpun, panjang malai, meliputi jumlah gabah per malai, jumlah gabah isi per malai, jumlah gabah hampa per malai, bobot gabah per rumpun, bobot gabah per petak (ubinan berukuran 2,5 m x 2,5 m), bobot brangkasan basah per rumpun, bobot brangkasan kering per rumpun, dan bobot 1000 butir gabah.
Kerterangan:
: Petak ulangan perlakuan. : Titik unit amatan percobaan.
23 1.4.3. Pengamatan Hama
Pengamatan hama tanaman padi dilakukan dengan mengamati secara lansung pada setiap tanaman sampel, mengidentifikasi jenisnya dan menghitung jumlah populasi hama. Setiap pengamatan dilakukan juga pengambilan gambar contoh hama.
Identifikasi jenis hama dilakukan di laboratorium Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana. Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan gambar hama dengan gambar contoh jenis hama, selain itu dengan menggunakan buku Borror dkk. (1996).
1.4.4. Pengamatan Penyakit
Pengamatan penyakit dilakukan dengan cara mengamati langsung gejala yang terdapat pada tanaman sampel. Menurut Taufik (2011), persentase serangan penyakit dihitung berdasarkan jumlah tanaman terserang penyakit, yang ditemukan dilahan dengan menggunakan rumus berikut:
Intensitas serangan patogen penyakit dilakukan dengan mengamati tingkat keparahan serangan patogen penyakit pada tanaman. Menurut Taufik (2011), intensitas serangan penyakit dihitung berdasarkan rumus berikut:
∑
Keterangan :
PS = persentase serangan patogen penyakit.
n = jumlah rumpun terserang.
N = jumlah rumpun yang diamati.
Keterangan :
IS = intensitas serangan penyakit (%). v = nilai skor tiap kategori serangan. V = nilai skor serangan tertinggi. n = jumlah rumpun pada setiap skor
tertentu.
24 1.4.5. Pengamatan Musuh Alami
Pengamatan musuh alami dari hama dan patogen penyakit dilakukan secara langsung pada tiap tanaman contoh, dengan mengidentifikasi berdasarkan familinya. Jumlah musuh alami dihitung pada setiap petak perlakuan dan diamati pada setiap stadia pertumbuhan tanaman.
1.4.6. Pengamatan Selintas
Data selintas merupakan pengamatan pendukung pengamatan utama yang tidak diolah dan tidak dianalisis secara statistik. Pengamatan selintas meliputi: purata suhu udara dan curah hujan.
1.5. Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan untuk penelitian ini meliputi: alat tulis, meter ukur, kamera, timbangan analitik, dan oven. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Padi varietas Ciherang.
1.6. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1.6.1. Persiapan lahan
Lahan sawah dibajak dengan traktor kemudian agregat tanah dihancurkan agar menjadi gembur. Setelah hujan dan kondisi lahan sudah tergenang air, dilakukan pelumpuran lahan dengan menggunakan traktor, kemudian dilakukan pembuatan petak perlakuan dan saluran air.
Gambar 3.3. Lahan yang telah digemburkan. Keterangan skor: Nilai skor Kategori serangan (%) 0 0 1 1-20 2 21-40 3 41-60 4 61-80 5 81-100
25 1.6.2. Penyemaian Benih
Benih di semai 21 hari sebelum waktu penanaman. Benih padi terlebih direndam selama 24 jam, lalu ditutup dengan kain hitam selama 24 jam, setelah itu benih siap untuk di semai. Penyemaian dilakukan dengan menyebar benih secara rata pada lahan persemaian yang telah disiapkan.
Gambar 3.4. Benih yang sedang disemai
1.6.3. Pindah Tanam
Sebelum pindah tanam terlebih dahulu dilakukan pengukuran jarak tanam, supaya mempermudah proses pindah tanam. Jarak tanam yang digunakan adalah 20 x 20 cm. Pindah tanam dilakukan ketika bibit sudah mencapai umur ± 21 hari. Setiap lobang tanam ditanami ± 2 bibit padi.
Gambar 3.5. Lahan yang sudah diukur jarak tanam dan siap ditanami 1.6.4. Pemupukan
Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali. Pemupukan pertama dilakukn pada umur tujuh hari setelah pindah tanam. Pemupukan pertama digunakan 20 kg Urea dan 40 kg Phonska (15: 15: 15). Pemupukan kedua dilakukan 25 hari setelah pindah tanam, dengan menggunkan pupuk Urea sebanyak 50 kg dan pupuk Phonska (15: 15: 15) sebanyak 25kg. Pengaplikasiannya pupuk dilakukan dengan disebarkan secara merata pada lahan penanaman.
26
Gambar 3.6. Pengaplikasian pupuk pada tanaman
1.6.5. Penyiangan dan Pengaturan saluran air
Penyiangan akan dilakukan ketika gulma mulai terlihat diantara tanaman. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma, kemudian dikumpulkan pada pematang sawah. Pengaturan saluran air dilakukan dengan membuka dan menutup saluran air (pematang sawah), supaya kondisi air dilahan tidak kurang atau lebih (tanaman sampai tenggelam).
1.6.6. Pemanenan
Pemanen dilakukan pada saat padi sudah menunjukkan ciri-ciri matang morfologis, yaitu semua gabah mulai matang penuh atau sudah keras, dan berwarna kuning. Padi dipanen dengan cara dipotong batangnya dengan menggunakan sabit, yang kemudian dirontokkan dengan alat perontok seperti pada Gambar 3.7.