• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MEMPRODUKSI BUAH SALAK GULA PASIR (SALACCA ZALACCA VAR. GULAPASIR) DI LUAR MUSIM DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MEMPRODUKSI BUAH SALAK GULA PASIR (SALACCA ZALACCA VAR. GULAPASIR) DI LUAR MUSIM DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

UPAYA MEMPRODUKSI BUAH SALAK GULA PASIR (SALACCA ZALACCA VAR. GULAPASIR) DI LUAR MUSIM DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK

Rai, I. N*., I W. Wiraatmaja*, C. G. A Semarajaya*, dan Ni K. Alit Astiari**

*) Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Denpasar **) Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa, Denpasar

Alamat Korespondensi: I Nyoman Rai, Perumahan Padang Asri Blok IX/14, Jl. Gunung Tangkuban Perahu, Padangsambian Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, Bali 80117. E-mail:inrai_fpunud@yahoo.com

Abstrak

Salak Gula Pasir (Salacca zalacca var. Gulapasir) merupakan salah satu buah unggulan Provinsi Bali. Secara alami Salak Gula Pasir berbunga empat kali setahun, tetapi hanya satu atau dua musim pembungaan saja yang bunganya dapat berkembang menjadi buah. Kondisi tersebut menyebabkan suplai buah banyak pada saat panen raya (on-season) antara Desember sampai Pebruari, sedangkan di luar musim panen raya (off-season) suplai buah langka, bahkan tidak ada buah sama sekali. Sifat berbuah musiman terjadi karena tingginya ketidakberhasilan bunga berkembang menjadi buah (kegagalan fruit-set). Penelitian bertujuan mengatasi gagalnya fruit-set dengan pemberian pupuk organik untuk memproduksi buah di luar musim. Penelitian satu faktor dengan tiga taraf perlakuan pupuk organik (pupuk kandang kambing, kompos dan seresah daun/kontrol) dilakukan pada musim kemarau di sentra produksi salak Gula Pasir (di Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali) pada dua musim panen, yaitu musim Gadu (Juli) dan Sela II (Oktober). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 16 kali. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan yang diberikan hanya berpangaruh nyata terhadap jumlah tandan bunga per tanaman pada musim Gadu, KAR daun pada musim Sela II, dan kandungan klorofil daun pada Sela II. Pupuk organik kotoran kambing dan kompos meningkatkan persentase fruit-set tetapi berbeda tidak nyata dibandingkan dengan kontrol. Jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman dan berat per buah pada perlakuan kotoran kambing lebih tinggi dibandingan pada kompos dan serasah daun tetapi secara statistik berbeda tidak nyata. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlakuan pupuk organik (kotoran kambing dan kompos) belum mampu membuat tanaman salak Gula Pasir dapat berbuah di luar musim. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan perlu dilakukan pengamatan lebih lama karena sifat dari pupuk organik yang memberikan perbaikan terhadap sifat fisik, kimia dan biologis tanah memerlukan waktu yang panjang.

Key words: Salak Gula Pasir, kotoran kambing, kompos, fruit-set, di luar musim.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Salak Gula Pasir merupakan salah satu jenis salak yang sangat disukai konsumen karena memiliki keunggulan rasa buahnya manis walaupun umur buah masih muda, tidak ada rasa asam, dan tidak sepat. Secara alami munculnya bunga salak Gula Pasir terjadi setiap empat kali dalam setahun, yaitu pada bulan April (musim pembungaan Sela I), Juli (musim pembungaan Gadu), Oktober (musim pembungaan Sela II), dan Januari (musim Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Lokakarya Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia (FKPTPI) denga Thema Pengembangan Komoditas Unggulan Daerah untuk Menunjang Ketahanan dan Keamanan

(3)

2

pembungaan Raya). Walaupun berbunga empat kali dalam setahun, tetapi ketersediaan buah di pasaran bersifat musiman karena hanya satu musim pembungaan (Sela II) yang bunganya dapat berkembang menghasilkan buah dengan baik, sedangkan tiga musim pembungaan yang lain bunganya gagal menjadi buah (kegagalan fruit-set), kalaupun ada yang berhasil menjadi buah, persentasenya sangat kecil sehingga jumlah buah panen sangat sedikit (Rai et al., 2010). Kondisi tersebut menyebabkan suplai buah banyak pada saat panen raya (on-season) antara Desember sampai Pebruari, sedangkan di luar musim panen raya (off-season) suplai buah langka, bahkan tidak ada buah sama sekali.

Hasil penelitian Rai et al. (2011) menunjukkan, kegagalan fruit-set pada salak Gula Pasir disebabkan oleh empat hal penting, yaitu: (1) kandungan hara tanah rendah sehingga tanaman kekurangan nutrisi yang ditunjukkan oleh kandungan hara N, P dan K daun rendah, (2) curah hujan dan hari hujan rendah menyebabkan kandungan air relatif daun rendah sehingga mengganggu proses metebolisme, (3) kandungan hormon auksin pada bunga rendah menyebabkan bunga mudah gugur, dan (4) bunga kekurangan fotosintat, ditunjukkan oleh kandungan sukrosa, gula total, dan gula reduksi pada bunga rendah. Berdasarkan atas penyebab tersebut, pada penelitian ini dicoba metode memproduksi buah salak Gula Pasir di luar musim dengan pemberian pupuk organik berupa pupuk kandang kambing, kompos dan serasah daun untuk menambah kesuburan tanah.

Pemupukan adalah upaya pemberian atau penambahan hara dalam jumlah dan cara sesuai yang diperlukan tanaman ke dalam tanah dalam waktu tertentu (Setianingtyas et al., 2000). Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari bahan-bahan organik alami, misalnya pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, dan pupuk guano (Handayani et al., 2011; Sutanto, 2002).

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak berupa kotoran padat bercampur sisa makanan atau air kencing hewan, merupakan sumber unsur hara makro dan mikro bagi tanaman dan dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah Soepardi (2003). Kompos adalah bahan organik yang telah mencapai tingkat dekomposisi matang, dimana proses perombakan bahan tersebut relatif telah berakhir. Kompos dapat memperbaiki sifat-sifat tanah baik sifat fisik, sifat biologi, dan sifat kimia tanah antara lain meningkatkan pH dan KTK tanah (Gunawan, 2008). Sedangkan serasah adalah sisa-sisa dari tanaman bisa berupa batang, ranting, daun, dan campuran berbagai tanaman yang bermanfaat sebagai sumber bahan organik. Serasah dapat dijadikan sebagai

(4)

salah satu pupuk organik dan dapat juga dipakai sebagai penutup tanah untuk menjaga kelembaban tanah. Hasil penelitian Siregar et al. (2008) pada tegakan Acacia mangium di Sumatera Selatan menunjukkan bahwa perlakuan serasah yang ditinggalkan di lapangan di bawah tegakan dan tersebar merata dapat meningkatkan diameter pohon. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Hardiyanto dan Wicaksono (2008) dimana perlakuan penyimpanan serasah (slash retention) di bawah tegakan meningkatkan pertumbuhan Acacia mangium di Sumatera Selatan.

Penelitian ini bertujuan mengatasi gagalnya fruit-set dengan pemberian pupuk organik agar tanaman salak Gula pasir dapat berbuah di luar musim.

BAHAN DAN METODE

Percobaan dilakukan di Kebun Salak Gula Pasir petani, di sentra produksi salak Gula Pasir yaitu di Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, pada ketinggian 650 meter di atas permukaan laut (dpl), berlangsung dari bulan Mei sampai Oktober 2013. Perlakuan yang dicoba adalah jenis pupuk organik, terdiri atas 3 taraf yaitu pupuk kandang kambing (Kk), pupuk kompos (Ko), dan serasah daun (Sd). Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 16 ulangan, sehingga dibutuhkan 48 pohon tanaman sampel.

Tanaman sampel dipilih dari satu orang petani pemilik, terdapat dalam satu hamparan kebun dengan umur sama (15 tahun), ukuran kanopi pohon seragam dan sejarah pemeliharaan yang sama. Pemupukan dilakukan dengan cara mecangkul tanah sekeliling pohon pada jarak 20 cm dari pangkal pohon, kedalaman 20 cm dan lebar 30 cm. Pupuk ditebar merata dan masing-masing jenis pupuk organik (pupuk kandang kambing, pupuk kompos, serasah daun) diberikan dalam jumlah berat yang sama yaitu 10 kg/pohon. Pemeliharaan terhadap tanaman sampel meliputi pemangkasan daun yang sudah tua, pelepah yang sudah kering, dan pembersihan gulma disekitar pohon. Variabel yang diamati meliputi Kandungan Air Relatif (KAR) daun, persentase fruit-set, kandungan klorofil daun, berat buah per tanaman, kandungan hara N, P dan K daun, dan kandungan karbohidrat daun (gula total, gula reduksi, dan sukrosa). Semua variabel diamati pada dua musim yaitu musim Gadu (Juli) dan Sela II (Oktober), kecuali kandungan hara N, P dan K dan karbohidrat daun hanya pada musim Sela II.

(5)

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemberian pupuk organik meningkatkan kesuburan tanah tempat penelitian, ditunjukkan oleh meningkatnya nilai C-organik, N total, P-tersedia dan KTK setelah perlakukan/akhir penelitian dibandingkan dengan sebelum perlakuan/awal penelitian. Tabel 1 menunjukkan, nilai C-oragnik pada awal penelitian (sebelum dipupuk organik) 1,67% (rendah) meningkat menjadi 3,51% (tinggi) pada akhir penelitian (setelah dipupuk organik). Selanjutnya N-total dan P-tersedia sebelum dipupuk organik 0,15% (rendah) dan 16,33 ppm (sedang) meningkat masing-mising menjadi 0,34% (sedang) dan 77,94% (sangat tinggi). Demikian pula halnya KTK tanah dan kadar air tanah semula 23,53% (sedang) dan 6,93% meningkat menjadi 27,92% (tinggi) dan 12,56%. Data tersebut menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik disamping meningkatkan kesuburan tanah, juga meningkatkan kadar air tanah. Rendahnya kesuburan tanah pada awal penelitian disebabkan karena pemupukan atau bahan organik yang diberikan oleh para petani salak hanyalah berupa serasah daun.

Walaupun kesuburan tanah meningkat setelah diberikan perlakuan pupuk organik, namun perlakuan pemupukan organik hanya berpangaruh nyata terhadap jumlah tandan bunga per tanaman pada musim Gadu, KAR daun pada musim Sela II, dan kandungan krorofil daun pada Sela II. Pada Tabel 2 dapat dilihat, jumlah tandan bunga pertanaman tertinggi diperoleh pada pupuk kotoran kambing dan berbeda nyata dengan pupuk kompos dan serasah daun. Sedangkan pada Tabel 3 dapat dilihat, KAR daun dan kandungan klorofil daun pada Sela II teringgi diperoleh pada pupuk kompos dan berbeda nyata dengan seresah daun. Kandungan KAR daun pada musim Sela II pada pupuk kotoran kambing dan kompos masing-masing 87,81% dan 89,56% sedangkan pada kontrol/tanaman yang dipupuk dengan seresah daun hanya 84,31%. Lebih tingginya KAR daun tersebut memberikan pengaruh baik pada lebih tingginya berat buah per tanaman walaupun secara statistik berbeda tidak nyata Tabel 3).

Pupuk kandang kambing dan kompos pada musim Sela II cenderung memberikan persentase fruit-set lebih tinggi dibadingkan dengan seresah daun dan hal tersebut berkaitan dengan lebih tingginya kandungan KAR daun. KAR daun memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan perkembangan bunga menjadi buah. Hasil penelitian Hutagalung (2011) pada tanaman salak Gula Pasri mendapatkan, KAR daun

(6)

Tabel 1. Hasil analisis tanah tempat penelitian di Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangsem.

Keterangan: Analisis dilakukan di Laboratorium Tanah, Fak. Pertanian Universitas Udayana

Tabel 2. Pengaruh pemupukan organik terhadap jumlah tandan bunga dan tandan buah pertanaman serta persentase fruit-set pada musim Gadu dan Sela II

Perlakuan Jumlah Tandan Bunga per Tanaman (buah)

pada musim

Jumlah Tandan Buah per Tanaman (buah)

pada musim

Persentase fruit-set (%) pada musim

Gadu Sela II Gadu Sela II Gadu Sela II

Pupuk Organik

KK 5.25 a 3.94 a 3.31 a 3.38 a 65.19 a 88.96 a

KO 4.44 b 3.63 a 3.00 a 2.94 a 69.35 a 83.65 a

SD 4.50 b 4.00 a 2.94 a 3.00 a 66.88 a 76.67 a

BNT 0,66 0,71 0,48 0,50 10,07 15,04

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji BNT taraf 5%.

Tabel 3. Pengaruh pemupukan organik terhadap KAR daun, kandungan klorofil daun dan berat buah per tanaman pada musim Gadu dan Sela II

Perlakuan KAR daun (%) pada musim

Kandungan klorofil (SPAD) pada musim

Berat buah pertanaman (g) pada musim

Gadu Sela II Gadu Sela II Gadu Sela II

Pupuk Organik

KK 82.91 a 87.81 a 85.53 a 89.92 a (783.03) 24,81 a (338.53) 14,49 a KO 83.13 a 89.56 a 86.62 a 93.81 a (661.87) 22,21 a (375.99) 15,15 a SD 82.47 a 84.31 b 83.22 a 84.89 b (598.86) 21,92 a (398.02) 16,01 a

BNT 4,55 3,26 5,39 6,07 10,00 9,84

Keterangan: - Angka-angka yang diikuti huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji BNT taraf 5%.

- Angka-angka yang dikurung menunjukkan nilai asli dari rata-rata sedangkan angka di depan tanda kurung merupakan angka hasil transformasi ke √x+1

Hasil Analisis

Hasil Analisis pada Awal Penelitian

Hasil Analisis pada Akhir Penelitian

Hasil Keterangan Hasil Keterangan

pH 6,3 6,7

DHL (mmhos/cm) 0,96 Sangat Rendah 0,54 Sangat Rendah

C-Organik (%) 1,67 Rendah 3,51 Tinggi

N total (%) 0,15 Rendah 0,34 Sedang

P-tersedia (ppm) 16,33 Sedang 77,94 Sangat Tinggi

K-tersedia (ppm) 343,25 Tinggi 449,59 Tinggi

KTK (me/100 g) 23,53 Sedang 27,92 Tinggi

(7)

6

yang rendah pada musim pembungaan Gadu (67,80%) menghasilkan persentase fruit-set paling rendah (47,00%), sebaliknya KAR daun tertinggi pada musim pembungaan Sela II (89,32%) menghasilkan persentase fruit-set tertinggi (70,10%). Dalam penelitian ini, KAR daun yang tinggi dapat meningkatkan aktifitas fotosintesis pada tanaman, yang ditunjukkan oleh lebih tingginya kandungan gula total, gula pereduksi dan glukosa daun pada pupuk kandang kambing dan kompos dibandingkan pada seresah daun (Tabel 4). Hal yang sama diperoleh Chakherchaman et al. (2009) pada tanaman Lentil (Lens culinaris L.), bahwa KAR daun memiliki hubungan yang sangat erat dengan jumlah gabah yang dihasilkan.

Pupuk kandang kambing dan pupuk kompos menghasilkan persentase fruit-set pada musim Sela II masing-masing 88,89% dan 83,65%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan persentase fruit-set yang dihasilkan pada musim Gadu yaitu hanya 65,19% dan 69,35%. Lebih rendahnya persentase fruit-set pada musim Gadu tersebut diduga disebabkan pupuk kandang kambing dan pupuk kompos pada musim Gadu belum terurai optimal sehingga masih belum mampu memperbaiki kesuburan tanah dengan baik. Menurut Wiyana (2008), pupuk organik bersifat slow release (terurai secara lambat), unsur hara yang terkandung di dalam pupuk organik akan dilepas secara perlahan-lahan dan terus menerus dalam jangka waktu yang lebih lama dan sangat dipengaruhi oleh tingkat dekomposisi/mineralisasi dari pupuk yang bersangkutan.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa walaupun kesuburan tanah meningkat akibat pemberian pupuk organik yang ditunjukkan oleh meningkatnya nilai C-organik, N total, P-tersedia dan KTK setelah perlakukan diberikan dibandingkan dengan sebelum perlakuan/awal penelitian (Tabel 1), tetapi kandungan hara N, P, dan K dalam jaringan tanaman yang diukur pada akhir penelitian (6 bulan setelah perlakuan) tidak mengalami peningkatan secara berarti yang ditunjukkan oleh kandungan hara N, P, dan K daun yang diperoleh pada pupuk kandang kambing dan kompos berbeda tidak nyata dengan serasah daun (Tabel 4). Data tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kesuburan tanah dan konsentrasi hara dalam tanah tidak segera dapat diserap oleh akar tanaman salak sehingga kandungan hara N, P dan K daun belum meningkat secara signifikan. Oleh karena itu, selang waktu pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik kotoran kambing dan kompos yang hanya pada 2 musim panen belum memberikan pengaruh signifikan

(8)

dibandingkan dengan pemupukan seresah daun. Untuk itu perlu dilakukan pengamatan lebih lama karena sifat dari pupuk organik yang memberikan perbaikan terhadap sifat fisik, kimia dan biologis tanah memerlukan waktu yang panjang.

Tabel 4. Pengaruh pemupukan organik terhadap kandungan krabohidrat daun dan kandungan hara daun pada musim Gadu dan Sela II

Perlakuan

Kandungan karbohidrat daun Kandungan hara daun Gula total (%) Gula pereduksi ((%) Sukrosa (%) N (%) P (%) K (%) Pupuk Organik KK 1.1050 a 0.3175 a 0.5582 a 1.9400 a 0.2038 a 0.8590 a KO 1.1010 a 0.2902 a 0.7702 a 2.0063 a 0.2438 a 0.8500 a SD 0.8973 a 0.3064 a 0.5432 a 2.0213 a 0.2250 a 0.8413 a BNT 0.2593 0,0525 0,2387 0,1673 0,0599 0,1177

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji BNT taraf 5%.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan, perlakuan pupuk organik kotoran kambing dan kompos meningkatkan kesuburan tanah, tetapi dalam 2 musim pembungaan peningkatan kesuburan tanah belum mampu meningkatkan kandungan hara tanaman. Pupuk organik kotoran kambing dan kompos meningkatkan persentase fruit-set tetapi belum mampu membuat tanaman salak Gula Pasir dapat berbuah di luar musim. Disarankan agar dilakukan pengamatan lebih lama untuk melihat apakah pemberian pupuk organik dapat digunakan sebagai metode untuk memperudksi buah salak Gula Pasir di luar musim, karena sifat dari pupuk organik yang memberikan perbaikan terhadap sifat fisik, kimia dan biologis tanah memerlukan waktu yang panjang.

DAFTAR PUSTAKA

Chakherchaman, S.A., H. Mostafaei, A. Yari, M. Hassanzadeh, S. J. Somarin, R. Easazadeh. 2009. Study of Relationships of Leaf Relative Water Content, Cell Membrane Stability and Duration of Growth Period with Grain Yield of Lentil under Rain-Fed and Irrigated Conditions. J. Penel. Ilmu Hayati 4(7): 842-847. Gunawan, I. S. 2008. “Pengaruh Kompos dan Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan

dan Serapan N, P, K Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Tanah Alluvial Karawang” (skripsi). Bogor: Program Studi Ilmu Tanah. Pertanian Bogor. 68 hal.

(9)

8

Handayani, F., Mastur, Nurbani, (2011), Respon Dua Varietas Kedelai terhadap Penambahan beberapa Jenis Bahan Organik, Prosiding Semiloka Nasional “ Dukungan Agro-Inovasi untuk Pemberdayaan Petani”. Kerjasama UNDIP, BPTP Jateng, Pemprov Jateng.

Hardiyanto, E.B., A. Wicaksono. 2008. Interrotation Site Management, Stand Growth and Soil Properties in Acacia mangium Plantations in South Sumatera, Indonesia. In Nambiar (ed.) Site Management and Productivity in Tropical Plantation Forests. 2008. Proceedings of Workshops in Piracicaba (Brazil) 22-26 November 2004 and Bogor (Indonesia) 6-9 November 2006. Center for International Forestry Research (CIFOR). Bogor.

Hutagalung, E.T. 2011. “Studi Hubungan Antara Musim Pembungaan Dengan Produksi Dan Kualitas Buah Salak Gula Pasir (Salacca Zalacca Var. Gulapasir)”(skripsi). Denpasar: Universitas Udayana. 57 hal.

Rai, I. N., C.G.A. Semarajaya, W. Wiraatmaja. 2010. A Study on the Flowering Phenophysiology of Gula Pasir Snake Fruit to Prevent Failure of Fruit-set. J. Hort. 20(3):216-222.

Rai, I. N., C.G.A. Semarajaya, W. Wiraatmaja. 2011. Studi Pembungaan Salak Gula Pasir untuk Memperoduksi Buah di Luar Musim. Laporan Penelitian Fundamental Tahun ke-2. Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Tahun 2011.

Setyaningsih, L.Y. Munawar, M. Turjaman. 2000. Efektifitas Cendawan Mikoriza Arbusula dan pupuk NPK terhadap pertumbuahan Bitti. Prosiding Seminar Nasional Mikoriza I. Bogor.

Siregar, S.T.H., Nurwahyudi, Mulawarman. 2008. Effects of Inter-rotation Management on Site Productivity of Acacia mangium in Riau Province, Sumatera, Indonesia. In Nambiar (ed.) Site Management and Productivity in Tropical Plantation Forests. Proceedings of Workshops in Piracicaba (Brazil) 22-26 November 2004 and Bogor (Indonesia) 6-9 November 2006. Center for International Forestry Research (CIFOR). Bogor.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. 591 hal.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta:Karnisius.

Wiyana. 2008. Studi Pengaruh Penambahan Lindi dalam Pembuatan Pupuk Organik Granuler terhadap Ketercucian N, P,dan K. MST UGM. Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1.  Hasil analisis tanah tempat penelitian di Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten  Karangsem.
Tabel 4. Pengaruh pemupukan organik terhadap  kandungan krabohidrat daun dan kandungan hara daun pada musim Gadu dan Sela II

Referensi

Dokumen terkait

• Data yang digunakan untuk penskalaan merupakan data yang diperoleh dari kelompok subyek atau responden yang menjawab item... Tahapan Menentukan Skor Respon

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan masih terdapat respon- den pasien PKMS Gold maupun pasien PKMS Silver yang tidak puas pada pertanyaan mengenai kesem- buhan

Based on the above data, we find that the addition of Fe-Mn alloy into barium hexaferrite structure contributes to the magnetic properties reduction due to the iron-oxide

Untuk mengetahui apakah perubahan opini audit mempengaruhi reaksi pasar. Untuk mengetahui apakah perubahan laba mempengaruhi

Kasad (maksud) tersebut dapat berupa perbuatan spontan atau adanya perencanaan, dan apabila kedua kasad tersebut mendahului atau menyetujui suatu perbuatan menghilangkan

Class yang dikompilasi adalah TestScoope.java karena dalam script TestScoope.java merupakan awal dari pendefinisian class TestScoope.java dan terdapat metode main untuk

Penelitian ini dilakukan di PT Deltomed Wonogiri, yang bertujuan untuk membuktikan serta menganalisis 1) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi kerja