• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akpri-filosofi Riset Dalam Bidang Akuntansi Keprilakuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Akpri-filosofi Riset Dalam Bidang Akuntansi Keprilakuan"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

A. Filasafat Ilmu sebagai Akar Metodologi

Penelitian

 Filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat yang banyak digunakan sebagai batu pijakan dalam mengembangkan ilmu.

 Filsafat ilmu menurut Sumantri (1998) dapat dikelompokkan menjadi : ontologi, epistemologi dan aksiologi.

 Ontologi mempertanyakan hakekat ilmu atau mempertanyakan apa yang dikaji oleh pengetahuan itu.

 Epistemologi mempertanyakan cara mendapat pengetahuan, sehingga akan dibahas sarana untuk memperoleh pengetahuan dan penggunaan tata cara sampai dengan diperolehnya pengetahuan.

 Aksiologi mempertanyakan untuk apa pengetahuan dimaksud dipergunakan.

(3)

Fungsi Filsafat

Untuk menguji metode yang digunakan dalam

menghasilkan pengetahuan yang valid.

Sedangkan metodologi menentukan prosedur yang

digunakan baik dalam penciptaan maupun pengujian

proposisi

(hipotesis)

untuk

mendapatkan

pengetahuan yang valid.

(4)

 Secara epistemologi, akuntansi utama melihat realitas sebagai realitas materi yang mempunyai suatu keyakinan bahwa ilmu pengetahuan akuntansi dapat dibangun dengan rasional dan dunia empiris.

 Berdasarkan pada keyakinan tsb, peneliti akuntansi utama sangat yakin bahwa satu-satunya metode yang dapat digunakan untuk membangun ilmu pengetahuan akuntansi adalah metode ilmiah.

 Dikatakan ilmiah apabila memenuhi tiga komponen :

1. Memasukkan satu atau lebih prinsip-prinsip atau hukum umum.

2. Mengandung prakondisi yang biasanya diwujudkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan hasil observasi.

3. Memiliki satu pernyataan yang menggambarkan sesuatu yang dijelaskan.

(5)

Di dalam Filsafat, Pengujian Empiris

dinyatakan dalam dua cara :

1.

Dalam aliran positivis ada teori dan seperangkat

pernyataan hasil observasi independen yang

digunakan untuk membenarkan atau memverifikasi

kebenaran teori

2.

Dalam pandangan Popperian, karena pernyataan

hasil observasi merupakan teori yang dependen

dan dapat dipalsukan, maka teori-teori ilmiah tidak

dapat

dibuktikan

kebenarannya

tetapi

memungkinkan untuk ditolak.

(6)

B. Pergeseran Arah Riset

 Pada tahun 1970-an terjadi pergeseran pendekatan dalam riset akuntansi. Alasan yang mendasari pergeseran ini :

1. Pendekatan normatif yang telah berjaya selama satu dekade tidak dapat menghasilkan teori akuntansi yang siap digunakan dalam praktik sehari-hari. Desain sistem akuntansi yang dihasilkan dari riset normatif pada kenyataannya tidak dipakai dalam praktik. Sebagai konsekuensinya, muncul anjuran untuk memahami berfungsinya sistem akuntansi secara deskriptif dalam praktik nyata. Harapannya adalah dari pemahaman atas praktik langsung akan muncul desain sistem akuntansi yang lebih berarti.

2. Adanya “gerakan” dari masyarakat peneliti akuntansi yang menitikberatkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku.

(7)

Beberapa pemikir akuntansi dari Rochester dan

Chicago mengembangkan apa yang disebut dengan

teori akuntansi positif

(possitive accounting theory)

yang menjelaskan mengapa akuntansi itu ada, apa

itu akuntansi, mengapa akuntan melakukan apa

yang mereka lakukan, dan apa pengaruh dari

fenomena ini terhadap manusia dan penggunaan

sumber daya.

Pendekatan normatif maupun positif hingga saat ini

masih mendominasi riset akuntansi.

(8)

C. Filosofi Paradigma Metodologi Riset

 Suatu pengetahuan dibangun berdasarkan asumsi-asumsi filosofis

tertentu.

 Menurut Burrel dan Morgan (1979), asumsi-asumsi tersebut adalah ontologi (ontology), epistemologi (epistemology), hakikat manusia (human nature) dan metodologi (methodology).

 Ontologi berhubungan dengan hakikat atau sifat dari realitas atau objek yang akan diinvestigasi.

 Epistemologi berhubungan dengan sifat dari ilmu pengetahuan, bentuk dari ilmu pengetahuan tersebut dan bagaimana mendapatkan serta menyebarkannya.

 Pendekatan voluntarisme memberikan penekanan pada esensi bahwa manusia berada di dunia ini untuk memecahkan fenomena sosial sebagai makhluk yang memiliki “kehendak dan pilihan bebas” (free will and choice). Manusia pada sisi ini dilihat sebagai pencipta dan mempunyai perspektif untuk menciptakan fenomena sosial dengan daya kreativitasnya (Sukoharsono,2000).

(9)

Dimensi Subjektif-Objektif

 Pendekatan Subjektif Pendekatan Objektivisme terhadap Ilmu Sosial terhadap Ilmu Sosial

Nominalisme ontologi Realisme

Anti Postivisme epistemologi Positivisme

Voluntarisme hakikat manusia Determinisme

(10)

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, Burrel dan

Morgan (1979) mengelompokkan pengetahuan

dalam tiga paradigma yaitu : fungsionalis-interpretif,

radikal humanis, dan radikal strukturalis.

Akuntansi sebagai pengetahuan manusia dapat

dipandang menurut paradigma-paradigma tersebut.

(11)

Paradigma Fungsionalis

 Sering disebut juga fungsionalis struktural (stuctural

functionalist) atau kontinjensi rasional (rational

contigency).

 Merupakan paradigma yang umum dan sangat dominan digunakan dalam riset akuntansi dibandingkan dengan paradigma yang lain sehingga disebut juga paradigma utama.

 Secara ontologi, paradigma ini dipengaruhi oleh realitas fisik yang menganggap bahwa realitas objektif berada secara bebas dan terpisah di luar diri manusia.

 Realitas diukur, dianalisis dan digambarkan secara objektif.

(12)

Paradigma Interpretif

Disebut dengan interaksionis subjektif (subjective

interactionist), (Macintosh,1994).

 Menurut Chua(1986), pendekatan alternatif ini berasal dari filsuf Jerman yang menitikberatkan pada peranan bahasa, interpretasi dan pemahaman dalam ilmu sosial.

 Menurut Burrel dan Morgan, paradigma ini menggunakan cara pandang nominalis yang melihat realitas sosial sebagai sesuatu yang hanya merupakan label, nama, atau konsep yang digunakan untuk membangun realitas, dan bukanlah sesuatu yang nyata, melainkan hanyalah penamaan atau sesuatu yang diciptakan oleh manusia atau merupakan produk manusia itu sendiri.

(13)

 Bagi pradigma interpretif, ilmu pengetahuan tidak digunakan untuk menjelaskan (to explain) dan memprediksi (to predict), namun untuk memahami (to

understand) (Triyuwono,2000).

 Menurut Macintosh (1994), terdapat dua pebedaan antara paradigma fungsionalis dan interpretif :

1. Paradigma interpretif memusatkan perhatian tidak hanya pada bagaimana membuat perusahaan berjalan dengan baik, tetapi juga bagaimana menghasilkan pemahaman yang luas dan mendalam mengenai bagaimana manajer dan karyawan dalam organisasi memahami akuntansi, berpikir tentang akuntansi serta berinteraksi dan menggunakan akuntansi.

2. Para interaksionis tidak percaya pada keberadaan realitas organisasi yang tunggal dan konkret, melainkan pada situasi yang ditafsirkan organisasi dengan caranya masing-masing.

(14)

Paradigma

interpretif

memasukkan

aliran

etnometodologi

dan

interaksionisme

simbolis

fenomenologis yang didasarkan pada aliran

sosiologis, hermenetis dan fenomenologis.

Tujuan

pendekatan

interpretif

adalah

untuk

menganalisis realitas sosial dan bagaimana realitas

sosial tersebut terbentuk.

(15)

Paradigma Strukturalisme Rdikal

Mempunyai persamaan dengan fungsionalis, yang

mengasumsikan bahwa sistem sosial mempunyai

keberadaan ontologis yang konkret dan nyata

(Macintosh, 1994).

Pendekatan ini memfokuskan pada konflik mendasar

sebagai dasar dari produk hubungan kelas dan

struktur pengendalian, serta memperlakukan dunia

sosial sebagai objek eksternal dan memiliki

hubungan terpisah dari manusia tertentu.

(16)

Paradigma Humanis Radikal

Macintosh menyatakan bahwa humanis radikal

memiliki visi praktik akuntansi manajemen dan

sistem pengendalian yang berorientasi pada orang

yang mengutamakan idealisme humanistik dan

nilai-nilai dibandingkan dengan tujuan organisasi.

Laughlin (1987) menunjukkan bagaimana teori kritis

Habermas akan sangat berguna dalam meneliti

“saling keterkaitan” antara teknologi akuntansi

dengan asal mula sosialnya.

(17)

D. Perkembangan Terakhir

Wawasan dalam riset akuntansi keprilakuan saat ini

bisa diperoleh dengan dua cara :

1.

Survei publikasi utama dari riset akuntansi

keprilakuan.

2.

Klasifikasi topik artikel yang dipublikasikan dan

pemetaan publikasi terhadap model perilaku

individu.

(18)

Lanjutan…….

Bamber (1993) mengidentifikasikan riset akuntansi

keprilakuan yang diterbitkan selama periode

1987-1991

di

Accounting

Review,

Contemporary

Accounting

Research,

Journal

of

Accounting

Research dan Accounting, Organizational and

Society. Dari keempat jurnal tersebut, Accounting,

Organizational and Society merupakan jurnal yang

cenderung memfokuskan isinya pada riset akuntansi

keprilakuan.

Secara relatif, riset keprilakuan dalam audit

diterbitkan

dalam

Behavioral

Research

in

Accounting.

(19)

E. Klasifikasi Penelitian Akuntansi

Keprilakuan Menurut Metode

 Jenis perencanaan penelitian menghasilkan berbagai metode yang dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok, yaitu :

1. Metode Sejarah

Penelitian dapat dilihat dari segi perspektif serta waktu terjadinya fenomena yang diselidiki. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan metode sejarah, pendekatan ini mempunyai perspektif historis. Tujuan penelitian sejarah adalah melakukan rekonstruksi fenomena masa sekarang atau mengantisipasi fenomena yang akan datang. Sumber penelitian terdiri atas: data primer, yaitu yang berasal dari pengamatan langsung peneliti terhadap kejadian yang tercatat dan sumber data sekunder berupa sumber yang berasal dari pengamatan orang lain.

(20)

2. Metode Eksplorasi

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan eksplorasi yang didasarkan pada masalah penelitian yang relatif baru. Dalam penelitian ini sering kali hipotesis tidak bisa dibuat berhubung tidak ada dasar yang kuat baik mengenai teori maupun pengalaman-pengalaman waktu lampau karena yang menjadi masalah untuk penelitian masih relatif baru. Oleh karena itu, penelitian dalam hal ini masih bersifat mencari (eksplorasi).

3. Metode Deskriptif

Penelitian deskriptif biasanya mencoba utk menemukan jawaban terhadap pertanyaan tentang, siapa, apa, kapan, dimana, dan adakalanya bagaimana. Dalam metode ini, peneliti mencoba untuk menjelaskan dengan cara mendeskripsikan atau mendefinisikan suatu subyek dengan menciptakan suatu permasalahan, baik kelompok, orang, atau kejadian-kejadian. Studi ini biasanya melibatkan pengumpulan data yang menciptakan banyaknya distribusi waktu peneliti untuk mengamati karakteristik peristiwa itu sendiri.

(21)

4. Metode Eksperimen

Metode ini merupakan metode mengenai hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian eksperimen, peneliti melakukan manipulasi atau pengendalian terhadap setidaknya satu variabel independen, sedangkan pada penelitian kausal komparatif tidak ada perlakuan terhadap variabel independen.

Terdapat dua perbedaan pokok antara metode eksperimen dengan metode deskriptif, yaitu :

a. Pada metode eksperimen terdapat pengendalian, sedangkan pada metode deskriptif tidak ada pengendalian. Pengendalian ini dapat saja merupakan manipulasi fisik, seperti penggunaan cara dan alat, ataupun pengendalian dengan cara mengadakan seleksi terhadap materi maupun terhadap obyek penelitian.

b. Pada metode eksperimen, peneliti mengadakan manipulasi terhadap variabel, sedangkan pada metode deskriptif, variabel yang diteliti berada dalam keadaan seperti apa adanya. Dalam metode eksperimen, obyek diatur terlebih dahulu untuk diadakan perlakuan-perlakuan, sedangkan penelitian deskriptif sifatnya expost facto.

(22)

5. Metode Prediktif

Metode penelitian dengan pendekatan prediktif

bertujuan untuk mendapatkan data ramalan yang

sangat

berguna

dalam

menentukan

dasar

perencanaan. Metode ini mampu untuk memprediksi

kapan dan dalam situasi apa kejadian akan terjadi.

Dalam penelitian akuntansi keprilakuan, metode

prediktif ditemukan dalam studi yang dihasilkan

untuk mengevaluasi secara spesifik dari tindakan

atau untuk meramalkan nilai-nilai sekarang atau nilai

yang akan datang.

(23)

F.Klasifikasi Jenis Penelitian Akuntansi

Keprilakuan

 Jenis penelitian ini dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu:

1. Penelitian Dasar

Disebut dengan penelitian murni. Jenis penelitian ini merupakan pencarian terhadap sesuatu karena terdapat perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu kegiatan. Penelitian dasar terdiri dari pemilihan sebuah masalah khas dari sumber mana saja, dan secara hati-hati memecahkan masalah tersebut tanpa memikirkan kehendak sosial atau ekonomi maupun masyarakat. Hasil dari penelitian dasar adalah pengetahuan umum dan pengertian-pengertian tentang alam serta hukum-hukumnya. Pengetahuan umum ini merupakan alat untuk memecahkan masalah-masalah praktek, kinerja, atau kebutuhan publik.

2. Penelitian Terapan

Merupakan penyelidikan yang secara hati-hati, sistematik, dan berkesinambungan terhadap suatu masalah dengan tujuan supaya digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu. Hasil penelitian tidak perlu sebagai suatu penemuan baru, tetapi merupakan penerapan baru dari penelitian yang telah ada.

(24)

Perbedaan antara Penelitian Dasar dan

Penelitian Terapan:

PENELITIAN DASAR PENELITIAN TERAPAN

Lingkungan akademik

Inisiatif berasal dari peneliti Dibiayai peneliti atau bantuan Penelitian mandiri

Satu atau dua disiplin

Laboratorium dan lapangan Lebih fleksibel

Sensivitas biaya lebih rendah Jadwal longgar

Pengembangan ilmu

Mennjawab sedikit pertanyaan

Menguji signifikansi secara statistik

Lingkungan pemerintah atau bisnis Inisiatif berasal dari klien

Dibiayai klien melalui kontrak Penelitian kelompok

Multi disiplin Lapangan

Kurang fleksibel

Sensivitas biaya lebih tinggi Jadwal ketat

Pemecahan masalah

Menjawab banyak pertanyaan

(25)

G. Penggunaan Metode Ilmiah

 Metode Ilmiah merupakan prosedur atau cara-cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan.

 Almack (1930), metode ilmiah adalah cara menetapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.

 Nazir (1999), ada beberapa kriteria yang digunakan dalam metode ilmiah, yaitu:

1. Didasarkan pada fakta, keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan pada fakta yang ada.

2. Bebas dri prasangka (bias), metode ilmiah tidak boleh bias, harus jelas dan jauh dari pertimbangan subyektif.

3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa, dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab musababnya serta pemecahannya dengan menggunakan analisa logis.

(26)

4. Menggunakan hipotesa, penelitian harus mempunyai hipotesa. Keberadaan hipotesa untuk lebih memperjelas persoalan dan memandu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran yang tepat.

5. Menggunakan ukuran obyektif, pertimbangan-pertimbangan secara obyektif.

6. Menggunakan teknik kuantifikasi, dalam menggunakan teknik kuantifikasi, peneliti harus menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating bukan ukuran-ukuran seperti sejauh mata memandang, sebiru warna langit,dsb.

(27)

Referensi

Dokumen terkait

akun Instagram @inijie dapat menjadi acuan content creator dalam bidang. food blogger lain

Broom & Selznic (1961:79) dalam Paul B.Horton & Chester L.Hunt (987:89) menyatakan bahwa sosialisasi adalah proses membangim atau menanamkan nilai-.. nilai kelompok pada

1) Dengan adanya uji coba validasi yang dilakukan oleh seorang pakar internal dan pemakai (stake holder) dapat membantu produk yang dibuat penulis menjadi

“Dalam penyusunan rencana program dana BOS, Kepala Madrasah belum melibatkan personil sekolah dalam hal ini guru-guru yang menjadi wakil kepala madrasah disetiap

Pada penelitian ini terdapat 82 sampel dengan kadar hemoglobin lebih dari 11 gr/dl bayi yang dilahirkan normal dan terdapat 14 bayi mengalami BBLR.. Terdapat 15 sampel

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, prestasi belajar matematika adalah kemampuan maksimal yang dicapai siswa dalam pembelajaran matematika, yang

Dalam pelaksanaan mini project ini, hambatan yang ditemui adalah berbenturan dengan jam pelajaran disekolah, tetapi peserta sudah mencapai harapan dengan jumlah laki- laki 20

Od Ebu Hurejre, r.a., se prenosi da je došao neki čovjek Allahovom Poslaniku, a.s., i rekao mu: “Božiji Poslaniče, pogodila me velika glad.” Nakon što kod svojih žena nije