• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tingkat Profesionalisme (Kompetensi dan Tingkat Pengetahuan) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung terhadap Pengawasan Suatu Anggaran yang Berkualitas.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Tingkat Profesionalisme (Kompetensi dan Tingkat Pengetahuan) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung terhadap Pengawasan Suatu Anggaran yang Berkualitas."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ix Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

This study on the effect of the level of professionalism (competence and knowledge level) supervisory board member of a qualified budget. The purpose of this study was conducted to determine how much influence the level of competence and knowledge of supervisory board member of a qualified budget. This type of research study conducted descriptive analysis and verification. Objects in this research is Bandung City Member of Parliament, while the study sample of 47 Members of Parliament of Bandung. Sample collection method used is purposive sampling, using questionnaires to the respondents which was then analyzed using multiple regression. The hypothesis tested using the F-test and t-test statistic. The significance level used is 5%. Test results showed that the competence of the supervisory board members are qualified to have the budget of a very weak relationship (indirect relationship), whereas the level of knowledge about the budget the council has a direct and positive influence on financial supervision area.

(2)

x Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini mengenai pengaruh tingkat profesionalisme (kompetensi dan tingkat pengetahuan) anggota dewan terhadap pengawasan suatu anggaran yang berkualitas. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi dan tingkat pengetahuan anggota dewan terhadap pengawasan suatu anggaran yang berkualitas. Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian deskriptif analisis dan verifikatif. Objek dalam penelitian ini adalah Anggota DPRD Kota Bandung, sedangkan sampel penelitian yaitu sebesar 47 orang Anggota DPRD Kota Bandung. Metode pengumpulan sampel yang dipakai adalah purposive sampling, dengan menggunakan penyebaran kuesioner terhadap responden yang kemudian dianalisis menggunakan regresi berganda. Hipotesis diuji dengan menggunakan uji-F dan uji-t statistik. Tingkat signifikansi yang dipakai adalah 5%. Hasil pengujian penelitian menunjukkan bahwa kompetensi anggota dewan terhadap pengawasan anggaran yang berkualitas mempunyai hubungan yang sangat lemah (hubungan tidak langsung), sedangkan tingkat pengetahuan dewan tentang anggaran mempunyai hubungan langsung dan berpengaruh positif terhadap pengawasan keuangan daerah.

(3)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... ix

INTISARI ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Konsep Kompetensi ... 9

(4)

xii Universitas Kristen Maranatha

2.1.1.2 Karakteristik Kompetensi ... 13

2.1.2 Definisi Pengetahuan ... 15

2.1.3 Profesionalisme ... 19

2.1.3.1 Definisi Profesi ... 19

2.1.3.2 Definisi Profesional dan Profesionalitas ... 20

2.1.3.3 Definisi Profesionalisme ... 21

2.1.4 Konsep Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) ... 22

2.1.4.1 DPRD ... 22

2.1.4.2 Fungsi DPRD ... 23

2.1.4.3 Tugas dan Wewenang DPRD ... 23

2.1.4.4 Keanggotaan DPRD ... 25

2.1.4.5 Alat Kelengkapan dan Sekretariat DPRD ... 25

2.1.5 Konsep Anggaran Sektor Publik ... 26

2.1.5.1 Fungsi Anggaran Sektor Publik ... 28

2.1.5.2 Karakteristik Anggaran Sektor Publik ... 29

2.1.5.3 Prinsip-Prinsip Penganggaran ... 29

2.1.5.4 Norma Umum Anggaran Sektor Publik ... 30

2.1.5.5 Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik ... 31

2.1.5.6 Evaluasi Sistem Penganggaran ... 33

2.1.6 Konsep Pengawasan Keuangan Daerah oleh DPRD ... 34

2.2 Rerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ... 36

(5)

xiii Universitas Kristen Maranatha

3.1.1 Sejarah DPRD Kota Bandung Periode 2009-2014 ... 41

3.1.2 Visi dan Misi DPRD ... 44

3.1.2.1 Visi ... 44

3.2.2.2 Misi... 46

3.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok serta Hak dan Kewajiban DPRD 48 3.1.4 Komisi-Komisi DPRD Kota Bandung ... 49

3.1.5 Badan-Badan DPRD ... 52

3.2 Metodologi Penelitian ... 53

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 54

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 56

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 59

3.5.1 Uji Validitas Instrumen ... 59

3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... 61

3.6 Teknik Analisis Data ... 62

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 63

3.6.2 Pengujian Statistik ... 69

3.6.3 Pengujian Hipotesis ... 73

3.6.3.1 Penetapan Hipotesis Null dan Hipotesis Alternatif .. 73

3.6.4 Penetapan Tingkat Signifikansi ... 74

3.6.5 Penarikan Simpulan... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data ... 75

(6)

xiv Universitas Kristen Maranatha

4.2 Hasil Analisis Data ... 78

4.2.1 Uji Analisis Regresi ... 78

4.2.2 Uji Koefisien Determinasi ... 81

4.3 Hasil Pengujian Hipotesis ... 82

4.3.1 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 82

4.3.2 Hasil Uji Parsial (Uji-t) ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 88

5.1.1 Kompetensi Anggota Dewan Terhadap Pengawasan Anggaran ... 88

5.1.2 Tingkat Pengetahuan Anggota Dewan Terhadap Pengawasan Anggaran ... 89

5.2 Saran ... 89

5.3 Keterbatasan ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93

LAMPIRAN ... 84

(7)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Job Competency Database Model ... 11

Gambar 2.2 Metode Penelitian ... 40

Gambar 3.1 Histogram Uji Normalitas ... 64

(8)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Keanggotaan Komisi-Komisi DPRD Kota Bandung ... 49

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas ... 60

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 62

Tabel 3.4 Hasil Uji Normalitas Data ... 66

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan VIF Uji Multikolinearitas ... 67

Tabel 3.6 Hasil Uji Durbin-Watson Autokorelasi ... 68

Tabel 3.7 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 69

Tabel 3.8 Interpretasi Nilai Hubungan r dan R ... 71

Tabel 4.1 Hasil Pengumpulan Data ... 75

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Penelitian ... 76

Tabel 4.3 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 79

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ... 81

Tabel 4.5 Hasil Analisis Hipotesis Uji-F ... 82

(9)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A KUESIONER PENELITIAN Lampiran B PENILAIAN SKOR PENELITIAN

Lampiran C HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Lampiran D HASIL UJI STATISTIK NORMALITAS

(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Memasuki abad 21, hampir seluruh negara diberbagai belahan dunia (termasuk Indonesia) menghadapi tantangan besar dalam upaya meningkatkan sistem demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab tantangan tersebut, khususnya di Negara Indonesia adalah dengan diterapkannya sistem otonomi daerah di Negeri ini serta perlu dimilikinya tingkat kompetensi aparatur pemerintah dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan baik dalam pengelolaan pelayanan maupun kebijakan (Mustopadidjaja, 2001).

Langkah yang ditempuh dalam pencapaian otonomi daerah ini adalah dengan reformasi. Reformasi yang diperjuangkan oleh seluruh lapisan masyarakat membawa perubahan dalam kehidupan politik nasional maupun di daerah. Agenda reformasi yang terus-menerus diperjuangkan adalah adanya desentralisasi keuangan dan otonomi daerah. Salah satu kebijakan otonomi daerah yang berhasil digulirkan dalam era reformasi ialah dengan dikeluarkannya Ketetapan MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah: Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan, serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Pusat juga telah menerbitkan berbagai Peraturan Perundang-undangan baik berupa Undang-Undang (UU) maupun Peraturan Pemerintah (PP).

(11)

Undang-Bab I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha Undang No. 22 Tahun 1999 yang direvisi menjadi Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, yang pada prinsipnya mengatur penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang lebih mengutamakan pelaksanaan asas desentralisasi. Didalamnya terjadi perubahan yang signifikan mengenai hubungan legislatif dan eksekutif di daerah, karena kedua lembaga tersebut memiliki “kekuatan” yang sama dan bersifat sejajar menjadi mitra. Tidak hanya itu, Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 yang kemudian direvisi menjadi Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan Pemerintah Pusat dalam upaya meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat serta telah membuka jalan bagi pelaksanaan reformasi sektor publik di Indonesia. Dalam pasal 14 ayat 1 dinyatakan bahwa di daerah dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai Badan Legislatif Daerah dan Pemerintah Daerah sebagai Badan Eksekutif Daerah. Adapun yang dimaksud dengan Pemerintah Daerah adalah kepala daerah beserta perangkat daerah lainnya.

Implikasi positif dari berlakunya Undang-Undang tentang Otonomi Daerah yang berkaitan dengan kedudukan, fungsi dan hak-hak DPRD, diharapkan DPRD selanjutnya merupakan seorang anggota dewan akan dapat lebih aktif didalam menangkap aspirasi yang berkembang dalam masyarakat, yang kemudian mengadopsinya dalam berbagai bentuk kebijakan publik di daerah bersama-sama dengan Kepala Daerah (Bupati dan Walikota) dalam Rima Rosseptalia (2006).

(12)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha mengedepankan akuntanbilitas dan transparansi publik. Sehubungan dengan hal itu, maka peran anggota dewan menjadi sangat meningkat dalam mengontrol kebijakan pemerintahan. Lembaga legislatif mempunyai tiga fungsi yaitu:

1) Fungsi legislasi (fungsi membuat peraturan perundang-undangan), 2) Fungsi anggaran (fungsi menyusun anggaran),

3) Fungsi pengawasan (fungsi untuk mengawasi kinerja eksekutif).

Menurut PP Nomor 105 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Anggaran menjelaskan bahwa:

1) Pengawasan atas anggaran dilakukan oleh dewan,

2) Dewan berwenang memerintahkan pemeriksaan eksternal di daerah untuk melakukan pemeriksaan terhadap pengelolaan anggaran.

Dalam penelitian ini fungsi dewan yang akan dibahas adalah fungsi pengawasan anggaran. Pengawasan anggaran yang dilakukan oleh anggota dewan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (Pramono, 2002). Faktor internal adalah faktor yang dimiliki oleh anggota dewan yang berpengaruh secara langsung terhadap pengawasan yang dilakukan oleh dewan, seperti tingkat kompetensi dan tingkat pengetahuan tentang anggaran. Sedangkan, faktor eksternal adalah pengaruh dari pihak luar terhadap fungsi pengawasan oleh anggota dewan yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap pengawasan yang dilakukan oleh anggota dewan, seperti kebijakan publik.

(13)

Bab I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha ini, karena dilatarbelakangi oleh sejarah perkembangan sistem pemilihan umum aparatur Negara Indonesia yang terjadi dari dulu sampai sekarang. Pemilihan Umum aparatur pemerintahan yang sekarang terjadi merupakan pemilihan umum dengan sistem demokrasi proporsional terbuka. Dimana, itu memberikan pengertian bahwa setiap warga Negara Indonesia mempunyai kedaulatan untuk dipilih dan memilih pemimpin negara, pejabat daerah hingga aparatur perwakilan rakyat. Ini menjadi isu yang menarik untuk disoroti, khususnya untuk aparatur perwakilan rakyat yang telah terpilih sekarang ini apakah benar-benar mempunyai kompetensi dan tingkat pengetahuan sebagai seorang perwakilan rakyat yang dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.

(14)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha berlebihan. Selain itu juga, kini kian marak anggota dewan yang terlibat dengan masalah hukum akibat terkait dengan kasus korupsi. Apakah anggota dewan yang menjadi wakil rakyat sekarang ini benar-benar memiliki kompetensi sebagai dewan?

Tidak hanya itu, mengenai bursa pencalonan menjadi anggota dewan juga menjadi pembahasan yang menarik. Karena, setiap anggota masyarakat yang ingin menjadi wakil rakyat bisa mengajukan diri dalam bursa pencalonan asalkan memenuhi persyaratan pendidikan, latar belakang profesi, tercatat sebagai kader partai (walaupun tidak dilihat lamanya duduk sebagai kader partai) dan memiliki pengetahuan khusus sebagai wakil rakyat tidak begitu diperhitungkan selama mereka lolos kualifikasi persyaratan yang diajukan partai politik ditempatnya bernaung serta persyaratan yang akan diajukan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

(15)

Bab I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha masyarakat memberikan citra negatif pada anggota dewan saat ini. Untuk itu perlu dilihat dan dikaji lebih mendalam mengenai kompetensi dan pengetahuan yang dimiliki oleh anggota dewan untuk mendukung kinerjanya diparlemen.

Menariknya isu mengenai anggota dewan ini, khususnya mengenai fungsi yang dimiliki yaitu fungsi pengawasan, membuat masyarakat khususnya dari bidang pendidikan tertarik untuk membuat penelitian mengenai anggota dewan sebagai objek yang ditelitinya. Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan seperti penelitian milik: (1) Iman Abdurachman (2009) dengan judul “pengaruh kompetensi aparatur terhadap kualitas laporan keuangan organisasi perangkat daerah.” Hasil penelitiannya membuktikan bahwa kompetensi memiliki hubungan terhadap kualitas laporan keuangan organisasi perangkat daerah. (2) Rima Rosseptalia (2006) berjudul “pengaruh pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap pengawasan keuangan

daerah dengan variabel moderator partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik”. (3) Jaka Winarna dan Sri Murni (2006) mengenai “pengaruh personal

background, political background, dan pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah” serta Farid Rachmad (2009) mengenai “pengaruh fungsi pengawasan keuangan daerah oleh DPRD

terhadap efektivitas pengelolaan keuangan satuan kerja perangkat daerah.” Hasil

yang diperlihatkan dari penelitian-penelitian tersebut menunjukkan adanya pengaruh kualitas anggota dewan terhadap kinerja yang dihasilkannya.

(16)

Bab I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha dan Tingkat Pengetahuan) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung Terhadap Pengawasan Suatu Anggaran Yang Berkualitas”. Dalam penelitian ini, penulis membatasi fokus pada tingkat profesionalisme kedalam dua bagian pokok yaitu kompetensi dan tingkat pengetahuan yang dimiliki anggota dewan terhadap pengawasan suatu anggaran daerah yang berkualitas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan tersebut, maka rumusan masalah yang bertujuan untuk mendapatkan pembahasan secara mendalam dan terperinci sehingga pihak yang membaca penelitian ini dapat mengerti sepenuhnya masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah tingkat profesionalisme (kompetensi) berpengaruh terhadap peran Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung dalam pengawasan suatu anggaran yang berkualitas ?

2. Apakah tingkat profesionalisme (tingkat pengetahuan) berpengaruh terhadap peran Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung dalam pengawasan suatu anggaran yang berkualitas ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

(17)

Bab I Pendahuluan 8

Universitas Kristen Maranatha 2. Untuk mengetahui apakah tingkat profesionalisme (tingkat pengetahuan)

berpengaruh terhadap peran Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bandung dalam pengawasan suatu anggaran yang berkualitas.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang relevan dan bermanfaat kepada pihak-pihak yaitu diantaranya:

1. Bagi Pemerintah Daerah dan Masyarakat Umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai bagaimana peranan DPRD dalam pengawasan anggaran yang berkualitas, sehingga akan dapat dimanfaatkan untuk mengevaluasi dan menilai kinerja DPRD.

2. Bagi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) khususnya Kota Bandung, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah khususnya peranan DPRD dalam pengawasan anggaran yang berkualitas dalam rangka mewujudkan good governance. Sehingga, Anggota DPRD diharapkan dapat membuat program yang berkontribusi pada peningkatan kualitas dan kapabilitasnya.

3. Bagi Partai Politik, hasil penelitian diharapkan menjadi masukan atau acuan dalam melakukan evaluasi dan seleksi terhadap kader/calon legislatif bagi masing-masing partai.

(18)

88 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi mengenai simpulan dari

keseluruhan hasil penelitian dari bab satu hingga bab empat, agar hasil yang

diperoleh dapat dilihat kelayakannya. Selain itu, bab ini berisi mengenai saran dan

keterbatasan penelitian yang dapat diajukan kepada objek dan lokasi yang diteliti,

untuk membantu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya dan untuk perbaikan

penelitian sejenis dimasa yang akan datang.

5.1 Simpulan

5.1.1 Kompetensi Anggota Dewan Terhadap Pengawasan Anggaran

Kompetensianggota dewan terhadap pengawasan anggaran yang berkualitas

dapat dikatakan tidak memiliki hubungan langsung. Berdasarkan hasil analisis

regresi (b1=0,002; p=0,992) menunjukkan bahwa variabel kompetensi anggota

dewan (X1) memiliki hubungan tidak langsung terhadap pengawasan anggaran yang

berkualitas (Y) lebih kuat dibandingkan hubungan langsung, karena hubungan

langsung antara variabel kompetensi anggota dewan dengan pengawasan anggaran

yang berkualitas sangat lemah dan tidak signifikan. Hasil penelitian ini mendukung

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Iman Abdurachman (2009). Dapat

(19)

Bab V Simpulan dan Saran 89

Universitas Kristen Maranatha

5.1.2 Tingkat Pengetahuan Anggota Dewan Terhadap Pengawasan Anggaran

Tingkat pengetahuan anggota dewan tentang anggaran berpengaruh terhadap

pengawasan anggaran yang berkualitas. Berdasarkan hasil analisis regresi (b2=0,413;

p=0,017) menunjukkan bahwa variabel tingkat pengetahuan anggota dewan (X2)

memiliki hubungan positif dan pengaruh yang sangat signifikan terhadap

pengawasan anggaran yang berkualitas (Y). Dimana, dapat disimpulkan bahwa:

“semakin tinggi tingkat pengetahuan atau kemampuan anggota dewan terhadap

hal-hal yang berkaitan dengan anggaran, maka pengawasan anggaran yang berkualitas

dapat dilakukan dengan semakin baik juga”. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Sopanah (2003) dan Rima

Rosseptalia (2006) yang menyebutkan bahwa kualitas anggota dewan yang dapat

diukur dari pengetahuan yang dimilikinya akan mempengaruhi kinerja dewan

khususnya pada saat melakukan pengawasan keuangan daerah.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa

saran yang diusulkan penulis antara lain:

 Bagi pemerintah daerah dan masyarakat umum, untuk mendapatkan dan

menciptakan anggota dewan yang benar-benar berkompeten dalam upaya

pembangunan daerah (khususnya melalui pengawasan anggaran), diperlukan

juga kontrol dan partisipasi (peran serta) baik dari pemerintah daerah dan

juga masyarakat secara lebih aktif dan mendalam. Sehingga, pemerintah

(20)

Bab V Simpulan dan Saran 90

Universitas Kristen Maranatha memantau, mengevaluasi dan menilai kinerja Anggota DPRD agar dapat

melakukan tugas dan fungsinya (terutama pengawasan anggaran) dengan

lebih baik lagi, itu dilakukan untuk menciptakan pembangunan daerah ke

arah yang lebih baik dan maju lagi.

 Bagi anggota dewan khususnya DPRD Kota Bandung, tingkat pengetahuan

mengenai anggaran yang sudah dimiliki hendaknya dipertahankan dan terus

ditingkatkan. Namun, faktor kompetensi juga tidak bisa diabaikan begitu saja

(walaupun hubungan yang dihasilkannya lemah terhadap pengawasan

anggaran) karena secara tidak langsung turut mendukung tugas pengawasan

anggaran anggota dewan. Faktor lain seperti pengalaman, latar belakang

pribadi dan politik yang dimiliki serta pengawasan internal dalam DPRD itu

sendiri menjadi faktor yang perlu diperhatikan guna pelaksanaan tugas

sebagai anggota dewan (khususnya terhadap pengawasan anggaran),

hendaknya juga melaksanakan program pemberdayaan bagi para anggota

dewan dalam bidang keuangan dan panitia anggaran baik melalui pelatihan

ataupun workshop.

 Bagi partai politik, untuk menciptakan anggota dewan yang berkompeten

dalam bidang pembangunan daerah (khususnya pengawasan anggaran) maka

diperlukan mekanisme perekrutan kader partai yang akan maju sebagai calon

anggota dewan yang benar-benar sesuai dan melakukan peningkatan

langkah-langkah strategis dalam pembinaan dan pengembangan kompetensi dan

pengetahuan anggota dewan yang pada akhirnya dapat tercipta peningkatan

(21)

Bab V Simpulan dan Saran 91

Universitas Kristen Maranatha  Bagi akademisi, jika memiliki keinginan mengkaji ulang topik penelitian ini

hendaknya dapat mengembangkannya pada faktor-faktor lain yang juga dapat

mempengaruhi terciptanya pengawasan anggaran yang berkualitas, seperti:

faktor transparansi kebijakan publik, partisipasi masyarakat, latar belakang

berpolitik ataupun pengawasan internal. Agar informasi mengenai

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pengawasan anggaran yang

dilakukan anggota dewan bisa lebih beragam dan itu dapat bermanfaat bagi

kemajuan anggota dewan itu sendiri dalam melaksanakan tugasnya serta

pembangunan daerah ke arah yang lebih baik lagi.

 Bagi penelitian selanjutnya yang berminat mengkaji ulang topik penelitian

ini, sebaiknya dapat melakukan penelitian dibeberapa daerah lain sehingga

memperoleh sampel yang lebih banyak lagi dan didapatkan hasil penelitian

yang lebih akurat, lebih baik dan dapat digeneralisasikan mengenai

pengawasan anggaran yang dilakukan oleh anggota dewan.

5.3 Keterbatasan

 Penggunaan metode survey (penggunaan kuesioner) dalam penelitian ini

mengakibatkan tidak dapat dilakukannya pengendalian atas jawaban yang

diberikan responden. Persepsi responden belum tentu memperlihatkan

keadaan yang sebenarnya (self rating) bisa menilai lebih atau kurang terhadap

dirinya secara personal serta pekerjaan yang dia kerjaan, karena penelitian ini

tidak disertai dengan wawancara secara langsung pada responden.

(22)

Bab V Simpulan dan Saran 92

Universitas Kristen Maranatha penelitian menghabiskan waktu lebih lama dari waktu yang telah ditetapkan

sebelumnya, untuk itu diperlukan persiapan yang sangat matang dan panjang

untuk melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan.

 Penelitian ini membatasi sampel pada Anggota DPRD Kota Bandung

sebanyak 47 orang, maka dari itu belum bisa dijadikan hasil penelitian yang

benar-benar menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Perlu ada

penelitian serupa dengan sampel yang lebih banyak dan jangkauan yang lebih

luas agar hasil penelitian mendapatkan kekonsistensian dan dapat

(23)

93 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah. (1997). Mekanisme Pengawasan APBD di Kabupaten Sleman. Tesis Pasca Sarjana, MAP, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Anthony dan Govindarajan. (2003). Sistem Pengendalian Manajemen. Salemba Empat, Yogyakarta.

Arikunto. (2006). Kategori Pengetahuan. Diakses dari alamat: http://digilib.unimus. ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nurlailag2-5198-3bab2.pdf pada tanggal 2 Oktober 2011

Azwar, S. (2001). Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Badan Kepegawaian Negara (BKN). (2000). Surat Keputusan Kepala BKN Nomor 43 Tahun 2001 Tentang Standar Kompetensi Jabatan. BKN. Jakarta.

Bastian, Indra. (2006). Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Erlangga, Jakarta.

Boyatzis, Richard, E. (2008). Competencies in The 21st Century. Journal of Management Development. Vol. 27 No. 1, pp. 5-12.

Buyung Ahmad. (2007). Kompeten dan Kompetensi. 2 Oktober 2007 diakses dari http://deroe.wordpress.com/2007/10/05/kompeten-dan-kompetensi/ pada tang-gal 2 Oktober 2011.

Farid Rachmad. (2009). Pengaruh Fungsi Pengawasan Keuangan Daerah Oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Efektavitas Pengelolaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Universitas Padjajaran. Bandung.

(24)

94 Universitas Kristen Maranatha Gordon. Pengertian Pengetahuan Menurut Para Ahli. Diakses dari alamat

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2197076-pengertian

pengetahuan-menurut-para-ahli/#ixzz1bl0vYo7l pada tanggal 2 Oktober 2011.

Halim. A, Achmad Tjahjono dan Muh. Fakir Hesein. (2000). Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Revisi. UUP AMP YKPN, Yogyakarta.

Halim, A. (2001). Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. UUP AMP YKPN, Yogyakarta.

Hairr et al. (1998). Multivariate Data Analisis. Fifth Edition. Prentice-Hall International, New Jesey.

Iman Abdurachman. (2009). Pengaruh Kompetensi Aparatur Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Organisasi Perangkat Daerah. Program Sarjana, Universitas Padjajaran, Bandung.

Indradi dan Syamsiar. (2001). Pengaruh Pendidikan & Pengalaman Anggota DPRD Dengan Proses Pembuatan Peraturan Daerah. Tesis, Program Pasca Sarjana Ilmu Administrasi Negara, Universitas Brawijaya, Malang (tidak dipublikasikan).

Jaka Winarna dan Sri Murni. (2006). Pengaruh Personal Background, Political Background dan Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Peran DPRD Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Kasus Di Karesidenan Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2006). Simposium Nasional Akuntansi X, Universitas Hasanudin, 26-28 Juli 2007.

Jogiyanto. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis, Salah Kaprah dan Pengalaman. Edisi 2007. BPFE, Yogyakarta.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kebijaksanaan Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 1999/2000.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25/KEP/M.PAN/4/2002 Tentang Buku Pedoman Pengembangan Budaya Kerja.

(25)

95 Universitas Kristen Maranatha Mardiasmo. (2002). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi, Yogyakarta.

Mardiasmo. (2001). Pengawasan, Pengendalian dan Pemeriksaan Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. No.3. Volume 2. Halaman 441-456.

Mustopadidjaja. (2005). Manajemen Proses Kebijakan Publik (Formulasi, Implementasi dan Evaluasi Belajar), Jakarta: LAN & Duta Pertiwi Foundation.

Notoadmodjo. (2003). Pengertian Pengetahuan. Diakses dari alamat http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nurlailag2-5198- 3bab2.pdf pada tanggal 2 Oktober 2011

Nyoman Rudana. (2005). Pengaruh Kompetensi dan Komunikasi Interpersonal Terhadap Kualitas Pelayanan Publik. STIA LAN. Jakarta.

Pramono, Agus H. (2002). Pengawasan Legislative terhadap Eksekutif dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Tesis S2, Program Pasca Sarjana Ilmu Administrasi Negara, Universitas Brawijaya, Padang (tidak dipublikasikan).

Republik Indonesia. (2001). Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Anggaran. Citra Umbara, Bandung.

Republik Indonesia. (2004). Himpunan Undang-Undang Republik Indonesia. Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia, Jakarta.

Republik Indonesia. (1998). Ketetapan MPR Nomor XV/MPR/1998 Tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah: Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Pusat juga telah menerbitkan berbagai Peraturan Perundang- undangan baik berupa Undang-Undang maupun Peraturan Pemerintah.

Republik Indonesia. (2001). Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

(26)

96 Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah. Departemen Komunikasi dan Informatika, Jakarta.

Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009, Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.

Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004, Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Departemen Komunikasi dan Informatika, Jakarta.

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 56 Tahun 2005 Tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah. Departemen Komunikasi dan Informatika, Jakarta.

Rima Rosseptalia. (2006). Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Variabel Moderator Partisipasi Masyarakat Dan Transparansi Kebijakan Publik. Program Sarjana, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Santoso, Singgih. (2003). Buku Latihan Statistik Parametrik. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sekaran, Uma. (1992). Business Research Methods. Mc.Graw-Hill Book Company,

Inc., New York.

Sharma, S. Richard. M. Durand, and O. Gur-Arie. “Identification and Analysis of

Moderator Variables.” Journal of Marketing Research, 18 (8) Aug, pp.291.61.

(27)

97 Universitas Kristen Maranatha Kinerja Managerial dengan Variabel Moderating Job-Relevant Information dan Kecukupan Anggaran. Jurnal Akuntansi. No.1. Vol.1 hal.17-39.

Sopanah dan Mardiasmo. (2003). Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik Terhadap Hubungan antara Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Dengan Pengawasan Keuangan Daerah, Simposium Nasional Akuntansi VI, Semarang, hal. 1160-1173.

Spencer, Lyle M. Jr and Signe M., Spencer. (1993). Competence at Work Models for Superior Performance, New York, John Willey & Sons, Ic.

Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Cetakan Kelima belas. Alfabeta, Bandung.

Sutamoto, Tejo. (2002). Pengaruh Kualitas SDM Aparatur terhadap Kinerja Pegawai. Tesis S2, Program Pasca Sarjana Ilmu Administrasi Negara, Universitas Brawijaya, Malang (tidak dipublikasikan).

Yudono, Bambang. (2002). Optimalisasi Peran DPRD dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2011, dari alamat: http://www.bangda.depdagri.go.id./jurnal/jendela3.html

Zainuddin et al. (2002). Kompleksitas Persoalan Otonomi Daerah di Indonesia. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

http://www.dprd-bandungkota.go.id diunduh pada tanggal 6 November 2011

http://dprd.jabarprov.go.id diunduh pada tanggal 6 November 2011

Referensi

Dokumen terkait

Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan..

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses yang dilakukan suatu organisasi atau perusahaan untuk memastikan bahwa sumber daya manusia yang ada digunakan secara efektif

Selain itu untuk membahas permasalahan-permasalahan yang akan dihadapi, maka metode serta alat analisis yang digunakan haruslah berhubungan dan menjadi dasar evaluasi

Ketika pengguna mencari transkripsi fonetik sebuah kata atau beberapa kata namun kata tersebut tidak tersedia transkripsi fonetiknya di dalam database maka pada kolom

Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa mampu menjelaskan metoda dan teknik pembuatan bahan dekorasi patiseri Jumlah Pertemuaan : 2 (satu) kali. Pertemuan Tujuan Pembelajaran

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) anggapan dasar tentang kerja pada pengrajin pandai besi yaitu di anggap sebagai pekerjaan utama (2) pengrajin pandai besi

Penelitian lain [18] yang bertujuan untuk meninjau model dari deep learning dalam mendeteksi dan memprediksi Coronavairus, peneliti meninjau lebih banyak publikasi mengenai

berkesinambungan membutuhkan berkoordinasi dengan semua bidang baik pada tingkat universitas (akademik dan non akademik), fakultas dan program pascasarjana, maupun program