• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI NGAWI. Nomor : 590 / 06. / / Kepada : Sifat : Segera Yth. Sdr. 1. Kepala OPD se-kabupaten Ngawi; Perihal :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI NGAWI. Nomor : 590 / 06. / / Kepada : Sifat : Segera Yth. Sdr. 1. Kepala OPD se-kabupaten Ngawi; Perihal :"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI NGAWI

Ngawi, 9 Februari 2021

Nomor : 590 / 06. / 404.011 / Kepada :

Sifat : Segera Yth. Sdr.

Lampiran : - 1. Kepala OPD se-Kabupaten Ngawi;

2. Pimpinan/Manajemen/Pengelola Perusahaan di Kabupaten Ngawi; 3. Pimpinan Instansi Vertikal

di Kabupaten Ngawi;

4. Pimpinan Perguruan Tinggi di Kabupaten Ngawi;

5. Pimpinan BUMN dan BUMD di Kabupaten Ngawi;

6. Pelaku usaha, pengelola,

penyelenggara atau penanggung jawab tempat/kegiatan dan fasilitas umum di Kabupaten Ngawi;

7. Pimpinan Asosiasi Jasa Konstruksi se-Kabupaten Ngawi;

8. Masyarakat Kabupaten Ngawi. Perihal :

S U R A T E D A R A N NOMOR : 065/02.35/404.011/2021

TENTANG

PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT BERBASIS MIKRO

DAN PEMBENTUKAN POSKO PENANGANAN COVID-19

DI TINGKAT DESA DAN KELURAHAN UNTUK PENGENDALIAN PENYEBARAN

COVID-19 DI KABUPATEN NGAWI

Mendasar Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 03 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Pembentukan Posko Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Tingkat Desa dan Kelurahan Untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 dan Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/59/KPTS/013/2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Pembentukan Posko Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Tingkat Desa dan Kelurahan Untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 di Provinsi Jawa Timur, maka perlu disampaikan beberapa hal sebagai berikut :

A. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat berbasis mikro yang selanjutnya

disebut dengan PPKM Mikro sampai dengan tingkat Rukun Tetangga (RT)/Rukun Warga (RW) dan pembentukan Posko Penanganan Covid-19 tingkat desa dan kelurahan untuk seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Ngawi

(2)

B. PPKM Mikro dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria zonasi pengendalian wilayah hingga tingkat RT dengan kriteria sebagai berikut :

1. Zona Hijau dengan kriteria tidak ada kasus Covid-19 di satu RT, maka skenario pengendalian dilakukan dengan surveilans aktif, seluruh suspek di tes dan pemantauan kasus tetap dilakukan secara rutin dan berkala;

2. Zona Kuning dengan kriteria jika terdapat 1 sampai dengan 5 rumah dengan

kasus konfirmasi positif dalam satu RT selama 7 hari terakhir, maka skenario pengendalian adalah menemukan kasus suspek dan pelacakan kontak erat, lalu melakukan isolasi mandiri untuk pasien positif dan kontak erat dengan pengawasan ketat;

3. Zona Oranye dengan kriteria jika terdapat 6 sampai dengan 10 rumah dengan

kasus konfirmasi positif dalam satu RT selama 7 hari terakhir, maka skenario pengendalian adalah menemukan kasus suspek dan pelacakan kontak erat, lalu melakukan isolasi mandiri untuk pasien positif dan kontak erat dengan pengawasan ketat, serta menutup rumah ibadah, tempat bermain anak dan tempat umum lainnya kecuali sektor esensial; dan

4. Zona Merah dengan kriteria jika terdapat lebih dari 10 rumah dengan kasus konfirmasi positif dalam satu RT selama 7 hari terakhir, maka skenario pengendalian adalah pemberlakuan PPKM tingkat RT yang mencakup:

a. menemukan kasus suspek dan pelacakan kontak erat;

b. melakukan isolasi mandiri/terpusat dengan pengawasan ketat;

c. menutup rumah ibadah, tempat bermain anak dan tempat umum lainnya

kecuali sektor esensial;

d. melarang kerumuman lebih dari 3 orang;

e. membatasi keluar masuk wilayah RT maksimal hingga Pukul 20.00; dan

f. meniadakan kegiatan sosial masyarakat di lingkungan RT yang

menimbulkan kerumuman dan berpotensi menimbulkan penularan,

C. Pelaksanaan PPKM Mikro dilakukan melalui koordinasi antara seluruh unsur yang

terlibat, mulai dari Ketua RT/RW, Kepala Desa/Lurah, Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas), Bintara Pembina Desa (Babinsa), Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Pos Pelayanan Keluarga Berencana Kesehatan Terpadu (Posyandu), Dasawisma, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, Penyuluh, Pendamping, Tenaga Kesehatan, dan Karang Taruna serta relawan lainnya.

D. Mekanisme koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan PPKM Mikro

dilakukan dengan membentuk Pos Komando (Posko) tingkat Desa dan Kelurahan. Untuk supervisi dan pelaporan Posko tingkat Desa dan Kelurahan dibentuk Posko Kecamatan.

(3)

E. Posko tingkat Desa dan Kelurahan sebagaimana dimaksud pada huruf D adalah lokasi atau tempat yang menjadi Posko penanganan Covid-19 di tingkat Desa dan Kelurahan yang memiliki empat fungsi, yaitu:

a. pencegahan;

b. penanganan;

c. pembinaan; dan

d. pendukung pelaksanaan penanganan Covid-19 di tingkat Desa dan Kelurahan.

F. Dalam melaksanakan fungsinya, Posko tingkat Desa dan Kelurahan berkoordinasi

dengan Satgas Covid-19 tingkat Kecamatan, Kabupaten, Provinsi, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI), dan disampaikan kepada Satgas Covid-19 Nasional, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri.

G. Pelaksanaan PPKM Mikro dilakukan bersamaan dengan PPKM Kabupaten, yang

terdiri dari:

a. membatasi tempat kerja/perkantoran dengan menerapkan Work From Home

(WFH) sebesar 50% dan Work from Office (WFO) sebesar 50% dengan memberlakukan protokol kesehatan secara lebih ketat;

b. melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring/ online;

c. untuk sektor esensial seperti, kesehatan, bahan pangan, makanan, minuman,

energi, komunikasi dan teknologi informasi, keuangan, perbankan, sistem pembayaran, pasar modal, logistik, perhotelan, konstruksi, industri strategis, pelayanan dasar, utilitas publik, dan industri yang ditetapkan sebagai objek vital nasional dan objek tertentu, kebutuhan sehari-hari yang berkaitan dengan kebutuhan pokok masyarakat tetap dapat beroperasi 100% dengan pengaturan jam operasional, kapasitas, dan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat;

d. melakukan pengaturan pemberlakuan pembatasan :

1. Alun-alun, Trotoar Kartonyono, tempat hiburan dan tempat wisata lainnya ditutup 24 jam;

2. Kegiatan Restoran/Rumah Makan/Warung Makan/PKL dan usaha

sejenisnya untuk makan/minum di tempat dibatasi sebanyak 50% dari

kapasitas tempat, dan untuk layanan makanan melalui

pesan-antar/dibawa pulang tetap diizinkan sampai dengan

pukul 21.00 WIB dengan penerapan protokol kesehatan yang lebih ketat;

3. pembatasan jam operasional untuk Pusat Perbelanjaan/Toko

Modern/Grosir/Toko Kelontong dan usaha sejenisnya sampai dengan pukul 21.00 WIB dengan penerapan protokol kesehatan yang lebih ketat.

e. mengizinkan kegiatan konstruksi beroperasi 100% dengan penerapan

protokol kesehatan yang lebih ketat;

f. mengizinkan tempat ibadah untuk melaksanakan ibadah dengan pengaturan pembatasan kapasitas sebesar 50% dengan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat;

(4)

g. kegiatan fasilitas umum dan kegiatan sosial budaya meliputi acara pernikahan, selamatan/kenduri/bancakan dan sejenisnya yang dapat menimbulkan kerumunan dihentikan sementara; dan

h. dilakukan pengaturan kapasitas dan jam operasional transportasi umum.

H. Selain pengaturan PPKM Mikro, Camat sampai dengan Kepala Desa/Kelurahan

agar lebih mengintensifkan kembali protokol kesehatan (menggunakan masker yang baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer, menjaga jarak, menghindari kerumunan yang berpotensi menimbulkan penularan), serta memperkuat kemampuan tracking, sistem dan manajemen tracing, perbaikan

treatment termasuk meningkatkan fasilitas kesehatan (tempat tidur, ruang Intensive Care Unit (ICU), dan tempat isolasi/karantina) sesuai dengan peraturan yang berlaku.

I. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Ngawi agar berkoordinasi dengan

Kepolisian Resor Ngawi dan Komando Distrik Militer 0805 Ngawi guna meningkatkan pengawasan, operasi yustisi, dan penegakan hukum lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

J. Kebutuhan pembiayaan dalam pelaksanaan Posko tingkat desa dan kelurahan

sebagaimana dimaksud pada huruf D dibebankan pada anggaran masing-masing unsur Pemerintah sesuai dengan pokok kebutuhan sebagai berikut:

a. kebutuhan di tingkat desa dibebankan pada dana desa dan dapat didukung dari sumber pendapatan desa lainnya melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes);

b. kebutuhan di tingkat Kelurahan dibebankan pada Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah (APBD) Kabupaten;

c. kebutuhan terkait Babinsa/Bhabinkamtibmas dibebankan kepada Anggaran

Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Republik Indonesia;

d. kebutuhan terkait penguatan testing, tracing dan treatment dibebankan pada Anggaran Kementerian Kesehatan atau Badan Nasional Penanggulangan Bencana, APBD Provinsi/Kabupaten/Kota; dan

e. kebutuhan terkait dengan bantuan kebutuhan hidup dasar dibebankan pada Anggaran Badan Urusan Logistik (BULOG)/Kementerian BUMN, Kementerian Sosial, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Keuangan serta APBDProvinsi/Kabupaten/Kota.

K. Posko tingkat desa diketuai oleh Kepala Desa yang dalam pelaksanaannya dibantu

oleh Aparat Desa dan Mitra Desa lainnya, sedangkan Posko tingkat kelurahan diketuai oleh Lurah yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh Aparat Kelurahan, dan masing-masing Posko baik Posko tingkat desa maupun Posko tingkat kelurahan dibantu oleh Satlinmas, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan Tokoh Masyarakat.

L. PPKM Mikro mulai berlaku pada tanggal 9 Februari 2021 sampai dengan

(5)

M. Dengan berlakunya Surat Edaran ini, maka Surat Edaran Bupati Ngawi Nomor 065/01.103/404.011/2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19 di Kabupaten Ngawi dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Demikian untuk menjadi perhatian dan atas pelaksanaannya disampaikan terima kasih.

BUPATI NGAWI Selaku KETUA SATGAS

PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 KABUPATEN NGAWI,

Ir. H. BUDI SULISTYONO TEMBUSAN :

Yth. Sdr. 1. Kepala BPBD Kab. Ngawi; 2. Arsip.

Referensi

Dokumen terkait

Menindaklanjuti Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Mengoptimalkan Posko Penanganan

Pola penyebaran karakteristik sedimen di muara sungai Indragiri lebih dominan dipengaruhi oleh kecapatan arus pasang dan kecepatan arus surut, dengan ukuran butir

Menurut Antonius dan Rahmi (2016), kebutuhan tanaman terhadap unsur hara bertambah banyak, dan unsur hara dalam tanah tidak dapat memenuhi semua kebutuhan

bahwa untuk menindaklanjuti Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 09 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan

Menimbang : Bahwa untuk menindaklanjuti Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat Corona

Menimbang : bahwa untuk menindaklanjuti Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 04 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

tempat ibadah (Masjid, Musholla, Gereja, Pura, Vihara, dan Klenteng serta tempat lainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah), dapat mengadakan

d) perusahaan yang termasuk dalam kategori sektor sesuai huruf c) wajib mendapatkan rekomendasi dari kementerian teknis pembina sektornya sebelum dapat memperoleh akses