• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL GULA AREN.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROPOSAL GULA AREN.docx"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN GULA AREN

DI DESA LOKASI BARU KECAMATAN AIR PERIUKAN

KABUPATEN SELUMA

Oleh :

NAMA

: NETTY SUSTRIYANTI

NPM

: E1D012105

PEMBIMBING : Ir. NYAYU NETI ARIANTI, M.Si

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor pertanian masih memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian atau produk pertanian yang berasal dari pertanian (Mubyarto, 1989).

Sementara itu, pertambahan jumlah penduduk dunia, kenaikan pendapatan dan perubahan preferensi konsumen telah menyebabkan permintaan terhadap produk dan jasa pertanian terus meningkat. Oleh karena itu sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat strategis saat ini dan dimasa yang akan datang khususnya dari segi ekonomis.

Salah satu sub sektor pertanian yang cukup penting keberadaannya dalam pembangunan nasional adalah sub sektor perkebunan. Komoditi perkebunan yang banyak dilestarikan dan ditingkatkan oleh industri kecil adalah gula aren yang bahan baku berasal dari tanaman aren. Ditinjau dari segi pembuatannya dan bentuk hasilnya maka usaha pengolahan gula aren termasuk dalam food-processor, yaitu mengolah hasil pertanian menjadi bahan konsumsi. Pada kenyataannya, gula merah yang berasal dari nira aren lebih unggul dari gula merah yang berasal dari nira kelapa. Gula aren memiliki cita rasa yang jauh lebih manis dan tajam. Oleh karena itu industri pangan yang menggunakan gula merah lebih senang gula aren. Pada umumnya harga gula aren dipasaran lebih mahal daripada gula kelapa (Sapari, 1995).

Sehubungan dengan hal di atas maka di Kabupaten Seluma telah banyak bermunculan industri-industri yang bergerak diberbagai bidang usaha, diantaranya adalah industri kecil rumah tangga yang bergerak dalam bidang usaha produksi pengolahan gula aren.

Usaha industri kecil pengolahan gula aren yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat masih menggunakan peralatan yang sangat sederhana dan usaha ini berkembang sejak dulu hingga sekarang, disamping itu penggunaan gula aren sebagai bahan baku industri pangan sehari-hari banyak dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat, baik di kota maupun di desa. Hal ini tentunya memberikan peluang untuk mengembangkan industri pengolahan gula aren secara lebih meluas.

Pengolahan gula aren yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Lokasi Baru dengan bahan baku yang berasal dari pemanfaatan tanaman aren, namun tanaman aren belum dibudidayakan secara intensif. Padahal pohon aren dapat menghasilkan bahan-bahan untuk

(3)

industri pengrajin. Hampir semua semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

Hal inilah yang menyebabkan munculnya salah satu permasalahan, karena pada akhirnya akan menimbulkan kekurangan bahan baku dan minimnya modal yang dimiliki, karena modal ini mempunyai peranan yang penting dalam menentukan maju mundurnya usaha. Kebanyakan industri kecil tidak mampu berkembang atau bersaing karena sering terbentur masalah modal.

Permasalahan tersebut di atas tentunya akan berdampak kepada keberadaan pengrajin gula aren tersebut dilihat dari kuantitas mengalami penurunan. Padahal permintaan akan gula aren di daerah ini dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Ini tentunya usaha pengolahan gula aren kedepannya mempunyai prospek yang baik, tetapi harus ditopang dengan keberadaan bahan baku yang memadai guna

menunjang kegiatan proses produksi gula aren tersebut

1.2. Perumusan Masalah

Setiap usaha yang dilakukan perorangan maupun sekelompok orang atau badan usaha yang bersifat komersil maupun non komersil pasti menghadapi masalah baik dari dalam maupun dari luar usaha itu sendiri. Demikian juga pada Analisis kelayakan pembuatan gula aren, yang merupakan suatu hambatan untuk mencapai analisis tersebut.

Apabila masalah tersebut dapat diatasi maka usaha untuk mencapai tujuan analisis tersebut akan terlaksana dengan baik. Berdasarkan uraian di atas, dapat di rumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut :

1. Berapa besar pendapatan pengolahan gula aren yang dilakukan oleh masyarakat selama 1 (satu) bulan periode produksi di Desa Lokasi Baru Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma ?

2. Apakah usaha pengolahan gula aren yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Lokasi Baru Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma secara ekonomi layak untuk diusahakan ?

1. 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. 3.1. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

(4)

2. Untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh masyarakat pengrajin dalam pengolahan gula aren di Desa Lokasi Baru Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma selama 1 (satu) bulan periode produksi.

3. Untuk mengetahui apakah usaha pengolahan gula aren yang dilakukan oleh masyarakat di Lokasi baru Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma secara ekonomi layak untuk diusahakan.

4. Untuk mengetahui titik impas (break even point) usaha pengolahan gula aren di Lokasi Baru selama 1 (satu) bulan periode produksi.

1. 3.2. Manfaat dari penelitian ini adalah

1. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pengrajin usaha pengolahan gula aren guna meningkatkan produksi.

2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah/dinas terkait dalam menentukan kebijakan untuk meningkatkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Aren

2.1.1. Asal Usul Tanaman Aren

Aren (Arenga pinata) termasuk suku Arecaceae (pinang-pinangan), merupakan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) yaitu biji buahnya terbungkus oleh daging buah. Tanaman atau pohon aren hampir mirip dengan pohon kelapa (Cocus nuticera). Namun pohon kelapa dan pohon aren mempunyai perbedaan pada batangnya. Pohon kelapa memiliki batang pohon yang bersih, yaitu pelapah daun dan kapasnya mudah di ambil sedangkan pohon aren memiliki batang yang sangat kotor karena batangnya terbalut ijuk yang warnanya hitam dan sangat kuat sehingga pelapah daun yang sudah tua pun sangat sulit untuk diambil atau dilepas dari batangnya. Karena kondisi tersebut maka batang pohon aren ditumbuhi banyak tanaman jenis paku-pakuan (Sunanto, 1993).

Dari tangkai bunganya dapat disadap cairan sebagai bahan baku pembuatan gula aren. Gula aren berbau harum dan lebih disukai dari pada jenis gula jawa lainnya. Jika dalam obat disebut gula merah atau gula jawa, maka yang dimaksud adalah gula aren. Dari buah aren dihasilkan tepung dengan cara seperti membuat sagu. Tepung ini sangat mudah dicerna dan sangat baik buat penderita gangguan perut, jika dikeringkan dengan baik, dapat disimpan bertahun-tahun. Selanjutnya pohon ini juga menghasilkan ijuk sebagai bahan baku sapu, tali, dsb. Sangat sulit membusuk dan jika ditanam dalam tanah dapat bertahan sangat lama. Daunnya dapat juga digunakan sebagai atap rumah. Berguna untuk ditaruh di bagian bawah pot agar lubang pot tidak tertutup, Tanaman suflir dan begonia akan tumbuh dengan baik (J. Soegiri dan Nawangsari, 2006).

Adapun bagian-bagian dari pohon aren yang bisa dimanfaatkan oleh manusia, yaitu : 1. Akar

Akar dapat dijadikan obat tradisional dan Akar yang sudah dikeringkan dapat dijadikan kayu bakar. Selain itu, akar juga digunakan untuk bahan anyaman dan untuk cambuk.

(6)

Batang yang ke digunakan sebagi bahan pembuat alat-alat rumah tangga dan ada pula yang digunakan sebagai bahan bangunan. Batang bagian dalam dapat dapat menghasilkan sagu seagai sumber karbohidrat yang dipakai sebagai bahan baku dalam pembuatan roti, soun, mie dan campuran pembuatan lem. Sedangkan ujung batang yang masih muda (umbut) yang rasanya manis dapat digunakan untuk sayur.

3. Daun Aren

Daun aren dapat digunakan untuk membungkus gula aren yang siap dipasarkan. Daun ini juga sering dijadikan sebagai kayu bakar. Tulang daunnya dapat dimanfaatkan untuk sapu dan keranjang anyaman. Kadang - kadang daun aren yang masih muda pun sudah dimanfaatkan, yaitu untuk mengganti kertas rokok.

4. Bunga/tangkai Bunga

Tangkai/tongkol bunga aren dapat kita deres untuk mendapatkan cairan yang mengandung gula atau biasa disebut nira. Nira dapat dimanfaatkan atau diolah menjadi gula aren (gula jawa). Akan tetapi, jika nira ini dikhamirkan (dicampur ragi) akan menghasilkan sagu cair, arak atau cuka.

5. Buah Aren

Dari buah aren kita bisa mengambil bijinya, yang kita kenal dengan nama kolang kaling, kolang kaling dapat dimasak untuk campuran es/kolak, angsle, bubur ataupun manisan.

7. Serabut Pelapah

Serabut pelapah, duk atau ijuk ini terdapat di dekat tangkai, melekat pada batang dan berwarna hitam. Duk atau ijuk ini banyak sekali manfaatnya, yaitu untuk tali atau tampar, sapu, sikat, keset, atap atau genteng, dan lain-lain (Sapari, 1995).

2.1.2. Jenis-jenis Tanaman Aren

Sampai saat ini dikenal 3 jenis tanaman aren, yaitu : 1. Aren (Arenga pinnata) dari suku Aracaceae.

2. Aren Gelora (Arenga undulatifolia) dari suku Aracaceae. Aren jenis ini mempunyai batang agak pendek dan ramping. Pangkal batang bertunas sehingga tanaman ini tampak berumpun. Daunnya tersusun teratur dalam satu bidang datar, sisi daunnya bercuping banyak dan bergelombang. Aren gelora ini tumbuh liar di hutan-hutan Kalimantan, Sulawesi, dan Filipina pada daerah ketinggian 0-900 meter di atas permukaan laut. Dalam keadaan darurat, penduduk pedalaman Kalimantan sering

(7)

memanfaatkan tepung aren gelora untuk dimakan. Sedangkan daunnya untuk atap rumah. Tanaman ini sebenarnya berpotensi sebagai tanaman hias.

3. Aren Sagu (Arenga microcarpa) dari suku Aracaceae. Aren sagu adalah suatu jenis tumbuhan aren yang berbatang tinggi, sangat ramping dan berumpun banyak.

Di Sangir Talaud, tepung aren ini dimanfaatkan sebagai makanan utama. Selain itu tepung ini juga digunakan sebagai bahan pembuat kue. Aren sagu ini tumbuh liar di hutan-hutan Maluku, Irian Jaya, dan Papua Nugini pada ketinggian 0-700 meter di atas permukaan laut. (Sunanto, 1993).

2.1.3. Syarat Tumbuh Tanaman Aren

Tanaman aren sesungghunya tidak membutuhksn kondisi tanah yang khusus, sehingga dapat tumbuh pada tanah–tanah yang liat (berlempung) berkapur dan berpasir. Tetapi tanaman ini tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya terlalu tinggi (PH tanah terlalu tinggi).

Tanaman aren di Indonesia dapat tumbuh baik dan mampu berproduksi pada daerah– daerah yang tanah subur pada ketinggian 500–800 m diatas permukaan laut, pada daerah– daerah yang mempunyai ketingian kurang dari 500 m dan lebih dari 800 m, tanaman aren tetap dapat tumbuh namun produksi buahnya kurang memuaskan.

Banyaknya curah hujan juga sangat berpengaruh pada tumbuhnya tanaman ini. Tanaman aren menghendaki curah hujan yang merata sepanjang tahun, yaitu minimal sebanyak 1200 mm pertahun atau jika diperhitungkan dengan perumusan Schmidt dan

Fergusson, iklim yang paling cocok untuk tanaman ini adalah iklim sedang sampai iklim

agak basah.

Faktor lingkungan tumbuhnya juga berpengaruh daerah–daerah perbukitan yang lembab dimana sekelilingnya banyak tumbuh berbagai tanaman keras, tanaman aren dapat tumbuh dengan subur. Dengan demikian tanaman ini tidak membutuhkan sinar matahari yang terik sepanjang hari (Sunanto,1993).

2.1.4. Jenis Kelamin Tanaman Aren

Tanaman aren tergolong tanaman berumah satu, artinya pada satu pohon atau satu tanaman aren terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pohon ini akan berhenti pertumbuhannya jika telah mengeluarkan daun terpendek. Hal ini merupakan tanda bahwa masa berbunga telah dekat. Pada saat ini pula batang aren mempunyai kandungan tepung atau pati yang maksimum (disebut masa bunting).

(8)

Pada umunya tanaman ini mulai membentuk bunga pada umur 12-16 tahun. Semakin tinggi tempatnya akan semakin lambat membentuk bunga. Bunga yang muncul pertama kali adalah bunga betina. Tongkol dan untaian bunga aren terbuka, artinya sejak semula tidak tertutup oleh seludung (mancung). Lain halnya dengan bunga kelapa yang semula terbungkus oleh seludung.

Bunga betina tersusun pada untaian - untaian bunga berbentuk butiran-butiran kecil. Bunga betina yang muncul pertama kali posisinya pada ruas batang diketiak pelepah daun dibawah titik tumbuh. Bunga betina ini belum dapat diserbuki tepung sari dan bunga jatuh karena bunga jantan belum tumbuh.

Sekitar 3 bulan kemudian bunga jantan mulai tumbuh di bawah bunga betina tepung sari bunga jantan ini sudah terlambat menyerbuk putik bunga betina, sebab putik-putik sudah lewat masa, sehingga pohon belum dapat memproduksi buah aren. Bunga jantan itu dapat duduk berpasangan pada untaian dimana untaian-untaian yang berjumlah sekitar 25 itu pangkalnya melekat pada sebuah tandan seperti pada bunga jantan itu tidak tertutup oleh seludung (mancung).

Jika dengan bentuk butiran (bulat) berwarna hijau dan duduk sendiri pada untaian, maka bunga jantan berbentuk bulat panjang seperti peluru dengan panjang 1,2–1,5 cm berwarna ungu. Bunga jantan setelah dewasa kulitnya pecah dan kelihatan banyak benang sari berwarna kuning. Setiap banang sari ditumbuhi banyak tepung sari berwarna kuning.

Sekitar 6 bulan kemudian, bunga betina tumbuh lagi, disusul tumbuhnya bunga jantan posisi tumbuhnya bunga ini adalah pada ruas batang dibawah posisi bunga yang tumbuh pertama kali tadi. Tandan bunga betina tumbuhnya selalu diatas tandan bunga jantan.

Umumnya pada fase ini telah dapat berlangsung proses penyerbukan, sehingga terbentuk buah. Dengan demikian pada pohon aren tumbuhnya bunga dari tahun ke tahun semakin kebawah atau semakin mendekati permukaan tanah tempat tumbuhnya. Jadi makin tua pohon aren, semakin rendah munculnya tandan bunga.

Nira aren yang digunakan untuk pembuatan gula merah atau tuak dan cuka merupakan hasil penyadapan tandan bunga jantan. Untuk dapat memperoleh nira dalam jumlah banyak, bunga betina harus dihilangkan (Sunanto, 1993).

2.1.5. Gula Aren Sebagai Komoditi

Yang dimaksud dengan komoditas adalah barang dagangan. Dengan demikian, maka gula aren dapat dijadikan barang dagangan yang menghasilkan devisa bagi negara maupun tambahan pendapatan bagi pengrajin itu sendiri.

(9)

Gula aren yang kini masih banyak diolah secara tradisional, sudah mampu menembus pasaran dunia, terutama ke Saudi Arabia. Dengan demikian, gula aren dapat dijadikan andalan komoditas non migas, terlebih lagi pada saat pemerintah amat memperhatikan masalah ekspor non migas ini.

Negara yang membutuhkan gula aren sebenarnya bukan hanya Arab Saudi. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Japan dan Kanada. Sangat berkepentingan terhadap pemasokan gula aren terutama dari Indonesia.

Ini jelas menunjukkan bahwa dari sektor ekonomi, gula aren memiliki kedudukan yang sangat penting. Gula aren tidak hanya dapat dilihat dari masalah ketenagakerjaan, melainkan juga dapat ditinjau dari kacamata ekonomi.

Menurut W. J. S. Poerwadarminta, di dalam Sapari (1995) ekonomi diartikan sebagai pengetahuan dan penyelidikan mengenai asas-asas penghasilan, pembagian dan pemakaian barang - barang serta kekayaan, seperti keuangan.

Jika pengertian ekonomi itu dikembangkan maka akan kita peroleh pengertian bahwa ekonomi adalah untuk usaha memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, kemudian berkembang menjadi usaha manusia dalam mencapai kemakmuran, yakni suatu keadaan dapat dipenuhi segala macam keperluan hidup secara layak.

Dalam kehidupan sehari-hari ekonomi menempati makna penting dalam mendukung keberadaan manusia dimuka bumi ini. Karena itu daya dukung ekonomi, seperti gula aren, harus ditingkatkan kualitasnya sehingga arti ekonomi dalam kehidupan ini makin menguntungkan manusia. Kita harapkan ekonomi makin memiliki arti bagi kesejahteraan manusia.

Karena gula aren mempunyai nilai ekonomi dan tingkat ekonomi yang dimaksud tidak terbatas pada makna mikro, maka kita tidak dapat bersikap menerima apa adanya dari kenyataan yang ada sekarang ini apalagi pada saat ekspor non migas menjadi primadona untuk terus meningkatkan kualitas gula aren merupakan suatu langkah yang tepat.

Walaupun sementara ini kita belum banyak mengandalkan keberadaan gula aren, mengingat masih banyaknya yang mengerjakan secara tradisional, kita tidak perlu berkecil hati. Departemen Perindustrian selalu memantau kegiatan masyarakat terutama yang tergabung dalam kelompok industri kecil.

Gula aren dijadikan sebagai salah satu alternatif komoditas ekspor non migas, tentunya akan memberikan rangsangan kepada pengrajin untuk terus meningkatkan kualitas produksinya. Ini sejalan dengan tuntunan negara pengimpor gula aren yang hanya menginginkan gula aren bermutu tinggi (Sapari, 1995).

(10)

2.1.6. Jenis Dan Macam Gula Aren

Gula aren mempunyai bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan keinginan pembuatnya. Jenis dan macam gula aren tersebut tidak memiliki perbedaan jika ditinjau dari manfaat penggunanya, sebab bahan bakunya sama, yaitu nira aren. Oleh karena itu, perbedaan jenis dan macam gula aren tersebut hanya pada bentuknya saja.

Adapun jenis dan macam gula aren yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Gula Kerekan

Gula kerekan ini dicetak menggunakan kerekan yang bentuknya bulat, berukuran panjang sekitar 5 cm dengan lingkaran (baca garis tengah lingkaran). Sepanjang 3 cm kerekan tersebut terbuat dari bambu.

Gula Pasir

Gula aren yang dikristalkan kecil-kecil seperti Pasir bedanya dengan gula Pasir (tebu) adalah pada warnanya. Gula Pasir (aren) berwarna merah, sedangkan gula Paser (tebu) berwarna putih (bening).

Gula Semut

Gula semut ini mirip dengan gula pasir, yaitu bentuknya kecil-kecil mengkristal seperti gula pasir. Hanya saja lebih besar sedikit dari pada gula pasir (Sapari, 1995).

2.2. Teknik Pengolahan Gula Aren 2.2.1. Bahan Yang Diperlukan

Dalam pembuatan gula aren dikenal adanya dua jenis bahan, yaitu bahan baku (utama) dan bahan pendukung. Bahan baku merupakan bahan utama industri gula aren karena tanpa bahan tersebut tidak akan dapat diproduksi gula aren. Sedangkan bahan pendukung adalah bahan bantu atau penunjang bahan baku (utama).

2.2.1.1. Bahan Baku

Bahan baku utama yang digunakan untuk membuat gula aren adalah nira aren. Nira ini diperoleh dari hasil penderesan pada tangkai bunga aren yang belum mekar.

2.2.1.2. Bahan Pendukung

Bahan pendukung yang digunakan untuk membuat gula aren adalah sebagai berikut:

 Akar Rabet

 Kapur

 Metabisulfide (pengawet) (Sapari, 1995).

2.2.2. Penyiapan Peralatan

Dalam pembuatan gula aren diperlukan beberapa peralatan, seperti pisau, bumbung, wajan, tungku, dan lain-lain. Masing-masing alat tersebut mempunyai fungsi tersendiri.

(11)

Adapun uraian alat-alat tersebut secara terperinci adalah sebagai berikut: 2.2.2.1. Alat - alat untuk penyediaan bahan baku

1. Bumbung

Bumbung ini terbuat dari bambu yang digunakan untuk menampung air nira dari tangkai yang sudah disadap tadi. Bumbung ini dipasang pada tangkai yang baru diiris dan mengeluarkan nira. Cara memasangnya dengan mengaitkan bumbung pada pangkal tangkai dan bagian yang terbuka ditutup menggunakan daun aren agar kotoran/binatang-binatang kecil tidak masuk kedalam bumbung yang akan mengurangi kualitas nira.

2. Pisau

Pisau terbuat dari baja dan diusahakan agar sangat tajam yang berguna untuk menyadap tangkai bunga aren dengan memotong bekas potongan (mengiris) dengan pisau yang tipis dengan tujuan nira yang baru akan keluar.

3. Tangga

Tangga yang digunakan terbuat dari rangkaian tiga batang bambu yang sangat panjang dan diikat dengan menggunakan rotan. Alat ini mempermudah dalam pemanjatan pohon aren.

4. Palu

Palu ini terbuat dari kayu yang digunakan untuk memukul-mukul pangkal tangkai aren yang sebelum dideres sehingga mempermudah proses penderesannya. Selain itu tangkai juga digoyang-goyangkan agar air nira yang ada didalam pohon bisa tersedot ke tangkai yang nanti akan dideres/diiris.

2.2.2.2. Alat-alat untuk proses produksi 1. Tungku

Tungku digunakan untuk memanaskan nira yang sudah ada diatas wajan sampai batas waktu yang telah ditentukan.

2. Wajan

Wajan yang baik digunakan harus terbuat dari baja agar gula aren tidak melekat pada wajan dan panasnya secara perlahan-lahan dan tahan lama, yang berguna untuk menampung nira yang siap dipanaskan diatas tungku.

3. Sutil

Sutil terbuat dari kayu yang dibentuk menyerupai sendok, berguna untuk membersihkan gula yang ada dipinggir wajan.

(12)

4. Pengaduk

Pengaduk ini terbuat dari kayu dengan panjang sekitar 40-50 cm. Gunanya untuk mengaduk adonan yang sudah kental dengan cara mengaduk bagian pinggirnya saja untuk mengetahui apakah adonan tersebut benar-benar sudah masak atau belum.

5. Cetakan

Cetakan terbuat dari kayu dan berbentuk gelas dengan bagian dalam berbentuk kerucut.

6. Anyaman Bambu

Anyaman bambu dibuat berbentuk lingkaran dengan diameter yang sama dengan diameter wajan, berguna untuk mencegah meluapnya nira yang dimasak, dipasang diatas wajan.

7. Ember

Ember terbuat dari bahan plastik yang berguna untuk merendam cetakan agar gula yang dicetak tidak melekat pada cetakan.

8. Tataan

Tataan ini terbuat dari papan dengan panjang sekitar 50 cm dan lebar sekitar 30 cm berguna sebagai alas/dasar untuk meletakkan cetakan agar permukaan cetakan bisa rata. 9. Penyaring

Penyaring yang digunakan berupa wadah dari bahan plastik yang mempunyai anyaman besar yang dikaitkan pada kayu, berguna untuk menyaring kotoran yang terdapat dalam nira. Misalnya, semut dan lebah pada saat menuangkan nira dari bumbung ke wajan. 10. Alat Ciduk

Alat ini terbuat dari potongan tempurung kelapa berguna untuk menciduk gula dan mengetes kekentalannya, serta sebagai alat penciduk adonan yang akan dimasukkan ke dalam cetakan.

11. Alat-alat lain yang digunakan yaitu wadah yang terbuat dari anyaman bambu berbentuk seperti keranjang yang berguna untuk menyimpan gula yang telah dicetak (Sapari, 1995).

2.3. Proses Produksi Gula Aren

Proses produksi adalah proses transformasi atau perubahan bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan teknologi) (Reksohadiprodjo dan Gitusudarmo, 1993).

(13)

Langkah pertama adalah penyeleksian bahan. Bahan yang tidak memenuhi syarat akan menghasilkan gula aren yang mutunya buruk. Bahkan mungkin tidak akan menjadi gula, melainkan bahan manisan bila dicampur buah kelapa dan sebagainya.

Oleh karena itu tahap ini merupakan tahap yang paling diperhatikan oleh pengrajin gula aren, karena jika tidak, hasil yang dicapai akan sangat mengecewakan. Untuk melaksanakan proses produksi gula aren pertama-tama ambil bumbung lalu beri kapur seujung sendok teh dan sedikit akar rabet (sebesar kelereng), yang telah dipepes/ditumpuk secara perlahan-lahan (jangan sampai gepeng). Campuran kapur + akar rabet ini disebut laru. Pemberian laru ini dimaksudkan untuk mencegah nira menjadi asam, sebab nira yang asam akan berpengaruh pula pada kualitas gula yang akan dihasilkan. Nira yang asam dapat menyebabkan sukarnya pemasakan nira menjadi gula. Akan tetapi, jika pemberian laru ini terlalu banyak dapat pula berakibat kurang baik yakni warna dan rasa gula yang dihasilkan menjadi kurang menarik. Hal ini berarti pula mengakibatkan rendahnya kualitas gula.

Setelah persiapan itu selesai, bumbung dipasang pada tangkai bunga aren yang telah diiris dengan pisau hingga mengeluarkan air nira. Proses ini bisa disebut proses penderesan. Dalam proses penderesan ini, nira harus diambil sebanyak dua kali dalam seharinya yakni pagi dan sore hari. Bumbung yang dipasang pagi hari harus diambil sore hari, sebaliknya bumbung yang dipasang sore hari harus segera diambil pagi harinya. Waktu penderesan ini harus diperhatikan, sebab kalau terlalu lama nira yang dihasilkan akan terlalu asam, meskipun telah diberi campuran laru. Sebagaimana telah disebutkan tadi, nira yang asam akan sukar dimasak menjadi gula atau mungkin nira tersebut tidak akan menghasilkan gula melainkan hanya akan menjadi cuka atau glali. Hasil nira kemudian diukur dengan kertas lakmus dengan pH 60-70 (siap direbus).

Langkah kedua adalah penyiapan peralatan. Alat-alat yang sudah ditetapkan hendaknya dipersiapkan secara matang. Ini bertujuan agar pelaksanaan pembuatan gula aren berjalan lancar, sering pengrajin melupakan hal ini sehingga proses pembuatan gula aren menjadi tersendat - sendat atau mengalami hambatan.

Tahap ini tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan tahap penyeleksian bahan. Peralatan dan bahan yang akan digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Bumbung untuk menampung nira tidak boleh digunakan dua kali. Jadi satu kali digunakan harus dibersihkan dengan air panas, sebab sisa-sisa nira yang menempel pada bumbung akan mempengaruhi keasaman nira yang lain, kalau sampai bumbung digunakan dua kali tanpa dicuci terlebih dahulu maka hasilnya akan mengecewakan/rusak.

(14)

2. Wajan harus dibersihkan lebih dahulu dan diletakkan di atas tungku dengan persiapan kayu bakar/minyak tanah dan bahan bakar lainnya.

3. Kerekan yang sudah dipakai dan kotor hendaknya dicuci terlebih dahulu. Setelah itu direndam dalam air agar ketika gula itu dimasukkan ke dalam kerekan tidak melekat.

4. Begitu pula alat-alat yang lain yang akan dipergunakan hendaknya dibersihkan lebih dahulu, terkecuali tungku dan kayu bakar. Pengertian dibersihkan dahulu tentu saja bagi alat-alat yang perlu dibersihkan (Sapari, 1995).

Langkah ketiga adalah pembuatan gula merah. Nira mempunyai sifat mudah asam karena adanya proses fermentasi oleh bakteri Soceharomyses sp. Oleh karena itu nira harus segera diolah setelah diambil dari pohon, paling lambat 90 menit setelah dikeluarkan dari bumbung. Nira dituangkan sambil disaring dengan kasa kawat yang dibuat dari bahan tembaga, kemudian ditaruh diatas tungku perapian untuk segera dipanasi (direbus) (Sunanto, 1993).

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama satu bulan periode produksi, yaitu mulai tanggal 2 mei sampai dengan 1 Juni. Adapun lokasi penelitian ini bertempat di Desa Lokasi Baru Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data diambil dengan menggunakan sumber data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari pengrajin gula aren melalui wawancara dan quisioner.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dipergunakan dalam pengambilan data adalah :

3.3.1. Metode interview, merupakan salah satu pengumpulan data dengan mengadakan wawancara langsung pada obyek yang akan diteliti.

3.3.2. Metode observasi, merupakan salah satu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti.

3.3.3. Metode quisioner dan pencatatan, metode ini merupakan pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan yang ditujukan kepada pengrajin gula aren (Wirartha, 2006).

3.4. Metode Penentuan Populasi dan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara Random Sampling yaitu pemilihan secara acak melalui undian (Soekartawi, 1995). Sedangkan menurut Sugiyono (2008) yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu

3.5. Metode Analisa Data 3.5.1. Analisa Ekonomi

Alat analisa yang digunakan untuk melihat gambaran mengenai komponen biaya yang dikeluarkan dan keuntungan yang akan diperoleh. Adapun cara analisa ekonomi seperti :

a. Analisa Pendapatan

Untuk mengetahui berapa besar pendapatan yang diperoleh pengrajin gula aren dari usahatani yang dijalankan, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

(16)

Dimana :

I = Pendapatan (Income)

TR = Total return atau total penerimaan (Rp)

TC = Total cost atau total biaya (Rp) (Soekartawi, 1995).

b. Analisa Kelayakan Usaha

Biaya total (Total cost) merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel, secara matematis dirumuskan sebagai berikut (Rosyidi, 2001).

TC = TFC + TVC

Dimana :

TC = Total Cost / Total Biaya (Rp)

TFC = Total Fexid Cost / Total Biaya Tetap (Rp) TVC = Total Variable Cost / Total Biaya Variabel (Rp)

Total penerimaan (Total Return) adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual, secara matematis dirumuskan sebagai berikut (Rosyidi, 2001).

TR = P . Q

Dimana :

TR = Total Return / Total Penerimaan (Rp) P = Price / Harga (Rp/Kg)

Q = Quantity / Produksi (Kg)

Untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan tersebut layak atau tidak maka, dapat digunakan perhitungan dengan membandingkan total penerimaan dengan total biaya secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

R/C ratio ¿TCTR

Dimana :

(17)

TR = Total return atau total penerimaan (Rp) TC = Total cost atau total biaya (Rp)

Dengan ketentuan jika nilai R/C > 1 maka usahatani yang dilakukan adalah layak, sebaliknya jika nilai R/C < 1 maka usahatani yang dijalankan tidak layak (Soekartawi, 1995).

c. Titik Impas atau Break Even Point (BEP)

Analisa titik impas atau Break Even Point (BEP) adalah titik dimana total biaya produksi sama dengan pendapatan. Titik impas memberi petunjuk bahwa tingkat produksi telah menghasilkan pendapatan yang sama besarnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Kemudian untuk menentukan besarnya Break Even Point (BEP) berdasarkan volume produksi, secara matematis dapat ditulis dengan rumus (Suratiyah,2006).

BEP (Produksi) = P−AVC FC

Dimana :

BEP = Break Even Point

FC = Fixed cost atau biaya tetap (Rp) P = Price atau harga (Rp/Kg)

AVC = Average variable cost atau rata-rata biaya variabel (Rp)

Sedangkan penggunaan analisis Break Even Point (BEP) dalam penerimaan dan harga (Rp/Kg), dilakukan dengan rumus

BEP (Penerimaan) = 1 – FCvc /S

Dimana :

BEP = Break Even Point

FC = Fixed cost atau biaya tetap (Rp)

S = Hasil penjualan (Rp) atau ∑ Produksi X Harga VC = Biaya Variabel (Rp)

BEP Harga (Rp/Kg) = TCY

(18)

BEP = Break Even Point

TC = Total Cost atau total biaya Y = Total Produksi

3.5.2. Analisa Deskriptif Kualitatif

Analisa ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara umum tentang hal yang berkaitan dengan obyek penelitian. Hal-hal tersebut antara lain pekerjaan masyarakat, usaha gula aren, pengolahan gula aren, dan sebagainya. Maka perlu dibuat daftar pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian (Wirartha, 2006).

3.5.2.1. Aspek Bahan Baku

Perencanaan penyediaan bahan baku berupa nira aren yang diperoleh dari hasil penyadapan pada tangkai bunga aren yang belum mekar dari pohon aren. Nira aren yang akan digunakan harus diseleksi terlebih dahulu agar dihasilkan gula aren yang bermutu tinggi dan sesuai dengan harapan konsumen/pemakai.

Bahan yang tidak memenuhi syarat akan menghasilkan gula aren yang tidak akan menjadi gula, melainkan hanya akan menjadi bahan pemanis yang dicampur dengan buah-buahan lainnya, misalnya kelapa. Oleh karena itu tahap ini merupakan tahap yang paling diperhatikan oleh pengrajin gula aren.

3.5.2.2. Aspek Pengolahan/Produksi

Dalam pembuatan gula aren dikenal adanya dua jenis bahan, yaitu bahan baku (utama) dan bahan pendukung. Bahan baku merupakan bahan utama industri gula aren karena tanpa bahan tersebut tidak akan dapat diproduksi gula aren. Bahan baku yang digunakan untuk membuat gula aren adalah nira aren. Nira ini diperoleh dari hasil penderasan pada tangkai bunga aren yang belum mekar. Sedangkan bahan pendukung adalah bahan bantu atau penunjang bahan baku.

3.5.2.3. Aspek Sosial

Keberadaan gula aren dalam lingkungan masyarakat Desa Lokasi Baru sangat membantu dikarenakan produk yang dihasilkan memiliki banyak manfaat, terutama bagi mereka yang memiliki industri pangan yang menggunakan gula merah sebagai bahan dasarnya, seperti makanan, minuman dan sebagainya.

3.5.2.4. Aspek Pemasaran

Gula aren yang diolah oleh pengrajin gula aren di Lokasi Baru selama ini dipasarkan hampir diseluruh pasar yang ada di Kabupaten Seluma serta pemasarannya juga sampai ke kota yang dijual oleh para pedagang pengumpul.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

 Anonim., 2008. Pedoman Penulisan Skripsi Program Studi Agribisnis. Penerbit STIPER Muhammadiyah Tanah Grogot Kabupaten Paser, Tanah Grogot.

 Mubyarto., 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit LP3ES, Jakarta.

 Sapari, Achmad., 1995. Teknik Membuat Gula Aren. Penerbit Karya Anda, Surabaya.

 Sunanto, Hatta., 1993. Aren Budidaya dan Multigunanya. Penerbit Kanisius, Jogyakarta.

 Soegiri. J, Nawangsari., 2006. Tanaman Berkhasiat Indonesia Volume 1. Penerbit IPB Press, Bogor.

 Wirartha, I Made., 2006. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Penerbit Andi, Yogyakarta.

 Soekartawi, 1995. Analisa Usahatani. Penerbit Rajawali Press, Jakarta.

 Soekartawi, dkk., 1986. Ilmu Usahatani Dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. Penerbit UI – Press, Jakarta.

 Suratiyah, Ken., 2006. Ilmu Usahatani. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.

 Firdaus, Muhammad., 2008. Manajemen Agribisnis. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

 Rosyidi, Suherman., 2001. Pengantar Teori Ekonomi. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

 Umar, Husein., 2007. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Penerbit PT. Raja Grofindo Persada, Jakarta.

(20)

KUISIONER RESPONDEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN GULA AREN

Nama Bapak/ Ibu :

Umur : No : Tanggal : Desa : Kecamatan : Kabupaten : Provinsi : Identitas Responden 1. Nama Bapak/Ibu : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Agama : 5. Pendidikan Terakhir : Ekonomi Responden

1.Berapa jumlah anggota keluarga anda (termasuk anda)?....orang 2.Berapa jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan (termasuk anda)?.... orang

3.Berapa jumlah anggota keluarga (anak) yang masih sekolah?....orang 4.Berapa jumlah anggota keluarga yang bekerja membantu ekonomi rumah tangga?....orang

5.Apa yang menjadi pekerjaan utama? 6.Apa yang menjadi pekerjaan sampingan?

(21)

8.Berapa pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan sampingan?Rp...

A. Persiapan lahan

1. Berapa lama waktu untuk mempersiapkan lahan?

a. 1 bulan sebelum penanaman b. 2 Bulan Sebelum penanaman c. Lainnya ... 2. Berapa orang tenaga kerja yang dibutuhkan?...orang

3. Apa jenis kegiatan dalam persiapan lahan dan berapa biayanya? Kegiatan

Biaya (Rp)

4. Apa saja alat yang dibutuhkan dalam persiapan lahan? 5. Adakah aturan tradisional (adat) dalam persiapan lahan a. Ya b. Tidak

6. Jika Ya, tolong jelaskan!

B. Penanaman

1. Jenis tanaman apa saja yang ditanami di lahan Bapak? Jenis tanaman

Banyaknya (btg)

2. Mengapa Saudara memilih menanam jenis ter sebut?

a. Karena cukup menambah penghasilan, jelaskan! ... b. Sebagai batas lahan, jelaskan! ...

c. Guna perbaikan dan perlindungan lahan, jelaskan! ... d. Karena alasan adat/budaya, jelaskan! ...

e. lainnya ...

3. Adakah aturan atau cara-cara trdisional yang dilakukan dalam kegiatan penanaman? Jelaskan

4. Apa jenis kegiatan dalam penanaman dan berapa biayanya? Kegiatan

Biaya (Rp)

(22)

1. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pemeliharaan tanaman aren dan berapa biayanya?

Kegiatan Biaya (Rp)

2. Berapa kali dilakukan penyiangan dalam 1 tahun? a. 1 kali b.2 kali c. Lainnya... 3. Berapa kali tanaman dipupuk dalam setahun?

a. 1 kali b. 2 kali c. Lainnya ...

4. Coba anda sebutkan hama dan penyakit yang menyerang tanaman: 5. Bagian mana saja tanaman yang diserang?

a. Perakaran, batang, daun. b. Perakaran, cabang, ranting c. Lainnya ... 6. Bagaimana cara memberantas hama dan penyakit dilakukan?

a. Menyemprot pestisida, fungisida, insectisida b. Melakukan pemusnahan pada

tanamanan yang terkena penyakit. c. Lainnya ...

7. Apa saja dampak kerugian yang diakibatkan hama dan penyakit?

8. Selain hama dan penyakit, apa saja yang lain yang menjadi ancaman tanaman? a. Penggembalaan liar, kebakaran, angin keras.

b. Pencurian, tanah longsor, banjir c. Lainnya ...

9. Bagaimana cara penanggulangan ancaman tersebut? ... 10. Apakah ada perlakukan khusus dalam pemeliharanan tanaman? Jika ada tolong jelaskan:

D. Produksi dan Pemanenan

1.Berapa luas total lahan yang Bapak miliki?...Ha (atau satuan lain) 2.Berapa luas lahan yang digunakan untuk tanaman aren...Ha 3.Status lahan yang digunakan

a.Lahan milk/pribadi b.Lahan sewa

c.Lahan adat/marga d.Lainnya

(23)

(ditanam pertama kali)...

5.Tujuan produksi utama dari tanaman aren adalah? a.Kayu pertukangan

b.Daun c.Kayu Bakar d.Nira

e.Lain-lain (sebutkan)

6.Berapa jumlah pohon yang masih dapat dipungut hasilnya? Pohon/Ha

7.Produk-produk apa saja yang dapat diperoleh dari Tanaman Aren Bapak/Ibu? a.

b. c.

8.Pemungutan produksi hasil tanaman aren Rincian

Jenis Produksi Hasil Tanaman Aren yang dipungut selama Satu bulan Nira Gula Merah Kolang-Kaling Daun Ijuk Usia Panen Frekuensi Panen Jumlah pengambil/orang Satuan Produksi Dikonsumsi Dijual Harga/Satuan Produksi Nilai Produksi Total

9.Kegiatan pemungutan produksi tanaman aren dan biayanya. Rincian Biaya (Rp)

(24)

Biaya pemanenan : Upah pekerja : Biaya pemasaran : Biaya lainnya : Total biaya :

10Adakah nilai tambah dari pengelolaan tanaman aren (gula merah, gula semut dll) •Ada, sebutkan...

•Tidak ada

11. Adakah industri terkait dengan usahapengelolaan tanaman aren •Ada, sebutkan...

•Tidak ada

12. Darimana sumber input (bahan baku dan bahan penunjang) pengelolaan tanaman aren? •Berasal dari wilayah produksi/lokal (sebutkan jenis-jenis inputnya)

•Berasal dari luar wilayah produksi/non lokal (sebutkan jenis-jenis inputnya) 13. Output (pemasaran hasil produksi) Tanaman Aren

•Di dalam dan di luar wilayah produksi/lokal •Di dalam wilayah produksi/non lokal

E. Tenaga Kerja

1.Siapa-siapa saja orang terlibat dalam pengelolaan usaha tanaman Bapak/Ibu? Apakah ada :

a. Pemilik sebagai penggarap b. Penyewa sebagai penggarap c. Buruh sebagai penyadap

2.Biasanya dalam satu hari berapa jam bekerja dalam usaha pengelolaan tanaman aren?(Setiap pekerja disebutkan waktunya)

3.Jika Bapak/Ibu menyewa orang untuk bekerja di kebun usaha tanaman aren, berapa waktunya dan berapa upah yang diberikan?

4.Jika pengelolaan usaha tanaman aren dilakukan oleh satu rumah tangga, berapa dan bagaimana pembagian waktu tiap-tiap kegiatannya?

F. Kelompok Tani Aren

1.Apakah Bapak menjadi anggota KTA tersebut? Ya, jelaskan...

(25)

Tidak, jelaskan...

2.Kapan KTA tersebut dibentuk?

3.Apakah KTA tersebut masih berfungsi? Ya, jelaskan...

Tidak, jelaskan...

4.Apakah KTA mempunyai rencana pengelolaan hutan rakyat tanaman aren Ya, jelaskan...

Tidak, jelaskan...

G. Permasalahan dan Penyelesaian

1.Apa yang menjadi kendala dalam pengelolaan tanaman aren, jelaskan? a.

b. c. d

2.Apa solusi yang dilakukan dari permasalahan di atas, jelaskan? a.

b. c. d

H. Pemasaran

1.Hasil tanaman aren Bapak/Ibu dijual atau dikonsumsi sendiri?

2.Siapa-siapa yang terlibat dalam penjualan produk dari tanaman aren tersebut? 3.Biasanya produk tanaman aren dijualnya kemana?

a. Ke pasar

b. Didatangi pembeli secara langsung c. Melalui agen

d. Lainnya

(26)

Referensi

Dokumen terkait

PEMANFAATAN KULIT PISANG (Musa paradisiaca) SEBAGAI BAHAN DASAR NATA DE BANANA PEEL DENGAN PENAMBAHAN.. GULA AREN DAN

Jumlah kadar gula pada jenis gula aren balemantah (gula kering) lebih tinggi dari jenis gula aren batali (gula basah), hal ini disebabkan dari bahan baku yang

Marjin ini merupakan selisih antara nilai produk dengan harga bahan baku nitra per kilogram tiap pengolahan 1Kg nira menjadi gula aren diperoleh marjin sebesar Rp.1.330

Diversifikasi produk gula aren yang dilakukan dapat dijadikan sebagai produk unggulan desa Rombiya Timur untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.. Kata Kunci : Gula

Antara masyarakat Kuta dengan gula aren terdapat hubungan fungsional dimana gula aren tidak dapat dipisahkan dari mereka karena bahan makanan tersebut menjadi

Pada masyarakat yang sumber ekonomi utamanya berasal dari usaha tani aren, maka tanaman aren secara tidak langsung telah mempengaruhi sistem dan kultur

Untuk pembuatan gula semut dari pohon aren yang baik, diperlukan beberapa tahapan, yang dimulai dari pemilihan pohon induk yang bagus sebagai sumber bahan baku, proses

KESIMPULAN Setelah dilakukan pengujian dari hasil penelitian pada prototype alat pengolahan Gula Aren diperoleh Sistem kontrol pengolahan gula aren bisa dikontrol dengan cara manual