• Tidak ada hasil yang ditemukan

Otitis Eksterna Dan Obesitas Dengan Perilaku Kuratif Serta Diet Tinggi Lipid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Otitis Eksterna Dan Obesitas Dengan Perilaku Kuratif Serta Diet Tinggi Lipid"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

OTITIS EKSTERNA DAN OBESITAS DENGAN PERILAKU KURATIF SERTA DIET TINGGI LIPID

Fitriana PO1)

1)

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Abstrak

Latar Belakang.Obesitas sering didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan dalam jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan.Perilaku sedentarian adalah perilaku dengan aktifitas fisik yang ringan.Kasus.Pasien laki-laki, 45 tahun datang dengan keluhan telinga kiri terasa penuh + selama 2 hari dan pendengaran dirasa berkurang Pasien dalam kesehariannya memiliki aktivitas sedentarian. Pasien diberikan terapi medikamentosa berupa karbol gliserin dan non medikmentosa berupa pengaturan pola makan. Simpulan.Diagnosis holistik pada kasus ini otitis eksterna dan obesitas dengan perilaku kuratif serta diet tinggi lipid: Pekerja tunggal sekaligus pemilik warnet dengan aktivitas sedentarian.Penyelesaian masalah pada kasus ini dengan melakukan intervensi terhadap pasien tidak hanya memandang dalam hal klinis, tetapi juga dalam segala aspek mengenai pola hidup.

[Medula Unila.2013;1(3):35-41]

Kata kunci:aktivitas fisik, aktivitas sedentarian, diet, obesitas

OTITIS EXTERNA AND OBESITY WITH CURRATIVE BEHAVIOR AND HIGH LIPID DIET

Fitriana PO1)

1)

Medical student of Lampung University

Abstract

Background. Obesity is defined as a situation in which an abnormal accumulation of fat in adipose tissue or excessive so as to interfere with health. Sedentary behaviour is behaviour with light physical activity. Case .Male, 45 years old, complaint about his left ear for abaout 2 days and felt diminished hearing. Patient is a sedentary activity in his daily.Patient was given medical treatment in the form of glycerine and carbolic non medikmentosaa dietary adjustments. Summary. Holistic diagnosis in cases of otitis externa and curative behaviours and obesity with high dietary lipids: a single worker and owner of the cafe with sedentaryactivity. Settlement of the problem in this case intervention for patients not only in terms of the clinical look, but also in all aspects of lifestyle. [Medula Unila.2013;1(3):35-41]

(2)

Pendahuluan

Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan dalam jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2006).Obesitas bisa terjadi jika kalori makanan yang dikonsumsi oleh seseorang tidak dicerna secara sempurna oleh tubuhnya sehingga diubah menjadi lemak.Berbagai hal yang bisa menyebabkan obesitas diantaranya adalah pola hidup tidak sehat, konsumsi makanan yang sulit dicerna dan sebagainya.Faktor sosial budayapun berperan penting pada terjadinya obesitas (Sihombing & Marice, 2010).

Menurut Depkes tahun 2001, melaporkan bahwa pada kelompok umur 40-49 tahun yang mengalami overweight dan obesitas pada laki-laki berturut-turut adalah 24,4% dan 23% (Sihombing & Marice, 2010).

FAO/WHO/UNU (2001) menyatakan bahwa kategori tingkat aktivitas fisik mengarah kepada jenis pekerjaan. Orang-orang yang termasuk dalam kategori tingkat aktifitas fisik ringan (sedentary lifestyle) adalah orang-orang yang tidak banyak melakukan kegiatan fisik, tidak banyak berjalan kaki dalam jarak jauh, menggunakan alat transportasi, tidak latihan atau berolahraga secara teratur dan lebih banyak menghabiskan kegiatan dalam posisi duduk diam dan berdiri dengan sedikit bergerak misalnya staf dan karyawan kantor (Ananta, 2012).

Kasus

Pasien laki-laki, 45 tahun pada tanggal 3 Juli 2013 datang dengan keluhan telinga kiri terasa penuh + selama 2 hari dan pendengaran dirasa berkurang. Pasien mengeluhkan telinga kiri terasa penuh dan pendengaran yang berkurang sudah dirasa hilang timbul sejak + 6 bulan terakhir.Keluhan ini biasanya dirasakan saat bangun tidur pagi hari.Keluhan biasanya hanya berlangsung 2-3 jam lalu menghilang.Pasien tidak pernah mencari pengobatan untuk keluhan ini karena dirasa belum mengganggu keseharian. Pasien hanya mencoba untuk membersihkan telinga sendiri dan telinga tidak terkena air.

Keluhan telinga kiri terasa penuh dan pendengaran yang berkurang sudah dirasakan sejak + 6 bulan terakhir.Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan

(3)

83 kg, tinggi badan 170 cm, lingkar perut 142 cm. Tekanan darah 150/90 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, frekuensi napas 20x/menit, suhu 36,80C. Mata tampak konjungtiva tidak pucat, sklera anikterik.Hidung dalam batas normal.Pada mulut tampak oral hygiene baik.Tenggorokan, leher, paru, jantung serta abdomen dalam batas normal. Gula darah sewaktu: 134 mg/dl.

Status lokalis regio aurikuladidapatkan daerah aurikula, preaurikula, retroaurikula telinga kiri dan kanan dalam batas normal. Pada daerah meatus akustikus telinga kanan dan kiri tampak hiperemi dengan serumen hitam padat. Kedua membran timpani tidak dapat terlihat karena tertutup oleh serumen hitam padat. Pemeriksaan palpasi tidak didapatkan nyeri pada pergerakan aurikula maupun nyeri tekan tragus pada kedua telinga.

Dari hasil kunjungan rumah didapatkan rumah berukuran 6x22 m2, terdiri dari dua lantai. Terdapat 3 orang yang tinggal dalam satu rumah, rumah berada di daerah padat penduduk.Penerangan dalam rumah menggunakan listrik, ventilasi baik.

Sumber air minum berasal dari PAM (Perusahaan Air Minum), terdapat 3 kamar mandi dan 3 jamban, limbah dialirkan ke got, lantai kamar mandi bersih, jamban tipe jongkok. Kondisi rumah secar keseluruhan kurang bersih, karena pada lantai dua terdapat beberapa titik genangan air.

Faktor-faktor yang ada pada pasien iniberupa faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal yaitu sudah mulai untuk mengubah perilaku diet (tinggi lipid) namun masih belum dapat mempertahankan, genetik, perilaku sedentari. Faktor eksternal yaitu budaya makan dan perilaku tidak preventif.

Pembahasan

Obesitas adalah suatu gejala dimana tubuh penderitanya mempunyai berat melebihi berat badan ideal.Berat badan ideal ditentukan oleh perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT) yang telah memiliki standar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (Sugondo, 2006).

Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang dikeluarkan sehingga terjadilah kelebihan energi yang

(4)

selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak.Sebagian besar obesitas terjadi akibat makan yang berlebihan, pola makan tidak teratur, sering ngemil atau makan camilan, sementara aktivitas kurang (Sihombing & Marice, 2010).

Faktor internal yang tidak dapat dimodifikasi pada kejadian obesitas adalah faktor genetik.Parenteral fatness merupakan faktor genetik yang berperan besar, bila kedua orang tua obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas, bila salah satu orang tua obesitas, kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas, prevalensi menjadi 14% (Sihombing & Marice, 2010).

Faktor lain yang dapat menyebabkan obesitas, yaitu perilaku sedentarian, kurangnya aktivitas fisik yang dikerjakan tiap harinya. Aktivitas fisik merupakan salah satu bentuk penggunaan energi dalam tubuh, disamping metabolisme basal. Aktivitas fisik merupakan komponen utama dari energy expenditure, yaitu sekitar 20-50% dari total energi expenditure(Sihombing & Marice, 2010).

Penelitian di negara maju mendapatkan hubungan antara aktvitas fisik yang rendah dengan kejadian obesitas.Individu dengan aktivitas fisik yang rendah mempunyai risiko peningkatan berat badan sebesar 5 kg (Sihombing & Marice, 2010).

Penelitian menunjukkan ada hubungan yang bertolak belakang antara IMT dan aktivitas fisik.Menurun dan rendahnya tingkat aktivitas fisik dipercaya sebagai salah satu hal yang menyebabkan obesitas.Tren kesehatan terkini juga menunjukkan prevalensi obesitas meningkat bersamaan dengan meningkatnyaperilaku sedentariandan berkurangnya aktivitas fisik (Sihombing & Marice, 2010).

Sedentary activity yang menetap berkaitan dengan tinggiIndeks Massa

Tubuh (IMT) dan lingkar pinggang yang besarpada kedua jenis kelamin. Obesitas diperantarai oleh sedentaryactivity dan gaya hidup buruk lainnya, seperti pola diet yang tidak bijaksana (Goodpaster etal., 2013).

Diet yang tidak bijaksana juga merupakan faktor lain yang berperan dalam terjadinya obesitas. Orang yang obesitas biasanya lebih banyak mengonsumsi makanan yang berlemak tinggi dibandingkan orang yang berat tubuhnya normal.Hal ini membuktikan bahwa asupan lemak yang lebih tinggi, bukan

(5)

pangan yang kaya karbohidrat, erat kaitannya dengan kegemukan dan obesitas. Bertambahnya berat tubuh seseorang akibat mengkonsumsi makanan tertentu sebenarnya tergantung pada banyaknya pangan tersebut menyumbang asupan energi total dan banyaknya yang terbakar (Rimbawan & Albiner, 2004).

Perilaku konsumsi makanan yang berlebihan terutama yang mengandung lemak akan menyebabkan jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh tidak seimbang dengan kebutuhan energi. Kelebihan energi ini di dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk jaringan lemak yang lama kelamaan akan mengakibatkan obesitas (Rimbawan & Albiner, 2004).

Perilaku diet yang tidak bijaksana seperti diet tinggi lemak pada kasus ini merupakan suatu perilaku yang sudah ada sejak dahulu. Perilaku ini merupakan perilaku yang dipengaruhi oleh kultur daerah asalnya, Sumatera Utara.

Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Proses penerusan kebudayaan dari generasi yang satu ke generasi berikutnya selama hidup seseorang diperoleh dari lingkungan keluarga.Adakalanya adat dan kebiasaan begitu kuatnya sehingga sulit untuk diubah (Waluya, 2004).

Penatalaksanaan pada obesitas didasarkan pada intervensi dan perawatan klinis yang berbasis bukti.Pengobatan obesitas harus fokus pada tujuan yang realistis (Heinonen etal., 2013).

Obesitas bisa dicegah dengan metode pembatasan asupan makanan yang disebut dengan diet.Intervensi gaya hidup yang melibatkandiet dikombinasikan dengan aktivitas fisik dapat mengakibatkanpenurunan berat badan yang signifikan dan menguntungkan (Tremblay etal., 2010).

Dalam penatalaksanaannyaprovider perlu memperhatikan segala hal, tidak hanya tanda dan gejala klinis namun juga pola hidupnya. Pembinaan keluarga yang dilakukan pada kasus ini erat hubungannya dengan gaya hidup kedepannya, termasuk aktivitas fisik dan menu diet keluarga.

Simpulan,telah ditegakkan diagnosis holistik pada kasus ini, yaituotitis eksterna dan obesitas dengan perilaku kuratif serta diet tinggi lipid: Pekerja tunggal sekaligus pemilik warnet dengan aktivitas sedentarian.Penyelesaian

(6)

masalah pada kasus inidengan melakukan intervensi terhadap pasien tidak hanya memandang dalam hal klinis, tetapi juga dalam segala aspek mengenai pola hidup.Hal yang diberikan berupa informasi lengkap mengenai managemen merawat telinga di rumah.Food recall dalam sehari memakan karbohidrat, protein, sayur, dan mineral yang baik.Penyelesaian kasus ini membutuhkan waktu yang lama, provider harus dapat bekerjasama dengan pasien dan keluarga pasien.Peran keluarga, terutama istri pasien sangat penting karena berhubungan dengan menu diet keluarga.Dibutuhkan kerjasama yang baik antara provider kesehatan dengan keluarga agar masalah telinga pasien dapat terselesaikan dengan tuntas. Dalam melakukan intervensi terhadap pasien diperlukan pemeriksaan dan penanganan yang holistik, komperhensif dan berkesinambungan. Lingkungan rumah mempengaruhi timbulnya suatu penyakit dan sembuhnya suatu penyakit.

Daftar Pustaka

Ananta, Widya. 2012. Analisis Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik Terhadap Tekanan Darah dan Kolesterol. Bogor: IPB.

Darmastomo, Punto. 2009. Hubungan Antara Persentase Lemak Tubuh, Lingkar Pinggang, Kolesterol Total Darah, Dan Trigliserida Darah Dengan Tekanan Darah (Studi Pada Pegawai Negeri Sipil SMA 8 Semarang). (Tesis). Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Goodpaster BH, Delany JP, Otto AD, Kuller L, Vockley J, South-Paul JE, Thomas SB, Brown J, McTigue K, Hames KC, Lang W, Jakicic JM. 2010. Effects of Diet and Physical Activity Interventions onWeight Loss andCardiometabolic Risk Factors in Severely Obese Adults. American Medical Assosiation. JAMA. 304(16):1795-1802.

Heinonen, Helajärvi,Pahkala, O J Heinonen,M Hirvensalo,K Pälve,T Tammelin, X Yang,M Juonala,V Mikkilä,M Kähönen,T Lehtimäki,J Viikari,O T Raitakari. 2013. Sedentary behaviours and obesity in adults: the Cardiovascular Risk in Young Finns Study. BMJ Open. 3(10):1-12.

Sihombing, Marice. 2010. Hubungan Perilaku Merokok,Konsumsi Makanan/Minuman, dan Aktivitas Fisik dengan Penyakit Hipertensi pada Responden Obes Usia Dewasa di Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia. 60(9)

Sugondo S. 2006.Obesitas.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed.4. Jakarta: Interna Publishing.

(7)

Rimbawan dan Albiner Siagian. 2004. Indeks Glikemik Pangan. Bogor : Penebar Swadaya.

Tremblay MS, Colley RC, Saunders TJ, Healy GN, Owen N. 2010. Physiological and health implications of a sedentary lifestyle.NRC Research Press.Appl Physiol Nutr Metab.35(6):725-40

Waluya, Bagja. 2004. Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat.Jakarta:PT.Grafindo Media Pratama.

Goodpaster BH, Delany JP, Otto AD, Kuller L, Vockley J, South-Paul JE, Thomas SB, Brown J, McTigue K, Hames KC, Lang W, Jakicic JM. Tremblay MS, Colley RC, Saunders TJ, Healy GN, Owen N. .Appl Physiol Nutr Metab.

Referensi

Dokumen terkait

Secara kultural adalah tali yang digunakan untuk menurunkan madu dari atas pohon ke bawah dengan cara mengulurnya secara perlahan merupakan simbol suatu benda yang

Sedangkan untuk studi kasus industrialisasi dengan nuklir (Gambar 6.b), pada awalnya PLTU Batubara mendominasi energi yang dibangkitkan. Akan tetapi, dominasi

a) Menjadikan Taman Buaya Indonesia Jaya sebagai salah satu objek pariwisata edukasi Kabupaten Bekasi yang ber-skala internasional. b) Mendapatkan sebuah konsep perencanaan dan

Konsentrasi hambatan minimal dari zink sulfat dibaca dan dicatat sebagai konsentrasi terendah dari zink sulfat yang menyebabkan hambatan lengkap terhadap biakan pada lempeng agar

Metode Harga Penjualan Kembali (Resale Price Method/RPM) adalah metode Penentuan Harga Transfer yang dilakukan dengan membandingkan harga dalam transaksi suatu produk yang

Jasa Raharja (Persero) Perwakilan Jember, sebaiknya meningkatkan kerjasama dengan instansi lain seperti Kepolisian lalu- Lintas, Dinas Lalu-Lintas Angkutan Jalan

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Kabupaten Bogor Tahun 2008 - 2013 VII - 31 dengan urusan tersebut, maka Satuan Kerja Perangkat Daerah yang