• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bridges.org (2001) mengelompokkan too assessment e-readiness dalam dua kategori yaitu:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bridges.org (2001) mengelompokkan too assessment e-readiness dalam dua kategori yaitu:"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Petunjuk pengisian\

1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan bapak/ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan yang disediakan.

2. Jawablah pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner ini, sesuai dengan yang bapak/ibu ketahui

3. Berilah tanda [y] pada pilihan yang paling sesuai.

4. Berilah angka padapilihan yang mengkehendaki anda memberikan prioriatas pada seiap item jawaban.

Data umum 1. Nama 2. Jenis kelamin

3. Berapakah umur anda

4. Apakah jenjang pendidikan teringgi anda. 5. Bidang pekerjaan

Bridges.org (2001) mengelompokkan too assessment e-readiness dalam dua kategori yaitu: 1, e-economy readiness tools yang berfokus pada kesiapan infrastruktur dan masyarakat memanfaatkan TIKuntuk pembangunan (pertumbuhan) ekonomi (untuk berparisipasi dalam kegiatan ekonomi digital). Yang trermasuk dalam kelompiok ini adalah:

a. Witsa ecommerce survei b. Apec’s ecommerce assesment

c. Mcconnel internaional’s e-readiness report d. Mosaic’s global difusion of the internet framework

e. Crensaw & robinson’s cross-naional analysis of internet development

2, esociety readiness tools yang berfokus pada kemampuan masyrakat secara menyeluruh untk memanfaatkan dan mengambil beneit dari TIK

a. CID readiness for the networked world: a guide for developing countries b. CSPP’s e-readiness asessment guide

c. Digital divide reports

d. CIDCM’s negoiaing the net model Model ereadiness:

Readiness guide for living in the networked world

Tool ini dikembangkan oleh CSPP, dipublikasikan tahun 1998. Tool ini didesain untuk membantu individu dan komunitas menentukan seberapa siap mereka untuk berparisipasi dalam networked world. Tool ini menilai pemerataan dan integrasi TIK, yang ibagi dalam 5 kategori:

1. Infrastructure 2. Access

3. Applicaion and sevice 4. Economy

(2)

Asesmen dengan tool ini menggunakan seri dari 23 pertanyaan, yang terbagi dalam 5 kategori. Hasilnya berupa stage 1-4 yang mengindikasikan ingkat kesiapn masing2 kategori.

e-commerce readiness asessment merupakan tool yang dikembangkan oleh APEC, yang

dipublikasikan pada tahun 2002. Tool ini bertujuan membantu pemerintah membanghun kebijakan sendiri guna diterapkan pada lingkungna untuk pembangunan ecommerce yang sehat. Asesmen dibagi dalam 6 kategori readiness untuk ecommerce:

1. Teknologi dan infrastruktur dasar 2. Akses jaringna

3. Penggunaan internet 4. Promosi dan fasilitasi

5. Skil ]l dan sumber daya manusia

6. Posiioning kepada perekonomina digital

Asesmen dilakukan dengan menggunakan 100 pertanyaan muliple choice, yang dikelompokkan ke dalam 6 kategori. Jawaban dari 100 pertanyaan tadi akan di gunakan sebagai acuan. Negara di sarankan untuk meningkatkan kesiapan pada area dengan jawaban yang kurang opimal.

Mcconnel

Risk ebusiness: seizing th eopportunity of global readiness adlah tool yang dirumuskan oleh mcconnelinternasioanl yang dipublikasikan pada tahun 2000. Tool ini bertujuan untuk menilai ereadiness ekonomi nasional, atau kapasitas untuk berparisipasi dalam ekonomi digital global. Penilaian difokuskan pada 5 area:

1. Konekiitas (infrastruktur, akses dan pricing) 2. Eleadership (kebijakan dan regulasi)

3. Keamana informasi 4. SDm\

5. Iklim ebusiness

Asesmen dilakukan dengn evaluasi dinamis dari relevansi dan akurasi data kuanitaif dengan pemahaman faktor budaya, insitusional dan sejarah. Hasil asesmen berupa raing untuk masing-masing kategori, yang terdiri dari 3 skala, serta menyediakan rekomendasi nalisis mendalam dan rekomedasi.

Global difusion of internet project

Tool ini telah dikemabngkan oleh mosaic grpup utnuk menilai dan menganalisa pertumbuhan internet diduania. Asesmen dilakukan dengan mencuplik status internet dalam sebuah negara dengan poin terntentu dalam suatu waktu, dengan menilai 6 dimensi:

1. Pervasiveness (per kapita penggunann) 2. Penyebaran geograis

(3)

3. Absrpsi sektoral

4. Infrastruktur konekivitas 5. Infrastruktur

6. Pengalaman penggunaan

Assessmen dilakukan dengan menggunakan kombisnasi deskripif naraif dari staisik dan komparasi untuk menjelaskan pertumn=buhan u=internet sebuah negara, yang berfokus kepada 6 dimens terbut. Hasil asesmen mendeskripsikan secara mendalam pertumbuhan internet relaif suatu negara, dan bila menggunakan akuesioner juga dapat merepresentasikan ingkta pertumbuhan dan

penggunaan interenet.

Pemilihan tool CID harvard didasrakan beberapa perimbangan yaitu:

1. Merupakan referensi yang diperuntukkan bagi negara berkembang, hal in sesuai denagn keadaan lombok imur yang merupakan daerah otonomi republik indonesia yang merupakan negara berkembang. Tool ini juga telah digunakan dibanyak negara termasuk sebagaiin besar negara penerima hibah dana infodev dikarenakan lingkup penilaian yang cukup luas serta leksibilitas untuk di modiikasi seu]suai dengan tujuan asessmen dan keadaan komunitas bersangkutan.

2. Referemsi ini sesuai bagi asesmen yang dimaksudkan untuk penilaian secara cepat dan idak mendetail mengeanaii ingkat kemajuan dan pemanfaatan TIK di masyarakat, cocok juga bago asrsmrn yang dimasksudkan untuk acuan dalam emnyusun perencanaan pemanfaatan TIK yang lebih baik dimasa depan termasuk perencanaan egovernment.

Peneliian yang telah dilakukan di MTI.\

Peneliian yan g dilakukian oleh wahyudi (2008) untuk menelaah dan menilai bagaiman aICT telah digunakan di lembaga2 terkait sebagai penyelenggara layanan DIY learning Gateway, yaitu dinas pendididkan provinsi DIY dan dinas pendidikan kabupaten/kota se DIY dan lembaga2 pendidikan di DIY, yaitu sekolah-sekolah mulai dari SD, SMP, dan SLB termasuk dalam hal ini para guru dan siswa sebagai penggunaa layanan DIY learnign gateway; berkaitan dengan hal tersebut, mak a terdapat pertanyaan yan g menarik: apakah lembaga2 serta komponen2 yang terkait dalam pengembangan layanan DIY learning gateway telah memnuhi kriteria e-readiness?

Peneliian wahyudi (2008) menghasilkan belum ada level penilaian eradiness yang telah mencapai level 4 sebagai nilai teringgi, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengembangan layana DIY learnig gateway di provinsi DIY masih “belum siap” untuk iap-iap kategori dan indikato yang sudah ditentukan . berdasrakan hasil analisis tersebut, kemudian penelii mencoba untuk

mengideniikasikan berbagai issue yang penin g dalam pengembangna layanan DIY learnign gateway dan berusaha menyajikan temua-temuan hasil survey ereadiness sebgai bahan rekomendasi bagi instansi atau stakeholder terkait, agar kedepannya pengembangan layanan DIY learning gateway dapat lebih surviv serta dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuannya,

(4)

Peneliian yan gdilakukan farizta (2008) untuk menilai ereadiness pemerintah dan masyarakt lombok imur yang merupakan prasyrarat keberhasilan implementasi egovernment. Penilaian menggunakan referensi yang dirumuskan oleh CID harvard university dengan berfokus paada 3 kategori, yaitu network access, society dan egovernment. Data diperoleh dari survey kepada 200 orang sampel masyarakat dan 11 instansi pemerintah serata dari koleksi data skunder yang ada. Hasil penilaian menunjukkan bahwa kategori network access telah mencapai stage 3, society pada stage 2 dan egovernment pada stage 1. Hasil tersebut juga berari bahwwa masyarakat telah relaif siap untu \k implementasi egovernment, namun pemerintah masih belum relaif siap.

Vinsensius triardi wanggo 2009 “pengukuran ereadiness universitas cendana kupang”

Peneliian yang dilakukan vinsensius (2009) untuk menilai eradiness universitas cendana kupang dalam menggunakan ICT. Peneliian menggunakan tool peneliian yang telah dilakukan Kenya Educaion Network (KENET) dean sub indikator dan kriteria yang digunakan menyesuaikan dengan kondisi yang ada di indonesia. Sampel dalam peneliian ini adalah dosesn , staf dan mahasiswa. Hasil penilaian menunjukkan undana telah berada pada stage yang cukup siap untuk semua kategori yang ada. Hal ini ditunjukkan pada network access, undana berada pada stage 2,43, network learning berada pada stage 2,33, networked society berada pada stage 2,47, networked campus berada stage 2,38, dan insituional ICT policy and strategy berada pada stage 2,17.

Keterangan kategori CID:

1. Network access, untuk mengukur ketersediaan, biaya dan kualitas dari jaringan ICT, layanan serta peralatan yang digunakan. Terdiri dari 6 indikator.

2. Networked learning, untu kmelihat sejauh mana sistem pendidikan sudah mengintegrasikan ICT dengan proses2 untuk meningkatkan mutu pendidikan dan apakah program pelaihan teknis yang ada dimasyarakat sudah mampu utnuk melaih dan menyiapakan tenaga kerja dibidang ICT.

3. Network society, untuk melihat seberapa luas suatu individu menggunakan ICT didalam melakukan pekerjaan dan kehidupan sehari2 dan apakah mempunyai kesempatan dalam mendapatkan pekerjaan bagi mereka yang memiliki kemampuan ICT.

4. Networked economy, untuk melihat bgaimana pelaku bisnsi dan pemerintah menggunakan ICT utnuk berinteraksi dengan masyarakat dan juga antar keduanya.

5. Networked policy, unutk melihat apakah kebijakan yang ada mendukung atau malah menghalangi perkembangna pengguanaan ICT.

(5)

Please download full document at

www.DOCFOC.com

Referensi

Dokumen terkait

bagaimana cara dalam membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan

- Keuntungan volume cycled ventilator adalah perubahan pada komplain paru pasien tetap memberikan volume tidal yang konsisten... Pressure

Pengertian Nama domain atau biasa disebut dengan Domain Name atau URL adalah alamat unik di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah website,

Pada akhirnya perhatian dan penghargaan dari pimpinan, perasaan nyaman, adanya hubungan yang harrnonis antara relasi kerja, terbukanya peluang untuk berprestasi

From data, obtained wear rate of fourth process hard facing used able to reach 80 clock life time and have better wear resistance if compared to Hummer Mill process heat

Hasil analisis N-total tertinggi pada kode H yaitu 3,12 yang berasal dari komposisi makanan campuran pelepah pisang, tikar pandan, dan sludge (1:1:4) dengan perbandingan

JADWAL KULIAH SEMESTER GANJIL T.A... ABDULLAH

Standarisasi Non Spesifik Ekstrak Etanol Daun Kecapi … (Maria Ulfah) Daun kecapi dan daun keluwih yang sudah dipanen disortasi dan dibersihkan dari kotoran yang menempel