• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords: Student s exercise sheet (LKS), Problem Based Learning (PBL), Writes, Drama Text.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keywords: Student s exercise sheet (LKS), Problem Based Learning (PBL), Writes, Drama Text."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM

BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI MENULIS NASKAH DRAMA

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 PADANG

Dwi Aris Permana1, Rahayu Fitri2, Rina Sartika2

¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI SumateraBarat ²Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

dwiarispermana@yahoo.com ABSTRACT

This research causes by its low ability of student SMP N 35 Padang on writes text of Drama. This research intent to describe validity, practicality, and Student Exercise Sheet effectiveness (LKS) basic of Problem Based Learning (PBL) on material student’s writes text of drama SMP N 35 Padang, class VIII. This research constitutes development research that utilizes 4 - D. Models one that consisting of 4 phases, which is define (defined), design (designed), develop (developing), and disseminate (broadcasting). But, in this research just is done until development phase (develop). Phase define consisting of analysis first few final, student analysis, curriculum analysis, concept analysis, and task analysis. On phase design done by Student’s exercise sheet (LKS) basic of Problem Based Learning (PBL) on Material Writes text of drama, then on phase develop done by validity quiz that consisting of 3 lecturers and 1 Indonesia’s teachers language of SMP N 35 Padang. Practicality quiz by 1 teacher and 9 student of class VIII. Analyzed that the data with tech analyse percentage data and described. Result of tests LKS validity basic on Problem Based Learning (PBL) by validation points out that LKS this lies on valid's criterion, which is 80,99% are sighted from feasibility facet fill, language, representation, and kegrafikaan. Result tests practicallity by criteria teacher so practical, which is 88,46% are seen from amenity aspect in purpose and suitability with time. Effectiveness quiz comes under pretty good, which is 84,15% acknowledged of student activity and studying results. Based on explanations above, can be concluded that Student’s exercise sheet (LKS) bsic of Problem Based Learning (PBL) As result, on material writes text of drama have valid, practical, and effective.

Keywords: Student’s exercise sheet (LKS), Problem Based Learning (PBL), Writes, Drama Text.

(2)

PENDAHULUAN

Menulis pada hakikatnya menuangkan lambang-lambang bahasa ke dalam bentuk tulisan. Dengan menulis, seseorang akan menghasilkan sebuah tulisan atau karya. Dalam kegiatan menulis ini ada yang disebut dengan keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting untuk dikuasai oleh siswa. Hal ini disebabkan oleh semua mata pelajaran tidak terlepas dari kegiatan menulis. Salah satu mata pelajaran yang memiliki aspek menulis dan siswa dituntut untuk terampil dalam menulis, yaitu mata pelajaran bahasa Indonesia, diantaranya pada materi menulis naskah drama. Semi (2003: 14) mengatakan bahwa menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan.

Menulis naskah drama merupakan menulis setiap adegan secara rinci, misalnya bagaimana dialog antar pelaku harus ditulis, bagaimana keadaan pelaku, sedih, gembira, atau biasa saja, settingnya ada dimana, di dalam atau di luar ruangan, bagaiman pencahayaannya.

Menurut Wiyanto (dalam Komaidi, 2008: 233), naskah drama adalah kerangka yang berisi cerita atau lakon. Berdasarkan berbagai macam unsur yang ada di dalam naskah drama, semua unsur itulah yang harus dipahami siswa dalam menulis naskah drama. Apabila siswa sudah mampu menulis seluruh unsur tersebut di dalam naskah drama, dapat dikatakan tujuan pembelajaran menulis naskah drama sudah tercapai dengan baik.

Menulis naskah drama sangat penting dikuasai siswa karena terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ditingkat MTsN/SMP kelas VIII semester 1. Dalam KTSP menulis naskah drama terdapat pada Standar Kompetensi (SK) 8. Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama. Kompetensi Dasar (KD) 8.1 Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide. Dengan terdapatnya dalam kurikulum berarti mengharuskan siswa mampu menulis naskah drama dengan benar.

Menurut Waluyo (2002:6-30), struktur naskah drama ada delapan yaitu sebagai berikut.

(3)

Pertama, plot merupakan jalinan cerita atau kerangka dari awal hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh yang berlawanan yang meliputi unsur pelukisan awal cerita (exposition), pertikaian awal (komplikasi), titik puncak cerita (klimaks), penyelesaian (resolusi), dan keputusan (denoument). Kedua, penokohan merupakan orang yang terlibat di dalam drama. Tokoh-tokoh dalam drama dapat diklasifikasikan menjadi tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis. Ketiga, dialog merupakan naskah yang berbentuk percakapan yang memiliki nilai keindahan bahasa. Ragam bahasa dalam dialog tokoh adalah bahasa lisan yang komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis.

Keempat, setting (latar) merupakan latar cerita di dalam sebuah drama yang meliputi tiga dimensi yaitu tempat, ruang, dan waktu. Kelima, tema (nada dasar) merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam drama. Keenam, amanat adalah bagian dari drama yang harus dicari oleh pembaca atau penonton. Ketujuh, petunjuk teknis berguna untuk memberikan petunjuk

kapan aktor harus diam, pembicaraan pribadi, jeda-jeda kecil, atau panjang dan sebagainya. Kedelapan, drama sebagai interpretasi kehidupan. Kehidupan yang ditiru oleh drama lakon diberikan aksentuasi-aksentuasi sesuai dengan sisi mana yang akan ditonjolkan oleh penulis.

Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 35 Padang, yaitu Rajiah, S.Pd., diperoleh informasi bahwa rendahnya kemampuan menulis naskah drama siswa disebabkan oleh beberapa faktor berikut. Pertama, kemampuan menulis naskah drama siswa masih rendah, karena dapat dilihat dari nilai hasil menulis naskah drama siswa. Kedua, minat siswa dalam menulis masih rendah dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran karena metode yang digunakan dalam menulis naskah drama ada tiga, yaitu metode ceramah, diskusi, dan tugas mandiri. Ketiga, siswa kurang berminat membaca contoh-contoh naskah drama yang dijadikan sebagai media guru dalam mengajar menulis naskah drama. Keempat, buku sumber yang digunakan guru ada dua, yaitu buku

(4)

paket dan LKS. LKS yang digunakan di sekolah masih kurang efektif karena dinilai kurang menarik. Dikatakan kurang menarik karena kurangnya ketertarikan siswa untuk membaca LKS. Berkaitan dengan masalah metode, media, yang digunakan guru dalam menulis naskah drama, juga terdapat fakta bahwa kebanyakan siswa mengeluhkan kesulitan dalam pelajaran menulis naskah drama.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan ada bahan ajar yang menarik, dalam penelitian ini dikembangkan Lembar Siswa (LKS) berbasis Problem Based Learning (PBL). Menurut Majid (2013: 372), Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu alat bantu pengajaran berupa lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Menurut Trianto (2009: 91), Problem Based Learning (PBL) adalah interaksi antara stimulis dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan itu secra efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik.

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Problem Based Learning (PBL) pada materi menulis drama. Adapun tujuan khusus dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, menghasilkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Problem Based Learning (PBL) pada materi menulis naskah drama yang valid untuk digunakan oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Padang. . Indikator Lembar Kerja Siswa (LKS) yang valid berpedoman pada pendapat Depdiknas (2008: 28), yaitu aspek kelayakan isi, aspek kelayakan bahasa, aspek kelayakan penyajian, dan kelayakan kegrafikaan.

Kedua, menghasilkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Problem Based Learning (PBL) pada materi menulis naskah drama yang praktis untuk digunakan oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 35 Padang. Indikator Lembar Kerja Siswa (LKS) yang praktis berpedoman pada pendapat Zainuddin, ddk., (2012:68) praktikalitas dapat dinilai dari aspek kemudahan dalam penggunaan dan aspek kesesuain dengan waktu. Ketiga, menghasilkan Lembar Kerja Siswa

(5)

(LKS) Problem Based Learning (PBL) pada materi menulis naskah drama yang efektif untuk digunakan oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 35 Padang. . Indikator Lembar Kerja Siswa (LKS) yang efektif berpedoman pada pendapat Vebrianto, Warsita, dan Ellis (dalam Budi, 2005:43), yaitu fektifitas dapat dilihat dari aktivitas dan hasil belajar siswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian pengembangan ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and development). Menurut Sugiyono (2011:427) pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Dalam penelitian pengembangan ini menggunakan model 4-D, yaitu: pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Tetapi, pada penelitian ini peneliti hanya sampai pada tahap yang ketiga, yaitu tahap pengembangan (develop).

Uji coba pada penelitian ini dilakukan terhadap 9 orang siswa, yaitu 3 siswa yang berkemampuan

tinggi, 3 siswa yang berkemampuan sedang, dan 3 orang siswa yang berkemampuan rendah. Menurut pendapat Asyar (2011:160), uji coba pertama dapat dilakukan kepada siswa dalam kelompok terbatas, misalnya 5—10 siswa. Berdasarkan pendapat Asyar, maka subjek uji coba pada penelitian ini dilakukan pada 9 siswa di kelas VIII2 SMP Negeri 35 Padang. Data yang diahasilkan pada penelitiaj pengembangan ini berdasarkan sifatnya berupa data kuantitatif. Data dikatakan kuantitatif karena penelitian ini berupa skor angket validasi, skor praktikalitas, skor efektivitas yang diberikan kepada validator dan observer, serta tes unjuk kerja kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Padang. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket, lembar observasi, tes unjuk kerja.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas tiga teknik, yaitu teknik pengumpulan data uji validitas, teknik pengumpulan data uji praktikalitas, dan teknik pengumpulan data uji efektifitas. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis

(6)

data deskriptif. Teknik analisis deskriptif ini dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis data hasil penelitian diperlukan untuk mengetahui validitas, kepraktisan, dan efektivitas LKS yang telah dikembangkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Problem Based Learning (PBL) pada materi menulis naskah drama terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap pendefinisian (define), perancangan (design), dan pengembangan (develop). Pada tahap pendefinisian (define), dilakukan analisis awal akhir, analisis siswa, analisis kurikulum, analisis konsep, dan analisis tugas. Pada tahap perancangan (design), dilakukan perancangan terhadap Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai dengan struktur Lembar Kerja Siswa (LKS) menurut teori Prastowo (2011: 207-208), bahan

ajar LKS terdiri atas enam komponen, yaitu 1) judul, 2) petunjuk belajar (petunjuk siswa), 3) kompetensi yang akan dicapai, 4) informasi pendukung, 5) tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, 6) serta penilaian.

Setelah tahap perancangan dilanjutkan dengan tahap pengembangan. Tahap pengembangan yang dilakukan validasi Lembar Kerja Siswa (LKS), uji praktikalitas, dan uji efektivitas. Validitas LKS dapat diketahui setelah divalidasi oleh validator ahli, yaitu dosen dan praktisi. Agar lebih jelas perhatikan analisis data pada tahap pengembangan di bawah ini.

a. Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS)

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil bahwa validasi LKS secara umum memperoleh rata-rata persentase 80,99 dengan kategori valid. Penjabaran terhadap aspek yang dinilai di antaranya sebagai berikut. Aspek kelayakan isi mendapat persentase 79,19 dengan kategori valid. Aspek kelayakan bahasa mendapat persentase 80,46 dengan kategori valid. Aspek

(7)

kelayakan penyajian mendapat persentase 79,44 dengan kategori valid. Aspek kegrafikaan mendapat persentase rata-rata 84,16 dengan kategori sangat valid. Agar lebih jelas perhatikan tabel di bawah ini.

Hasil Validitas Ahli dan Praktisi Secara Umum No Aspek Penyajian Present ase Validas i Ahli Presenta se Validasi Praktisi Rata-rata Presenta se Validasi Kategori 1. Aspek kelayakan isi 75,5 82,89 79,19 Praktis 2. Aspek kelayakan bahasa 75 85,93 80,46 Praktis 3. Aspek kelayakan penyajian 75,89 83 79,44 Praktis 4. Aspek kegrafikaan 83,33 85 84,16 Sangat praktis Jumlah 76,44 85,55 80,99 Valid

Berdasarkan tabel di atas terlihatlah bahwa penilaian aspek kelayakan isi oleh validator ahli dan praktisi, yaitu ada 1 pernyataan yang berkategori praktis sedangkan pernyataan yang lainnya tergolong praktis. Penilaian aspek kelayakan bahasa oleh validator ahli dan praktisi secara umum berkategori praktis. Penilaian aspek penyajian oleh validasi ahli dan praktisi secara umum berkategori praktis, namun ada 1 pernyataan yang menyatakan praktis. Penilaian aspek kegrafikaan oleh validasi ahli dan praktisi secara umum berkategori sangat praktis. Dilihat dari

4 pernyataan berkategori praktis, dan ada 1 pernyataan mengatakan sangat praktis.

Berdasarkan hasil validasi LKS yang ada pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum LKS yang telah dikembangkan berkategori praktis. Hal ini berarti

bahwa LKS yang telah

dikembangkan dapat diujicobakan pada siswa untuk pembelajaran. b. Uji Coba Produk

Setelah LKS dinyatakan valid oleh validator, langkah selanjutnya LKS diujicobakan. Pelaksanaan uji coba dilakukan pada tanggal 15 sampai 17 Juli 2017 pada kelas VIII2 SMP Negeri 35 Padang. Pada pelaksanaan uji coba didapat data uji praktikalitas dan uji efektivitas. Uji praktikalitas diperoleh dari praktikalitas LKS yang telah digunakan guru dalam mengajar dan praktikalitas LKS yang digunakan siswa untuk belajar. Uji praktikalitas diperoleh dari angket yang telah diisi oleh guru dan siswa. Uji efektivitas LKS diperoleh dari aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran menggunakan LKS dan nilai yang diperoleh siswa ketika

(8)

belajar menggunakan LKS. Agar lebih jelas akan dijelaskan praktikalitas dan efektivitas LKS yang dikembangkan di bawah ini. 1) Uji Praktikalitas LKS

Uji praktikalitas LKS dilihat dari praktikalitas penggunaan LKS oleh guru dan siswa. Penjelasan praktikalitas penggunaan LKS oleh guru dan siswa akan dijelaskan di bawah ini.

a) Praktikalitas LKS bagi Guru

Hasil praktikalitas diperoleh dari hasil respon guru terhadap praktikalitas LKS pembelajaran. Hasil praktikalitas diperoleh dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan dari kisi-kisi pada lampiran 2. Instrumen yang telah dikembangkan diberikan kepada guru bahasa Indonesia, yaitu Rajiah, S. Pd. Guru menilai kepraktisan LKS berdasarkan instrumen yang telah diberikan. Berdasarkan hasil analisis data, praktikalitas LKS bagi guru memperoleh skor kpraktisan dengan persentase 88,46 berkategori sangat praktis. Penjabaran praktikalitas LKS bagi guru sebagai berikut. Aspek kemudahan dalam penggunaan memperoleh skor rata-rata 88,63

berkategori sangat praktis. Aspek kesesuaian dengan waktu memperoleh persentase 87,50 berkategori sangat praktis. Agar lebih jelas perhatikan tabel di bawah ini.

Praktikalitas LKS bagi Guru No. Aspek Penyajian Skor yang Diperoleh Nilai Kepraktisan Kategori 1. Aspek kemudahan dalam penggunaan 39 88,63 sangat praktis 2. Aspek kesesuaian dengan waktu 7 87,50 sangat praktis Jumlah 46 88,46 sangat praktis Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dirinci pemerolehan hasil dari kedua aspek. Adapun perincian dua aspek tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, aspek kemudahan dalam penggunaan memperoleh persentase 88,63 tergolong sangat praktis. Kedua, aspek kesesuaian dengan waktu memperoleh persentase 87,50 tergolong sangat praktis.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa penilaian terhadap aspek praktikalitas LKS bagi guru yang dikembangkan berkategori sangat praktis Hal itu dapat dilihat dari aspek kemudahan dalam penggunaan dan aspek kesesuaian dengan waktu. Penilaian aspek kemudahan dalam penggunaan

(9)

secara umum berkategori sangat praktis.

b) Praktikalitas LKS bagi Siswa

Hasil praktikalitas diperoleh dari hasil respon siswa terhadap praktikalitas LKS pembelajaran. Hasil praktikalitas diperoleh dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan dari kisi-kisi pada lampiran 3. Instrumen yang telah dikembangkan diberikan kepada 9 orang siswa. Siswa menilai kepraktisan LKS berdasarkan instrumen yang telah diberikan. Berdasarkan hasil analisis data, praktikalitas LKS bagi siswa memperoleh persentase 87,69 dengan kategori sangat praktis. Penjabaran praktikalitas LKS bagi siswa sebagai berikut. Aspek kemudahan dalam penggunaan memperoleh persentase 87,73 dengan kategori sangat praktis. Aspek kesesuaian dengan waktu memperoleh persentase 90,27 dengan kategori sangat praktis. Agar lebih jelas perhatikan tabel di bawah ini.

Respon Kepraktisan LKS bagi Siswa

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dirinci pemerolehan hasil dari kedua aspek. Adapun perincian dua aspek tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, Aspek kemudahan dalam penggunaan memperoleh persentase 87,73 tergolong sangat praktis. Kedua, aspek kesesuaian dengan waktu memperoleh persentase 90,27 tergolong sangat praktis.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa penilaian terhadap praktikalitas LKS bagi siswa yang dikembangkan secara umum memperoleh persentase 87,69 berkategori sangat praktis. Hal ini dapat dilihat dari penilaian aspek kemudahan dalam penggunaan dan aspek kesesuaian dengan waktu. Penilaian aspek kemudahan dalam penggunaan secara umum berkategori sangat praktis. Dilihat dari 12 pernyataan, semua pernyataan

No Aspek Penyajian Skor yang Diperoleh Persentase Kategori 1. Aspek kemudahan dalam penggunaan 377 87,69 sangat praktis 2. Aspek kesesuaian dengan waktu 65 90,27 sangat praktis Jumlah 442 87,69 sangat praktis

(10)

menyatakan sangat praktis. Jadi, secara umum mengenai kemudahan dalam penggunaan tergolong sangat praktis.

Penilaian aspek kesesuaian dengan waktu secara umum berkategori sangat praktis, dari 2 pernyataan, semua siswa menyatakan sangat praktis, seperti aspek kemudahan dalam penggunaan dan aspek kesesuaian dengan waktu dinyatakan sangat praktis. Oleh sebab itu, LKS yang dikembangkan dapat digunakan untuk menunjang efektivitas pembelajaran bagi siswa. 2) Uji Efektivitas

Uji efektivitas yang digunakan dalam pengembangan LKS pembelajaran berbasis Problem Based Learning (PBL) pada materi menulis naskah drama dapat dilihat dari hasil aktivitas siswa selama belajar menggunakan LKS dan nilai yang diperoleh siswa ketika belajar menggunakan LKS. Uji efektivitas akan dijelaskan di bawah ini.

a) Aktivitas Siswa

Instrumen yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa pada pembelajaran menulis naskah drama menggunakan LKS dapat dilihat pada lampiran 15. Aktivitas siswa

selama kegiatan berlangsung diamati dengan menggunakan lembar pengamatan. Pengamatan dilakukan tiap pertemuan. Mulai dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua. Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil pengamatan aktivitas 1 belajar siswa selama dua kali pertemuan, persentase rata-rata aktivitas siswa berjumlah 100% dengan kategori sangat berhasil.

b) Hasil Belajar

Tes yang telah diberikan adalah tes unjuk kerja menulis naskah drama oleh validator ahli dan. Hasil yang diperoleh dari validasi ahli dan praktisi adalah 80,99% dengan kategori valid. Dengan begitu tes unjuk kerja telah bisa diujikan kepada siswa. Hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 16. Uji coba tes unjuk kerja dilakukan di kelas VIII2 SMP Negeri 35 Padang. Analisis hasil belajar dilakukan dengan menyesuaikan nilai yang diperoleh dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) individu yaitu 80. Berdasarkan hasil belajar siswa yang telah dianalisis dapat diketahui bahwa seluruh siswa memperoleh nilai tuntas.

(11)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa LKS pembelajaran berbasis Problem Based Leraning (PBL) pada materi menulis naskah drama kelas VIII SMP Negeri 35 Padang yang dirancang memperoleh persentase 80,99 tergolong valid. Kevalidan LKS pembelajaran bahasa Indonesia berbasis Problem Based Learning (PBL) pada materi menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Padang yang dirancang memperoleh persentase 80,99 tergolong valid, bagian kepraktisan memperoleh persentase 88,46 tergolong sangat praktis, untuk membangkitkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Selain itu, Hal itu tergambar pula dari pengamatan yang dilakukan observer yang menyatakan bahwa sewaktu belajar menggunakan LKS semua siswa terlihat aktif dan hasil yang didapat secara umum berkategori baik.

DAFTAR PUSTAKA

Alfianika, Ninit. 2016. Metode Penelitian

Bahasa Indonesia. Yogyakarta:

Deepuplish.

Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif

Mengembangkan Media

Pembelajaran. Jakarta: Gaung

Persada.

Depdiknas. 2008. “Panduan Pengembangan”.

Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Bandung: Alfabeta.

Komaidi, Didik. 2007. Aku Bisa Menulis. Yogyakarta: Sabda Media.

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Nurjamal, Daeng, dkk. 201.1 Terampil

Berbahasa. Bandung: Alfabeta.

Nur dan Ibrahim. 2000. Pengajaran

Berdasarkan Masalah. Surabaya:

Unesa University-Press.

Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang: UNP Press.

Sanjaya. 2011. Strategi Pembelajaran

Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Bandung.

Waluyo, Herman J. Drama “Teori dan Pengajarannya”. Yogyakarta: Hanindita Graha.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi

Pembelajaran: Landasan dan

Aplikasinya. Jakarta:PT Asdi

Mahasatya.

Zainuddin, dkk. 2012. “Pengembangan Modul Fisika Bumi-Antariksa Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika Fkip Unlam”. Jurnal Pendidikan Fisika, (Online), jilod 27, No. 1,

(http://ejournal.unlam.ac.id/index. hp/vidya_karya/article/view/342, diakses 8 Februari 2016)

Referensi

Dokumen terkait

Dodatne analize za hipotezo 5: Kakovost partnerskega odnosa moderira povezavo med KVČB ter fizično komponento z zdravjem povezane kakovosti življenja V nadaljevanju so

Tetapi hari ini saya sedar, bukan mak dan ayah saya yang tidak mampu berikan lebih banyak lagi wang kepada saya kerana ayah saya bekerja sebagai juruteknik Jabatan Parit dan Tali

Setelah meninjau kadar abu dari pasta baterai, hasil pelindihan Mn didapatkan seperti pada Gambar 4.3 untuk asam sulfat 2 M dengan variasi waktu 20, 40, dan 60 menit dan Gambar

Dengan demikian, jika kita ingin diselamatkan kita harus mempunyai iman yang hidup, yaitu iman yang dinyatakan dengan perbuatan baik/ kasih.. Berikut ini adalah keterangan

menggunakan metode kristalisasi antisolvent menghasilkan rendemen likopen yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode ekstraksi cair-cair ataupun dengan metode

Hasil penelitian sebelum penerapan model pembelajaran Index Card Match pada mata pelajaran IPA diperoleh siswa yang tuntas belajar mencapai 17 siswa sedangkan siswa yang

Fungsi dari trafo adalah sebagai penaik atau penurun tegangan, dalam hal ini trafo yang digunakan dalam unit kerja ini adalah trafo penurun tegangan, kenapa tegangan perlu

Kawasan cagar budaya Trowulan dibagi menjadi 3 zona, yiutu zona inti, oendukung langsung, dan pendukung tidak langsung untuk pembedaan arahan dalam tiap-tiap zona. Zona