• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PRINSIP demokrasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN PRINSIP demokrasi"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

I.

I. PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1

1.1 LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG

Era reformasi ditandai dengan mulainya pelaksanaan demokrasi di Era reformasi ditandai dengan mulainya pelaksanaan demokrasi di

Indonesia. Demokrasi secara etimologis terdiri dari dua kata yang berasal dari Indonesia. Demokrasi secara etimologis terdiri dari dua kata yang berasal dari

 bahasa Yunani yaitu “

 bahasa Yunani yaitu “demosdemos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat, dan” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat, dan

““crateincratein” atau “” atau “cratoscratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa

demos-cratein

demos-cratein atauatau demos-cratosdemos-cratos (demokrasi) adalah keadaan negara di mana(demokrasi) adalah keadaan negara di mana

dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan

tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan

rakyat dan kekuasaan oleh rakyat. rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.

Demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara mengandung Demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara mengandung

pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-masalah pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-masalah

mengenai kehidupannya, termasuk menilai kebijakan negara, karena kebijakan mengenai kehidupannya, termasuk menilai kebijakan negara, karena kebijakan

tersebut akan menentukan kehidupan rakyat. Dengan demikian negara yang tersebut akan menentukan kehidupan rakyat. Dengan demikian negara yang

menganut sistem demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan menganut sistem demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan

kehendak dan kemauan rakyat. Dari sudut organisasi, demokrasi berarti kehendak dan kemauan rakyat. Dari sudut organisasi, demokrasi berarti

pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau atas persetujuan pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau atas persetujuan

rakyat karena kedaulatan berada di tangan

(2)

1.2

1.2 RUMUSAN MASALAH

RUMUSAN MASALAH

1.

1. Apa saja prinsip-prinsip demokrasi?Apa saja prinsip-prinsip demokrasi?

2.

2. Apakah yang dimaksud dengan masyarakat madani (Apakah yang dimaksud dengan masyarakat madani ( civil societycivil society)?)?

Bagaimanak

Bagaimanakah ah masyarakat madani masyarakat madani Indonesia?Indonesia?

3.

3. BagaimanakaBagaimanakah penerapan prinsip-prinsip h penerapan prinsip-prinsip demokrasi dalam bidang:demokrasi dalam bidang:

 Bidang Ekonomi?Bidang Ekonomi? 

 Bidang Sosial Budaya?Bidang Sosial Budaya? 

 Bidang Politik?Bidang Politik?

4.

4. Bagaimanakah penerapan prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupan sehari-Bagaimanakah penerapan prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupan

sehari-hari di

hari di lingkungan:lingkungan:

 Keluarga?Keluarga? 

 Sekolah?Sekolah? 

 Bangsa dan Negara?Bangsa dan Negara?

5.

5. Apa kaitan antara Apa kaitan antara demokrasi dengan pendidikan kewarganegaraan?demokrasi dengan pendidikan kewarganegaraan?

1.3

1.3 TUJUAN

TUJUAN

1)

1) Dapat mengetahui prinsip-prinsip demokrasi Dapat mengetahui prinsip-prinsip demokrasi dan kaitannya dengan pendidikandan kaitannya dengan pendidikan

kewarganegaraan. kewarganegaraan.

2)

2) Dapat mengetahui penerapan prinsip-prinsip demokrasi tersebut dalamDapat mengetahui penerapan prinsip-prinsip demokrasi tersebut dalam

berbagai bidang kehidupan. berbagai bidang kehidupan.

3)

(3)

II. PEMBAHASAN

Pada hakikatnya demokrasi adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Kerakyatan adalah kekuasaan

tertinggi yang berada di tangan rakyat. Hikmah kebijaksanaan adalah penggunaan

akal pikiran atau rasio yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan

dan kesatuan bangsa.

2.1 PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI

Menurut Drs. Inu Kencana Syafie, M.Si., Dalam bukunya “Ilmu

Pemerintahan” mengatakan, secara umum prinsip-prinsip demokrasi sebagai berikut.

a. Adanya pembagian kekuasaan

Agar tidak menimbulkan diktatorisme, kekuasaan ( power ) dipisahkan atau

dibagi-bagi antara pembuat undang-undang dan pelaksana undang-undang, agar

terjadi saling mengawasi (checking power with power ).

b. Adanya pemilihan umum yang bebas

Demi terpilihnya pemimpin pemerintahan yang dikehendaki oleh rakyat atau

anggota-anggota lembaga perwakilan yang akan mewakili suara rakyat itu sendiri,

(4)

c. Adanya manajemen yang terbuka

Agar tidak tercipta negara tirai besi yang kaku dan otoriter, perlu keikutsertaan

rakyat dalam menilai pemerintahan. Hal tersebut terwujud jika pemerintah

mempertanggungjawabkan pelaksanaan pemerintahan, pembangunan, dan

pelayanan kemasyarakatan dihadapan rakyat.

d. Adanya kebebasan individu

Untuk membuktikan bahwa rakyat tidak dihantui rasa ketakutan, setiap lapisan

masyarakat harus memiliki kebebasan berbicara dan kebebasan mencari nafkah

untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.

e. Adanya peradilan yang bebas

Untuk tidak ikut campurnya aparat pemerintah (dalam arti sempit) dalam

peradilan umum, maka aparat peradilan harus bebas dari pengaruh eksekutif 

sehingga keluarga pejabat pemerintah atau pejabat pemerintah itu sendiri apabila

di adili dapat diputuskan hukumannya dengan adil.

f. Adanya pengakuan hak minoritas

Untuk adanya perlindungan terhadap kelompok minoritas mesti ada

pengakuan hak, misalnya terhadap agama yang minoritas penganutnya atau

terhadap golongan ekonomi lemah, seperti pedagang kaki lima.

g. Adanya pemerintahan yang berdasarkan hukum

Supaya tidak timbul negara yang berdasarkan kekuasaan belaka ( machtsstaat ),

maka hukum hendaknya ditempatkan pada rujukan tertinggi. Dengan demikian

(5)

h. Adanya pers yang bebas

Untuk menjamin kehidupan pers di negara yang demokratis, pers itu sendiri

mesti bebas menyuarakan hati nuraninya, baik penyampaian kritik terhadap

pemerintah maupun terhadap diri seorang pejabat.

i. Adanya beberapa partai politik

Untuk tidak timbulnya diktator partai diperlukan beberapa partai politik yang

bebas bersaing mengemukakan dan mengartikulasikan kepentingan masyarakat

dalam negara tersebut. Hal ini dibuktikan dengan vokalnya para anggota

parlemen, dan bebasnya mereka dari kekhawatiran recall organisasi yang

mengurusnya.

 j. Adanya konsensus

Untuk menyelesaikan konflik, seperti timbulnya protes dan demonstrasi,

diselesaikan dengan consensus dan negoisasi bukan dengan penekanan dan

intimidasi apalagi dengan kekerasan bersenjata.

k. Adanya persetujuan

Untuk setiap tindakan pemerintah terutama pengambilan keputusan dan

kebijaksanaan, di negara demokrasi dibutuhkan persetujuan dari pihak legislatif 

dulu.

l. Adanya pemerintahan yang konstitusional

Untuk tidak timbulnya negara yang absolut, yaitu kekuasaan yang tidak 

terbatas, maka pemerintahan harus berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum

(6)

m. Adanya ketentuan tentang pendemokrasian

Untuk adanya ketentuan tentang pendemokrasian, undang-undang dasar suatu

negara harus mencantumkan secara tertulis bahwa kedaulatannya berada ditangan

rakyat.

n. Adanya pengawasan terhadap administrasi negara

Supaya manajemen dan organisasi pemerintahan mencapai tujuan nasional,

yaitu kesejahteraan masyarakat seutuhnya, mutlak diperlukan adanya pengawasan

terhadap jalannya dan pengaturan administrasi negara itu sendiri.

o. Adanya perlindungan hak asasi manusia

Untuk melindungi harkat kemanusiaan, diperlukan perlindungan hak asasi

manusia sepanjang memerhatikan nilai-nilai luhur moral dan agama.

p. Adanya pemerintahan yang mayoritas

Untuk menjamin tidak terjadinya kekuasaan ditangan satu orang,

pemerintahan dijalankan secara mayoritas. Akan tetapi, karena tidak 

memungkinkan seluruh lapisan masyarakat memerintah bersama-sama maka

diserahkan kepada beberapa orang kelompok elite pemerintahan. Namun

demikian, pemilihan orang-orangnya dalam kelompok tersebut ditentukan dalam

pemilihan umum yang benar, misalnya kepala negara atau kepala pemerintahan

tidak boleh menunjuk anggota perwakilan.

q. Adanya persaingan keahlian

Untuk penempatan pejabat dalam pemerintahan, harus benar-benar sesuai

dengan keahliannya, bukan karena family atau kolega dari pejabat yang

berwenang sehingga tercipta penerimaan berdasarkan merit system bukan spoil

(7)

r. Adanya mekanisme politik

Untuk mekanisme politik, hendaknya berbeda, antara kehidupan politik 

masyarakat dan kehidupan politik pemerintahan.

s. Adanya kebebasan kebijaksanaan negara

Untuk kebijaksanaan negara hendaknya dibuat oleh badan perwakilan politik 

(seperti parlemen tanpa paksaan dari pihak manapun), baik grup penekan

(pressure group) maupun salah satu partai yang berkuasa.

t. Adanya pemerintahan yang mengutamakan musyawarah

Untuk musyawarah, kerakyatan hendaknya dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan (parlemen).

2.2 MASYARAKAT MADANI

Masyarakat madani merupakan suatu kondisi masyarakat beradab ( civility).

Istilah civil society pertama kali digunakan oleh filsuf dari Skotlandia bernama

Adam Ferguson untuk menunjukkan masyarakat kota yang sudah tersentuh

peradaban maju, yaitu suatu masyarakat yang beradab yang membedakan dengan

masyarakat pedalaman yang belum tersentuh kemajuan. Dalam perkembangan

lebih lanjut, civil society diterjemahkan dengan sebuah masyarakat yang terdiri

atas lembaga-lembaga otonom yang mengimbangi kekuasaan negara.

Masyarakat madani identik dengan masyarakat demokrasi. Masyarakat

madani merupakan salah satu pilar bagi terselenggaranya tata pemerintahan yang

demokratis. Dengan demikian, pada akhirnya akan mampu berfungsi sebagai

(8)

 CIRI-CIRI MASYARAKAT MADANI

Menurut Seligman dalam bukunya The Idea yang dikutip dari pendapat Dahl

dan Arend Lijphant, ada delapan karakteristik dalam masyarakat madani atau

masyarakat demokrasi sebagai berikut.

a. The freedom to form and joint organization (kebebasan untuk membentuk dan

bergabung ke dalam organisasi).

b. Freedom of expression (kebebasan berpendapat).

c. The right to vote (hak untuk memilih).

d.  Eligibility for public office (memenuhi syarat untuk menduduki jabatan

politik).

e. The right of political leader to compete for support and votes (hak bagi

pemimpin politik untuk kompetisi memperoleh dukungan dan suara).

f.  Alternative sources of information (what we would call a free press) atau

(tersedia) sumber informasi alternatif, (yakni) apa yang kita sebut dengan

kebebasan pers.

g. Free and fair elections (pemilihan bebas dan adil).

h.  Institutions for making government policies depend on votes and other 

expressions of preference (institusi-institusi untuk membuat kebijakan

pemerintah bergantung pada suara (pemilih) dan ungkapan pilihan yang lain).

 PERWUJUDAN MASYARAKAT MADANI

Sebagai perwujudan masyarakat madani, menurut Brian O’Cornell lebih

menekankan pada konsep kewarganegaraan, terutama sekali dalam keseimbangan

(9)

Adapun hak-hak warga negara ada dua belas sebagai berikut.

a.  A democracy where the people are ultimately in charge (suatu demokrasi

dimana orang-orang/masyarakat pada akhirnya berkuasa).

b.  Representative government, strating with one person/one vote (pemerintahan

atas dasar perwakilan yang berangkat dari satu orang atau satu negara).

c. Freedom of religion, speech, and assembly (kebebasan beragama, berbicara,

dan berkumpul).

d.  Respect and protection for most of what we do in our private lives

(penghargaan dan perlindungan terhadap hampir semua dari apa yang kita

lakukan dalam kehidupan pribadi).

e. Protection of our safety and poperty (perlindungan terhadap keamanan dalam

kepemilikan kita).

f. The right of exercise personal initiative to deal with the problems and needs of 

our communities (hak untuk melakukan inisiatif perorangan untuk 

menyelesaikan problem-problem dan keperluan masyarakat kita).

g. The right of association (hak untuk berorganisasi atau berkumpul).

h.  A system of justice beginning with due process and presumption of innocence

(sistem peradilan yang dimulai dengan proses sebagaimana mestinya dan

praduga tidak bersalah).

i. Free press (kebebasan pers).

 j. Universal public and education (pendidikan publik yang universal).

k. Free enterprise (keberanian berusaha yang bebas).

l. Social security and other public support programs (kesejahteraan sosial dan

(10)

Selain itu, ada pula kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan. Kewajiban

yang dimaksud sebagai berikut.

a. Patisipasi di dalam pemerintahan, dimulai dengan penyadaran bahwa warga

negara merupakan bagian penting dari sebuah pemerintahan dan bahwa

demokrasi yang berarti kebebasan kita akan rusak, kecuali jika kita dapat

memakai (sistem) pemungutan suara, berbicara dengan bebas, dan mengambil

bagian dalam proses dan struktur pemerintahan.

b. Pelayanan personal kepada masyarakat melalui tindakan keramahtamahan dan

perasaan kasihan kita, dan melalui pembangunan struktur informal dan

 jaringan yang memperkuat masyarakat dan demokrasi.

c. Partisipasi dan dukungan pada alasan pilihan kita yang membantu untuk 

memelihara dan membangun tradisi keramahtamahan kita yang terorganisir

dan inisiatif perorangan (privat) untuk barang-barang milik publik.

d. Kesopanan dalam berhubungan dengan orang lain termasuk kepada mereka

yang tidak kita kenal.

e. Kewaspadaan dalam berhubungan dengan orang lain termasuk kepada mereka

yang tidak kita kenal.

f. Taat kepada hukum.

g. Membayar pajak.

(11)

 MASYARAKAT MADANI INDONESIA

Masyarakat madani Indonesia, pada umumnya cenderung berasumsi berada

dalam posisi yang lemah, terutama ketika berhadapan dengan negara. Beberapa

kendala yang dihadapi bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut:

a. Belum tertanamnya jiwa kemandirian bangsa Indonesia

b. Kurangnya kesadaran pada hukum yang berlaku.

c. Masih rendahnya tingkat kesukarelaan dan keswasembadaan pada setiap

warga negara.

d. Masih kurangnya perangkat hukum.

e. Masih rendahnya sumber daya manusia bila dibandingkan dengan negara lain.

Oleh karena itu, diperlukan usaha-usaha penguatan atau pemberdayaan

masyarakat madani sebagai berikut.

a. Dua level masyarakat madani

Kedua level ini menentukan kuat tidaknya posisi dan peran masyarakat

madani.

1) Pada level individual

Di sini, ada keterlibatan, keikutsertaan, dan kesadaran individual dalam

proses politik yang lebih dalam. Hal ini menjadi ukuran dari kuat tidaknya

masyarakat madani ketika berhadapan dengan negara.

2) Pada level kelompok 

Di sini, terdapat kemadirian, keberdayaan, dan aktivitas sebagai penyalur

(12)

b. Partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan: tahu, tetapi kurang peduli

Partisipasi kegiatan masyarakat lebih bersifat kognitif, artinya hanya sebatas

pengetahuan saja, sedangkan secara efektif artinya aktivitas individu dilihat dari

keterlibatan dalam kegiatan, seperti kehadiran, keaktifan dalam rapat, peran serta,

dan sumbangan dalam berbagai kegiatan masih rendah.

c. Partisipasi politik warga

Perhatian terhadap proses politik di tingkat nasional jauh lebih penting

daripada perhatian mereka terhadap proses yang sama di tingkat provinsi atau

kabupaten (kota).

d. Kemandirian, aktivitas, dan respons LSM

Pada umumnya, LSM tidak memiliki kantor dan dana yang diperlukan hanya

mendapat bantuan luar.

e. Profesionalisme, aktivitas, dan respons media massa

Media komunikasi menjadi salah satu indikator kemandirian masyarakat

madani. Media massa di Indonesia masih kesulitan dalam mengungkapkan

informasi, seperti kasus-kasus KKN, politik uang ( money politics), dan

penyalahgunaan wewenang anggota DPRD, penegakan hukum, dan

(13)

2.3 PENERAPAN

PRINSIP

DEMOKRASI

DALAM

BERBAGAI BIDANG

1. Bidang Ekonomi

Penerapan prinsip-prinsip ekonomi terdapat dalam UUD 1945 pasal 33

sebagai berikut:

Ayat (1): Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas

kekeluargaan.

Ayat (2): Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat

hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

Ayat (3) : Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai

oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Ayat (4) : Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi

ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,

kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan

ekonomi nasional.

Disamping itu penerapan demokrasi dalam bidang ekonomi juga dapat dilihat

dari penyelenggaraan koperasi yang prinsip-prinsipnya termuat dalam pasal 5

Undang-Undang No.25 Tahun 1992, yaitu sebagai berikut :

1. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

2. pengelolaan dilakukan secara demokratis

3. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding

dengan besarnya jasa usaha masing-masing

4. pemberian balas jasa terbatas terhadap modal

(14)

2. Bidang Sosial dan Budaya

Demokrasi Pancasila menjamin adanya fasilitas dari pihak pemerintah agar

keunikan dan kemajemukan budaya Indonesia dapat tetap dipertahankan dan

ditumbuhkembangkan sehingga kekayaan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya

dapat terpelihara dengan baik. Terdapat penolakan terhadap uniformitas budaya

dan pemerintah menciptakan peluang bagi berkembangnya budaya lokal sehingga

identitas suatu komunitas mendapat pengakuan dan penghargaan.

Penerapan demokrasi dalam bidang sosial juga dapat dilihat dari pelaksanaan

pendidikan sebagaimana yang terdapat dalam Undang- Undang No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai berikut :

1) Pasal 3 menyatakan : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk 

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

 bertanggung jawab”.

2) Pasal 4 ayat (1) menyatakan : ”Pendidikan diselenggarakan secara demokratis

dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi

manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”.

3) Pasal 5 menyatakan tentang jaminan hak untuk memperoleh pendidikan bagi

semua warga negara, tanpa kecuali.

Ayat (1) : Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh

(15)

Ayat (2) : Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,

intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.

Ayat (3) : Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat

adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.

Ayat (4) : Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.

Ayat (5) : Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan

pendidikan sepanjang hayat.

4) Pasal 8 menyatakan: Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan.

5) Pasal 54 ayat (1) menyatakan : Peran serta masyarakat dalam pendidikan

meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi,

pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan

pengendalian mutu pelayanan pendidikan.

6) Pasal 55 ayat (1) menyatakan : Masyarakat berhak menyelenggarakan

pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan formal dan nonformal sesuai

dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, dan budaya untuk kepentingan

masyarakat.

Dalam bidang kesehatan, demokrasi juga ditunjukkan dengan adanya

kewajiban pemerintah untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak 

(16)

1) Pasal 28H ayat (1): Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,

bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta

berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

2) Pasal 28H ayat (3): Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang

memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang

bermartabat.

3) Pasal 34 ayat (2): Negara mengembangkan sistim jaminan sosial bagi seluruah

rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai

dengan martabat kemanusiaan; dan ayat (3): Negara bertanggungjawab atas

penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang

layak.

Kemudian dalam regulasi yang mengatur implementasi amanat konstitusi

tersebut, salah satunya yakni UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, yang

menegaskan bahwa:

1) Pasal 4: Setiap orang berhak atas kesehatan.

2) Pasal 5 ayat (1): Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh

akses atas sumber daya di bidang kesehatan. Ayat (2): Setiap orang

mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,

dan terjangkau. Ayat (3): Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung

 jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.

3) Pasal 6: Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi

(17)

4) Pasal 14 ayat (1): Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur,

menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya

kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat. Ayat (2): Tanggung

 jawab Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikhususkan pada

pelayanan publik.

5) Pasal 15: Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan lingkungan,

tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi masyarakat untuk 

mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

6) Pasal 16: Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di

bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk 

memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

7) Pasal 17: Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap

informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan

memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

8) Pasal 18: Pemerintah bertanggung jawab memberdayakan dan mendorong

peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.

9) Pasal 19: Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk 

upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau.

10) Pasal 20 ayat (1): Pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan

kesehatan masyarakat melalui sistem jaminan sosial nasional bagi upaya

kesehatan perorang. Ayat (2): Pelaksanaan sistem jaminan sosial sebagaimana

dimaksud pada ayat(1) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan

(18)

3) Bidang Politik

Penerapan prinsip demokrasi dalam bidang politik dilihat dari penerapan

konsep Trias Politica menurut Montesquieu, yang mana sistem pemerintahan

dipisahkan menjadi tiga kekuasaan lembaga yaitu sebagai berikut.

1) Kekuasaan Legislatif yaitu kekuasaan membuat undang-undang, yang terdiri

dari Presiden beserta para menteri.

2) Kekuasaan Eksekutif yaitu kekuasaan melaksanakan undang-undang, terdiri

atas Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat

(DPR).

3) Kekuasaan Yudikatif yaitu kekuasaan untuk mengawasi pelaksanaan

undang-undang oleh badan peradilan, antara lain terdiri atas Mahkamah Agung (MA)

dan Mahkamah Konstitusi (MK).

Ketiga kekuasaan ini saling melakukan check and balance dan dapat

mempengaruhi satu sama lain. Contohnya adalah presiden yang dapat

memberikan grasi, amnesti, dan abolisi, yang sebenarnya termasuk dalam

kekuasaan yudikatif.

Selain itu prinsip demokrasi juga ditunjukkan dengan adanya kebebasan

membentuk partai politik untuk menyampaikan aspirasi atau pendapat rakyat

Pembentukan partai politik ini dilandasi oleh Undang-undang No. 2 Tahun 2011

tentang Partai Politik. Terhitung sejak pemilu 2009 lalu hingga sekarang ada lebih

dari empat puluh partai politik yang terverifikasi dan siap mengikuti pemilu 2014

(19)

2.4 PENERAPAN

PRINSIP

DEMOKRASI

DALAM

KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Dalam rangka mengoptimalkan perilaku budaya demokrasi maka sebagai

generasi penerus yang akan mempertahankan negara demokrasi, perlu

mendemonstrasikan bagaimana peran serta kita dalam pelaksanaan pesta

demokrasi. Prinsip-prinsip yang patut kita demonstrasikan dalam kehidupan

berdemokrasi, antara lain sebagai berikut.

1) Membiasakan untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang

berlaku.

2) Membiasakan bertindak secara demokratis bukan otokrasi atau tirani.

3) Membiasakan untuk menyelesaikan persoalan dengan musyawarah.

4) Membiasakan mengadakan perubahan secara damai tidak dengan kekerasan

atau anarkis.

5) Membiasakan untuk memilih pemimpin melalui cara-cara yang demokratis.

6) Selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur dalam musyawarah.

7) Selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah baik kepada

Tuhan, masyarakat, bangsa, dan negara.

8) Menggunakan kebebasan dengan penuh tanggung jawab.

(20)

PERILAKU BUDAYA DEMOKRASI DALAM BERBAGAI

LINGKUNGAN KEHIDUPAN

1. Lingkungan Keluarga

Tiga unsur abadi dalam keluarga, yaitu ayah, ibu, dan anak-anak. Hal ini

merupakan kesatuan terkecil dalam masyarakat. Dalam keluarga, terdapat ikatan

perkawinan (bapak dan ibu), ikatan darah (terhadap anak-anak), dan ikatan cinta

kasih antara sesama anggota keluarga. Keluarga merupakan tumpuan harapan bagi

negara, bangsa, dan masyarakat. Keluarga merupakan sumbangan yang sangat

besar bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Prinsip demokrasi yang ditanamkan

dalam keluarga merupakan suatu keharusan dan diharapkan adanya keteladanan

dari ayah, ibu, atau dari anak sulung sebab keteladanan merupakan hal yang

penting untuk menanamkan nilai-nilai luhur termasuk nilai demokrasi. Sebaiknya,

dalam keluarga ditumbuhkan sikap-sikap, antara lain sebagai berikut.

a. Saling membantu dalam menyelesaikan pekerjaan di rumah.

b. Hubungan yang harmonis dalam setiap anggota keluarga, tanpa paksaan, tahu

diri, dan saling menghormati.

c. Apabila terdapat masalah segera diselesaikan dengan musyawarah mufakat

sehingga tidak ada rasa dendam dan bersifat terbuka.

d. Hendaknya ditanamkan rasa rendah hati, saling asuh, asah, dan asih. Tidak 

merasa sombong dalam berteman.

e. Hal-hal yang menyangkut kehidupan masa depan seperti memilih sekolah dan

pekerjaan, memilih jodoh hendaknya dimusyawarahkan dalam keluarga sebab

(21)

2. Lingkungan Sekolah

a. Berusaha selalu berkomunikasi individual.

b. Ikut serta dalam kegiatan politik di sekolah seperti pemilihan ketua OSIS,

ketua kelas, maupun kegiatan yang lain yang relevan.

c. Berani mengajukan petisi (saran/usul).

d. Berani menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding.

e. Selalu mengikuti jenis pertemuan yang diselenggarakan OSIS.

f. Dalam rapat atau diskusi perlu menghargai dan menghormati pendapat,

pikiran, atau gagasan yang disampaikan.

g. Berani mengadakan kegiatan yang merupakan realisasi dari program OSIS

dan sebagainya.

3. Lingkungan Bangsa dan Negara

1) Memilih wakil rakyat yang akan menyampaikan aspirasi seluruh masyarakat

dalam pemilu.

2) Bersama-sama menjaga kedamaian masyarakat.

3) Berusaha mengatasi masalah yang timbul dengan pemikiran yang jernih.

4) Mengikuti kegiatan rembug desa.

5) Mengikuti kegiatan kerja bakti.

6) Menyalurkan aspirasinya melalui wadah organisasi dan perwakilan secara

(22)

2.5 DEMOKRASI

DALAM

KAITANNYA

DENGAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dalam rangka terciptanya masyarakat yang demokratis, tidak terlepas dari

pendidikan kewarganegaraan. Secara konseptual, pendidikan kewarganegaraan

adalah suatu bentuk pendidikan yang memuat unsur-unsur pendidikan demokrasi

yang berlaku universal, di mana prinsip umum demokrasi yang mengandung

pengertian mekanis dilakukan melalui prinsip dari, oleh, dan untuk warga negara

menjadi fondasi dan tujuannya. Dengan adanya pendidikan kewarganegaraan,

diharapkan peserta didik dapat menyadari hak dan kewajiabannya sebagai warga

negara dan mampu menggunakannya secara demokratis dan beradab.

Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta

didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

(penjelasan pasal ayat 1 Undang-undang No.20 Tahun 2003). Dalam konteks

pendidikan nasional, pendidikan kewarganegaraan dijadikan sebagai wadah dan

instrument  untuk menwujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu perkembangan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung

 jawab.

Tujuan dari pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya adalah bagaimana

menjadikan warga negara yang cerdas dan baik serta mampu mendukung

keberlangsungan bangsa dan negara. Upaya kewarganegaraan individu atau

orang-orang yang hidup dalam suatu negara merupakan tugas pokok negara.

Konsep warga negara yang cerdas dan baik tentunya tergantung dari pandangan

(23)

kewarganegaraan tidak lepas dari realitas empiris bangsa indonesia saat ini yang

masih awam tentang demokrasi. Dengan kata lain, pendidikan kewarganegaraan

(civic education) adalah suatu program pendidikan yang berusaha

menggabungkan unsur-unsur substantif dari komponen civic education diatas

melalui model pembelajaran yang demokratis, interaktif, dan humanis dalam

lingkungan yang demokratis. Unsur-unsur substantif  civic education tersebut

terangkum dalam tiga komponen inti yang saling terkait dalam pendidikan

kewarganegaraan yaitu: demokrasi, HAM, dan masyarakat madani. Dengan kata

lain, pendidikan kewarganegaraan (civic education) adalah suatu program

pendidikan yang berusaha menggabungkan unsur-unsur substantif dari komponen

civic education diatas melalui model pembelajaran yang demokratis, interaktif,

dan humanis dalam lingkungan yang demokratis. Pendidikan kewarganegaraan

mengembangkan paradigma demokratis yakni orientasi yang menekankan pada

upaya penberdayaan mahasiswa sebagai warga negara Indonesia secara

demokratis. Paradigma demokratis dalam pendidikan menempatkan peserta didik 

sebagai subyek aktif, pendidik sebagai mitra peserta didik dalam proses

pembelajaran, sedangkan tujuan dari paradigma demokrasi ini adalah sebagai

upaya pembelajaran yang diarahkan agar peserta didik tidak hanya mengetahui

sesuatu melainkan dapat belajar untuk menjadi manusia yang bertanggung jawab

sebagai individu dan makhluk sosial serta belajar untuk melakukan sesuatu yang

(24)

III. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang mana kekuasaan

tertinggi yang berada di tangan rakyat, dan nantinya kekuasaan itu untuk 

mengatur kehidupan rakyat kembali. Prinsip-prinsip demokrasi antara lain:

pembagian kekuasaan, pemilihan umum yang bebas, kebebasan individu,

peradilan yang bebas, pemerintahan yang berdasarkan hukum, pers yang bebas,

adanya partai politik, adanya pengawasan terhadap administrasi negara,

perlindungan hak asasi manusia, dan adanya pemerintahan yang mengutamakan

musyawarah.

Masyarakat madani merupakan suatu kondisi masyarakat yang beradab.

Masyarakat madani ialah masyarakat demokrasi, yang ditandai dengan adanya

kebebasan berorganisasi, kebebasan berpendapat, hak memilih, dan adanya

kebebasan pers. Perwujudan masyarakat madani ialah dengan menyeimbangkan

antara hak dan kewajiban sebagai warga negara. Di Indonesia, masyarakat madani

cenderung lemah jika berhadapan dengan negara dan partisipasi politik warga

negara yang masih rendah.

Pendidikan kewarganegaraan diperlukan agar tercapai demokratisasi

masyarakat dalam berbagai bidang ekonomi, sosial dan budaya, serta politik;

(25)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

 Susanti, Sida dan Samsudin. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI Semester 

 I. Surakarta: Pustaka Manggala.

 Budiardjo, Miriam. 2008.  Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

WEBSITE

 http://mklh11demokrasi.blogspot.com/2009/05/prinsip-prinsip demokrasi.html

(diakses pada 13 April 2012 pukul 11.12 WITA)

http://www.gudangmateri.com/2009/02/pentingnya-kehidupan-demokrasi-dalam.html (diakses pada 13 April 2012 pukul 12.24 WITA)

 http://ekowinarto.files.wordpress.com/2009/03/bab-43.pdf  (diunduh pada 13

April 2012 pukul 13.03 WITA)

http://asefts63.wordpress.com/materi-pelajaran/pkn-kls-8/pelaksanaan-demokrasi-dalam-berbagai-aspek-kehidupan/  (diakses pada 15 April 2012 pukul 13.34 WITA)

 http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=3569&coid=3&caid=22&gi

d=2 (diakses pada 15 April 2012 pukul 10.23 WITA)

http://yastory.blogspot.com/2012/03/urgensi-pendidikan-kewarganegaraan-bagi.html (diakses pada 15 April 2012 pukul 10.24 WITA)

(26)

MAKALAH

(untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan)

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI DALAM

KEHIDUPAN BERBANGSAN DAN BERNEGARA DALAM

KAITANNYA DENGAN PKN

KELOMPOK 5

RIO PRATAMA (D1A110075)

M. NAZAMUDDIN SHAUFIE HAMDIE (D1A110079) MEGA PARDOSI (D1A110081)

NOOR EVA NATYA (DIA110082) TIA ANNA WIDATI (D1A110085) RIANITA GANDASARI (D1A110087)

SISKA ANGGRIANI (D1A110088) RONA SAPARINA (D1A110091)

ULTAMI (D1A110093)

ERLANGGA ARDI PAMUNGKAS (D1A110203)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2011/2012

Referensi

Dokumen terkait

Program Bidang Energi dan Sumber

Strategi keibubapaan tradisi atau dunia nyata amat sesuai untuk diamalkan dalam keibubapaan siber, di mana ibu bapa melindungi anak-anak kecil dengan mengawasi mereka secara

Dikatakan bahwa Dewan Pengatur memperkirakan suku bunga ECB tetap berada pada tingkat sekarang pada jangka waktu yang lama, dan melewati cakrawala pembelian aset

Upaya untuk meningkatkan mutu dange agar lebih seragam dan higenis, serta mengurangi biaya yang diperlukan pada proses pemanggangan, maka perlu dilakukan penelitian

Pengurus organisasi pemuda Vihara Sila Paramita memiliki motivasi yang berbeda untuk menjadi pengurus. Motivasi yang dimiliki oleh pengurus akan berpengaruh terhadap

Berdasarkan Review yang telah dilakukan, keempat jurnal penelitian ini memiliki hasil yang dicari, yaitu sesuai dengan tujuan umum dan khusus dari peneliti, tujuan umum yaitu

Di era sekarang ini dan sebuah keamanan menjadi perhatian utama bagi teknologi elektronik (Niranjanamurthy and Chahar 2013) agar tetap aman seiring meningkatnya

a) Market Order yaitu amanat yang dilaksanakan pada harga sedia beli (bid) dan harga sedia jual (offer) saat itu. b) Stop Loss Order yaitu amanat untuk menutup posisi