SOSIALISASI
SOSIALISASI
PERLINDUNGAN KONSUMEN MIGAS
PERLINDUNGAN KONSUMEN MIGAS
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
1. Pendahuluan
2. Alur pikir
3. Pola pikir
4. Kondisi perlindungan konsumen migas saat ini
5. Kondisi perlindungan konsumen migas yang diharapkan
6. Kebijakan dan strategi
7. Langkah-langkah kebijakan
8. Instrumen kebijakan
9. Program
Pelayanan publik wajib dilakukan oleh negara untuk pemenuhan kebutuhan dasar atau hak-hak dasar warga negara (publik). Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan hal tersebut. Ketiadaan atau kurang memadainya pelayanan publik akan mengakibatkan tidak terpenuhinya hak asasi manusia oleh penyelenggara negara. Pelayanan publik harus diberikan pada setiap warga negara, baik yang kaya maupun miskin, baik yang berada di pusat kemajuan maupun di daerah-daerah terbelakang, baik yang mendatangkan keuntungan atau membutuhkan subsidi. Karena itu negara harus mengambil peranan dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Salah satu bentuk dari perlindungan tersebut adalah memberi ruang dan perhatian pada konsumen untuk
menyampaikan keluhannya. Keluhan atau komplain dari konsumen merupakan bentuk respon dari konsumen atas pelayanan yang diterimanya. Respon tersebut dapat menggambarkan bagaimana pemenuhan hak masyarakat atas pelayanan pubilk terjadi. Pemberian ruang dan perhatian yang memadai pada keluahan yang ada merupakan bentuk perlindungan hak konsumen atas pelayanan publik yang efektif, efiesien dan tepat sasaran oleh pemerintah.
Untuk itu pemerintah dapat memberikan sosialisasi pada izin usaha, standar dan mutu suatu produk dihasilkan yang telah diatur oleh kebijakan serta disampaikan pula mekanisme pengaduan atau layanan publik yang digunakan untuk perlindungan konsumen. Permasalahan yang dihadapi konsumen yang meliputi konsumen besar dan konsumen kecil
Saat ini konsumen lebih sering melakukan langkah memberitakan di surat kabar dalam mengungkapkan ketidak puasnya pada layanan jasa atau suatu produk ketimbang pengaduan melalui instansi berwenang. Hal ini karena sosialisasi yang dilakukan pemerintah sangat minim yaitu pembuatan kotak pengaduan (PO BOX), Talk Show, Iklan layanan, pembinaan dan pengawasan produk yang beredar, koordinasi dengan instansi terkait. Pemerintah juga dapat mensosialisasikan mekanisme tatacara layanan publik atau pengaduan meliputi prosedur pengajuan, perangkat
organisasi, mekanisme transparansi pengelolaan pengaduan, media partisipasi konsumen dan perangkat pemberdayaan konsumen, agar tidak disalahgunakan yang pada akhirnya dapat merugikan produsen akibat persaingan usaha tersebut.
UU Perlindungan Konsumen adalah peraturan yang mengatur hubungan antara konsumen dengan produsen.
UU ini memberikan perhatian yang cukup besar terhadap keluhan konsumen pada suatu produk / jasa yang dihasilkan oleh produsen.
Sehubungan dengan adanya deregulasi Migas melalui UU No. 22 Tahun 2001 tentang Migas, Pemerintah memberikan kesempatan dan peranan yang lebih luas kepada Badan Usaha Swasta dalam penyediaan dan pelayanan di sektor migas untuk meningkatkan ketahanan ekonomi nasional. Di samping itu juga untuk memenuhi serta melindungi kepentingan masyarakat akan kebutuhan produk migas baik dalam jumlah, jenis, dan kualitas yang memadai.
Dengan deregulasi tersebut maka dalam penyediaan dan pelayanan akan timbul persaingan usaha di dalam negeri, baik dari impor atau ekspor, untuk itu pemerintah akan berupaya mengutamakan perlindungan masyarakat atau konsumen dan produsen dengan melakukan kegiatan berupa penetapan standar mutu, jaminan penyediaan bahan baku maupun produk.
2. ALUR PIKIR
TERLINDUNGINYA
KONSUMEN MIGAS
AMANAT UU No. 22 / 2001 tentang MIGAS Pasal 40, 41, dan 42
serta
UU No. 8 / 1999 tentang Perlindungan Konsumen
- Barang
- Jasa
PEMBINAAN
DAN
PENGAWASAN
Pelaku
Usaha*
Konsumen
Besar
Subyek (“Who”)
Obyek (“is doing what”)
Metode (“How”) • Departemen ESDM cq. DJ Migas • Penyidik PNS Migas • Konsumen Migas (termasuk masyarakat) • YLKI • Produsen/Pelaku Usaha Migas • Badan Pengatur • LSM • Badan Perlindungan Konsumen Nasional • Lembaga Penelitian • Badan Metrologi • Standar mutu • Indikator pelayanan
•Standar mutu & pelayanan
• Standar pelayanan
• Standar pelayanan • Standar Pelayanan
•Pengawasan Pendistribusian •Kepedulian
•Perlindungan & Pengawasan
•Kalibrasi/sertifikasi • Regulasi • Sosialisasi • PO BOX MIGAS • Pemeriksaan dan penyidikan • Pembentukan matriks konsumen migas • Pengaduan • Sosialisasi • Penerapan ISO • Verifikasi • Pengaduan
• Saran & pertimbangan • Pengawasan
• Pembinaan & pengawasan
PARADIGMA NASIONAL
• UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi • UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
PENGARUH LINGKUNGAN STRATEGIS NASIONAL REGIONAL GLOBAL
• Otonomi Daerah • Debirokratisasi • AFTA • APEC • WTO • OPEC KONDISI KONSUMEN MIGAS YANG DIHARAPKAN
TUJUAN
NASIONAL
Konsumen Migas belum terlindungi antara lain• Tekanan gas rendah • BBM & Hasil Olahan
tercampur/ dioplos (jaminan mutu) • Kelangkaan
(jaminan pasokan & distribusi)
• Takaran tidak sesuai
Konsumen Migas terlindungi, al: • Tekanan gas tinggi • BBM & Hasil Olahan
tidak
tercampur/dioplos • Adanya jaminan
pasokan & distribusi • Takaran sesuai
3. POLA PIKIR
KONDISI KONSUMEN MIGAS SAAT INI4. KONDISI PERLINDUNGAN KONSUMEN MIGAS
SAAT INI
Ada spesifikasi Produk Migas dan Hasil Olahan tidak sesuai dengan
standar yang berlaku, misalnya dicampur atau dioplos
Terjadi kelangkaan di beberapa daerah akibat kurang lengkapnya
sarana dan prasarana distribusi
Di beberapa SPBU dijumpai kecurangan dalam hal takaran (volume)
Belum maksimalnya pengawasan terhadap mutu kemasan produk
migas dan Hasil Olahan
Tekanan gas rendah/tinggi pada BBG dan LPG sehingga merugikan
dan/atau membahayakan konsumen
KEPENTINGAN PRODUSEN versus KEPENTINGAN KONSUMEN
KONSUMEN
MIGAS
PRODUSEN
MIGAS
REGULATOR
USAHA MIGAS
Kepastian hukum Harga yang wajar (paling tidak sesuai keekonomian)
Ketersediaan bahan baku dan pemasaran
Iklim investasi yang kondusif Menyediakan standar dan
mutu produk yang sesuai Kurangnya pemenuhan hak komsumen
dalam hal:
Standar dan mutu produk
Pasokan & pendistribusian produk yang berkesinambungan
Harga yang wajar
Ukuran/takaran/timbangan dan jumlah yang sesuai
Pelayanan prima
Struktur aturan pasar Perizinan
Wilayah usaha Harga jual
Perlindungan konsumen
Fasilitasi hubungan komersial Penghargaan
5. KONDISI PERLINDUNGAN KONSUMEN MIGAS
YANG DIHARAPKAN
Spesifikasi Produk Migas dan Hasil Olahan sesuai dengan standar
yang berlaku
Menjaga agar tidak terjadi kelangkaan (jaminan pasokan dan
distribusi)
Takaran (volume) sesuai dengan isinya
Mutu kemasan Produk Migas dan Hasil Olahan sesuai standar
Tekanan gas sesuai permintaan (normal)
KONDISI YANG DIHARAPKAN
KONSUMEN
MIGAS
PRODUSEN
MIGAS
REGULATOR
USAHA MIGAS
Terpenuhinya hak komsumen dalam hal: Standar dan mutu produk
Pasokan & pendistribusian produk yang berkesinambungan
Harga yang wajar
Ukuran/takaran/timbangan dan jumlah yang sesuai
Pelayanan prima
Kepastian hukum
Harga yang wajar (paling tidak sesuai keekonomian)
Ketersediaan bahan baku dan pemasaran
Iklim investasi yang kondusif Menyediakan produk sesuai
standar dan mutu
TERJADI KESEIMBANGAN KEPENTINGAN ANTARA KONSUMEN DAN PRODUSEN
Menjaga terjaminnya: Struktur aturan pasar Perizinan
Wilayah usaha Harga jual
Perlindungan konsumen
Fasilitasi hubungan komersial Penghargaan
6. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
KEBIJAKAN
Menerapkan peraturan perlindungan konsumen di sektor migas secara adil dan benar
dengan mengikutsertakan instansi terkait.
STRATEGI
Membuat dan menyempurnakan peraturan perlindungan konsumen di sektor migas
dengan mengacu kepada UU No. 22 Tahun 2001 tentang Migas dan UU No 8 tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Memberikan pemahaman terhadap peraturan perlindungan konsumen mengenai hak
dan kewajibannya pelaku usaha dan konsumen migas.
Melakukan pembinaan dan pengawasan yang proporsional baik pada pelaku usaha
maupun konsumen.
Menerapkan aturan (Law Enforcement) yang jelas, tepat dan benar.
7. LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKAN
Menyiapkan aturan berupa Peraturan Menteri dalam rangka
perlindungan konsumen
Memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang perlindungan
konsumen di sektor migas
Menerapkan peraturan perlindungan konsumen secara adil, benar,
dan tepat.
Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait untuk kelancaran
perlindungan konsumen
Membuka layanan publik pada pengaduan konsumen migas melalui :
1. PO BOX 115 JKTM 12700
2. Email
:
perlindungankonsumen@migas.esdm.go.id
3. SMS
: 0813 99 888 115
4. Faximile
: 021 – 5269046
5. Hunting
: 021 – 5268910 ext. 129, 140
6. Website
: www.migas.esdm.go.id
Regulasi
- Perangkat hukum di bawah UU (PP, Perpres, Permen)
~ PP No. 35/2004 tentang kegiatan usaha hulu migas
~ PP No. 36/2004 tentang kegiatan usaha hilir migas
~ PP No. 71/2005 tentang Penyediaan dan Pendistribusian
Jenis BBM Tertentu
~ Rancangan Peraturan Menteri tentang Perlindungan Konsumen Hilir Migas
Kelembagaan
- Penyidik PNS
- YLKI
- Badan Perlindungan Konsumen Nasional
- Lembaga Swadaya Perlindungan Konsumen
- Hiswana Migas
Indikator Pelayanan Konsumen
NO
MAKSUD DAN TUJUAN
INDIKATOR PELAYANAN
1.
Menjamin
kelangsungan
pendistribusian produk
• Stok di depot
• Stok di lembaga penyalur
• Safety Stock (besar dan lama)
2.
Standar dan mutu (spesifikasi) produk
sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
• Pemeriksaan mutu harian
• Sampling rutin
• Standar dan mutu (spesifikasi) Bahan Bakar
Minyak, Bahan Bakar Gas, Bahan Bakar Lain dan
Hasil Olahan yang diniagakan di dalam negeri
telah
memenuhi
spesifikasi
dan
mutu
yang
ditetapkan oleh Menteri ESDM atau SNI.
3.
Keselamatan, keamanan
dan
kenyamanan
• Memenuhi standard keselamatan, keamanan, dan
kenyamanan (pemadam kebakaran, rambu-rambu
yang jelas, dll)
• Peralatan yang digunakan telah memenuhi standar
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
4.
harga pada tingkat yang wajar
•Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
•Informasi tentang perubahan harga di sales point
5.
Kesesuaian takaran/volume/timbangan
•Sesuai ketentuan Badan Metrologi
6.
Jadwal waktu pelayanan
•Sesuai kebutuhan ( 24 jam, 12 jam, dll)
•Informasi tentang jadwal pelayanan di sales point
7.
prosedur dan mekanisme pengaduan
•Contact Center Badan Usaha
TATARAN PENGATURAN INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI
PERANGKAT PENGATURAN
PROGRAM
KEBIJAKAN
UUD 1945
(Pasal 33 ayat 2 dan ayat 3)
UU 22 TAHUN 2001
TENTANG MIGAS
PERATURAN PEMERINTAHPLATFORM POLITIK
PRESIDEN
KEBIJAKAN
MIGAS NASIONAL
KONSTITUSI
LEGISLASI
M IGAS
REGULASI
MIGAS
PROGRAM KABINET INDONESIA BERSATU Pemerintah Nasional DPR dan Pemerintah Negara (MPR)TATARAN
(Domain)
Usulan Amandemen (bila ada) RUU(Pelaksanaan Platform)
• Menyiapkan Legislasi• Menyiapkan dan menetapkan Regulasi
PROGRAM SUB-SEKTOR MIGAS
UU MIGAS vs UU PERLINDUNGAN KONSUMEN
Departemen Perdagangan UU No. 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen
Dep.
ESDM
UU No. 22
Tahun 2001
tentang Migas
(Pasal 40, 41, dan 42)PP No. 35/2004 tentang Kegiatan
Usaha Hulu Migas
PP No. 36/2004 tentang Kegiatan
Usaha Hilir Migas
PP No. 71/2005 tentang Penyediaan
dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu
UU
PP
Rencana Perpres/Permen tentang
Perlindungan Konsumen Migas
SOP mengenai perlindungan konsumen
migas
Pembentukan Asosiasi Perlindungan
Konsumen Migas
“Domain”
PP No. 57/2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional PP No. 58/2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen PP No. 59/2001 tentang Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya MasyarakatKeppres No. 90/2001 tentang Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Pada Pemerintah Kota Medan, Kota Palembang, Kota Jakarta Pusat, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Yogyakarta, Kota Surabaya, Kota Malang, Dan Kota Makassar Keppres No. 80/2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/Jasa Pemerintah
Keppres No. 61/2004 tentang Perubahan terhadap Keppres No. 80/2003
DASAR PERLINDUNGAN KONSUMEN MIGAS
PASAL 2
Asas manfaat
Æ Bahwa segala upaya dalam perlindungan
konsumen harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen.
Asas keadilan
Æ Agar partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara nasional dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya serta melaksanakan kewajiban secara adil.
Asas keseimbangan
Æ Untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan Pemerintah dalam arti materiil dan spirituil. Asas keamanan dan keselamatan
Æ Untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam
Pasal 40
Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap menjamin Standar dan Mutu yang berlaku sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta menerapkan kaidah keteknikan yang baik
Pasal 41
Tanggung jawab kegiatan pengawasan atas
pekerjaan dan pelaksanaan kegiatan usaha minyak dan gas bumi terhadap ditaatinya ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku berada pada departemen yang bidang
kewenangannya meliputi kegiatan usaha minyak dan gas bumi dan departemen lain yang terkait Pasal 42
Pengawasan pada pasal 41 meliputi :
UU No. 22/2001 tentang Migas UU No. 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen
PERLINDUNGAN KONSUMEN MIGAS
Berdasarkan UU No.22 Tahun 2001 tentang Migas
Sesuai Pasal 40, 41
Pembinaan dan Pengawasan dilakukan sesuai Pasal 42 butir d, e, dan m
PRODUSEN MIGAS
KONSUMEN MIGAS
BADAN USAHA /
BENTUK USAHA
TETAP
BADAN USAHA
HULU
HILIR
KONSUMEN
HULU
KONSUMEN
HULU
(Badan Usaha Hilir Migas)
KONSUMEN HILIR
• Listrik
• Industri
• Transportasi
• Rumah Tangga
• Komersial
Badan Usaha di luar MigasCrude
Gas
Crude
Gas
BBM
BBG
BBL
Hasil Olahan
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PROSES KE ARAH GOOD CORPORATE GOVERNANCE BERDASARKAN
PENANGANAN KELUHAN KONSUMEN SECARA KOLEKTIF (PKKK)
Meningkatkan Partisipasi Publik Melaui Media Penanganan Keluhan Konsumen secara Kolektif Kontrol publik yang teratur Meninjau ulang kebijakan & regulasi berdasarkan hak-hak konsumen Kewaspadaan & Pembangunan Pergerakan Konsumen Kegagalan sistemik / kasus-kasus kasuistik berdasarkan keluhan konsumen Pencapaian ke arah good corporate governance
Lampiran VI
Akademi/
Universitas
Konsumen
Produsen
Penanganan
Keluhan
Konsumen
Kebijakan yang
Adil
Perubahan
Kebijakan
Proses Demokrasi
(Partisipasi dan Perwakilan)
Good Governance/Good Corporate Governance (Transparansi dan Akuntabilitas)