Pengaruh Kompetensi, Pengetahuan dan Rules Procedures And Policies (RPPs) terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Kasus pada DPRD Provinsi Kalimantan Tengah)
Teks penuh
(2) 41640.pdf. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS TERBUKA. PERNYATAAN. SI TA S. TE. R. BU. KA. TAPM yang berjudul "PENGARUH KOMPETENSI, PENGETAHUAN DAN RULES PROCEDURES AND POLICIES (RPPs) TERHADAP KINERJA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH (Studi Kasus pada DPRD Provinsi Kalimantan Tengah)" adalah hasil karya saya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila di kemudian hari temyata ditemukan adanya penjiplakan (plagiat),maka saya bersedia menerima sanksi akademik.. Palangka Raya, 14 Desember2013 Yang menyatakan,. !~~1:~ t&W ~o ~. ER. TGl. G4C4BABF664023149 DoIAM.IUIU Il,UPHH. ~uhammad Rasidi NIM.018823301. U. N IV. ({<[<b]l. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(3) 41640.pdf ABSTRAK Pengaruh Kompetensi, Pengetahuan dan Rules Procedures And Policies (RPPs) terhadap KineJja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Kasus pada DPRD Provinsi Kalimantan Tengah) Muhammad Rasidi Universitas Terbuka [email protected]. U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. KineJja anggota DPRD dalam pengawasan keuangan daerah sangat penting dan memiliki nilai yang sangat strategis untuk dapat mengontrol kebijakan keuangan daerah secara ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan akuntabel. Permasalahan yang teJjadi dalam pengelolaan keuangan daerah dari sisi legislatif, yaitu masih rendahnya kineJja anggota DPRD dalam keseluruhan proses anggaran, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, pelaporan maupun pengawasan program keJja eksekutif. Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Kompetensi, Pengetahuan dan Rules Procedures and Policies (RPPs) terhadap KineJja Anggota DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. Responden dalam penelitian ini adalah anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 40 orang. Pengujian hipotesis menggunakan multiple regression, yaitu nilai t, nilai statistik F, dan koefisien determinasi (R2). Untuk menganalisis data menggunakan Sofware SPSSjor Window Realesed 17 Programe. Hasil penelitian diperoleh F-hitung (65.890) > F-tabel (2.866) sehingga HI diterima. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi variabel Kompetensi (X I), Pengetahuan (X2) dan RPPs (X3) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kineJja anggota DPRD dalam pengawasan keuangan daerah pada DPRD Provinsi Kalimantan Tengah. Nilai koefisien determinasi (R2) 0,846 atau 84,6%. Artinya variabel Kompetensi, Pengetahuan dan RPPs mempengaruhi sebesar 84,6% terhadap kineJja anggota DPRD dalam pengawasan keuangan daerah pada DPRD Provinsi Kalimantan Tengah sedangkan 15,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar yang dianalisis. Pengujian secara parsial menunjukan komptensi dan pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kineJja dalam pengawasan keuangan daerah. Sedangkan RPPs diperoleh t-hitung (-10.126) < t-tabel (2.028) artinya RPPs berpengaruh negatif dan signifikan (Siq=O.OOO) terhadap kineJja anggota DPRD dalam pengawasan keuangan daerah. Sebagai kesimpulan penelitian membuktikan bahwa kompetensi dan pengetahuan secara baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kinerja anggota DPRD dalam pengawasan keuangan daerah Provinsi Kalimantan Tengah. Sementara variabel Rules Procedures and Policies (RPPs) secara parsial berpengaruh negatifterhadap kinerja anggota DPRD dalam pengawasan keuangan daerah Provinsi Kalimantan Tengah. Kata kunci : kompetensi, pengetahuan, Rules Procedures And Policies (RPPs), kineJja anggota DPRD, pengawasan keuangan daerah.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka ii.
(4) 41640.pdf ABSTRACT. Effect of Competence, Knowledge and Procedures Rules And Policies (RPPS) the performance Legislative Council Members in Regions Financial Supervision (Case Study in Central Kalimantan Provincial Parliament) Muhammad Rasidi The Open University [email protected]. U. N. IV. ER. SI TA S. TE. R. BU. KA. Performance of members of Parliament in the area of financial supervision is very important and has a strategic value to be able to control the region's financial policies are economical, efficient, effective, transparent, and accountable. The problems that occurred in the area of financial management of the legislature, which is still low overall performance of members of parliament in the budget process, both in the planning, implementation, reporting and monitoring of executive work. lbis study aims to test the Influence of Competence, Knowledge and Procedures Rules and Policies (RPPs) on the Performance of the Financial Supervisory Council Member Provincial Central Kalimantan. Respondents in this study are members of the Central Kalimantan Provincial Parliament by 40 people. Hypothesis testing using multiple regression, ie the value of t, the value of the F statistic, and the coefficient of determination (R2). To analyze the data using SPSS for Window Sofware realesed 17 programe. Research results obtained by the F-count ( 65 890) > F-table ( 2866 ) so that HI is accepted. lbis suggests that the competence variable regression model (X I), Knowledge (X2) and RPPs (X3) is a positive and significant effect on the performance of members of Parliament in the area of financial supervision in the Central Kalimantan Provincial Parliament. The coefficient of determination (R2) 0.846 or 84.6%. lbis means that the variable Competence, Knowledge and RPPs influence of 84.6% of the performance of members of Parliament in the area of financial supervision at the Central Kalimantan Provincial Parliament, while 15.4% is influenced by other variables beyond those analyzed. Partial test competency and knowledge show positive and significant impact on the performance in the area of financial control. While RPPs obtained t-count (-10.126)< t-table (2.028) means RPPs negative and significant effect (Siq=O.OOO) on the performance of members of Parliament in the area of financial control. In conclusion, the study proves that the competence and knowledge in both partially and simultaneously affect the performance of members of parliament in the financial control area of Central Kalimantan Province. While variables Rules Procedures and Policies (RPPs) partially negatively affect the performance of members of Parliament in the area of financial control of Central Kalimantan Province. Keywords : competence, knowledge, policies and procedures rules (RPPs), the performance of members of parliament, local financial supervision.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka iii.
(5) 41640.pdf LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM). : PENGARUH KOMPETENSI, PENGETAHUAN DAN RULES PROCEDURES AND POLICIES (RPPs) TERHADAP KINERJA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) DALAM PENGAW ASAN KEUANGAN DAERAH (Studi Kasus pada DPRD Provinsi Kalimantan Tengah). NAMA. : Muhammad Rasidi. NIM. : 018823301. PROGRAM STUD!. : MAGISTER MANAJEMEN (MM). TA S. TE. R. BU. KA. JUDUL TAPM. SI. Pembimbing I. -. IV ER. Dr. LeIo Sintani,. Pembimbing II. D . Tita Rosita, M.Pd IP. 19601003 1986012001. U. N. .M NIP. 19650731 1989032001. Mengetahui, Ketua Bidang Ilmu / Program Magister Manajemen. ~. Maya Maria, S.E., M.M. NIP. 19720501 1999032. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka iv.
(6) 41640.pdf UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN. PENGESAHAN Muhammad Rasidi. NIM. 018823301. PROGRAM STUOI. MAGISTER MANAJEMEN (MM). JUDUL TAPM. PENGARUH KOMPETENSI, PENGETAHUAN DAN RULES PROCEDURES AND POLICIES (RPPs) TERHADAP KINERJA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH (Studi Kasus pada DPRD Provinsi Kalimantan Tengah). TE R. BU. KA. NAMA. S. Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program Magister (TAPM) Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Terbuka pada:. TA. Hari I Tanggal Waktu. SI. Sabtul 14 Desember 2013 Puku117.00 WIB. Panitia Penguji T APM. N. IV. ER. Dan telah dinyatakan LULUS I TIQAK UJIoUS. U. Ketua Komisi Penguji Dr. Tita Rosita, M.Pd. Penguji Ahli Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D. Pembimbing I Dr. Lelo Sintani, M.M. Pembimbing II Dr. Tita Rosita, M.Pd. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka v.
(7) 41640.pdf KATA PENGANTAR. Puj i syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan proposal TAPM (Tesis) ini. Penulisan TAPM ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program Magister Manajemen Program Pascasarjana. KA. Universitas Terbuka.. BU. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari mulai perkuliahan sampai pada penulisan penyusunan TAPM ini, sangatlah. TE R. sulit bagi saya untuk menyelesaikan TAPM ini oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :. Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D., selaku Rektor Universitas Terbuka;. 2.. Dr. Suciati, M.Sc., selaku Direktur Program PascasaIjana Univeritas Terbuka;. 3.. Prof. Dr. Holten Sion, M.Pd, Kepala UPBJJ-UT Palangka Raya selaku. ER. SI. TA S. I.. IV. penyelenggara Program PascasaIjana; R. Atu Narang, SE selaku Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Tengah;. 5.. Pembimbing I Ibu Dr. Lelo Sintani, M.M dan Pembimbing II Ibu Dr. Tita. U. N. 4.. Rosita, M.Pd yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan TAPM ini; 6.. Kabid Program Pascasarjana Magister Manajemen selaku penanggung jawab program;. 7.. lsteri tercinta Sitti Kasmiah, SE., anak-anak M. Riko Alfian dan M. Rizky Satria yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil;. 8.. Teman-tetnan seangkatan yang telah banyak metnbantu saya baik selama. kuliah maupun selama penulisan TAPM ini. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka vi.
(8) 41640.pdf Akhir kala, seraya berdo'a pada Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segal a kebaikan semua pihak yang lelah membantu saya. Semoga TAPM ini dapat membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.. Palangka Ray , 14 Desember 2013. U. N IV. ER. SI TA S. TE. R. BU. KA. Penulis,. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka vii.
(9) 41640.pdf DAFTARISI Halaman Pemyataan Abstrak Abstract Lembar Persetujuan Lembar Pengesahan Kata Pengantar Daftar lsi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran. II. 111 IV V. VI VIII XI. Xll Xill. PENDAI-IULUAN. KA. BAB I. I. BU. A. Latar Belakang Masalah. B. Perumusan Masalah. TE R. C. Tujuan Penelitian D. Kegunaan Peneli tian TINJAUAN PUSTAKA. TA S. BAB II. A. Kajian Teori. .. & & &. 10 10 10 12. 3. Kompetensi. I5. 4. Pengetahuan Anggaran. 19. IV. 2. Siklus Anggaran. ER. SI. I. Pengertian Keuangan Daerah. ... N. 5. Rules, Procedures and Policies (RPPs). 22 24. 7. Fungsi, Tugas dan Wewenang DPRD. 2&. &. Pengawasan Keuangan Daerah. 3I. U. 6. KineIja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). B. Penelitian Terdahulu. 37. C. Kerangka Berpikir. 43. D. Hipotesis Penelitian. 44. E. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 44. I. Definisi Operasional. 44. 2. Metode Pengukuran Variabel. 45. BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 47. A. Desain Penelitian. 47. I. Tempat dan Waktu Penelitian Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. 4&. viii.
(10) 41640.pdf 2. Jenis Penelitian. 48. B. Populasi dan Sampel. 49. I. Populasi. 49. 2. Teknik Pengambilan Sampel. 49. C. Instrumen Penelitian. 50. D. Pengukuran Variabel. 51 51. 2. Variabel Pengetahuan.............................................................. 52. 3. Variabel RPPs. 52. 4. Variabel Kinerja. 53. KA. I. Variabel Kompetensi............................................................... E. Prosedur Pengumpulan Data ... BU. F. Metode Analisis Data. R. I. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. 55 55 56 58. SI TA S. 3. Model Pengujian Hipotesis. TE. 2. Uji ASumsi Klasik. 54. 60. I. Karakteristik Responden. 63. 2. Diskripsi Data. 70. 3. Pengujian Persyaratan Analisis. 72. IV. ER. A. Gambaran Umum DPRD Provinsi Kalimantan Tengah. N. 4. Uji Penyimpangan Asumsi. 81 87. U. 5. Pengujian Hipotesis. 60. a. Pengaruh Kompetensi, Pengetahuan dan Rules Procedures and Policies (RPPs) Secara Parsial Terhadap Kinerja Anggota DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. 87. b. Pengaruh Kompetensi, Pengetahuan dan Rules Procedures and Policies (RPPs) Secara Simultan Terhadap Kinerja Anggota DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. 91. B. Pembahasan Hasil Penelitian I. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Anggota DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah 2. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Kinerja Anggota DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka ix. 94. 94. 96.
(11) 41640.pdf. 97. 4. Pengaruh Kompetensi, Pengetahuan dan Rules Procedures and Policies (RPPs) Secara Simultan Terhadap Kinerja Anggota DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. 99. SIMPULAN DAN SARAN. 102. A. Simpulan. 102. B. Saran. 102. C. Keterbatasan Penelitian. 103. KA. BAB V. 3. Pengaruh Rules Procedures and Policies (RPPs) Terhadap Kinerja Anggota DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. DAFTAR PUSTAKA. U. N. IV ER. SI. TA S. TE. R. BU. LAMPlRAN-LAMPIRAN. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka x. 104.
(12) 41640.pdf. DAFTAR TABEL. Tabel:. Hal Operasional Variabel. 45. 4.1. Komposisi Keanggotaan DPRD Provinsi Kalimantan Tengah Periode Tahun 2009 - 20014. 61. 4.2. Komposisi Sekretariat DPRD Provinsi Kalimantan Tengah. 62. 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Pemilihan. 64. 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin. 65. 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan. 66. 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Periode dan Lamanya Menjadi Anggota DPRD Kalteng. 68. Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Variabel Kompetensi, Pengetahuan dan RPPs. 71. 4.8. Koefisien Reliability Statistics Variabel Pengetahuan (X,). 73. 4.9. Koefisien Reliability Statistics Variabel Pengetahuan (X 2 ). 74. 4.10. Koefisien Reliability Statistics Variabel RPPs (X)). 74. 4.11. Koefisien Reliability Statistics Variabel Kinerja Anggota DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Y). 75. BU. R. TE. SI TA S. ER. 4.7. KA. 2.1. Rekapitulasi Nilai r untuk Uji Validitas Variabel Kompetensi (XI)... n. 4. I3. Rekapitulasi Nilai r untuk Uji Validasi Variabel Pengetahuan Anggaran (X2). 78. N. IV. 4.12. Rekapitulasi Nilai runtuk Uji Validasi Variabel RPPs (X)). 4.15. Rekapitulasi Nilai runtuk Uji Validasi Variabel Kinerja (Y). 80. 4.16. Durbin - Watson. 85. 4.17. Tolerance - VIF Coefficientsb ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••.••.•••••.••••. 86. 4.18. Coefficients b •••••••••••.•••••.•••••••••..••.•..••.•.••••••..•..••.•...•••••••••••••••••••••••••. 87. 4.19. Model Summarl. 88. 4.20. ANOVAb ••••••••.••••••••••••••••..••.•••.••..•..••..•..•.••...•........................•......•. 92. U. 4.14. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka xi. 79.
(13) 41640.pdf DAFTAR GAMBAR. Gambar ;. Hal. 1. Normal probability plot. 2. Histogram Frekuensi Variabel Kompetensi,. 81. Pengetahuan, RPPs dan KineJja,. .. 82. Gratik scatterplot. .. 84. U. N. IV. ER. SI TA. S. TE R. BU. KA. 3. .. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka xii.
(14) 41640.pdf DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran: Data hasil analisa penelitian. 2.. Kuesioner penelitian. U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 1.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka xiii.
(15) U. N IV. ER. SI TA S. TE R. BU. KA. 41640.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(16) U. N. IV. ER. SI. TA S. TE R. BU. KA. 41640.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(17) U. N IV. ER. SI TA S. TE R. BU. KA. 41640.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(18) U. N. IV. ER. SI. TA S. TE R. BU. KA. 41640.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(19) U. N IV. ER SI TA. S. TE. R. BU KA. 41640.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(20) U. N IV. ER. SI TA S. TE R. BU. KA. 41640.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(21) U. N IV. ER. SI TA S. TE R. BU. KA. 41640.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(22) U. N IV. ER SI TA. S. TE. R. BU KA. 41640.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(23) U. N. IV ER SI. TA. S. TE. R BU. KA. 41640.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(24) 41640.pdf BAB II T1NJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori I.. Pengertian Keuangan Daerah. Dalam pasal I Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2004, ten tang. KA. Keuangan Negara menjelaskan, bahwa keuangan Negara adalah semua. BU. hale dan kewajiban Negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala. R. sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik. TE. Negara berhubungan dengan pelalesanaan hale dan kewajiban tersebut.. TA S. Pengetian APBD dalarn konteks UU Keuangan Negara pasal I ayat (8) adalah suatu rencana keuangan tahunan daerah yang disetujui oleh. SI. Dewan Perwakilan Raleyat Daerah (Simson, dkk, 2007).. IV ER. Selanjutnya pengertian keuangan negara menurut Bazwir (1999), adalah semua hale dan kewajiban negara serta segala sesuatu yang. N. berkaitan dengan hale-hale dan kewajiban tersebut yang dapat dinilai. U. dengan uang. Dari pengertian keuangan di atas, malea pengertian keuangan daerah pada dasamya sarna dengan pengertian keuangan negara di mana "negara" dianalogikan dengan "daerah". Hanya saja dalarn konteks ini keuangan daerah adalah semua hale-hale dan kewajiban daerah yang dapat menjadi kekayaan daerah berhubungan dengan pelalesanaan hale-hale kewajiban tersebut dan tentunya dalarn batas-batas kewenangan daerah (Ichsan et.al,1997).. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 10.
(25) 41640.pdf 11. Keuangan Oaerah menurut Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia (Rl) Nomor 105 Tahun 2000 Pasal I Ayat I diartikan sebagai semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang yang tennasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut, dalam kerangka Anggaran Pendapatan dan. KA. Belanja Oaerah (APBO). APBO adalah suatu rencana keuangan tahunan. BU. daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah tentang APBO.. R. Banyak aspek yang muncul dan menjadi sorotan setelah adanya. TE. refonnasi di bidang keuangan daerah, umumnya yang menjadi sorotan. SI TA S. bagi pengelola keuangan daerah adalah adanya aspek perubahan prinsif dalam pengelolaan anggaran daerah (APBO) sesuai dengan Peraturan Pemerintahan (PP) Nomor 105 Tahun 2000. Adanya paradigma baru. ER. menjadi perhatian utama dalam manajemen keuangan daerah. Paradigma. IV. tersebut menuntut adanya akuntabilitas dan transparansi dari pengelolaan I. U. N. anggaran dan dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatuhan (Abdul, 2004) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang direvisi menjadi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah adalah salah satu landasan yuridis bagi pengembangan otonomi daerah di Indonesia. Kemunculan UU Nomor 22 yang telah direvisi menjadi UU Nomor 32 Tahun 2004, dan UU Nomor 25 Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi UU Nomor 33 Tahun 2004, melahirkan paradigma baru. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(26) 41640.pdf 12. dalam pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah. Konsekuensi dari pelaksanaan Undang-undang tersebut menyebabkan perubahan dalam manajemen keuangan daerah.. 2.. Siklus Anggaran Menurut Kurnia dan Efrizal dalam Jurnal WRA, Vol. I, No. I,. KA. April 2013 menyebutkan anggaran pemerintah daerah alau anggaran. BU. daerah mempunyai arti yang sangat penting, bila dilihat dari aspek-aspek. I.. Anggaran. merupakan. TE R. berikut: alat. bagi. pemerintah. daerah. untuk. TA S. mengarahkan dan menjamin kesinambungan pembangunan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan. SI. 2.. ER. masyarakat yang tidak terbalas dan terus berkembang, sedangkan. IV. sumber daya yang ada sangat terbatas. I. U. N. Anggaran pemerinlah daerah alau anggaran daerah dipersiapkan,. di-review, diimplementasikan, dilaporkan serta dievaluasi dan dianalisis, mempunyai maksud dan tujuan sebagai suatu dokumen kebijakan. Sehingga prinsip pokok atau siklus anggaran daerah dalam proses penganggaran perIu diketahui dan dikuasai dengan baik. Lebih lanjut. Kurnia dan Efrizal (2013), menjelaskan bahwa. siklus anggaran ini terbagi alas empat tahap yaitu: lahap perencanaan dan persiapan, tahap ratifikasi, tahap implementasi dan tahap pelaporan dan evaluasi.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(27) 41640.pdf 13. a. Tahap perenC8naan dan persia pan Dengan dikeluarkanya UU tentang Perimbangan Keuangan Daerah, hal penting yang harns diperhatikan dalam penyiapan dan pereneanaan adalah prosedur penentuan dan pendistibusian dana-dana yang berasal dari pemerintah pusat terutama yang termasuk Dana Alokasi Umum (DAU).Untuk mengurangi ketidakpastian, makanisme. KA. penentuan dan pendistribusian DAU harns berdasarkan pada sistem. BU. dan prosedur yang jelas dan transparan serta tepat waktu. Dalam. TE R. kaitan dengan pereneanaan yang selalu berkaitan dengan estimasi, maka perlu diperhatikan kejujuran semua pihak penyusunan reneana. SI. b. Tahap Ratifikasi. TA S. anggaran.. ER. Terkait dengan pasal 86 UU No. 22 Tahun 1999 dan pasal 20. IV. ayat I UU No. 25 Tahun 1999, seeara teoritis proses ratifikasi I. Tahap ratifikasi ini meneakup ratifikasi revisi terhadap. U. N. anggaran eukup menjanjikan (Mardiasmo 2001 dalam Nayang, 2005).. anggaran. Sehingga ada dua jenis ratifikasi yaitu ratifikasi terhadap anggaran induk dan ratifikasi terhadap perubahan anggaran. Dari sudut pandang peran DPRD, maka DPRD sangat berkepentingan dengan pereneanaan yang dibuat oleh pemerintah daerah. Namun, anggaran DPRD terletak pada APBD. Kondisi ini akan mempengaruhi kineda independensi dan kemandirian DPRD itu sendiri.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(28) 41640.pdf 14. c. Tahap Implementasi Hal yang penting pada tahap implementasi adalah kebutuhan akan sistem dan prosedur implementasi yang memadai. Hal ini yang perlu dipikirkan dalam tahap implementasi ini adalah masalah perubahan anggaran. Secara teoritis, perubahan anggaran pasti tetjadi, namun yang ideal adalah bahwa perubahan tersebut hendalmya,. tertentu. dalam. menilai. kondisi-kondisi. yang. BU. ukuran-ukuran. KA. dilakukan apabila ada kondisi luar biasa. Untuk itu perlu dipikirkan. R. dibenarkan untuk melakukan perubahan anggaran. Hal ini penting. TE. agar tidak terkesan bahwa justru yang pokok dan subtanstif adalah. TA S. perubahan anggaran.. SI. d. Tahap Pelaporan dan Evaluasi. IV ER. Tahap pelaporan dan evaluasi merupakan tahap akhir dari siklus anggaran daerah.Hasil dari tahap ini merupakan umpan balik yang akan menjadi masukan bagi tahap perencanaan bagi siklus tahun. N. I. U. anggaran berikutnya. Sementara. itu. Hensley,. el. al. dalam. Madiasmo. (2002). mengelompokkan siklus anggaran dalam empat tahap yang terdiri atas : a.. Tahap Persiapan Anggaran (Preparation) Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang tersedia. Terkait dengan masalah tersebut, yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran. pengeluaran,. hendaknya. terlebih. dahulu. dilakukan. penaksiran pendapatan secara lebih akurat. Selain itu harus disadari Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(29) 41640.pdf 15. adanya masalah yang cukup berbahaya jika anggaran pendapatan diestimasi pada saat bersamaan dengan pembuatan kuputusan tetang anggaran pengeluaran. Dalam persoalan estimasi, yang perlu mendapat perhatian adalah terdapatnya faktor uncertainty (tingkat ketidakpastian) yang cukup tinggi. Besarnya suatu mata anggaran. b.. Tahap Ratifikasi (ApprovallRatijication). KA. sangat tergantung pada sistem anggaran yang digunakan.. BU. Pada tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang. TE R. cukup rurnit. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki "managerial skilf' namun juga mempunyai "political skilf',. Tahap Implementasi (Implementation). SI. c.. TA S. "salesmaship" dan "coalition building" yang memadai.. ER. Setelah anggaran disetujui oleh legislatif, tahap berikutnya adalah. IV. pelaksanaan anggaran. Dalam pelaksanaan anggaran, hal yang (inforrna~i). akuntansi dan. N. terpenting adalah dirnilikinya sistem. U. sistem pengendalian manajemen.. d.. Tahap Pelaporan dan Evaluasi (Reporting And Evaluation) Tahap persiapan, ratifikasi dan implementasi anggaran. terkait. dengan aspek operasional anggaran, sedangkan tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas.. 3.. Kompetensi Konsep kompetensi sebenarnya bukan sesuatu yang baru.. Menurut Organisasi lndustri Psikologi Amerika (Mitrani, Palziel and Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(30) 41640.pdf 16. Fill, 1992) gerakan kompetensi telah dimulai pada tahun 1960 dan awal. 1970. Menurut Spencer and Spencer (1993), kompetensi adaIah sebagai karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektivitas. kinerja individu. dalam. pekerjaannya (an. underlying. characteristic's ofan individual which is causally related to criterion  referenced effective and or superior performance in ajob or situation).. KA. Suatu organisasi memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM). BU. sebagai faktor penentu bagi organisasi pemerintahan atau perusahaan. R. maka kompetensi menjadi aspek yang menentukan keberhasilan. TE. organisasi atau perusahaan. Kompetensi yang tinggi dari sumber daya. SI TA S. manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan tentu hal ini akan menentukan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, pada akhimya. sendiri.. ER. akan menentukan kualitas kompetitif organisasi atau perusahaan itu. N IV. Menurut Poerwadarminta, (1993) kompetensi adalah kekuasaan \. U. (kewenangan) untuk menentukanlmemutuskan suatu hal. Selanjutnya menurut Suparno, (2001) kompetensi adalah kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau sebagai memiliki keterampilan dan kecakapan yang diisyaratkan. Sedangkan kompetensi menurut Van Looy, Van Dierdonck, and Gemmel, (1998) menyatakan kompetensi adalah sebuah karakteristik manusia yang berhubungan dengan efektivitas performa,. karakteristik ini dapat dilihat seperti gaya bertindak,. berperilaku, dan berpikir.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(31) 41640.pdf 17. Menurut Spencer and Spencer, (1993) kompetensi terdiri dari 5 (Lima) Karakteristik yaitu :. a. Motives Adalah sesuatu dimana sesorang secara konsisten berfikir sehingga ia melakukan tindakan. Spencer, (\993) menambahkan bahwa motives adalah "drive, direct and select behavior toward certain actions or. KA. goals and away from others". Misalnya seseorang yang memiliki. BU. motivasi berprestasi secara konsisten mengembangkan tujuan-tujuan. R. yang memberi suatu tantangan pada dirinya sendiri dan bertanggung. TE. jawab penuh untuk mencapai tujuan tersebut serta mengharapkan. AS. semacam "feedback" untuk memperbaiki dirinya.. SI T. b. Trails. R. Adalah watak yang membuat orang untuk berperilaku atau bagaimana. IV E. seseorang merespon sesuatu dengan cara tertentu. Sebagai contoh. N. seperti percaya diri, kontrol diri, ketabahan atau daya tahan.. U. c. Self Concept. Adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang. Sikap dan nilai diukur melalui tes kepada responden untuk mengetahui nilai yang dimiliki seseorang dan apa yang menarik bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. d. Knowledge. Adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu. Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Tes pengetahuan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(32) 41640.pdf 18. mengukur kemarnpuan peserta untuk memilih jawaban yang paling benar tetapi tidak bias melihat apakah sesorang dapat melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. e. Skills Adalah kemarnpuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara fisik maupun mental. Dengan mengetahui tingkat kompetensi. KA. maka perencanaan sumber daya manusia akan lebih baik hasilnya. BU. Kompentensi dapat dibagi alas dua kategori yaitu "Threshold'. R. dan "Diffirentiating" (Spencer and Spencer, 1993) menurut kriteria yang. karakteristik. AS. competencies adalah. TE. digunakan untuk memprediksi kinerja suatu pekerjaan. Threshold utama,. yang. biasanya berupa. SI T. pengetahuan atau keahlian dasar seperti kemampuan untuk membaca. ER. yang hams dimiliki seseorang agar dapat melaksanakan pekerjaannya. Tetapi kategori yang ini tidak untuk menentukan apakah seseorang. N. IV. tersebut berkinerja tinggi atau tidak. ini jika. untuk menilai. karyawan hanyalah. untuk. U. Kategori. mengetahui apakah ia mengetahui tugas-tugasnya, bisa mengisi fonnulir. dan lain sebagainya. Sedangkan "Diflerentiating competencies" adalah faktor-faktor yang membedakan individu yang berkinerja tinggi dan rendah. Karena seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi maka ia akan mampu menetapkan target atau tuj uan yang jauh lebih ketimbang kinerjanya pada tingkat rata-rata. (Milton Fogg, 2004). Susanto (2000), mendefinisikan tentang kompetensi yang sering dipakai adalah karakteristik-karakteristik yang mendasari individu untuk. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(33) 41640.pdf 19. mencapai kineIja superior. Kompetensi juga merupakan pengetahuan, pemahaman,. keterampilan,. dan. kemampuan. dan. perilaku. yang. berhubungan dengan pekeIjaan. Sesuai dengan beberapa penelitian sebelurnnya maka indikator yang dimasukkan untuk mengukur variabel kompetensi,. yakni:. pengetahuan. tentang. penyusunan. anggaran,. pemahaman dalam menyusun anggaran, keterampilan yang dimiliki dan. KA. perilaku dalam bekerja.. BU. Selanjutnya menurut Kaho (1991), performance dari lembaga. TE R. perwakilan dipengaruhi oleh kompetensi, pengetahuan, keterarnpilan dan motivasi seorang wakil rakyal. Berbicara dalam konteks tarik menarik. S. antara Legislatif ke tangan Eksekutif antara lain disebabkan karena. TA. ketidakrnampuan DPRD dalam hal pengetahuan teknis dan keahlian. SI. dalam mengantisipasi perubahan struktur sosial, ekonomi dan politik. ER. masyarakat modem. yang sangat ketal.. Dengan demilcian untuk. N IV. merealisasikan fungsinya dengan baik, dengan sendirinya mutu atau. U. kualitas anggota DPRD sangat menentukan maka diperlukan pula pendidikan dan pengalaman.. 4.. Pengetahuan Anggaran Indriantoro. dan. Supomo. (1999). menyebutkan.. bahwa. pengetahuan pada dasamya merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasa, dan berpikir yang menjadi dasar manusia dalam bersikap dan bertindak. Salim (1991) mengartikan, pengetahuan sebagai kepandaian yaitu segala sesuatu yang diketahui, berkenan dengan sesuatu yang dipeJajari. Pengalaman dan pengetahuan yang tinggi akan sangat Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(34) 41640.pdf 20. membantu seseorang dalarn memecahkan persoalan yang dihadapinya sesuai dengan kedudukan anggota DPRD sebagai wakil rakyat. Yudono (2002) menyatakan, bahwa DPRD akan mampu menggunakan hak-haknya secara tepat, melaksanakan tugas dan kewajibannya secara efektif serta menempatkan kedudukannya secara proposional jika setiap anggota mempunyai pengetahuan yang cukup. KA. dalam hal konsepsi teknis penyelenggaraan pemerintah dan kebijakan. BU. publik. Dengan mengetahui tentang anggaran diharapkan anggota Dewan. TE R. dapat mendeteksi adanya pemborosan dan kebocoran anggaran. Dalarn menjalankan fungsi dan peran anggota dewan, kapasitas. S. dan posisi dewan sangat ditentukan oleh kemarnpuan bargaining position. SI TA. dalarn memproduk sebuah kebijakan. Kapabilitas dan kemarnpuan dewan yang harus dimiliki antara lain pengetahuan, keterampilan dan dalam. kepiawaian. dewan. IV. ER. pengalarnan. menyusun dalam. berbagai berpolitik. peraturan. daerah. mewakili-konstituen. selain dan. U. N. kepentingan kelompok dan pertainya. Beberapa penelitian yang menguj i hubungan antara kualitas. anggota dewan dengan kinerjanya diantaranya dilakukan oleh (Indradi, 200 I; Sjamsudin. 2001). Hasil peneJitiannya membuktikan bahwa kualitas. dewan. yang. diukur dengan. pendidikan,. pengetahuhan,. pengalaman, dan keahlian berpengaruh terhadap kinerja dewan yang salah satunya adalah kinerja pada saat melakukan fungsi pengawasan. Pendidikan dan pelatihan berkaitan dengan pengetahuan untuk masa yang akan datang.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(35) 41640.pdf 21. Penganggaran rnerupakan proses penyusunan dan penetapan anggaran pendapatan dan belanja daerah bersama-sama pernerintah daerah. Dalam rnenjalankan fungsi ini, DPRD hams terlibat secara aktif, proaktif, dan bukan reaktif & sebagai legitirnator usulan APBD yang diajukan pernerintah daerah. Menurut Laksono (2009), peran DPRD dalam penetapan APBD. KA. sangatlah penting, karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. BU. rnerupakan instrurnen kunci kebijakan ekonorni suatu daerah, yang. R. rnernerlukan keterlibatan parlernen dalam penetapannya. Penetapan. TE. APBD tidak hanya rnenyangkut rnasalah teknis, namun berhubungan. AS. juga dengan aspek kebijakan publik. Oleh karena itu, Pernerintah Daerah. SI T. dan DPRD, bahkan partai politik berkepentingan untuk rnernperjuangkan aspirasi kebijakan ekonorninya dalam APBD.. IV E. R. Peran parlernen dalarn penetapan APBD sangatlah penting, hal ini didasarkan pada beberapa alasan, yaitu (Laksono, 2009): I. N. Perlunya rnekanisrne "checks and balances" dalam hubungan kerja. U. 1.. dan kewenangan antara Pernerintah Daerah dan DPRD (Parlernen) untuk rnewujudkan tata pernerintahan yang baik dan pernerintahan yang bersih.. 2.. Aspek keterbukaan atau transparansi. Biasanya rnekanisrne perurnusan kebijakan Pernerintah daerah lebih tertutup dibandingkan dengan rnekanisrne yang berlangsung di DPRD. Oleh karena itu, peran DPRD dalam penetapan APBD ditujukan untuk rnenciptakan keterbukaan dan transparansi dalarn. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(36) 41640.pdf 22. perumusan kebijakan penting bagi publik. Secara tidak langsung hal tersebut membuka peluang parti si pasi publik atau masyarakat dalarn mengkritisi progarn serta kebijakan yang tertuang dalarn APBO. Agus Ahyari (2002), berpendapat bahwa, anggaran merupakan suatu perencanaan secara formal dari seluruh kegiatan perusahaan di dalarn jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalarn unit kuantitatif. KA. (moneter). anggaran. BU. Sedangkan menurut Munandar (2001), mengatakan. R. adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi. TE. seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalarn unit (kesatuan). AS. moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan. SI T. datang.. Oari beberapa definisi diatas, bahwa anggaran merupakan suatu. IV E. R. rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif dan diukur dalarn satuan moneter yang mencakup jangka waktu tertentu, biasanya I (satu) tahun, I. U. N. dan merupakan pedoman dalarn menilai prestasi yang telah dicapai.. S.. Rules Procedures dan Policies (RPPs). Oalarn Badein dan Zammuto (1991) mengartikan peraturan (rules) menentukan atau melarang tindakan dengan mengspesifikasikan. apa yang boleh dilakukan dan tidak dilakukan. Prosedur (procedures) menunjukan serangkaian langkah untuk mencapai tujuan yang diberikan. Sedangkan kebijakan (policies) merupakan pemyataan umum yang menjadi panduan dalarn pengambilan keputusan. Rules Procedures and Policies (RPPs) yang berlebihan dapat mengakibatkan : Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(37) 41640.pdf 23. a.. Dysfuctional pada inividu dan organisasi. Pembatasan kebijakan pekelja yang terlalu ektrim di tempat kelja akan menghasilkan kepribadian birokratis (bureucracies personality) dimana peraturan dan regulasi menjadi sangat penting dalam pencapaian tujuan.. b.. Menghancurkan inisiatif individu, mengeliminasi perilaku risk. KA. taking, menurunkan kepuasan kelja, dan memicu tingkat sinisme dan. BU. keterasingan pekelja.. R. Menurut Osborne dan Gaebler (2000), pemerintah yang. TE. dijalankan berdasarkan peraturan akan tidak efelctif dan kurang efisien,. AS. karena kineljanya akan beljalan dan terkesan lamban.. SI T. Instrumen untuk mengukur pengaruh Rules Procedures and Policies (RPPs) dikembangkan dari hasil penelitian Tinov (1993),. IV E. R. Syahwinie ( (1995), dan Saleh (1996) yang menyebutkan bahwa: I) Rules Procedures and Policies (RPPs) dapat menghambat peranan. U. N. DPRO dalam melaksanakan fungsinya (cenderung mengandung unsur birokrasi yang menghambat), 2) Perlu adanya revisi RPPs dan laporan di Makasar menyebutkan bahwa perlu mengkaji ulang tata tertib DPRO, 3) Pemberian hak yang besar kepada DPRD dengan diberlakukannya UU No. 22/1999 mungkin memunculkan implikasi yang negatif (Yudono, 2000). Dan pengukuran RPPs dilakukan dengan cara menanyakan anggota DPRO tentang hal tersebut diatas. RPPs yang dimaksud dalam penelitian ini adalah UU No. 4/1999 (tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR dan DPRD), UU No.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(38) 41640.pdf 24. 22/1999 dan UU No. 25/1999 (tentang Otonomi Daerah), PP No. 105/1999 (tentang Penge10laan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah), PP No. 108/1999 (sinkronisasi pereneanaan pembangunan), PP No. 1/2001, dan Keppres 74/2001 (tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah).. Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerab (DPRD). KA. 6.. R BU. Pengertian kinerja sendiri seperti dikemukakan Prawirosentono (1999) adalah hasil kerja yang dapat dieapai seseorang atau sekelompok. TE. orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung. TA S. jawab masing-masing dalam rangka upaya dan tujuan organisasi yang bersangkutan seeara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan. ER SI. moral maupun etika.. Menurut Me. Clelland dalam Cira dan Benjamin (1998), dengan. IV. mengevaluasi pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang,. U. N. kita dapat memprediksikan kinerja orang tersebut. Pengetahuan dan keterampilan dapat digunakan sebagai kriteria utarna untuk menentukan kerja seseorang misalnya untuk fungsi profesional, manajerial atau senior manaJer. Kinerja adalah hasil kerja kualitas dan kuantitas yang dieapai oleh seseorang pegawai dalam me1aksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan (Mangkunegara, 2007). Kinerja mengandung dua komponen penting yaitu: Kompetisi; berarti individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan tingkat kinerjanya. Produk1ivitas; kompetisi tersebut dapat diterjemahkan Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(39) 41640.pdf 25. kedalam tindakan atau kegiatan-kegiatan yang tepat uotuk mencapai basil kinerja atau outcome (Wibowo,2007). Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa dalam memahami kinerja. DPRD. dapat. menggunakan. peran. dan. statusnya. yang. diimplementasikan kedalam tugas dan fungsinya. Mengenai tugas dan fungsi DPRD bahwa "Tugas utama badan Legislatif adalah dibidang. KA. perundang-undangan, menentukan policy (kebijakan) dan membuat. BU. undang-undang, termasuk mengadakan amandemen terhadap perundang. R. undangan yang diajukan oleh Pemerintah dan hak budget serta. kebijaksanaan. yang. telah. ditentukan. (Budiardjo. dan. S. dengan. TE. mengontrol badan-badan eksekutif agar semua tindakannya sesuai. TA. Ambong, 1993).. SI. Sementara itu bila dilihat dari pengertian manajemen kinerja. ER. (performance management) adalah suatu upaya untuk memperoleh hasil. IV. terbaik dari organisasi, kelompok dan individu melalui pemahaman dan. U. N. penjelasan kinerja dalam suatu kerangka kerja atas tujuan-tujuan terencana, standard dan persyaratan-persyaratan atribut atau kompetensi yang disetujui bersama (Armstrong, 1998). Kinerja juga diartikan menyangkut dengan masalah sejauhmana pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang yang berdasarkan aturan hukum dan etika moral. Dengan pengertian tersebut jelaslah bahwa sasaran kinerja bukan hanya diukur dengan hasil dan penyelesaian pekerjaan tetap, keberhasilan itu. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(40) 41640.pdf 26. sesuai dengan etika moral dengan tidak mendatangkan akibat yang merugikan orang lain. Menurut Widodo (2001) konsep dasar kinerja (the basic. conseptious of performance) dapat dilakukan pendekatan melalui the engeneering approach difines performance and the economic market place approach. Kinerja menurut pendekatan engeneering diartikan. KA. sebagai ratio antara daya yang digunakan (input) dengan standar unit unit. BU. kerja yang dihasilkan (output) sedangkan pendekalan the economic. R. market place berkaitan dengan tingkat produksi yang dihasilkan,. TE. disesuaikan dengan penggunaan sumber daya tertentu.. SI TA S. Kinerja lebih mengarah pada tingkatan prestasi kerja. Rue dan. Byar (1995) dalam Sulistiyani (2004) menyatakan kinerja merefleksikan bagaimana pegawai memenuhi keperluan pekerjaan dengan baik. Mathis. ER. dan Jackson (2002) mendefinisikan bahwa kinerja pada dasarnya adalah. N IV. apa yang dilakukan dan tidak dilakukan. Berdasarkan teori-teori tersebut. U. dapat disimpulkan bahwa kinerja SDM adalah prestasi kerja alau hasil kerja (ouput) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM per satuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan padanya. Kemampuan adalah karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkan. mereka. mengeluarkan. kinerja. supenor. dalam. pekerjaannya (Boulter, Dalziel dan Hill, 1996). Berdasarkan uraian di atas, makna kinerja mengandung bagian kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang dengan perilaku yang dapat diprediksi pada. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(41) 41640.pdf 27. berbagai keadaan dan tugas pekeIjaan. Prediksi siapa yang berkinerja baik dan kurang baik dapat diukur dari kriteria atau standar yang digunakan. Analisis kinerja disusun sebagian besar untuk pengembangan karir, tetapi penentuan tingkat kinerja dibutuhkan. untuk. mengetahui. efektivitas. tingkat. kinerja. yang. diharapkan.. KA. Ukuran kinerja adalah sebagai berikut:. BU. 1. Produktivitas, untuk mengukur sejauhmana tingkat pencapaian hasil. TE R. implementasi tugas dan fungsi DPRD. Produktivitas ini ditentukan oIeh: jumlah peraturan daerah yang dihasilkan oleh DPRD dan jumlah. SI TA. membebani rakyat.. S. keterlibatan DPRD dalam penentuan pajak, retribusi, dan hutang yang. 2. Efektifitas, untuk mengukur sejauhmana implementasi hak-hak dan. ER. fungsi DPRD dapat mencapai tujuan dan sasaran. Efektivitas ini. IV. ditentukan oleh: tersalurkannya aspirasi dan tuntutan rakyat dalam. U. N. bentuk peraturan daerah, terealisasinya APBD sesuai dengan tujuan dan sasaran.. 3. Tanggung jawab atau responsibilitas, untuk mengukur sejauhmana kepekaan DPRD dalam mengimplementasikan tugas dan fungsinya. Tanggung. jawab. ini' ditentukan. oleh. adanya. upaya. untuk. memperjuangkan kepentingan rakyat dan adanya tanggung jawab DPRD kepada rakyat dalam penyusunan APBD (Rahman dan Azis, 2006).. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(42) 41640.pdf 28. Kinerja. DPRD. dalam. pengawasan. pelaksanaan. anggaran. Pemerintah Daerah harus benar-benar optimal, hal ini untuk memantau apakah pelaksanaan anggaran tersebut telah berjalan sesuai dengan reI1cana yang telah ditetapkan, serta berjalan efisien, efektif dan ekonomis. Proses pengawasan di sini diartikan sebagai proses kegiatan yang ditujukan untuk menjarnin agar pelaksanaan Pemerintah daerah. KA. sesuai dengan perencanaan dan ketentuan perundang-undangan yang. BU. berlaku (Keppres No. 74 Tahun 2001).. TE R. Tuntutan kinerja anggota DPRD adalah pada pelaksanaan pembangunan daerah sebagaimana disebutkan di muka bahwa lahimya. S. UU No. 32 Tahun 2004 merupakan respon dari ketidakadilan yang. SI TA. selama ini dirasakan oleh daerah.. Melalui UU baru ini diharapkan daerah lebih berdaya untuk mengatur. ER. dan mengurus rumah tangganya sendiri namun tetap dalam koridor. Fungsi, Tugas dan Wewenang DPRD. U. 7.. N. IV. peraturan yang berlaku.. Secara teoritik, pelaksanaan fungsi-fungsi beserta hak, tugas, dan wewenang DPRD secara efektif hanya mungkin dilakukan oleh para anggotanya yang mempunyai tingkat kualitas tinggi. Hal ini tidak hanya memiliki pengalaman dibidang sosial kemasyarakatan dan politik, melainkan juga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan subtansi bidang tugas lembaga legislatif yang menjadi tanggungjawabnya (Yudoyono, 2003 dalam Nayang 2008).. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(43) 41640.pdf 29. Dalam menjalankan fungsi optimalisasi peran DPRD sangat dibutuhkan, agar dapat melaksanakan tugas, wewenang, dan hak-haknya secara efektif. Optimalisasi peran ini sangat tergantung pada tingkat kemampuan dan kualitas yang dimiliki oleh anggota DPRD dalam menjalankan fungsinya. Secara ringkas DPRD mempunyai fungsi sebagai partner kepaIa daerah dan sebagai pengawas. Dalam menjalankan. KA. fungsi pengawasan anggota DPRD memiliki hak untuk mengajukan. BU. pertanyaan, meminta keterangan mengajukan pernyataan pendapat, dan·. a. Hak Anggaran. TE. R. mengadakan penyelidikan.. SI TA S. DPRD bersama Kepala Daerah menyusun dan membahas rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang. ER. selanjutnya ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Hal ini dilakukanjuga oleh dewan dalam hal perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja. N IV. Daerah yang dilaksanakan. Hal tersebut masing-masing dilakukan I. U. oleh Dewan dan Eksekutifpada: RAPBD yang disampaikan oleh eksekutif kepada dewan setiap akan berakhir anggaran yang sedang berjalan. - RAPBD tersebut dibahas dan disempurnakan yang akhimya setelah disepakati maka dituangkan dalam Perda. Perubahan anggaran dilakukan oleh dewan bersama eksekutif pada triwulan ke-III sebelum memasuki triwulan ke IV. - Perhitungan APBD dilakukan selambat-lambatnya enam bulan setelah berakhimya tahun anggaran yang bersangkutan.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(44) 41640.pdf 30. b. Hak Mengajukan Pertanyaan. Setiap anggota DPRD dapat mengajukan pertanyaan kepada Kepala Daerah. Pertanyaan dapat berbentuk tertulis ataupun lisan. Kepala Daerah dapat menjawab pertanyaan Anggota Dewan tersebut secara tertulis atau lisan.. KA. c. Hak Meminta Keterangan. BU. Sckurang-kurangnya lima anggota orang anggota dewan yang. R. tidak hanya terdiri dari satu fraksi dapat mengajukan usul kepada. TE. Dewan untuk meminta keterangan tentang kebijaksanaan Kepala. SI TA S. Daerah. Usul tersebut disampaikan kepada pimpinan dewan.. d. Hak Mcngadakan Perubahan. ER. Hak ini ialah untuk mengajukan perubahan terhadap rancangan. N IV. peraturan daerah. Perubahan yang dimaksud bisa bersifat menambah,. U. mengurangi ataupun menyempurnakan' baik pasal maupun redaksi dari. suatu rancangan peraturan daerah yang sedang dibahas.. e. Hak Mengajukan Pernyataan Pendapat. Sekurang-kurangnya. lima. orang. anggota. dewan. yang. mengajukan suatu usul pernyataan pendapat atau usul lain. Usul tersebut dapat disampaikan dalam sidang pleno. Pembicaraan usul ini diakhiri dengan keputusan Dewan yang menyatakan menerima atau menolak usul pernyataan pendapat tersebut.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(45) 41640.pdf 31. Untuk dapat merealisasi fungsi dengan baik, dengan sendirinya mutu atau kualitas anggota DPRD sangat menentukan. Pengawasan terhadap pelaksanaan pemerintahan yang tepat sangat tergantung pada pengetahuan dan kecakapan anggota DPRD. Pengetahuan dan. 8.. Pengawasan Keuangan Daerah. KA. keeakapan diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman.. TE R BU. Pengawasan menurut Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cam Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Pasal 1 ayat (6) menyebutkan, bahwa: "Pengawasan pemerintah daerah. SI TA S. adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah beIjalan sesuai dengan reneana dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku".. IV ER. Pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah pereneanaan. yang telah disusun dapat beIjalan seeara efisien, efektif dan ekonomis. I. U. N. Pengawasan merupakan tahap integral dengan keseluruhan tahap pada penyusunan dan pelaporan APBD. Pengawasan yang dilakukan oleh dewan dimulai pada saat proses penyusunan APBD, pengesahan APBD, pelaksanaan APBD dan pertanggungjawaban APBD. Alamsyah (1997) menyebutkan bahwa adanya tujuan pengawasan APBD adalah untuk; I) Menjaga agar anggaran yang disusun benar-benar dijalankan, 2) menjaga agar pelaksanaan APBD sesuai dengan anggaran yang telah digariskan, dan 3) menjaga. agar. hasil. pelaksanaan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. APBD. benar-benar. dapat.
(46) 32 41640.pdf. dipertanggungjawabkan. Salah satu fungsi DPRD yang bersifat mandiri yakni mengadakan pengawasan atas pelaksanaan kebijaksanaan daerah yang dilakukan oleh Kepala Daerah. Berdasarkan. ruang. lingkupnya. Fatchurrochman. (2002),. menyatakan bahwa pengawasan keuangan negara dapat dibedakan menjadi Pengawasan Internal dan Pengawasan eksternal. Pengawasan. KA. diperlukan pada setiap tahap bukan hanya pada tahap evaluasi saja. BU. (Mardiasmo,2001).. R. Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan. TE. dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah pasal 40 menyebutkan. SI TA S. bahwa "pengawasan atas pelaksanaan APBD dilakukan oleh DPRD", dalam penjelasan pasal ini bahwa pengawasan yang dimaksud adalah bukan pemeriksaan tetapi pengawasan yang lebih mengarah untuk. ER. menjamin pencapaian sasaran yang telah ditetapkan APBD.. IV. Dalam perencanaan anggaran daerah, DPRD memiliki peran. U. N. terutama dalam aktivitas-aktivitas : I) penjaringan ispirasi masyarakat; 2) penyusunan Arah dan Kebijakan Umum APBD serta penentuan strategi dan prioritas APBD; 3). klasifika~i. dan ratifikasi (pembahasan. RAPBD pada sidang paripurna); 4) penetapan dan pengesahan APBD. Memiliki pengalaman dalam organisasi kemasyarakatan dan kenegaraan artinya pernah terlibat secara aktif dalam kegiatan organisasi politik, ekonomi, sosial danlatau kebudayaan serta pemah menduduki jabatan dalam pemerintahan dan pernah menjadi anggota badan perwakilan rakyat (Kaho, 200 I).. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(47) 41640.pdf 33. Fungsi pengawasan DPRD perlu terus dikembangkan baik model maupun tekniknya, karena dengan keberhasilan fungsi ini akan memberikan kredibilitas yang tinggi kepada DPRD. Dapat dipikirkan pula apakah pengawasan akan masuk pada soal-soal administratif, seperti mengawasi projek-projek pembangunan atau pengawasan terhadap daftar anggaran satuan kerja (DASK) yang merupakan kompetensi Bawasda,. KA. atau paling tidak DPRD memiliki akses kepada hasH pengawasan. merupakan bagian dari. Satuan. R. mengingat Bawasda selama ini. BU. Bawasda, tetapi hal InIpun harus dipertimbangkan dengan baik,. TE. Pengawasan Internal (SPI) yang usernya adalah kepala daerah.. SI TA S. Fungsi pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menjamin pelaksanaan kegiatan sesuai dengan kebijakan dan reneana yang telah ditetapkan serta untuk memastikan bahwa tuj uan. ER. dapat tereapai seeara efektif dan efisien. Pengawasan anggaran seeara. N IV. yuridis telah diatur baik di tingkat Undang-Undang, peraturan pemerintah. U. dan juga dalam peraturan daerah mengenai pengelolaan keuanga~ daerah. Dalam konteks pengelolaan keuangan, pengawasan terhadap anggaran. dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 132 yang menyatakan bahwa DPRD melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah tentang APBD. Tujuan. utama. pengawasan. pada. dasarnya. adalah. untuk. membandingkan antara yang seharusnya terjadi dengan sesungguhnya terjadi dalam rangka peneapaian suatu tuj uan tertentu.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(48) 41640.pdf 34. Menurut Abdul (2002), tujuan pengawasan keuangan daerah dalam garis besamya adalah sebagai berikut: a.. Untuk menjamin keamanan seluruh komponen keuangan daerah.. b.. Untuk menjamin dipatuhinya berbagai aturan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah.. c.. Untuk menjamin dilakukannya berbagai upaya penghematan,. KA. efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan keuangan daerah.. Untuk memastikan APBD yang disusun benar-benar sesuai dengan. R. a.. BU. Sedangkan tujuan pengawasan APBD adalah sebagai berikut:. Untuk memastikan bahwa pelaksanaan APBD tersebut benar-benar. AS. b.. TE. rencana strategik dan prioritas progam yang telah ditetapkan.. c.. SI T. sesuai dengan anggaran, aturan-aturan dan tujuan yang ditetapkan, Untuk memastikan bahwa pelaksanaan APBD yang bersangkutan. IV E. R. benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Pengawasan tersebut bukan berarti pemeriksaan, tapi lebih I. U. N. mengarah pada pengawasan untuk menjamin pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam APBD. Hal ini sesuai juga dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 yang sudah direvisi menjadi Kepmendagri Nomor 21 tahun 2011, yang menyatakan bahwa untuk menjamin pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, DPRD melakukan pengawasan atas pelaksanaan APBD. Ini berarti bahwa pengawasan yang dilakukan oleh DPRD merupakan pengawasan ekstemal dan ditekankan pada pencapaian sasaran APBD.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(49) 41640.pdf 35. Bagi pemerintah daerah, adanya pengawasan yang efektif dari DPRD akan bermakna positif untuk meningkatkan kinerja birokasi pemerintahan itu sendiri, yaitu dalam konteks memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, sebagaimana masih menjadi harapan publik selama ini. Pengawasan yang dijalankan oleh DPRD melalui alat alat kelengkapan dan mekanisme kerja yang dimiliki merupakan suatu. KA. pertanggungjawaban posisi DPRD sebagai lembaga politik perwakilan. BU. rakyat (Laksono, 2009).. R. Secara umum, pengawasan yang dilakukan oleh DPRD bertujuan. TE. untuk memelihara akuntabilitas publik, terutama dari lembaga-lembaga. AS. yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan kebijakan dan program. SI T. pemerintahan serta pembangunan.. Pengawasan juga dapat berlangsung pada berbagai tingkatan kebijakan,. ER. program, proyek maupun kasus yang ada sepanjang memiliki ani penting. IV. secara politik strategis.. U. N. Menurut Laksono (2009), pengawasan DPRD sangat diperlukan. bagi pelaksanaan good governance. Hal ini didasarkan pada beberapa. argumentasi atau pemikiran, yaitu: I.. Pertama. Parlemen (DPRD) merupakan representasi rakyat dalam menilai dan mengawasi kinerja pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerah dan melaksanakan undang-undang, kebijakan pemerintah, dan berbagai kebijakan publik lain secara konsisten.. 2.. Kedua,. pengawasan. mengaktualisasi. pelaksanaan. etika. pemerintahan yang baik dan demokratis (good governance).. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. tata.
(50) 41640.pdf 36. 3.. Ketiga, pengawasan dapat digunakan untuk meredarn "penyakit" KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) di kalangan pemerintah, termasuk berdarnpak pada OPR sendiri.. 4.. Keempat, pengawasan memungkinkan terbangunnya hubungan timbal balik (checks and balances) antara lembaga legislatif, eksekutif dan masyarakat sipil. OPRD. dapat. dilakukan. melalui. KA. Pengawasan. beberapa. BU. mekanisme, yaitu rapat keIja, rapat dengar pendapat, rapat dengar. TE R. pendapat umum, dan kunjungan keIja. Oi sarnping itu, pengawasan dilakukan melalui penggunaan hak-hak OPRD, antara lain: hak. TA S. interpelasi, hak angket, hak mengajukan/menganjurkan, memberikan persetujuan, memberikan pertimbangan, dan memberikan pendapat.. SI. Menurut Kaho (2001), dalam Indriani dan Baswir (2003),. ER. menyatakan bahwa untuk melaksanakan fungsi kedua yaitu melakukan. IV. pengawasan,. OPRD. mempunyai. hak. untuk. meminta. laporan. I. U. N. pertanggungjawaban dari Gubernur, Wali Kota, dan Bupati, berhak untuk memperoleh penjelasan dari pemerintah daerah, melakukan pemeriksaan, memberikan usulan-usulan, dan menanyakan pertanyaan dari masing masing anggota. Peraturan Pemerintah Nomor 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Oaerah Pasal 40 menyebutkan bahwa pengawasan atas pelaksanaan APBO dilakukan oleh OPRD. Oalarn penjelasan pasal ini dinyatakan bahwa pengawasan yang dimaksud dalam Ayat ini adalah bukan pemeriksaan tetapi pengawasan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(51) 41640.pdf 37. yang mengarah untuk menJarnrn pencapaian sasaran yang telah ditetapkan APBD.. B. Penelitian Terdahulu Hal yang sangat penting pada tahap perencanaan anggaran adalah perlunya penguatan pada sisi pengawasan. DPRD merupakan lembaga yang. KA. memiliki posisi dan peran strategis terkait dengan pengawasan keuangan. Daerah. menyatakan bahwa pengawasan atas. TE R. Pengelolaan Keuangan. BU. daerah. Peraturan Pemerintah (PP) R1 No. 58 Tahun 2005 tentang. pelaksanaan APBD dilakukan oleh DPRD.. S. Pengawasan terhadap pengelolaan keuangan daerah oleh lembaga. TA. legislatif (DPRD) terhadap lembaga eksekutif (Pemerintah Daerah) sangat. SI. penting dilakukan, karena pengawasan merupakan suatu usaha untuk. ER. menjarnin adanya keserasian antara penyelenggaraan tugas pemerintah di. IV. daerah (di pusat) dan menjarnin kelancaran penyelenggaraan pemerinlah I. U. N. secara berdaya guna dan berhasil guna (Makeuda, 1981 dalam Wilono, 2003). Berdasarkan pada penjelasan tersebut di alas, maka jelas kinelja. anggola DPRD dalarn pengawasan keuangan daerah sangat besar dan memiliki nilai yang sangal strategis untuk dapal mengonlrol kebijakan keuangan daerah secara ekonomis, efisien, efekli f. lransparan. dan akuntabel. Walaupun pada kenyataannya masih lerdapal pemlasalahan dan kelemahan dalam pengelolaan keuangan daerah dari aspek lembaga legislalif, yaitu masih rendahnya kinerja DPRD dalam keseluruhan proses alau siklus anggaran. baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pelaporan maupun. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(52) 41640.pdf 38. pengawasan program keJja eksekutif. Hal ini berakibat program keJja yang ada dalam anggaran daerah belurn sesuai dengan prioritas dan preferensi daerah. Program keJja tersebut cenderung merupakan arahan dari pemerintah atasan, yaitu pemerintah pusat danJatau pemerintah propinsi. Perrnasalahan tersebut menurut pandangan Sastroatmodjo (1995) ada dua tingkat orientasi politik yang mempengaruhi perilaku politik, yaitu sistem. KA. dan individu. Kelemahan yang teJjadi atas peranan legislatif dalam. BU. pengawasan keuangan daerah, karena lemahnya sistem politik ataupun. R. individu sebagai pelaku politik.. TE. Menurut pendekatan behaviorisme, individulah yang dipandang secara. AS. aktual melakukan kegiatan politik, sedangkan perilaku lembaga politik pada. SI T. dasarnya merupakan perilaku individu dengan pola tertentu. Oleh karena itu untuk menjelaskan perilaku suatu lembaga yang perlu ditelaah bukan lalar belakang individu yang secara aktual. IV E. R. lembaganya, melainkan mengendalikan lembaga.. I. U. N. Untuk memberi arah dalam penelitian ini, peneliti melakukan studi kepustakaan terhadap tulisan para peneliti yang telah melakukan penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Pramita, dan Andriyani. (2010) dalam penelitiannya berjudul: "Deterrninasi Hubungan Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Dengan Pengawasan Dewan Pada Keuangan Daerah (APBD) (Studi Empiris pada DPRD Se-Karesidenan Kedu)". materi dalam Simposium Nasional Akuntansi XIII Universitas Jenderal Soedirrnan, Purwokerto, 2010). Hasil penelitiannya sebagai berikut:. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(53) 41640.pdf 39. - Pengaruh pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah (APBD) menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan. Interaksi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan partisipasi masyarakat, komitmen organisasi, akuntabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah (APBD).. KA. - Interaksi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan transparansi. TE R. dewan pada keuangan daerah (APBD).. BU. kebijakan publik tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan. Ini membuktikan anggota dewan sadar bahwa pengetahuan tentang. SI TA. daerah (APBD).. S. anggaran hams mutlak mereka kuasai dalam rangka pengawasan keuangan. Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Sopanah dan Mardiasmo,. ER. (2003), hasil penelitiannya bahwa:. IV. Pengetahuan dewan tentang anggaran berpengaruh signifikan terhadap. U. N. pengawasan keuangan daerah (APBD); Interaksi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan partisipasi masyarakat berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD); Interaksi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan transparansi kebijakan publik tidak signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD). Sementara itu Labay et aI., (2012) dalam penelitiannya berjudul: "Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, Motivasi Kerja, dan Kinerja. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(54) 41640.pdf 40. Anggota DPRD" yang dimuat dalarn Jumal Kebijakan Publik, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2012, halarnan 59-141. Hasil penelitiannya menunjukkan: Adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara kompetensi dengan kinerja anggota DPRD Provinsi Riau; Adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara keterarnpilan dengan kinerja anggota DPRD Provinsi Riau;. KA. Motivasi kerja memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja. BU. anggota DPRD Provinsi Riau.. R. Pengujian hipotesis secara simultan membuktikan bahwa ada. TE. pengaruh yang signifikan dan positif antara kompetensi, keterampilan dan. S. motivasi ketja dengan kinerja anggota DPRD Provinsi Riau yang dilihat dari. TA. nilai signifikansi sebesar 0,000 (pada tingkat kesalahan 5%).. SI. Selanjutnya penelitian yang dilakukan Winarna dan Murni, (2006). ER. dengan judul: "Pengaruh Personal Background, Political Background dan. IV. Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Peran DPRD dalam. U. N. Pengawasan Keuangan Daerah" (Studi Kasus di Karesidenan Surakarta dan Daerah lstimewa Yogyakarta Tahun 2006). Penelitian ini menyimpulkan: Pengetahuan dewan tentang anggaran memiliki pengaruh signifikan terhadap peran DPRD dalam pengawan keuangan daerah; Personal background dan political background secara umum tidak. memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah. Analisis MANOVA juga memperlihatkan bahwa variabel independen personal background dan political background secara individu tidak. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(55) 41640.pdf 41. berpengaruh terhadap variabel dependen peran DPRD dalam pengawasan keuangan. daerah. pada. tahap. perencanaan,. pelaksanaan,. maupun. pertanggungjawaban. Namun variabel pengetahuan dewan tentang anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen peran DPRD dalam. pengawasan. keuangan. daerah. pada. lahap. perencanaan. dan. pertanggungjawaban. yang. dilakukan. oleh. Indriani. (2002),. "Pengaruh. KA. Penelitian. BU. Pengetahuan dan Rules Procedures and Policies (RPPs) terhadap Peranan. TE R. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam Pengawasan Keuangan Daerah" menyimpulkan bahwa; "pengetahuan anggaran berpengaruh secara. S. signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah".. SI TA. Sementara Pramono (2002), menyebutkan bahwa faktor-faktor yang menunjang fungsi pengawasan adalah adanya reformasi dan legitimasi wakil. ER. rakyat, sedangkan faktor-faktor yang menghambat fungsi pengawasan adalah. U. N. prasarana.. IV. minimnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kurangnya sarana dan. Penelitian yang dilakukan oleh Werimon, et al. (2007), dengan judul:. "Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik Terhadap Hubungan Antara Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran dengan Pengawasan Keuangan Daerah (APBD)" (disajikan pada Simposium Nasional Akuntansi X, Unhas Makasar 26-28 Juli 2007). Menyimpulkan bahwa: Pengetahuan Dewan tentang anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah;. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(56) 41640.pdf 42. Partisipasi masyarakat berpengaruh positif signifikan terhadap hubungan antara pengetahuan Dewan tentang anggaran dengan pengawasan keuangan daerah; Tranparansi kebijakan publik berpengaruh positif signifikan terhadap hubungan. antara. pengetahuan. Dewan. tentang. anggaran dengan. pengawasan keuangan daerah;. KA. Pengetahuan dewan tentang anggaran, Partisipasi masyarakat dan. BU. transparansi kebijakan publik, secara bersamaan berpengaruh positif. R. signifikan terhadap Pengawasan keuangan Daerah (APBD).. TE. Kemampuan seorang anggota Dewan dalam melaksanakan tugasnya. SI TA S. atau fungsinya menurut Syahruddin dan Taifur (2001), tidak saja ditentukan oleh kualitas anggota DPRD, tetapi dipengaruhi pula oleh perilaku (moral). ER. anggota DPRD.. Kualifikasi ideal bagi seorang anggota DPRD menurut Yudono. N IV. (2000), bahwa DPRD akan dapat memainkan peranannya dengan baik apabila. U. pimpinan dan anggota-anggotanya memahami benar akan hak, tugas, dan wewenangnya dan mampu mengaplikasikannya secara baik, dan didukung dengan tingkat pendidikan dan. pengalaman di. bidang politik dan. pemerintahan yang memadai. Lebih lanjut penelitian yang dilakukan Murni dan Witono (2003), yang meneliti tentang "pengaruh personal background dan political background terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah". menunjukkan bahwa:. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(57) 41640.pdf 43. Strata pendidikan, latar belakang pekeIjaan dan asal parpol berpengaruh signiflkan terhadap pengawa~an keuangan daerah; Jenis kelarnin, usia, bidang pendidikan, pengalarnan politik, pengalarnan di DPRD, ideologi parpol, dan asal komisi tidak berpengaruh secara signiflkan. Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti tersebut belum. KA. menunjukkan adanya konsistensi dalarn hasil penelitian, oleh karenanya. BU. penulis melakukan penelitian lebih lanjut dengan daerah dan waktu yang. TE. R. berbeda, serta menarnbahkan variabel kompetensi.. AS. C. Kerangka Berpikir. SI T. Kerangka pemikiran teoritis ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel independen yang terdiri dari Kompentesi, Pengetahuan dan. ER. Rules Procedures and Policies (RPPs) terhadap variabel dependen yaitu. IV. kinerja anggota DPRD dalarn pengawasan keuangan daerah.. U. N. Kerangka pemikiran tersebut dapat penulis jabarkan sebagai berikut:. Kompetensi (X I). Pengetahuan (X2). Rules, Procedures and Policies (RPPs) (X3). Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. Kinerja Pengawasan Keuangan Daerah (Y).
(58) 41640.pdf 44. D. Hipotesis Penelitian. Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis, dan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : HI : Kompetensi, Pengetahuan dan Rules Procedures and Policies (RPPs) Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Kinerja Anggota DPRD. BU. KA. dalam Pengawasan Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah.. E. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Sampel. TE. R. 1. Definisi Operasional. Variabel bebas (independent variabef) dalam penelitian ini adalah. AS. Kompetensi, Pengetahuan dan Rules Procedures and Policies (RPPs).. SI T. Sedangkan variabel terikat (dependent. variabef) yang merupakan. ER. perhatian utama adalah Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat. IV. Daerah (DPRD) dalam Pengawasan Keuangan Daerah.. Kompetensi adalah kemampuan anggota DPRD dalam pelaksanaan. U. I). N. Variabel yang dipakai dalam penelitian adalah sebagai berikut:. pekerjaannya secara efisien dan efektif. 2). Pengetahuan adalah kemampuan anggota DPRD tentang anggaran menggunakan hak-haknya secara tepat, melaksanakan tugas dan kewajibannya secara efektif, serta menempatkan kedudukannya secara proposional, mengetahui dalam hal konsepsi teknis penyelenggaraan pemerintah dan kebijakan publik. Dengan mengetahui tentang anggaran diharapkan anggota Dewan dapat mendeteksi adanya. pemborosan dan kebocoran anggaran. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(59) 41640.pdf 45. 3) Rules Procedures and Policies (RPPs) terdiri dari; peraturan (rules) adalah. menentukan. atau. melarang. tindakan. dengan. mengspesifikasikan apa yang boleh dilakukan dan tidak dilakukan. Prosedur (procedures). menunj ukan serangkaian langkah untuk. mencapal tujuan yang diberikan. Sedangkan kebijakan (policies) merupakan. pemyataan. umum. yang. menjadi. KineIja pengawasan keuangan daerah adalah hasil atau tingkat. BU. 4). dalam. KA. pengambilan keputusan.. panduan. R. keberhasilan anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah secara. Pengawasan keuangan daerah terdiri dari:. SI T. 5). AS. pengawasan keuangan daerah.. TE. keseluruhan selama periode tertentu dalam pelaksanaan fungsi. a) Proses penyusunan APBD.. ER. b) Pengesahan APBD. 2.. U. N. IV. c) Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban APBD.. Metode Pengukuran Varaibel Untuk mengukur variabel-variabel yang sudah diidentifikasi digunakan instrumen dan alat ukur sebagai berikut:. Tabel2.1 Operasionalisasi Variabel Jenis. Variabel Dependen. Definisi Konseptual. Nama Variabel Kinerja pengawasan. keuangan daerah.. Kriterial. Ukuran a) Proses penyusunan APBD b) Pengesahan APBD c) Pelaksanaan dan Pertanggung jawaban APBD.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. Skala Penguku~. likert. 3 item. L.
(60) 41640.pdf 46. I. 2. 3. 4. 5. Kompetensi (Xl). Kompetensi adalah adalah kemampuan anggota DPRD dalam pelaksanaan pekerjaannya secara efisien dan efektif.. 5 item. likert. Independen. Pengetahuan (X2). Pengetahuan adalah kemampuan anggota DPRD tentang anggaran menggunakan hak-haknya secara tepat, melaksanakan tugas dan kewajibannya secara efektif, serta menempatkan kedudukannya secara proposional, mengetahui dalam hal konsepsi teknis penyelenggaraan pemerintah dan kebijakan publik. Dengan mengetahui tentang anggaran diharapkan anggota Dewan dapat mendeteksi adanya pemborosan dan kebocoran anggaran.. 5 item. Likert. !ndependen. Rules. Rules: Menentukan atau melarang tindakan dengan mengspesifikasikan apa yang boleh dilakukan dan tidak dilakukan.. TE. R. BU. KA. Independen. Procedures and Policies. AS. (RPPs) (X3). SI T. Procedures: Serangkaian langkah untuk mencapai tujuan yang diberikan.. keputusan.. U. N. IV. ER. Policies: ~ Merupakan pemyataan umum yang ~ menjadi panduan dalam pengambilan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. 7 item. Iikert.
(61) 41640.pdf. BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah survel, seperti dikemukakan Kerlinger (1996) dalam Riduwan (2007), "penelitian survei. KA. adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar atau kecil, tetapi data. BU. yang dipelajari adalah data dari sarnpel yang diambil dari populasi tersebut".. TE R. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota DPRD provinsi Kalimantan Tengah dari jumlah 4S orang yang menerima kuesioner, dan yang. S. mengembalikan kuesioner betjumlah 40 orang. Karena penelitian ini. TA. menggunakan pendekatan sensus, maka seluruh populasi dijadikan sampel,. ER. SI. sehingga sampel dalam penelitian ini menjadi 40 orang. Setelah data dikumpulkan dan diuji validitas dan reliabilitas, maka. N IV. selanjutnya dilakukan pengujian yang berhubungan dengan model statistik. U. yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan Uji Interaksi atau Moderated Regression Analysis (MRA).. MRA merupakan aplikasi khusus regresi linier berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi perkalian dua atau lebih variabel independen (Ghozali, 2002). Analisis statistik data penelitian menggunakan program SPSS (Statistical Product Service Solution) for. Windows versi 17.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 47.
(62) 41640.pdf 48. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mengambil lokasi Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Tengah, sedangkan lamanya penelitian diperkirakan selama 2 bulan sejak bulan Oktober 2013 sampai dengan November 2013.. KA. 2. Jenis Penelitian. BU. Penelitian dilaksanakan dengan jenis penelitian eksplanatori yaitu. dengan. variabel. lainnya atau. S. mempengaruhi variabel lainnya.. bagaimana suatu variabel. TE. variabel. R. penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan-hubungan antara satu. TA. Penelitian ini merupakan penelitian yang menguJl teori-teori. SI. melalui pengukuran variabel penelitian dan melakukan analisis data. ER. dengan prosedur statistik. Tujuan penelitian ini untuk menguji hipotesis. IV. penelitian yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Hasil pengujian. U. N. data digu'nakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan penelitian, mendukung atau menolak hipotesis yang dikembangkan dari telaah teoritis dengan metode deskriptif analitis. Riduwan (2007), menyatakan bahwa metode survei deskriptif adaJah suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Data dan informasi dalam penelitian ini dikumpuJkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Setelah data diperoleh kemudian hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian akan dianalisis untuk menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
(63) 41640.pdf 49. Tujuan akhimya untuk memperoleh gambaran pengaruh Kompetensi, Pengetahuan dan Rules Procedures and Policies (RPPs) terhadap Kinerja Anggota DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah.. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi. KA. Dalam suatu penelitian selalu terdapat populasi yang akan diteliti.. BU. Menurut Arikunto (2006) "populasi adalah keseluruhan dari subyek. TE R. penelitian". Populasi dalam penelitian ini adalah anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah berjumlah 40 orang.. TA S. 2. Teknik Pengambilan Sampel. SI. Menurut Arikunto (2006), "sampel adalah sebagian atau wakil dari. ER. populasi yang diteliti". Sedangkan menurut Narbuko (2009) "sampel. IV. adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu ke~ua. pendapat tersebut dapat disimpulkan. N. penelitian". Berdasarkan. U. bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili populasi untuk dijadikan obyek dalam penelitian. Berdasarkan studi pendahuluan diketahui jumlah anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah berjumlah 45 orang dan yang mengembalikan kuesioner sejumlah 40 orang. Karena jumlah populasi yang sedikit dan untuk keakuratan data penelitian, maka diambil keseluruhan populasi sebagai sampel yaitu 40 orang atau dengan cara sensus yaitu penelitian atas seluruh bagian populasi, dimana nilainya yang membentuk populasi tersebut (Widjaya, 2005).. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.
Gambar
Dokumen terkait
PERAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TERHADAP PEMERINTAHAN DAERAH DI DALAM UU NO. 32 Tahun 2004 menyebabkan perubahan mendasar terhadap
Kinerja Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung Dalam Melaksanakan Fungsi Pengawasan.
PENETAPAN JUMLAH ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAPRAJA JAKARTA RAYA.. PRESIDEN
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang menjadi wakil rakyat mempunyai peran penting untuk merumuskan kebijakan Pemerintah Daerah, anggota DPRD
TUNlANGAN KOMUNIKASI INTENSIF PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAN BELANlA PENUNlANG OPERASIONAL PIMPINAN DEWAN. PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah Dalam Menjalankan
42 ANALISIS PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DPRD MEDAN \TERHADAP KINERJA PEMERINTAH KOTA MEDAN Parlindungan Marpaung 1 dan Julisman Zai 2 Hambatan dari dalam adalah